Anda di halaman 1dari 125

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PRESTASI

BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


(Studi Penelitian Pada Siswa Kelas II SMP Islam Al-Fajar
Kedaung Pamulang Tangerang)

Oleh
AGUSTIN WARDIYATI
NIM : 102011023437

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1425 H/2006 M

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN PRESTASI


BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
(Studi Penelitian Pada Siswa Kelas II SMP Islam Al-Fajar
Kedaung Pamulang Tangerang)

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam ( S. Pd. I )

Oleh
AGUSTIN WARDIYATI
NIM : 102011023437

Di Bawah Bimbingan

Drs. H. Ghufran Ihsan, M A

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1425 H/2006 M

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN


PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( Studi
Penelitian Pada Siswa Kelas II SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang )
telah diujikan dalam siding munaqasyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal

Skripsi

ini

telah

diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 ( S1 )
pada Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Jakarta,

2006

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota,

Sekretaris Merangkap Anggota,

NIP

NIP

Anggota

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, yang dengan segala
kasih dan kemurahan-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit
hambatan dan kesulitan yang dihadapi, Namun berkat bantuan dan motivasi yang
tidak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya skripsi ini selesai pada waktunya. Penulis
menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya dan rasa hormat kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, khususnya kepada yang
terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. H. Abdul Fattah Wibisono MA, Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Sapiuddin Shiddiq, M. Ag, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Drs. H. Ghufran Ihsan, MA, Dosen Pembimbing skripsi yang telah
bersedia dengan tulus memberikan bimbingan, petunjuk dan saran kepada penulis
selama menyelesaikan skripsi

iv

5. Bapak Hanapi, S. Pd, Kepala SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang,
yang telah memberikan izin dan membantu memberikan data-data yang
diperlukan penulis.
6. Bapak Hilmi Karim, S.Ag guru bidang Studi Pendidikan Agama Islam serta
Dewan Guru yang bersedia membantu memberikan data-data dan memberikan
semangat kepada penulis.
7. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis.
8. Ayah Bunda tercinta ( Bapak Iwa Kustiwa dan Ibu Ida ) yang dengan tulus ikhlas
telah memberikan pengorbanan baik material maupun spiritual kepada penulis.
9. Syahrul Martadinata yang telah membantu, menemani dan memberikan semangat
dalam menyelesaikan skripsi ini
10. Rekan-rekan seperjuangan di Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Irma,
Yuni, Vita, Oman, Lina, Ela, Muse, yang telah memberikan motivasi kepada
penulis dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya yang telah
memberikan sumbangsih bagi kelancaran penulisan ini.
Semoga amal dan jasa mereka diterima oleh Allah swt sebagai amal sholeh
dan dibalas-Nya dengan pahala yang berlipat ganda. Amin ya Rabbal 'alamin.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi para pembaca yang budiman.
Jakarta,

September 2006
Penulis

vi

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................................... iv
DAFTAR ISI......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................ 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 6
D. Metode Pembahasan....................................................................... 6
E. Sistematika Penulisan .................................................................... 7

BAB II

KAJIAN TEORI TENTANG MOTIVASI DAN PRESTASI


BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A. Motivasi Belajar ............................................................................. 9
1. Pengertian Motivasi Belajar..................................................... 9
2. Macam-macam Motivasi Belajar ............................................. 12
3. Fungsi Motivasi dalam Belajar ................................................ 15
4. Upaya dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar........................ 17
B. Prestasi Belajar............................................................................... 19
1. Pengertian Prestasi Belajar....................................................... 19
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ................ 21

vi

C. Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam ............... 25


1. Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Bidang Studi Pendidikan Agama Islam ........... 25
b. Tujuan Bidang Studi Pendidikan Agama Islam ................. 27
c. Ruang Lingkup Bidang Studi Pendidikan Agama Islam ... 30
2. Tolok Ukur Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama
Islam ......................................................................................... 31
D. Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi
Pendidikan Agama Islam ............................................................... 33
E. Hipotesa ......................................................................................... 34
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................ 35
B. Populasi dan Sampel ...................................................................... 37
C. Teknik Pengumpulan Data............................................................. 37
D. Teknik Analisis Data...................................................................... 40

BAB IV

HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang
Tangerang....................................................................................... 44
1. Sejarah berdirinya ................................................................... 44
2. Keadaan Guru dan siswa ......................................................... 44
3. Sarana da Prasarana ................................................................. 47
4. Struktur Organisasi ................................................................. 48

vii

B. Deskripsi dan Analisis Data ........................................................... 50


C. Interpretasi Data ............................................................................. 85
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 87
B. Saran............................................................................................... 87

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 89


LAMPIRAN

viii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manusia adalah makhluk paling mulia yang diciptakan oleh Allah SWT,
yang berbeda dari makhluk lain. Perbedaan tersebut karena manusia diciptakan
dengan berbagai potensi yang melebihi makhluk lain, seperti yang terdapat dalam
surat Asy syam 19/8 berikut :
Palhamaha fudzuraha wataqwaha
Akal merupakan salah satu potensi yang diberikan Allah kepada manusia
dan merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia
menjadi makhluk yang paling mulia di muka bumi ini. Hal ini sesuai dengan
Firman Allah dalam Al-Quran Surat Al-Isra: 70


 

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan (QS. Al-Isra: 70)
Manusia sebagai makhluk yang paling mulia sebagaimana tersebut tidak
akan menjadi mulia begitu saja, akan tetapi harus ada yang membina, memimpin

dan mengarahkannya. Perbuatan itu adalah proses belajar dalam suatu lembaga
pendidikan.
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang terjadi di dalam satu
situasi, bahkan dalam satu ruang hampa. Situasi belajar ini ditandai dengan motifmotif yang ditetapkan dan diterima oleh siswa. Terkadang satu proses belajar
tidak dapat mencapai hasil maksimal disebabkan karena ketiadaan kekuatan yang
mendorong ( motivasi ).
Belajar mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks, karena
dalam proses tersebut siswa tidak hanya sekedar menerima dan menyerap
informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi siswa dapat melibatkan diri dalam
kegiatan pembelajaran dan tindakan paedadogis yang harus dilakukan, agar hasil
belajarnya lebih baik dan sempurna. Dari proses pembelajaran tersebut siswa
dapat menghasilkan suatu perubahan yang bertahap dalam dirinya, baik dalam
bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap. Adanya perubahan tersebut terlihat
dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa berdasarkan evaluasi yang
diberikan oleh guru.
Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat besar peranannya terhadap
prestasi belajar. Karena dengan adanya motivasi dapat menumbuhkan minat
belajar siswa. Bagi siswa yang memiliki motivasi yang kuat akan mempunyai
keinginan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sehingga boleh jadi
siswa yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal karena
kekurangan motivasi, sebab hasil belajar itu akan optimal bila terdapat motivasi

yang tepat. Karenanya, bila siswa mengalami kegagalan dalam belajar, hal ini
bukanlah semata-mata kesalahan siswa, tetapi mungkin saja guru tidak berhasil
dalam membangkitkan motivasi siswa.
Perhatian siswa terhadap stimulus belajar dapat diwujudkan melalui
beberapa cara seperti penggunaan media pengajaran atau alat-alat peraga,
memberikan pertanyaan kepada siswa, membuat variasi belajar pada siswa,
melakukan pengulangan informasi yang berbeda dengan cara sebelumnya,
memberikan stimulus belajar dalam bentuk lain sehingga siswa tidak bosan. Dan
ada beberapa motivasi yang digunakan guru terhadap bahan pelajaran agar siswa
tidak merasa bosan, seperti : memberikan hadiah, pujian, gerakan tubuh,
memberikan angka atau penilaian, memberikan tugas dan hukuman.
Motivasi yang kuat dalam diri siswa akan meningkatkan minat, kemauan
dan semangat yang tinggi dalam belajar, karena antara motivasi dan semangat
belajar mempunyai hubungan yang erat. Sebagaimana yang dikatakan oleh
Sardiman A.M dalam bukunya Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar bahwa :
"Dalam kegiatan belajar, maka motivasi menimbulkan kegiatan belajar, menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek
belajar itu dapat tercapai."1
Motivasi sangat berperan dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa
menjadi tekun dalam proses belajar mengajar, dan dengan motivasi itu pula
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : C. V. Rajawali, 1990),
Cet. Ke-12, h. 75-76
1

kualitas hasil belajar siswa dapat diwujudkan dengan baik. Siswa yang dalam
proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas akan tekun dan berhasil
dalam belajarnya.2 Tingginya motivasi dalam belajar berhubungan dengan
tingginya prestasi belajar. Bahkan pada saat ini kaitan antara motivasi dengan
perolehan dan atau prestasi tidak hanya dalam belajar3 Dengan dasar itulah
penulis memilih SMP Islam Al-Fajar sebagai objek penelitian yang mana di
sekolah tersebut terdapat siswa yang berprestasi tetapi tidak termotivasi untuk
mempelajari bidang studi Pendidikan Agama Islam.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membahasnya dalam
bentuk skripsi yang berjudul : "HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI
DENGAN PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM ( Studi Kasus Pada Siswa Kelas II SMP Islam Al-Fajar Kedaung
Pamulang Tangerang )".

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah


1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasikan masalah
sebagai berikut :
a.

Media belajar apakah yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa?

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 82

Imran, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1996), h. 89

b.

Metode Pengajaran yang bagaimanakah yang dapat meningkatkan


motivasi belajar siswa?

c.

Faktor-faktor apa saja yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa?

d.

Bagaimana prestasi belajar siswa SMP Islam Al-Fajar Kedaung


Pamulang Tangerang?

e.

Apakah terdapat korelasi antara motivasi dengan prestasi belajar siswa


terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam?

2. Pembatasan Masalah
Agar masalah dalam penelitian ini tidak menyimpang dari apa yang
diteliti, maka penulis membatasi penelitian ini pada masalah: Hubungan
antara motivasi dengan prestasi belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
( Studi Kasus Pada Siswa Kelas II SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang
Tangerang )
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, rumusan masalah yang diteliti adalah
sebagai berikut :
a. Bagaimana kondisi motivasi siswa kelas II SMP Islam Al-Fajar Kedaung
Pamulang Tangerang terhadap prestasi belajar bidang studi Pendidikan
Agama Islam?
b. Bagaimana gambaran prestasi belajar siswa kelas II SMP Islam Al-Fajar
Kedaung Pamulang Tangerang pada bidang studi Pendidikan Agama
Islam?

c. Bagaimana hubungan antara motivasi siswa kelas II SMP Islam Al-Fajar


Kedaung Pamulang Tangerang dengan prestasi belajar bidang studi
Pendidikan Agama Islam?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Tujuan Umum : Untuk melihat bagaimana hubungan antara motivasi
dengan prestasi belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
b. Tujuan Khusus : Untuk mengethui ada tidaknya hubungan antara motivasi
dengan prestasi belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian yang dilksanakan
ini adalah :
a. Manfaat teoritis : Dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai
besarnya pengaruh motivasi, terutama terhadap prestasi belajar Bidang
Studi Pendidikan Agama Islam.
b. Manfaat praktis : Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
pertimbangan pendidik atau guru dalam memberikan bimbingan terhadap
anak didiknya.

