Page 1
Supaya gak sesak lagi, biasanya ngapain? (mis. istirahat, cuaca panas)
Page 2
Identification
Tanya nama, alamat, umur, dan pekerjaan . Kalau misalnya di meja sudah ada
skenario dengan informasi identitas langsung tanya dengan crosscheck aja :
Benar dengan bapak ____, Umur ___,Tinggal di____?
Inform consent
Tanya keluhan utama, lalu izin untuk tanya lebih lanjut
Saya akan melakukan tanya jawab lebih lanjut untuk mengetahui penyebab keluhan
bapak, apakah bapak bersedia?
2. Anamnesis
Apa keluhannya? (Nyeri dada)
Sejak kapan?
Nyerinya waktu kapan?
Nyerinya gimana? (tercekik, tertekan, terhimpit benda berat, atau tidak nyaman)
Nyerinya dimana? (dada sebelah mana)
Kalau berbaring mengarah ke bagian yang sakit gak?
Ada nyeri tempat lain gak? Dimana? (penjalaran nyeri)
Nyeri nya lama atau cuma sebentar? Kira-kira berapa menit? (>30menit, <30menit)
Nyerinya makin berat kalo lagi ngapain pak? (mis. karena aktifitas fisik)
Supaya nyerinya reda, biasanya ngapain? (mis. karena aktifitas fisik)
Ada keluhan lain pak? (batuk yang disertai dahak/ tidak berdahak, batuk darah,
nafas berbunyi/ tidak, demam, keringat malam, penurunan berat badan, nafsu
makan berkurang)
Apakah sudah pernah mengalami gejala seperti ini sebelumnya?
Page 3
Tempat kerjanya dimana? (mis. pabrik semen, pabrik batubara, banyak polusi)
Apa keluarga ada yang menderita seperti ini juga?
3. Ringkas jawaban pasien (kalo waktu masih cukup!)
4. Kesimpulan
Jadi berdasarkan keluhan yang bapak sampaikan, saya menyimpulkan bahwa bapak
menderita nyeri dada akibat blabla, Tetapi untuk memastikannya masih perlu
dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
5. Penutup
Baiklah, apakah dari penjelasan saya tadi ada yang ingin Bapak ingin tanyakan atau
sampaikan? Kalau begitu terima kasih atas kunjungan Bapak. Silahkan datang kemari
jika ada rasa tidak nyaman atau sekedar konsultasi. Terima kasih, Pak. Jaga
kesehatannya ya!
C. Batuk (Tuberkulosis)
1. Memperkenalkan diri, menyatakan tujuan
Introduction
Selamat pagi bpk/ibu, perkenalkan saya dr. Douderlin yang bertugas di poliklinik pagi
hari ini
Identification
Tanya nama, alamat, umur, dan pekerjaan . Kalau misalnya di meja sudah ada
skenario dengan informasi identitas langsung tanya dengan crosscheck aja :
Page 4
2. Anamnesis
Sejak kapan?
Kalo berdahak, dahaknya gimana (cair atau kental)? Warnanya apa? Bau atau gak?
Dahaknya sedikit atau banyak?
Kalau ada darah, darahnya warna apa (warna merahnya gimana?)? darahnya
sedikit, bercak-bercak, atau banyak?
Batuknya semakin parah karena apa? (mis. debu, cuaca dingin, aktivitas)
Biasanya batuknya reda karena apa? (mis. Minum air hangat, istirahat, cuaca panas)
Ada keluhan lain pak? (nyeri dada, sesak napas, nafas berbunyi/ tidak, demam,
keringat malam, penurunan berat badan, nafsu makan berkurang)
Ada riwayat penyakit lain gak? (misal Diabetes Mellitus, Asma, TBC, darah tinggi,
gagal jantung, gagal ginjal, dll)
Tempat kerjanya dimana? (mis. pabrik semen, pabrik batubara, banyak polusi)
Page 5
5. Penutup
Baiklah, apakah dari penjelasan saya tadi ada yang ingin Bapak ingin tanyakan atau
sampaikan?
