Anda di halaman 1dari 19

Latihan Soal Sistem Periodik Unsur Kimia SMA Kelas X

Setelah kamu selesai mempelajari materi tentang Sistem Periodik Unsur, ada baiknya kamu mengingat kembali
materi dengan melakukan latihan soal. Artikel berikut akan berisi 10 soal pilihan ganda dan 5 soal esai. Setiap
soal akan dibahas cara menjawabnya beserta kunci jawaban di bawah soal. Langsung saja kita simak yang
pertama:
Tips mengerjakan: tetap buka laman ini. Tulis jawabannya di buku tulis. Kemudian simak kunci jawaban dan
pembahasan sistem periodik unsur kimia SMA X.
Bagian dari: Sistem Periodik Unsur (Materi Lengkap SMA Kelas X)

A. Pilihan Ganda
Petunjuk: pilihlah jawaban yang menurut kamu paling benar!

1. Semakin bertambahnya golongan, sifat-sifat unsur berikut yang benar, kecuali:

A. Jari-jari atom berkurang


B. Energi ionisasi bertambah
C. Kelektronegatifan bertambah
D. Sifat logam bertambah
E. Pernyataan A dan B benar

2. Neon dan kripton berada dalam satu golongan karena

A. Jumlah proton sama


B. Jumlah elektron sama
C. Mempunyai sifat kimia yang mirip
D. Mempunyai konfigurasi elektron sama
E. Mempunyai jumlah elektron valensi sama

3. Pernyataan berikut, yang bukan merupakan sifat unsur dengan nomor atom 19 adalah

A. Tergolong logam
B. Membentuk molekul diatom
C. Sangat reaktif
D. Mudah bereaksi dengan air
E. Mempunyai energi ionisasi rendah

4. Di antara unsur-unsur berikut yang mempunyai jari-jari paling kecil adalah unsur

A. Li
B. Be
C. B
D. C
E. O

5. Unsur yang memiliki keelektronegatifan paling besar adalah

A. K
B. L
C. M
D. N
E. O

6. Hukum Triade merupakan salah satu cara pengelompokan unsur yang dikemukakan oleh

A. Mendeleev
B. Dobereiner
C. Newlands
D. Lothar Meyer
E. Moseley

7. Unsur-unsur yang terletak pada periode yang sama mempunyai

A. Elektron valensi yang sama


B. Jumlah kulit yang sama
C. Sifat fisis yang sama
D. Jumlah elektron yang sama
E. Sifat kimia yang sama

8. Unsur yang tidak termasuk golongan alkali tanah adalah

A. Mg
B. K
C. Ba
D. Sr
E. Ca

9. Unsur-unsur berikut yang termasuk metaloid adalah

A. Natrium, magnesium, dan aluminium


B. Boron, silikon, dan telurium
C. Barium, arsen, dan helium
D. Argon, klorin, dan natrium
E. Antimon, silikon, dan neon

10. Energi ionisasi dari unsur Li, Na, K, Rb, dan Cs semakin berkurang. Faktor utama yang mengakibatkan
penurunan energi ionisasi tersebut adalah penambahan

A. Titik didih
B. Muatan inti
C. Jari-jari atom
D. Massa atom
E. Nomor atom

B. Esai
Petunjuk: Uraikan jawaban dengan benar. Gunakan konsep yang kamu pahami, bukan ingatan/hafalan.

1.
Jika diketahui massa atom relatif fosfor = 30,1 dan massa 1 atom C-12 = 12,000 sma, berapakah massa
rata-rata 1 atom unsur P?
2.

Jelaskan apa yang dimaksud golongan dan periode serta cara penentuannya!

3.

Jelaskan kecenderungan unsur-unsur dalam sistem periodik tentang:

1.

Jari-jari atom

2.

Energi ionisasi

3.

Keelektronegatifan

4.

Jelaskan dasar pengelompokan unsur-unsur menurut Mendeleev!

5.

Tentukan golongan unsur dari ion-ion berikut dalam sistem periodik!


O2-

1.

2.

19

3.

13

4.

17

K+
Al3+
Cl-

Kunci Jawaban dan Pembahasan Sistem Periodik Unsur Kimia SMA Kelas
X
Setelah kamu selesai mengerjakan latihan soal sistem periodik unsur SMA kelas X, ada baiknya kamu
mencocokan jawaban kamu dengan kunci jawaban dan pembahasan yang telah kami susun. Silakan bertanya
lewat kolom komentar dibawah bila ada kesalahpahaman atau bila ada hal-hal yang kurang dimengerti. Untuk
esai, jawaban tidak harus sama persis.
Bagian dari: Sistem Periodik Unsur (Materi Lengkap Kimia SMA Kelas X)

A. Pilihan Ganda
1. Bertambahnya golongan berarti dari kiri ke kanan. Maka seharusnya jari-jari atom
berkurang, energi ionisasi bertambah, keelektronegatifan bertambah, dan sifat logam
berkurang. Pada jawaban D, sifat logam seharusnya berkurang bukan bertambah.
(Jawaban: D)

2. Unsur yang ditempatkan dalam satu golongan yang sama berarti memiliki elektron
valensi (elektron pada kulit terluar) yang sama. (Jawaban: E)

3. Nomor atom 19 mempunyai konfigurasi 2, 8, 8, 1. Dengan elektron valensi 1 maka


unsur tersebut cenderung bersifat logam dan tidak mungkin membentuk molekul
diatom (logam-logam). (Jawaban: B)

4. Ingat kembali kecenderungan jari-jari atom di dalam tabel periodik dimana unsur satu
golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom semakin besar. Sedangkan unsur seperiode
dari kiri dan kanan, jari-jari atomnya semakin kecil. Jadi, jari-jari atom terkecil berada
di pojok kanan atas. Pada jawaban, terlihat bahwa unsur yang mempunyai jari-jari
paling kecil adalah unsur O yakni 0,74 angstrom. (Jawaban: E)

5. Ingat kembali kecenderungan keelektronegatifan pada tabel periodik dimana unsur


segolongan dari atas ke bawah semakin kecil sedangkan unsur seperiode dari kiri ke
kanan semakin besar. Berarti keelektronegatifan yang paling besar terdapat pada unsur
yang terletak di pojok kanan atas. Jadi, unsur yang memiliki keelektronegatifan yang
paling besar diantara pilihan jawaban adalah unsur O yaitu 3,44. (Jawaban: E)

