TINJAUAN PUSTAKA
perdarahan lain.
Derajat III
lambat,tekanan mulut, kulit dingin atau lembab dan penderita tampak gelisah.
Derajat IV
: Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur
2.1.7. Penatalaksanaan
Tidak ada terapi spesifik untuk DBD, prinsip utama adalah terapi suportif.
Pemeliharaan volume cairan sirkulasi merupakan tindakan yang paling penting dalam
penanganan DBD. Asupan cairan pasien harus tetap dijaga terutama cairan oral. Bila
asupan cairan oral pasien tidak mampu dipertahankan, maka dibutuhkan tambahan cairan
melalui intravena untuk mencegah kebocoran plasma yang berlebihan dan untuk
mengganti cairan intravaskular.
Sangat domestik
Senang tinggal di dalam ruangan
Senang bersitirahat di tempat yang gelap dan lembab
Senang hinggap di benda-benda yang menggantung
Menggigit pada pagi hari (09-12) dan sore hari (15-17)
Hidup tersebar di daerah tropis dan dataran rendah
Jarak terbang rata-rata 40-100 m.
tempat perindukan. Pada umumnya telur akan menetas menjadi larva/jentik biasanya
sekitar dua hari setelah telur terendam air.
Stadium larva/jentik berlangsung 2-4 hari. Jentik nyamuk Aedes aegypti selalu
bergerak aktif di dalam air, gerakannya naik turun dari bawah ke atas secara berulang.
Gerakan ini dilakukan untuk bernapas. Jika terkena cahaya, jentik akan bergerak
menjauhi sumber cahaya. Pada waktu istirahat, posisi jentik berada tegak lurus dengan
permukaan air. Sesuai dengan pertumbuhan jentik nyamuk Aedes aegypti, ada empat
tingkatan (instar) jentik yang dibedakan berdasarkan ukuran tubuh, yakni instar I (1-2
mm), instar II (2,5-3,5 mm), instar III (ukuran lebih besar sedikit dari instar II) dan instar
IV (5 mm). Jentik biasanya hidup di air bersih yang tergenang, tidak terkena sinar
matahari dan tidak berhubungan langsung dengan tanah. Jentik sering ditemukan di bak
mandi, lokasi pengumpulan barang bekas, tempat air untuk menyiram tanaman dan
kendi. Jentik akan berubah menjadi pupa setelah 6-8 hari.
Stadium berikutnya adalah pupa berbentuk koma yang berlangsung dua hari pada
suhu 24-27C. Gerakannya lambat dan sering berada di atas permukaan air. Setelah 1-2
hari akan berubah menjadi dewasa dan melanjutkan siklus berikutnya. Dalam suasana
yang optimal, perkembangan dari telur menjadi dewasa memerlukan waktu sedikitnya
sembilan hari. Umur nyamuk betina diperkirakan mencapai 2-3 bulan.
Untuk keperluan hidupnya, nyamuk Aedes aegypti betina menghisap darah.
Darah manusia lebih disukai daripada darah binatang (antropofilik). Nyamuk Aedes
aegypti menghisap darah manusia setiap dua hari. Protein yang terkandung dalam darah
manusia digunakan untuk mematangkan telur yang dikandungnya agar dapat menetas
jika dibuahi oleh nyamuk Aedes aegypti jantan. Berbeda dengan nyamuk Aedes aegypti
betina, nyamuk Aedes aegypti jantan biasanya menghisap sari bunga atau tumbuhan.
Setelah menghisap darah, nyamuk akan mencari tempat hinggap yang digunakan untuk
istirahat. Tempat yang disukai nyamuk untuk beristirahat berupa benda-benda yang
tergantung seperti pakaian, kelambu, gorden atau tumbuhan di dekat tempat
perkembangbiakannya yang gelap dan lembab. Setelah beristirahat, nyamuk akan
bertelur dan menghisap darah kembali. Berbeda dengan nyamuk lainnya, nyamuk Aedes
aegypti memiliki kebiasaan menghisap darah secara berulang kali dalam satu siklus
gonotropik. Satu siklus gonotropik adalah waktu yag diperlukan untuk menyelesaikan
perkembangan telur mulai dari nyamuk menghisap darah sampai telur dikeluarkan,
biasanya berlangsung 3-4 hari. Hal inilah yang membuat nyamuk Aedes aegypti sangat
efektif dalam menularkan DBD (Hadi, 2012).
