Anda di halaman 1dari 19

STRESS DAN ADAPTASI

EMOSI, STRESS DAN ADAPTASI


A. EMOSI
Emosi adalah hal yang begitu saja terjadi dalam hidup kita. Bisa perasaan marah, takut, sedih,
senang, benci cinta, antusias, bosan dll sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi pada kita.
Munurut Daniel Golemen, emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya,
suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.
B. STRES
Menurut Selye tahun 1976, Stres adalah segala situasi dimana tuntutan non spesifik
mengharuskan seorang individu untuk berespon atau melakukan tindakan.
Menurut Hans Selye tahun 1950, Stres adalah respons tubuh tubuh yang bersifat tidak spesifik
terhadap setiap tuntutan atau beban di atasnya.
Macam-macam stres, antara lain:
1. Stres fisik
Stres fisik yang disebabkan karena keadaan fisik seperti karena temperatur yang tinggi atau yang
sangat rendah, suara yang bising, sinar matahari atau tegangan arus listrik.
2. Stres kimiawi
Stres ini disebabkan karena zat kimia seperti adanya obat-obatan, zat beracun, asam basa, faktor
hormon atau gas dan prinsipnya karena pengaruh senyawa kimia.
3. Stres mikrobiologik
Stres ini disebabkan karena kuman seperti adanya virus, bakteri atau parasit.
4. Stres fisiologik
Stres yang disebabkan karena gangguan fungsi organ tubuh di antaranya gangguan dari struktur
tubuh, fungsi jaringan, organ dan lain-lain.
5. Stres proses pertumbuhan dan perkembangan
Stres yang disebabkan karena proses pertumbuhan dan perkembangan sperti pada pubertas,
perkawinan dan proses lanjut usia.
6. Stres psikis atau emosional
Stres yang disebabkan karena gangguan situasi psikologis atau ketidakmampuan kondisi
psikologis untuk menyesuaikan diri seperti hubungan interpersonal, sosial budaya atau faktor
keagamaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi stress
Respons terhadap stresor yang diberikan setiap individu akan berbeda berdasarkan faktor yang
akan mempengaruhi dari stresor tersebut, dan coping yang dimiliki individu, di antara stresor
yang dapat mempengaruhi respons tubuh antara lain:
1. Sifat stresor
Sifat stresor merupakan faktor yang dapat mempengaruhi respons tubuh terhadap stresor. Sifat
stesor ini dapat berupa tiba-tiba atau berangsur-angsur, sifat ini pada setiap individu dapat
berbeda tergantung dari pemahaman tentang arti stresor.
2. Durasi stresor
Lamanya stresor yang dialami klien akan mempengaruhi respons tubuh. Apabila stresor yang
dialami lebih lama, maka respons yang dilaminya juga akan lebih lama dan dapat mempengaruhi

dari fungsi tubuh yang lain.