6. Hukum Triade ditemukan oleh John Wolfgang Dobereiner sehingga disebut triade
Dobereiner. (Jawaban: B)

7. Dalam satu periode memiliki jumlah kulit atom yang sama selain itu sifat kimianya
bertambah/berkurang secara teratur. (Jawaban: B)

8. Alkali tanah adalah golongan IIA yang terdiri atas unsur Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra.
Unsur K (kalium) termasuk ke dalam alkali. (Jawaban: B)

9. Metaloid adalah kelompok unsur kimia yang memiliki sifat antara logam dan nonlogam. Terdapat 7 unsur metaloid yaitu boron, silikon, germanium, arsen, antimon,
telurium, dan polonium. (Jawaban: B)

10. Nilai energi ionisasi ditentukan oleh muatan inti dan jari-jari atom. Jika muatan inti
bertambah, maka energi ionisasi meningkat. Sedangkan jika jari-jari atom bertambah,
maka energi ionisasi menurun. (Jawaban: C)

B. Esai
Perhatian: Jawaban dibawah hanyalah konsep jawaban. Tidak masalah jika susunan kalimatmu berbeda dengan
kunci jawaban dibawah, asalkan konsepnya sama.

1.
Massa atom relatif P =

30,1 =
Ingat, 12,000=12
Massa rata-rata 1 atom unsur P =
30,1 sma
=
2.
Dalam sistem periodik modern terdapat kolom-kolom vertikal dan lajur-lajur
horizontal. Kolom-kolom vertikal inilah yang disebut golongan. Unsur-unsur
segolongan mempunyai kemiripan sifat. Sedangkan lajur-lajur horizontal disebu
periode. Periode disusun berdasarkan kenaikan nomor atom/jumlah protom. Golongan
suatu unsur dapat ditentukan dari elektron valensinya. Sedangkan perode ditentukan
dari jumlah kulit atom unsur tersebut.
3. 1.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, seiring bertambahnya elektron valensi,
jari-jari atom semakin kecil. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, seiring dengan
bertambahnya kulit, jari-jari atom semakin besar.
2.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, energi ionisasi semakin besar. Dalam
satu golongan dari atas ke bawah, energi ionisasi semakin kecil.
3.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan, keelektronegatifan semakin besar.
Dalam satu golongan dari atas ke bawah, keelektronegatifan semakin kecil.
4. Mendeleev mengelompokan unsur-unsur menurut massa atom. Ia menggunakan kartu
yang jumlah sama dengan jumlah unsur yang telah diketahui saat itu. Setiap kartu
bertuliskan sifat-sifat unsur dan berat atom. Kemudian kartu tersebut dikelompokan
dalam beberapa baris dan ia menemukan bahwa unsur-unsur yang terletak dalam
kolom yang sama mempunyai sifat yang mirip.
5. 1.
Ion oksigen bermuatan negatif 2, dengan nomor atom 8. Dengan demikian
atom oksigen memiliki elektron sebanyak 8. Konfigurasi elektron unsur O = 2.6. Jadi,

unsur O terletak pada golongan VIA.


2.
Ion kalium bermuatan positif 1, dengan nomor atom 19. Dengan demikian
atom kalium memiliki elektron sebanyak 19. Konfigurasi elektron unsur K = 2.8.8.1.
Jadi, unsur K terletak pada golongan IA.
3.
Ion aluminium bermuatan positif 3, dengan nomor atom 13. Dengan demikian
atom aluminium memiliki elektron sebanyak 13. Konfigurasi elektron unsur Al =
2.8.3. Jadi, unsur Al terletak pada golongan IIIA.
4.
Ion klor bermuatan positif 1, dengan nomor atom 17. Dengan demikian atom
klor memiliki elektron sebanyak 17. Konfigurasi elektron unsur Cl = 2.8.7. Jadi, unsur
Cl terletak pada golongan VIIA.

4 Sifat Keperiodikan Unsur (Materi Lengkap)


Sifat keperiodikan unsur adalah sifat-sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan kenaikan nomor atom
unsur. Sebenarnya ada banyak sifat keperiodikan unsur, namun untuk tingkat SMA hanya empat yang dibahas.
Berikut adalah empat sifat keperiodikan unsur:
Bagian dari: Sistem Periodik Unsur (Materi Lengkap)

Keterangan: sifat periodik unsur akan


semakin meningkat dari kanan ke kiri dan
atas ke bawah.

Keterangan: sifat periodik unsur akan


semakin meningkat dari kiri ke kanan dan
bawah ke atas.

1. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak antara inti atom dan kulit elektron terluar. Satuan yang biasa dipakai untuk
menyatakan panjang jari-jari atom adalah angstrom () dimana 1=1x10-10meter. Dalam satu golongan dari atas
ke bawah, jari-jari atom semakin besar. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari atom semakin kecil. Jarijari atom berbanding lurus dengan jumlah kulit dan berbanding terbalik dengan jumlah elektron.
2. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi minimum yang dibutuhkan suatu atom netral yang berwujud gas untuk melepaskan
elektron terluar yang paling lemah ikatannya sehingga membentuk ion positif. Satuan yang biasa dipakai untuk
menyatakan energi ionisasi adalah KJ/mol. Energi ionisasi yang dimaksud lebih sering merujuk kepada energi
ionisasi pertama. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, energi ionisasi semakin besar. Sedangkan dalam satu
golongan dari atas ke bawah, energi ionisasi cenderung semakin kecil.
3. Afinitas Elektron
Selengkapnya: Afinitas Elektron (Artikel Lengkap)
Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dilepaskan satu atom netral dalam wujud gas bila suatu atom
menangkap elektron sehingga terbentuk ion negatif. Satuan afinitas elektron adalah KJ/mol. Afinitas elektron
digunakan untuk mengisolasi atom dan biasanya menghasilkan panas. Kecenderungan dalam afinitas elektron

lebih bervariasi dibandingkan dengan energi ionisasi. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, afinitas elektron
semakin berkurang. Sedangkan dalam satu periode dari kiri ke kanan, afinitas elektron semakin bertambah.
4. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah daya sebuah atom dalam sebuah molekul untuk menarik elektron dalam suatu ikatan
kovalen. Keelektronegatifan diketahui dengan menggunakan skala Pauling dengan rentang antara 0,7 sampai 4.
Skala tersebut ditemukan oleh Linus Pauling. Keelektronegatifan tidak terdapat pada gas mulia karena tidak bisa
menerima maupun melepaskan elektron. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, keelektronegatifan semakin
berkurang. Sedangkan dalam satu periode dari kiri ke kanan, keelektronegatifan semakin bertambah.

