PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Pre eklamsia dan eklampsia merupakan penyulit dalam proses persalinan
yang kejadiannya senantiasa tetap tinggi. Tingginya angka kejadian pre eklampsia
merupakan faktor utama penyebab timbulnya eklampsia yang dapat mengancam
hidp ibu bersalin. Tingginya angka kematian bulin sebagai akibat perkembangan
dari pre eklampsia yang tidak terkontrol memberikan kontribusi yang sangat besar
terhadap tingginya angka kematian.
Dari kasus persalinan yang dirawat di rumah sakit 3-5 % merupakan kasus
pre eklampsia atau eklampsia ( Manuaba, 1998 ). Dari kasus tersebut
6 % terjadi pada semua persalinan, 12 % terjadi pada primi gravida. Masih
tingginya angka kejadian ini dapat dijadikan sebagai gambaran umum tingkat
kesehatan ibu bersalin dan tingkat kesehatan masyarakat secara umum.
Dengan besarnya pengaruh pre eklampsia terhadap tingginya tingkat
kematian bulin, maka sudah selayaknya dilakukan upaya untuk mencegah dan
menanganikasus-kasus pre eklampsia. Perawatan pada bulin dengan preeklamsia
merupakan salah satu usaha nyata yamg dapat dilakukan untuk mencegah
timbulnya komplikasi-komplikasi sebagai akibat lanjut dari pre eklampsia
tersebut.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. KONSEP DASAR TEORI
A. PENGERTIAN
Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,
bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi
tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya,
sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu
atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ).
B. PATOFISIOLOGI
Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi
peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke
organ , termasuk ke utero plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar
dari timbulnya proses pre eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan
resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi arterial. Vasospasme dapat
diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas dari sirculating pressors.
Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang
lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan
pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth
Retardation.
C. PENGERTIAN PERSALINAN
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi janin dan uri yang
dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir ( Rustam Moctar,
1998 ).
D. TANDA-TANDA PERMULAAN PERSALINAN
Beberapa minggu sebelum wanita memasuki persalinan disebut kala
pendahuluan, tanda-tandanya sebagai berikut :
1. Turunya kepala memasuki pintu atas panggul terutama pada primi gravida
sedangkan pada multipara tidak begitu kentara.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun
3. Perasaan sering kencing atau susah kencing
4. Perasaan sakit di perut dan pinggang oleh karena adanya kontraksi lemah
dari uterus
Rasa sakit oleh adanya HIS yang datang lebih kuat, sering dan teratur
2.
3.
4.
F. KALA PERSALINAN
Proses persalinan terdiri dari 4 kala :
1. Kala I ( kala pembukaan )
Inpartu (partus mulai ) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah,
karena servik mulai membuka dan mendatar
Kala pembukaan ini dibagi atas 2 fase :
a. Fase Laten : Pembukaan servik berlangsung lambat sampai
pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam
b. Fase Aktif : Berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase
yaitu :
1.
2.
3.
Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35
tahun
2. Data Obyektif :
-
Pemeriksaan penunjang ;
B. MASALAH KEPERAWATAN
1. KALA I
a. Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan
penurunan fungsi organ ( vasospasme
darah )
b. Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan
perubahan pada plasenta
c. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus
dan pembukaan jalan lahir
d. Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang
tidak efektif terhadap proses persalinan
2. KALA II
a. Resiko terjadi injury pada ibu dan bayi berhubungan dengan dampak
dari tindakan ekstraksi dengan forceps
3. KALA III
a. Resiko deficit cairan berhubungan dengan perdarahan post partum
4. KALA IV
a. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan luka episiotomy
b. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan adanya luka episiotomy.
C. PERENCANAAN
KALA I
Diagnosa keperawatan 1
Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi
organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah).