D. Metode Pembahasan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif


analisis dan dilengkapi oleh data-data yang diperoleh melalui penelitian lapangan
(field research). Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian langsung ke tempat
yang dijadikan objek penelitian yakni SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang
Tangerang.
Adapun pedoman yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah
buku pedoma penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi yang disusun oleh Tim
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2002.

E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini dalam lima bab dan dirinci dalam beberapa
sub bab, dengan sistematika penyusunan sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan, yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Identifikasi
Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,
Metode Pembahasan dan Sistematika Penulisan.
Bab II

: Kajian teori, yang terdiri dari Motivasi Belajar: pengertian

motivasi belajar, macam-macam motivasi belajar, fungsi motivasi dalam belajar


dan upaya dalam menumbuhkan motivasi belajar, Prestasi belajar yang terdiri dari
: pengertian prestasi belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar, Prestasi belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam: pengertian bidang
studi pendidikan agama Islam, tujuan bidang studi pendidikan agama Islam, ruang
lingkup bidang studi pendidikan agama Islam, tolok ukur prestasi belajar bidang

studi pendidikan agama Islam, Pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar bidang
studi pendidikan agama Islam dan Hipotesa.
Bab III

: Metodologi Penelitian, yang mencakup : Variabel Penelitian

dan Definisi Operasional, Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, serta
Teknik Analisis Data.
Bab IV

: Hasil Penelitian, yang terdiri dari : Gambaran Umum SMP

Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang: sejarah berdirinya, Keadaan guru


dan siswa, Sarana dan Prasarana dan struktur Organisasi, Deskripsi Data dan
Analisis Data serta Interpretasi Data.
Bab V : Penutup, yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran-saran

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh
terhadap pencapaian prestasi belajar. Dalam Psikologi, istilah motif sering
dibedakan dengan istilah motivasi. Untuk lebih jelasnya apa yang dimaksud
dengan motif dan motivasi, berikut ini penulis akan memberikan pengertian
dari kedua istilah tersebut. Kata "motif" diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Atau seperti dikatakan oleh
Sardiman dalam bukunya Psychology Understanding of Human Behavior
yang dikutip M. Ngalim Purwanto : motif adalah tingkah laku atau perbuatan
suatu tujuan atau perangsang. Sedangkan S. Nasution, motif adalah segala
daya yang mendorog seseorang untuk melakukan sesuatu.
Dengan demikian motif adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri
seseorang yang dapat menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu.

  Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : C.V. Rajawali, 1990),
Cet. Ke-12, h. 73


Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1998), Cet.
Ke-5, h. 60
 S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), Cet. Ke-1, Ed. 2,
h. 73

10

Adapun pengartian motivasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia


Kontemporer, adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri
seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu
perbuatan dengan tujuan tertentu.
Pendapat-pendapat para ahli tentang definisi motivasi diantaranya
adalah :
M. Alisuf Sabri, motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi
pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk
memenuhi suatu kebutuhan.
WS Winkel, motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif,
motif menjadi aktif pada saat tertentu, bahkan kebutuhan untuk mencapai
tujuan sangat dirasakan atau dihayati.
Selanjutnya, M. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa motivasi
adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah
laku seseorang agar ia menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan
sesuatu sehingga mecapai hasil atau tujuan tertentu.

  Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta :
Modern English, 1991), h. 997
  M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta : CV. Pedoman
Ilmu Jaya, 2001), Cet. Ke-3, h. 90
 Sardiman A.M, Op.Cit, h. 87
  WS. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta : PT. Gramedia, 1986),
Cet. Ke-3, h. 71

11

Menurut MC. Donald, yang dikutip oleh Sardiman A.M, motivasi


adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa
motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk
melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului
dengan adanya tujuan, maka dalam motivasi terkandung tiga unsur penting,
yaitu :
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa
beberapa perubahan energi di dalam system "neurophysiological" yang
ada pada organisme manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa "feeling", afeksi seseorang.
Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,
afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal
ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan.16

Ngalim Purwanto, Op.Cit, h. 71


Sardiman A.M. Op.Cit., h. 74

16

12

Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah


keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
2. Macam-macam Motivasi Belajar
Dilihat dari berbagai sudut pandang, para ahli psikologi berusaha
untuk menggolongkan motif-motif yang ada pada manusia atau suatu
organisme kedalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing.
Diantaranya menurut Woodwort dan Marquis sebagaimana dikutip oleh
Ngalim Purwanto, motif itu ada tiga golongan yaitu :
a. Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang berhubungan
dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh seperti : lapar,
haus, kebutuhan bergerak, beristirahat atau tidur, dan sebagainya.
b. Motif-motif yang timbul yang timbul sekonyong-konyong (emergency
motives) inilah motif yang timbul bukan karena kemauan individu tetapi
karena ada rangsangan dari luar, contoh : motif melarikan diri dari
bahaya,motif berusaha mengatasi suatu rintangan.

13

c. Motif Obyektif yaitu motif yang diarahkan atau ditujukan ke suatu objek
atau tujuan tertentu di sekitar kita, timbul karena adanya dorongan dari
dalam diri kita.
Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, A.M, mengemukakan
jenis motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, yaitu : motif bawaan,
(motive psychological drives) dan motif yang dipelajari (affiliative needs),
misalnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan
sebagainya.
Selanjutnya Sartain membagi motif-motif itu menjadi dua golongan
sebagai berikut :
a. Psychological drive adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis
atau jasmaniah seperti lapar, haus dan sebagainya.
b. Sosial Motives adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan
manusia lain dalam masyarakat seperti : dorongan selalu ingin berbuat
baik (etika) dan sebagainya.
Adapun bentuk motivasi belajar di Sekolah dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
a. Motivasi Intrinsik
b. Motivasi Ekstrinsik
 Ngalim Purwanto, Ibid, h. 64
 Sardiman A.M, Loc. Cit
 Ngalim Purwanto, Op.Cit., h. 62

14

1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam
diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar.
Dalam buku lain motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari
dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan
belajar, misalnya : ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh
pengetahuan dan sebagainya.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:
a. Adanya kebutuhan
b. Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri
c. Adanya cita-cita atau aspirasi.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar
individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.
Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak
secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin
belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya,



Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja


Rosdakarya, 2002), Cet. Ke-7, h. 136
 H. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 85
Akyas Azhari, Psikologi Pendidikan, (Semarang : Dina Utama Semarang, 1996), Cet. Ke-1,
h. 75
 Muhibbinsyah, Op. Cit. h. 82

15

pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang
tua, guru dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik
yang dapat mendorong siswa untuk belajar.
Dalam perspektif kognitif, motivasi intrinsik lebih signifikan bagi
siswa karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada
dorongan atau pengaruh orang lain.
Perlu ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan
tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, karena
kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis berubah-ubah dan juga
mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada
yang kurang menarik bagi siswa sehingga siswa tidak bersemangat dalam
melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di rumah.
Bahwa setiap siswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya, maka
motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat diberikan secara tepat.
Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsic
maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat
mengembangkan aktifitas dan inisiatif sehingga dapat mengarahkan dan
memelihara kerukunan dalam melakukan kegiatan belajar.
3. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses
belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil
belajarnya. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran itu.

16

Maka motivasi senantiasa akan menentukan intensitas usaha belajar bagi


siswa.
Adapun fungsi motivasi ada tiga, yaitu :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi.
b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.17
Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat
lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan
waktunya untuk bermain atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan
tujuan.
Selain itu ada juga fungsi lain yaitu, motivasi dapat berfungsi sebagai
pendorong usaha dan pencapaian prestasi, karena secara konseptual motivasi
berkaitan dengan prestasi dan hasil belajar. Adanya motivasi yang baik dalam
belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, adanya usaha
yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang
belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi
seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
Sardiman, A.M, Loc.Cit

17

17

4. Upaya dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar


Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa motivasi merupakan
faktor yang mempunyai arti penting bagi siswa. Apalah artinya bagi seorang
siswa pergi ke sekolah tanpa mempunyai motivasi belajar. Bahwa diantara
sebagian siswa ada yang mempunyai motivasi untuk belajar dan sebagian lain
belum termotivasi untuk belajar. Seorang guru melihat perilaku siswa seprti
itu, maka perlu diambil langkah-langkah untuk membangkitkan motivasi
belajar siswa.
Membangkitkan motivasi belajar tidaklah mudah, guru harus dapat
menggunakan berbagai macam cara untuk memotivasi belajar siswa. Cara
membangkitkan motivasi belajar diantaranya adalah :
a. Menjelaskan kepada siswa, alasan suatu bidang studi dimasukkan dalam
kurikulum dan kegunaannya untuk kehidupan.
b. Mengkaitkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa di luar
lingkungan sekolah.
c. Menunjukkan antusias dalam mengajar bidang studi yang dipegang.
d. Mendorong siswa untuk memandang belajar di sekolah sebagai suatu
tugas yang tidak harus serba menekan, sehingga siswa mempunyai
intensitas untuk belajar dan menjelaskan tugas dengan sebaik mungkin.
e. Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang sesuai dengan
kebutuhan siswa.
f. Memberikan hasil ulangan dalam waktu sesingkat mungkin.

18

g. Menggunakan bentuk bentuk kompetisi (persaingan) antar siswa.


h. Menggunakan intensif seperti pujian, hadiah secara wajar.18
Menurut Sardiman A.M, ada beberapa bentuk dan cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Beberpa bentuk
dan cara motivasi tersebut diantaranya :
1. Memberi angka
2. Hadiah
3. Saingan/kompetisi
4. Memberi ulangan
5. Mengetahui hasil
6. Pujian
7. Hukuman
8. Hasrat untuk belajar
9. Minat
10. Tujuan yang diakui.
Demikian pembahasan tentang upaya dalam menumbuhkan motivasi
belajar siswa dan bentuk-bentuk motivasi yang dapat dipergunakan oleh guru
agar berhasil dalam proses belajar mengajar serta dikembangkan dan
diarahkan untuk dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna bagi
kehidupan siswa.
 Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan, (Surabaya: Karya Abitama, 1994), cet. Ke-1, h. 103

18

 Sardiman A.M, Op.Cit., h. 92-95

19

B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni
"prestasi" dan "belajar", mempunyai arti yang berbeda. Untuk memahami
lebih jauh tentang pengertian prestasi belajar, peneliti menjabarkan makna
dari kedua kata tersebut.
Prestasi adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik
secara individual atau kelompok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang
dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan,
dikerjakan dan sebagainya). Sedangkan Saiful Bahri Djamarah dalam
bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru,yang mengutip dari Mas'ud
Hasan Abdul Qahar, bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan,
hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan
keuletan kerja. Dalam buku yang sama Nasrun Harahap, berpendapat bahwa
prestasi adalah "penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan
siswa berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada
siswa.