Kalau begitu terima kasih atas kunjungan Bapak. Silahkan datang kemari jika ada rasa
tidak nyaman atau sekedar konsultasi. Terima kasih, Pak. Jaga kesehatannya ya!
Tambahan!
a. Kencing berwarna merah dan pengunaan dalam jangka lama adalah
ciri khas pengunaan obat anti tuberkulosis (OAT)
b. Riwayat merokok sangat dikaitkan dengan PPOK dan tumor
c. Riwayat keluarga (atopik) sangat erat dengan asma
Page 6
Inspeksi
- Penderita berbaring lurus , kedua kaki diluruskan dan sejajar, kedua tangan
diletakkan lurus disamping badan
Page 7
Kita berdiri didepan penderita, diantara kedua kakinya. Posisi ini supaya kita bisa
ngeliat kondisi kedua paru dari sudut dan kejauhan yang sama
Statis
-
Bentuk thoraks
Simetris atau tidak, normal atau tidak, adakah kelainan bentuk (pectus
ekscavatum, pectus carinatum, barrel chest, toraks paralitikus, dan kifosis atau
lordosis)
Kelainan lain
Apakah ada kelainan warna , spider naevi, tonjolan, luka bekas operasi, edema,
penyempitan atau pemebaran sela iga
Dinamis (minta pasien untuk menarik napas dalam kemudian hembuskan perlahan),
perhatikan
-
Asimetri pernapasan
Sama atau pergerakan salah satu hemithoraks tertinggal di banding hemithoraks
sebelahnya.
Frekuensi pernapasan
Yang ini boleh sambil dipegang dikit dinding dadanya probandus biar ngitungnya
(pneumoni,alkalosis)
Selain itu dengar juga jika ada bunyi-bunyi nafas seperti wheezing, suara serak
/hoarseness dan stridor (suara napas yang berkerok)
Page 8
Contoh interpretasi:
dari inspeksi dapat dilihat bentuk dada Bapak normal, pergerakan dinding dadanya
simetris, frekuensi napasnya normal 20x/menit, sifat pernapasan torakoabdominal
dengan iramanya normal.
Palpasi
Sebelum stem fremitus, bagusnya kita palpasi secara umum dalam keadaan statis dulu
menggunakan telapak tangan :
Palpasi kelenjar getah bening supra dan infra klavikula membesar atau tidak lalu
palpasi dinding dada dan masing-masing ICS kiri dan kanan dari ICS 1 sampai bawah
dengan jari-jari tangan , raba apakah ada kelainan iga (krepitasi kalo ada fraktur iga),
nyeri tekan, tonjolan, dan suhu badan.
Interpretasi :
Tidak ada pembesaran KGB dan hasil perabaan pada dinding dada normal tidak
ada kelainan.
a. Stem fremitus: Normal, meningkat (ada cairan), menurun (ada udara)
Prosedur:
1) Letakkan kedua telapak tangan kedinding dada pemeriksa.
2) Minta pasien untuk mengucapkan tujuh puluh tujuh (77) dengan maksimal
setelah kita contohin (ucapin dengan jelas)
3) Dengarkan getaran yang sampai ketelapak tangan (stem fremitus).
4) Telapak tangan pemeriksa harus menyentuh semua lobus. Karena itu, letakkan
telapak tangan pada puncak paru (lobus superior), lalu geser ketengah (lobus
media), dan bagian bawahparu (lobus inferior, jangan sampe ke perut).
5) Sebelum berpindah kelobus berikutnya, pindahkan posisi tangan pada kedua
sisi (disilangin) untuk lebih pasti mendengar stem fremitusnya.
Contoh interpretasi:
Stem fremitus normal, kiri sama dengan kanan, Apeks teraba.