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi kejang pada ibu
Kriteria Hasil :
-
Tanda-tanda vital :
TD
Nadi
: 100-120/70-80 mmHg
: 60-80 x/mnt
RR
Suhu : 36-37 C
: 16-20 x/mnt
Intervensi :
1. Monitor tekanan darah tiap 4 jam
R/. Tekanan diastole > 110 mmHg dan sistole 160 atau lebih merupkan
indikasi dari PIH
2. Catat tingkat kesadaran pasien
R/. Penurunan kesadaran sebagai indikasi penurunan aliran darah otak
3. Kaji adanya tanda-tanda eklampsia ( hiperaktif, reflek patella dalam,
penurunan nadi,dan respirasi, nyeri epigastrium dan oliguria )
R/. Gejala tersebut merupakan manifestasi dari perubahan pada otak, ginjal,
jantung dan paru yang mendahului status kejang
4. Monitor adanya tanda-tanda dan gejala persalinan atau adanya kontraksi
uterus
R/. Kejang akan meningkatkan kepekaan uterus yang akan memungkinkan
terjadinya persalinan
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti hipertensi dan SM
R/. Anti hipertensi untuk menurunkan tekanan darah dan SM untuk mencegah
terjadinya kejang
Diagnosa keperawatan 2 :
Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan
pada plasenta
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi foetal distress pada janin
Kriteria Hasil :
-
DJJ ( + ) : 12-12-12
Hasil NST :
Hasil USG ;
Intervensi :
Intervensi :
1. Kaji tingkat intensitas nyeri pasien
R/. Ambang nyeri setiap orang berbeda ,dengan demikian akan dapat
menentukan tindakan perawatan yang sesuai dengan respon pasien terhadap
nyerinya
2. Jelaskan penyebab nyerinya
R/. Ibu dapat memahami penyebab nyerinya sehingga bisa kooperatif
3. Ajarkan ibu mengantisipasi nyeri dengan nafas dalam bila HIS timbul
R/. Dengan nafas dalam otot-otot dapat berelaksasi , terjadi vasodilatasi
pembuluh darah, expansi paru optimal sehingga kebutuhan 02 pada jaringan
terpenuhi
4. Bantu ibu dengan mengusap/massage pada bagian yang nyeri
R/. untuk mengalihkan perhatian pasien
Diagnosa keperawatan 4
Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif
terhadap proses persalinan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan kecemasan ibu berkurang atau hilang
Kriteria Hasil :
-
Intervensi :
1. Kaji tingkat kecemasan ibu
R/. Tingkat kecemasan ringan dan sedang bisa ditoleransi dengan pemberian
pengertian sedangkan yang berat diperlukan tindakan medikamentosa
3. Jelaskan mekanisme proses persalinan
R/. Pengetahuan terhadap proses persalinan diharapkan dapat mengurangi
emosional ibu yang maladaptif
5. gali dan tingkatkan mekanisme koping ibu yang efektif
R/. Kecemasan akan dapat teratasi jika mekanisme koping yang dimiliki ibu
efektif
6. Beri support system pada ibu
R/. ibu dapat mempunyai motivasi untuk menghadapi keadaan yang sekarang
secara lapang dada asehingga dapat membawa ketenangan hati
KALA II
Diagnosa keperawatan 1
Resiko terjadi injury pada ibu dan bayi berhubungan dengan dampak dari tindakan
ekstraksi dengan forceps
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi injury pada ibu dan janin
Kriteria Hasil :
-
Intervensi ;
1. Pastikan bahwa pembukaan sudah lengkap
R/. Jika pembukaan belum lengkap bibir serviks bisa terjepit antara kepala
anak dan sendok sehingga terjadi robekan pada serviks
2. Pastikan bahwa ketuban sudah pecah
R/. Bila ketuban belum pecah maka selaput janin akan ikut tertarik oleh
forceps
3. Anjurkan ibu untuk tidak mengedan
R/. mengedan membutuhkan tenaga yang akhirnya dapat meningkatkan
tekanan darah sebagai kompensasi tubuh, bila tekanan darah semakin
meningkat akan memicu timbulnya kejang dan terjadi injury pada ibu maupun
janin
4. Bantu dokter dalam melakukan tindakan ekstraksi dengan forceps sesuai
standarisasi
R/. Tindakan forceps yang dilakukan dengan benar/ sesuai standart serta skill
yang memadai tanpa adanya penyulit akan terhindar dari terjadinya
komplikasi pada ibu maupun janin
KALA III
Diagnosa keperawatan :
Resiko deficit cairan berhubungan dengan perdarahan post partum
Tujuan ;
Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi deficit cairan
Kriteria Hasil :
-
Tanda vital ;
TD : 100-120/70-80 mmHg Nadi : 60-80 x/mnt
RR : 16-20 x/mnt
Suhu : 36-37 C
