Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Setiap perusahaan baik berorientasi profit maupun non profit harus bekerja
keras untuk memenuhi kebutuhan konsumen bila ingin tetap dapat beroperasi dan
sukses dipasaran. Kemampuan organisasi dalam menentukan siapa yang menjadi
konsumen dari produk atau jasa yang dihasilkan merupakan salah satu kunci
keberhasilan suatu organisasi. Berikutnya barulah organisasi dapat memfokuskan diri
untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen dengan cara-cara memenuhi kebutuhan
itu dan akhirnya mengusahakan konsumen untuk tetap mengkonsumsi produk atau
jasa yang ditawarkan.
Produk yang dipasarkan atau dijual hendaknya produk yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen, sehingga dengan demikian konsumen akan
merasa puas. Hanya dengan kepuasan itulah perusahaan mendapatkan keuntungan.
Sebaliknya, apabila konsumen tidak merasa puas dengan produk yang dibelinya maka
mereka akan meninggalkan perusahaan kita dan kita akan kehilangan pelanggan serta
akhirnya kita akan menderita kerugian. Jadi kepuasan pelanggan merupakan dasar
utama perencanaan strategi produksi.
Setiap perusahaan mengemban tanggung jawab untuk melakukan perencanaan
dan tujuan (visi misi). Adapun tujuan perusahaan pada umumnya yaitu memposisikan
diri sebagai pelaku bisnis yang unggul, mengutamakan profit dan benefit dengan cara
menyelesaikan produk tepat pada waktunya dengan harapan kelancaran proses
produksi sehingga menghasilkan input yang baik atau maksimal.
Agar sukses dalam menciptakan suatu produk maka setiap perusahaan harus
dapat menetapkan strategi manajemen produksi dan operasi yang mana di dalamnya

merupakan kegiatan mengatur dan mengkoordinasikan alat dan sumber-sumber daya


yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat dan sumber daya biaya, serta
bahan secara efisien dan efektif untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility)
suatu barang atau jasa.
Pada Era Globalisasi sekarang ini ada berbagai macam produk yang dihasilkan
oleh berbagai macam instansi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari
hari, dimana produk tersebut dibuat melalui suatu tahap proses produksi. Yang mana
nantinya dapat bernilai jual dan mempunyai manfaat bagi kehidupan. Sehingga dapat
memenuhi kepuasan pelanggan.
Dalam mata kuliah Operasi Bisnis yang ada dalam jurusan Ilmu Administrasi
Bisnis ini telah mengadakan pratikum lapang tentang kegiatan proses produksi teh di
PT. Perkebunan Nusantara XII (PERSERO).
Dengan adanya pratikum lapang ini, mahasiswa akan lebih mudah
menerapkan teori - teori yang telah didapat dan dipelajari dalam mata kuliah tersebut
dengan realita yang ada dilapangan. Melalui mata kuliah Operasi Bisnis ini dapat
digunakan sebagai wacana serta wawasan bagi mahasiswa dalam pengambilan
keputusan dan pengaturan proses produksi di masa depan.

1.2

Tujuan Praktikum Lapang


Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum lapang antara lain sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui secara langsung sistem produksi, proses produksi, tata letak
pengambilan bahan baku, material handling, layout serta desain produk.

2. Untuk mengamati tata ruang pembuatan bahan baku yang digunakan dalam
pengolahan teh dengan proses bertahap sehingga menghasilkan produk yang
berkualitas
3. Untuk memperoleh pengetahuan tentang mutu dari teh
4. Mengembangkan wawasan setiap mahasiswa
5. Mengaplikasikan teori yang didapat dibangku perkuliahan
1.3

Manfaat Praktikum Lapang


Adapun manfaat yang diperoleh antara lain sebagai berikut :
1. Membandingkan teori yang diterima mahasiswa dalam proses pembelajaran
dibangku kuliah dengan pelaksanaan proses produksi yang ada di lapangan.
2. Menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi dunia pendidikan khususnya
dibidang produksi.
3. Mahasiswa dapat mengetahui pihak pihak yang terlibat dalam proses produksi
di lapangan.
4. Menambah pengalaman praktis di lapangan sebagai bekal untuk terjun ke dunia
pekerjaan.
5. Sebagai referensi bagi yang akan melakukan penelitian dibidang yang sama

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Sistem Produksi
Sistem Produksi adalah kumpulan dari sub sistem - sub sistem yang saling
berinteraksi dengan tujuan mentransformasi input produksi menjadi output produksi.
Input produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal, dan
informasi, sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut
hasil sampingannya seperti limbah, informasi, dan sebagainya. Sistem Produksi secara
luas diartikan sebagai kegiatan yang mentransfer masukan masukan (input) menjadi

keluaran (output) tercakup semua aktivitas kegiatan yang mendukung atau menunjang
usaha untuk menghasilkan produk.
Subsistem subsistem dari suatu sistem produksi terdiri dari beberapa hal,
antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pengendalian Produksi
Pengendalian Kualitas
Penentuan standar standar Operasi
Penentuan Fasilitas Produksi
Perawatan Fasilitas Produksi
Penentuan Harga Pokok Produksi

Dalam sistem produksi ini dibedakan menjadi 2, yakni :

1. Sistem Produksi Seri


Perubahan bahan baku menjadi suatu Product Finished Goods melalui

beberapa suatu tahap operasi produksi.


Urutan urutan penyelesaian dalam proses produksi selalu tetap.
Untuk produksi yang bersifat massa.
Tidak fleksibel karena alat mesin dan tenaga manusianya masih belum
standart sehingga berpengaruh pada permintaan konsumen dan perubahan
kapasitas produksi yang sulit untuk dilakukan.

2. Sistem Produksi Pararel


Setiap proses produksi gugusannya terputus dan tidak berkesinambungan.
Merupakan interval waktu yang sama pada setiap gugus pada proses produksi.
Melakukan proses berdasarkan pesanan atau permintaan.
Sering terjadi kehilangan efisiensi yang justru melebihi efisiensi lini, terjadi
bila salah satu gugus mengalami gangguan.

2.2

Proses Produksi

Proses diartikan sebagai suatu cara, metode dan teknik bagaimana


sesungguhnya sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada diubah
untuk memperoleh suatu hasil. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau
menambah kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995).
Proses juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik bagaimana produksi
itu dilaksanakan. Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan dan menambah
kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002).
Produksi adalah semua kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan
suatu barang dan jasa, dengan memanfaatkan faktorfaktor produksi yang tersedia.
Menurut Sofyan Assuri ( 1999 : 11 ) , pengertiann produksi secara luas
diartikan sebagai kegiatan yang mentransfer masukan masukan (input) menjadi
keluaran (output) tercangkup semua aktivitas kegiatan yang mendukung atau
menunjang usaha untuk menghasilkan produk.
Proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah
kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.
2.2.1

Jenis Proses Produksi


Menurut Sofyan Assari ( 1999 : 79 ) didalam pengelolahan bahan baku menjadi
produk selesai. Kita dapat menggolongkan proses produksi menjadi dua macam,
dinyatakan sebagai berikut :
1. Proses produksi terus menerus (lini / continous proses) atau urutan yang
selalu sama dengan pelaksanaan proses produksi, pada umumnya
produk yang dihasilkan bersifat homogen (satu macam) dan tidak
tergantung pada spesifikasi yang diminta pembeli.

