Product menekankan kreativitas dari hasil karya kreatif, baik yang sama sekali baru maupun
kombinasi karya-karya lama yang menghasilkan sesuatu yang baru. Person memandang
kreativitas dari segi ciri-ciri individu yang menandai kepribadian orang kreatif atau yang
berhubungan dengan kreativitas. Procces menekankan bagaimana proses kreatif itu
berlangsung sejak dari mulai tumbuh sampai dengan berwujudnya perilaku kreatif.
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat yang telah
diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya
Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Bpk Drs. Hardi DP. Mpd, SH selaku dosen mata kuliah Perkembangan Peserta Didik yang
telah memberikan ilmu dan bimbingan sebelum pembuatan makalah ini
Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang
sudah sangat membantu dalam terselesaikannya makalah ini
Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung juga membantu dalam
pembuatan makalah ini
Harapan penulis semoga dengan adanya pembuatan makalah ini dapat membuat bakat dan
kreativitas kita sebagai calon guru sekolah dasar dalam bidang tulis menulis semakin
bertambah
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh sempurna, untuk itu penulis harapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca agar menjadi lebih baik dimasa yang akan dating.
Apabila terjadi kesalahan dalam penulisan makalah ini penulis mohon maaf yang setulustulusnya.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembuatan makalah ini didasarkan karena adanya mata kuliah Pendidikan Peserta Didik yang
mengharuskan setiap mahasisiwa S1 program studi PGSD Universitas Sebelas Maret untuk
dapat menyumbangkan karyanya minimal 1 artikel ataupun makalah disetiap akhir penutupan
Kompetensi Dasar.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan?
2. Apa maksud dari anak adalah totalitas?
3. Apa maksud perkembangan sebagai proses holistic?
4. Apakah yang dimaksud kematangan dan pengalaman?
5. Apakah yang dimaksud kontinuitas dan diskontinuitas dalam perkembangan?
6. Bagaimana perkembangan biologis dan perseptual anak?
7. Apakah pengaruh faktor hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan
anak?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan anak adalah totalitas
3. Mengetahui maksud perkembangan sebagai proses holistic
4. Mengetahui arti kematangan dan pengalaman
5. Mengetahui arti kontinuitas dan diskontinuitas dalam perkembangan
6. Mengetahui perkembangan biologis dan perseptual anak
7. Mengetahui pengaruh hereditas dan lingkungan terhadap perkembangan anak
PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi
jasmaniah atau fisik dan atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru (yang
tadinya belum tampak) dari organisme atau individu. Konsep pertumbuhan mempunyai
makna luas, mencangkup segi-segi kuantitatif dan kualitatif serta aspek-aspek fisik-psikis
seperti yang terkandung dalam istilah-istilah pertumbuhan, kematangan dan belajar atau
pendidikan dan latihan. Belajar atau pendidikan menunjukkan kepada perubahan polapola sambutan atau perilaku dan aspek-aspek kepribadian tertentu sebagai hasil usaha
individu atau organisme yang bersangkutan dalam batas-batas waktu setelah tiba masa
pekanya. Dengan demikian, dapat dibedakan bahwa perubahan-perubahan perilaku dan
pribadi sebagai hasil belajar itu berlangsung secara intensional atau dengan sengaja
diusahakan oleh individu yang bersangkutan, sedangkan perubahan dalam arti
pertumbuhan dan kematangan berlangsung secara alamiah menurut jalannya pertambahan
waktu atau usia yang ditempuh oleh yang bersangkutan. Pertumbuhan terbatas pada
perubahan-perubahan yang bersifat evolusi (menuju ke arah yang lebih sempurna).
Perubahan-perubahan aspek fisik dapat diidentifikasikan relative lebih mudah
manifestasinya karena dapat dilakukan pengamatan langsung seperti tinggi dan berat
badan, tanggal dan tumbuhnya gigi dan sebagainya. Lain halnya dengan segi-segi psikis
yang relative sulit diidentifikasi karena kita hanya mengamati dan sampai batas tertentu.
Perkembangan diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau
organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif
dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis.
Perkembangan juga bertalian dengan beberapa konsep pertumbuhan (growth),
kematangan (maturation), dan belajar (learning) serta latihan (training)..