 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka, 1999), Cet. Ke-10, h. 787
  Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya : Usaha
Nasional, 1994), Cet. Ke-1, h. 20-21

20

Dari pengertian di atas bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan
seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenagkan
hati yang diperoleh dengan jalan bekerja.
Selanjutnya pengertian belajar, untuk memahami pengertian tentang
belajar berikut dikemukakan beberapa pengertian belajar diantaranya :
Menurut Slameto, dalam bukunya Belajar dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya bahwa belajar ialah "Suatu usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Muhibbinsyah, menambahkan dalam bukunya Psikologi
Belajar, bahwa belajar adalah "tahapan perubahan seluruh tingkah laku
individu yang relatife menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif". Begitu juga menurut James O.
Whitaker yang dikutip oleh Wasty Soemanto, dalam bukunya Psikologi
Pendidikan, memberikan definisi bahwa belajar adalah "proses dimana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman".
Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa belajar merupakan
kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan
  Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,
2003), Cet. Ke-4, h. 2
 Muhibbinsyah, Loc. Cit
  Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, (Jakarta :
Rineka Cipta, 1990), Cet. Ke-3, h. 98-99

21

mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap


dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu
itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Adapun pengertian prestasi belajar dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia

adalah

"penguasaan

pengetahuan

atau

keterampilan

yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes


atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Dalam hal ini prestasi belajar merupakan suatu kemajuan dalam
perkembangan siswa setelah ia mengikuti kegiatan belajar dalam waktu
tertentu. Seluruh pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan perilaku individu
terbentuk dan berkembang melalui proses belajar.
Jadi prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama
berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu,
umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka)
dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauhmana siswa telah menguasai
materi pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini
dinyatakan dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat dalam periode
tertentu.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Aktivitas belajar siswa tidak selamanya berlangsung wajar, kadangkadang lancar dan kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat menangkap apa
 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op. Cit., h. 787

22

yang dipelajari, kadang-kadang terasa sulit untuk dipahami. Dalam hal


semangat pun kadang-kadang tinggi dan kadang-kadang sulit untuk bisa
berkosentrasi dalam belajar. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai
pada setiap siswa dalam kehidupannya sehari-hari di dalam aktivitas belajar
mengajar.
Setiap siswa memang tidak ada yang sama, perbedaan individual
inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan siswa,
sehingga menyebabkan perbedaan dalam prestasi belajar.
Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya
terdapat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi, tinggi rendahnya prestasi
belajar siswa tergantung pada faktor-faktor tersebut.
M. Alisuf Sabri dan Muhibbinsyah, mengenai belajar ada berbagai
faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah, secara
garis besarnya dapat dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu :
a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), meliputi keadaan kondisi
jasmani (fisiologis), dan kondisi rohani (psikologis)
b. Faktor Eksternal (faktor dari luar diri siswa), terdiri dari faktor
lingkungan, baik social dan non social dan faktor instrumental.
Sedangkan menurut Muhibbinsyah, faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

H. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Op. Cit., h. 59

23

1. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi


jasmani atau rohani siswa
2. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar
siswa
3. Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Adapun yang tergolong faktor internal adalah :
a. Faktor Fisiologis
Keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan
dan memberikan hasil belajar yang baik. Tetapi keadaan fisik yang kurang
baik akan berpengaruh pada siswa dalam keadaan belajarnya.
b. Faktor Psikologis
Yang termasuk dalam faktor psikologis adalah intelegensi, perhatian,
minat, motivasi dan bakat yang ada dalam diri siswa.
1. Intelegensi, faktor ini berkaitan dengan Intellegency Question (IQ)
seseorang
2. Perhatian, perhatian yang terarah dengan baik akan menghasilkan
pemahaman dan kemampuan yang mantap.
3. Minat, Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu.
 Muhibbinsyah, Loc. Cit

24

4. Motivasi, merupakan keadaan internal organisme yang mendorongnya


untuk berbuat sesuatu.
5. Bakat, kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yag akan datang.
Adapun yang termasuk golongan faktor eksternal adalah :
a. Faktor Sosial, yang terdiri dari :
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan sekolah
3. Lingkungan masyarakat
b. Faktor Non Sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non social adalah gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alatalat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
Faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
c. Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi
yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses
pembelajaran materi tertentu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa di
sekolahnya sifatnya relative, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini terjadi
karena prestasi belajar siswa sangat berhubungan dengan faktor yang
 Muhibin Syah, Ibid., h. 139

25

mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara yang satu


dengan yang lainnya. Kelemahan salah satu faktor, akan dapat mempengaruhi
keberhasilan seseorang dalam belajar. Dengan demikian, tinggi rendahnya
prestasi belajar yang dicapai siswa di sekolah didukung oleh faktor
internaldan eksternal seperti tersebut di atas.

C. Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam


1. Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan adalah "segala usaha orang dewasa dalam pergaulan
dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani
kearah kedewasaan".
Menurut Ki Hajar Dewantara sebagaiman dikutip oleh Abuddin
Nata, bahwa pendidikan adalah "Usaha yang dilakukan dengan penuh
keinsyafan yang ditujukan untuk keselamatan dan kebahagiaan".
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan
adalah usaha yang dilakukan secara sadar untuk mendewasakan manusia
baik jasmani maupun rohani melalui pengajaran dan pelatihan.

 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 1994), Cet. Ke-1, h. 1
 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarata : Logos Wacana Ilmu, 1997), Cet. Ke1, h. 9

26

Adapun yang dimaksud dengan Pendidikan Agama seperti yang


dijelaskan pada undang-undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 pasal 30
BAB IV menjelaskan bahwa pendidikan keagamaan; pendidikan
keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menajdi anggota
masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran
agamanya dan menjadi ahli ilmu agama.
Berdasarkan pengertian umum tersebut,dalam bukunya Ilmu
Pendidikan Islam, Zakiyah Darajat dan kawan-kawan menjelaskan bahwa
yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam adalah :
"Suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar
nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang
terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan
maksud serta tujuannya dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta
menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu sebagai
pandangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia
dan akhirat kelak".
Kemudian dalam edaran Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama
Islam Departemen Agama RI, sebagaimana dikutip oleh Drs. H. M. Alisuf
Sabri mengartikan bahwa :

  Undang-undang Sitem Pendidikan Nasional pasal 30 BAB IV (Nomor 2 tahun 2003),


(Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004)
 Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta :Bumi Aksara, 2000), Cet. Ke- 4, h. 38

27

"Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan


siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalakan agama
Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan dengan
memperhatikan tuntutan adalah menghormati agama lain dalam hubungan
kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan
persatuan nasional".
Dari berbagai definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Agama Islam adalah usaha bimbingan yang dilakukan secara
sadar untuk mengarahkan anak didik mencapai kedewasaan baik jasmani
maupun rohani sesuai dengan ajaran agama Islam dan pada akhirnya dapat
menjadikan ajaran agama Islam sebagai pandangan hidupnya sehingga
dapat mendatangkan keselamatan.
b. Tujuan Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
Tujuan yaitu "sasaran yang akan dicapai seseorang atau sekelompok
orang yang melakukan kegiatan.
Bila pendidikan kita dipandang sebagai suatu proses, maka proses
tersebut akan berakhir pada tercapainya tujuan akhir pendidikan. Dalam
proses pendidikan, tujuan akhir merupakan tujuan tertinggi yang hendak
dicapai. Suatu tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan pada

 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet. Ke-1,
h. 74
 Hj. Nur Ubiyati, llmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Setia, 1998), Cet. Ke- 2, h. 29

28

hakekatnya adalah suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal yang terbentuk


dalam pribadi manusia yang diinginkan.
Oleh karena itu suatu proses yang diinginkan dalam usaha
pendidikan adalah proses yang terarah dan bertujuan yaitu mengarahkan
anak didik kepada titik optimal kemampuannya. Sedangkan tujuan yang
hendak dicapai adalah terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh
sebagai manusia individual dan social serta hamba Tuhan yang
mengabdikan diri kepada Nya.
Dalam pendidikan agama Islam, nilai-nilai yang hendak dibentuk
adalah nilai-nilai Islam. Artinya tujuan pendidikan agama Islam adalah
tertanamnya nilai-nilai Islam ke dalam diri manusia yang kemudian
terwujud dalam tingkah lakunya.
Untuk lebih jelasnya tentang tujuan pendidikan agama Islam, maka
peneliti akan mengutip beberapa pendapat ahli pendidikan sebagai
berikut:
Menurut Mahmud Yunus, tujuan pendidikan agama Islam adalah
menyiapkan anak supaya diwaktu dewasa kelak mereka cakap melakukan
pekerjaan dunia dan amalan akhirat, sehingga tercapai kebahagiaan
bersama dunia dan akhirat. 
M. Arifin mengemukakan bahwa tujuan pendidikan agama Islam
adalah terciptanya manusia yang berilmu pengetahuan tinggi, dimana


), h. 6

Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT. Hidayah Agung


29

iman dan takwanya menjadi pengendali dalam penerapan atau


pengaruhnya dalam masyarakat.
Sedangkan secara garis besarnya tujuan pendidikan agama Islam
menurut Zakiyah Darajat ialah "untuk membina manusia menjadi hamba
Allah yang shaleh dengan seluruh aspek kehidupannya,

perbuatan,

pikiran dan perasaan".


Pada dasarnya tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan Islam
tak terlepas dari eksistensi manusia hidup di dunia ini, yaitu dalam rangka
beribadah kepada Allah selaku khalik sekalian makhluknya. Dalam Surat
Adz-Dzariyat ayat 56 Allah berfirman :

 
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka menyembah-Ku(QS. Adz-Dzariyat : 56)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan
agama Islam adalah merealisasikan manusia muslim yang beriman dan
bertaqwa serta

berilmu pengetahuan yang mampu mengabadikan diri

kepada Allah dan selalu mengerjakan perintah Nya dan menjauhi larangan
Nya.

 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), Cet. Ke-4, h. 15
  Zakiyah Darajat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta : CV. Ruhama,
1995), Cet. Ke-2, h. 35

30

c. Ruang Lingkup Bidang Studi Pendidikan Agama Islam


Ruang lingkup pendidikan agama Islam memiliki cakupan sangat
luas, karena ajaran Islam memuat ajaran tentang tata hidup yang meliputi
seluruh aspek kehidupan manusia, maka pendidikan agama Islam
merupakan pengajaran tata hidup yang berisi pedoman pokok yang
digunakan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini dan
untuk menyiapkan kehidupannya yang sejahtera di akhirat nanti.
Dalam bukunya, "Ilmu Pendidikan Islam", M. Arifin Ilham
mengatakan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup
segala bidang kehidupan manusia di dunia dimana manusia mampu
memanfaatkannya sebagai tempat menanam benih amaliah yang buahnya
akan dipetik di akhirat nanti, maka pembentukan nilai dan sikap amaliyah
islamiyah dalam pribadi manusia baru akan tercapai dengan efektif
bilamana dilakukan melalui proses kependidikan yang berjalan di atas
kaidah-kaidah ilmu pengetahuan kependidikan.
Dalam buku "Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama
Islam", disebutkan mengenai ruang lingkup pendidikan agama Islam
adalah mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara
Hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan
manusia dan hubungan manusia dengan alam.