Massa Atom Relatif (Materi Lengkap)


Menurut IUPAC, massa atom relatif adalah perbandingan massa satu atom suatu unsur terhadap 1/12 kali massa
satu atom karbon-12 (C-12). Sedangkan massa satu atom memiliki satuan massa atom (sma). Massa atom relatif
memiliki satuan Ar. Berikut adalah rumus massa atom relatif:
Bagian dari: Sistem Periodik Unsur (Materi Lengkap SMA IPA Kelas X)

Selain massa atom relatif, terdapat pula massa molekul relatif yang memiliki satuan Mr. Massa molekul relatif
adalah perbandingan massa satu molekul senyawa terhadap 1/12 massa satu atom C-12. Harga Mr suatu
senyawa merupakan jumlah total Ar unsur-unsur penyusun senyawa tersebut. Berikut adalah rumus massa
molekul relatif:

Tabel Sistem Periodik Unsur (Materi Lengkap)


Sistem periodik yang digunakan saat ini adalah tabel periodik modern yang disusun oleh Seaborg pada tahun
1940. Tabel periodik modern atau susunan berkala unsur-unsur kimia ini terbagi menjadi 18 golongan dan 7
periode. Golongan terdiri dari 8 golongan utama (A) dan 8 golongan transisi (B). Golongan ditulis secara
horizontal dan ditulis dalam angka Romawi dan huruf A atau B. Sedangkan periode ditulis secara vertikal dan
ditulis dalam angka Arab. Berikut adalah gambar tabel sistem periodik unsur. Ada baiknya kamu mulai menghafal
semua urutan unsur-unsur tersebut beserta nomor atomnya.
Bagian dari: Sistem Periodik Unsur (Materi Lengkap SMA Kelas X)

1. Golongan (Laju Vertikal)


Laju vertikal terdiri dari 18 golongan dan terbagi menjadi 8 golongan utama dan 8 golongan transisi. Golongan
ditulis dengan angka Romawi. Golongan suatu unsur ditentukan dengan jumlah elektron valensi. Jika suatu unsur
termasuk golongan utama, maka ditulis A. Sedangkan jika suatu unsur termasuk golongan transisi, maka ditulis
B.

1.1. Golongan Utama (A)


Terdapat 8 golongan utama dalam tabel periodik. Unsur-unsur pada satu golongan memiliki sifat yang mirip
bahkan hampir sama karena elektron valensi unsur-unsur dalam satu golongan tersebut sama. Berikut adalah
golongan unsur yang termasuk golongan utama:
1.
Golongan IA (alkali). Terdiri dari hidrogen (H), litium (Li), natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium
(Cs), dan fransium (Fr). Golongan ini menempati blok s dengan elektron valensi 1. Sifat unsur-unsur golongan IA
berupa logam lunak dan ringan (kecuali hidrogen yang berupa gas), sangat reaktif karena mudah melepaskan
satu elektron valensi, dan reaksi dengan Ar membentuk basa yang mudah larut dalam air sehingga disebut alkali.
2.
Golongan IIA (alkali tanah). Terdiri dari berilium (Be), magnesium (Mg), kalsium (Ca), stronsium (Sr),
barium (Ba), dan radium (Ra). Golongan ini menempati blok s dengan elektron valensi 2. Sifat unsur-unsur
golongan IIA berupa logam yang lebih keras namun kurang reaktif dibandingkan dengan golongan IA. Semua
unsur selain Be bereaksi dengan air dan membentuk basa yang sukar larut denga air sehingga disebut alkali
tanah.
3.
Golongan IIIA (aluminium). Terdiri dari boron (B), aluminium (Al), galium (Ga), indium (In), dan talium (Ti).
Terdapat satu unsur buatan di bawah talium yaitu ununtrium (Uut). Golongan ini menempati blok p dengan
elektron valensi 3.
4.
Golongan IVA (karbon). Terdiri dari karbon (C), silikon (Si), germanium (Ge), timah (Sn), dan timbal (Pb).
Terdapat satu unsur buatan di bawah timbal yaitu flerovium (Fl), sebelumnya bernama ununquadium (Uuq).
Diberi kata unun karena nama resmi unsur tersebut belum ditentukan oleh IUPAC (International Union of Pure
and Applied Chemistry). Golongan ini menempati blok p dengan elektron valensi 4.
5.
Golongan VA (nitrogen). Terdiri dari nitrogen (N), fosfor (P), arsen (As), antimon (Sb), dan bismut (Bi).
Terdapat satu unsur buatan di bawah bismut yaitu ununpentium (Uup). Golongan ini menempati blok p dengan
elektron valensi 5.
6.
Golongan VIA (kalkogen). Terdiri dari oksigen (O), belerang (S), selenium (Se), telurium (Te), dan
polonium (Po). Terdapat satu unsur buatan di bawah polonium yaitu livermorium (Lv), sebelumnya bernama
ununheksium (Uuh). Golongan ini menempati blok p dengan elektron valensi 6.
7.
Golongan VIIA (halogen). Terdiri atas unsur-unsur fluor (F), klor (Cl), brom (Br), yodium (I), dan astatin
(At). Terdapat satu unsur buatan di bawah astatin yaitu ununseptium (Uus). Golongan ini menempati blok p
dengan elektron valensi 7. Sifat unsur-unsur golongan VIIA mudah menarik elektron sehingga sangat reaktif dan
jika bereaksi dengan logam akan membentuk garam sehingga disebut halogen.
8.
Golongan VIIIA (gas mulia). Terdiri atas unsur-unsur helium (He), neon (Ne), argon (Ar), kripton (Kr),
xenon (Xe), dan radon (Rn). Terdapat satu unsur buatan di bawah radon yaitu ununoktium (Uuo). Golongan ini

menempati blok p dengan elektron valensi 8. Golongan ini sudah stabil sehingga sukar melepaskan atau
menerima elektron.

1.1. Golongan Transisi (B)


Terdapat 8 golongan transisi dalam tabel periodik. Keseluruhan golongan transisi menempati blok d. Urutan
golongan transisi sedikit tidak urut karena dimulai dari IIIB (di kiri) lalu berlanjut ke IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB, IB,
dan IIB. Khusus untuk golongan VIIB terdiri atas tiga golongan yaitu triade besi, triade platina ringan, dan triade
platina berat. Ketiga golongan tersebut termasuk ke golongan VIIB karena memiliki kesamaan sifat. Terdapat pula
golongan transisi dalam yang terdiri dari deret lantanida dan deret aktinida. Golongan transisi biasanya diletakan
terpisah di bawah tabel periodik.