3. Jumlah stresor
Jumlah stresor yang dialami seseorang dapat menentuka respons tubuh. Semakin banyak stresor
yang dialami pada seseorang, dapat menimbulkan dampak besar bagi fungsi tubuh juga
sebaliknya dengan jumlah stresor yang dialami banyak dan kemampuan adaptasi baik, maka
seseorang akan memiliki kemampuan dalam mengatasinya.
4. Pengalaman masa lalu
Pengalaman ini juga dapat mempengaruhi respons tubuh terhadap stresoryang dimiliki. Semakin
banyak stresor dan pengalaman yang dialami dan mampu menghadapinya, maka semakin baik
dalam mengatasinya sehingga kemampuan adaptifnya akan semakin baik pula.
5. Tipe kepribadian
Tipe kepribadian seseorang juga dapat mempengaruhi respons terhadap stresor. Apabila
seseorang yang memiliki tipe kepribadian A, maka lebih rentan terkena stress dibandingkan
dengan tipe kepribadian B. tipe kepribadian A memiliki ciri ambisius, agresif, kompetitif, kurang
sabar, mudah tegang, mudah tersinggung, mudah marah, memiliki kewaspadaan yang berlebihan,
berbicara cepat, bekerja tidak kenal waktu, pandai berorganisasi dan memimpin atau
memerintah, lebih suka bekerja sendirian bila ada tantangan, kaku terhadap waktu, ramah, tidak
mudah dipengaruhi, bila berlibur fikirannya ke pekerjaan dan lain-lain. Sedangkan tipe
kepribadian B memiliki sikap tidak agresif ambisinya wajar-wajar, penyabar, senang, tidak
mudah tersinggung, tidak mudah marah, cara berbicara tidak tergesa-gesa, perilaku tidak
interaktif, lebih suka kerjasama, mudah bergaul, dan lain-lain atau merupakan kebalikan dari tipe
kepribadian A.
6. Tingkat perkembangan
Tingkat perkembangan pada individu ini juga dapat mempengaruhi respons tubuh di mana
semakin matang dalam perkembangannya, maka semakin baik pula kemampuan untuk
mengatsinya. Dalam perkembangannya kemampuan individu dalam mengatasi stresor dan
respons terhadapnya berbeda-beda dan stresor yang dihadapinya pun beda yang dapat
digambarkan sebagai berikut:

Tahap Perkembangan
Jenis Stresor
Anak

Remaja

Dewasa muda

Dewasa tengah

Dewasa Tua Konflik mandiri dan ketergantungan orang tua


Mulai sekolah
Hubungan dengan teman sebaya
Kompetisi dengan teman
Perubahan tubuh
Hubungan dengan teman
Seksualitas
Mandiri
Menikah
Meninggalkan rumah
Mulai bekerja
Melanjutkan pendidikan
Membesarkan anak
Menerima proses menua
Status sosial
Usia lanjut
Perubahan tempat tinggal
Penyesuaian diri masa pensiun
Proses kematian
C. ADAPTASI
Adaptasi adalah suatu perubahan yang menyertai individu dalam berespons terhadap perubahan
yang ada di lingkungan dan dapat mempengaruhi keutuhan tubuh baik secara fisiologis maupun
psikologis yang akan menghasilkan perilaku adaptif.
Macam-macam adaptasi, antara lain:
1. Adaptasi fisiologis merupakan proses penyesuaian tubuh secara alamiah atau secara fisiologis
untuk mempertahankan keseimbangan dan berbagai faktor yang menimbulkan atau
mempengaruhi keadaan menjadi tidak seimbang contohnya masuknya kuman penyakit, maka
secara fisiologis tubuh berusaha untuk mempertahankan baik dari pintu masuknya kuman atau
sudah masuk dalam tubuh. Adaptasi secara fisiologis dapat dibagi menjadi dua yaitu: apabila
kejadiannya atau proses adaptasi bersifat lokal, maka itu disebut dengan LAS (Local Adaptation
Syndroma) seperti ketika daerah tubuh atau kulit terkena infeksi, maka di daerah kulit tersebut
akan terjadi kemerahan, bengkak, nyeri, panas dan lain-lain yang sifatnya lokal atau pada daerah

sekitar yang terkena. Akan tetapi apabila reaksi lokal tidak dapat diatasi dapat menyebabkan
gangguan secara sistemik tubuh akan melakukan proses penyesuaian seperti panas seluruh tubuh,
berkeringat dan lain-lain, keadaan ini disebut sebagai GAS (General Adaption Syndroma).
2. Adaptasi psikologis merupakan proses penyesuaian secara psikologis akibat stresor yang ada,
dengan memberikan mekanisme pertahanan dari dengan harapan dapat melindungi atau bertahan
diri dari serangan atau hal-hal yang tidak menyenangkan.
Dalam adaptasi secara psikologis terdapat dua cara untuk mempertahankan diri dari berbagai
stresor yaitu dengan cara melakukan koping atau penanganan diantaranya berorientasi pada tugas
(task oriented) yang di kenal dengan problem solving strategi dan ego oriented atau mekanisme
pertahanan diri.
3. Adaptasi sosial budaya merupakan cara untuk mengadakan perubahan dengan melakukan
proses penyesuaian perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat, berkumpul
dalam masyarakat dalam kegiatan kemasyarakatan.
4. Adaptasi spiritual. Proses penyesuaian diri dengan melakukan perubahan perilaku yang
didasarkan pada keyakinan atau kepercayaan yang dimiliki sesuai dengan agama yang dianutnya.
Apabila mengalami stres, maka seseorang akan giat melakukan ibadah, seperti rajin melakukan
ibadah.