 M. Arifin, Op. Cit., h. 13

31

Bagian bahan pengajaran pendidikan agama Islam itu sendiri


meliputi :
a. Keimanan
b. Ibadah
c. Akhlak
d. Syari'ah
e. Mu'amalah
f. Tarikh.
Sedangkan luas dalamnya pembahasan tergantung pada lembaga
pendidikan yang bersangkutan, tingkat kelas, tujuan dan tingkat
kemampuan

anak

didiknya.

Untuk

sekolah-sekolah

agama,

pembahasannya lebih luas dan mendalam dari pada sekolah-sekolah


umum.
2. Tolok Ukur Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
Prestasi belajar siswa dapat diketahui melalui pelaksanaan evaluasi
atau assessment, karena dengan cara itulah dapat diketahui tinggi rendahnya
prestasi belajar siswa atau baik buruk prestasi belajarnya.
Disamping itu evaluasi berguna pula untuk mengukur tingkat
kemajuan yang dicapai oleh siswa dalam satu kurun waktu proses belajar
tertentu, juga untuk mengukur posisi atau keberadaan siswa dalam kelompok
kelas serta mengetahui tingkat usaha belajar siswa.
 Depag RI, Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pedidikan Agama Islam Untuk SMP, 1986, h. 2

32

Adapun ragam evaluasi yang dapat dilakukan untuk mengukur prestasi


belajar siswa dalah sebagai berikut :
a. Pre test adalah evaluasi yang dilakukan guru secara rutin pada setiap akan
memulai penyajian materi baru. Tujuannya adalah mengidentifikasi taraf
pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan.
b. Pos test adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir
penyajian materi. Tujuannya untuk mengetahui taraf penguasaan siswa
atas materi yang telah disajikan.
c. Evaluasi diagnostic adalah evaluasi yang dilakukan setelah selesai
penyajian

sebuah

satuan

pelajaran.

Tujuannya

adalah

untuk

mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa.


d. Evaluasi Formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir
penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya untuk memperoleh
umpan balik yang sama dengan evaluasi diagnostic, yaitu untuk
mengetahui kesulitan belajar siswa.
e. Evaluasi Sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengukur kinerja
akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan
program pengajaran.
f. EBTA dan EBTANAS adalah alat penentu kenaikan status siswa.

 Muhibbinsyah, Loc.Cit

33

D. Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan


Agama Islam
Motivasi sangat terkait dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa menjadi
tekun dalam proses belajar, dengan motivasi juga kualitas hasil belajar siswa
kemungkinan dapat diwujudkan. Siswa yang dalam proses belajar bidang studi
pendidikan agama Islam mempunyai motivasi yang kuat dan jelas, pasti akan
tekun dan berhasil belajarnya. Hal itu disebabkan karena ada tiga fungsi motivasi
yaitu, mendorong manusia untuk berbuat dan melakukan aktivitas, menentukan
arah perbuatannya, serta menyeleksi perbuatannya. Sehingga perbuatan siswa
senantiasa selaras dengan tujuan belajar yang akan dicapainya. Demikian pula
dengan belajar bidang studi pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Fajar
Kedaung Pamulang Tangerang.
Dalam hal proses belajar mengajar termasuk belajar bidang studi pendidikan
agama Islam di SMP Islam Al-Fajar kedaung Pamulang Tangerang, motivasi
sangat menetukan prestasi belajar. Bagaimanapun sempurnanya metode yang
digunakan oleh guru, namun jika motivasi belajar siswa kurang atau tidak ada,
maka siswa tidak akan belajar dan akibatnya prestasi belajarnya pun tidak akan
tercapai.
Oleh karena itu dapat dikemukakan ada pengaruh antara motivasi denga
prestasi belajar bidang studi pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Fajar
Kedaung Pamulang Tangerang, sehingga apabila motivasi belajar siswa tinggi,
akan dapat diharapkan prestasi belajarnya tinggi, demikian sebaliknya.


Hilmi Kasim, S. Ag, Guru Bidang Studi PAI, Wawancara Pribad, Tangerang, 13 Juli2006

34

E. Hipotesa
Ha

: Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan prestasi belajar


bidang studi pendidikan agama Islam

Ho

: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan prestasi


belajar bidang studi pendidikan agama Islam.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh
terhadap pencapaian prestasi belajar. Dalam Psikologi, istilah motif sering
dibedakan dengan istilah motivasi. Untuk lebih jelasnya apa yang dimaksud
dengan motif dan motivasi, berikut ini penulis akan memberikan pengertian
dari kedua istilah tersebut. Kata "motif" diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Atau seperti dikatakan oleh
Sardiman dalam bukunya Psychology Understanding of Human Behavior
yang dikutip M. Ngalim Purwanto : motif adalah tingkah laku atau perbuatan
suatu tujuan atau perangsang. Sedangkan S. Nasution, motif adalah segala
daya yang mendorog seseorang untuk melakukan sesuatu.
Dengan demikian motif adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri
seseorang yang dapat menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu.

  Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : C.V. Rajawali, 1990),
Cet. Ke-12, h. 73


Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1998), Cet.
Ke-5, h. 60
 S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 1995), Cet. Ke-1, Ed. 2,
h. 73

10

Adapun pengartian motivasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia


Kontemporer, adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri
seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu
perbuatan dengan tujuan tertentu.
Pendapat-pendapat para ahli tentang definisi motivasi diantaranya
adalah :
M. Alisuf Sabri, motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi
pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong orang untuk
memenuhi suatu kebutuhan.
WS Winkel, motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif,
motif menjadi aktif pada saat tertentu, bahkan kebutuhan untuk mencapai
tujuan sangat dirasakan atau dihayati.
Selanjutnya, M. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa motivasi
adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah
laku seseorang agar ia menjadi tergerak hatinya untuk bertindak melakukan
sesuatu sehingga mecapai hasil atau tujuan tertentu.

  Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta :
Modern English, 1991), h. 997
  M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta : CV. Pedoman
Ilmu Jaya, 2001), Cet. Ke-3, h. 90
 Sardiman A.M, Op.Cit, h. 87
  WS. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta : PT. Gramedia, 1986),
Cet. Ke-3, h. 71

11

Menurut MC. Donald, yang dikutip oleh Sardiman A.M, motivasi


adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya "feeling" dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli bahwa
motivasi adalah suatu perubahan yang terdapat pada diri seseorang untuk
melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi sebagai suatu perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan dan didahului
dengan adanya tujuan, maka dalam motivasi terkandung tiga unsur penting,
yaitu :
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa
beberapa perubahan energi di dalam system "neurophysiological" yang
ada pada organisme manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa "feeling", afeksi seseorang.
Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,
afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal
ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan.16

Ngalim Purwanto, Op.Cit, h. 71


Sardiman A.M. Op.Cit., h. 74

16

12

Dengan demikian yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah


keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan
belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
2. Macam-macam Motivasi Belajar
Dilihat dari berbagai sudut pandang, para ahli psikologi berusaha
untuk menggolongkan motif-motif yang ada pada manusia atau suatu
organisme kedalam beberapa golongan menurut pendapatnya masing-masing.
Diantaranya menurut Woodwort dan Marquis sebagaimana dikutip oleh
Ngalim Purwanto, motif itu ada tiga golongan yaitu :
a. Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang berhubungan
dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh seperti : lapar,
haus, kebutuhan bergerak, beristirahat atau tidur, dan sebagainya.
b. Motif-motif yang timbul yang timbul sekonyong-konyong (emergency
motives) inilah motif yang timbul bukan karena kemauan individu tetapi
karena ada rangsangan dari luar, contoh : motif melarikan diri dari
bahaya,motif berusaha mengatasi suatu rintangan.

13

c. Motif Obyektif yaitu motif yang diarahkan atau ditujukan ke suatu objek
atau tujuan tertentu di sekitar kita, timbul karena adanya dorongan dari
dalam diri kita.
Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, A.M, mengemukakan
jenis motivasi dilihat dari dasar pembentukannya, yaitu : motif bawaan,
(motive psychological drives) dan motif yang dipelajari (affiliative needs),
misalnya : dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan
sebagainya.
Selanjutnya Sartain membagi motif-motif itu menjadi dua golongan
sebagai berikut :
a. Psychological drive adalah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologis
atau jasmaniah seperti lapar, haus dan sebagainya.
b. Sosial Motives adalah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan
manusia lain dalam masyarakat seperti : dorongan selalu ingin berbuat
baik (etika) dan sebagainya.
Adapun bentuk motivasi belajar di Sekolah dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
a. Motivasi Intrinsik
b. Motivasi Ekstrinsik
 Ngalim Purwanto, Ibid, h. 64
 Sardiman A.M, Loc. Cit
 Ngalim Purwanto, Op.Cit., h. 62

14

1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam
diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar.
Dalam buku lain motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari
dalam diri seseorang atau motivasi yang erat hubungannya dengan tujuan
belajar, misalnya : ingin memahami suatu konsep, ingin memperoleh
pengetahuan dan sebagainya.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:
a. Adanya kebutuhan
b. Adanya pengetahuan tentang kemajuan dirinya sendiri
c. Adanya cita-cita atau aspirasi.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar
individu siswa, yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.
Bentuk motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak
secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, misalnya siswa rajin
belajar untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan oleh orang tuanya,



Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung : Remaja


Rosdakarya, 2002), Cet. Ke-7, h. 136
 H. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 85
Akyas Azhari, Psikologi Pendidikan, (Semarang : Dina Utama Semarang, 1996), Cet. Ke-1,
h. 75
 Muhibbinsyah, Op. Cit. h. 82

15

pujian dan hadiah, peraturan atau tata tertib sekolah, suri tauladan orang
tua, guru dan lain-lain merupakan contoh konkrit dari motivasi ekstrinsik
yang dapat mendorong siswa untuk belajar.
Dalam perspektif kognitif, motivasi intrinsik lebih signifikan bagi
siswa karena lebih murni dan langgeng serta tidak bergantung pada
dorongan atau pengaruh orang lain.
Perlu ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan
tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting, karena
kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis berubah-ubah dan juga
mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada
yang kurang menarik bagi siswa sehingga siswa tidak bersemangat dalam
melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di rumah.
Bahwa setiap siswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya, maka
motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat diberikan secara tepat.
Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsic
maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat
mengembangkan aktifitas dan inisiatif sehingga dapat mengarahkan dan
memelihara kerukunan dalam melakukan kegiatan belajar.
3. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Motivasi sangat berperan dalam belajar, siswa yang dalam proses
belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil
belajarnya. Makin tepat motivasi yang diberikan, makin berhasil pelajaran itu.

