Pneumonia
Pneumonia
TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian Lengkap
1.
: An. E
Umur
: 1 tahun
Suku/bangsa
: Jawa
Status Perkawinan
:-
Agama
: Islam
Pendidikan
:-
Pekerjaan
:-
Alamat
: jl.Cimanuk
Tanggal masuk RS
: 25 Mei 2012
Tanggal Pengkajian
: 26 Mei 2012
Catatan kedatangan
No Register : 08.110.900
: Ny.N / 29
Pendidikan
: S1
Pekerjaan
: PNS
Alamat
: jl.Cimanuk
Sumber Informasi
2.
a.
No telepon : (0736)23145
Riwayat Kesehatan/keperawatan
b.
o Faktor pencetus: Orang tua anak mengatakan sesak napas didahului oleh
batuk pilek seminggu sebelum masuk RS.
o Muncul keluhan ( ekaserbasi) : Orang tua anak mengatakan sesak napas
sejak 6 hari sebelum masuk RS.
o Sifat keluhan : Orang tua anak mengatakan sesak napas timbul perlahanlahan, sesak napas terus menerus dan bertambah dengan aktivitas.
o Berat ringannya keluhan : Orang tua anak mengatakan sesak napas
cenderung bertambah sejak 2 hari sebelum masuk RS.
o Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi : Orang tua anak mengatakan
upaya untuk mengatasi sesak adalah dengan istirahat dan minum obat
batuk ( OBH ).
o Keluhan lain saat pengkajian : Orang tuan anak juga mengatakan batuk
dengan dahak yang kental dan sulit untuk dikeluarkan, sehingga terasa
lengket di tenggorokkan. Orang tua anak mengatakan kesulitan bernapas.
Orang tua anak mengutarakan kondisi badan anak nya terasa lemah dan
ujung - ujung jarinya terasa dingin.
c.
o Orang tua anak mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap makanan,
debu, dan lain-lain.
d.
3.
Jumlah minimum/24 jam dan jenis (kehausan yang sangat): tidak ada
Pola Eliminasi
Frekuensi
: 1x 2 hari
Waktu
: Pagi
Warna
: Kuning
Konsistensi : Lembek
Frekuensi
: 2X sehari
Lain-lain
4.
4 ketergantungan/tidak mampu
as
Makan/minum
Mandi
Berpakaian/berdan
dan
Toileting
Mobilisasi
di
tempat tidur
Berpindah
Berjalan
Menaiki tangga
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan
rumah
555
-
555
555
Lain-lain : 5.
Waktu
6.
Tidur siang: 2
Tidur sore: -
: 21.00 WIB
Pendengaran : DBN (
dengar (
), gagap (
), tuli (
), aphasia ekspresif (
), kanan/kiri, tinnitus (
), alat bantu
Vertigo : Ada
Lain-lain : 7.
Lain-lain : 8.
Pekerjaan : -
), tetangga/teman (
), tidak ada (
Kegiatan sosial :
Sejak menderita penyakit pneumonia
Lain-lain :
9.
Hal yang dilakukan saat ada masalah (sumber koping) : pasien bersifat
terbuka terhadap masalahnya
lain-lain : 11.
Keadaan umum : Klien tampak lemah, klien tampak kesulitan bernapas dan
klien tampak gelisah.
-
TB : 70 cm
TTV :
-
TD : 130 / 90 mmHg
ND : 120 x / i
RR : 32 x / i
: 39 C
Sistem integumen (kulit) : turgor kulit buruk (tidak elastis) dan pucat
Kepala : Simestris dan rambut warna hitam, tidak ada ketmbe, bersih.
Mata : DBN, konjuntiva tidak anemis,ukuran pupil normal.
Telinga : DBN
Kuku : Kuku pucat dan sedikit sinosis
Hidung : Pernapasan cuping hidung
Mulut : Mukosa bibir kering dan pucat
Thorak /paru
-
Perkusi : redup
Pemeriksaan Penunjang
b.
c.
d.
Leokosit = 16.000/mm3
Hb = 10,5 gr/dl
Trombosit =265.000/mm3
Hematokrit = 44%
3. Analisa Data :
Nama klien
Ruang rawat
Diagnosa medik
: Pneumonia
Data
o
1.