Perkusi
Perkusi secara umum dilakukan secara menyeluruh pada dinding dada , dari ICS 2
kanan ke kiri, dilakukan secara zigzag, dengar suara sonor paru (normal, udara
cukup), hipersonor (kebanyakan udara), redup (saat melewati jantung ,ada
Page 9
konsolidasi, fibrosis, atau benda padat lainnya), pekak ( beda yang tidak ada udara
sama sekali (tumor luas)
a. Batas paru-jantung
1. Identifikasi angulus ludovici, geser ke lateral kanan akan teraba costae 2
2. Satu jari di bawah costae 2 (ICS 2), palpasi ke medial. Dengarkan suara sonor
paru. Lakukan pada kedua sisi sampai terdengar perubahan suara menjadi
redup (kiri : ICS V linea mid clavicularis sinistra, kanan: linea sternalis dextra)
b. Batas paru-hati
1. Identifikasi angulus ludovici, geser ke lateral kanan akan teraba costae 2
2. Satu jari di bawah costae 2 (ICS 2), ketuk. Akan terdengar suara sonor. Terus
lakukan hingga terdengar suara pekak pada ICS 6.
3. Minta pasien menarik napas, tahan sebentar. Ketuk, akan terdengar suara
sonor (paru-paru sedang mengembang, hepar terdorong kebawah sehingga
terdengar sonor). Minta pasien menghembuskan napas, ketuk di tempat yang
sama, akan terdengar pekak (karena paru sudah tidak mengembang, diafragma
mendatar).
c. Batas paru-lambung
Prinsip nya sama seperti perkusi paru, saat perkusi lambung akan terdengar suara
timpani pada ICS 8 linea aksilaris anterior.
Contoh interpretasi:
Berdasarkan hasil pemeriksaan, perkusi paru bapak normal,batas jantung paru
normal, peranjakan paru hepar normal di ICS 6.
Auskultasi
Auskultasi harus dilakukan secara sistematis, dimulai dari paru bagian atas, bergeser
ke bagian tengah dan bawah. Caranya sama kayak perkusi, dari paru kanan ke kiri
denger secara zigzag. Suara napas pokok harus didengarkan lebih dahulu, kemudian
suara napas (bising) tambahan
Page 10
a. Suara vesikuler
Page 11
3. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik paru yang telah dilakukan, semuanya normal ya,
Pak.
4. Penutup
Baiklah, dari penjelasan saya tadi apa ada yang ingin Bapak tanyakan? Kalau begitu,
terima kasih atas kunjungan Bapak. Silahkan datang kemari jika ada rasa tidak
nyaman atau sekedar konsultasi. Terima kasih. Jaga kesehatannya ya, Pak!.
Untuk perkusi lebih fokusin ke perkusi lapang paru (yang zigzag) sama patas paru
hepar dan lambung
Page 12
Introduction
Selamat pagi bpk/ibu, perkenalkan saya dr. Douderlin yang bertugas di poliklinik pagi
hari ini
Identification
Namanya anaknya siapa? Umurnya berapa? Alamatnya dimana? Namanya ibu siapa?
Umurnya berapa? Alamatnya dimana? Pekerjaannya apa? Bila sudah dituliskan di
skenario crosscheck ulang. Kalau di meja berikutnya identitas masih sama jangan
ditanya lagi (paling tidak crosscheck saja). Jadi nama anak ibu _____ ya? Usianya
___ tahun?
Inform consent
Ibu, jadi saya akan melakukan tes tuberkulin pada anak ibu. Tes ini gunanya untuk
mengetahui apakah anak ibu sedang atau pernah terinfeksi bakteri MTb. Nanti setelah
tes ini, akan ada sedikit merah dan pembengkakan pada tempat penyuntikan. Mohon
untuk tidak dipegang-pegang ya bu, karena setelah 2 hari kita mau lihat hasil
pemeriksaannya seperti apa. Jadi, apakah ibu bersedia? Saya siapkan alat dulu ya bu!
Sanitation
Cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
Siapkan 1 ampul PPD RT 23, disposable spuit 1 cc, kapas steril, dan alkohol.
Jangan lupa cuci tangan! Pakai handscoon!
2. Tes tuberculin
1. Bersihkan kulit permukaan lengan bawah bagian dalam (volar/fleksor) kirakira 5-10 cm dari lipatan siku dengan kapas steril dan alkohol, biarkan hingga
kering.