16

Maka motivasi senantiasa akan menentukan intensitas usaha belajar bagi


siswa.
Adapun fungsi motivasi ada tiga, yaitu :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi.
b. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.17
Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat
lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan
waktunya untuk bermain atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan
tujuan.
Selain itu ada juga fungsi lain yaitu, motivasi dapat berfungsi sebagai
pendorong usaha dan pencapaian prestasi, karena secara konseptual motivasi
berkaitan dengan prestasi dan hasil belajar. Adanya motivasi yang baik dalam
belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, adanya usaha
yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang
belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi
seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
Sardiman, A.M, Loc.Cit

17

17

4. Upaya dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar


Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa motivasi merupakan
faktor yang mempunyai arti penting bagi siswa. Apalah artinya bagi seorang
siswa pergi ke sekolah tanpa mempunyai motivasi belajar. Bahwa diantara
sebagian siswa ada yang mempunyai motivasi untuk belajar dan sebagian lain
belum termotivasi untuk belajar. Seorang guru melihat perilaku siswa seprti
itu, maka perlu diambil langkah-langkah untuk membangkitkan motivasi
belajar siswa.
Membangkitkan motivasi belajar tidaklah mudah, guru harus dapat
menggunakan berbagai macam cara untuk memotivasi belajar siswa. Cara
membangkitkan motivasi belajar diantaranya adalah :
a. Menjelaskan kepada siswa, alasan suatu bidang studi dimasukkan dalam
kurikulum dan kegunaannya untuk kehidupan.
b. Mengkaitkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa di luar
lingkungan sekolah.
c. Menunjukkan antusias dalam mengajar bidang studi yang dipegang.
d. Mendorong siswa untuk memandang belajar di sekolah sebagai suatu
tugas yang tidak harus serba menekan, sehingga siswa mempunyai
intensitas untuk belajar dan menjelaskan tugas dengan sebaik mungkin.
e. Menciptakan iklim dan suasana dalam kelas yang sesuai dengan
kebutuhan siswa.
f. Memberikan hasil ulangan dalam waktu sesingkat mungkin.

18

g. Menggunakan bentuk bentuk kompetisi (persaingan) antar siswa.


h. Menggunakan intensif seperti pujian, hadiah secara wajar.18
Menurut Sardiman A.M, ada beberapa bentuk dan cara untuk
menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Beberpa bentuk
dan cara motivasi tersebut diantaranya :
1. Memberi angka
2. Hadiah
3. Saingan/kompetisi
4. Memberi ulangan
5. Mengetahui hasil
6. Pujian
7. Hukuman
8. Hasrat untuk belajar
9. Minat
10. Tujuan yang diakui.
Demikian pembahasan tentang upaya dalam menumbuhkan motivasi
belajar siswa dan bentuk-bentuk motivasi yang dapat dipergunakan oleh guru
agar berhasil dalam proses belajar mengajar serta dikembangkan dan
diarahkan untuk dapat melahirkan hasil belajar yang bermakna bagi
kehidupan siswa.
 Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan, (Surabaya: Karya Abitama, 1994), cet. Ke-1, h. 103

18

 Sardiman A.M, Op.Cit., h. 92-95

19

B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni
"prestasi" dan "belajar", mempunyai arti yang berbeda. Untuk memahami
lebih jauh tentang pengertian prestasi belajar, peneliti menjabarkan makna
dari kedua kata tersebut.
Prestasi adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik
secara individual atau kelompok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang
dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan,
dikerjakan dan sebagainya). Sedangkan Saiful Bahri Djamarah dalam
bukunya Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru,yang mengutip dari Mas'ud
Hasan Abdul Qahar, bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan,
hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan
keuletan kerja. Dalam buku yang sama Nasrun Harahap, berpendapat bahwa
prestasi adalah "penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan
siswa berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada
siswa.

 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka, 1999), Cet. Ke-10, h. 787
  Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya : Usaha
Nasional, 1994), Cet. Ke-1, h. 20-21

20

Dari pengertian di atas bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan
seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenagkan
hati yang diperoleh dengan jalan bekerja.
Selanjutnya pengertian belajar, untuk memahami pengertian tentang
belajar berikut dikemukakan beberapa pengertian belajar diantaranya :
Menurut Slameto, dalam bukunya Belajar dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya bahwa belajar ialah "Suatu usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Muhibbinsyah, menambahkan dalam bukunya Psikologi
Belajar, bahwa belajar adalah "tahapan perubahan seluruh tingkah laku
individu yang relatife menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif". Begitu juga menurut James O.
Whitaker yang dikutip oleh Wasty Soemanto, dalam bukunya Psikologi
Pendidikan, memberikan definisi bahwa belajar adalah "proses dimana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman".
Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa belajar merupakan
kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan
  Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,
2003), Cet. Ke-4, h. 2
 Muhibbinsyah, Loc. Cit
  Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, (Jakarta :
Rineka Cipta, 1990), Cet. Ke-3, h. 98-99

21

mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap


dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu
itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Adapun pengertian prestasi belajar dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia

adalah

"penguasaan

pengetahuan

atau

keterampilan

yang

dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes


atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Dalam hal ini prestasi belajar merupakan suatu kemajuan dalam
perkembangan siswa setelah ia mengikuti kegiatan belajar dalam waktu
tertentu. Seluruh pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan perilaku individu
terbentuk dan berkembang melalui proses belajar.
Jadi prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama
berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu,
umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka)
dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauhmana siswa telah menguasai
materi pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini
dinyatakan dengan angka, huruf, atau kalimat dan terdapat dalam periode
tertentu.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Aktivitas belajar siswa tidak selamanya berlangsung wajar, kadangkadang lancar dan kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat menangkap apa
 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op. Cit., h. 787

22

yang dipelajari, kadang-kadang terasa sulit untuk dipahami. Dalam hal


semangat pun kadang-kadang tinggi dan kadang-kadang sulit untuk bisa
berkosentrasi dalam belajar. Demikian kenyataan yang sering kita jumpai
pada setiap siswa dalam kehidupannya sehari-hari di dalam aktivitas belajar
mengajar.
Setiap siswa memang tidak ada yang sama, perbedaan individual
inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan siswa,
sehingga menyebabkan perbedaan dalam prestasi belajar.
Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya
terdapat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi, tinggi rendahnya prestasi
belajar siswa tergantung pada faktor-faktor tersebut.
M. Alisuf Sabri dan Muhibbinsyah, mengenai belajar ada berbagai
faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah, secara
garis besarnya dapat dapat dibagi kepada dua bagian, yaitu :
a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), meliputi keadaan kondisi
jasmani (fisiologis), dan kondisi rohani (psikologis)
b. Faktor Eksternal (faktor dari luar diri siswa), terdiri dari faktor
lingkungan, baik social dan non social dan faktor instrumental.
Sedangkan menurut Muhibbinsyah, faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

H. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Op. Cit., h. 59

23

1. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi


jasmani atau rohani siswa
2. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar
siswa
3. Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Adapun yang tergolong faktor internal adalah :
a. Faktor Fisiologis
Keadaan fisik yang sehat dan segar serta kuat akan menguntungkan
dan memberikan hasil belajar yang baik. Tetapi keadaan fisik yang kurang
baik akan berpengaruh pada siswa dalam keadaan belajarnya.
b. Faktor Psikologis
Yang termasuk dalam faktor psikologis adalah intelegensi, perhatian,
minat, motivasi dan bakat yang ada dalam diri siswa.
1. Intelegensi, faktor ini berkaitan dengan Intellegency Question (IQ)
seseorang
2. Perhatian, perhatian yang terarah dengan baik akan menghasilkan
pemahaman dan kemampuan yang mantap.
3. Minat, Kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu.
 Muhibbinsyah, Loc. Cit

24

4. Motivasi, merupakan keadaan internal organisme yang mendorongnya


untuk berbuat sesuatu.
5. Bakat, kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yag akan datang.
Adapun yang termasuk golongan faktor eksternal adalah :
a. Faktor Sosial, yang terdiri dari :
1. Lingkungan keluarga
2. Lingkungan sekolah
3. Lingkungan masyarakat
b. Faktor Non Sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non social adalah gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alatalat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
Faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
c. Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi
yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses
pembelajaran materi tertentu.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa di
sekolahnya sifatnya relative, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini terjadi
karena prestasi belajar siswa sangat berhubungan dengan faktor yang
 Muhibin Syah, Ibid., h. 139

25

mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara yang satu


dengan yang lainnya. Kelemahan salah satu faktor, akan dapat mempengaruhi
keberhasilan seseorang dalam belajar. Dengan demikian, tinggi rendahnya
prestasi belajar yang dicapai siswa di sekolah didukung oleh faktor
internaldan eksternal seperti tersebut di atas.

C. Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam


1. Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan adalah "segala usaha orang dewasa dalam pergaulan
dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohani
kearah kedewasaan".
Menurut Ki Hajar Dewantara sebagaiman dikutip oleh Abuddin
Nata, bahwa pendidikan adalah "Usaha yang dilakukan dengan penuh
keinsyafan yang ditujukan untuk keselamatan dan kebahagiaan".
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan
adalah usaha yang dilakukan secara sadar untuk mendewasakan manusia
baik jasmani maupun rohani melalui pengajaran dan pelatihan.