Intervensi ;
1. Kaji kontraksi uterus
R/. kontraksi uterus dapat membantu pelepasan plasenta
2. Cegah terjadinya perdarahan dengan mengobservasi pelepasan plasenta dan
mengeluarkan plasenta dengan peregangan tali pusat terkendali serta bekerja
dengan hati-hati
R/.untuk mencegah terjadinya rest plasenta sehingga tidak terjadi perdarahan
3. Kaji banyaknya darah yang keluar
R/. dengan mengetahui jumlah darah yang hilang akan dapat menentukan
jumlah darah /intake cairan yang diberikan agar terjaga keseimbangan
5. Beri minum peroral
R/. dapat menggantikan cairan yang hilang
Intervensi :
1. Beri penjelasan pada ibu penyebab nyerinya
R/. dengan mengerti penyebab nyerinya diharapkan ibu dapat kooperatif dan
menerima rasa nyerinya secara wajar
2. Anjurkan pada ibu untuk menghindari pergerakan yang berlebihan terutama
yang berkaitan dengan daerah sekitar luka episiotomy
R/. Pergerakan yang bisa membuat peregangan daerah luka akan menambah
rasa nyeri
3. Lakukan perawatan luka episiotomy secara aseptik dan anti septic
R/. Perawatan luka secara aseptic dan anti septic dapat mempercepat proses
penyembuhan luka sehingga nyeri bisa berkurang/hilang
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik
R/. analgetik dapat mengurangi/menghilangkan rasa nyeri
Diagnosa keperawatan 2
Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan adanya luka episiotomy
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan infeksi tidak terjadi
Kriteria Hasil :
-
Intervensi :
1. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan daerah luka episiotomy
R/. Kebersihan yang kurang terjaga bisa menimbulkan infeksi pada luka
E. EVALUASI
a.
BAB III
TINJAUAN KASUS
IV. A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 9 April 2001 jam 09.40
1.
I. IDENTITAS
Nama klien
: Ny.S
Umur
: 25 tahun
Umur
: 22 tahun
Suku
: Jawa
Suku
: Jawa
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
Alamat
Agama : Islam
Pendidikan
RW I Surabaya
: SD
2. RIWAYAT KEPERAWATAN
Ibu datang ke IRD RSUD Dr. Soetomo atas rujukan bidan praktek swasta untuk
mendapatkan pertolongan karena ibu dalam keadaan hamil tua dan mengeluh
kenceng-kenceng mulai tadi malam ( jam 24.00 ) diikuti keluarnya air jam
01.00 hasil pemeriksaan tekanan darah yaitu 180/120 mmhg akhirnya ibu
masuk rumah sakit tanggal 9 April 2001 jam 09.38
2.1. Persepsi terhadap kehamilan dan persalinan
Ibu menganggap bahwa kehamilan ini merupakan hal yang wajar dan
kehamilannya tidak menimbulkan perubahan terhadap kehidupan seharihari. Ibu berharap agar dapat melahirkan dengan selamat. Bagi ibu orang
yang terpenting adalah suami dan ia tinggal bersamanya, sedangkan dari
pihak keluarga yang lain menerima keadaan ibu yang sedang hamil
2.2. Riwayat Obstetri
1. Riwayat menstruasi
- menarche pada usia 12 tahun
- siklus teratur, lamanya 5-7 hari dan tidak ada keluhan
-
Kehamilan
th
o
1
2
Persalinan
Komplikasi nifas
Anak
Umur
Pen
jenis
Peno
Pen
Lase
Infe
Perda
Je
BB
Pj
3,5 th
14 bl
yulit
-
Spt B
Spt B
long
bidan
bidan
yulit
-
rasi
-
ksi
-
rahan
-
nis
Pr. 2500
Lk 3500
50
.
3
HAMIL INI
3. KEHAMILAN SEKARANG
Diagnosa: G3 P2 A0 H2 usia kehamilan 36-37 mg
Imunisasi TT sudah lengkap dan ANC 9 kali ke bidan
pengobatan selama hamil mendapat Tablet Fe dan vitamin
Tidak ada keluhan selama hamil
Pergerakan janin dirasakan sejak usia kehamilan kurang lebih 4 bulan
Rencana perawatan bayi adalah dirawat sendiri
Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi adalah:
- Breast care
: ya
- Perineal care
: ya
- KB
: ya
- Nutrisi
: ya
- Menyusui
: ya
4. PERSALINAN SEKARANG
1. Keluhan HIS
Mulai kontraksi pada tanggal 8 April 2001 jam 24.00
Ibu mengatakan kenceng-kencengnya tidak teratur dan hanya sebentar
2. Pengeluaran pervagina :
Pada jam 01.00 ( tadi malam ) keluar air , tidak keluar lendir ataupun darah,
sedangkan saat pengkajian keluar lendir dan darah sedikit
3. Periksa Dalam : jam 09.00 dilakukan oleh dokter PPDS dengan hasil :
pembukaan 2 cm, effecement 50 %, ketuban ada, presentasi kepala, bidang
hodge I
4. Kala persalinan
A. Kala I
Mulai persalinan tgl 9 April 2001 jam 09.40 dg pembukaan 2 cm.
