Untuk mengukur arah dan sudut pada pengukuran tanah alat yang umum digunakan
adalah Theodolit, disamping itu juga dapat dipakai untuk mengukur jarak secara optis.
Theodolit dibuat dengan berbagai macam jenis dan tipe serta tingkat ketelitian dengan
penampilan yang berbeda namun secara umum fungsi dan kegunaannya sama.
VI.1. Alat ukur theodolit
Theodolit secara garis besar, terdiri dari :
1. Bagian atas, meliputi :
a. Teropong
b. Linakaran vertikal
c. Sumbu mendatar (sumbu II)
d. Klem teropong dan penggerah halus
e. Alhidode vertikal dan nivo
f.
Univo teropong
Statip
Secara skematis, bagian-bagian alat theodolit dapat dilihat pada gambar berikut :
Keterangan gambar :
1 . Lensa obyektif
8. Diafragma
9. Lensa okuler
a. Tabung okuler
Pada theodolit terdapat pembagian skala baik skala lingkaran horisontal maupun skala
lingkaran vertikal. Sistem pembacaan lingkaran horisontal maupun vertikal dibagi dalam
empat macam yaitu :
1. Garis lurus
2. Garis lurus dan skala
3. Nonius
4. Mikrometer
Beberapa contoh dari sistem pembacaan dapat dilihat pada gambar-gambar berikut :
Berikut gambar bagian-bagian dari theodolit Femel Kossel yang dapat di lab. Ukur Tanah
W : sumbu I atau
sumbu vertikal
AA : garis arah nivo aihidade vertikal
Pada theodolit tanpa nivo alhidade vertikal koreksi dilakukan dengan memutar
skrup koreksi diafragma vertikal setelah menambahkan P pada pembacaan
akhir LB.
2.
Pada theodolit yang dilengkapi nivo alhidade vertikal : dikoreksi pada skrup koreksi diafragma nivo atau dikoreksi pada skrup koreksi nivo alhidade vertikal.
10
Kerangan gambar:
1. Visioner
pembantu
pengarah
bidikan.
2. Okuler teropong
4. Ronsel pemfokus teropong
3.
4.
sekrup
klem
gerak
6. Okuler
pembacaan
piringan
vertikal horisontal
teropong/Sb.II
9. Jarum magnet
H = sumbu II
GN = garis arah nivo teropong
GB = garis bidik
VI. 5. Syarat pengaturan alat ukur BTM
1. Sumbu I vertikal
2. Sumbu II harus mendatar
3. Garis bidik teropong harus tegak lurus sumbu II
4. Kesalahan tidak pada lingkaran vertikal = 0
Pada pengukuran syarat 1, sumbu I vertikal pada dasarnya sama dengan mengatur
sumbu I vertikal pada theodolit; yaitu dengan mengatur nivo kotak dan atau nivo tabung.
Pada BTM BUMON, tidak terdapat nivo kotak tetapi ada 2 nivo tabung yang terletak di
kotak kompas dan sudut saling tegak lurus. Pengaturan kedua nivo, disesuaikan dengan
kedudukan ketiga skrup penyetel ABC pada BTM baru, hanya terdapat satu nivo kotak
saja. Sehingga dengan mengatur nivo kotak saja, maka sumbu I sudah vertikal.
Pengertian kesalahan indek pada lingkaran vertikal pada dasarnya sama dengan
pengaturan pada alat ukur theodolit.
VI.6
11
Azimuth adalah sudut horisontal yang dimulai dari salah satu ujung jarum
magnet, dan diakhiri pada ujung obyektif garis bidik dan besarnya sama dengan
angka pembacaan.
Macam Azimuth
1. Azimuth selatan timur, dimulai dari ujung selatan jarum magnet, berputar berlawanan
dengan jalannya jarum jam dan diakhiri pada ujung obyektif skala Iingkaran search
jarum jam.
2. Azimuth selatan-barat, dimulai dari ujung selatan jarum magnet, melalui barat dan
diakhiri pada ujung obyektif yang terletak pada garis 180 skala Iingkaran skala
lingkaran berlawanan jarum jam.
12
3. Azimuth utara-barat, dimulai dari ujung utara jarum magnet melalui barat dan diakhiri
pada ujung obyektif yang terletak pada garis 0 skala.
4. Azimuth utara-timur, dimulai dari ujung utara magnet, berputar search jarum jam
melalui timur dan diakhiri pada ujung obyektif. Skala Iingkaran berlawanan arch
;arum jam.
13