Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK

Tanda tangan:
Nama Peserta

dr. Radinal Irwinsyah


Tanda tangan:

Nama Pendamping

dr. Nur Wely

Nama Wahana

Puskesmas Sukamaju
Pemahaman

mengenai

perlunya

pengetahuan

serta

pemeliharaan kebersihan alat reproduksi, pemahaman


Tujuan Pelaksanaan

mengenai proses-proses reproduksi serta dampak dari


perilaku yang tidak bertanggung jawab seperti kehamilan
tak diinginkan, aborsi, serta penularan penyakit menular
seksual termasuk HIV.

Waktu

Kamis , 14 Juli 2016.

Tempat

Rumah Warga Desa Tulung Indah, Kecamatan Sukamaju

Jumlah Peserta

15-25 orang/minggu

KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA

I.

LATAR BELAKANG

Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini
merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang
meliputi perubahan biologi, perubahan psikologi, dan perubahan sosial. Di sebagian
masyarakat dan budaya masa remaja pada umumnya di mulai pada usia 10-13 tahun dan
berakhir pada usia 18-22 tahun. World Health Organization (WHO) remaja merupakan
individu yang sedang mengalami masa peralihan yang secara berangsur-angsur
mencapai kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa dari jiwa kanak-kanak
menjadi dewasa, dan mengalami perubahan keadaan ekonomi dari ketergantungan
menjadi relatif mandiri.
Mohammad (1994) mengemukakan bahwa remaja adalah anak berusia 13-25
tahun, di mana usia 13 tahun merupakan batas usia pubertas pada umummnya, yaitu
ketika secara biologis sudah mengalami kematangan seksual dan usia 25 tahun adalah
usia ketika mereka pada umumnya, secara sosial dan psikologis mampu mandiri.
Berdasarkan uraian di atas ada dua hal penting menyangkut, batasan remaja, yaitu
mereka sedang mengalami perubahan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dan
perubahan tersebut menyangkut perubahan fisik dan psikologi.
Jumlah remaja yang tidak sedikit merupakan potensi yang sangat berarti dalam
melanjutkan pembangunan di indonesia.Seperti yang tercantum dalam garis-garis besar
pembangunan indonesia bahwa pembinaan anak dan remaja dilaksanakan melalui
peningkatan

gizi,pembinaan

perilaku

kehidupan

beragama

dan

budi

pekerti

luhur,penumbuhan minat belajar,peningkatan daya cipta dan daya nalar serta


kreatifitas,penumbuhan
ketidakseimbangan upaya

idealisme

dan

patriotisme.Akan

tetapi

adanya

pembangunan yang di lakukan terutama terhadap

remaja,akhirnya menimbulkan masalah bagi pembangunan itu sendiri.


Salah satu dampak ketidakseimbangan pembangunan itu adalah terjadinya
perubahan mendasar yang menyangkut sikap dan prilaku seksual pranikah dikalangan
remaja.Di amerika latin anak muda berusia 15-24 tahun melakukan intercourse
(hubungan seksual) rata-rata pada usia 15 tahun bagi laki-laki dan usia 17 tahun bagi
perempuan,Sedangkan di indonesia satu dari lima anak pertama yang dilahirkan pada
wanita menikah pada usia 20-24 tahun merupakan anak hasil hubungan seksual sebelum
menikah.Tidak tepat dan tidak benarnya informasi mengenai seksual dan reproduksi

yang mereka terima semakin membuat runyam masalah perilaku seksual remaja
pranikah.
II. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT

Masalah kesehatan reproduksi remaja di Indonesia kurang mendapat perhatian


yang cukup. Ada beberapa kemungkinan mengapa hal itu terjadi:
1)

Banyak kalangan yang berpendapat bahwa masalah kesehatan reproduksi, seperti

juga masalah kesehatan lainnya, semata-mata menjadi urusan kalangan medis,


sementara pemahaman terhadap kesehatan reproduksi (apalagi kesehatan reproduksi
remaja) di kalangan medis sendiri juga masih minimal. Meskipun sejak konperensi
Kairo definisi mengenai kesehatan reproduksi sudah semakin jelas, diseminasi
pengertian tersebut di kalangan medis dan mahasiswa kedokteran agaknya belum
memadai.
2) Banyak kalangan yang beranggapan bahwa masalah kesehatan reproduksi hanyalah
masalah kesehatan sebatas sekitar poses kehamilan dan melahirkan, sehingga dianggap
bukan masalah kaum remaja. Apalagi jika pengertian remaja adalah sebatas mereka
yang belum menikah. Di sini sering terjadi ketidak konsistensian di antara para pakar
sendiri karena di satu sisi mereka menggunakan istilah remaja dengan batasan usia,
tetapi di sisi lain dalam pembicaraan selanjutnya mereka hanya membatasi pada mereka
yang belum menikah.
3)

