Setelah kamu selesai mempelajari materi tentang Sistem Periodik Unsur, ada baiknya kamu mengingat kembali
materi dengan melakukan latihan soal. Artikel berikut akan berisi 10 soal pilihan ganda dan 5 soal esai. Setiap
soal akan dibahas cara menjawabnya beserta kunci jawaban di bawah soal. Langsung saja kita simak yang
pertama:
Tips mengerjakan: tetap buka laman ini. Tulis jawabannya di buku tulis. Kemudian simak kunci jawaban dan
pembahasan sistem periodik unsur kimia SMA X.
Bagian dari: Sistem Periodik Unsur (Materi Lengkap SMA Kelas X)
A. Pilihan Ganda
Petunjuk: pilihlah jawaban yang menurut kamu paling benar!
3. Pernyataan berikut, yang bukan merupakan sifat unsur dengan nomor atom 19 adalah
A. Tergolong logam
B. Membentuk molekul diatom
C. Sangat reaktif
D. Mudah bereaksi dengan air
E. Mempunyai energi ionisasi rendah
4. Di antara unsur-unsur berikut yang mempunyai jari-jari paling kecil adalah unsur
A. Li
B. Be
C. B
D. C
E. O
A. K
B. L
C. M
D. N
E. O
6. Hukum Triade merupakan salah satu cara pengelompokan unsur yang dikemukakan oleh
A. Mendeleev
B. Dobereiner
C. Newlands
D. Lothar Meyer
E. Moseley
A. Mg
B. K
C. Ba
D. Sr
E. Ca
10. Energi ionisasi dari unsur Li, Na, K, Rb, dan Cs semakin berkurang. Faktor utama yang mengakibatkan
penurunan energi ionisasi tersebut adalah penambahan
A. Titik didih
B. Muatan inti
C. Jari-jari atom
D. Massa atom
E. Nomor atom
B. Esai
Petunjuk: Uraikan jawaban dengan benar. Gunakan konsep yang kamu pahami, bukan ingatan/hafalan.
1.
Jika diketahui massa atom relatif fosfor = 30,1 dan massa 1 atom C-12 = 12,000 sma, berapakah massa
rata-rata 1 atom unsur P?
2.
Jelaskan apa yang dimaksud golongan dan periode serta cara penentuannya!
3.
1.
Jari-jari atom
2.
Energi ionisasi
3.
Keelektronegatifan
4.
5.
1.
2.
19
3.
13
4.
17
K+
Al3+
Cl-
Kunci Jawaban dan Pembahasan Sistem Periodik Unsur Kimia SMA Kelas
X
Setelah kamu selesai mengerjakan latihan soal sistem periodik unsur SMA kelas X, ada baiknya kamu
mencocokan jawaban kamu dengan kunci jawaban dan pembahasan yang telah kami susun. Silakan bertanya
lewat kolom komentar dibawah bila ada kesalahpahaman atau bila ada hal-hal yang kurang dimengerti. Untuk
esai, jawaban tidak harus sama persis.
Bagian dari: Sistem Periodik Unsur (Materi Lengkap Kimia SMA Kelas X)
A. Pilihan Ganda
1. Bertambahnya golongan berarti dari kiri ke kanan. Maka seharusnya jari-jari atom
berkurang, energi ionisasi bertambah, keelektronegatifan bertambah, dan sifat logam
berkurang. Pada jawaban D, sifat logam seharusnya berkurang bukan bertambah.
(Jawaban: D)
2. Unsur yang ditempatkan dalam satu golongan yang sama berarti memiliki elektron
valensi (elektron pada kulit terluar) yang sama. (Jawaban: E)
4. Ingat kembali kecenderungan jari-jari atom di dalam tabel periodik dimana unsur satu
golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom semakin besar. Sedangkan unsur seperiode
dari kiri dan kanan, jari-jari atomnya semakin kecil. Jadi, jari-jari atom terkecil berada
di pojok kanan atas. Pada jawaban, terlihat bahwa unsur yang mempunyai jari-jari
paling kecil adalah unsur O yakni 0,74 angstrom. (Jawaban: E)
6. Hukum Triade ditemukan oleh John Wolfgang Dobereiner sehingga disebut triade
Dobereiner. (Jawaban: B)
7. Dalam satu periode memiliki jumlah kulit atom yang sama selain itu sifat kimianya
bertambah/berkurang secara teratur. (Jawaban: B)