DS:
Etiologi
Inflamasi
Klien
batuk
mengatakan
berdahak
dan
Klien
batuk
mengatakan
dengan
dahak
- Klien
mengatakan
dahaknya
terasa
lengket di tengorokkan
- Klien
Mengatakan
Kesulitan bernapas
DO:
- TTV:
o TD: 130/90 mmHg
o N : 12X/i
o RR : 32x /i
Pernafasan
Cuping
Hidung
Takipnea (+)
Dispnea (+)
Pernafasan dangkal
Penggunaan otot bantu
trakeo
pembentukkan
edema
sesak napas
Masalah
peningkatan
sputum.
dan
produksi
Bersihan Jalan
nafas tidak efektif
pernafasan (+)
Perfusi paru redup
Premetus
menurun
Rontgen
menunjukkan
infiltrasi
lobaris
Pemeriksaan seputum :
ditemukan
kuman
stapilococcus
aureus
dan
diplococcus
pneumonia
DS:
2.
Inflamasi parenkim
dada
kepala
Klien
tampak
memegang
di
dada
melindungi
dan
daerah
- TTV:
o TD : 130/90 mmhgs
o N
: 120x/i
o RR : 32x /i
Nyeri
Akral dingin
Kuku pucat dan sedikit
sianosis
Mukosa
bibir
kering
dan pucat
Kapilary reffill kembali
dalam 5 detik
Takipnea (+)
3.
DS:
Anoreksia,
Klien
mengatakan
Klien
mengatakan
dahaknya
terasa
lengket ditenggorokkan
menghabiskan
porsi
setiap
kali
Klien
mengatakan
lemah
DO:
Klien
mengeluarkan
batuk berdahak
tampak
sputum
saat batuk
akibat
Klien
tampak
mampu
hanya
mengabiskan
Kulit
klien
tampak
kering
Mukosa
bibir
klien
kering
- Hb : 10 gr / dl
- Protein total : 5,86 gr /
dl
- Albumin 3,00 gr / dl
- BB : 61 kg
- TTV:
o TD : 130/90 mmhgs
o N
: 120 x/i
o RR : 32x /i
Akral dingin
Kuku pucat dan sedikit
sianosis
Mukosa
bibir
kering
dan pucat
Kapilary reffill kembali
dalam 5 detik
Takipnea (+)
1.
Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan inflamasi trachea bronchial,
peningkatan produksi sputum
2.
3.
Tujuan
Kriteria
Interv
Hasil
ensi
o Keperawat
an
1 Bersihan
Setelah
. jalan
nafas
dilakukan
tak
efektif
intervensi
berhubunga
keperawat
an selama
dengan
trachea
jam,
bronchial,
diharapka
peningkata
nafas
sputum
24
jalan
Mandir
i:
efektif
inflamasi
produksi
Batuk
1.
Nafas
frekue
normal
Bunyi
nsi/ke
2.
dalam
bersih
an
TTV
perna
:
pasan
dan
DBN :
kembali o TD : 120efektif
130/80-90
o N : 60-100
x/i
o RR : 16-24
x/i
geraka
dada.
mmhg
nafas
Sianosis
Rasional
2.
Auskul
tasi
area 6.
paru,
catat
area
batuk/menekan pernafasan.
3.
Bantu
pasien
latih
napas
sering
Tunjuk
an/ban
tu
pasien
memp
elajari
diperlukan
untuk
membu
melak
ukan
batuk,
mis.,
menek
an
dada
dan
batuk
efektif
semen
tara
posisi
duduk
tinggi.
4.
Penghi
sapan
sesuai
indika
si.
5.
Berika
n
cairan
paling
sedikit
2500
ml/har
i
(Kecua
li
kontra
indika
si).
Tawark
an air
hanga
t,
daripa
da air
dingin.
Kolab
orasi
:
6.
Berika
n obat
sesuai
indika
si:
mukoli
tik,
ekspe
ktoran
,
bronko
dolato
r,
analge
sik.
7.
Berika
n
cairan
tamba
han
misaln
ya
Intrav
ena,ok
sigen
humidi
fikasi,
dan
ruang
humidi
fikasi.
8.
Awasi
sinar X
dada,
GDA,
nadi
oksim
etri.
9.
