GERARD.COM
Buletin Novisiat OMI Indonesia
Doc. OMI
Meja Redaktur
Salam Merdeka!
Kemerdekaan adalah rahmat dari Tuhan bagi bangsa dan pribadi
manusia agar dapat memilih jalan hidup dengan bahagia.
Edisi Gerard.com bulan Agustus secara khusus akan
memperkenalkan setiap pribadi yang dengan kemerdekaannya memilih
untuk bergabung dengan keluarga besar Novisiat OMI. Dari novis yang
baru saja mengikrarkan kaul pertama akan memberikan kesan pesan
selama menempuh pendidikan di Novisiat. Kami mengucapkan terima
kasih atas dukungan dan doa dari para pembaca sehingga kami dipenuhi
dengan saudara-saudari yang selalu memperhatikan dalam berbagai
bentuk.
Selamat menikmati tulisan sederhana dari kami.
Redaktur
Daftar isi
Dari Meja Magister
Dari Laci Socius
OMI Memang Unik
Anak Perantau Merajut Asa
Dalam Panggilan di Kongregasi OMI
Ia Yang Bercermin Dari Kesederhanaan
Segala Sesuatu Menjadi Menjadi Mungkin
Karena Allah Membuatmu Mampu Berbuat Demikian
QUO VADIS?
Historia Domus-Galeria Nostra
Membuktikan Diri Bahwa Mampu Melakukan
Semuanya Demi Tuhan
Terjadilah Menurut KehendakMu
Pilihlah yang Tersulit
Gurun yang Tak Kering
Pilihan Hidup
Melangkah Di Kampung Blotan
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
13
14
15
16
17
19
Perkenalan
Perkenalan
Perkenalan
Perkenalan
Perkenalan
QUO VADIS?
Yesus memanggil seorang pemuda dari
Seminari Menengah St. Yohanes Don Bosco
Samarinda yang bernama Vincensius Agung. Ia
ini sungguh semangat dalam menjawab
panggilan Yesus. Ia menjalani pendidikan di
TK di tanah Toraja. Ia kemudian lanjut ke SD
Negeri 4 Toraja dan ia lulus dari SMP Negeri 2
Toraja.
Setelah lulus dari SMP, pemuda ini
yakin akan menjawab panggilan Yesus yang
terasa dalam getaran hati. Ia pun melanjutkan
masuk Seminari Menengah St. Yohanes Don
Bosco di Samarinda. Ia menjalani masa pendidikan selama 3 tahun di
seminari bersama teman seperjalanan. Walaupun di seminari ia merasa
senang dengan keadaan lingkungan, namun ia selalu berpikir akan
lanjut ke mana setelah lulus dari Seminari Menengah St. Yohanes Don
Bosco Samarinda.
Ia selalu berdoa kepada Yesus agar memberikan keputusan yang
baik dalam panggilannya. Ia percaya bahwa Yesus memberikan utusan
yaitu Roh Kudus dalam dirinya. Pada suatu hari ia membaca majalah
OMI dan dengan asyik membaca ia semakin tertarik dengan Kongregasi
OMI. Ia merasa tertarik akan Salib Oblat yang berbentuk besar dan
warnanya pun unik. Ia merenungkan akan Salib Oblat bahwa salib
merupakan tempat Yesus wafat dan penebusan untuk dosa manusia.
Ia pun memutuskan untuk lanjut ke Kongregasi OMI. Ia tidak
ragu lagi akan pilihan ini. Ia rela meninggalkan orang tua dan saudarasaudaranya demi panggilan Yesus. Melalui motto hidupnya yaitu
Belajar dan terus belajar terutama dari kesalahan.
Oleh : Pranovis Fransiskus Xaverius Paiman
9
Keterangan Gambar :
(1) Upacara bendera kemerdekaan Indonesia bersama warga Dusun Blotan
(2) Rm Santo mempersembahkan lagu untuk menghantar perutusan misi baru Sr.
Leonita OP
(3) Pranovis jalan-jalan di sekitar kota Yogjakarta
(4) Bapak dan Ibu Wellem memberikan seminar komunikasi kepada pranovis &
novis OMI.
10
Keterangan Gambar :
1. Misa dengan suasana Taize bersama para suster OP
2. Jalan-jalan ke Candi Gebang
3. Misa kaul pertama
11
Perkenalan
Menyukai Tantangan,
Membuktikan Diri Bahwa Mampu Melakukan
Seseorang yang menyukai tantangan
dan membuktikan bahwa dirinya mampu
melakukan sesuatu. Hal itu merupakan
sebuah motto yang ditulis oleh seorang pranovis Natanael Prafano N.H. Ia biasa disapa
dengan nama Natan. Ia lahir di Sepauk pada
13 Maret 1998 dari pasangan ibu Herlina
dan bapak Nandai. Ia memilih Kongregasi
OMI karena para oblat yang pantang
menyerah dan tidak mengeluh dalam
menjalankan misi sebagai seorang oblat, meskipun tugas yang di emban
amat sulit. Ia mengatakan demikian karena ia pernah mengalami
kebersamaan dengan oblat saat berkarya
Ia memiliki pribadi yang baik terhadap sesama, mudah bergaul
dan selalu gembira. Ia mengatakan bahwa dengan tersenyum dapat
mengatasi kesulitan dalam dirinya. Ia pernah bersekolah di SD 29
Sepauk. Kemudian melanjtukan ke SMP Negeri 2 di Sepauk. Setelah
jenjang pendidikan sembilan tahun, ia melanjutkan ke SMA Karya
Sekadau. Selama ia menjalani pendidikan di SMA, ia merasakan
panggilan Tuhan untuk menjadi imam. Ia pun memulai
mempertanyakan dalam dirinya, apakah Tuhan benar-benar
memanggil untuk menjadi imam? Ia merasakan kebimbangan dalam
hati.