Ibu dipasang infus dengan cairan RL 20 tetes / mnt dan dipasang kateter
untuk pemeriksaan urine serta untuk mengukur output urine per jam.
Kemudian ibu diberi SM 4 g per IV sebagai larutan 20 % selama 5 menit
sambil dilakukan observasi terhadap efek obat tersebut.
Pada jam 11.15 mulai diberikan drip oksitosin 8 tetes/mnt kalf I dan cairan
infus diganti dengan D5% untuk menambah kekuatan /tenaga ibu, pada
saat itu juga dilakukan observasi terhadap efek dari pemberian oksitosin
yaitu lamanya HIS dan kekuatannya serta denyut jantung janin juga
pengaturan tetesan yaitu setiap 15 menit ditambahkan 4 tetes. Hal ini
dilakukan terus sampai kolf I habis dengan memperhatikan pembukaan
dan kekuatan HIS.
Pada jam 13.00 dilakukan evaluasi dengan hasil : pembukaan 5 cm,
effecement 75 %, ketuban ada , presentasi kepala, bidang hodge I, DJJ
(+) : 12-12-12, kontraksi setiap 3 menit dengan durasi 40-50
detik.Kemudian dilakukan amniotomi oleh dokter PPDS, air ketuban
berwarna kehijauan dan keruh. Hasil pemeriksaan tanda vital didapatkan
TD : 140/90 mmhg, nadi: 88 x/mnt, RR: 20 x/mnt, GCS: CM=15 (4-5-6 )
dan edema kaki +/+.
Dan DJJ (+ ) : 12-12-12. Ibu mengeluh nyeri dibagian perut dan pinggang,
saat kontraksi ibu sampai menangis menahan nyeri dan bertanya kenapa
lama sekali anaknya tidak kunjung lahir, ibu meminta kepada petugas agar
tidak meninggalkannya sendirian.
Pada jam 14.00 dilakukan evaluasi lagi : pembukaan lengkap, HIS setiap
2-3 menit dengan durasi 40 detik, DJJ ( + ): 12-12-12, GCS : CM+15 ( 45-6 ), edema kaki +/+, TD: 130/90 mmHg, nadi : 80 x/mnt, RR : 18 x/mnt.
Kemudian pasien dipersiapkan forcep extraction untuk mempercepat kala
II
b. Kala II
Setelah mendapatkan persetujuan dari suami dan ibu sendiri menerima
maka segera dilakukan tidakan forcep extraction.
Ibu dibawa ke ruang khusus tindakan, dokter bersiap untuk melakukan
tindakan perawat membantu mempersiapkan alat
dan perlengkapan
lainnya serta persiapan untuk perawatan bayi yang akan dilahirkan. Tepat
pada jam 14.05 dilahirkan bayi jenis kelamin perempuan, BB 3000 g,
panjang 50 cm, APGAR score pada menit pertama : 6, dan pada menit ke
lima ; 8. Bayi disuction kemudian dibawa ketempat perawatan bayi baru
lahir untuk membersihkan tubuhnya dari vernickaseosa dan diberikan
triple D pada tali pusat, kemudian bayi dibungkus dengan jarik untuk
menghangatkan tubuhnya lalu diberi salep kloram penikol dan selanjutnya
ditaruh ditempat bayi .Setelah mendapatkan penjelasan bahwa anaknya
baik-baik saja ibu mengucapkan alhamdulillah.
c. Kala III
Setelah melahirkan ibu di injeksi pitosin 1 amp per IM untuk
mempertahankan kontraksi uterus agar plasenta dapat cepat dilahirkan.