Bantu
bronko
stropi /
torese
ntesis
bila
diindik
asikan
Nyeri
. berhubunga
berhubun
dan
n dengan
gan
takipnea 1.
inflamasi
dengan
tidak ada
parenkim
inflamasi o
paru, reaksi
parenkim
seluler
paru,
terhadap
reaksi
sirkulasi
seluler
hangat
misaln
toksin dan
terhadap
sianosis
ya
batuk
sirkulasi o
Kapilari
toksin dan refile
batuk
kembali
tajam,
menetap.
dalam 2-3
selidiki
detik
perub
menetap.
Dispenea
.
Mandi
2 Nyeri
Kesulitan
1.
Tentuk
an
karakt
tidak ada
eristik3.
Akral
Gelisah
tidak ada
nyeri,
4.
:
konsta
n,
ahan
5.
lokasi
tidak ada
nyeri
ditusu
k.
o TTV : DBN :
2.
TD : 120130/80-90
mmhg
N : 60100 x/i
RR : 1624 x/i
Pantau
tanda
vital.
tindakan
non
analgesik
diberikan
denga
karakt
kesadaran
o Penurunan er
sianosis
bernafas
ri :
o Hb : 14-18
3.
gr/dl
AGD
Berika
:
tindak
DBN :
Ph : 7,35-
an
nyama
7,45
PCO2
35-45
misaln
mmhg
ya,
HCO3
pijatan
22-28
pungg
mEq/L
ung,
perub
ahan
posisi,
musik
tenan
g,
relaks
asi
atau
latihan
napas.
4.
Tawark
an
pembe
rsihan
mulut
denga
n
sering.
5.
Anjurk
an dan
bantu
pasien
dalam
teknik
menek
an
dada
selam
a
episod
e
batuk.
Kolab
orasi
:
6.
Berika
n
analge
sik
dan
atitusi
p
sesuai
indika
si.
3 Perubahan
Setelah
. nutrisi
dilakuakn
muntah
kurang dari
intervensi
tidak ada 1.
kebutuhan
keperawat
BB stabil /
tubuh
an selama
tidak
kasi 2.
berhubunga
3 x 24 jan,
turun atau
faktor
n dengan
diharapka
tidak naik.
anoreksia,
akibat
kebutuhan
bibir
toksin
nutrisi
lembab.
mual
bakteri dan
dapat
rasa
terpenuhi.
sputum .
i:
Mukosa
Turgor
1.
atau
5.
kulit
munta
elastis.
misaln
Peningkat
ya:
an
sputu
nafsu
makan.
Nilai Lab :
banya
k,
DBN :
* Hb : 14-18
pengo
batan
gr/dl
* Albumin :
aeroso
3,5-5,5
l,
gr/dl
dispen
ea
*Protein
total : 6,0-
berat,
8,0 gr/dl
nyeri.
2.
Berika
n
wadah
tertutu
p
untuk
dapat
menimbulkan
malnutrisi,
rendahnya
sputu
m dan
buang
seseri
ng
mungk
in.
Berika
n atau
bantu.
3.
Jadwal
kan
pengo
batan
perna
pasan
sedikit
nya
jam
sebelu
m
makan
.
4.
Auskul
tasi
bunyi
usus.
Obser
vasi
atau
palpas
i
disten
si
abdom
en.
5.
Berika
n
makan
denga
n pori
kecil
dan
sring
terma
suk
denga
n
makan
kering
(
roti
pangg
ang
dan
makan
an
yang
menar
ik
untuk
pasien
.
6.
Evalua
si
status
nutrisi
umum
,
ukuran
berat
badan
dasar.
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama klien
Ruang rawat
Diagnosa medik
: Pneumonia
Hari/t
Diagnosa
Implementasi
gl
Keperawatan
Rabu , 1. Bersihan jalan
Jam : 13.30 W
26 Mei
2012
berhubungan
gerakan dada.
dengan inflamasi
trachea bronchial,
peningkatan
S:
mengeluarka
- Klien menga
2. Mengukur TTV
produksi sputum.
Klien meng
berkurang
Dengan hasil :
o TD : 130/90 mmhg
o N
O:
: 120 x/i
dahaknya
o RR : 32x /i
3.
Klien
Mengauskultasi
area
paru,
mencatat
- TTV:
4.
o N : 100x/i
A : Masalah ter
6.
dapat menge
efektif dan se
7.