Banyak yang masih mentabukan untuk membahas masalah kesehatan reproduksi

remaja karena membahas masalah tersebut juga akan juga berarti membahas masalah
hubungan seks dan pendidikan seks.
4)

Akibat Kurangnya Pengetahuan Reproduksi di kalangan remaja menyebabkan

meningkatnya angka kejadian perilaku seksual remaja pranikah serta bertambahnya


resiko menikah dan hamil di usia yang masih sangat muda ( dibawah 20 Tahun ).
III.

PEMILIHAN INTERVENSI

Oleh karena permasalahan yang terjadi di atas, maka diadakan penyuluhan tentang
kesehatan reproduksi remaja, target dari penyuluhan ini bukan hanya remaja itu sendiri,
namun juga dilibatkan peran serta dari orang tua, serta guru yang berperan sebagai

pendidik sekaligus pengganti peran orang tua di sekolah. Kegiatan ini melibatkan semua
unsur aparatur desa, mulai dari kepala desa, imam desa hingga tokoh- tokoh
masyarakat.
IV.

PELAKSANAAN
Penyuluhan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja diadakan tiap minggu dalam
satu desa, dan akan berpindah lokasi desa ditiap minggunya. Informasi yang
disampaikan dalam penyuluhan meliputi : Definisi Remaja,. Definisi Kesehatan
Reproduksi,. Informasi Susunan Alat Reproduksi Pria dan Wanita,. Faktor yang
mempengaruhi kesehatan reproduksi,. Perubahan Fisik, Biologis , serta Psikolosial pada
remaja, Resiko Perilaku Seksual pra Nikah, Resiko Hamil Terlalu Muda, dan juga
Srategi Edukasi Reproduksi Remaja serta Pendidikan Seks Remaja.

V.

EVALUASI
V.1 Kesimpulan

Dengan adanya penyuluhan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja


diharapkan dapat memberikan Informasi Baru kepada Para Orangtua, terkhusus
kepada Remaja itu sendiri, dimana Masa remaja ialah periode waktu individual
beralih dari fase anak ke fase dewasa (lowdermik dan jensen,2004).Tugas-tugas
perkembangan remaja terdiri dari : menerima citra tubuh,menerima identitas
seksual, mengembangkan sistem nilai personal,membuat persiapan untuk hidup
mandiri,menjadi

mandiri

/bebas

dari

orang

tua,mengembangkan

keterampilan,mengambil keputusan dan mengembangkan identitas seorang yang


dewasa.Identitas

status

kesehatan

anak

remaja

terdiri

dari

:identitas

seksual,identitas kelompok,identitas pekerjaan,identitas moral,dan identitasa


kesehatan.Masa remaja ada dua aspek perubahan yaitu perubahan fisik dan
perubahan psikologis.

Keluarga, sekolah, dan tetangga merupakan aspek yang

secara langsung mempengaruhi kehidupan remaja. Banyak remaja mengira bahwa


kehamilan tidak akan terjadi pada intercourse (senggama) yang pertama kali atau
mereka merasa bahwa dirinya tidak akan pernah terinfeksi HIV / AIDS karena
pertahanan tubuhnya cukup kuat. Dan dengan pemberian informasi secara holistik
diharapkan akan meningkatkan kesadaran dan kesiapan kepada calon Ibu dalam

mempersiapkan diri untuk menghadapi proses kehamilan dan mendidik anak


kedepannya, Hal itu berdampak pada meningkatkan angka Kesehatan Ibu dan
Anak.
V.2 Saran
1. Sebaiknya Pada saat melakukan Peyuluhan Tentang Kesehatan Reproduksi
remaja diadakan Pre dan Post test untuk mengetahui sejauh mana daya
tangkap dan informasi yang disampaikan dapat di cerna oleh Peserta.
2. Diperlukan peran aktif dari seluruh tenaga kesehatan dan kader dalam
melakukan penyampaian informasi tentang kesehatan reproduksi remaja
secara kontinu.
Peserta

Pendamping

( dr. Radinal Irwinsyah)

( dr. Nur Wely )

Anda mungkin juga menyukai