hidup
nyamuk
dewasa
dan
juga
meningkatkan
pengambilan satu jentik di setiap tempat genangan air yang ditemukan jentik untuk
diidentifikasi lebih lanjut. Sedangkan cara visual yakni melihat ada atau tidaknya jentik
di setiap tempat genangan air yang diperiksa tanpa mengambil jentiknya. Ukuran yang
dipakai untuk mengetahui kepadatan jentik Aedes aegypti adalah:
a. Angka bebas jentik (ABJ) :
Jumlah rumah/bangunan yang tidak ditemukan jentik x100%
Jumlah rumah/bangunan yang diperiksa
b. Rumah indeks (HI) :
Jumlah rumah/bangunan yang ditemukan jentik x100%
Jumlah rumah/bangunan yang diperiksa
2.2.5.Pengendalian Vektor
Pengendalian vektor DBD adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk menekan
kepadatan nyamuk dan jentik nyamuk yang berperan sebagai vektor penyakit DBD di
rumah atau bangunan yang meliputi perumahan, perkantoran, tempat umum, sekolah,
gudang, dan sebagainya.
Untuk memutuskan rantai penularan, pemberantasan vektor dianggap cara
paling memadai saat ini. Vektor demam berdarah dengue khususnya Aedes aegypti
sebenarnya mudah diberantas karena sarang-sarangnya terbatas di tempat yang berisi air
bersih dan jarak terbang maksimal dari nyamuk ini hanya 100 meter. Tetapi karena
vektor tersebar luas maka untuk keberhasilan pemberantasan perlu dilakukan total
coverage (meliputi seluruh wilayah) agar nyamuk tak dapat berkembang biak lagi.
Langkah-langkah kegiatan berhubungan dengan pengendalian vektor demam
berdarah dengue yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI, yaitu :
1. Surveilans tempat perindukan vektor
Pendataan rumah/bangunan di wilayah kerja
Pemeriksaan tempat perindukan vektor pada rumah/bangunan
Pengolahan data hasil pemeriksaan tempat perindukan vektor
Menentukan
jumlah
dan
jenis
peraturan/pedoman
yang
akan
tempat penampungan air juga turut dilakukan dengan cara menutup rapat agar nyamuk
tidak dapat masuk untuk berkembangbiak. Lubang bambu bekas ditebang juga harus
ditutup dengan tanah atau adonan semen. Terakhir, mengubur barang-barang bekas yang
dapat menjadi tempat berkembangbiak nyamuk seperti ban bekas, kaleng dan botol bekas
(Tamza, 2013).
2.2.7. Pemeriksaan Jentik Berkala
Pemeriksaan Jentik Berkala merupakan pemeriksaan tempat penampungan air
dan tempat perkembang biakan nyamuk Aedes aegypti untuk mengetahui adanya jentik
nyamuk. Kegiatan ini dilakukan secara teratur oleh petugas kesehatan atau kader atau
jumantik di rumah dan tempat-tempat umum. Selain melakukan pemeriksaan jentik,
petugas memberikan penyuluhan mengenai Pemberantasan Sarang Nyamuk kepada
masyarakat atau pengelola tempat umum. Dengan kunjungan yang berulang diharapkan
masyarakat dapat termotivasi untuk melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk
secara teratur. Tahapan pelaksanaan program Pemeriksaan Jentik Berkala sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Pemetaan dan pengumpulan data penduduk, rumah/bangunan dan lingkungan oleh
puskesmas.
b. Pertemuan/pendekatan:
(1) Pendekatan lintas sektor (RT, RW, swasta, LSM, tokoh masyarakat)
(2) Pertemuan singkat kelurahan yang dihadiri lintas sektor masyarakat
(3) Pertemuan singkat RT yang dihadiri oleh warga setempat.
2. Melakukan kunjungan rumah
a. Penyusunan rencana waktu kunjungan rumah
b. Konseling tentang DBD (cara penularan, gejala klinik, dampak yang ditimbulkan,
komplikasi yang mungkin terjadi dan upaya pencegahannya)
c. Mengajak tuan rumah bersama-sama memeriksa tempat penampungan air dan
barang-barang yang menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk, baik di dalam
maupun luar rumah.