2. Periode (Laju Horizontal)


Periode ditulis dengan angka arab dan terdapat 7 periode. Nomor periode suatu unsur ditentukan berdasarkan
jumlah kulit pada susunan elektron unsur tersebut. Berikut adalah daftar periode pada tabel periodik:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Periode 1 adalah periode sangat pendek yang berisi dua unsur yaitu hidrogen (H) dan helium (He).
Periode 2 adalah periode pendek yang berisi 8 unsur.
Periode 3 adalah periode pendek yang berisi 8 unsur.
Periode 4 adalah periode panjang yang berisi 18 unsur.
Periode 5 adalah periode panjang yang berisi 18 unsur.
Periode 6 adalah periode sangat panjang yang berisi 32 unsur termasuk lantanida.
Periode 7 adalah periode sangat panjang namun belum lengkap. Periode ini termasuk aktinida.

8 Perkembangan Dasar Pengelompokan Unsur-Unsur (Materi Lengkap)


Pengelompokan unsur-unsur kimia terus berkembang seiring dengan penemuan unsur kimia dan perkembangan
ilmu kimia. Usaha pengelompokan unsur-unsur ini telah dimulai pada akhir abad ke-18 mulai dari tabel periodik
Lavoisier hingga tabel periodik modern yang saat ini digunakan. Pada awalnya, hanya terdapat 20 unsur yang
digolongkan menjadi logam dan nonlogan. Dasar pengelompokan unsur-unsur kimia berkembang pesat setelah
John Dalton mengemukakan teori atom. Bahkan jauh sebelum itu, yaitu sekitar tahun 330 SM, Plato
mengemukakan konsep empat elemen yang terdiri dari bumi, air, udara, dan api. Namun konsep tersebut tidak
dapat menjelaskan unsur secara keseluruhan. Berikut adalah perkembangan dasar pengelompokan unsur-unsur
kimia. Langsung saja kita simak yang pertama:
Bagian dari: Sistem Periodik Unsur (Materi Lengkap SMA Kelas X)

1. Tabel Periodik Lavoisier


Ilmuwan kimia asal Perancis, Antoine Lavoisier, mengelompokkan 33 unsur kimia ke dalam empat golongan pada
tahun 1869 dalam bukunya yang berjudul Traite Elementaire de Chimie. Golongan-golongan tersebut antara lain
gas, nonlogam, logam, dan tanah (logam oksida). Berikut adalah tabel periodik Lavoisier:

Golongan I

Cahaya
Kalor
Nitrogen
Oksigen
Hidrogen

Golongan
II
Sulfur
Asam
klorida
Fosfor
Asam
fluorida
Karbon
Asam borak
Klor
Fluor

Golongan
III
Arsen
Emas
Bismut
Raksa
Kobalt
Tembaga
Timbal
Besi
Seng
Platina
Nikel

Golongan IV

Kalsium oksida
Barium oksida
Silikon (IV) oksida
Magnesium oksida
Aluminium oksida

Tungsen
Perak
Timah

Tabel periodik ini masih memiliki kekurangan antara lain tidak semua unsur dimasukkan ke dalam tabel dan
unsur-unsur dalam golongan yang sama tidak memiliki sifat-sifat kimia yang sama.
2. Triade Dobereiner
Selengkapnya: Triade Dobereiner (Artikel Lengkap)
Pada tahun 1829, John Wolfgang Dobereiner mengelompokkan unsur-unsur kimia berdasarkan kemiripan yang
ia temukan. Ia telah menemukan hubungan antara sifat unsur dengan massa atom. Dobereiner menemukan
bahwa massa atom relatif stronsium (Sr=88) berdekatan dengan rata-rata massa atom relatif dua unsur lain yang
mirip dengan stronsium yaitu kalsium (Ca=40) dan barium (Ba=137) yaitu 88,5. Kemudian Dobereiner
mengelompokkan semua unsur dalam bentuk triade dimana unsur yang berada di tengah merupakan unsur yang
memiliki massa atom relatif yang hampir sama dengan rata-rata massa atom relatif unsur yang berada di atas
dan bawah. Triade Dobereiner tersusun atas beberapa triade yang disusun berdasarkan kenaikan massa atom
relatifnya.

Triade 1 Triade 2 Triade 3 Triade 4 Triade 5


Li

Ca

Cl

Mn

Na

Sr

Se

Br

Cr

Ba

Te

Fe

Contoh:

Triade
1

Ar

Li

Na

23

39

Rata-rata Ar Unsur Pertama dan


Ketiga

Ar = (7+39) / 2 = 23

Penemuan Dobereiner menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara massa atom relatif dengan sifat-sifat
unsur kimia. Ia adalah pelopor penyusunan tabel periodik berdasarkan berat atom. Namun, triade Dobereiner
masih memiliki kekurangan yaitu kemiripan tidak hanya terjadi pada tiga unsur dalam satu triade. Contohnya
adalah unsur fluorin yang mirip dengan triade 4 (klorin, bromin, dan iodin).

3. Cara Chancourtois

Tahun 1862, ahli geologi Perancis, Alexander Beguyer de Chancourtois mengelompokkan unsur-unsur kimia
berdasarkan kenaikan berat atom. Unsur-unsur kimia disusun membentuk suatu spiral. Unsur-unsur yang
sifatnya mirip terletak pada kolom yang sama.

4. Hukum Oktaf Newlands

Pada tahun 1864, John Alexander Reina Newlands, seorang ahli kimia Inggris, mengumumkan penemuannya
yang disebut hukum oktaf atau teori Oktaf. Hukum oktaf adalah pemgelompokan unsur-unsur kimia berdasarkan
kenaikan berat atom. Hukum ini ditemukan setelah Newlands menemukan hubungan antara sifat unsur dan
kenaikan berat atom. Sifat-sifat unsur akan berulang pada unsur kedelapan sebanyak tujuh kali sehingga disebut
hukum oktaf (delapan). Berikut adalah bunyi hukum oktaf: Jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan
nomor massa atom, sifat unsur tersebut akan berulang pada unsur kedelapan. Uniknya, satu kelompok unsur
dinamakan sesuai tangga nada. Berikut adalah pengelompokan unsur dalam oktaf Newlands.