2. Proses produksi yang terputus - putus (intermentent process) yaitu


proses produksi yang arus prosesnya ada dalam perusahaan tidak selalu
sama, pada umumnya produk yang dihasilkan bersifat heterogen (lebih
dari satu macam) dan tergantung pada spesifikasi yang diminta pembeli.
2.2.2

Faktor-Faktor Produksi
Faktor-faktor produksi menurut Swastha dan Sukotjo (2000:15) adalah sebagai
berikut :
a. Manusia
Manusia tidak hanya berperan sebagai tenaga kerja tetapi juga sekaligus juga
sebagai konsumen. Selain itu penawaran tenaga kerja juga tergantung pada
komposisi umur dan jumlah penduduk. Seseorang dapat dianggap sebagai tenaga
kerja yang produktif pada umur antara 16-55 tahun.
b. Uang
Uang merupakan unsur yang paling penting untuk menciptakan sejumlah uang.
Termasuk barang modal antara lain: mesin-mesin, peralatan, pabrik, fasilitas
transport, dan sebagainya.
c. Material
Material merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting untuk
kegiatan-kegiatan yang bersifat produktif.
d. Metode
Metode adalah ide-ide atau inisiatif yang bersifat produktif, pengambilan
keputusan, penanggungan resiko yang ada sebagainya. Semua itu ditujukan untuk
mengorganisir dan mengkoordinir faktor-faktor dengan baik.
e. Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan
pelaksanaan operasi atau proses produksi tersebut. Penggunaan mesin dan fasilitas
produksi yang terus menerus apabila tidak diperhatikan rata-rata jam kerja
mesinnya.

2.2.3

Fungsi Produksi

Sofyan Assuri ( 1999 : 23 ) menyatakan bahwa produksi adalah berkaitan dengan


pertanggungjawaban dalam pengelolahan dan pertransformasian masukkan (input)
menjadikan keluaran (output) berupa barang dan jasa yang akan dapat memberikan
hasil pendapatan bagi perusahaan. Untuk melaksanakan fungsi tersebut diperlukan
serangkaian kegiatan yang merupakan keterkaitan dan menyatu secara menyeluruh
sebagai suatu sistem. Empat fungsi terpenting dalam fungsi produksi adalah :
1. Proses pengolahan, merupakan metode atau teknik yang digunakan untuk
mengelolah masukan (input).
2. Jasa jasa penunjang merupakan sarana yang berupa pengorganisasian yang
perlu untuk penetapan teknik dan metode yang akan dijalankan sehingga
proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
3. Perencanaan merupakan penetapan keterkaitan dan pengorganisasian dari
kegiatan produksi dan operasi yang akan dilakukan dalam suatu dasar waktu
atau periode tertentu.
4. Pengendalian atau pengawasan

merupakan

fungsi

untuk

menjamin

terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan sehinnga maksud dan


tujuan untuk penggunaan dan pengolahan masukan (output) pada kenyataan
dapat dilaksanakan.
2.2.4

Volume Produksi
Menurut Gitosudarno (2002 : 149) , tujuan perusahaan pada umumnya adalah
untuk mendapatkan laba setinggi mungkin. Luas produksi merupakan jumlah atau
volume hasil produksi yang seharusnya diproduksi oleh suatu perusahaan dalam satu
periode.
Penentuan luas produksi yang tepat berarti adanya alokasi sumber produksi
yang efisien. Bahan dasar, bahan-bahan pembantu dan faktor-faktor produksi yang

lain dapat ditentukan pada volume produksi yang tepat sehingga dapat dihindarkan
adanya pemborosan-pemborosan dan kerugian-kerugian finansial faktor produksi.
2.2.5

Faktor Faktor yang Menentukan Volume Produksi


Volume produksi merupakan hasil dari suatu produksi. Untuk menghasilkan
suatu produk atau barang-barang yang diinginkan melalui proses produksi ada
beberapa faktor yang harus tersedia untuk kelangsungan proses produksi menurut
Sukanto dan Sudomo (2000 : 55) diantaranya sebagai berikut :
a. Bahan mentah dan bahan pembantu
Bahan baku dalam suatu perusahaan merupakan unsur yang sangat penting dalam
perusahaan yang bersangkutan baik itu bahan baku dasar maupun bahan pembantu.
b. Mesin dan peralatan
Dalam pelaksanaan operasi produksi mesin dan peralatan merupakn bagian yang tidak
dapat dipisahkan dengan pelaksanaan operasi atau proses produksi tersebut.
Penggunaan mesin dan fasilitas produksi yang terus-menerus apabila tidak
diperhatikan rata-rata jam kerja mesinnya dan tidak didukung dengan pemeliharaan
yang memadai akan berakibat kepada timbulnya kerusakan dan peralatan produksi
yang dapat mengakibatkan tersendatnya proses produksi dan volume produksi
mengalami ketidakstabilan.
c. Tenaga kerja
Dalam pelaksanaan kegiatan produksi dari suatu perusahaan, tenaga kerja dalam
perusahaan tersebut akan mempunyai peranan yang cukup penting. Tenaga kerja
langsung yang benar-benar menangani pelaksanaan produksi dalam suatu perusahaan
ini akan mempunyai peranaan yang cukup penting dalam penentuan baik dan
buruknya kualitas produk perusahaan yang bersangkutan.
d. Modal
Dana yang tersedia untuk pembiayaan modal kerja dalam perusahaan juga akan
merupakan input yang diperlukan oleh sistem produksi dalam perusahaan.
Kekurangan dana untuk pembiayaan tenaga kerja langsung, bahan baku serta biaya

lain yang diperlukan akan mengakibatkan terganggunya pelaksanaan produksi dalam


perusahaan tersebut.
e. Tanah untuk lokasi perusahaan
Lokasi perusahaan ini merupakan tempat dimana fungsi dari perusahaan tersebut
melaksanakan kegiatan produksi, sehingga pemilihannya pun harus dipertimbangkan
dengan sebaik-baiknya. Pemilihan lokasi pabrik yang tidak mendukung pelaksaan
produksi dalam perusahaan yang bersangkutan akan berarti suatu hambatan bagi
perkembangan perusahaan yang bersangkutan pada masa yang akan datang.

Dari uraian diatas jelas bahwa factor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan


proses produksi T. Hani Handoko (1999 : 128 132) adalah sebagai berikut :
a. Kebutuhan modal
Modal merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan volume produksi.
Besar kecilnya usaha atau lancar tidaknya proses produksi sangat tergantung pada
modal yang tersedia.
b. Kondisi pasar atau permintaan pasar
Meskipun modal banyak bahan baku tersedia tenaga kerja ada dan kapasitas mesin
mencukupi tetapi permintaan akan produk yang dihasilkan tidak terima oleh pasar
maka produk yang dihasilkan akan menumpuk sehingga proses produksi tidak dapat
berjala secara optimal karena produk yang dihasilkan tidak dapat terjual.
c. Tersedianya bahan baku
Bahan baku merupakan faktor yang sangat penting bagi perusahaan tanpa bahan baku
maka proses produksi perusahaan akan mengalami kemacetan atau terhentinya proses
produksi.
d. Tersedianya tenaga kerja

10

Didalam kegiatan proses produksi tenaga kerja merupakan faktor yang tidak boleh
dilupakan terutama pada perusahaan yang tidak menggunakan mesin dalam proses
produksinya. Karena banyak tidaknya jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh
perusahaan merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan produk
perusahaan yang bersangkutan.
e. Peralatan mesin atau teknologi yang dimiliki
Perusahaan harus mempertimbangkan peralatan mesin atau kemajuan teknologi untuk
proses produksi. Suatu perusahaan tidak mungkin berproduksi melebihi kemampuan
kapasitas mesin yang dimiliki ini yang perlu diperhatikan adalah jam kerja mesinnya.
Karena kapasitas mesin ini merupakan factor untuk menghasilkan sejumlah produk
perusahaan.
Dengan adanya faktor-faktor tersebut maka diperlukan perencanaan yang tepat
dalam menentukan jumlah dan jenis produk yang dihasilkan, sehingga dengan faktorfaktor tersebut saling melengkapi maka proses produksi dapat beroperasi secara
optimal dan diharapkan dapat diterima oleh pasar, sehingga perusahaan dapat terus
beroperasi untuk memenuhi kebutuhan atau permintaan pasar.