STRES DAN CARA PENGUKURAN


Dr. Suparyanto, M.Kes
STRES DAN CARA PENGUKURAN
PENGERTIAN STRES

Stres adalah stimulus atau situasi yang menimbulkan distres dan menciptakan tuntutan
fisik dan psikis pada. seseorang. Stres membutuhkan koping dan adaptasi. Sindrom
adaptasi umum atau teori Selye, menggambarkan stres sebagai kerusakan yang terjadi
pads tubuh tanpa mempedulikan apakah penyebab stres tersebut positif atau negatif.
Respons tubuh dapat diprediksi tanpa memerhatikan stresor atau penyebab tertentu
(Isaacs, 2004).

Stres adalah respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap setiap tuntutan beban
atasnya. Bila seseorang setelah mengalami stres mengalami gangguan pads satu atau
lebih organ tubuh sehingga yang bersangkutan tidak lagi dapat menjalankan fungsi
pekedaannya dengan baik, maka disebut mengalami distres (Hawari 2001).

Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan
tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi oleh lingkungan maupun penampilan individu di
dalam lingkungan (Sunaryo, 2004).

MACAM-MACAM STRES

Kondisi stres seseorang dapat dikelompokkan (Hawari, 2001) menjadi dua macam:

1. Kondisi eustres (tidak stres): seseorang yang dapat mengatasi stres dan tidak ada
gangguan pads fungsi organ tubuh.
2. Kondisi distress (stres): pads saat seseorang menghadapi stres tedadi gangguan pada 1
atau lebih organ tubuh sehingga prang tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya
dengan baik.
TIPE KEPRIBADIAN YANG RENTAN TERKENA STRES
1. Ambisius, agresif dan kompetitif (suka akan persaingan).
2. Kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung dan marah (emosional).
3. Kewaspadaan berlebihan, kontrol diri kuat, percaya diri berlebihan (over confidence).
4. Cara bicara cepat, bertindak serba cepat, hiperaktif, tidak dapat diam.
5. Beker a tidak mengenal waktu (workaholic).
6. Pandai berorganisasi, memimpin dan memerintah (otoriter).
7. Lebih suka beker a sendirian bila, ads tantangan.
8. Kaku terhadap waktu, tidak dapat tenang (tidak rileks), serba tergesa-gesa.
9. Mudah bergaul (ramah), pandai menimbulkan perasaan empati dan bila, tidak tercapai
maksudnya mudah besikap bermusuhan.
10. Tidak mudah dipengaruh, kaku (tidak fleksibel).
11. Bila berlibur pikirannya ke peker aannya, tidak dapat santai.
12. Berusaha keras untuk dapat segala sesuatunya terkendali.
TAHAPAN STRES

Gejala-gejala stres pada diri seseorang seringkali tidak disadari karena, perjalanan awal
tahapan stres timbul secara lambat, dan baru dirasakan bilamana tahapan gejala sudah
lanjut dan mengganggu fiungsi kehidupannya sehari-hari baik di rumah, di tempat kerja
ataupun pergaulan lingkungan sosialnya.