Do
1

Re
2

Mi
3

Fa
4

Sol
5

La
6

Si
7

Li

Be

Na

Mg

Al

Si

Cl

Ca

Cr

Ti

Mn

Co, Ni Cu

Zn

In

As

Se

Br

Rb

Sr

Ge, La Zr

Di, Mo Ro, Ru

Pd

Ag

Cd

Sn

Sb

Te

Cs

Ba, V

Ta

Nb

Au

Pt, Ir

Os

Hg

Tl

Pb

Bi

Th

Kekurangan dari hukum oktaf Newlands adalah hanya berlaku untuk 17 unsur pertama yakni dari hidrogen
hingga kalsium dan hanya sesuai untuk unsur-unsur ringan dengan massa atom relatif rendah. Perlu diketahui
bahwa saat itu unsur-unsur gas mulia masih belum ditemukan.

5. Tabel Periodik Mendeleev

Pada tahun 1869, Dmitri Ivanovich Mendeleyev, kimiawan dari Rusia, mengelompokan 63 unsur yang sudah
dikenal saat itu berdasarkan massa atom relatifnya. Ia menemukan bahwa sifat-sifat unsur fungsi periodik
diketahui dari massa atom relatifnya. Hal itu berarti unsur dengan sifat-sifat yang sama akan tersusun secara
periodik. Unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatif dan persamaan sifat. Berikut adalah
tabel periodik Mendeleev:

Per.\Go
l.

II

III

IV

Be=9,4 B=11

VI

VII

VIII

H=1

Li=7

C=12

N=14

O=16

F=19

Na=23 Mg=24 Al=27,3 Si=28

P=31

S=32

Cl=35,
5

K=39

Ti=48

V=51

Cr=52

Mn=5 Fe=56,
5
Co=59,
Ni=59

(Cu=63 Zn=65 ?=68


)

?=72

As=75 Se=78

Br=80

Rb=65 Sr=87

Zr=90

Nb=94 Mo=96

?=100 Ru=104
,
Rh=10
4,
Pd=106

(Ag=10 Cd=11 In=113 Sn=118 Sb=12 Te=125


8)
2
2

Cs=133 Ba=13 ?
?
7
Di=138 Ce=140

Ca=40 ?=44

?Yt=88

J=127

9
10

11

12

?
?La=180 Ta=18 W=184
Er=178
2

(Au=19 Hg=20 Tl=204


9)
0

Pb=207 Bi=20
8
Th=231

U=240

Os=19
5,
Ir=197,
Pt=198

Tabel periodik terdiri dari 8 golongan dan 12 periode. Beberapa kotak pada tabel periodik Mendeleev kosong.
Mendeleev mengatakan bahwa kotak kosong itu nantinya akan diisi oleh unsur yang ditemukan di masa yang
akan datang. Ramalan unsur tersebut terbukti setelah beberapa ilmuwan menemukan unsur baru yang memiliki
sifat yang mirip dengan unsur-unsur yang diramalkan Mendeleev. Contohnya adalah galium dan germanium.
Unsur gas mulia juga dapat dimasukkan ke dalam tabel periodik tanpa mengubah posisi unsur yang telah
tersusun.

Kekurangan dari tabel periodik Mendeleev adalah belum ditemukan metode pemisahan antara unsur logam dan
nonlogam, panjang periode tidak sama dan tidak diketahui penyebabnya, terlalu banyak tempat yang kosong,
beberapa urutan unsur terbaik bila disusun sebagai fungsi nomor massa atom, dan penempatan unsur
cenderung acak karena terkadang tidak sesuai dengan kenaikan massa atom relatif.

6. Tabel Periodik Meyer

Pada tahun 1864, Lothar Meyer menyusun 28 unsur ke dalam tabel periodik yang susunannya mirip dengan
tabel periodik Mendeleev. Namun, ia kurang dikenal karena ia baru mempublikasikan tabel periodik tersebut pada
tahun 1870. Sedangkan Mendeleev telah mempublikasikannya sejak tahun 1869. Tabel periodik Meyer disusun
berdasarkan valensi, dalam bentuk tabel, dan merupakan pengembangan dari grafik hubungan antara volume
dengan berat atom. Grafik tersebut menunjukkan suatu pola periodik terhadap susunan unsur yang diurutkan
berdasarkan berat atom. Volume suatu atom dicari dengan membagi massa 1 mol atom unsur dengan kerapatan
unsur. Tabel periodik Meyer terdiri dari 9 golongan dan 16 periode. Berikut adalah tabel periodik Meyer:

II

III

VI

VII

B
Al(27, (11,0 3)
)

In
Tl
(113, (202,
4)
7)

C
Si
(11,9 (28)
7)

Sn
(117,
8)

Ti
(48)

N
P
(14,0 (30,9)
1)

IV

Zr
(89,7)

As
(74,9
)

VIII

Sb
(122,
1)

IX

Pb
(206,4)

Bi
(207,5)

V
(51,
2)

Nb
(93,7)

O
(15,9
6)

Cr
(52,
4)

F
Cl
(19,1 (35,3
)
8)

Br
(79,7
5)

J
(126,
5)

Mn

Se
(78)

Te
(128)

Mo
(95,6)

Ru

Ta
(182,
2)
-

W
(183,
5)

Os

(54,
8)

(103,5
)

(198,
6)

Fe
(55,
9)

Rh
(140,1
)

Ir
(196,
7)

Co= Ni
(58,
6)

Pd
(106,2
)

Pt
(196,
7)

Li
Na
K
(7,0 (22,9 (39,0
1)
9)
4)
-

Cu
(63,
3)

Be Mg
Ca
(9,3) (23,9 (39,9)
)
-

Rb
(85,2
)

Sr
(87)

Zn
(64,
9)

Cs
(132,
7)

Ag
(107,6
6)
-

Au
(196,
2)

Ba
(136,
8)

Cd
(111,6
)

Hg
(199,
8)

7. Pengelompokan Unsur Moseley

Setelah Rutherford menemukan proton dan inti atom, Henry Moseley mencoba menyusun unsur kimia dalam
bentuk tabel periodik berdasarkan kenaikan nomor atom. Penyusunan tersebut berdasarkan hasil percobaan
spektrum sinar X terhadap kenaikan nomor atom. Hasil percobaannya berupa garis lurus yang menunjukkan
hubungan antara nomor atom dan sifat atom secara periodik. Tabel periodik Moseley menyempurnakan
kekurangan tabel periodik Mendeleev yaitu penempatan unsur yang terkadang tidak sesuai dengan kenaikan
berat atom. Selain itu, tabel periodik ini juga dapat memuat gas-gas mulia yang ditemukan Sir William Ramsay.
Tabel periodik ini berlaku dan diakui hingga pertengahan abad ke-20. Berikut adalah pengelompokan unsur
Moseley:

8. Pengelompokan Unsur Seaborg

Pengelompokan unsur Seaborg berupa tabel periodik modern yang digunakan saat ini. Awalnya Glenn Seaborg
menemukan unsur transuranium pada tahun 1940 dengan nomor atom 94 sampai 102, namun timbul masalah
penempatan unsur-unsur tersebut dalam tabel periodik Mendeleev. Kemudian tabel periodik dimodifikasi hingga
menjadi tabel periodik yang digunakan saat ini. Tabel periodik ini disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan
kemiripan sifat. Pengelompokan unsur Seaborg terdiri dari 7 periode dan 18 golongan yang terbagi menjadi 8
golongan utama (A) dan 8 golongan transisi (B). Berikut adalah pengelompokan unsur cara Seaborg:

Konfigurasi Elektron (Artikel Lengkap)


Konfigurasi elektron adalah susunan atau distribusi elektron-elektron pada sebuah atom atau molekul.
Susunannya mengikuti aturan khusus. Aturan tersebut antara lain prinsip aufbau, kaidah hund, dan larangan
pauli. Menurut hukum mekanika kuantum, untuk sistem yang hanya memiliki satu elektron, elektronnya dapat
berpindah dari satu konfigurasi ke konfigurasi lain dalam bentuk foton. Konfigurasi elektron menunjukkan jumlah
elektron pada setiap sublevel. Sublevel pertama adalah 1s, kemudian 2s, 2p, 3s, 3p, dan seterusnya. Masingmasing elektron dapat berpindah dengan sendirinya di dalam sebuah orbital. Salah satu contoh konfigurasi
elektron adalah atom neon dengan konfigurasi 1s2 2s2 2p6. Pengetahuan tentang konfigurasi elektron di setiap
atom sangat berguna untuk memahami struktur tabel periodik. Konsep konfigurasi elektron ini juga berguna untuk
menjelaskan konsep ikatan kimia, sifat laser, dan semikonduktor.

1. Kulit dan Subkulit dalam Konfigurasi Elektron


Konfigurasi elektron didasari oleh model atom Bohr dan masih digunakan untuk menjabarkan kulit dan subkulit
selain pemahaman mekanika kuantum yang lebih kompleks.
Sebuah kulit elektron adalah beberapa subkulit yang berbagi bilangan kuantum yang sama yaitu n (nomor
sebelum angka dalam sebuah orbital). Sebuah atom dengan kulit ke-n dapat berisi 2n2 elektron. Misalnya, kulit
pertama dapat berisi 2 elektron, kulit kedua dapat berisi hingga 8 elektron, dan kulit ketiga 18 elektron. Faktor
yang membuatnya selalu genap adalah karena subkulit dapat menjadi dua bergantung pada putaran elektronnya.
Setiap orbital dapat dimasuki sampai dua elektron dengan putaran yang berlawanan, satu dengan putaran +1/2
(biasanya dilambangkan dengan tanda panah ke atas) dan satu dengan putaran 1/2 (dilambangkan dengan
tanda panah ke bawah).
Subkulit adalah sebuah tempat di dalam kulit yang berisi bilangan azimuth yaitu . Nilai dari (0, 1, 2, atau 3)
sesuai dengan masing-masing label s, p, d, dan f. Jumlah maksimum elektron yang bisa ditempatkan di sebuah

subkulit dirumuskan sebagai 2(2+1). Pada subkulit s maksimum 2, 6 elektron pada subkulit p, 10 pada subkulit
d, dan 14 pada subkulit f.
Jumlah elektron yang dapat mengisi setiap kulit dan masing-masing subkulit muncul dari perhitungan mekanika
kuantum, tertama prinsip larangan Pauli, dimana tidak ada dua elektron di satu atom yang memiliki nilai bilangan
kuantum yang sama.

2. Notasi Konfigurasi Elektron


Ahli fisika dan ahli kimia menggunakan notasi standar untuk mengetahui konfigurasi elektron dari sebuah atom
dan molekul. Untuk atom, notasinya terdiri dari urutan orbital atom (contoh: untuk fospor urutannya adalah 1s, 2s,
2p, 3s, 3p) dengan nomor elektron mengisi masing-masing orbital dalam format superscript. Contoh, hidrogen
memiliki satu elektron dalam orbital s kulit pertama, jadi konfigurasinya ditulis 1s1. Litium memiliki dua elektron di
subkulit 1s dan satu elektron di subkulit 2s sehingga konfigurasi elektronnya ditulis 1s2 2s1 (dibaca satu-s-dua,
dua-s-satu). Fosfor dengan nomor atom 15 memiliki konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p63s2 3p3. Konfigurasi elektron
pada molekul ditulis dengan cara yang sama.
Superscript 1 pada notasi tidak wajib dicantumkan. Umumnya hurup orbital (s, p, d, f) dicetak miring meskipun
IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry merekomendasikan huruf normal. Huruf yang dicetak
miring saat ini digunakan untuk mewakili salah satu kategori garis spektrum seperti sharp, principal, diffuse,
dan fundamental (atau fine).

2.1. Penyingkatan Konfigurasi Elektron


Untuk atom dengan banyak elektron, notasi ini dapat menjadi sangat panjang. Maka dari itu, diperlukan sebuah
singkatan untuk mewakili notasi tertentu. Gas mulia (2 He, 10 Ne, 18 Ar, 36 Kr, 54 Xe, dan 86 Rn) bisa digunakan
untuk mewakili notasi tertentu. Misalnya fosfor yang salah satu bagian notasinya diwakili oleh neon (1s2 2s2 2p6)
sehingga menjadi [Ne] 3s2 3p3. Kaidah ini sangat berguna untuk membantu memahami konfigurasi elektron yang
panjang.

2.2. Aturan Penuh Setengah Penuh


Sifat ini berhubungan erat dengan hibridisasi elektron. Aturan ini menyatakan bahwa suatu elektron mempunyai
kecenderungan untuk berpindah orbital apabila dapat membentuk susunan elektron yang lebih stabil. Untuk
konfigurasi elektron yang berakhir pada sub kulit d berlaku aturan penuh dan setengah penuh. Contohnya adalah
sebagai berikut:
Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d4 menjadi 24Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5

24

Dari contoh diatas terlihat apabila 4s diisi 2 elektron maka 3d kurang satu elektron untuk menjadi setengah
penuh. Maka elektron dari 4s akan berpindah ke 3d.

