Anda di halaman 1dari 2

Spirometri adalah pengukuran volume dan aliran udara yang masuk dan keluar dari paru-paru.

Saat ini spirometer dapat mengukur paru seperti volume tidal dan kapasitas paru seperti kapasitas
total paru-paru. Pengujian fungsi paru sudah dilakukan sejak berabad-abad yang lalu. Meski
prinsif dasarnya tidak berubah, teknik-tekniknya menjadi makin rumit. Para ilmuwan telah dapat
mengukur berbagai variable, yang teus meningkat jumlahnyaSejarah awal mula konsep sudah ada
sejak masa kekaisaran Romawi, tahun 129-200 M. Seorang dokter dan filsuf Yunani, Claudius
Galen melakukan percobaan volumetric pernafasan pada manusia. Dia menyuruh seorang anak
laki-laki bernafas melalui semacam balon dan menemukan setelah beberapa waktu, bahwa volume
gas tidak berubah.Setelah eksperimen tersebut, tidak banyak diketahui mengenai fungsi paru
hingga tahun 1600 an. Sekitar tahun 1691, Giovanni Alfonso Borelli mencoba menghirup cairan
melalui tabung dan mengukur volumenya, Satu hal yang dilakukan dan masih dilakukan hingga
saat ini adalah penutupan lubang hidung. Menutup lubang hidung sangat penting agar tidak ada
udara yang lolos melalui hidung saat mengukur udara yang masuk dan keluar melalui mulut untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat.Pada awal 1700 an, J. Jurin adalah ilmuwan pertama yang
merekam pengukuran volume udara yang absolut. Dia mengukur volume tidal sebanyak 650 ml
dan ekspirasi minimal sebesar 3610 ml. Jurin melakukan eksperimennya dengan meniup ke dalam
balon dan mengikuti prinsif Archimedes, dapat mengukur volume udara dalam balon.Pada paruh
pertama abad 18, Stephen Hales mengkonfirmasi temuan Jurin mengenai ekspirasi maksimal
sebesar 3610 ml, mesti tidak tahu metode apa yang dipergunakan dalam melakukan pengukuran
tersebut. Stephen Hales telah memberi kontribusi pada fisiologi pernafasan. Termasuk juga John
Abernety seorang dokter dan guru anatomi, fisiologi dan patologi pada akhir 1700 an yang telah
melakukan pengukuran kapasitas vital sebesar 3150 ml.Pada permulaan 1800 an, Sir Humphry
Davy menggunakan gasometer untuk mengukur berbagai volume dan kapasitas. Dia mengambil
pengukurannya sendiri yang menghasilkan kapasitas vital sebesar 3110 ml, volume tidal 210 ml
dan dengan menggunakan metode delusi hydrogen, volume residual sebesar 590-600 ml.Alat lain
yang digunakan dalam perkembangan spirometri adalah pulmometer. Alat ini ini digunakan oleh
E. Kentish dan Charles Turner Thackrah. Menurut Cleeland dan Burt, alat ini adalah toples yang
dibalikkan di dalam air yang digunakan untuk mengukur volume ventilasi. Mesin ini tidak hanya
mengukur volume-volume pernafasan tetapi juga kekuatan otot-otot ekspirasi. Sebuah alat lain
bernama ekspirator digunakan olh Karl Von Vierordt. Melalui percobaannya, dia mampu
menghasilkan determinasi yang amat tepat dari parameter-parameter volume tertentu, termasuk
volume residual dan kapasitas vital yang masih digunakan pada spirometri modern saat ini.Pada
tahun 1840, John Hutchinson seorang ahli bedah memulai pekerjaannya dengan berbagai
spirometer. Dia menciptakan spirometer untuk mengukur kapasitas vital. Spirometer nya terdiri
dari sebuah lonceng yang menampung udara yang dihembuskan dari paru-paru. Hutchinson telah
merekam lebih dari 4000 orang dengan spirometer nya. Hal ini menunjukan Hutchinson
mengetahui betul hubungan antara kapasitas vital dengan kesehatan pernafasan. Lebih lanjut
Spirometer air Hutchinson masih digunakan saat ini dengan beberapa perubahan termasuk
pengurangan massa lonceng dan penambahan alat grafis dan waktu.Kurang lebih 10 tahun
kemudian, Wintrich mengembangkan sebuah spirometer yang lebih mudah digunakan, ia pun
telah melakukan pengujian pada lebih dari 4000 orang dan mementukan tiga parameter yang
menentukan kapasitas vital yaitu tinggi badan, berat badan dan usia.Pada tahun 1859, E. Smith
mengembangkan spirometer portable. Tahun 1866, Salter menambahkan sebuah kimograf pada
spirometer untuk mencatat waktu saat pengambilan volume udara. T,G Brodie adalah yang

pertama menggunakan spirometer bellow wedge kering tahun 1902 yang merupakan pendahulu
dari spirometer Fleisch yang digunakan saat ini. Sebagai tambahan pada tahun 1904, Tissot
memperkenalkan spirometer rangkaian tertutup.Pada tahun 1920 an, H.W. Knipping dan Braurer
memperkenalkan ergospirometeryang memungkinkan dilakukan pengujian performa, pengukuran
tidak hanya bisa dilakukan saat istirahat. Metode-metode ergospirometri memiliki manfaat saat ini
untuk riset, diagnosis, terapi rehabilitasi, latihan dan olah raga. Disiplin kedokteran khususnya
kedokteran olah raga, pulmonologi, kardiologi, fisiologi, farmakologi klinis dan biokimia telah
memanfaatkan ergospirometer dan mendapatkan banyak pengetahuan baru dari alat
tersebut.Konsep pengukuran kapasitas paru sewaktu melakukan aktifitas fisik adalah terobosan
besar dalam bidang ilmiah dan masih digunakan saat ini. Konsep tersebut memungkinkan untuk
mengukur konsumsi oksigen dan pengeluaran energi sewaktu berolahraga dan mendapat banyak
informasi mengenai tingkat kondisi dan kesehatan seseorang.

Anda mungkin juga menyukai