2. Beritahu pasien untuk tenang.
3. Pastikan PPD RT 23 belum kadaluarsa.
4. Aspirasi satu 0,1 ml PPD RT 23 dengan menggunakan spuit. Untuk
mengambilnya, ampul dalam posisi terbalik. Pastikan tidak ada gelembung
udara. Ambilnya di cairannya jangan sampai kena udara
5. Suntikkan secara intradermal, lubang jarum mengarah ke atas (bevel terlihat
oleh mata kita). Sudut jarum 10-15 terhadap permukaan lengan (hampir
datar).
6. Akan timbul gelembung putih pucat pada bekas tempat penyuntikan. Bila
tidak timbul, berarti penyuntikan tidak berhasil dan dapat diulang. Adapun
Page 13
9. Metode Palpasi
Interpretasi
DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI
Page 14
a. Indurasi 0-4 mm : Uji tuberkulin negatif Arti klinis : tidak ada infeksi
Mycobacterium tuberculosis.
b. Indurasi 5-9 mm : Meragukan Hal ini bisa karena kesalahan teknik, reaksi silang
dengan
Mycobacterium atypikal atau pasca vaksinasi BCG.
c.
Indurasi 10 mm : Uji tuberkulin positif Arti klinis : sedang atau pernah terinfeksi
Mycobacterium tuberculosis.
Things to remember
-
derajat C, gak boleh dipakai jika sudah beku dan terpapar sinar matahari
Kontraindikasi : luka bakar, baru diimunisasi, reaksi kulit hebat
3 bulan tes tuberculin 0,05 ml 1 tahun 0,1 ml
Page 15
A. Terapi Inhalasi
Beberapa terapi inhalasi :
- Penguapan (nebulizer)
- Inhaler dosis terukur (MDI, metered dose inhaler)
- IPPB (Intermittent positive pressure breathing)
- Intubasi dengan pasien yang menggunakan ventilator
1. Memperkenalkan diri, menyatakan tujuan
Introduction
Selamat pagi bpk/ibu, perkenalkan saya dr. Douderlin yang bertugas di poliklinik pagi
hari ini
Identification
Tanya nama, alamat, umur, dan pekerjaan . Kalau misalnya di meja sudah ada
skenario dengan informasi identitas langsung tanya dengan crosscheck aja :
Benar dengan bapak ____, Umur ___,Tinggal di____?
Inform consent
Untuk mencegah asma bapak kambuh dan untuk mengobati sesak apabila terjadi
serangan maka bapak diberikan beberapa obat hisap (inhaler).Disini saya akan
DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI
Page 16
menjelaskan cara dalam penggunaan obat yang diresepkan untuk Bapak. Apakah
bapak bersedia?
Pengenalan alat dan bahan
(Sesuaikan dengan perintah, jelasin sesuai yang dipake nanti pas OSCE)
1. Metered Dose Inhaler
(MDI)
a. aerosol
Turbohaler
Rotahaler
Page 17
2. Prosedur Tindakan
Untuk pengunaan MDI aerosol
1. Bolak-balikkan inhaler untuk mengaduk sebelum digunakan (3 atau 4 kali dikocok)
2. Buka tutup inhaler (apabila inhaler sudah lama tidak digunakan ( > 1 minggu)
boleh dicoba disemprotkan ke udara terlebih dahulu untuk memastikan masih dari
berfungsi dengan baik)
3. Pasien diminta tarik nafas dalam lalu membuang nafas pelan-pelan dengan arah
jauh dari inhalernya
4. Masukkan inhaler kedalam mulut. Letakkan diantara gigi dan katupkan mulut agar
uapnya tidak keluar.
5. Mulai untuk menarik nafas perlahan dan selagi menarik nafas tekan bagian atas
inhaler dan terus tarik nafas perlahan sampai inspirasi penuh / nafas penuh.
6. Keluarkan inhaler dari dalam mulut, dan tahan nafas selama kurang lebih 5 detik.
7. Kemudian baru keluarkan nafas.
Page 18
Page 19
2. Pegang dengan posisi atas (bagian kecil) di atas. Kemudian putar basis dari turbuhaler
(yang berwarna merah kearah kanan).
Page 20
3. Kemudian putar balik kearah kiri sampe terdengar bunyi klik yang menandakan telah
terisi.
4. Pasien diminta tarik nafas dalam lalu membuang nafas pelan-pelan dengan arah jauh dari
inhalernya. Masukkan bagian atas kedalam mulut diantara bibir dan pastikan tidak bocor.
