Setiap industri pasti tidak akan terlepas dari adanya potensi bahaya/resiko kecelakaan. Kecelakaan adalah kejadian yang tidak diinginkan yang dapat menimbulkan kerugian baik materil ataupun non materil. Bagi perusahaan besar (menengah ke atas) yang menggunakan peralatan yang lebih modern seperti bejana bertekanan, pipa penyalur fluida bersuhu tinggi dan ruang bakar (furnace) , tentunya dampak yang ditimbulkan bila terjadi kecelakaan akan sangat besar. Pada era industri yang masih berlangsung saat ini hampir semua perusahaan saat ini tidak akan terlepas dari penggunaan hydrocarbons seperti CH4 (methane) dan propane yang merupakan unsur penyusun dominan yang ada pada natural gas . Dunia dimana kita tinggal telah menjadi
ketergantungan
atas
suplai
hydrocarbon
liquid.
Semua
hydrocarbon, yang bereaksi dengan oksigen adalah pelepas panas yang
dahsyat.(Clifford, 2014). PT. XZ merupakan salah satu industri atau perusahaan yang bergerak dalam pengolahan dan pemanfaatan hydrocarbon liquid dengan luas area 64150 m2. PT. XY di Indonesia mengolah oli bekas (used oil) menjadi beberapa jenis produk seperti Gasoil Engine Oils, Diesel Engine Oils, Motorcycle Engine Oils (2T Plus, 2T Smokeless, Racing 2T, Speed 2T, 4T Super, 4T Supra, 4T Matic, Racing 4T), Differential & Tranmission Oils dan Automotive Specialities dengan produksi 40.000 MT per tahun serta produk-produk tersebut telah dipasarkan ke mancanegara dan telah memiliki beberapa sertifikat perusahaan seperti SMK3 dengan nilai 95,18% di tahun 2014, ISO 9001, ISO 14001, serta OHSAS 18001. Proses pengolahan used oil yang ada di PT. XY adalah Preflash, TDA (Thermal de Asphalting) dan Hydrofinishing. Proses TDA (Thermal De Asphalting) merupakan proses yang bertujuan untuk memisahkan fraksi-fraksi LGO/GO/SLF/LLF/HLF dan
Asphalt. Di dalam TDA terdapat furnace PH-401 yang berfungsi untuk
menaikan temperatur DHY oil antara 370 375
dan untuk
mengeringkan steam medium menjadi super heated steam. Selain menjadi
bagian yang sangat vital dalam TDA process, PH-401juga sangat diperhatikan pengamanannya karena akan berakibat fatal atau kerugian yang besar bila terjadi failure atau kecelakaan. PH-401 pernah mengalami flush back (nyala balik) api pembakaran kembali menuju inlet natural gas yang beresiko terjadinya ledakan. Furnace yang ada di industri perlu mendapat perhatian khusus mengenai keamanan dalam pengoperasiannya dan pengendalian terhadap potensi bahaya yang ada. Jika tidak akan berisiko terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan itu sendiri. Seperti kecelakaan yang terjadi dalam sebuah industri di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat . Sebuah furnace yang dimiliki Carbide Industries meledak pada 7 Februari 2013 yang mengakibatkan dua korban jiwa dan dua orang terluka. Dan pada hari senin, 4 Januari 2016 sekitar pukul 06.15 a.m. sebuah furnace meledak di warren industrial facility yang berlokasi di 23601 Hoover Road Warren, Michigan, Jerman.
Kecelakaan ini
mengakibatkan satu orang mengalami luka bakar derajat dua.
Sesuai dengan Undang-Undang No 1 tahun 1970 BAB 3 Pasal 3 dan Pasal 16, Pengusaha yang mempergunakan tempat-tempat kerja yang sudah ada wajib melakukan pengupayaan untuk memenuhi ketentuanketentuan yang berlaku salah satunya tentang syarat-syarat keselamatan kerja yang diantaranya adalah mencegah dan mengurangi kecelakaan, mencegah dan mengurangi bahaya ledakan dan menyesuaikan dan menyempurnakan
pengamanan
pada
pekerjaan
yang
bahaya
kecelakaannya menjadi tinggi.