2.3

Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi adalah aktivitas untuk menetapkan produk yang
diproduksi, jumlah yang dibutuhkan, kapan produk tersebut harus selesai dan sumbersumber yang dibutuhkan. Pengendalian produksi adalah aktivitas yang menetapkan
kemampuan sumber-sumber yang digunakan dalam memenuhi rencana, kemampuan
produksi berjalan sesuai rencana, melakukan perbaikan rencana.

11

Tujuan utamanya adalah memaksimumkan pelayanan bagi konsumen,


meminimumkan investasi pada persediaan, perencanaan kapasitas, pengesahan
produksi dan pengesahan pengendalian produksi, persediaan dan kapasitas,
penyimpanan dan pergerakan material, peralatan, routing dan proses planning, dan
sebagainya.
2.3.1

Tujuan dan Fungsi Rencana Produksi


1.

Tujuan rencana produksi

2.

Meminimalkan biaya / memaksimalkan laba

Memaksimalkan layanan nasabah

Meminimalkan investasi inventaris

Meminimalkan perubahan dalam nilai produksi

Meminimalkan perubahan dalam tingkat tenaga kerja

Memaksimalkan pemanfaatan pabrik dan perlengkapan

Fungsi rencana produksi


Fungsi dari perencanaan dan pengendalian produksi adalah :

Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap rencana

strategis perusahaan
Sebagai alat ukur performansi proses perencanaan produksi
Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi
Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat

penyesuaian.
Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target produksi dan rencana

strategis
Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan Jadwal induk Produksi.
1. Tingkatan Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Sistem pengendalian dan perencanaan produksi terbagi ke dalam tiga tingkatan:

12

a. Perencanaan jangka panjang (long range planning)


Perencanaan ini meliputi kegiatan peramalan usaha, perencanaan jumlah
produk dan penjualan, perencanaan produksi, perencanaan kebutuhan bahan,
dan perencanaan finansial.
b. Perencanaan jangka menengah (medium range planning)
Perencanaan jangka menengah meliputi kegiatan berupa perencanaan
kebutuhan kapasitas (capacity reqiurement planning), perencanaan kebutuhan
material (material requirement planning), jadwal induk produksi (master
production schedule), dan perencanaan kebutuhan distribusi (distribution
requirement planning).
c. Perencanaan jangka pendek (short range planning)
Perencanaan jangka pendek berupa kegiatan penjadwalan perakitan
produk akhir (final assembly schedule), perencanaan dan pengendalian inputoutput, pengendalian kegiatan produksi, perencanaan dan pengendalian
purchase, dan manajemen proyek.

2. Kegiatan perencanaan dan pengendalian produksi meliputi:


Peramalan kuantitas permintaan
Perencanaan pembelian/pengadaan: jenis, jumlah, dan waktu
Perencanaan persediaan (inventory): jenis, jumlah, dan waktu
Perencanaan kapasitas: tenaga kerja, mesin, fasilitas
Penjadwalan produksi dan tenaga kerja
Penjaminan kualitas
Monitoring aktivitas produksi
Pengendalian produksi

2.4

Perencanaan Lokasi Pabrik (Lay Out Pabrik)

13

Layout menurut Taylor dalam buku Sri Joko (2004:181) , bukan saja kegiatan
untuk menentukan tata letak dari peralatan/mesin yang diperlukan dalam proses
produksi tetapi tata letak dari seluruh fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan, yang
meliputi penetapan lokasi setiap departemen, letak mesin-mesin, letak gudang, lorong
(koridor) dan seluruh lingkungan kerja baik yang sekarang digunakan atau yang akan
diusulkan.
Layout fasilitas produksi merupakan keseluruhan bentuk dan penempatan
fasilitasfasilitas yang diperlukan di dalam proses produksi di dalam berproduksi
diperlukan peralatan peralatan, perlengkapan perlengkapan, mesin mesin atau
fasilitas fasilitas produksi. Fasilitas fasilitas tersebut harus diatur sesuai dengan
kebutuhan proses produksi sehingga hasil produksi dapat diproduksi dengan jumlah
dan kualitas yang sesuai, dapat diselesaikan tepat pada waktunya dan dengan biaya
yang minim.
Perencanaan layout pabrik merupakan pemilihan secara optimum penempatan
mesin-mesin peralatan pabrik, tempat kerja, tempat penyimpanan dan fasilitas servis,
bersama sama dengan penentuan bentu gedung pabriknya.
2.4.1

Tujuan Layout
Tujuan pengaturan layout fasilitas yang baik itu adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Memaksimalkan pemanfaatan peralatan pabrik.


Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja
Mengusahakan agar aliran bahan dan produk itu lancar
Meminimumkan hambatan pada kesehatan
Meminimumkan usaha membawa bahan
Memaksimumkan pemanfaatan ruang yang tersedia
Memaksimumkan keluwesan menghindari hambatan operasi dan tempat
yang terlalu padat

14

8. Memberikan kesempatan berkomunikasi bagi para karyawan dengan


menempatkan mesin dan proses secara benar
9. Memaksimumkan hasil produksi
2.4.2

Macam-Macam Layout
Dalam menentukan plan layout atau tata letak pabrik yang baik haruslah
ditentukan berdasarkan pengaruh faktor-faktor yang ada seperti tahapan proses
produksi, hasil keluaran produksi, jenis perlengkapan yang digunakan berdasarkan
sifat produksi dari produk yang diproduksi tersebut. Macam-macam layout :

1.

Layout Proses atau Fungsional (Process / Functional Layout)


Dalam

layout

proses

mesin mesin

dan

peralatan peralatan

yang

mempunyai fungsi yang sama dikelompokkan dan ditempatkan dalam satu


tempat atau ruang tertentu.
2.

Layout Product atau Lini (Process / Line Layout)


Didalam layout produk, mesin dan perlengkapan disusun berdasarkan urutan
operasi yang diperlukan bagi produk yang dibuat.

3.

Layout Kelompok (Group Layout)


Layout kelompok memisah daerah serta kelompok mesin yang membuat
serangkaian komponen yang memerlukan pemrosesan sama.

2.4.3

Faktor - faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Pabrik


Menurut Sri Joko ( 2004 : 148 ) , factor yang mempengruhi pemilihan lokasi
pabrik adalah sebagai berikut:

15

1. Tenaga kerja
Keadaan tenaga kerja adalah merupakan salah satu faktor yang sangat penting
yang perlu dipertimbangkan dalam keputusan lokasi usaha, terutama bagi
perusahaan manufaktur dan perusahaan jasa yang konsumennya banyak dan
tersebar dalam daerah yang luas.
2. Transportasi dan logistik
Kedekatan lokasi pabrik dengan pemasok dan pasar adalah dua pertimbangan
penting dalam kebijakan lokasi. Kedekatan dengan sumber bahan baku dirasakan
sangat penting terutama bagi industriy berat, seperti pasa perusahaan yang
bergerak dalam pertambangan, perusahaan penggergajian / pengolahan kayu dan
perusahaan yang mengolah produk - produk pertanian.
3. Konsumen dan pasar
Konsumen dan pasar sangat penting terutama bagi perusahaan yang bergerak pada
bidang jasa, oleh karenanya banyak perusahaan jasa menentukan lokasi usahanya
dengan cara yang sederhana yaitu dengan mencari lokasi dimana lalu-lintas
konsumen yang tinggi, disitulah perusahaan mendirikan atau membangun fasilitas
usahanya tanpa memperhatikan tingkat persaingan potensial pada lokasi tersebut.
Jalan utama menuju luar kota merupakan contoh lokasi dimana tingkat persaingan
usaha rumah makan dan jasa perbaikan kendaraan cukup tinggi.
4. Lingkungan masyarakat
Ada sejumlah faktor khusus yang penting yang perlu menjadi pertimbangan
dalam mengambil kebijakan tentang lokasi dimana perusahaan akan didirikan
yang berhubungan dengan masyarakat lokal.