Perkembangan individu dapat ditujukan dengan munculnya atau hilangnya, bertambah
atau berkurangnya bagian-bagian, fungsi-fungsi atau sifat-sifat psikofisis, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif, yang sampai batas tertentu dapat diamati dan diukur dengan
mempergunakan teknik dan instrument yang sesuai. Contoh perkembangan proses
berpikir, kemampuan berbahasa dan lain-lain.
B. Anak Sebagai Suatu Totalitas
Konsep anak sebagai suatu totalitas mengandung tiga pengertian, yaitu :
1. Anak adalah makhluk hidup yang merupakan suatu kesatuan dari keseluruhan
aspek yang terdapat dalam dirinya.
Sebagai suatu totalitas, anak dipandang sebagai makhluk hidup yang utuh, yakni
sebagai suatu kesatuan dari keseluruhan aspek fisik dan psikis yang terdapat dalam
dirinya. Keseluruhan aspek fisik dan psikis anak tersebut tidak dapat dapat
dipisahkan satu sama lain. Karena itu anak dipandang sebagai suatu individu.
Dalam hal ini kita tidak akan memandang anak sebagai kumpulan organ-organ
misalnya ada kepala, kaki, tangan, dan bagian tubuh
yang terpisah satu sama lain.
2. Keseluruhan aspek anak saling terjalin satu sama lain
Keseluruhan aspek yang terdapat dalam diri anak tersebut secara terintegrasi saling
terjalin dan memberikan dukungan satu sama lain. Sebagai misal, anak yang
dimarahi orang tuanya bisa tidak berselera makan, anak yang sedang sakit nafsu
makannya berkurang dan lain-lain. Contoh tersebut mengilustrasikan adanya
keterkaitan dan perpaduan dalam proses kehidupan dan aktivitas anak. Reaksireaksi psikis anak selalu disertai dengan reaksi fisiknya, begitu pula sebaliknya.
3. Anak berbeda dari orang dewasa bukan sekedar fisik, tetapi secara keseluruhan.
Anak bukan miniature orang dewasa, tetapi anak adalah anak yang dalam
keseluruhan aspek dirinya bisa berbeda dengan orang dewasa, baik dalam segi
fisik, cara berfikir, rasionalitas, daya pikir maupun pola pikirnya. Jadi jangan
memaksa anak sesuai dengan yang kita inginkan karena anak itu juga mempunyai
dunianya sendiri. Biarlah mereka menjadi diri mereka sendiri, suatu saat dengan
kematangan dan pengalaman mereka akan menjadi dewasa.
C. Perkembangan sebagai Proses Holistik dari aspek biologis, kognitif, dan psikososial.
Sesuai dengan konsep anak sebagai suati totalitas atau sebagai individu, perkembangan
juga merupakan suatu proses yang sifatnya menyeluruh (holistik). Artinya perkembangan
terjadi tidak hanya dalam aspek tertentu, melainkan melibatkan keseluruhan aspek yang
saling terjalin satu sama lain. Secara garis besar, proses perkembangan individu dapat
dikelompokkan ke dalam 3 domain, yaitu :
1. Proses Biologis
Proses biologis atau perkembangan fisik mencangkup perubahan-perubahan dalam
tubuh individu seperti pertumbuhan otak, otot, sistem syaraf, struktur tulang,
hormon, organ-organ indrawi, dan sejenisnya. Perubahan dalam cara menggunakan
tubuh atau keterampila motorik dan perkembangan seksual juga dikelompokkan ke
dalam domain ini. Tetapi domain perkembangan ini tidak mencangkup perubahan
fisik karena kecelakaan, sakit, atau peristiwa-peristiwa khusus lainnya.
2. Proses Kognitif
Proses ini melibatkan perubahanperubahan dalam kemampuan dan pola berpikir,
kemahiran bahasa, dan cara individu memperoleh pengetahuan dari lingkungannya.
Aktivitas-aktivitas seperti mengamati dan mengklasifikasikan benda-benda,
menyatukan beberapa kata menjadi satu kalimat, menghafal sajak atau doa,
3. Proses Psikososial
Proses ini melibatkan perubahan-perubahan dalam aspek perasaan, emosi dan
kepribadian individu serta cara yang bersangkutan berhubungan dengan orang lain.
Aspek-aspek tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Misalnya saja
jika seorang anak mengalami gangguan pendengaran maka dia dapat mengalami
keterlambatan dalam perkembangan bahasa dikarenakan tidak adanya kata-kata yang
dapat masuk dan dicerna di otaknya.