Dr. Robert Amberg (1979) dalam penelitiannya terdapat, dalam Hawari (2001) membagi
tahapan-tahapan stres sebagai berikut :

1. Stres tahap I
1. Tahapan ini merupakan tahapan stres yang paling ringan dan biasanya disertai dengan
perasaan-perasaan sebagai berikut.
2. Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting).
3. Penglihatan tajam tidak sebagaimana biasanya.
4. Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa disadari
cadangan energi semakin menipis.
2. Stres tahap II

Dalam tahapan ini dampak stres yang semula menyenangkan sebagaimana diuraikan pada
tahap I di atas mulai menghilang, dan timbul keluhan-keluhan yang disebabkan karena
cadangan energi yang fidak lagi cukup sepanjang hari, karena, tidak cukup waktu untuk
beristirahat. Istirahat yang dimaksud antara, lain dengan tidur yang cukup, bermanfaat
untuk mengisi atau memulihkan cadangan energi yang mengalami defisit.

Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang berada pada stres tahap
II adalah sebagai berikut:

1. Merasa letih sewaktu bangun pagi yang seharusnya merasa segar.


2. Merasa mudah lelah sesudah makan siang.
3. Lekas merasa capai menjelang sore hari.
4. Sering mengeluh lainbung/penit tidak nyaman (bowel discomfort).
5. Detakan jantung lebih kerns dari biasanya (berdebar-debar).
6. Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang;
7. Tidak bisa santai.

3. Stres tahap III

Apabila seseorang tetap mernaksakan diri dalam peker aannya tanpa menghiraukan
keluhan-keluhan pada stres tahap II, maka akan menunjukkan keluhan-keluhan yang
semakin nyata dan mengganggu, yaitu:

1. Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya keluhan maag (gastritis), buang air
besar tidak teratur (diare).
2. Ketegangan otot-otot semakin terasa.
3. Perasaan ketidaktenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat.
4. Gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar untuk mulai masuk tidur (early
insomnia), atau terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur (middle insomnia), atau
bangun terlalu pagi atau dini hari dan tidak dapat kembali tidur (Late insomnia).
5. Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong dan serasa mau pingsan).

Pada tahapan ini seseorang sudah harus, atau bisa jugs beban stres hendaknya dikurangi
dan tubuh memperoleh kesempatan untuk beristirahat guns menambah suplai energi yang
mengalami defisit.

4. Stres, tahap IV

Gejala stres tahap IV, akan muncul:

1. Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit.


2. Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan menjadi
membosankan dan terasa lebih sulit.
3. Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk merespons
secara memadai (adekuat)
4. Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari.
5. Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang menegangkan.
6. Seringkali menolak ajakan (negativism) karena tadak ada semangat dan kegairahan.
7. Daya konsentrasi dan daya ingat menurun.
8. Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya.

5. Stres tahap V

Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres tahap V, yang ditandai
dengan hal-hal sebagai berikut:

1. Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam. (physical dan psychological
exhaustion).
2. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan
sederhana.
3. Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastro-intestinal disorder).
4. Timbul perasaan ketakutan, kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung dan
panik.
6. Stres tahap VI

Tahapan ini merupakan, tahapan klimaks, seseorang mengalami serangan panik (panic
attack) dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang yang mengalami stres tahap VI ini
dibawa ke Unit Gawat Darurat bahkan ICCU, meskipun pada akhirnya dipulangkan
karena tidak ditemukan kelainan fisik organ tubuh.

Gambaran stres; tahap VI ini adalah sebagai berikut:

1. Debaran jantung teramat keras,


2. Susah bernapas (sesak dan megap-megap)
3. Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran
4. Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan
5. Pingsan atau kolaps (collapse).

Bila dikaji maka keluhan atau gejala sebagaimana digambarkan di atas lebih didominasi
oleh keluhan-keluhan fisik yang disebabkan oleh gangguan faal (fungsional) organ tubuh,
sebagai akibat stresor psikososial yang melebihi kemampuan seseorang untuk
mengatasinya.

REAKSI FISIOLOGIS TERHADAP STRES

Situasi stres mengaktivasi hipotalamus yang selanjutnya mengendalikan dua sistem


neuroendokrin, yaitu sistem simpatis dan sistem korteks adrenal.