 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 1994), Cet. Ke-1, h. 1
 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarata : Logos Wacana Ilmu, 1997), Cet. Ke1, h. 9

26

Adapun yang dimaksud dengan Pendidikan Agama seperti yang


dijelaskan pada undang-undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 pasal 30
BAB IV menjelaskan bahwa pendidikan keagamaan; pendidikan
keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menajdi anggota
masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran
agamanya dan menjadi ahli ilmu agama.
Berdasarkan pengertian umum tersebut,dalam bukunya Ilmu
Pendidikan Islam, Zakiyah Darajat dan kawan-kawan menjelaskan bahwa
yang dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam adalah :
"Suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar
nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang
terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan
maksud serta tujuannya dan pada akhirnya dapat mengamalkannya serta
menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu sebagai
pandangan hidupnya sehingga dapat mendatangkan keselamatan dunia
dan akhirat kelak".
Kemudian dalam edaran Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama
Islam Departemen Agama RI, sebagaimana dikutip oleh Drs. H. M. Alisuf
Sabri mengartikan bahwa :

  Undang-undang Sitem Pendidikan Nasional pasal 30 BAB IV (Nomor 2 tahun 2003),


(Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004)
 Zakiyah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta :Bumi Aksara, 2000), Cet. Ke- 4, h. 38

27

"Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan


siswa dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalakan agama
Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan dengan
memperhatikan tuntutan adalah menghormati agama lain dalam hubungan
kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan
persatuan nasional".
Dari berbagai definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Agama Islam adalah usaha bimbingan yang dilakukan secara
sadar untuk mengarahkan anak didik mencapai kedewasaan baik jasmani
maupun rohani sesuai dengan ajaran agama Islam dan pada akhirnya dapat
menjadikan ajaran agama Islam sebagai pandangan hidupnya sehingga
dapat mendatangkan keselamatan.
b. Tujuan Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
Tujuan yaitu "sasaran yang akan dicapai seseorang atau sekelompok
orang yang melakukan kegiatan.
Bila pendidikan kita dipandang sebagai suatu proses, maka proses
tersebut akan berakhir pada tercapainya tujuan akhir pendidikan. Dalam
proses pendidikan, tujuan akhir merupakan tujuan tertinggi yang hendak
dicapai. Suatu tujuan yang hendak dicapai oleh pendidikan pada

 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet. Ke-1,
h. 74
 Hj. Nur Ubiyati, llmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Setia, 1998), Cet. Ke- 2, h. 29

28

hakekatnya adalah suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal yang terbentuk


dalam pribadi manusia yang diinginkan.
Oleh karena itu suatu proses yang diinginkan dalam usaha
pendidikan adalah proses yang terarah dan bertujuan yaitu mengarahkan
anak didik kepada titik optimal kemampuannya. Sedangkan tujuan yang
hendak dicapai adalah terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh
sebagai manusia individual dan social serta hamba Tuhan yang
mengabdikan diri kepada Nya.
Dalam pendidikan agama Islam, nilai-nilai yang hendak dibentuk
adalah nilai-nilai Islam. Artinya tujuan pendidikan agama Islam adalah
tertanamnya nilai-nilai Islam ke dalam diri manusia yang kemudian
terwujud dalam tingkah lakunya.
Untuk lebih jelasnya tentang tujuan pendidikan agama Islam, maka
peneliti akan mengutip beberapa pendapat ahli pendidikan sebagai
berikut:
Menurut Mahmud Yunus, tujuan pendidikan agama Islam adalah
menyiapkan anak supaya diwaktu dewasa kelak mereka cakap melakukan
pekerjaan dunia dan amalan akhirat, sehingga tercapai kebahagiaan
bersama dunia dan akhirat. 
M. Arifin mengemukakan bahwa tujuan pendidikan agama Islam
adalah terciptanya manusia yang berilmu pengetahuan tinggi, dimana


), h. 6

Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : PT. Hidayah Agung


29

iman dan takwanya menjadi pengendali dalam penerapan atau


pengaruhnya dalam masyarakat.
Sedangkan secara garis besarnya tujuan pendidikan agama Islam
menurut Zakiyah Darajat ialah "untuk membina manusia menjadi hamba
Allah yang shaleh dengan seluruh aspek kehidupannya,

perbuatan,

pikiran dan perasaan".


Pada dasarnya tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan Islam
tak terlepas dari eksistensi manusia hidup di dunia ini, yaitu dalam rangka
beribadah kepada Allah selaku khalik sekalian makhluknya. Dalam Surat
Adz-Dzariyat ayat 56 Allah berfirman :

 
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka menyembah-Ku(QS. Adz-Dzariyat : 56)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan
agama Islam adalah merealisasikan manusia muslim yang beriman dan
bertaqwa serta

berilmu pengetahuan yang mampu mengabadikan diri

kepada Allah dan selalu mengerjakan perintah Nya dan menjauhi larangan
Nya.

 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), Cet. Ke-4, h. 15
  Zakiyah Darajat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta : CV. Ruhama,
1995), Cet. Ke-2, h. 35

30

c. Ruang Lingkup Bidang Studi Pendidikan Agama Islam


Ruang lingkup pendidikan agama Islam memiliki cakupan sangat
luas, karena ajaran Islam memuat ajaran tentang tata hidup yang meliputi
seluruh aspek kehidupan manusia, maka pendidikan agama Islam
merupakan pengajaran tata hidup yang berisi pedoman pokok yang
digunakan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini dan
untuk menyiapkan kehidupannya yang sejahtera di akhirat nanti.
Dalam bukunya, "Ilmu Pendidikan Islam", M. Arifin Ilham
mengatakan bahwa ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup
segala bidang kehidupan manusia di dunia dimana manusia mampu
memanfaatkannya sebagai tempat menanam benih amaliah yang buahnya
akan dipetik di akhirat nanti, maka pembentukan nilai dan sikap amaliyah
islamiyah dalam pribadi manusia baru akan tercapai dengan efektif
bilamana dilakukan melalui proses kependidikan yang berjalan di atas
kaidah-kaidah ilmu pengetahuan kependidikan.
Dalam buku "Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Agama
Islam", disebutkan mengenai ruang lingkup pendidikan agama Islam
adalah mewujudkan keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara
Hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan
manusia dan hubungan manusia dengan alam.

 M. Arifin, Op. Cit., h. 13

31

Bagian bahan pengajaran pendidikan agama Islam itu sendiri


meliputi :
a. Keimanan
b. Ibadah
c. Akhlak
d. Syari'ah
e. Mu'amalah
f. Tarikh.
Sedangkan luas dalamnya pembahasan tergantung pada lembaga
pendidikan yang bersangkutan, tingkat kelas, tujuan dan tingkat
kemampuan

anak

didiknya.

Untuk

sekolah-sekolah

agama,

pembahasannya lebih luas dan mendalam dari pada sekolah-sekolah


umum.
2. Tolok Ukur Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
Prestasi belajar siswa dapat diketahui melalui pelaksanaan evaluasi
atau assessment, karena dengan cara itulah dapat diketahui tinggi rendahnya
prestasi belajar siswa atau baik buruk prestasi belajarnya.
Disamping itu evaluasi berguna pula untuk mengukur tingkat
kemajuan yang dicapai oleh siswa dalam satu kurun waktu proses belajar
tertentu, juga untuk mengukur posisi atau keberadaan siswa dalam kelompok
kelas serta mengetahui tingkat usaha belajar siswa.
 Depag RI, Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pedidikan Agama Islam Untuk SMP, 1986, h. 2

32

Adapun ragam evaluasi yang dapat dilakukan untuk mengukur prestasi


belajar siswa dalah sebagai berikut :
a. Pre test adalah evaluasi yang dilakukan guru secara rutin pada setiap akan
memulai penyajian materi baru. Tujuannya adalah mengidentifikasi taraf
pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan.
b. Pos test adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan guru pada setiap akhir
penyajian materi. Tujuannya untuk mengetahui taraf penguasaan siswa
atas materi yang telah disajikan.
c. Evaluasi diagnostic adalah evaluasi yang dilakukan setelah selesai
penyajian

sebuah

satuan

pelajaran.

Tujuannya

adalah

untuk

mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa.


d. Evaluasi Formatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir
penyajian satuan pelajaran atau modul. Tujuannya untuk memperoleh
umpan balik yang sama dengan evaluasi diagnostic, yaitu untuk
mengetahui kesulitan belajar siswa.
e. Evaluasi Sumatif adalah evaluasi yang dilakukan untuk mengukur kinerja
akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan
program pengajaran.
f. EBTA dan EBTANAS adalah alat penentu kenaikan status siswa.

 Muhibbinsyah, Loc.Cit

33

D. Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar Bidang Studi Pendidikan


Agama Islam
Motivasi sangat terkait dalam belajar, dengan motivasi inilah siswa menjadi
tekun dalam proses belajar, dengan motivasi juga kualitas hasil belajar siswa
kemungkinan dapat diwujudkan. Siswa yang dalam proses belajar bidang studi
pendidikan agama Islam mempunyai motivasi yang kuat dan jelas, pasti akan
tekun dan berhasil belajarnya. Hal itu disebabkan karena ada tiga fungsi motivasi
yaitu, mendorong manusia untuk berbuat dan melakukan aktivitas, menentukan
arah perbuatannya, serta menyeleksi perbuatannya. Sehingga perbuatan siswa
senantiasa selaras dengan tujuan belajar yang akan dicapainya. Demikian pula
dengan belajar bidang studi pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Fajar
Kedaung Pamulang Tangerang.
Dalam hal proses belajar mengajar termasuk belajar bidang studi pendidikan
agama Islam di SMP Islam Al-Fajar kedaung Pamulang Tangerang, motivasi
sangat menetukan prestasi belajar. Bagaimanapun sempurnanya metode yang
digunakan oleh guru, namun jika motivasi belajar siswa kurang atau tidak ada,
maka siswa tidak akan belajar dan akibatnya prestasi belajarnya pun tidak akan
tercapai.
Oleh karena itu dapat dikemukakan ada pengaruh antara motivasi denga
prestasi belajar bidang studi pendidikan agama Islam di SMP Islam Al-Fajar
Kedaung Pamulang Tangerang, sehingga apabila motivasi belajar siswa tinggi,
akan dapat diharapkan prestasi belajarnya tinggi, demikian sebaliknya.


Hilmi Kasim, S. Ag, Guru Bidang Studi PAI, Wawancara Pribad, Tangerang, 13 Juli2006

34

E. Hipotesa
Ha

: Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan prestasi belajar


bidang studi pendidikan agama Islam

Ho

: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi dengan prestasi


belajar bidang studi pendidikan agama Islam.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian. Variabel menurut Y.W. Best yang dikutip oleh
Sanafiah Faisal adalah kondisi yang oleh peneliti dimanipulasi, dikontrol dan
diobservasikan dalam suatu penelitian. Selain itu variabel juga dijadikan objek
pengamatan penelitian. 1
Adapun variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat. Motivasi merupakan variabel bebas atau variabel (X),
sedangkan prestasi belajar bidang studi pendidikan agama Islam adalah
variabel terikat atau variabel (Y).
2. Definisi Operasional
Motivasi adalah keseluruhan daya penggerak yang menimbulkan
kegiatan belajar, sehingga tujuan belajar yang diharapkan dapat tercapai.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama
berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.
Umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka)
 Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia,
1988), h. 30
1

35

36

dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai
materi pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini
dinyatakan dengan angka, huruf atau kalimat yang dihimpun dalam buku
raport dengan ketentuan nilai sebagai berikut :
Nilai 8,0-9,0 lebih

: Amat baik

Nilai 7,0-7,9

: Baik

Nilai 6,0-6,9

: Cukup

Nilai 6,0

: Kurang

Untuk mempermudah pembahasan penelitian ini dibuat tabel berikut :


Tabel 1
Gambaran Variabel
NO

Variabel

Motivasi Intrinsik

Aspek
1. Kebutuhan

Indikator
1. Keinginan belajar

2. Peningkatan pengetahuan 2. Senang mengikuti


3. Cita-cita

pelajaran
3. Selalu menyelesaikan
tugas
4. Mengembangkan bakat
5. Meningkatkan
pengetahuan

 Buku Raport Kelas II SMP Islam Al- fajar Kedaung Pamulag Tangerang.