16

2.5

Desain Produk
Desain produk adalah suatu bidang keahlian desain yang mempelajari dan
merencanakan benda pakai, yang diproduksikan secara industri. Ruang lingkup
keahliannya luas, mulai dari benda pakai sederhana seperti perlengkapan rumah
tangga, furniture, alat peraga, maupun mainan anak hingga perlengkapan modern
berteknologi tinggi seperti peralatan elektronik, transportasi, militer, penerbangan,
serta perkapalan.
Desain produk menekankan perhatian utamanya pada hubungan antar manusia
sebagai pemakai dan produk sebagai benda pakai. Penekanannya terdapat pada
hubungan timbal balik yang melibatkan pertimbangan yang mencakup aspek teknis,
fungsi, psikologis, pasar. Sehingga pengembangan desain suatu produk memerlukan
wawasan yang memadai tentang bahan, proses produksi, perilaku manusia serta
tuntutan sosial, budaya dan ekonomi.
Suatu produk disamping dituntut tidak hanya memiliki fungsi teknis, ekonomi
atau sekedar pemenuhan kebutuhan fisik saja, tetapi juga diharapkan dapat menjawab
tuntutan akan fungsi simbolik, keindahan, kenyamanan, dan keindahan.
Desain produk terdiri dari dua kata yaitu desain dan produk. Menurut kamus
Bahasa Indonesia, desain berarti kerangka atau rancangan.sedangkan produk berarti
barang atau jasa yang dibuat dan ditambah guna atau nilainya kemudian diproses
produksi menjadi hasil akhir. Jadi pengertian desain produk adalah salah satu aktivitas
yang merancang suatu bentuk kemudian diproses melalui proses produksi dan
hasilnya akan menjadi suatu produk yang bernilai dan kegunaannya dapat memenuhi

17

keinginan konsumen yang berubah-ubah. Desain produk adalah suatu profesi yang
kegiatannya berkaitan dengan suatu proses inovasi teknologi.

2.6

Material Handling
Pengendalian Bahan (Material handling) menurut Sofyan Assauri (1999 :
85) merupakan kegiatan meletakkan bahan dan menempatkan bahan yang sesuai
pada tempatnya mulai dalam proses hingga saat produk tersebut dikeluarkan
menjadi barang jadi. Material Handling adalah suatu seni dan ilmu untuk
memindahkan, membungkus dan menyimpan bahan dalam segala bentuk.
Tujuan dari pemindahan bahan ini adalah mencapai pemindahan bahan
bahan yang tertib dan teratur dengan memenuhi syarat yang telah ditentukan
dan yang lebih penting lagi adalah mencapai biaya yang rendah. Penurunan
biaya material handling dapat diusahakan dengan cara :
1. Pengurangan jumlah dan jarak pengangkutan.
2. Pengurangan waktu yang dibutuhkan di dalam pengangkutan bahan.
3. Pemilihan alat pengangkutan bahan yang tepat.

2.6.1

Bahan Baku
Bahan baku merupakan bagian yang integral dari produk yang dihasilkan oleh
suatu perusahaan. Menurut Gitosudarmo (2002:79) , bahan baku merupakan
kebutuhan pokok suatu industri yang akan menghasilkan suatu produk atau barang.
Sedangkan menurut Kusuma (2002:131) , bahwa persediaan adalah sebagian
barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada periode mendatang.

18

Persediaan dapat berbentuk bahan baku yang disimpan untuk dijual, beliau juga
menegaskan bahwa tujuan adanya persediaan bahan baku tersebut adalah untuk
mengurangi ketidakpastian produksi akibat fluktuasi pasokan bahan baku.
Tersedianya bahan baku yang cukup besar adalah merupakan faktor penting
guna kelancaran proses produksi. Akan tetapi persediaan bahan baku yang sangat
besar adalah pemborosan biaya yang besar pula. Untuk itu diperlukan perencanaan
dan pengawasan terhadap bahan baku ini baik mengenai jumlah bahan baku yang
dibutuhkan selama satu tahun dapat diperhitungkan dari rencana produksi yang akan
dihasilkan.

2.6.2

Faktor Faktor Persediaan


Menurut Agus Ahyari ( 1996 ) persediaan memiliki fungsi yang sangat penting dalam
kegiatan perusahaan, yaitu:
1. Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku yang dibutuhkan
oleh perusahaan. Seandainya terjadi keterlambatan maka perusahaan

dapat

memanfaatkan persediaan yang ada sambil menunggu bahan baku yang dikirim
dari pemasok.
2. Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga hams
dikembalikan.
3. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan disimpan dalam gudang, sebab
akan menghindari naiknya harga bahan baku yang mengikuti arus kenaikan valuta
asing.

19

4. Mempertahankan stabilitas produk dan menjamin kelancaran arus produksi.


Mencapai produk yang seoptimal mungkin sesuai keinginan perusahaan yang dapat
diterima konsumen.
2.6.3

Jenis Jenis Persediaan


Jenis-jenis persediaan menurut Rangkuti (2004:14) diantaranya sebagai berikut :
1. Persediaan bahan mentah (raw material)
Persediaan barang-barang berwujud seperti besi, kayu serta komponen-komponen lain
yang digunakan dalam proses produksi.
2. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased parts atau components)
Persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari
perusahaan lain yang secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.
3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies)
Persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi bukan
merupakan bagian atau komponen barang jadi.
4. Persediaan dalam proses (work in process)
Persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam
proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu
diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
5. Persediaan barang jadi (finished goods)
Persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan
siap dijual atau dikirim kepada pelanggan.

20

BAB III
GAMBARAN PERUSAHAAN

3.1

Gambaran Umum
Kebun wonosari - lawang merupakan kebun yang membudidayakan dan
mengelolah teh. Sinergi antara tanah, iklim dan jenis klon tanaman pokok selama ini
telah menghasilkan mutu atau kualitas teh serta produktivitas yang sangat baik. Kebun
wonosari - lawang merupakan salah satu dari 35 unit kebun yang dimiliki PT
Perkebunan Nusantara XII (Persero). PTPN XII mengelola area perkebunan seluas
80.000 ha dan tersebar di seluruh wilayah Jawa Timur yang terbagi menjadi 3
wilayah dan 34 unit kebun.
PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) disingkat PTPN XII dibentuk
berdasarkan PP No 17 Tahun 1996, tanggal 14 Februari 1996. Akta pendirian PT
Perkeunana Nusantara XII (Persero) No.45 tamggal 08 Agustus 1996. Akte perubahan
Anggaran Dasar perusahaan nomor 62 tanggal 24 Mei 2000 dibuat oleh notaris
Justisia Soetandio,SH dan disahkan Menteri Hukum dan Perundang Undangan
Republik Indonesia dengan SK No. C. 22950 HT 01.04 tahun 2000. Selanjutnya, Akte
Notaris Nomor 62 diubah menjadi Akte Nomor 30 Notars Habib Adjie,SH,M.Hum
tanggal 16 Agustus 2008.