Sistem saraf simpatik berespons terhadap impuls saraf dan hipotalamus yaitu :

1. Mengaktivasi berbagai organ dan otot polos yang berada di bawah pengendaliannya.
2. Sebagai contohnya, ia meningkatkan kecepatan denyut jantung dan mendilatasi pupil.
Sistem saraf simpatis juga memberi sinyal ke medulla adrenal.
3. Untuk melepaskan epinefrin dan norepinefrin ke aliran darah.
4. Sistem korteks adrenal diaktivasi jika hipotalamus mensekresikan CRF, suatu zat kimia
yang bekerja pada kelenjar hipofisis yang terletak tepat di bawah hipotalamus.
5. Kelenjar hipofisis . selanjutnya mensekresikan hormon ACTH, yang dibawa melalui
aliran darah ke korteks adrenal.
6. Dimana, ia menstimulasi pelepasan sekelompok hormon, termasuk kortisol, yang
meregulasi kadar gala darah.
7. ACTH juga memberi sinyal ke kelenjar endokrin lain untuk melepaskan sekitar 30
hormon. Efek kombinasi berbagai hormon stres yang dibawa melalui aliran darah
ditambah aktivitas neural cabang simpatik dari sistem saraf otonomik berperan dalarn
respons fight or flight.
PENGUKURAN TINGKAT STRES

Tingkat stres dapat dikelompokkan dengan menggunakan kriteria HARS (Hamilton


Anxiety Rating Scale). Unsur yang dinilai antara lain: perasaan ansietas, ketegangan,
ketakutan, gangguan tidur, gangguan kecerdasan, perasaan depresi, gejala somatik, gejala
respirasi, gejala gejala kardiovaskuler, gejala respirasi, gejala gastrointestinal, gejala
urinaria, gejala otonom, gejala tingkah laku. Unsur yang dinilai dapat menggunakan
skoring, dengan ketentuan penilaian sebagai berikut:

0: Tidak ada gejala dari pilihan yang ada

1: Satu gejala dari pilihan yang ada

2: Kurang dari separuh dari pilihan yang ada

3: Separuh atau lebih dari pilihan yang ada

4: Semua gejala ada

Untuk selanjutnya skor yang dicapai dari masing-masing unsur atau item dijumlahkan
sebagai indikasi penilaian dertajat stres, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Skor < 14 tidak ada stres


2. Skor 14-20 stres ringan
3. Skor 21-27 stres sedang
4. Skor 28-41 stres berat
5. Skor 42-56 stres berat sekali
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRES

Beberapa faktor yang mempengaruhi stres individu (Sunaryo, 2004) adalah:

1. Faktor biologis herediter, konstitusi tubuh, kondisi fisik, neurofisiologik, neuhormonal.


2. Faktor psiko edukatif. kepribadian, pengalaman, kondisi lingkungan.
GEJALA STRES YANG DIALAMI KLIEN SESUAI DENGAN SKALA HARS:
1. Perasaan cemas
2. Ketegangan
3. Ketakutan
4. Gangguan tidur
5. Gangguan kecerdasan
6. Perasaan dep[resi / tertekan
7. Gejala somatik
8. Gejala sensorik
9. Gejala kardiovaskuler
10. Gejala pernapasan

11. Gejala gastrointestinal


12. Gejala urogenital
13. Gejala vegetatif otonom
14. Apakah remaja merasakan
KUESIONER STRES
I.IDENTITAS RESPONDEN
1. No Responden :
2. Alamat :
3. Tanggal Pengisian :
II.PETUNJUK PENGISIAN

Berilah tanda pasda salah satu jawaban yang anad anggap sesuai dengan keadaan anda!

Petunjuk:

1. Bacalah daftar pilihan jawaban dengan teliti.


2. Berilah tanda pada kotak yang tersedia sesuai dengan keadaan yang saudari alamai
3. Jawaban dapat lebih dari satu dalam satu pernyataan dan bila saudara tidak mengalami
gejala yang ada dalam pernyataan saudara boleh tidak menjawabnya.
III. STRES
1. Perasaan cemas yang anda alami biasanya.