2.3. Konfigurasi Elektron Ion


Unsur yang mengalami ionisasi akan mengalami perubahan jumlah elektron. Misalnya adalah besi (Fe) yang
mempunyai nomor atom 26 dan mempunyai konfigurasi elektron [Ar] 3d64s2. Jika Fe terionisasi menjadi Fe2+,
maka elektron Fe berkurang 2 dari jumlah asal. Sehingga konfigurasi Fe2+ adalah [Ar] 3d6. Ingat, jika sebuah
atom mengalami ionisasi maka yang berkurang adalah elektron valensi (elektron terluar).

3. Energi dalam Konfigurasi Elektron


Energi dikaitkan dengan elektron dalam orbital. Energi dalam sebuah konfigurasi sering mendekati jumlah energi
di setiap elektron dengan mengabaikan interaksi antar elektron. Konfigurasi yang memiliki energi terendah
disebut keadaan dasar (ground state). Sedangkan konfigurasi lainnya disebut keadaan tereksitasi (excited state).
Sebagai contoh, keadaan dasar konfigurasi atom sodium adalah 1s2 2s2 2p6 3s, yang berasal dari prinsip Aufbau.
Keadaan tereksitasi pertama diperoleh dengan menukar elektron 3s menjadi 3p sehingga menjadi 1s2 2s2 2p6 3p
yang dapat disingkat menjadi level 3p. Atom dapat berpindah dari satu konfigurasi ke konfigurasi lain dengan
menyerap atau melepaskan energi.

4. Sejarah Konfigurasi Elektron

Niels Bohr (1923) adalah orang pertama yang mengusulkan bahwa perioditas dalam tabel periodik dapat
dijabarkan dengan struktur elektron dalam atom. Usul tersebut didasari oleh model atom Bohr miliknya dimana
kulit elektron memiliki orbit dengan jarak tertentu dari nukleus (inti atom). Konfigurasi awal Bohr terlihat aneh
dalam ilmu kimia masa kini: misalnya sulfur memiliki konfigurasi 2.4.4.6 sedangkan yang sekarang adalah
1s2 2s2 2p6 3s2 3p4(2.8.6).
Beberapa tahun kemudian, E. C. Stoner bersama Sommerfield berhasil menjabarkan kulit elektron dan secara
tepat memprediksi struktur kulit sulfur adalah 2.8.6. Namun, tidak ada sistem baik milik Bohr maupun Stoner
dapat menjabarkan dengan benar perubahan spektrum atom dalam zona magnetik (efek Zeeman).
Bohr sangat menyadari kekurangan prinsipnya tersebut. Ia menulis surat untuk temannya Wolfgang Pauli untuk
meminta bantuannya untuk menjaga teori kuantumnya (sistem yang kini dikenal sebagai teori kuantum lama).
Pauli menyadari bahwa efek Zeeman hanya berlaku pada elektron terluar dari atom dan dapat mereproduksi
struktur kulit Stoner.
Persamaan Schrdinger yang dipublikasikan pada tahun 1926 memberikan tiga dari empat bilangan kuantum
sebagai kesimpulan langsung dari penyelesaiannya terhadap atom hidrogen. Penyelesaiannya tersebut
merupakan hasil dari orbital atom yang saat ini diajarkan di textbook kimia.

5. Prinsip Aufbau dan dan Aturan Madelung


dalam Konfigurasi Elektron
Prinsip Aufbau adalah bagian penting dari konsep Bohr tentang konfigurasi elektron. Istilah Aufbau merupakan
bahasa Jerman yang berarti konstruksi. Prinsip tersebut dinyatakan sebagai:
Maksimal dua elektron dimasukkan ke dalam orbital untuk meningkatkan energi orbital: energi terendah dalam
orbital diisi sebelum elektron ditempatkan di energi tertinggi dalam orbital.
Prinsip tersebut bekerja dengan sangat baik (dalam keadaan dasar atom) untuk 18 elemen pertama, kemudian
berkurang terhadap 100 elemen berikutnya. Bentuk modern dari prinsip Aufbau menjelaskan urutan energi orbital
yang diberikan oleh aturan Madelung. Aturan ini pertama kali dinyatakan oleh Charles Janet pada tahun 1929,
kemudian diteliti ulang oleh Erwin Madelung pada tahun 1936, dan diberikan pembenaran teoritis oleh V.M.
Klechkowski. Bunyi aturan Madelung adalah sebagai berikut:
1.
2.

Orbital diisi untuk meningkatkan nilai n+l;


Dimana dua orbital memiliki nilai n+l yang sama.

Berikut adalah urutan orbital pada konfigurasi elektron:


1s, 2s, 2p, 3s, 3p, 4s, 3d, 4p, 5s, 4d, 5p, 6s, 4f, 5d, 6p, 7s, 5f, 6d, 7p, (8s, 5g, 6f, 7d, 8p, dan 9s)
Supaya lebih mudah diingat, berikut adalah ilustrasinya:

Orbital yang di dalam tanda kurung tidak berisi atom setelah atom dengan nomor atom tertinggi yaitu Uuo = 118.
Prinsip Aufbau dapat diaplikasikan untuk memodifikasi susunan proton dan neutron di inti atom bersama dengan
model kulit dari fisika nuklir dan kimia nuklir.

6. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Tabel


Periodik

Bentuk dari tabel periodik berkaitan dengan konfigurasi elektron masing-masing atom yang terdapat disana.
Contohnya, semua golongan ke-2 tabel periodik memiliki konfigurasi elektron [E] ns2 (dimana [E] merupakan
konfigurasi gas mulia) dan memiliki kesamaan sifat kimia. Umumnya, perioditas tabel periodik dalam blok tabel
periodik bergantung pada jumlah elektron yang diperlukan untuk mengisi subkulit s, p, d, dan f.
Kulit elektron terluar sering disebut elektron valensi dan menentukan sifat kimia. Harus diingat bahwa kemiripan
sifat kimia telah ada lebih dari satu abad sebelum teori konfigurasi elektron. Belum jelas seberapa jauh aturan
Madelung menjabarkan (bukan hanya menjelaskan) tabel periodik. Meski beberapa sifat jelas berbeda dengan
perbedaan urutan pengisian orbital.