Kedua orang tuanya baik hati, pendoa dan aktivis kegiatan
Gereja. Mereka bekerja sebagai guru di dua sekolah yang berbeda.
Orang tuanya sangat mendukung dan merelakan putranya untuk
menjadi imam. Mereka berharap Natan menjadi OMI. Dan Natan
mempunyai semangat untuk tidak mudah menyerah dalam menghadapi
berbagai misi.
Oleh : Pranovis Benediktus Neo
12
Perkenalan
Perkenalan
Perkenalan
15
Refleksi
Refleksi
Pilihan Hidup
Perjalanan hidup adalah sebuah pilihan
yang diletakkan di dalam diri pribadi manusia.
Bagaimana pun juga, pilihan hidup itu sungguh
tergantung kepada yang memilihnya. Sebab
Tuhan yang memiliki kehidupan itu, selalu
menawarkan yang baik dan seturut kehendakNya. Tuhan yang adalah Hidup tak hentihentinya memberikan pilihan kepada manusia
untuk semakin menyatu dengan diri-Nya.
Selama menjalani kehidupan sebagai pranovis dan novis, saya merasa bahwa setiap hari
Tuhan sungguh selalu menawarkan pilihan hidup
yang baik walaupun terkadang jatuh bangun
karena tidak segera mengerti. Bagaimana tidak
jatuh bangun, sebab saya belum mampu mengenal diri saya. Tuhan
yang memanggil dan saya berusaha mengenal siapakah Tuhan bagi saya
secara penuh dan murni.
Jatuh bangun yang saya alami itu adalah dalam proses
pemurnian diri. Saat diri saya yang lama sedang diproses menuju hidup
yang baru. Kabel-kabel yang rusak dan berkarat diganti dan perbaiki
oleh Tuhan melalui komunitas. Rasanya memang tidak mengenakkan
saat kabel-kabel itu diganti dan diperbaiki karena itu semua adalah
bagian diri saya yang nyata.
Salah satu yang penting dalam menghidupi dan menjalani
kehidupan sebagai pra-novis dan novis adalah bersedia untuk berproses
dan diproses oleh Tuhan melalui berbagai macam hal dan peristiwa.
Kesadaran ini saya alami ketika saya menolak untuk berproses dan
diproses oleh Tuhan.
Terima kasih novisiat, sampai jumpa lain waktu!
Br. Andrianus OMI
17
Refleksi
Refleksi
Anugerah Indah
Syukur menjadi satu kata yang pantas saya
ucapkan dalam refleksi setelah menjalani masa
formasi awal yaitu novisiat. Telah dua tahun saya
belajar dan hidup sebagai seorang Misionaris
Oblat. Saya teringat dengan pengalaman pertama
kali mulai belajar hidup sebagai seorang religius,
saat saya merasa waktu dua tahun itu sangat lama,
membosankan dan mulai terasingkan dari dunia
pergaulan yang pernah saya nikmati.
Saya bertanya terhadap diri sendiri, Tuhan
inikah rencana-Mu? jawaban dari-Nya hanya
teruslah setia dan belajar. Saya tidak tahu apakah
saya mampu untuk setia dan belajar sebagai
seorang religius. Saya ragu dengan kemampuan saya, apalagi melihat
kelemahan dan kekurangan diri. Orang lain yang tahu mungkin juga
meragukan diri dan kemampuan saya. Namun apa yang saya pikirkan
tidak dikehendaki Tuhan. Ia tetap mencintai saya dan kekurangan diri
saya. Ia bahkan dengan cara-Nya sendiri mendukung, membimbing dan
menuntun saya untuk tetap menapaki jalan hidup ini melalui para
pendamping, orang-orang di sekitar, keluarga dan teman-teman
angkatan saya. Sehingga tak terasa waktu dua tahun itu telah berlalu
dan saya menemukan banyak sekali anugerah yang terindah, terutama
Tuhan yang selalu mencintai saya.
Sekarang saya telah menjalani babak baru dalam hidup panggilan
saya yaitu seorang skolastik yang hidup berkaul. Saya selalu berdoa,
berharap dan percaya bahwa Tuhan selalu menyertai dan membimbing
saya.
Selamat tinggal novisiat!
Fr. Flavianus Onlet OMI
19
Gerard.Com
Pendamping
20