D. Kematangan dan Pengalaman dalam Perkembangan Anak
Kematangan atau masa peka menunjukkan kepada suatu masa tertentu yang merupakan
titik kulminasi dari suatu fase pertumbuhan sebagai titik tolak kesiapan (readiness) dari
suatu fungsi (psikofisis) untuk menjalankan fungsinya.Pengalaman adalah peristiwaperistiwa yang dialami individu dalam interaksi dengan lingkungan. Kematangan
ditentukan oleh beberapa faktor antara lain pengalaman, pola asuh dan kesempatan yang
diberikan. Secara usia anak yang berusia 7tahun harusnya memiliki pengalaman yang
lebih banyak dibandingkan usia 6tahun. Namun pengalaman menjadi berbeda ketika pola
asuh yan diberikan berbeda
E. Kontinuitas dan Diskontinuitas dalam Perkembangan
Perkembangan dari segi kesinambungan menjelaskan bahwa perkembangan merupakan
perubahan kumulatif yang berlangsung secara bertahap dari masa konsepsi hingga
meninggal dunia. Perkembangan adalah perubahan yang sifatnya bertahap dan merupakan
akumulasi dari perilaku dan kualitas pribadi yang sama yang sudah diperoleh
sebelumnya. Dalam proses perkembangan ini terjadi penambahan maupun pengurangan
keterampilan yang akan dikombinasikan dengan keterampilan yang sudah ada untuk
menghasilkan perilaku yang semakin kompleks.
Sedangkan dari segi ketidaksinambungan menganggap bahwa perkembangan individu
melibatkan tahapan-tahapan yang berbeda. Dalam hal ini perkembangan individu
dianggap berlangsung melalui terjadinya perubahan yang relatif tiba-tiba dari suatu tahap
ke tahap berikutnya.
F. Perkembangan Biologis dan Perseptual Anak
1. Perkembangan Fisik
a. Tinggi dan Berat Badan
Pertumbuhan fisik pada usia SD cenderung lebih lambat dan relatif konsisten.
Laju perkembangan seperti ini berlangsung sampai terjadinya perubahanperubahan besar pada awal masa pubertas. Kaki anak lazimnya menjadi lebih
panjang dan tubuhnya menjadi lebih kurus. Massa dan kekuatan otot anak secara
bertahap terus meningkat di saat semakin menurunnya kadar lemak bayi.
Selama usia SD ini, kekuatan fisik anak lazimnya meningkat dua kali lipat.
Gerakan-gerakan lepas pada masa sebelumnya sangat menbantu pertumbuhan
otot ini.
b. Proporsi dan Bentuk Tubuh
Anak SD kelas awal umumnya masih memiliki proporsi tubuh yang kurang
seimbang. Kekurangseimbangan ini sedikit demi sedikit berkurang sampai
terlihat perbedaannya ketika anak mencapai kelas 5 atau 6. Pada kelas-kelas
akhir SD, lazimnya proporsi tubuh anak sudah mendekati keseimbangan.
Berdasarkan tipologi Sheldon ada tiga kemungkinan bentuk primer tubuh anak
SD. Tiga bentuk primer tubuh tersebut adalah :
1) Endomorph, yakni yang tampak dari luar berbentuk gemuk dan berbadan
besar
2) Mesomorph, yakni yang kelihatannya kokoh, kuat, dan lebih kekar
3) Ectomorph, yakni yang tampak jangkung, dada pipih, lemah, dan seperti
tak berotot
2. Perkembangan Perseptual
Persepsi adalah interpretasi terhadap informasi yang ditangkap oleh indra
penerima. Persepsi merupakan proses pengolahan informasi lebih lanjut dari
aktivitas sensasi.
a. Persepsi Visual
Adalah persepsi yang didasarkan pada penglihatan dan sangat mengutamakan
peran indra penglihatan dalam proses perseptualnya. Dilihat dari dimensinya,
ada enam jenis persepsi visual yang dapat dibedakan, yakni :
1) Persepsi Konstanitas Ukuran
Adalah kemampuan individu untuk mengenal bahwa setiap objek memiliki
suatu ukuran yang konstan meskipun jaraknya berbeda. Contohnya anak
mampu mempersepsikan bahwa bahwa jalan dipegunungan itu sama
lebarnya tetapi ketika digambar semakin jauh semakin kecil. Anak yang
sudah mengerti tentang konsep ini akan menjawab bahwa ini berkaitan
dengan jarak, tetapi yang belum mengerti mereka akan menjawab dengan
sekenanya Emang dari dulu gambarnya gitu bu !.