8. Alkali tanah adalah golongan IIA yang terdiri atas unsur Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra.
Unsur K (kalium) termasuk ke dalam alkali. (Jawaban: B)
9. Metaloid adalah kelompok unsur kimia yang memiliki sifat antara logam dan nonlogam. Terdapat 7 unsur metaloid yaitu boron, silikon, germanium, arsen, antimon,
telurium, dan polonium. (Jawaban: B)
10. Nilai energi ionisasi ditentukan oleh muatan inti dan jari-jari atom. Jika muatan inti
bertambah, maka energi ionisasi meningkat. Sedangkan jika jari-jari atom bertambah,
maka energi ionisasi menurun. (Jawaban: C)
B. Esai
Perhatian: Jawaban dibawah hanyalah konsep jawaban. Tidak masalah jika susunan kalimatmu berbeda dengan
kunci jawaban dibawah, asalkan konsepnya sama.
1.
Massa atom relatif P =
30,1 =
Ingat, 12,000=12
Massa rata-rata 1 atom unsur P =
30,1 sma
=
2.
Dalam sistem periodik modern terdapat kolom-kolom vertikal dan lajur-lajur
horizontal. Kolom-kolom vertikal inilah yang disebut golongan. Unsur-unsur
segolongan mempunyai kemiripan sifat. Sedangkan lajur-lajur horizontal disebu
periode. Periode disusun berdasarkan kenaikan nomor atom/jumlah protom. Golongan
suatu unsur dapat ditentukan dari elektron valensinya. Sedangkan perode ditentukan
dari jumlah kulit atom unsur tersebut.
3. 1.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, seiring bertambahnya elektron valensi,
jari-jari atom semakin kecil. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, seiring dengan
bertambahnya kulit, jari-jari atom semakin besar.
2.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, energi ionisasi semakin besar. Dalam
satu golongan dari atas ke bawah, energi ionisasi semakin kecil.
3.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, keelektronegatifan semakin besar.
Dalam satu golongan dari atas ke bawah, keelektronegatifan semakin kecil.
4. Mendeleev mengelompokan unsur-unsur menurut massa atom. Ia menggunakan kartu
yang jumlah sama dengan jumlah unsur yang telah diketahui saat itu. Setiap kartu
bertuliskan sifat-sifat unsur dan berat atom. Kemudian kartu tersebut dikelompokan
dalam beberapa baris dan ia menemukan bahwa unsur-unsur yang terletak dalam
kolom yang sama mempunyai sifat yang mirip.
5. 1.
Ion oksigen bermuatan negatif 2, dengan nomor atom 8. Dengan demikian
atom oksigen memiliki elektron sebanyak 8. Konfigurasi elektron unsur O = 2.6. Jadi,
1. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak antara inti atom dan kulit elektron terluar. Satuan yang biasa dipakai untuk
menyatakan panjang jari-jari atom adalah angstrom () dimana 1=1x10-10meter. Dalam satu golongan dari atas
ke bawah, jari-jari atom semakin besar. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari atom semakin kecil. Jarijari atom berbanding lurus dengan jumlah kulit dan berbanding terbalik dengan jumlah elektron.
2. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi minimum yang dibutuhkan suatu atom netral yang berwujud gas untuk melepaskan
elektron terluar yang paling lemah ikatannya sehingga membentuk ion positif. Satuan yang biasa dipakai untuk
menyatakan energi ionisasi adalah KJ/mol. Energi ionisasi yang dimaksud lebih sering merujuk kepada energi
ionisasi pertama. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, energi ionisasi semakin besar. Sedangkan dalam satu
golongan dari atas ke bawah, energi ionisasi cenderung semakin kecil.