21

PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara
(BUMN). Perusahaan yang berstatus sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini
merupakan penggabungan kebun kebun di Jawa Timur dari eks PTP XXIII, PTP
XXVI dan PTP XXIX. Didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Kota Madya
Surabaya Tanggal 18 September 1996 Nomor 022/BH.13.01. Status tanah, tanah Hak
Guna Usaha berlaku sampai dengan tahun 2011 dan diurus perpanjangannya.
Komposisi Kepemilikan Saham Negara Republik Indonesia : 100.00%

3.2

Sejarah Singkat Perusahaan


PT Perkebunan Nusantara XII merupakan penggabungan PT Perkebunan
(PTP) yang ada di Jawa Timur, yaitu PTP XXIII, PTP XXVI dan PTP XXIX
menjadi PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) berdasarkan PP No 17 Tahun 1996,
tanggal 11 Maret 1996.
Menariknya dari kebun teh ini adalah pengembangan agrowisata kebun teh
selain produksi teh. Tidak hanya itu, proporsi lahan yang diusahakan oleh PPTPN
XII Malang tersebut jugag diberikan pada budidaya kapuk dan aneka kayu. Pihak
pengelolah mengakui bahwa sektor agrowisata kebun teh sangat prospektif karena
panorma kebun teh yang sangat cocok untuk beristirahat, rekreasi dan pelatihan atau
pendidikan. Fasilitas yang ditawarkan berupa wisma, kolam renang, mini zoo, kereta
mini, motor ATV, flying fox, jogging track/tea walk, rute sepeda gunung dan
berkuda, rumah bunga, tea resto, camping ground, paint ball games dan outbond.

3.3

Visi dan Misi Perusahaan

22

Visi perusahaan adalah Menjadi Perusahaan Agribisnis yang berdaya saing

tinggi dan mampu tumbuh-kembang berkelanjutan.


Misi perusahaan diantaranya :
a. Melaksanakan reformasi bisnis, strategi, struktur, dan budaya perusahaan
untuk mewujudkan profesionalisme berdasarkan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance.
b. Meningkatkan nilai dan daya saing perusahaan (competitive advantage)
melalui inovasi serta peningkatan produktifitas dan efisiensi dalam
penyediaan produk berkualitas dengan harga kompetitif dan pelayanan
bermutu tinggi.
c. Menghasilkan laba yang dapat membawa perusahaan tumbuh dan
berkembang

untuk

meningkatkan

nilai

bagi

shareholders

dan

stakeholders lainnya.
d. Mengembangkan usaha agribisnis dengan tata kelola yang baik serta
peduli pada kelestarian alam dan tanggung jawab social pada lingkungan
usaha (community development).

3.4

Lokasi Perusahaan
Kebun teh wonosari terletak 30 km arah utara kota Malang tepatnya terletak
di desa Toyomarto, Kecamatan Singosari dan Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang
Kabupaten Malang. Kebun wonosari terletak pada ketinggian 950 1250 m dpl,
dengan pabrik yang terletak pada ketinggian 950 m dpl. Elevasi kebunnya menghadap
ke arah timur dan jenis tanahnya terdiri dari tanah latosol dan andosol.

3.5

Tanah Dan Iklim


Kebun teh Wonosari terletak pada ketinggian 950 1250 m dpl. Curah hujan
berkisar antara 1000 6000 mm. daerah ini memiliki temperature rata-rata pada siang

23

hari sekitar 26-30 C dan kelembaban 40-70%. Sedangkan pada malam hari
temperature mencapai 19-24 C dan kelembabannya 70 - 90% dengan tipe iklim B ke
C.

3.6

Tanaman
Kebun teh wonosari menghasilkan tanaman yang berupa :
a. Teh
: - Camellia sinensis
- Camellia assamica
b. Tebu
c. Kopi
d. Kapas
e. Kayu-kayuan

3.7

Agrowisata
Objek wisata agro Wonosari merupakan salah satu bentuk diversifikasi latihan
perkebunan sebagai kawasan wisata wonosari yang memiliki prospek ke depan yang
bagus dan dapat menambah pendapatan USS Wonosari selain dari produksi teh.
Wisata agro Wonosari mengembangkan berbagai fasilitas yang meliputi
rekreasi, penginapan, olahraga serta wisata edukatif. Selain itu, juga ada kolam renag,
bar pool, dan tea house. Fasilitas wisata agro wonosari diantaranya sebagi berikut:
a. Fasilitas penginapan atau wisma
Objek wisata agro merupakan objek wisata yang mempunyai kekhasan
panorama the yang alamai yang menyajikan sentuhan kepariwisataan
dengan nuansa perkebunan berbagai fasilitas. Berikut ini merupakan fasilitas
penginapan yang ditawarkan di OWA Wonosari.
b. Fasilitas umum
Untuk mewujudkan OWA Wonosari sebagi daerah tujuan wisata dan
pemenuhan kebutuhan rekreasi, wisata agro telah mengembangkan berbagai
fasilitas yang meliputi kolam renang, wisma, pusat jajanan serba ada
(pujasera), dan lain-lain.

24

Selain itu , wisata edukasi kini banyak diminati oleh pengunjung


khususnya pelajar, didukung pula dengan suasana yang tenang dan sejuk ini
juga cocok bagi para mahasiswa yang ingin belajar. Oleh karena itu, wisata
agro memberikan servis melalui pemberian paket kunjungan berupa
Planttation Tour (tour kebun) dan Factory Tour (tour pabrik).
Juga tersedia ruang ruang pertemuan (meeting room) yang dapat
dipergunakan untuk rapat atau pertemuan keluarga, dengan harga sewa
corporate rate dan publisch rate.
Pada saat ini jumlah kamar yang tersedia 64 buah, seringkali penuh pada
akhir pekan atau hari libur umum dan keagamaan. Pada hari kerja (week days)
jumlah pengunjung tidak seramai akhir pekan (weekend), sehingga sangat
cocok bagi para wiraswasta atau siapa saja yang menghendaki suasana tenang
untuk menggali inspirasi dan kreativitas.

3.8

Sumber Daya Manusia


Pada proses produksi di perkebunan teh wonosari dari proses pemetikan
hingga pengepakan dan pengiriman diperlukannya tenaga kerja. Dalam perekrutan
ini terdiri dari beberapa tenaga kerja tetap dan tenaga kerja lepas. Pekerja tetap
biasanya bekerja pada kantor atau pabrik sedangkan pekerja lepas pada proses
pemetikan serta harus memiliki skill khusus yaitu sebagai berikut :
1. A1 adalah tenaga kerja yang memiliki skill paling baik
2. TP1 adalah tenaga kerja memiliki skill yang baik tetapi dibawah A1
3. TP2 adalah tenaga kerja yang skill nya dibawah TP1
4. TP3 adalah tenaga kerja baru dan skillnya rendah dikarenakan baru belajar
Jumlah tenaga kerja kebun wonosari lawang saat ini terdapat sekityar 1000
orang, yang terdiri dari :
Karyawan Pemetik
Karyawan Mandor
Karyawan Pabrik + Tetap + Agrowisata
Jumlah

: 300 orang
: 30 orang
: 670 orang
: 1000 orang

25

Sebagian besar karyawan tersebut merupakan penduduk setempat yang berasal


dari desa-desa sekitar Kebun Wonosari - Lawang . Agar membantu masyarakat
sekitar dalam hal pencarian lapangan pekerjaan.

3.9

Produk yang dihasilkan


Wonosari pada dasarnya memproduksi teh sebagai komoditi utamanya. Teh
tersebut diberi label Teh Rolas. Kata Rolas berarti dua belas yang menunjukkan
bahwa teh tersebut diproduksi oleh PTPN XII. Jenis teh yang dihasilkan ada dua
macam, yaitu teh hijau dan teh hitam. Teh hijau dari jenis tanaan teh Camellia
sintesis berasal dari Cina. Sedangkan teh hitam dari jenis tanaman teh Camellia
Asamica berasal dari India.
Produk teh yang dihasilan berdasarkan kualitasnya diantaranya sebagai
berikut: untuk ekspor: BP 1 (KW1), PF (KW2), PD (KW3), DAS 1 (KW4)
sedangkan untuk lokal FAN (KW5), DAS 2 (KW6), DAS 3 (KW7).
Sedangkan produk sampingan yang juga dihasilkan berupa kayu-kayuan yang
meliputi sengon, mahoni, jti unggul, jati lokal, kapuk, mindi, akasia, dan jarak.
Prodk sampingan ini selain digunakan sebagai tanaman naungan juga digunakan
untuk bahan bakar produksi dan sisanya dijual.