2) Persepsi Objek atau Gambar Pokok dan Latar
Persepsi ini memungkinkan individu untuk menempatkan suatu objek yang
berada atau tersimpan pada suatu latar yang membingungkan. Kemampuan
ini akan terlihat dalam gambar anak. Misalnya kemampuan anak dalam
menggambar gambar yang tertutup oleh gambar lain.
3) Persepsi Keseluruhan dan Bagian
Merupakan kemampuan untuk membedakan bagian-bagian suatu objek atau
gambar dari keseluruhannya.
4) Persepsi Kedalaman
Kemampuan seseorang untuk mengukur jarak dari posisi tubuh ke suatu
objek.persepsi ini memerlukan ketajaman visual yang baik
5) Persepsi Tilikan Ruang
Merupakan kemampuan penglihatan untuk mengidentifikasi, mengenal, dan
mengukur dimensi
6) Persepsi Gerakan
Melibatkan kemampuan memperkirakan dan mengikuti gerakan atau
perpindahan suatu objek oleh mata. Kemampuan persepsi ini juga sudah
mulai dikembangkan sejak bayi terhadap gerakan horizontal, disusul
terhadap gerakan vertikal, gerakan diagonal, dan terakhir terhadap gerakan
berputar.
b. Persepsi Pendengaran
Persepsi pendengaran merupakan pengamatan dan penilaian terhadap suara yang
diterima oleh bagian telinga. Seperti halnya persepsi penglihatan, perkembangan
persepsi pendengaran mencakup beberapa dimensi, yaitu: persepsi lokasi
pendengaran, persepsi perbedaan terhadap suara-suara yang mirip, dan persepsi
pendengaran pokok dan latarnya.
1) Persepsi Lokasi Pendengaran
Persepsi ini berkenaan dengan kemampuan mendeteksi tempat munculnya
suatu sumber suara. Misalnya, kalau si anak dipanggil dari sebelah kiri,
maka ia menenggok ke sebelah kiri; kalau ada pada langit langit ada suara
yang menakutkan, maka ia memusatkan perhatiannya ke arah sumber suara
tersebut
2) Persepsi Perbedaan
3) Persepsi Pendengaran Utama dan Latarnya
Kemampuan untuk memperhatikan suara-suara tertentu dengan
mengabaikan suara-suara lain yang tidak berhubungan. Misalnya kita perlu
mendengarkan suara guru yang sedang mengajar sambil mengabaikan suarasuara gaduh yang datang dari luar kelas.
a. Faktor Hereditas
Faktor hereditas ada dalam diri manusia itu sendiri. Disini terjadi totalitas
karakter dari orang tua kepada anak, dari sini pula kepribadian anak mulai
terbentuk karena didikan orang tua.
b. Faktor Lingkungan
Faktor ini juga dapat disebut dengan faktor luar. Dalam lingkungan anak
diajarkan tentang nilai-nilai budaya setempat.
Dengan faktor tertentu dan faktor lingkungan tertentu pula maka akan menghasilkan pola
pertumbuhan dan perkembangan tertentu pula. Setiap individu lahir dengan hereditas
tertentu. Namun individu itu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungannya baik
lingkungan fisik, lingkungan psikologi, maupun lingkungan social. Setiap pertumbuhan
dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari hereditas dan
lingkungan.
Hubungan antara faktor hereditas dan lingkungan, faktor hereditas beroperasi dengan cara
yang berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan lingkungan yang berbeda-beda pula.
Selain dengan interaksi hubungan antara hereditas dan lingkungan dapat pula
digambarkan sebagai additive contribution (sama-sama menyumbang bagi pertumbuhan
dan perkembangan fisiologi dan juga tingkah laku.
Diantara kedua faktor tersebut tidak ada faktor yang lebih dominan karena keduanya
saling mengisi dan mempengaruhi satu sama lain. Tidak selamanya yang diinginkan
lingkungan kepada seorang anak akan menjadi kenyataan, begitu pula sebaliknya.