3. Afinitas Elektron
Selengkapnya: Afinitas Elektron (Artikel Lengkap)
Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dilepaskan satu atom netral dalam wujud gas bila suatu atom
menangkap elektron sehingga terbentuk ion negatif. Satuan afinitas elektron adalah KJ/mol. Afinitas elektron
digunakan untuk mengisolasi atom dan biasanya menghasilkan panas. Kecenderungan dalam afinitas elektron
lebih bervariasi dibandingkan dengan energi ionisasi. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, afinitas elektron
semakin berkurang. Sedangkan dalam satu periode dari kiri ke kanan, afinitas elektron semakin bertambah.
4. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah daya sebuah atom dalam sebuah molekul untuk menarik elektron dalam suatu ikatan
kovalen. Keelektronegatifan diketahui dengan menggunakan skala Pauling dengan rentang antara 0,7 sampai 4.
Skala tersebut ditemukan oleh Linus Pauling. Keelektronegatifan tidak terdapat pada gas mulia karena tidak bisa
menerima maupun melepaskan elektron. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, keelektronegatifan semakin
berkurang. Sedangkan dalam satu periode dari kiri ke kanan, keelektronegatifan semakin bertambah.
Selain massa atom relatif, terdapat pula massa molekul relatif yang memiliki satuan Mr. Massa molekul relatif
adalah perbandingan massa satu molekul senyawa terhadap 1/12 massa satu atom C-12. Harga Mr suatu
senyawa merupakan jumlah total Ar unsur-unsur penyusun senyawa tersebut. Berikut adalah rumus massa
molekul relatif:
menempati blok p dengan elektron valensi 8. Golongan ini sudah stabil sehingga sukar melepaskan atau
menerima elektron.
Periode 1 adalah periode sangat pendek yang berisi dua unsur yaitu hidrogen (H) dan helium (He).
Periode 2 adalah periode pendek yang berisi 8 unsur.
Periode 3 adalah periode pendek yang berisi 8 unsur.
Periode 4 adalah periode panjang yang berisi 18 unsur.
Periode 5 adalah periode panjang yang berisi 18 unsur.
Periode 6 adalah periode sangat panjang yang berisi 32 unsur termasuk lantanida.
Periode 7 adalah periode sangat panjang namun belum lengkap. Periode ini termasuk aktinida.
Golongan I
Cahaya
Kalor
Nitrogen
Oksigen
Hidrogen
Golongan
II
Sulfur
Asam
klorida
Fosfor
Asam
fluorida
Karbon
Asam borak
Klor
Fluor
Golongan
III
Arsen
Emas
Bismut
Raksa
Kobalt
Tembaga
Timbal
Besi
Seng
Platina
Nikel
Golongan IV
Kalsium oksida
Barium oksida
Silikon (IV) oksida
Magnesium oksida
Aluminium oksida
Tungsen
Perak
Timah
Tabel periodik ini masih memiliki kekurangan antara lain tidak semua unsur dimasukkan ke dalam tabel dan
unsur-unsur dalam golongan yang sama tidak memiliki sifat-sifat kimia yang sama.
2. Triade Dobereiner
Selengkapnya: Triade Dobereiner (Artikel Lengkap)
Pada tahun 1829, John Wolfgang Dobereiner mengelompokkan unsur-unsur kimia berdasarkan kemiripan yang
ia temukan. Ia telah menemukan hubungan antara sifat unsur dengan massa atom. Dobereiner menemukan
bahwa massa atom relatif stronsium (Sr=88) berdekatan dengan rata-rata massa atom relatif dua unsur lain yang
mirip dengan stronsium yaitu kalsium (Ca=40) dan barium (Ba=137) yaitu 88,5. Kemudian Dobereiner
mengelompokkan semua unsur dalam bentuk triade dimana unsur yang berada di tengah merupakan unsur yang
memiliki massa atom relatif yang hampir sama dengan rata-rata massa atom relatif unsur yang berada di atas
dan bawah. Triade Dobereiner tersusun atas beberapa triade yang disusun berdasarkan kenaikan massa atom
relatifnya.