Firasat buruk

Takut akan pikiran sendiri

Mudah tersinggung

Tidak lama

2. Ketegangan yang anda alami berupa

Terasa tegang

Lesu

Mudah terkejut

Tidak dapat iostirahat

Mudah menangis

Gemetar

Gelisah

3. Ketakutan yang anda hadapi yaitu

Pada gelap

Ditinggal sendiri

Pada orang asinmg

Pada keramaian lalu lintas

Pada kerumunan orang banyak

4. Gangguan tidur yang anda alami berupa

Sukar memulai tidur

Terbangun malam hari

Tidak pulas

Mimpi buruk

Mimpi yang menakutkan

5. Gangguan berpikir ada pada yaitu

Daya ingat buruk

Sulit berkonsentrasi

Sering bingun

Mudah marah

6. Bila anda merasa tertekan, maka anda

Kehilangan minat atau kemauan

Sedih

Bangun dini hari

Berkurangnya kesukaan pada hobi

Perasaan berubah-ubah sepanjang hari

7. Gangguan somatic atau gangguan otot yang anda alami berupa

Nyeri otot

Kaku

Kekdutan otot

Gigi gemertak

Suara tidak stabil

8. Ganguan sensorik atau gangguan dari penerimaan rangsangan yang anda rasakan.

Tangan berdenyut

Penglihatan kabur

Muka merah dan pucat

Merasa lemah

Perasaan seperti di tusuk-tusuk

9. Gangguan kardioskasvuler atau gangguan peredaran darah yang anda rasakan

Denyut nadi cepat

Dada berdebar-debar

Nyeri dada

Denyut nadi mengeras

Rasa lemah seperti mau pingsan

10. Gangguan pernapasan yang anda rasakan yaitu

Rasa tertekan di dada

Perasaan seperti tercekik

Merasa napas pendek atau sesak

Sering menarik napas panjang

11. Gangguan gastrointestinal atau gangguan saluran pencernaan yang anda alami yaitu

Sulit menelan

Mual muntah

Berat badan menurun

Konstipasi atau sulit BAB

Perut melilit

Nyeri lambung sebelum dan sesudah makan

Rasa panas di perut

Perut terasa penuh atau kembung

12. Gangguan urogenitalia atau gangguan saluran kencing dan kelamin yang anda rasakan.

Sering kencing

Tidak dapat menahan kencing

Nafsu seksual menurun

Tidak dapat kencing

13. Gangguan vergetatif otonomi atau gangguan ketuidakseimbangan tubuh yang anda alami

Mulut kering

Muka kering

Mudah berkeringat

Pusing atau sakit kepala

Bulu roma berdiri

14. Apakah anda merasakan

Gelisah

Tidak tenang

Mengerutkan dahi dan muka tegang

Napas pendek dan cepat

Muka merah

MENGATASI STRESS
GEJALA GEJALA STRESS
Jika stress ini dibiarkan akan sangat berpangaruh dalam diri kita. Berikut adalah gejala dari stress
:
Dari sisi cognitive:

Masalah di daya ingat

Tidak mampu konsentrasi

Cemas atau Pikirannya kemana mana

Selalu khawatir

Yang dilihat dan dipikirkan banyak negatifnya

Dari sisi Emosi:

Moody

Gampang marah

Tidak bisa relax

Merasa terkekang

Merasa sendiri, kesepian dan terisolasi

Depresi atau tidak bahagia

Dari Sisi Fisik

Sakit dan Nyeri

Diare atau justru susah BAB

Sakit di dada, detak jantung cepat

Kehilangan nafsu sexual

Sering demam

Dari segi Tingkah Laku:

Makan banyak atau justru makannya berkurang

Terlalu banyak tidur atau justru Susah Tidur

Sering menunda nunda atau menolak suatu tanggung jawab

Mengisolasi diri dari orang lain

Menggunakan rokok, alkohol agar bisa relaks

Kebiasaan yang mencerminkan kegelisahan(gigit kuku,mondar mandiri dll)