Kemudian dilakukan pemeriksaan TFU hasilnya TFU 2 jari diatas pusat,
kontraksi baik. Pada jam 14.10 plasenta lahir spontan dan lengkap
( kotiledon dan selaput ), perdarahan selama persalinan kurang lebih 150
cc
d. Kala IV
2 jam setelah persalinan keadaan umum ibu baik, GCS : CM = 15 ( 4-5-6 )
, TD : 130/90 mmHg , nadi : 74 x/mnt , RR : 20 x/mnt , suhu : 37,2 C ,
TFU setinggi pusat, , kontraksi uterus baik , perdarahan kurang lebih 50 cc
, perineum yang diepisiotomi sudah diheting dengan HCD :5 , HCL : 4 ,
luka epis : 3,5 cm.
5. RIWAYAT KELUARGA BERENCANA
Ibu pernah menjadi akseptor KB. Sejak anak pertamanya lahir ibu menjadi
akseptor KB pil berlangsung selama 2 bulan, karena ingin anak lagi sehingga
ibu berhenti minum pil. Demikian halnya setelah anak kedua lahir ibu menjadi
akseptor KB suntik yang berlangsung selama 5 bulan kemudian berhenti lagi
yang pada akhirnya ibu hamil lagi yang sekarang ini. Setelah melahirkan anak
yang ke tiga ini ibu ingiun menjadi akseptor KB norplant
6. RIWAYAT KESEHATAN
Ibu dan keluarga tidak pernah menderita penyakit tekanan darah tinggi,
kencing manis dan penyakit jantung lainnya.
7. KEBUTUHAN DASAR KHUSUS
1. Pola nutrisi
Frekunsi makan 3x/hari, nafsu makan baik dan tidak ada pantangan. Jenis
makanan : nasi, lauk pauk, sayur kadang buah dan susu
2. Pola eliminasi
BAK frekuensinya 6-9x/hari sedangkan saat pengkajian output urine 40
cc/jam, warnanya jernih dan tidak ada keluhan
BAB biasanya 1-2x/hari dan tidak ada keluhan
3. Personal hygiene
Kesadaran
: CM:15 (4-5-6 )
b. TD : 160/120 mmHg
Nadi
: 88 x/mnt
c. RR : 20 x/mnt
Suhu
: 37,2 C
d. BB : 53 kg
TB
: 155 cm
1. Sistem penglihatan
2. Sistem pernafasan
3. Sirkulasi jantung
4. Sistem pencernaan
5. Sistem urogenital
6. Sistem integumen
LEOPOLD I
: (+)
TBJ
: 32-11x155 = 3255 g
Kontraksi
: 9,8 g/dl
- Lekosit
: 10.1x10 9/L
- Trombosit
: 192x10 9/L
- PCV
: 0,29
- SGOT
: 18 VIL
- Kreatin serum
: 0,74 mg/dl
: 2-3 plp
- Lekosit
: 2-3 plp
- Epitel
: 2-3 plp
KELOMPOK DATA
ETIOLOGI
MASALAH
KALA I
1
Data subyektif :
terjadi
tinggi
kejang
penurunan
Suhu : 37,2 C
Data subyektif :
Suhu : 37,2 C
terjadi
distress
tinggi
foetal
Data subyektif :
dan
Gangguan rasa
nyaman (nyeri)
jalan lahir
50%,
ketuban
ada,
Data subyektif :
yang
psikologis
( cemas )
Dampak
dari
dengan forceps
Data obyektif :
detik reguler
terjadi
DJJ (+ ) : 12-12-12
TD : 130/90 mmHg
Nadi : 80x/mnt RR : 18x/mnt
Kesadaran : Compos
Mentis
Perdarahan
GCS =15 (4-5-5)
post
partum
Resiko
deficit
cairan
KALA III
Data subyektif :
- Ibu mengatakan badannya terasa
lemah
Data obyektif :
-
Ibu
nampak
kelelahan
-
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 84x/mnt RR :
24x/mnt
Suhu ;37,5 C
Jumlah
kurang lebih
Gangguan rasa
150 cc
nyaman (nyeri)
Kontraksi
uterus
baik
KALA IV
8
Luka episiotomy
Data subyektif ;
Resiko
infeksi
kemaluan
Data obyektif :
- Tampak adanya luka episiotomy
dengan jahitan HCD=5, HCL=4, luka
sepanjang 3,5 cm
Data subyektif :
- Ibu mengatakan nyeri pada daerah
terjadi
kemaluan
Data obyektif :
- Tampak adanya luka episiotomy
dengan jahitan HCD=5, HCL=4, luka
sepanjang 3,5 cm
- TD : 130/90 mmHg Nadi : 74x/mnt
RR : 20x/mnt Suhu : 37.2 C
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Sesuai dengan prioritas dan kala persalinan
KALA I
1. Resiko tinggi terjadi kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi
organ ( vasospasme dan peningkatan tekanan darah
2. Resiko tinggi terjadi foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan
perfusi pada plasenta
3. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan
proses pembukaan jalan lahir
4. gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang inefektif
terhadap proses persalinan
KALA II
5. Resiko terjadi injury pada ibu dan janin berhubungan dengan dampak dari
tindakan ekstraksi dengan forceps
KALA III
6. Resiko deficit cairan berhubungan dengan perdarahan post partum
KALA IV
7. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan adanya luka episiotomy
8. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan adanya luka episiotomy
C. INTERVENSI
KALA I
Diagnosa keperawatan I :
Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi
organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah).