Ca
Cl
Mn
Na
Sr
Se
Br
Cr
Ba
Te
Fe
Contoh:
Triade
1
Ar
Li
Na
23
39
Ar = (7+39) / 2 = 23
Penemuan Dobereiner menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara massa atom relatif dengan sifat-sifat
unsur kimia. Ia adalah pelopor penyusunan tabel periodik berdasarkan berat atom. Namun, triade Dobereiner
masih memiliki kekurangan yaitu kemiripan tidak hanya terjadi pada tiga unsur dalam satu triade. Contohnya
adalah unsur fluorin yang mirip dengan triade 4 (klorin, bromin, dan iodin).
3. Cara Chancourtois
Tahun 1862, ahli geologi Perancis, Alexander Beguyer de Chancourtois mengelompokkan unsur-unsur kimia
berdasarkan kenaikan berat atom. Unsur-unsur kimia disusun membentuk suatu spiral. Unsur-unsur yang
sifatnya mirip terletak pada kolom yang sama.
Pada tahun 1864, John Alexander Reina Newlands, seorang ahli kimia Inggris, mengumumkan penemuannya
yang disebut hukum oktaf atau teori Oktaf. Hukum oktaf adalah pemgelompokan unsur-unsur kimia berdasarkan
kenaikan berat atom. Hukum ini ditemukan setelah Newlands menemukan hubungan antara sifat unsur dan
kenaikan berat atom. Sifat-sifat unsur akan berulang pada unsur kedelapan sebanyak tujuh kali sehingga disebut
hukum oktaf (delapan). Berikut adalah bunyi hukum oktaf: Jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan
nomor massa atom, sifat unsur tersebut akan berulang pada unsur kedelapan. Uniknya, satu kelompok unsur
dinamakan sesuai tangga nada. Berikut adalah pengelompokan unsur dalam oktaf Newlands.
Do
1
Re
2
Mi
3
Fa
4
Sol
5
La
6
Si
7
Li
Be
Na
Mg
Al
Si
Cl
Ca
Cr
Ti
Mn
Co, Ni Cu
Zn
In
As
Se
Br
Rb
Sr
Ge, La Zr
Di, Mo Ro, Ru
Pd
Ag
Cd
Sn
Sb
Te
Cs
Ba, V
Ta
Nb
Au
Pt, Ir
Os
Hg
Tl
Pb
Bi
Th
Kekurangan dari hukum oktaf Newlands adalah hanya berlaku untuk 17 unsur pertama yakni dari hidrogen
hingga kalsium dan hanya sesuai untuk unsur-unsur ringan dengan massa atom relatif rendah. Perlu diketahui
bahwa saat itu unsur-unsur gas mulia masih belum ditemukan.
Pada tahun 1869, Dmitri Ivanovich Mendeleyev, kimiawan dari Rusia, mengelompokan 63 unsur yang sudah
dikenal saat itu berdasarkan massa atom relatifnya. Ia menemukan bahwa sifat-sifat unsur fungsi periodik
diketahui dari massa atom relatifnya. Hal itu berarti unsur dengan sifat-sifat yang sama akan tersusun secara
periodik. Unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatif dan persamaan sifat. Berikut adalah
tabel periodik Mendeleev:
Per.\Go
l.
II
III
IV
Be=9,4 B=11
VI
VII
VIII
H=1
Li=7
C=12
N=14
O=16
F=19
P=31
S=32
Cl=35,
5
K=39
Ti=48
V=51
Cr=52
Mn=5 Fe=56,
5
Co=59,
Ni=59
?=72
As=75 Se=78
Br=80
Rb=65 Sr=87
Zr=90
Nb=94 Mo=96
?=100 Ru=104
,
Rh=10
4,
Pd=106
Cs=133 Ba=13 ?
?
7
Di=138 Ce=140
Ca=40 ?=44
?Yt=88
J=127
9
10
11
12
?
?La=180 Ta=18 W=184
Er=178
2
Pb=207 Bi=20
8
Th=231
U=240
Os=19
5,
Ir=197,
Pt=198
Tabel periodik terdiri dari 8 golongan dan 12 periode. Beberapa kotak pada tabel periodik Mendeleev kosong.