Banyak orang yang stress namun mereka tidak menyadarinya karena dianggap sudah biasa
dianggap normal. Anda sama sekali tidak menyadarinya dan merasa seolah seolah olah anda
berada di jalan tol bebas hambatan. Ini yang disebut hidden stress. Mereka mengalami hal diatas
tapi mereka merasa itu biasa saja.
Yang menjadi pertanyaan adalah apakah anda yang mengontrol stress atau stress yang
mengontrol diri anda?
PENYEBAB STRESS
Apa sih penyebab stress? Penyebab stress bisa karena faktor internal atau karena faktor eksternal
Sebab umun dari fakor internal adalah:

Ketidakmampuan untuk menerimak ketidakpastian

Sikap Pesimis

Self Talk (cara kita berbicara pada diri kita) yang negative

Ekspektasi(pengharapan) yang tidak realistis

Perfeksionis , terlalu menuntut semuanya serba sempurna

Tidak adanya ketegasan

Sebab dari faktor eksternal adalah:

Perubahan hidup yang besar

Pekerjaan

Relasi yang tidak bagus

Masalah finansial

Terlalu Sibuk

Masalah Anak dan Keluarga

Stress bagi tiap orang tidak sama. Suatu masalah bagi si A bisa menyebabkan stress tapi bagi B
hal itu tidak menimbulkan stress.
Ada banyak masalah kesehatan yang ditimbulkan oleh stress diantaranya adalah:

Masalah di hati

Masalah di perncernaan

Susah tidur atau imsomnia

Depresi

Obesitas

Penyakit auto imun

Cara Mengatasi dan Menghilangkan Stress


Anda dapat menggunakan beberapa cara disini untuk mengatasi dan menghilangkan stress:
1. Reframing-maknai ulang apa yang terjadi dengan lebih positif
2. Lihat gambaran besarnyaapa sebenarnya yang terjadi jika terjadi dalam sebulan atau 1 tahun
apa yang lebib baik?
3. Atur standar andabuat standar yang mudah dicapai dan tidak terlalu muluk
Jika cara diatas tidak berhasil , maka anda perlu tindakan lanjut sebagai cara mengatasi dan
menghilangkan stress. Caranya adalah dengan melakukan terapi hipnoterapi.
Hipnoterapi ini bukan sesuatu yang sering kita lihat di layar kaca, ini sangat berbeda jauh dengan
yang ada di televisi. Disini anda tetap sadar dan tetap punya kontrol atas diri anda sendiri. Anda
masih dapat berbicara, mendengar dan bergerak selama proses terapi, jadi bukan anda yang
dikontrol. Anda berkuasa penuh atas diri anda.

Nah dengan hipnoterapi ini semua sumber stress dibuang, semua hal yang ga nyaman dibuang
dan kita diberikan sugesti positif untuk lebih semangat dan merasa mampu. Tidak hanya sugesti
positif namun juga mencari akar masalah dari stress yang terjadi pada diri anda. Bisa juga
dengan menyelesaikan konflik yang terjad dalam diri kita.
Contoh cara kerja hipnoterapi untuk menghilangkan stress:
Jika kita stress karena merasa takut ga bisa memenuhi kebutuhan keluarga kita, stress dengan
tagihan. Maka yang dilakukan hipnoterapi adalah memasukkan sugesti positif di bawah sadar
dan mengganti mindset yang tidak mendukung untuk mendapatkan uang yang banyak. Di bawah
sadar kita membuang semua hambatan dan semua keraguan . Tidak hanya membuang namun
juga memaknai ulang dengan lebih positif semua masa lalu yang membuat kita mempunyai
mindset yang salah. Begitu ada perubahan di bawah sadar, maka sadar juga akan ikut berubah.
Kenapa? Karena pikiran bawah sadar 9 kali lebih kuat dibandingkan pikiran sadar

Anda mungkin juga menyukai