Memberikan
obat
sesuai
indikasi:
mukolitik,
P : Intervensi
Kaji frekuens
Pantau terus
Auskultasi ar
Ingatkan k
Hasil:
Rontgen
latihan nafas
menunjukkan
infiltrasi
Lanjutkan p
indikasi
Lanjutkan
sesuai indikas
Awasi GDA
(Tanda tanga
2. Nyeri
berhubungan
Jam : 13.30 W
S:
dengan inflamasi
Klien menga
parenkim paru,
dan ditusuk.
Klien menga
reaksi seluler
lemah
terhadap sirkulasi
dada.
O:
- Klien tampak
Dengan hasil :
- Gelisah berku
o TD : 130/90 mmhg
- Dispneu berk
o N
- TTV:
: 120 x/i
o RR : 32x /i
3.
o TD : 125/80 m
perubahan
posisi,
musik
tenang,
o RR : 27x /i
4.
5.
: 100 x/i
Mukosa bib
pucat
Dispnea (+)
Perfusi paru
Premetus m
paru
o Akral hangat s
detik
o Klien masih pu
A : Masalah ter
mengatakan
merasa agak
P : Intervensi
Pantau terus
Ingatkan k
latihan nafas
Lanjutkan p
indikasi
(Tanda tanga
S:
3 . Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
atau
berhubungan
dengan anoreksia,
akibat toksin
sputum banyak.
muntah
misalnya:
sputum
lengket diten
Klien
men
makan
da
menghabiska
makan (pagi,
Klien
tam
mengabiskan
setiap kali ma
Dengan Hasil: Klien mau makan dalam porsi kecil - Turgor kulit b
6.
- Albumin 3,00
- BB : 61 kg
- TTV:
o TD : 125/80 m
o N
: 100 x/i
o RR : 27x /i
Akral hangat
Kuku pucat d
Mukosa bibir
A : Masalah b
P
Inte
dilanjutkan
- Indentifikasi
- Menjadwalk
-
Memberika
- Evaluasi ter
2012
berhubungan
gerakan dada.
dengan inflamasi
trachea bronchial,2.
peningkatan
(Tanda Tanga
Jam :13.30 W
S:
Mengukur TTV
Dengan hasil :
Klien meng
mengeluarka
Klien
sesak
meng
o N
: 80 x/i
O:
o RR : 26x /i
3.
Mengauskultasi
area
paru,
mencatat
area
Klien
dahaknya
- Dispnea tidak
4.
o TD : 120/80 m
dapat
melakukan
batuk
efektif
mengeluarkan dahak.
5.
dan
A : Masalah ter
6.
efektif, dispnu
7.
Memberikan
obat
sesuai
indikasi:
mukolitik,
8.
dapat menge
Hasil:
Rontgen
menunjukkan
Pantau terus
Auskultasi ar
Ingatkan k
latihan nafas
Lanjutkan p
P : Intervensi
infiltrasi
indikasi
Awasi GDA
(Tanda tanga
2. Nyeri
berhubungan
1.
Jam : 13.30 W
S:
dengan inflamasi
Klien menga
parenkim paru,
dan ditusuk.
Klien menga
reaksi seluler
terhadap sirkulasi2.
O:
Dengan Hasil:TTV :
- Klien merasa
o TD : 120/80 mmHg
o N
- TTV:
: 80 x/i
o TD : 120/80 m
o RR : 25x /i
3.
merasa segar
o N
: 80 x/i
4.
pucat
Akral hangat
Kolaborasi :
Memberikan
indikasi.
analgesik
dan
atitusip
Dispnea (-)
Perfusi paru
Mukosa bib
sesuai
Kapilari refi
detik
Klien masih p
A : Masalah tera
mengatakan
merasa
nya
segar,
P : Intervensi
Pantau terus
Ingatkan k
latihan nafas
Lanjutkan p
indikasi
(Tanda tanga
3. Resiko tinggi
terhadap nutrisi
atau
kurang dari
kebutuhan tubuh
muntah
misalnya:
banyak, -
sputum
Klien
men
sputum kelua
Klien
meng
berhubungan
nafsu makan
dengan
menghabiska
peningkatan
kebutuhan
metabolik
sekunder
terhadap demam
dan proses
infleksi.
makan (pagi,
O:
Klien
tam
sputum
saa
berkurang
Klien
ta
makanan dal
makan
Dengan
Hasil:
Klien
menghabiskan
- Hb : 10 gr / d
- Protein total
- Albumin 3,00
Dengan Hasil: BB = 61 Kg
- BB : 61 kg
- TTV:
o TD : 120/80 m
o N
: 80 x/i
o RR : 25x /i
Akral hangat
A
:Masalah
te
Mengidentifik
sputum,
abdomen, da
P
Inte
dilanjutkan
o Indenti
o Menjad
o Membe
dengan
sering
o Evalua
(Tanda Tanga
Jumt , 1. Bersihan jalan
Jam : 13.30 W
28 Mei
2012
berhubungan
gerakan dada.
dengan inflamasi
trachea bronchial,2.
peningkatan
S:
Klien
meng
batuk
Mengukur TTV
Klien
meng
sesak
Dengan hasil :
o N
O:
: 80 x/i
o RR : 24x /i
3.