Mendeleev mengatakan bahwa kotak kosong itu nantinya akan diisi oleh unsur yang ditemukan di masa yang
akan datang. Ramalan unsur tersebut terbukti setelah beberapa ilmuwan menemukan unsur baru yang memiliki
sifat yang mirip dengan unsur-unsur yang diramalkan Mendeleev. Contohnya adalah galium dan germanium.
Unsur gas mulia juga dapat dimasukkan ke dalam tabel periodik tanpa mengubah posisi unsur yang telah
tersusun.
Kekurangan dari tabel periodik Mendeleev adalah belum ditemukan metode pemisahan antara unsur logam dan
nonlogam, panjang periode tidak sama dan tidak diketahui penyebabnya, terlalu banyak tempat yang kosong,
beberapa urutan unsur terbaik bila disusun sebagai fungsi nomor massa atom, dan penempatan unsur
cenderung acak karena terkadang tidak sesuai dengan kenaikan massa atom relatif.
Pada tahun 1864, Lothar Meyer menyusun 28 unsur ke dalam tabel periodik yang susunannya mirip dengan
tabel periodik Mendeleev. Namun, ia kurang dikenal karena ia baru mempublikasikan tabel periodik tersebut pada
tahun 1870. Sedangkan Mendeleev telah mempublikasikannya sejak tahun 1869. Tabel periodik Meyer disusun
berdasarkan valensi, dalam bentuk tabel, dan merupakan pengembangan dari grafik hubungan antara volume
dengan berat atom. Grafik tersebut menunjukkan suatu pola periodik terhadap susunan unsur yang diurutkan
berdasarkan berat atom. Volume suatu atom dicari dengan membagi massa 1 mol atom unsur dengan kerapatan
unsur. Tabel periodik Meyer terdiri dari 9 golongan dan 16 periode. Berikut adalah tabel periodik Meyer:
II
III
VI
VII
B
Al(27, (11,0 3)
)
In
Tl
(113, (202,
4)
7)
C
Si
(11,9 (28)
7)
Sn
(117,
8)
Ti
(48)
N
P
(14,0 (30,9)
1)
IV
Zr
(89,7)
As
(74,9
)
VIII
Sb
(122,
1)
IX
Pb
(206,4)
Bi
(207,5)
V
(51,
2)
Nb
(93,7)
O
(15,9
6)
Cr
(52,
4)
F
Cl
(19,1 (35,3
)
8)
Br
(79,7
5)
J
(126,
5)
Mn
Se
(78)
Te
(128)
Mo
(95,6)
Ru
Ta
(182,
2)
-
W
(183,
5)
Os
(54,
8)
(103,5
)
(198,
6)
Fe
(55,
9)
Rh
(140,1
)
Ir
(196,
7)
Co= Ni
(58,
6)
Pd
(106,2
)
Pt
(196,
7)
Li
Na
K
(7,0 (22,9 (39,0
1)
9)
4)
-
Cu
(63,
3)
Be Mg
Ca
(9,3) (23,9 (39,9)
)
-
Rb
(85,2
)
Sr
(87)
Zn
(64,
9)
Cs
(132,
7)
Ag
(107,6
6)
-
Au
(196,
2)
Ba
(136,
8)
Cd
(111,6
)
Hg
(199,
8)
Setelah Rutherford menemukan proton dan inti atom, Henry Moseley mencoba menyusun unsur kimia dalam
bentuk tabel periodik berdasarkan kenaikan nomor atom. Penyusunan tersebut berdasarkan hasil percobaan
spektrum sinar X terhadap kenaikan nomor atom. Hasil percobaannya berupa garis lurus yang menunjukkan
hubungan antara nomor atom dan sifat atom secara periodik. Tabel periodik Moseley menyempurnakan
kekurangan tabel periodik Mendeleev yaitu penempatan unsur yang terkadang tidak sesuai dengan kenaikan
berat atom. Selain itu, tabel periodik ini juga dapat memuat gas-gas mulia yang ditemukan Sir William Ramsay.