Tariknafas cepat dan dalam melalui mulut kemudian tahan 5 detik.
Page 21
5. Keluarkan turbuhaler dari mulut dan buang nafas. Pasang kembali tutup dan simpan
dalam suhu ruangan.
2. Penutup
Baiklah dari penjelasan saya tadi apakah ada yang ingin anda tanyakan?
Kalau begitu terimakasih atas kunjungan bapak, silahkan datang kembali kalau ada
rasa tidak nyaman atau sekedar ingin konsultasi , jaga kesehatan ya pak!
B. Terapi Nebulisasi
Alat dan bahan
1. Jet/compressor nebulizer atau tabung
oksigen
Page 22
2.
3. Obat nebulizer
-ipatropium bromide, salbutamol
(combivent nebules 100 mcg)
-salbutamol nebules (ventolin nebules)
4. Disposable spuit 1 cc / 3 cc
5. cairanNaCl 0,9%
1. Memperkenalkan diri, menyatakan tujuan
Introduction and Inform consent
Selamat pagi bu, perkenalkan saya dr. Douderlin yang bertugas hari ini, saya
disini akan menjelaskan bagaimana cara menggunakan nebulizer agar ibu bisa
mengatasi sesak napas saat serangan asma datang. Sekaligus kita coba pakai
langsung gaar ibu legih mudah memahaminya.
Apakah ibu bersedia? Iya.
Sanitation
Cuci tangan sebelum melakukan prosedur
Page 23
Posisikan pasien
Tempatkan pasien pada posisi tegak/40-90 derajat yang memungkinkan ventilasi
dan pergerakan diafragma maksimal. (Seperti pada gambar dibawah )
nah bu. Jadi saat menggunakn alt ini usahakan agar posisi badan tegak/ 40-90
derajat agar pertukaran udara dan pengembangan paru bisa maksimal
Page 24
Page 25
Identification
Tanya nama, alamat, umur, dan pekerjaan . Kalau misalnya di meja sudah ada
skenario dengan informasi identitas langsung tanya dengan crosscheck aja :
Benar dengan bapak ____, Umur ___,Tinggal di____?
Inform consent
Disini saya akan melakukan pemeriksaan THT. Apakah bapak bersedia?
Sanitation
Cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan
Persilahkan pasien untuk duduk
Pemeriksaan THT dilakukan duduk, lutut pemeriksa bersisian dengan lutut pasien
2. Pemeriksaan THT
A. TELINGA
What to prepare
lampu kepala
corong telinga
otoskop
Procedure of examination
1. Pemeriksa dan pasien duduk dengan posisi saling berhadapan dan kaki
tertutup rapat. Pasien duduk dengan posisi badan condong ke depan dan
kepala lebih tinggi sedikit dari kepala pemeriksa untuk memudahkan melihat
liang telinga dan membran timpani
2. Pemeriksa mempersiapkan otoskop/lampu kepala untuk mulai melakukan
pemeriksaan pada telinga pasien
3. Atur lampu kepala supaya fokus dan tidak mengganggu pergerakan, kira
kira 20-30 cm di depan dada pemeriksa dengan sudut kira kira 60 derajat,
lingkaran fokus dari lampu, diameter 2-3 cm.
4. Untuk memeriksa telinga, harus diingat bahwa liang telinga tidak lurus. Untuk
meluruskannya maka daun telinga ditarik ke atas belakang, dan tragus ditarik
ke depan.