B. TEORI PERKEMBANGAN
4 pendekatan perkembangan meliputi : Kognitif, Belajar lingkungan, Etologi dan Imam Al
Ghazali.
1. Pendekatan kognitif
a. Model dari Piaget
1) Aristoteles
Tahap I : 0 7 tahun masa anak kecil/bermain
Tahap II : 7 14 tahun masa anak/masa sekolah rendah
Tahap III : 14-21 tahun remaja/pubertas (peralihan anak menjadi dewasa)
2) Krestmer
Tahap I : 0 3 tahun masa fulung (pengisian) tampak pendek & gemuk
Tahap II : 3- 7 tahun masa Streckung (rentangan) tampak langsing & panjang
Tahap III : 7-13 tahun Fulung II tampak pendek dan gemuk
Tahap IV : 13-20 tahun Streckung tampak langsing
3) Elizabeth Hurlock
Tahap I : konsepsi/Prenatal, 280 hari dalam kandungan
Tahap II : 10 14 hari masa orok/infancy
Tahap III : 2 minggu 2tahun Babyhood
Tahap IV : 2 11 Childhood
Tahap V : 11-21tahun masa Adolesence/ puberty, 11-13 pre adolescence,16-17 tahun
early adolescence, late adolescence
b. Bedasar didaktis
1) Commenius
Tahap I : 0 6 tahun scola materna (sekolah ibu)
Tahap II : 6-12 tahun scola vernaculan (sekolah bahasa ibu)
Tahap III : 12-18 tahun scola latina (sekolah latin)
ketrampilan
fisik,
sikap
sehat,
bergaul,
eksistensi
diri,
membaca,
I. ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN
1. Perkembangan Fisik (Syaraf, Otot, Kelenjar Endokrin, Struktur fisik )
2. Perkembangan Intelegensi
3. Perkembangan Emosi
4. Perkembangan Bahasa
5. Perkembangan Sosial
6. Perkembangan Kepribadian
7. Perkembangan Moral
8. Perkembangan Kesadaran beragama
J. TIPOLOGI KEPRIBADIAN
a. Tipologi physis
1. Hipocrates Galenus
- Sangui (darah) Sanguinis :ekspansif, lincah, riang, tidak mudah putus asa, murah
senyum dll . Filosofi api : panas
- Flegma(lympha) Flegmatis : plastis, tenang, dingin, sabar, tidak mudah terpengaruh
dll. Filosofi udara : dingin
- Choleri (empedu kuning) Choleris : garang, lekas marah, mudah tersinggung,
pendendam, serius dll. Filosofi tanah :kering
- Melanchole (empedu hitam) melancholis: Kaku, muram penakut, pesimis dll. Filosofi
air : basah.
2. Menurut Sigaud
- Motorik muskuler : badanya serba panjang,berspir dan bersudut
- Pernafasanrespiratoris: wajah lebar dan dada membusung
- Pencernaan digestif: perut besar dan pinggangnya lebar
- Susunan syaraf sentral sebral : langsing, tulang tengkoraknya atas lebar
3. Menurut Kretschmer
jasmani
- Piknis : badan serba bulat, pendek, gendut, bundar, berlemak, dada berisi
- Asthenis : badan langsing, serba panjang, dada rata, kepala kecil, wajah sempit
- Atletis : campuran piknis dan asthenis
- Desplastis : bentuk badan tinggi dan besar atau kecil dan pendek
Psikis
- Schizothim (sukar bergaul, egoistis, tidak banyak kawan)
- Cylothim (mudah bergaul, banyak teman)
4. Menurut Wiliam Sheldon
struktur fisik
- komponen jasmani primer
Endomorphhy : gemuk, lembut berat badan rendah
Analisa kepribadian
Viscertonia : rileks, suka hiburan, gemar makan-makan,membutuhkan orang lain,
tidurnya nyenyak (ekstrovet)
Somatotonia : gagah, perkasa, terus terang,kebutuhan geraknya besar
Cerebrotonia : ragu-ragu, kurang gagah, reaksinya cepat, tidak berani bicara di depan
umum, suka mengasingkan diri (introvet)
b. Tipologi Psikhis
1. Heymans
- Emosional : cepat memihak, fantasinya kuat, mudah marah, senang sensasi
- Aktivitas : suka bekerja, mudah bertindak, banyak hobi, tidak mudah putus asa,
- Fungsi sekunder : betah dirumah, taat adat, setia, konsekwen, besar berterima kasih
2, Ewald
- Penerimaan rangsang
- Penyimpan kesan
- Pengolahan rangsang
- Reaksi balik dari rangsang
3. Tipologi George Kerchenteiner