3.10

Negara tujuan ekspor PTPN XII (Persero)


Produk teh yang dihasilkan oleh PTPN XII tidak hanya dipasarkan di negara
Indonesia saja, tetapi jugag sudah mulai dipasarkan di beberapa benua diantaranya
Benua Asia, Benua Eropa, Benua Amerika, Benua Afrika, dan Benua Australia.
Pemasaran produk teh di Benua Asia tersebar di beberapa negara antara lain

26

Malaysia, Pakistan, Iran, India, Korea, Singapura, Iran, Jepang, Srilanka, dan
Taiwan.
Di Benua Eropa tersebar di beberapa negara antara lain Belanda, Jerman,
Prancis, Polandia, Swiss, Belgia, Inggris, Rusia dan Italia. Sedangkan di Benua
Amerika, pemasarn produk teh dapat ditemukan di negara Amerika dan Canada.
Negara Mesir dan Uni Emirat Arab merupakan negara pemasaran teh di Benua
Afrika. Di Benua Australia, kita hanya bisa mendapatkan produk teh PTPN XII di
negara Australia.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Praktikum Lapang

4.1.1

Metode Observasi
Observasi adalah metode dengan melakukan pengamatan atau terjun langsung
ke perusahaan. Dengan datang langsung ke perusahaan tersebut, kami dapat
mengetahui bagaimana strategi dan kebijakan perusahaan tersebut dalam memasarkan
produknya agar diminati oleh konsumen. Observasi ini kami lakukan bertujuan agar
dalam pembahasan tentang strategi perusahaan kami lebih optimal dan mengetahui
secara langsung bagaimana keadaan yang sebenarnya dalam PT Perkebunan
Nusantara XII yang kami kunjungi. Dalam praktikum ke perusahaan tersebut kami
dapat menyimpulkan strategi pemasaran yang tiap perusahaan berbeda.

27

Observasi dilakukan guna menunjang kebenaran suatu proses penelitian.


Observasi sangat baik dipergunakan sebagai teknik untuk melengkapi dan mengecek
fakta atau data yang diperoleh dengan alat pengumpul data, dengan observasi tersebut
dapat diketahui bahwa produk memerlukan berbagai tahap hingga produk sampai ke
tangan konsumen.
Observasi dilakukan pada PT Perkebunan Nusantara XII. Setelah dilakukan
observasi dapat diketahui setiap produk mempunyai strategi produksi dan strategi
pemasaran masing-masing. Setiap produk yangdibuat oleh produsen memiliki strategi
yang berbeda-bedadalam memasarkan produknya. Sehingga konsumen dapat
mengenal produk tersebut dan memakai produk tersebut secara terus-menerus
sehingga dikatakan bahwa konsumen tersebut menggunakan produk secara loyal, dan
strategi pemasaran yang dibuat oleh produsen berhasil menarik minat konsumen.
4.1.2

Metode Tanya Jawab


Proses tanya sangat penting bagi penelitian, dengan adanya tanya jawab kita
dapat mengetahui dan memahami obyek yang kami teliti, sehingga kita dapat
mengetahui banyak hal tentang perusahaan. Dengan adanya tanya jawab kami dapat
bertanya segalanya tentang strategi pemasaran perusahaan tersebut. Dari tanya jawab
yang dilakukan tersebut kami bebas bertanya tentang data-data yang kami butuhkan
dalam prusahaan yang sedang kami teliti sehingga dapat memperoleh informasi yang
mendukung laporan penelitian. Kami mengajukan beberapa pertanyaan pada saat di
perusahaan PT Perkebunan Nusantara XII diantaranya sebagai berikut :
1. Bagaimana cara menyeduh teh yang baik dan benar ?
- Dianjurkan teh pada umumnya air yang digunakan untuk menyeduh harus air dari
sumber, tidak dianjurkan air yang mengandung bahan bahan lain seperti mineral

28

atau kaporit dan itu harus air didihan yang pertama lalu diseduh dan diaduknya jangan
terlalu lama.
2. Ada berapa jenis daun teh yang digunakan dalam proses produksi di PTPN XII
(Persero) ?
- Ada 2 macam jenis daun teh yaitu, Camellia sinensis (30%) memiliki ciri ciri
daun berwarna hijau terang dan memanjang, tidak tahan terhadap penyakit dan
memiliki rasa yang kuat. Dan Camellia assamica (70%) memiliki ciri ciri daun
berwarna hijau gelap dan lebar, tahan terhadap penyakit tetapi rasa dari daun teh ini
kurang.
3. Ada berapa jenis teh yang diproduksi di PTPN XII (Persero) ?
- Ada 3 macam teh yang diproduksi di PTPN XII (Persero) yaitu teh hitam, teh putih
dan teh hijau.
4. Apa manfaat dari teh hitam?
- Manfaat dari teh hitam yaitu dapat menstabilkan metabolisme tubuh dan kesehatan
tubuh. Dan juga dapat menangkal radikal bebas atau sel kanker. Baik dikonsumsi di
pagi hari dan sore hari
5. Apa Manfaat dari teh putih?
- Manfaat dari teh putih yaitu untuk menurunkan tekanan darah. Sebaiknya
dikonsumsi pagi dan sore hari. Bagi yang tekanan darahnya tinggi dianjurkan
mengkonsumsi teh putih.
6. Apa manfaat dari teh hijau ?

29

- Manfaat dari teh hijau yaitu dapat menjaga kesehatan kulit, dapat menurunkan berat
badan, mencegah penyakit diabetes, mencegah penyakit jantung, dan dapat
mengurangi resiko kanker.

4.2

Pembahasan Praktikum Lapang

4.2.1

Pengamatan Teh
Baik teh hitam, teh hijau, teh putih, maupun teh oolong dapat diolah dari
bahan baku yang sama yaitu daun teh Camellia sinensis (teh cina) dan Camellia
asamica (teh india). Di Indonesia sebagian besar tanamannya berupa Camellia
asamica. Salah satu kelebihan dari varietas assamica ini adalah kandungan
polifenolnya yang tinggi sehingga sangatlah beralasan bila teh Indonesia lebih
berpotensi dalam hal kesehatan dibandingkan teh jepang maupun teh china yang
mengandalkan varietas sinesis sebagai bahan bakunya.
Manfaat teh bagi kesehatan tubuh diantaranya sebagai berikut:

a. Memperkutat gigi & Mencegah karises pada gigi. Unsur Flouride (F) yang cukup
tinggi pada teh dapat membantu dalam mencegah tumbuhnya karises pada gigi serta
dapat memperkuat gigi. Kadar flour dan polifenol untuk membunuh bakteri karises.
b. Mengurangi resiko keracunan makanan. Unsur catechin (salah satu unsur dalam
Polyphenols) telah terbukti bahwa unsur tersebut memiliki kemampuan untuk
menghentikan pertumbuhan beberapa bakteri yang menyebabkan keracunan makanan.
c. Memperkuat daya tahan tubuh dengan adanya vitamin C dan vitamin E. Dapat juga
membantu memperkuat daya tahan tubuh.
d. Menyegarkan tubuh. Teh mengandung sejenis kafein yang berbeda dengan kopi, maka
teh juga dapat merangsang sistem syaraf tubuh kita sehingga pengambilan oksigen
kedalam tubuh lebih lancar.