5. Periksa telinga bagian luar (baik atau tidak, ada luka atau tidak, ada
pembengkakan tidak, adakah cairan yang keluar dari telinga)
DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI
Page 26
Page 27
B. HIDUNG
What to prepare
spekulum hidung
kaca tenggorok no 2-4
pinset bayonet
spatula lidah
lampu spiritus/ korek api
Procedure of Examination
Rhinoscopy Anterior
1. Pemeriksa dan pasien duduk dengan posisi saling berhadapan dan kaki tertutup
rapat. Pemeriksa mempersiapkan lampu kepala dan spekulum hidung yang
akan digunakan untuk melakukan pemeriksaan
2. Lakukan pengetesan ke tangan pemeriksa terlebih dahulu untuk memastikan
cahaya dari lampu kepala akan berjarak 20-30 cm ke objek yang akan dilihat
serta memiliki diameter 2-3 cm dengan sudut 60o
3. Arahkan cahaya lampu kepala ke arah hidung
4. Pegang spekulum menggunakan tangan kiri (kalo left handed pake tangan
kanan, intinya meggunakan tangan resesif jadi yang kidal jangan lupa kasih
tau penguji) dengan cara jari tengah, jari manis dan kelingking memegang
bagian bawah spekulum dan ibu jari memegang bagian atasnya.
Sedangkan telunjuk akan memegang dorsum nasi pasien. tangan kanan
digunakan untuk mengatur posisi kepala pasien. Spekulum dimasukkan ke
hidung pasien dalam keadaan tertutup dan dikeluarkan dalam keadaan terbuka
5. Saat pemeriksaan perhatikan keadaan :
Rongga hidung , luasnya lapang/ sempit (dikatakan lapang kalau dapat
dilihat pergerakan palatum molle bila pasien disuruh menelan). Adanya
sekret, lokasi serta asal sekret tersebut
Konka inferior, konka media dan konka superior warnanya merah muda
(normal), pucat atau hiperemis. Besarnya eutrofi (normal), atrofi, atau
hipertrofi/ edema
Septum nasi cukup lurus, deviasi, krista dan spina
Massa dalam rongga hidung seperti polip atau tumor perlu diperhatikan
Pendarahan atau tidak, ada bau atau tidak
Contoh interpretasi :
Page 28
Tidak ada sekret, konka inferior dan konka media warnanya merah muda
(normal) dan tidak ada pembengkakan, septum nasi lurus atau tidak ada
deviasi, tidak ada massa dalam rongga hidung, tidak ada pendaahan ataupun
krusta
Rhinoscopy Posterior
1.
2.
3.
4.
Page 29
C. TENGGOROKAN
What to prepare
- Spatula lidah
- Lampu kepala
- Kaca tenggorok no 5-8
- Kassa
- Lampu spiritus
Pocedure of Examination
1. Suruh pasien membuka mulut
2. Dua per tiga bagian depan lidah ditekan dengan spatula lidah kemudian
diperhatikan :
- Dinding belakang faring : warnanya, licin atau bergranula, sekret ada atau
tidak dan gerakan arkus faring.
- Tonsil : besar, warna, muara kripta, apakah ada detritus,
Page 30
Page 31
3. Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan THT yang telah dilakukan, semuanya normal.
4. Penutup
Baiklah, apakah dari penjelasan saya tadi ada yang ingin Bapak ingin tanyakan atau
sampaikan? Kalau begitu terima kasih atas kunjungan Bapak. Silahkan datang
kemari jika ada rasa tidak nyaman atau sekedar konsultasi. Terima kasih, Pak.
Jaga kesehatannya ya!
Page 32
Ingat Selalu
I
P
I
C
:Identifikasi
:posisi
:Inspirasi
:condition
2. Identifikasi :
Nomor foto ronsen
Nama pasien dan tanggal pemeriksa
Pastikan adanya marker R untuk kanan dan L untuk kiri
Page 33
3. Posisi :
Fotonya PA/AP/ Lateral/ Lateral decubitus
Simetris atau tidak simetris
Ciri-ciri foto AP / PA :
PA :
Dibawah hemidiafragma sinistra terdapat gambaran tanda adanya udara
(radiolusen) pada fundus gaster, yang disebut meganblase
Skapula tidak menutupi lapangan paru (seperti tertarik ke arah lateral)
Klavikula terangkat/ menjungkit
Simetris atau asimetris : Sudut antara kedua klavikula sama atau tidak
AP:
Tidak terlihat adanya meganblase
Skapula berada di lapangan paru
Page 34
Keterangan:
Gambar 1>> posisi AP
3. Inspirasi
Page 35
4. Kondisi
Liat kondisi film foto ronsen (lunak atau keras) jika terlalu lunak susah
untuk diinterpretasikan.