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi kejang pada ibu
Kriteria Hasil :
-
Tanda-tanda vital :
TD
Nadi
: 100-120/70-80 mmHg
: 60-80 x/mnt
RR
Suhu : 36-37 C
: 16-20 x/mnt
Intervensi
1. Monitor tekanan darah tiap 4 jam
R/. Tekanan diastole > 110 mmHg dan sistole 160 atau lebih merupkan
indikasi dari PIH
2. Catat tingkat kesadaran pasien
R/. Penurunan kesadaran sebagai indikasi penurunan aliran darah otak
3. Kaji adanya tanda-tanda eklampsia ( hiperaktif, reflek patella dalam,
penurunan nadi,dan respirasi, nyeri epigastrium dan oliguria )
R/. Gejala tersebut merupakan manifestasi dari perubahan pada otak, ginjal,
jantung dan paru yang mendahului status kejang
4. Monitor adanya tanda-tanda dan gejala persalinan atau adanya kontraksi
uterus
R/. Kejang akan meningkatkan kepekaan uterus yang akan memungkinkan
terjadinya persalinan
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian anti hipertensi dan SM
R/. Anti hipertensi untuk menurunkan tekanan darah dan SM untuk mencegah
terjadinya kejang
Diagnosa keperawatan II :
Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan
pada plasenta
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi foetal distress pada janin
Kriteria Hasil :
a. DJJ ( + ) : 12-12-12
b. Hasil NST :
c. Hasil USG ;
Intervensi :
1. Monitor DJJ sesuai indikasi
R/. Peningkatan DJJ sebagai indikasi terjadinya hipoxia, prematur dan solusio
plasenta
2. Kaji tentang pertumbuhan janin
R/. Penurunan fungsi plasenta mungkin diakibatkan karena hipertensi
sehingga timbul IUGR
3. Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri perut, perdarahan, rahim
tegang, aktifitas janin turun )
R/. Ibu dapat mengetahui tanda dan gejala solutio plasenta dan tahu akibat
hipoxia bagi janin
4. Kaji respon janin pada ibu yang diberi SM
R/. Reaksi terapi dapat menurunkan pernafasan janin dan fungsi jantung serta
aktifitas janin
5. Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST
R/. USG dan NST untuk mengetahui keadaan/kesejahteraan janin
Diagnosa keperawatan III :
Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan
pembukaan jalan lahir
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan ibu mengerti penyebab nyeri dan dapat
mengantisipasi rasa nyerinya
Kriteria Hasil :
a. Ibu mengerti penyebab nyerinya
b. Ibu mampu beradaptasi terhadap nyerinya
Intervensi :
1. Kaji tingkat intensitas nyeri pasien
R/. Ambang nyeri setiap orang berbeda ,dengan demikian akan dapat
menentukan tindakan perawatan yang sesuai dengan respon pasien terhadap
nyerinya
2. Jelaskan penyebab nyerinya
R/. Ibu dapat memahami penyebab nyerinya sehingga bisa kooperatif
3. Ajarkan ibu mengantisipasi nyeri dengan nafas dalam bila HIS timbul
R/. Dengan nafas dalam otot-otot dapat berelaksasi , terjadi vasodilatasi
pembuluh darah, expansi paru optimal sehingga kebutuhan 02 pada jaringan
terpenuhi
Intervensi ;
1. Pastikan bahwa pembukaan sudah lengkap
R/. Jika pembukaan belum lengkap bibir serviks bisa terjepit antara kepala
anak dan sendok sehingga terjadi robekan pada serviks
2. pastikan bahwa ketuban sudah pecah
R/. Bila ketuban belum pecah maka selaput janin akan ikut tertarik oleh
forceps
3. Anjurkan ibu untuk tidak mengedan
R/. mengedan membutuhkan tenaga yang akhirnya dapat meningkatkan
tekanan darah sebagai kompensasi tubuh, bila tekanan darah semakin
meningkat akan memicu timbulnya kejang dan terjadi injury pada ibu maupun
janin
4. bantu dokter dalam melakukan tindakan ekstraksi dengan forceps sesuai