3. Melakukan pemeriksaan jentik
a. Pemeriksaan bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air lainnya
b. Jika tidak tampak, tunggu satu menit. Pemeriksaan positif jika ditemukan jentik
yang muncul ke permukaan air
c. Gunakan senter untuk pemeriksaan di tempat gelap
d. Lakukan juga pemeriksaan di vas bunga, tempat minum burung, kaleng-kaleng
plastik, ban bekas dan lainnya.
4. Mencatat dan melaporkan hasil
a. Tulis tanggal pemeriksaan, nama petugas pemeriksa, nama wilayah bangunan yang
diperiksa dan hasil pemeriksaannya
b. Laporkan hasil pemeriksaan ke puskesmas setiap bulannya.
Program PJB di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas berada di bawah
tanggung jawab koordinator sanitasi dan kesling Puskesmas Pancoran Mas. Program PJB
dilakukan oleh kader dari setiap RW yang merupakan perwakilan warga yang telah menjalani
penyuluhan dan pelatihan PJB sebelumnya. Kader tersebut melaksanakan program PJB
empat kali dalam sebulan biasanya dilakukan pada hari jumat kemudian dilaporkan ke
koordinator sanitasi dan kesling Puskesmas Pancoran Mas setiap bulannya. Program PJB
dipantau langsung oleh koordinator sanitasi dan kesling Puskesmas Pancoran Mas setiap
Jumat di setiap kelurahan. Pencatatan dan pelaporan bulanan program PJB dilakukan oleh
koordinator sanitasi dan kesling Puskesmas Pancoran Mas sebagai bahan evaluasi tahunan
Puskesmas Pancoran Mas. Berikut ini adalah tolok ukur pencapaian yang digunakan sebagai
landasan dalam program PJB Puskesmas Pancoran Mas:
Tabel 1. Variabel dan tolok ukur penilaian
No
Variabel
Cakupan angka
bebas jentik
(ABJ)
Laporan kasus
yang
ditindaklanjuti
dengan
penyelidikan
epidemiologi
(PE)
100%
laporan
kasus
ditindaklanj
uti dengan
PE
Pencatatan dan
pelaporan
Dilakukan
evaluasi
program
Angka
morbiditas
DBD
Mengalami
penurunan
dari tahun
ke tahun
Tolok ukur
keberhasil
an
>95%
5.
Angka
Mortalitas: banyaknya jumlah penderita yang
mortalitas DBD meninggal akibat DBD
Mengalami
penurunan
dari tahun
ke tahun
Sumber: Peraturan Pemerintah Daerah No. 6 Tahun 2007 tentang Pengendalian DBD
sanitasi
yang
berhubungan
dengan
keadaan
b) Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu
proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya
menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.
c) Sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang berhubungan dan membentuk satu
kesatuan yang majemuk, dimana masing-masing bagian bekerja sama secara bebas dan
terkait untuk mencapai sasaran kesatuan dalam suatu situasi yang majemuk pula.
d) Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai elemen yang
berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sesuatu disebut sebagai sistem apabila ia memiliki beberapa ciri pokok sistem.
Ciri-ciri pokok yang dimaksud banyak macamnya, jika disederhanakan dapat
dibedakan atas empat macam yaitu (Anwar, 2008):
1.
Dalam sistem terdapat bagian atau elemen yang satu sama lain saling
berhubungan dan mempengaruhi yang membentuk satu kesatuan, dalam arti semuanya
berfungsi untuk mencapai tujuan yang sama yang telah ditetapkan.
2.
3.
4.
Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Dalam
sistem pelayanan kesehatan terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan penilaian.
3. Keluaran (output)
Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya
proses dalam sistem.
4. Umpan balik (feed back)
Umpan balik adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari
sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
5. Dampak (impact)
Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.
6. Lingkungan (environment)
Lingkungan adalah dunia diluar sistem yang tidak dikelola olah sistem tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.
LINGKUNGAN
MASUKAN
PROSES
KELUARAN
DAMPAK
UMPAN BALIK
pendekatan sistem (system approach). Pada sistem ini batasan tentang pendekatan
sistem banyak macamnya, beberapa yang terpenting adalah :
1.
2.
Pendekatan
sistem
adalah
suatu
strategi
yang
menggunakan metode analisis, desain dan manajemen untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
3.