- Kekuatan kemauan
- Katajaman pendapat
- Kepekaan yang halus dalam perasaan
- Aufwulbarkait (lama mendalami getaran jiwa)
4. Tipologi Plato
- Fikiran kedudukan di kepala sumber kebijaksanaan
- Kemauan kedudukan di dada sumber keberanian
- Perasaan, kedudukan dalam tubuh bagian bawah sumber menahan hawa nafsu
5. Tipologi Querrat
- Cognisi (mengenal) ahli fikir
- Emosi (merasa) ahli rasa
- Conasi (menghendaki) ahli bertindak
c. Tipologi Budaya
1. Riesman
- Kepribadian ditentukan Tradisi
- kepribadian dipimpin Rohaninya
- kepribadian ditentukan atas norma yang dikemukakan orang lain
2. E. Spranger
- Ekonomi : suka bekerja, agak kikir, mencari dan bangga dengan harta
- Politik: ingin berkuasa, menguasai orang lain, tidak mencintai kebenaran
- Sosial : senang berkorban, pandai bergaul
- Ilmu Pengetahuan : senang membaca, serba ingin tahu, gemar berfikir
- Kesenian : gemar mencipta , senang keindahan, hidup bersahaja
- Agama : senang memuja, hidupnya untuk Tuhan dan akhirat
3. W dan E Yaensash
Dasar penggolongan
- Geologis
- Tubuh
sehingga dibedakan 2 tipe kepribadian :
- Tetanoide : muka pucat, selalu sedih, matanya kecil, pendiam, segala sesuatu dipandang
berat
- Basedowide : wajah mudah berubah, mukanya lebar, mudah bergaul, matanya hidup,
banyak berpendapat
E. Ciri-ciri Perkembangan
Perkembangan adalah perubahan yang progesif dan kontinyu (berkesimnambungan)
dalam diri individu mulai lahir sampai mati. Pengertian lainnya yaitu: perubahan-perubahan
yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung
secara sistematis, progesif, dan berkesinambungan baik menyangkut fisik maupun psikis.
1.
Sistematis adalah perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling ketergantungan atau
saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme (fisik dan psikis) dan merupakan satu
kesatuan yang harmonis.
2.
Progesif : perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, dan mendalam baik secara
kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis).
3.
1. Terjadinya perubahan dalam aspek fisik (perubahan berat badan dan organ-organ tubuh) dan
aspek psikis (matangnya kemampuan berpikir, mengingat, dan berkreasi).
2. Terjadinya perubahan dalam proporsi; aspek fisik (proporsi tubuh anak beubah sesuai dengan
fase perkembangannya) dan aspek psikis (perubahan imajinasi dari fantasi ke realitas).
3.
Lenyapnya tanda-tanda yang lam; tanda-tanda fisik (lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar
anak-anak) seiring bertambahnya usia) aspek psikis (lenyapnya gerak-gerik kanak-kanak dan
perilaku impulsif).
4.
Diperolehnya tanda-tanda yang baru; tanda-tanda fisik (pergantian gigi dan karakter seks
pada usia remaja) tanda-tanda psikis (berkembangnya rasa ingin tahu tentang pengetahuan,
moral, interaksi dengan lawan jenis).
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Perkembangan merupakan perubahan individu baik fisik maupun psikisnya dan berlangsung
sepanjang hayat, perubahan-perubahannya tidak hanya bersifat evolusi, tetapi juga bersifat
involusi (penurunan dan perusakan menuju kematian)
2.
Anak sebagai suatu totalitas, maksudnya bahwa anak sebagai suatu kesatuan dari seluruh
aspek yang ada dalam dirinya. Keseluruhan aspek yang ada dalam diri anak saling berkaitan.
Secara keseluruhan anak berbeda dengan orang dewasa.
B. Saran
Karena belum sempurnanya makalah ini, penulis menyarankan agar para pembaca
mencari sumber-sumber lain untuk menyempurnakan makalah ini.
DI SUSUN OLEH
ATMY RESE
11411518
KELAS K