6.1. Menentukan Golongan dan Periode Tabel Periodik Suatu Unsur dengan
Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron juga dapat digunakan untuk menentukan letak suatu unsur pada tabel periodik. Periode
suatu unsur sama dengan nomor kulit terbesarnya. Golongan suatu unsur ditentukan dengan menggunakan tabel
seperti dibawah.

Bila subkulit terakhirnya pada s atau p maka unsur tersebut termasuk golongan A (utama). Sedangkan bila
subkulit terakhirnya pada d maka unsur tersebut termasuk golongan B (transisi).
Berikut adalah contoh menentukan golongan dan periode suatu unsur dengan konfigurasi elektron:
Cr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d5

24

Berdasarkan konfigurasi elektron diatas, maka letak unsur adalah pada golongan VI B periode 4.

7. Penyimpangan Konfigurasi Elektron


Berdasarkan eksperimen, terdapat penyimpangan konfigurasi elektron dalam pengisian elektron. Penyimpangan
pengisian elektron ditemui pada elektron yang terdapat pada orbital subkulit d dan f.

7.1. Penyimpangan Konfigurasi Elektron pada Orbital d

Penyimpangan pada orbital subkulit d dikarenakan orbital yang setengah penuh (d5) atau penuh (d10) bersifat
lebih stabil dibandingkan dengan orbital yang hampir setengah penuh (d4) atau hampir penuh (d8 atau d9).
Dengan demikian, jika elektron terluar berakhir pada d4, d8, atau d9, maka satu atau semua elektron pada orbital
s pindah ke orbital d. Dibawah ini adalah beberapa contoh penyimpangan orbital d.

7.2. Penyimpangan Konfigurasi Elektron pada Orbital f


Pada orbital f, sebagaimana dengan penyimpangan konfigurasi dalam orbital d, maka konfigurasi elektron yang
berakhir pada orbital f juga mengalami penyimpangan. Penyimpangan disebabkan oleh tingkat energi orbital
saling berdekatan dan hampir sama. Penyimpangan ini berupa berpindahnya satu atau dua elektron dari orbital f
ke orbital d. Dibawah ini adalah beberapa contoh penyimpangan orbital f.

8. Konfigurasi Elektron dalam Molekul


Dalam molekul, konfigurasi elektronnya semakin rumit. Masing-masing molekul memiliki struktur orbital yang
berbeda. Orbital molekul ditandai berdasarkan simetrinya. Misalnya O2ditulis 1g2 1u2 2g2 2u2 3g2 1u4 1g2,
atau setara dengan 1g2 1u2 2g2 2u2 1u43g2 1g2. Istilah 1g2 mewakili dua elektron di dalam dua turunan
orbital ke-* (antibonding). Berdasarkan aturan Hund, elektron tersebut memiliki putaran paralel dalam keadaan
dasar, dan dioksigen memiliki momen magnetik (disebut paramagnetik). Penjabaran dari paramagnetisme pada
dioksigen adalah penemuan besar dalam teori orbital molekul.
Konfigurasi elektron dari molekul poliatomik dapat berubah tanpa penyerapan atau pelepasan foton melalui
sambungan bergetar.

8.1. Konfigurasi Elektron dalam Padatan


Dalam padatan, elektron menjadi sangat banyak. Elektron tidak menjadi berlainan, dan bercampur secara efektif
menjadi rentang kemungkinan keadaan secara berkelanjutan (disebut pita elektron). Gagasan tentang
konfigurasi elektron menjadi tidak relevan dan menghasilkan teori pita.

9. Aplikasi Konfigurasi Elektron


Penerapan konfigurasi elektron yang paling luas adalah dalam bidang rasionalisasi sifat kimia, baik dalam kimia
organik maupun kimia anorganik. Akibatnya, konfigurasi elektron sepanjang teori orbital molekul menjadi
perbandingan modern untuk konsep valensi yang menjelaskan jumlah dan jenis ikatan kimia.
Pendekatan lebih lanjut juga diterapkan di kimia komputasi. Dimana digunakan untuk membuat perkiraan
kuantitatif terhadap sifat kimia. Selama beberapa tahun, perhitungan mengandalkan perkiraan kombinasi linear
orbital atom (LCAO), menggunakan basis set orbital atom yang lebih besar dan lebih kompleks sebagai titik

awal. Langkah berikutnya adalah menghitung penempatan elektron di antara orbital-orbital molekul dengan
menggunakan prinsip Aufbau. Tidak semua metode penghitungan kimia mengandalkan konfigurasi elektron.
Misalnya teori tingkat fungsional (DFT).
Untuk atom atau molekul dengan lebih dari satu elektron, pergerakan elektron saling berhubungan. Konfigurasi
elektron dengan angka yang sangat besar diperlukan untuk menjelaskan semua sistem multielektron, dan tidak
ada energi yang dapat dikaitkan dengan satu konfigurasi. Namun, fungsi gelombang elektron biasanya
didominasi oleh konfigurasi dalam jumlah yang sangat kecil dan gagasan konfigurasi elektron menjadi sangat
esensial untuk sistem multielektron.
Penerapan fundamental dari konfigurasi elektron adalah dalam interpretasi terhadap spektrum atom. Dalam
kasus ini, diperlukan untuk menambahkan konfigurasi elektron dengan satu atau lebih istilah simbol yang
menjelaskan perbedaan tingkat energi yang terdapat dalam sebuah atom. Istilah simbol dapat dikalkulasikan
untuk semua konfigurasi elektron, tidak hanya konfigurasi keadaan dasar yang tertulis dalam tabel.

Sumber:
1.
Konfigurasi Elektron (http://www.ilmukimia.org/2014/04/konfigurasi-elektron.html)
2.
Konfigurasi Elektron, aturan yang harus dipenuhi (http://www.smansax1-edu.com/2014/08/konfigurasielektron-aturan-yang-harus.html)
3.
Cara Menulis Konfigurasi Elektron (http://guide-prof.blogspot.com/2014/10/cara-menulis-konfigurasielektron.html)
4.
Electron configuration (http://en.wikipedia.org/wiki/Electron_configuration)
5.
Konfigurasi elektron (http://id.wikipedia.org/wiki/Konfigurasi_elektron)
6.
Konfigurasi Elektron dan Diagram Orbital (http://mediabelajaronline.blogspot.com/2010/09/konfigurasielektron-dan-diagram.html)
7.
Konfigurasi Elektron (https://rinioktavia19942.wordpress.com/kimia-kelas-xi/semester-i/sistemperiodik/konfigurasi-elektron/)

Anda mungkin juga menyukai