37

Motivasi

1. Sarana belajar

Ekstrinsik

2. Lingkungan sekitar
3. Guru

1. Ingin mendapat
perhatian
2. Ingin mendapat pujian
3. Ingin mendapat
penghargaan / hadiah
dari guru atau sekolah

Prestasi Belajar

Nilai raport kelas II


semester II

B. Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II, yaitu II A dan II B SMP
Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang yang berjumlah 77 siswa. Semua
populasi dijadikan sampel seluruhnya, karena populasi kurang dari seratus.
Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling yaitu seluruh populasi
dijadikan sampel penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan data ini menggunakan teknik :
1. Observasi
Peneliti langsung mengamati objek penelitian meliputi keadaan gedung,
sarana dan prasarana, struktur organisasi dan kegiatan belajar mengajar di
SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang.

38

2. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Berkaitan dengan masalah
ini maka wawancara dilakukan dengan kepala SMP Islam Al-Fajar Kedaung
Pamulang Tangerang Bapak Hanapi, S.Pd, Bapak Hilimi Karim S.Ag selaku
guru Bidang Studi Pendidikan Agama Islam.
3. Angket
Angket

adalah

sejumlah

pertanyaan

tertulis

digunakan

untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,


atau hal-hal yang ia ketahui.
Peneliti memberikan pertanyaan dan pernyataan secara tertulis kepada
responden untuk dijawab dengan menggunakan skala likert.
Penyusunan angket motivasi belajar siswa mengacu kepada motivasi
intrinsik dan ekstrinsik yang terdiri dari 30 item dengan perincian sebagai
berikut :

Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta,
2002), h. 202


Ibid, h. 200

39

Tabel 2
Kisi-kisi angket Motivasi Siswa
Nomor Item
NO

Dimensi

Indikator

Negatif Jumlah
Positif

1.

Motivasi
Intrinsik

a. Keinginan untuk

1, 2, 27, 30

3,4

6, 28

c. Menyelesaikan tugas 29, 7

d. Mengembangkan

9, 26

10

11, 12, 25

14, 15

19

20

13, 16, 17

18

21, 22, 23

24

belajar
b. Senang mengikuti
pelajaran

bakat
e. Meningkatkan
pengetahuan
2

Motivasi
Ekstrinsik

a. Ingin mendapat
perhatian
b. Ingin mendapat
pujian
c. Ingin mendapat
hadiah/penghargaan
dari guru atau
sekolah
Jumlah

30

40

D. Teknik Analisis Data


Setelah data terkumpul dengan lengkap tahap berikutnya adalah tahap
analisis data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan tabel dan
menggunakan teknik deskriftip prosentase sebagai berikut :
P

F
100
N

P = Persentase
F = Frekuensi
N = Number of Cases (banyaknya individu)
Kemudian teknik analisa selanjutnya adalah dengan skoring untuk
menentukan scoring, semua pertanyaan dan pernyataan setiap itemnya dengan
bobot nilai untuk setiap jawaban sebagai berikut :
Tabel 3
Skor item Alternatif jawaban Responden
Positif (+)

Negatif (-)

Jawaban

Skor

Jawaban

Skor

Selalu

Selalu

Sering

Sering

Kadang-

Kadang-kadang

Tidak pernah

kadang
Tidak pernah

41

Kemudian dengan melihat rat-rata skor jawaban siswa dengan klasifikasi


sebagai berikut :
Tabel 4
Klasifikasi Skor Angket Motivasi
Klasifikasi

Keterangan Jumlah Skor Jawaban

25-50

Rendah

51-75

Sedang

76-100

Tinggi

Dalam penelitian ini juga digunakan korelasi product moment, adapun


rumus yang digunakan adalah korelasi product moment, secara operasional
analisa data tersebut dilakukan melalui tahap :
1.

Mencari angka korelasi dengan rumus :

rxy =

Nx

Nxy x y
2

Ny

Dengan ketentuan sebagai berikut :


X

: Adalah motivasi siswa terhadap bidang studi pendidikan


agama Islam

: Adalah data prestasi belajar siswa (nilai raport semester


II)

Rxy

: Adalah angka indeks korelasi "r" product moment

42

Xy

: Jumlah hasil perkalian antara X dan Y

: Jumlah seluruh skor X

: Jumlah seluruh skor Y

: Number of Cases

2. Memberikan Interpretasi terhadap angka indeks korelasi "r" product moment


a. Interpretasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokkan perhitungan
dengan angka indeks korelasi "r" product moment, seperti di bawah ini :
Tabel 5
Tabel Interpretasi Nilai "r"
Besarnya "r" Product Moment

Interpretasi

0,00 - 0,20

Antara variabel X dan variabel Y memang


terdapat korelasi, akan tetapi korelasi tersebut
diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara
variabel X dan Y

0,20 - 0,40

Antara variabel X dan variabel Y terdapat


korelasi yang lemah atau rendah

0,40 0,70

Antara variabel X dan variabel Y terdapat


korelasi yang sedang atau cukup

0,70 0,90

Antara variabel X dan variabel Y terdapat


korelasi yang kuat atau tinggi

0,90 1,00

Antara variabel X dan variabel Y terdapat


korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi

43

b. Interpretasi menggunakan tabel nilai "r" product moment (rt), dengan


terlebih dahulu mencari derajat besarnya (db) atau degress of freedom
(df) yang rumusnya adalah :
df = N-nr
df

: Degrees of Freedom

: Number of Cases

Nr

: Banyaknya variabel (Motivasi Siswa dan Prestasi belajar)


Kemudian dengan melihat Tabel nilai Koefisisen Korelasi "r"

Product Moment dari Pearson untuk Berbagai (df).

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang


1. Sejarah Berdirinya
Yayasan perguruan Al-Fajar adalah suatu lembaga pendidikan yang
mempunyai visi dan misi keislaman, yang di dirikan pada tanggal 18 Juni
tahun 1994 di atas tanah wakaf seluas 800 meter persegi yang terdiri dari tiga
lembaga pendidikan, yaitu : tingkat Sekolah Dasar Islam, Sekolah Menengah
Pertama Islam, Sekolah Menengah Kejuruan atau SMEA.
Adapun tujuan didirikannya Yayasan Pendidikan Al-Fajar adalah untuk
memenuhi tuntutan masyarakat yang sebagian besar masyarakat di sekitarnya
beragama Islam.
2. Keadaan Guru dan Siswa
Guru-guru yang mengajar di SMP Islam Al-Fajar berjumlah 23 orang
guru, sesuai dengan wawancara peneliti dengan kepala SMP Islam Al-Fajar
Bapak Hanapi, S. Pd, disebutkan bahwa "guru-guru yang mengajar di SMP
Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang berjumlah 23 orang dengan
latar belakang pendidikan perguruan tinggi, Pendidikan Guru Agama, D2 dan
Sekolah Menengah Keguruan, untuk lebih jelasnya lihat table di bawah ini :

 Hanapi, S. Pd, Kepala SMP Islam Al-fajar, Wawancara Pribadi, Tangerang, 13 Juli 2006

44

45

Tabel 6
Daftar dewan guru SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang
L/
NO

Nama Guru

Mengajar Bid.
Ijazah/ Th.

Jabatan

Study

Hanapi, S. Pd

S-1/2004

Kepala Sekolah

Drs. Kosasih

S-1/1995

Wks. Bid. kur

Fisika

Hasbiyallah

PGA/1995

Wks. Bid. Siswa

Qu'ran hadist

Drs. Widi Hadi

S-1/1994

Bid. Bimluh

Matematika

Supar lukito, S.pd

S-1/2004

Bendahara

Geografi

Drs. Marjono

S-1/1989

Guru

PPKN/sej

Hilmi Karim, S.Ag

S-1/2001

Guru

Pend. Agama

Chairuddin, S.Pd

S-1/1999

Guru

Bhs. Inggris

Drs. Sholeh. F

S-1/1990

Guru

Geografi

10

Dra. Nuraini

S-1/ 1997

Guru

Bhs. Indo

11

Sanwani, A, MA

D-2/1994

Guru

Fiqih

12

Drs. Ulik. WD

S-1/1996

Guru

Biologi

13

Drs. Al-Badri

S-1/1996

Guru

Ekonomi

14

Tatang S

S-1/2004

Guru

Fisika

15

Dra. Tety, SA

S-1/1996

Guru

Bhs. Indo

16

Dra. Erni

S-1/1994

Guru

KTK

17

Nur Aisyah, S.Ag

S-1/1999

Guru

Al-Islam/QH

18

M. Zuhdi Amin

S-1/2004

Guru

Komputer

46

19

Kuat, S

SMK/2002

Guru

Penjaskes

20

Mali Sanyoto,Spd

S-1/2005

Guru

Komputer

21

Indra TW

S-1/2005

Guru

Matemetika

22

Maryanah, S. Pd

S-1/2005

Guru

PPKN

23

Fitria

S-1/2005

Guru

Geografi

Sedangkan keadaan siswa SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang


Tangerang pada tahun pelajaran 2005/2006 seluruhnya berjumlah 283 siswa.
Tabel 7
Keadaan Siswa SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang
N0

Kelas

Putra

Putri

Jumlah

IA

16

25

41

IB

15

15

30

IC

25

17

42

II A

18

20

38

II B

17

22

39

III A

22

21

43

III B

23

27

50

Jumlah

283

Data diambil dari buku Induk siswa SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang
Tahun Pelajaran 2005/2006

47

Sedangkan

pakaian

seragam

yang dikenakan

pada siswa/siswi

sebagaimana yang telah ditentukan oleh sekolah, yaitu :


Seragam
Hari
Putra
Senin Selasa

Rabu Kamis

Jum'at

Sabtu

Putri

Baju putih lengan pendek

Baju putih lengan panjang

Celana putih panjang

Rok putih panjang

Baju putih lengan pendek

Baju putih lengan panjang

Celana putih panjang

Rok putih panjang

Baju hijau lengan pendek

Baju hijau lengan panjang

Celana biru panjang

Rok biru panjang

Baju coklat lengan pendek

Baju coklat lengan

Celana coklat panjang

panjang
Rok coklat panjang

3. Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana yang terdapat di SMP Islam Al-Fajar Kedaung
Pamulang Tangerang adalah sebagai berikut :

48

Tabel 8
Sarana dan Prasarana SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang
NO

Sarana dan Prasarana

Jumlah

Ruang Kelas

12 ruang

Ruang Guru

1 ruang

Ruang Kepala SMP Islam Al-Fajar

1 ruang

Lab Komputer

1 ruang

Ruang Ketik

1 ruang

Kamar Kecil Guru

1 ruang

Kamar Kecil Siswa

1 ruang

Perpustakaan

1 ruang

Tempat Ibadah (Mushalla)

1 ruang

10

Lapangan volly

1 ruang

4. Struktur Organisasi
Sebagai lembaga pendidikan formal SMP Islam Al-Fajar Kedaung
Pamulang Tangerang memiliki satu kesatuan komponen yang terorganisir
dalam melaksanakan program kerjanya untuk mencapai tujuan pendidikan.
Adapun struktur organisasi SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang
tangerang dapat dilihat pada bagan di bawah ini :

49

STRUKTUR ORGANISASI SMP ISLAM AL-FAJAR KEDAUNG


PAMULANG TANGERANG
YAYASAN - PIA

KEPALA
SEKOLAH
Hanapi S.Pd.