Tabel periodik ini berlaku dan diakui hingga pertengahan abad ke-20. Berikut adalah pengelompokan unsur
Moseley:
Pengelompokan unsur Seaborg berupa tabel periodik modern yang digunakan saat ini. Awalnya Glenn Seaborg
menemukan unsur transuranium pada tahun 1940 dengan nomor atom 94 sampai 102, namun timbul masalah
penempatan unsur-unsur tersebut dalam tabel periodik Mendeleev. Kemudian tabel periodik dimodifikasi hingga
menjadi tabel periodik yang digunakan saat ini. Tabel periodik ini disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan
kemiripan sifat. Pengelompokan unsur Seaborg terdiri dari 7 periode dan 18 golongan yang terbagi menjadi 8
golongan utama (A) dan 8 golongan transisi (B). Berikut adalah pengelompokan unsur cara Seaborg:
subkulit dirumuskan sebagai 2(2+1). Pada subkulit s maksimum 2, 6 elektron pada subkulit p, 10 pada subkulit
d, dan 14 pada subkulit f.
Jumlah elektron yang dapat mengisi setiap kulit dan masing-masing subkulit muncul dari perhitungan mekanika
kuantum, tertama prinsip larangan Pauli, dimana tidak ada dua elektron di satu atom yang memiliki nilai bilangan
kuantum yang sama.
24
Dari contoh diatas terlihat apabila 4s diisi 2 elektron maka 3d kurang satu elektron untuk menjadi setengah
penuh. Maka elektron dari 4s akan berpindah ke 3d.
Niels Bohr (1923) adalah orang pertama yang mengusulkan bahwa perioditas dalam tabel periodik dapat
dijabarkan dengan struktur elektron dalam atom. Usul tersebut didasari oleh model atom Bohr miliknya dimana
kulit elektron memiliki orbit dengan jarak tertentu dari nukleus (inti atom). Konfigurasi awal Bohr terlihat aneh
dalam ilmu kimia masa kini: misalnya sulfur memiliki konfigurasi 2.4.4.6 sedangkan yang sekarang adalah
1s2 2s2 2p6 3s2 3p4(2.8.6).
Beberapa tahun kemudian, E. C. Stoner bersama Sommerfield berhasil menjabarkan kulit elektron dan secara
tepat memprediksi struktur kulit sulfur adalah 2.8.6. Namun, tidak ada sistem baik milik Bohr maupun Stoner
dapat menjabarkan dengan benar perubahan spektrum atom dalam zona magnetik (efek Zeeman).
Bohr sangat menyadari kekurangan prinsipnya tersebut. Ia menulis surat untuk temannya Wolfgang Pauli untuk
meminta bantuannya untuk menjaga teori kuantumnya (sistem yang kini dikenal sebagai teori kuantum lama).
Pauli menyadari bahwa efek Zeeman hanya berlaku pada elektron terluar dari atom dan dapat mereproduksi
struktur kulit Stoner.
Persamaan Schrdinger yang dipublikasikan pada tahun 1926 memberikan tiga dari empat bilangan kuantum
sebagai kesimpulan langsung dari penyelesaiannya terhadap atom hidrogen. Penyelesaiannya tersebut
merupakan hasil dari orbital atom yang saat ini diajarkan di textbook kimia.
Orbital yang di dalam tanda kurung tidak berisi atom setelah atom dengan nomor atom tertinggi yaitu Uuo = 118.
Prinsip Aufbau dapat diaplikasikan untuk memodifikasi susunan proton dan neutron di inti atom bersama dengan
model kulit dari fisika nuklir dan kimia nuklir.
Bentuk dari tabel periodik berkaitan dengan konfigurasi elektron masing-masing atom yang terdapat disana.
Contohnya, semua golongan ke-2 tabel periodik memiliki konfigurasi elektron [E] ns2 (dimana [E] merupakan
konfigurasi gas mulia) dan memiliki kesamaan sifat kimia. Umumnya, perioditas tabel periodik dalam blok tabel
periodik bergantung pada jumlah elektron yang diperlukan untuk mengisi subkulit s, p, d, dan f.