30

e. Menangkal kolesterol catechin. Telah dibuktikan bahwa dapat mengurangi


penimbunan kolesterol dalam darah dan mempercepat pembuangan kolesterol melalui
feses.
f. Mengoptimalkan metabolisme gula. Mangan (Mn) yang terkandung dalam teh bisa
membantu penguraian gula menjadi energi. Dengan demikian teh bisa membantu
menjaga kadar gula dalam darah.
g. Mencegah pertumbuhan kanker (pankreas, kulit, dll). Kemampuan catechin (salahsatu
unsur dalam Polyphenols) dapat menghambat terjadinya mutasi pada sel-sel tubuh dan
menetralisir radikal bebas. Zat anti mutagen (anti oksidan dan havanoid) mencegah
dan menekan pertumbuhan sel kanker. Cu, Mn, anti oksidan, flavonoid menangkal
serangan radikal bebas perangsang tumbuhnya.
h. Mencegah dan mengurangi resiko penyakit jantung. Unsur serat merupakan choleterol
resiko penyumbat dinding arteri. Mineral Cu dan Mn anti oksidan, flavonoid mampu
menekan dan memusnahkan serangan radikal bebas yang dapat menyebabkan
serangan jantung.
Sekalipun memiliki banyak manfaat, perlu diingat bahwa teh juga
mengandung kafein. Jika diambil secara berlebihan, ia dapat menyebabkan beberapa
gangguan seperti insomia, berdebar hatidan ketidak aturan detak jantung. Namun
kandungan kafein dalam teh masih tetap lebih rendah jika dibandingkan dengan kopi
atau minuman ringan bersoda. Selain kafein, anti oksidan, flavonoid yang terdapat
dalam teh menghambat penyerapan zat besi dari unsur-unsur tumbuhan seperti sayur
dan buah. Namun, zat besi dari daging tidak terpengaruh penyerapannya. Sekadar
peringatan, apapun yang berlebihan tidak akan baik kesannya.
Pengolahan teh adalah metode yang diterapkan pada pucuk daun teh yang
melibatkan beberapa tahapan termasuk diantaranya pengeringan hingga penyeduhan
teh. Jenis-jenis teh dibedakan oleh pengolahan yang dilalui. Di dalam bentuknya yang

31

paling umum, pengolahan teh melibatkan oksodasi terhadap pucuk daun, penghentian
oksidasi, pembentukan teh dan pengeringan. Dari tahapan ini, derajat oksidasi
memainkan peran penting untuk menentukan rasa teh, dengam perawatan dan
pemotongan pucuk daun mempengaruhi cita rasa juga turut berperan meski cukup
kecil.

Cara pengolahan teh secara umum sebagai berikut:


1. Pemetikan
Daun teh yakni satu kuntum atau tuga pucuk dari atas yang dipetik dari semak
Camellia Sinensis atau Camellia assamica tidak boleh daun yang muda.
2. Pelayuan
Daun teh dapat dijemur atau ditiriskan diruangan berangin lembut untuk mengurangi
kelembaban.
3. Pememaran
Untuk mengajukan dan mempercepat oksidasi, daun boleh dimemarkan dengan
memberinya sedikit tumbukan pada keranjang atau dengan digelindingkan dengan
roda berat.
4. Oksidasi
Untuk teh yang memerlukan oksudasi, daun dibiarkan semula di ruangan tertutup
dimana segera mereka menjadi lebih gelap. Di industri teh, proses ini disebut
fermentasi. Untuk teh oolong oksidasi harus terjadi 5-40%, pada teh oolong yang
lebih cerah 60-70%, dan pada teh hitam 100%
5. Penghilangan warna hijau
Penghilangan warna hijau untuk meghentikan oksidasi daun teh. Tahapan ini
dilakukan dengan pemanasan sedang. Tradisionalnya daun teh digoseng atau dikukus..
tetapi siring majunya teknologi tahapan ini dilakukan dengan pemanggangan di dalam
drum yang diputar. Untuk teh hitam, tahap ini dilakukan bersama pengeringan.
6. Pembentukan

32

Tahap berikutnya adalah penggulungan untuk mendapatkan bentuk lajur yang


ergonomik. Biasanya dilakukan dengan menempatkannya di dalam tas pakaian yang
besar, yang kemudian ditekan-tekan oleh tangan atau mesin untuk membentuk lajur.
Tindakan penggulungan ini juga menyebabkan beberapa pati dan jus dari dalam daun
keluar, ini akan memperkaya rasa teh. Lajur teh dapat dibentuk menadi bentuk lain,
misalnya membentuk pola keriting, membentuk pelet, atau digulung serupa bola dan
bentuk lain yang diharapkan.
7. Pengeringan
Pengeringan dilakukan sebagai tahap akhir menjelang penjualan. Ini dapat
dilakukan dengan banyak cara, misalnya dengan menggoseng, menjemur,
menghembuskan udara panas, atau memanggangnya. Namun, pemanggangannya
adalah yang paling lazim
8. Packing
Teh di packing berdasarkan kualitas teh seperti: kualitas 1, kualitas 2, kualitas 3, dll.
Kemudian teh siap untuk dijual.
4.2.2

Jenis Dan Pengolahan Teh


1. Teh Hitam
Secara umum, pengolahan teh hitam di Indonesia dapat dikategorikan dalam
dua sistem, yaitu sistem Orthodox dansistembaru seperti CTC (Crushing-TearingCurling) dan LPT (Lowrie Tea Processor). Meski sistem yang digunakan berbeda
secara prinsip proses pengolahannya tidaklah jauh berbeda, hanya mesin yang
digunakan berbeda.
Proses pengolahan teh hitam diantaranya sebagai berikut :

1. Pemetikan
Daun teh yakni satu kuntum atau tig pucuk dari atas yang dipetik dari semak Camelia
assamica tidak boleh daun yang muda. Dilakukan setiap 3 bulan sekali pada musim

33

panas sedangkan pada musim hujan 2 kali dalam sebulan. Kuantitas daun teh pada
musim panas lebih sedikit dibandingkan pada musim hujan. Pemetikan dilakukan
dengan tangan ketika kualitas teh menjadi prioritas atau ketika biaya tenaga pekerja
bukan persoalan. Pemetikan dengan tangan dilakukan dengan cara menggenggam
sejajar dengan hentakan pergelangan tangan dan tanpa pemilinan atau penjempitan,
karena jika yang terakhir dilakukan kan menurunkan mutu daun.
2. Pelayuan
Tahap pertama pada proses pengolahan teh hitam adalah pelayuan. Selama proses
pelayuan, daun teh aan mengalami dua perubahan yaitu perubahan senyawasnyawanyakimia kimia yang terdapat dalam daun serta menurunnya kandungan air
sehingga daun teh menjadi lemas. Proses ini dilakukan pada alat Whitering Trough
selama 8-14 jam tergantung kondisi pabrik dan cuaca dengan kadar air berkurang
70% hasil pelayuan yang baik ditandai dengan pucuk layu yang berwarna hijau
kekuningan, tidak mengering, tangkai muda menjdi lentur, bila digenggam terasa
lembut dan bila dilemparkan tidak akan buyar serta timbul roma yang khas seperti
buah masak.
3. Penggilingan dan Oksimatis
Secarakimi selama proses penggilingan merupakan proses awal terjadinya oksimatis
yaitu bertemunya polifenol dan enzim polifenol oksidase dengan bantuan oksigen.
Penggilingan akan mengakibatkan memar dan dinding sel pada daun teh menjadi
rusak. Cairan sel akan keluar dipermukaan daun secara rata. Proses ini berlangsung
katekin akan diubah menjadi theaflavin dan thearubigin yang merupaan komponen
penting baik terhadap warna, rasamaupun aroma seduhan teh hitam. Proses ini
biasanya berlangsung selama 90-120 menit tergantung kondisi dan program giling
pabrik yang ersangkutan.mesin yang biasa digunakan dalam proses penggilingan ini
dapat berupa Open TopRoller (OTR), Rotorvane dan Press Cup Roller (PCR) : unk

34

teh hitam orthodox sedangkan Mesin Crushing Tearing and Curling (CTC) : untuk teh
hitam CTC.
4. Pengeringan
Poses ini bertujuan untuk menghentikan proses oktimasi pada saat seluruh komponen
kimia pentingdalam daun teh telah secara optimal terbentuk.proses ini menyebabkan
kadar air daun teh turun menjadi 2,5-4%. Keadaan ini dapat memudahkan proses
penyimpanan dan transportasi. Mesin yang biasa digunakan dapat berupa Endless
Chain Pressure Dryer (ECPD) maupun Fluid Bed Dryer (FBD) pada suhu 90-9 55 C
selama 20-22 menit. Sebenernya output dari proses ini sudah dapat dikatakan sebagai
teh hitam meski masih memerlukan proses labih lanjut untuk memisahkan dan
mengklasifikasikan teh berdasarkan kualitasnya. Untuk itu diperlukan proses sortasi
dan grading.
5. Sortasi and Grading
Sotasi bertujuan untuk memisahkan eh kering berdasrkan warna, ukuran dan berat.
Sedangkan grading bertujuan untuk memisahkan teh chia yang mengandalkan varietas
sinensus sebagai bahan bakunya.