Dengan mengetahui itu semua perlu dilakukan identifikasi potensi bahaya yang akan timbul dan mengevaluasi penyebab kegagalan atau kerusakan pada setiap komponen sehingga penyebab dari kegagalan tersebut dapat diketahui dan dicegah sedini mungkin dengan melakukan perawatan, perbaikan, tindakan pencegahan atau pengendalian dan
mitigasi jika terjadi kegagalan atau kerusakan pada komponen peralatan
yang ada pada furnace PH-401. Namun karena tingkat kompleksitas dari fasilitas produksi atau proses pengolahan produk yang modern dan semakin berkembang, hal itu membuat
operator
kesulitan
untuk
mempertimbangkan
atau
mengantisipasi semua kemungkinan interaksi atau pengaruh timbal balik
jika terjadi suatu masalah. ( Health and Safety Executive, 2008). tidak terkecuali semua pekerja atau semua orang yang berada pada lingkungan kerja. Oleh karena itu diperlukan metode yang tepat untuk melakukan identifikasi bahaya. Dan metode yang digunakan adalah bow tie analysis. Alasan digunakannya metode bowtie analysis dalam tugas akhir ini adalah karena metode ini belum banyak dikenal namun telah diterapkan di berbagai sektor industri seperti oil and gas exploration and production, chemical processing, defence and security shipping (including ports and harbours), packaging and logistics, medical, penerbangan,mining dan emergency response (ABS Consulting). Dan sekarang menyebar luas antara perusahaan, industri, negara dan dari industri ke pembuat regulasi seperti Abu Dhabi National Oil Company, UK Health and Safety Executive, French Goverment, Land Transport Safety Authority of New Zealand, International Association of Drilling Contractor. (Gareth, 2007) Selain itu bow tie diagrams menyediakan simple visual demonstration dimana resiko dikendalikan. Ini memberikan pemahaman kepada semua level, termasuk non-risk specialist, memberikan setiap orang kesempatan untuk meninjau kontrol yang ada di lapangan dan untuk mengidentifikasi segala kemungkinan untuk dilakukannya improvement. (Owain Tucker, et al, 2013). Visualisasi interaksi antara risk element
ini memberikan
representasi untuk lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh mereka
yang pada umumnya bukan seorang yang ahli dalam safety and risk, tetapi lebih kepada ahli dalam prakteknya langsungnya (e.g Air Trafiic Control). Hal ini bersifat krusial jika risk management adalah aktifitas yang di
(undertaken) oleh mereka yang bertanggung jawab atas keselamatan dari
pada mereka yang di luar safety departement. (Acfield and Weaver, 2012). Keterlibatan dari tenaga kerja itu sendiri juga sangat penting. Manajemen resiko adalah tanggung jawab dari line managers dan orang-orang yang berada di bawahnya. Semua staff dapat melihat kenapa apa yang mereka lakukan adalah krusial dalam pengendalian resiko. Sejumlah software tersedia untuk membuat bow-ties dan mengatur informasi di belakang diagram. Software ideal untuk mempercepat pembuatan bow-ties diagram dan mengorganisir informasi untuk pemeriksaan untuk waktu yang akan datang , pemulihan atau perbaikan dan pembaruan Oleh karenanya bow tie analysis ini memiliki aplikasi atau software khusus untuk mempermudah dalam pengambaran bow tie diagram dari objek atau system yang akan diidentifikasi. Beberapa contoh diantaranya adalah BowTie Pro tm, THESIS dan BowTieXP. Dan dalam tugas akhir ini software yang digunakan adalah BowTieXP. Alasan pemilihan software ini adalah karena software tersebut adalah keluaran terbaru, memiliki beberapa tipe, lebih mudah dalam penggunaannya dan memiliki tampilan visual yang lebih jelas dan menarik. (GCPS, 2010) Bow tie Anaysis dapat digunakan untuk segala jenis resiko seperti : kebocoran minyak yang dapat menimbulkan ledakan, bahan beracun (toxic) di dalam process plant, tangki pecah, confined space entry with internal hazard. Fall protection, bahaya terkena reruntuhan, welding atau cutting hot work, tumpahan minyak ke tanah, bekerja dengan bahan kimia, dan sebagainya (Arthur, 2014). Menurut Hauptmanns, 2015. Langkah pertama untuk desain dan operasi yang aman dalam suatu process plant adalah safety concept. ini dimengerti meliputi semua tindakan yang bersifat organisasional dan teknis dalam plant dan operasi yang bertujuan untuk controlling unavoidable hazard potential, avoiding malfunctions and limiting the consequences of malfunctions. Hal ini sesuai dengan konsep bow tie analysis yaitu melakukan tindakan pengendalian (kontrol) dengan mencegah terjadinya event dari potensi bahaya ada dan mengurangi
dampak yang ditimbulkannya serta menghindari terjadinya kegagalan dari
kontrol itu sendiri. Karena metode ini lebih berfokus pada preventive dan mitigating control yang berupa barrier. Maka untuk menentukan kecukupan dan keefektifitasan dari barrier yang ada dan memberikan rekomendasi barrier tambahan bila belum mencukupi atau penggantian barrier yang kurang efektif, dapat dilakukan analisa barrier. Dengan adanya
identifikasi bahaya dan analisa barrier ini,
diharapkan PT XY dapat mengetahui potensi bahaya apa saja yang ada
secara lebih jelas dan dapat melakukan upaya pengendalian yang tepat sesuai dengan kondisi yang ada di dalam perusahaan. Serta seluruh pengurus dan pekerja dapat ikut bergabung bahu membahu dan bekerjasama mewujudkan tempat kerja yang aman, sehat dan selamat. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana mengidentifikasi dan menganalisa potensi bahaya dan konsekuensi yang dapat ditimbulkan pada furnace PH-401? 2. Bagaimana menentukan preventive controls dan mitigating measures pada furnace PH-401? 3. Bagaimana menganalisa
barrier-barrier apa saja yang ada dan
memberikan rekomendasi yang sesuai ?
1.3 Tujuan 1. Dapat
mengidentifikasi
dan
menganalisa
potensi
bahaya
dan
konsekuensi yang dapat ditimbulkan pada furnace PH-401
2. Dapat menentukan preventive controls dan mitigating measures pada furnace PH-401 3. Dapat menganalisa barrier-barrier apa saja yang ada dan memberikan rekomendasi yang sesuai 1.4 Manfaat 1. Menjadi referensi tambahan untuk pelajar atau mahasiswa dan para profesional dalam mengembangakan teknik atau metode identifikasi bahaya untuk mengurangi resiko dan menambah efektivitas dari upaya pencegahan dan penanggulangan kecelakaan.
2. Dapat memberikan masukan atau rekomendasi bagi PT XY tentang
tindakan pencegahan dan pengurangan dampak kecelakaan sehingga diharapkan dapat meminimalisir resiko terjadinya kecelakaan yang ada. 1.5 Batasan Masalah 1. Objek yang akan dilakukan penelitian adalah furnace PH-401 2. Metode identifikasi bahaya yang digunakan adalah bow tie analysis 3. Pemberian rekomendasi berdasarkan analisa barrier yang dibuktikan dengan menggunakan bow tie analysis dalam penelitian.