Page 36
Keterangan gambar:
1.fibrosis
2.Cabang bronkus kanan yang terpotong
3. hilus relativ tidak menebal
Page 37
Keterangan gambar:
1. Sudut costofrenicus tumpul
2. Ada penebalan pada pleura
3. Kesan: TB paru lama aktif lesi minimal + efusi pleura.
Page 38
Page 39
70 79
Sedang
60 69
Berat
35 59
Sangat berat
b. Nilai FEV1
% pred FVC
< 35
% pred FEV1
Ringan
80
Sedang
50 FEV1 < 80
Berat
30 FEV1 < 50
Sangat berat
< 30
Page 40
Normal
80% pred
80% pred
> 70%
obstruksi
N
<N
< 70%
Restriksi
<N
N/<N
> 70%
2. Edukasi
Ingat!
Obstruksi
: sumbatan
Restriksi
: hambatan
3. Penutup
Baiklah, apakah dari penjelasan saya tadi ada yang ingin Bapak ingin tanyakan atau
sampaikan? Kalau begitu terima kasih atas kunjungan Bapak. Silahkan datang
kemari jika ada rasa tidak nyaman atau sekedar konsultasi. Terima kasih, Pak. Jaga
DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI
Page 41
kesehatannya ya!
Asma bronkiale
PPOK
Bronkiektasis
Fibrosis kistik
Bronkiolitis
Restriktif (Parenkim)
Sarkoidosis
Pneumokoniosis
Page 42
Page 43
Page 44
Jalur Tb anak
Meja 1 Anamnesis
Sesuai nama jalurnya, kasusnya adalah Tb pada anak.
Jalur Tonsilofaringitis
Meja 1 Anamnesis
Kasusnya Tonsilofaringitis kronik eksaserbasi akut, kalo ingat gejala gejaladi slide dan
tutorial Insya Allah aman..
Meja 2 Pemeriksaan telinga (Otoskopi) dan orofaring
Jangan lupa prinsip awal sebelum pemeriksaan, pakai lampu kepala, posisi pasien dan
pemeriksa juga harus benar, cara memegang scapel lidah dan otoskop juga harus benar..
Meja 3 Pemeriksaan laring (Laringoskopi indirect)
Jangan lupa prinsip awal sebelum pemeriksaan, pakai lampu kepala, posisi pasien dan
pemeriksa, memanaskan kaca laring dan dites di punggung kulit, menarik lidah pasien pakai
kasa dst..
Meja 4 Tatalaksana (farmakologi, non farmakologi,serta indikasi tonsilektomi)
Page 45
Sebutin aja obat2nya, kausatif maupun simptomatik.. Lalu di akhir ditanya kalo tidak sembuh
bagaimana.. Itu kemungkinan memancing kita menyebutkan tonsilektomi, nah sebutkan
tatalaksana ini berdasarkan indikasinya..
Jalur PPOK
Meja 1 Anamnesis
Keluhan utama berupa sesak napas, jangan lupa tanyakan riwayat merokok.. Kalo batuk dan
ada dahak, gali lagi masalah dahak ini.. Tanyakan juga nyeri dada, kemungkinan jika sudah
kena di pleura..
Meja 2 Pemeriksaan fisik
Selalu jangan lupa prinsip awal sebelum pemeriksaan.. Di meja ini ada pemeriksaan vital
sign, udah babat abis dah kelima lima tanda vital.. Baru mulai pemeriksaan thorax dan
ekstrathorax..
Dimulai dari inspeksi, baru pegang memegang, baru ketuk mengetuk, baru dengar
mendengar.. Jangan dibalik, urutannya IPPA..
apakah
kasus
Meja 4 Tatalaksana
Tatalaksana berupa nebulizer, jadi ceritanya ada pasien yang PPOK eksaserbasi akut nah
kita disuruh bagaimana cara menebulizer si pasien tsb.. Pasien (a.k.a probandus) awalnya
dalam keadaan tidur, nah kita suruh duduk dulu.. Nebulizer akan memberikan hasil yang
optimal kalo diberikan dalam posisi duduk..
DOUDERLIN Academic and Research AMSA UNSRI
Page 46
Page 47