standarisasi
R/. Tindakan forceps yang dilakukan dengan benar/ sesuai standart serta skill
yang memadai tanpa adanya penyulit akan terhindar dari terjadinya
komplikasi pada ibu maupun janin
KALA III
Diagnosa keperawatan :
Resiko deficit cairan berhubungan dengan perdarahan post partum
Tujuan ;
Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi deficit cairan
Kriteria Hasil :
- Keadaan umum baik
- Mukosa mulut basah
- Turgor kulit baik
- Tanda vital ;
TD : 100-120/70-80 mmHg Nadi : 60-80 x/mnt
RR : 16-20 x/mnt
Suhu : 36-37 C
Intervensi :
1. Beri penjelasan pada ibu penyebab nyerinya
R/. dengan mengerti penyebab nyerinya diharapkan ibu dapat kooperatif dan
menerima rasa nyerinya secara wajar
2. Anjurkan pada ibu untuk menghindari pergerakan yang berlebihan terutama
yang berkaitan dengan daerah sekitar luka episiotomy
R/. Pergerakan yang bisa membuat peregangan daerah luka akan menambah
rasa nyeri
3. Lakukan perawatan luka episiotomy secara aseptik dan anti septic
R/. Perawatan luka secara aseptic dan anti septic dapat mempercepat proses
penyembuhan luka sehingga nyeri bisa berkurang/hilang
4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik
R/. analgetik dapat mengurangi/menghilangkan rasa nyeri
Diagnosa keperawatan II :
Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan adanya luka episiotomy
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan infeksi tidak terjadi
Kriteria Hasil :
i. luka episiotomy tampak kering dan bersih
ii. luka tidak ada tanda-tanda infeksi
iii. tanda-tanda vital dalam batas normal
Intervensi :
1. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan daerah luka episiotomy
R/. Kebersihan yang kurang terjaga bisa menimbulkan infeksi pada luka
karena masuknya kuman
2. Lakukan perawatan luka episiotomy secara aseptik dan anti septic
R/. Perawatan luka secara aseptic dan anti septic dapat mempercepat proses
penyembuhan luka dan mencegah terjadinya infeksi
3. Ajari ibu cara merawat luka
R/. ibu dapat mengerti cara merawat luka yang benar sehingga bisa mencegah
timbulnya infeksi
4. Kolaborasi dengan medis dalam pemberian antibiotik
R/. anti biotic dapat membunuh kuman
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Dilakukan pada tanggal 9 April 2001
KALA I
Diagnosa keperawatan I :
1. Mengukur tekanan darah
2. Mengobservasi tingkat kesadaran pasien
3. Memonitor terus adanya tanda-tanda eklampsia ( hiperaktif, reflek patella
dalam, penurunan nadi,dan respirasi, nyeri epigastrium dan oliguria )
4. Memonitor adanya tanda-tanda dan gejala persalinan atau adanya kontraksi
uterus
5. Menberikan SM 4 g per IV dalam larutan 20% pelan
EVALUASI :
S
:-
Diagnosa keperawatan II :
1. Memonitor DJJ
2. Menjelaskan pada ibu adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri perut,
perdarahan, rahim tegang, aktifitas janin turun )
3. Mengobservasi efek samping dari pemberian SM
EVALUASI
S
: -
: - DJJ (+ ) : 12-12-12
- anak lahir dengan selamat pada jam 14.05
: Masalah teratasi
EVALUASI
S : Ibu mengatakan dapat memahami penjelasan yang diberikan untuk
mengatasi nyeri
O
: Masalah teratasi
:Diagnosa keperawatan IV :
EVALUASI
S
: Masalah teratasi
:-
KALA II
Diagnosa keperawatan V :
1. memastikan bahwa pembukaan sudah lengkap
2. Memastikan bahwa ketuban sudah pecah
3. Menganjurkan ibu untuk tidak mengedan
4 Membantu dokter dalam melakukan tindakan ekstraksi dengan forceps
sesuai
standarisasi
EVALUASI
S
:-
: Masalah teratasi
:-