Kulit elektron terluar sering disebut elektron valensi dan menentukan sifat kimia. Harus diingat bahwa kemiripan
sifat kimia telah ada lebih dari satu abad sebelum teori konfigurasi elektron. Belum jelas seberapa jauh aturan
Madelung menjabarkan (bukan hanya menjelaskan) tabel periodik. Meski beberapa sifat jelas berbeda dengan
perbedaan urutan pengisian orbital.
6.1. Menentukan Golongan dan Periode Tabel Periodik Suatu Unsur dengan
Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron juga dapat digunakan untuk menentukan letak suatu unsur pada tabel periodik. Periode
suatu unsur sama dengan nomor kulit terbesarnya. Golongan suatu unsur ditentukan dengan menggunakan tabel
seperti dibawah.
Bila subkulit terakhirnya pada s atau p maka unsur tersebut termasuk golongan A (utama). Sedangkan bila
subkulit terakhirnya pada d maka unsur tersebut termasuk golongan B (transisi).
Berikut adalah contoh menentukan golongan dan periode suatu unsur dengan konfigurasi elektron:
Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5
24
Berdasarkan konfigurasi elektron diatas, maka letak unsur adalah pada golongan VI B periode 4.
Penyimpangan pada orbital subkulit d dikarenakan orbital yang setengah penuh (d5) atau penuh (d10) bersifat
lebih stabil dibandingkan dengan orbital yang hampir setengah penuh (d4) atau hampir penuh (d8 atau d9).
Dengan demikian, jika elektron terluar berakhir pada d4, d8, atau d9, maka satu atau semua elektron pada orbital
s pindah ke orbital d. Dibawah ini adalah beberapa contoh penyimpangan orbital d.
awal. Langkah berikutnya adalah menghitung penempatan elektron di antara orbital-orbital molekul dengan
menggunakan prinsip Aufbau. Tidak semua metode penghitungan kimia mengandalkan konfigurasi elektron.
Misalnya teori tingkat fungsional (DFT).
Untuk atom atau molekul dengan lebih dari satu elektron, pergerakan elektron saling berhubungan. Konfigurasi
elektron dengan angka yang sangat besar diperlukan untuk menjelaskan semua sistem multielektron, dan tidak
ada energi yang dapat dikaitkan dengan satu konfigurasi. Namun, fungsi gelombang elektron biasanya
didominasi oleh konfigurasi dalam jumlah yang sangat kecil dan gagasan konfigurasi elektron menjadi sangat
esensial untuk sistem multielektron.
Penerapan fundamental dari konfigurasi elektron adalah dalam interpretasi terhadap spektrum atom. Dalam
kasus ini, diperlukan untuk menambahkan konfigurasi elektron dengan satu atau lebih istilah simbol yang
menjelaskan perbedaan tingkat energi yang terdapat dalam sebuah atom. Istilah simbol dapat dikalkulasikan
untuk semua konfigurasi elektron, tidak hanya konfigurasi keadaan dasar yang tertulis dalam tabel.
Sumber:
1.
Konfigurasi Elektron (http://www.ilmukimia.org/2014/04/konfigurasi-elektron.html)
2.
Konfigurasi Elektron, aturan yang harus dipenuhi (http://www.smansax1-edu.com/2014/08/konfigurasielektron-aturan-yang-harus.html)
3.
Cara Menulis Konfigurasi Elektron (http://guide-prof.blogspot.com/2014/10/cara-menulis-konfigurasielektron.html)
4.
Electron configuration (http://en.wikipedia.org/wiki/Electron_configuration)
5.
Konfigurasi elektron (http://id.wikipedia.org/wiki/Konfigurasi_elektron)
6.
Konfigurasi Elektron dan Diagram Orbital (http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/09/konfigurasielektron-dan-diagram.html)
7.
Konfigurasi Elektron (https://rinioktavia19942.wordpress.com/kimia-kelas-xi/semester-i/sistemperiodik/konfigurasi-elektron/)