Mengauskultasi
area
paru,
mencatat
area
Klien
men
sputum
- TTV:
o TD : 120/80 m
Dengan hasil : Bunyi nafas bronkial, krekels, mengi,
dan srtidor tidak ada
4.
o N : 80x/i
A : Masalah terat
Dengan Hasil : Pasien mau minum air hangat dan Tidak lagi s
intake 2500 ml
sputum, au
5.
Memberikan
obat
sesuai
indikasi:
mukolitik,
normal, intak
6.
P : Intervensi
7.
Hasil:
Rontgen
menunjukkan
infiltrasi
(Tan
2. Nyeri
berhubungan
1.
Jam : 13.30 W
S:
dengan inflamasi
Klien menga
Dengan Hasil:TTV :
parenkim paru,
o TD : 120/80 mmHg
reaksi seluler
o N
Klien menga
segar
: 80 x/i
- TTV:
dianjurkan
3.
Memberikan
indikasi.
analgesik
dan
atitusip
o TD : 120/80 m
sesuai
o N
: 80 x/i
o RR : 24x /i
Mukosa bib
pucat lagi
Dispnea (-)
Perfusi paru
Akral hangat
Kapilari refi
detik
A : Masalah terata
P : Intervensi
(T
3. Perubahan nutrisi1. Mengidentifikasikan faktor yang menimbulkan mual
kurang dari
atau
kebutuhan tubuh
berhubungan
muntah
misalnya:
sputum
S:
Klien meng
makan dan m
1 porsi penu
akibat toksin
(pagi, siang d
O:
3. Memberikan makan dengan porsi kecil dan seringtermasuk dengan makan kering (roti panggang) dan
makanan yang menarik untuk pasien.
Klien tidak t
Klien
ta
makanan
da
setiap kali ma
- Albumin 3,4g
- BB : 62 kg
- TTV:
o TD : 120/80 m
o N
: 80 x/i
o RR : 24x /i
Akral hangat
A : Masalah tera
P
Inte
dihentikan
(Tanda Tanga
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pneumonia adalah proses inflamatori parenkim paru yang umumnya
disebabkan oleh agen infeksius. Pneumonia dapat menjadi suatu infeksi yang
serius dan mengancam nyawa. Ini adalah benar terutama pada orang-orang tua,
anak-anak, dan mereka yang mempunyai persolan-persoalan medis lain yang
serius, seperti COPD, penyakit jantung, diabetes, dan kanker-kanker tertentu.
Untungnya, dengan penemuan dari banyak antibiotik-antibiotik yang kuat,
kebanyakan kasus-kasus dari pneumonia dapat dirawat dengan sukses. Etiologi
dari pneumonia paling umum ditemukan adalah disebabkan karena bakteri
streptococcus. Dan yang lebih banyak resiko terserang pneumonia adalah orang
tua, karena banyak sekali orang tua terdapat riwayat merokok.
B.
Saran
Disarankan kepada penderita pneumonia untuk menghindari faktor
pencetus dan resiko yang bisa mengakibatkan penyakit bertambah parah.
Penderita pneumonia disarankan untuk menghindari merokok, tidak meminum
minuman yang mengandung alkohol, dan menerapkan pola hidup sehat
DAFTAR PUSTAKA
Arief Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. EGC : Jakarta.
Bare Brenda G, Smeltzer Suzan C. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8, Vol. 1, EGC,
Jakarta.
Doenges, Marilynn, E. dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. EGC, Jakarta
Jeremy, dkk. 2005. At a Glance Sistem Respirasi, Edisi 2. Erlangga : Jakarta
Price Anderson Sylvia, Milson McCarty Covraine. 2005. Patofisiologi Jilid 2, Edisi 4. EGC
: Jakarta.