KALA III
Diagnosa keperawatan VI:
1. Mengkaji kontraksi uterus
2. mengobservasi pelepasan plasenta dan mengeluarkan plasenta dengan
peregangan tali pusat terkendali serta bekerja dengan hati-hati
3. Mengkaji banyaknya darah yang keluar
4.Memberi minum peroral
5. Melakukan observasi tanda-tanda vital
EVALUASI
S
:-
; Lanjutkan kala IV
KALA IV
Diagnosa keperawatan VII :
1. Memberi penjelasan pada ibu penyebab nyerinya
2. Menganjurkan pada ibu untuk menghindari pergerakan yang berlebihan
terutama yang berkaitan dengan daerah sekitar luka episiotomy
EVALUASI
S :-ibu mengatakan masih terasa nyeri pada daerah kelamin yang dijahit
O : - Ibu tampak meringis menahan sakit saat berjalan
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi diruang nifas
Diagnosa keperawatan VIII :
1. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan daerah luka episiotomy
2. Mengajari ibu cara merawat luka
EVALUASI
S : ibu mengatakan masih terasa nyeri pada daerah kelamin yang dijahit
O : - Ibu tampak meringis menahan sakit saat berjalan
- luka masih terbugkus pembalut
A : Masalah belum terjadi
P : Lanjutkan intervensi di ruang nifas
BAB IV
PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Secara teori didiagnosis pre eklampsia berat jika didapatkan salah satu dari gejala
berikut :
- Tensi 160/110 mmHg atau lebih
- Oliguria
- Proteiin uri > 2+
- Adanya keluhan subyektif berupa ; gangguan penglihatan, nyeri epigastrium, nyeri
kepala, edema paru, edema ekstremitas, sianosis dan gangguan kesadaran
Pada kasus nyata hanya didapatkan data TD : 160/120 mmHg. Jadi sudah dapat
dikategorikan pre eklampsia berat. Adapun tanda atau gejala lain yang tidak
muncul hal ini dimungkinkan belum terjadi gangguan pada organ organ lain
misalnya pada penglihatan, ginjal, jantung dan otak. Namun pada proses
selanjutnya akan akan terjadi gangguan pada organ-organ tersebut bila tidak
diatasi segera sehingga gejala diatas akan muncul juga pada pasien
B. MASALAH KEPERAWATAN
Ditinjau dari konsep asuhan keperawatan pada ibu bersalin dengan pre eklampsia
berat, masalah keperawatan yang timbul sesuai dengan masalah keperawatan yang
ada pada kasus nyata. Akan tetapi kalau dikaji lebih lanjut sebenarnya masih ada lagi
masalah keperawatan yang bisa dimunculkan , hal ini sesuai dengan perkembangan
pre eklampsia itu sendiri yang dapat mengakibatkan gangguan pada organ lain
C. INTERVENSI
Dari perencanaan yang telah ditetapkan dalam konsep dasar askep ternyata bisa
diterapkan juga pada kasus nyata. Hal ini dikarenakan masalah keperawatan yang
muncul secara teori dapat muncul juga pada kasus nyata
D. IMPLEMENTASI
Perencanaan yang telah ditetapkan baik pada konsep teori maupun pada kasus nyata
dapat diterapkan secara langsung pada pasien
E. EVALUASI
Dari implementasi (tindakan perawatan ) yang telah diterapkan untuk mengatasi
masalah yangmuncul pada kasus nyata ada masalah yang bisa teratasi/masalah tidak
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.
2.
3.
Penetapan rencana perawatan yang sesuai dengan masalah yang timbul pada
ibu bersalin dengan pre eklampsia berat serta tindakan keperawatan yang
efektif untuk mengatasi masalah keperawatan tersebut akan dapat mencegah
prognosis
yang
lebih
buruk
yaitu
timbulnya
kejang.
Oleh
karenanyadiperlukan observasi ketat dan terapi yang tepat serta skill yang
professional baik dari dokter maupun perawat. Hal ini mengingat
penatalaksanaan yang pada umumnya berakhir dengan tindakan operatif