2. Teh Hijau
Di antara ketiga jenis teh teh fermentasi (teh hitam), teh semi fermentasi (teh
oolong) serta teh tanpa fermentasi (teh hijau). Teh hijau boleh dinobatkan sebagai teh
dengan potensi aktivitas kesehatan yang paling baik karena katekin yang merupakan
komponen bioaktif, selama pengolahan teh hijau dipertahankan jumlahnya dengan
cara menginaktivasi enzim polifenol oksidasi baik melalui proses pelayuan maupun
pemanasan. Pada proses pengolahan lainnya katekin dioksidasi menjadi senyawa
orthoquinon, bisflavanol, theaflavin dan thearubigin.

35

Pengolahan teh hijau di Indonesia menganut serangkaian proses fisik dan


mekanis tanpa atau sedikit mengalami proses oksimatis terhadap daun teh melalui
sistem panning (sangray).
Proses pengolahan teh hijau diantaranya sebagai berikut :
1. Pemetikan
Daun teh yakni satu kuntum atau tiga pucuk dari atas yang dipetik dari semak
Camellia sinensis atau Camellia assamica tidak boleh daun yang muda. Dilakukan
setiap 3 bulan sekali pada musim panas sedangkan pada musim hujan 2 kali dalam
sebulan. Kuantitas daun teh pada musim panas lebih sedikit dibandingkan pada
musim hujan. Pemetikan dilakukan dengan tangan ketika kualitas teh menjadi
prioritas atau ketika biaya tenaga pekerja bukan persoalan. Pemetikan dengan tangan
dilakukan dengan cara menggenggam sejajar dengan hentakan pergelangan tangan
dan tanpa pemilihan atau penjepitan, karena jika yang terakhir akan menurunkan mutu
daun.
2. Pelayuan
Berbeda dengan proses pengolahan teh hitam, pelayuan disini bertujuan
menginaktifasi enzim polyphenol oksidase untuk menghindari terjadinya proses
oktimatis. Akibat proses ini daun menjadi lentur dan mudah digulung. Pelayuan
dilakukan dengan cara mengalirkan sejumlah daun teh ke dalam mesin pelayuan
rotary panner dalam keadaan panas (80-100C) selama 2 4 menit secara continue.
Penilaian tingkat layu daun pada pengolahan teh hijau dikatakan sebagai persentase
layu, yaitu perbandingan daun pucuk layu terhadap daun basah yang dinyatakan
dalam persen. Persentase layu yang ideal untuk proses pengolahan teh hijau adalah 60
70%. Tingkat layu yang baik ditandai dengan daun layu yang berwarna hijau cerah,
lemas, dan lembut serta mengeluarkan bau yang khas.
3. Penggulungan

36

Pada proses pengolahan teh hijau, penggulungan merupakan tahapan pengolahan yang
bertujuan untuk membentuk mutu secara fisik. Selama proses penggulungan daun teh
akan dibentuk menjadi gulungan kecil dan terjadi pemotongan. Proses ini dilakukan
segera setelah daun layu keluar dari mesin pelayuan. Mesin penggulung yang biasa
digunakan adalah open top roller 26 type single action selama 15 17 menit.
4. Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk mereduksi kandungan air dalam daun hingga 3 4%.
Untuk mencapai kadar air yang demikian rendahnya, pengeringan umumnya
dilakukan dalam dua tahap. Pengeringan pertama bertujuan mereduksi kandungan air
dan memekatkan cairan sel yang menempel pada permukaan daun. Hasil pengeringan
pertama masih setengah kering dengan tingkat kekeringan (kering dibagi basah)
sekitar 30 35%. Mesin yang digunakan pada proses pengeringan pertama ini adalah
Endless Chain Pressure Dryer (ECPD) dengan suhu masuk 130 - 135C dan suhu
keluar 50 - 55 C dengan lama pengeringan kira kira 25 menit. Disamping
memperbaiki bentuk gulungan, pengeringan kedua bertujuan untuk mengeringkan teh
sampai kadar airnya menyentuh 3 4%. Mesin yang digunakan dalam proses ini
biasanya berupa rotary dryer type repeat roll lama pengeringan berkisar antara 80 90
menit pada suhu dibawah 70 C.
5. Sortasi dan Grading
Sortasi dan grading pada proses pengolahan teh hijau sama seperti teh hitam. Sortasi
dan grading bertujuan untuk memisahkan, memurnikan dan membentuk jenis mutu
agar teh dapat diterima baik dipasaran lokal maupun ekspor.
6. Pengemasan
Teh yang telah di sortasi dan di grading dimasukkan dalam peti miring yang
selanjutnya dimasukkan kedalam tea bulker untuk dilakukan pencampuran (blending).
Proses ini untuk menghomogenkan produk teh dalam grade yang sama. Mengingat
produk pertanian senantiasa mengalami fluktuasi kualitas, maka produk teh dari batch
ke batch dari hari ke hari senantiasa berbeda. Untuk menghilangkan perbedaan

37

tersebut dilakukan pencampuran. Dikemas dengan kemasan yang semenarik mungkin


dengan desain produk yang dibuat oleh PTPN XII.
3. Teh Putih
Daun teh putih adalah daun teh yang paling sedikit mengalami pemrosesan
dari semua jenis teh sedangkan teh jenis yang lain umumnya mengalami empat
sampai lima langkah pemrosesan. Merupakan jenis teh terbaik karena untuk
mendapatkannya hanya diambil dari satu pucuk daun yang muda di tiap satu pohon,
yakni pucuk tertinggi dan utama yang mempunyai kandungan antioksidan paling
tinggi. Dalam prosesnya, daun teh dibiarkan layu secara alami sehingga daun teh ini
bisa mempertahankan warna hijaunya. Kemudian dikeringkan dengan metode
penguapan (steam dried) atau dibiarkan kering oleh udara (air dried).
Mutu teh merupakan kumpulan sifat yang dimiliki oleh teh, baik sifat fisik
maupun kimianya. Kedua sifat ini telah dimiliki sejak masih berupa pucuk teh
maupun diperoleh sebagai akibat penanganan dan pengolahan yang dilakukan.

BAB V
KESIMPULAN

38

DAFTAR PUSTAKA

39

LAMPIRAN

Anggota Kelompok 6

Alur proses pengolahan teh hitam

40

Detail alat yang digunakan produksi teh hitam

Termometer kering dan basa

Taman di PTPN XII (Persero)

Alat penggilingan dan oksidasi endimatis

Perkebunan teh PTPN XII (Persero)

41

Pelayuan daun teh di dalam ruangan

Tea house PTPN XII wonosari

berbagai macam jenis teh yang dikelompokkan

Anda mungkin juga menyukai