WAKABID
KURIKULUM

WAKABID
KESISWAAN

Drs. Kosasih

Hasbiyallah

GURU BP

BAGIAN
ADMINISTRRASI

Drs. Widi Hadi


Mali Sanyoto, S.Pd

WALI KELAS

GURU-GURU

SISWA

50

B. Deskripsi dan Analisis Data


Data-data penelitian tentang hubungan antara motivasi dengan prestasi
belajar bidang studi Pendidikan Agama Islam (Studi Penelitian pada Siswa kelas
II SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang) ini, diperoleh melalui
observasi, wawancara dan angket.
1. Observasi, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat data-data meliputi :
a. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam (Nilai raport kelas II semester II)
b. Keadaan guru dan siswa di SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang
Tangerang
c. Struktur organisasi di SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang
2. Wawancara, peneliti melakukan interview kepada kepala SMP Islam Al-Fajar
Kedaung Pamulang Tangerang, guru bidang studi Pendidikan Agama Islam.
3. Angket, peneliti menyebarkan pernyataan tertulis kepada siswa kelas II SMP
Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang tentang motivasi.
Setelah data diperoleh melalui angket yang diberikan kepada siswa,
kemudian data tersebut diolah dalam bentuk tabel dengan menggunakan teknik
deskriptif prosentase dan teknik korelasi.
Adapun hasil pengolahan angket pada teknik deskriptif prosentase
menggunakan rumus :
P

F
100
N

= Persentase

51

= Frekuensi

= Number of Cases (banyaknya individu)


Hasil angket dimasukkan dalam tabulasi yang merupakan proses mengubah

data dan instrument pengumpul data (angket) menjadi tabel-tabel angka


(prosentase), dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :
Tabel 9
Siswa selalu belajar setiap hari atas kemauannya sendiri
N : 77
NO
1

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

31

40,3%

Sering

30

40,0%

Kadang-kadang

14

18,2%

2,6%

77

100%

Tidak pernah
Jumlah

Data ini menunjukkan bahwa siswa belajar setiap hari atas kemauannya
sendiri, meskipun ada sebagian kecil siswa yang kadang-kadang dan tidak pernah
belajar atas kemauan dirinya sendiri, hal ini kemungkinan ada yang harus
diperintah dahulu unutuk belajar, baru ia mau belajar.

52

Tabel 10
Siswa masuk sekolah tepat waktu
N : 77
NO
2

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

9,1%

Sering

11,7%

Kadang-kadang

50

64,9%

Tidak pernah

11

14,3%

77

100%

Jumlah

Data ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa kadang-kadang tepat waktu


jika masuk sekolah, walaupun sebagian kecil selalu dan sering masuk sekolah
tepat waktu. Mengapa hal ini terjadi ? karena siswa telat bangun pagi.
Tabel 11
Siswa menetapkan tujuan yang kurang jelas dalam belajar
N : 77
NO
3

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

26

33,8%

Sering

12

15,6%

Kadang-kadang

24

31,2%

Tidak pernah

15

19,5%

77

100%

Jumlah

53

Data di atas menunjukkan bahwa siswa selalu kurang jelas dalam


menetapkan tujuan belajarnya, akan tetapi sebagian siswa sudah dapat
menentukan arah hidupnya.
Tabel 12
Siswa belajar karena dipaksa orang tua
N : 77
NO
4

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

11,7%

Sering

36

46,8%

Kadang-kadang

28

36,3%

5,2%

77

100%

Tidak pernah
Jumlah

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa siswa belajar karena sering dipaksa
orang tua, hanya sebagian saja yang sadar untuk belajar sendiri tanpa dipaksa
orang tua.

54

Tabel 13
Siswa membaca buku-buku yang ada kaitannya dengan bidang studi
Pendidikan Agama Islam
N : 77
NO
5

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

13

16,9%

Sering

15

19,5%

Kadang-kadang

42

54,6%

9,1%

77

100%

Tidak pernah
Jumlah

Data ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa membaca buku-buku


yang ada kaitannya dengan bidang studi pendidikan agama islam, meskipun
sebagian kecil tidak pernah atau kadang-kadang. Hal ini mungkin karena tidak
suka dengan bidang studi Pendidikan Agama Islam.

55

Tabel 14
Siswa mengabaikan acara televisi yang ada kaitannya dengan bidang
studi Pendidikan Agama Islam
N : 77
NO
6

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

10,4%

Sering

26

33,8%

Kadang-kadang

21

27,3%

Tidak pernah

22

28,6%

77

100%

Jumlah

Data di atas menunjukkan bahwa siswa menonton acara televise yang ada
kaitannya dengan bidang studi Pendidikan Agama Islam.
Tabel 15
Siswa berusaha mengerjakan tugas dari guru, meskipun tugas itu sangat sulit
N : 77
NO
7

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

17

22,1%

Sering

19

24,7%

Kadang-kadang

31

40,3%

Tidak pernah

10

13,0%

77

100%

Jumlah

56

Data ini menunjukkan bahwa siswa berusaha mengerjakan tugas yang


diberikan guru, meskipun tugas itu sangat sulit.
Tabel 16
Siswa menghindari tugas-tugas, sekalipun tugas itu ringan
N : 77
NO
8

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

12

15,6%

Sering

31

40,3%

Kadang-kadang

26

33,8%

10,4%

77

100%

Tidak pernah
Jumlah

Data di atas menunjukkan bahwa siswa sering menghindari tugas-tugas


yang ringan, hal ini kemungkinan terdapat tugas-tugas lain yang lebih penting
untuk dikerjakan.

57

Tabel 17
Siswa mempertimbangkan masa lalu untuk meraih sukses berikutnya
N : 77
NO
9

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

20

26,0%

Sering

21

27,3%

Kadang-kadang

25

32,5%

Tidak pernah

11

14,3%

77

100%

Jumlah

Data di atas menunjukkan bahwa mayoritas siswa mempertimbangkan masa


lalu uutk meraih sukses dikemudian hari.

Tabel 18
Siswa mengabaikan tugas yang dibebankannya
N : 77
NO
10

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

16

20,8%

Sering

26

33,8%

Kadang-kadang

20

26,0%

Tidak pernah

15

19,5%

77

100%

Jumlah

58

Data di atas menunjukkan bahwa sebagian siswa mengabaikan tugas yang


diberikannya, hal ini dikarenakan terdapat tugas dari guru bidang studi yang lain
untuk dikerjakan.
Tabel 19
Siswa membahas bidang studi Pendidikan Agama Islam di rumah setelah
pulang sekolah
N : 77
NO
11

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

11,7%

Sering

20

26,0%

Kadang-kadang

27

35,0%

Tidak pernah

21

27,3%

77

100%

Jumlah

Data ini menunjukkan bahwa siswa kadang-kadang membahas bidang studi


pendidikan agama Islam di rumah, meskipun ada sebagian kecil siswa yang sering
dan selalu membahas bidang studi pendidikan agama Islam di rumah.

59

Tabel 20
Siswa mempunyai kemauan yang tinggi untuk meraih prestasi
N : 77
NO
12

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

29

37,7%

Sering

38

49,4%

Kadang-kadang

9,1%

Tidak pernah

3,9%

77

100%

Jumlah

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa meraih prestasi
yang tinggi, dan sebagian kecilnya biasa-biasa saja.
Tabel 21
Siswa belajar keras agar prestasi belajarnya lebih dari teman kelasnya
N : 77
NO
13

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

3,9%

Sering

16

20,8%

Kadang-kadang

51

66,2%

9,1%

77

100%

Tidak pernah
Jumlah

60

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kadang-kadang siswa belajar keras,


agar prestasi belajarnya lebih dari teman-teman kelasnya.
Tabel 22
Siswa meninggalkan konsep Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan seharihari
N : 77
NO
14

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

16

20,8%

Sering

12

15,6%

Kadang-kadang

35

45,5%

Tidak pernah

14

18,2%

77

100%

Jumlah

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kadang-kadang siswa meninggalkan


konsep pendidikan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari

61

Tabel 23
Siswa menghindar bertanya sesuatu yang berkaitan dengan pelajaran kepada
guru bidang studi Pendidikan Agama Islam
N : 77
NO
15

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

30

39,0%

Sering

13

16,9%

Kadang-kadang

18

23,4%

Tidak pernah

16

20,8%

77

100%

Jumlah

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas siswa menghindar untuk


bertanya sesuatu yang berkaitan dengan pelajaran kepada guru bidang studi
Pendidikan Agama Islam, hal ini kemungkinan karena siswa malu untuk bertanya.

62

Tabel 24
Siswa mendapat dorongan dari teman-teman untuk belajar lebih semangat
N : 77
NO
16

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

26

33,8%

Sering

11

14,3%

Kadang-kadang

31

40,3%

11,7%

77

100%

Tidak pernah
Jumlah

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas siswa mendapatkan


dorongan semangat dari teman-temannya untuk belajar dan hanya sebagian kecil
saja siswa yang tidak pernah mendapatkan dorongan untuk belajar dari temannya.

63

Tabel 25
Siswa mengharapkan mendapat pujian atas prestasi yang dicapai
N : 77
NO
17

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

25

32,5%

Sering

23

29,9%

Kadang-kadang

20

26,0%

11,7%

77

100%

Tidak pernah
Jumlah

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas siswa mengharapkan untuk


mendapat pujian atas prestasi yang dicapai dan hanya sebagian kecil siswa yang
tidak pernah mengharapkan pujian.

64

Tabel 26
Siswa mengabaikan kritikan dari teman-temannya untuk kemajuan belajar
N : 77
NO
18

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

17

22,0%

Sering

34

44,1%

Kadang-kadang

21

27,3%

6,4%

77

100%

Tidak pernah
Jumlah

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa siswa sering mengabaikan kritikan


dari teman-teman untuk kemajuan belajar, meskipun ada sebagian siswa ada
yang menerima kritikan tersebut.
Tabel 27
Siswa menyempatkan waktu untuk membaca di perpustakaan
N : 77
NO
19

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

10

13,0%

Sering

29

37,7%

Kadang-kadang

11

14,3%

Tidak pernah

27

35,0%

77

100%

Jumlah

65

Data di atas menunjukkan bahwa sebagian siswa menyempatkan waktu


untuk membaca di perpustakaan.
Tabel 28
Siswa memperhatikan guru Pendidikan Agama Islam ketika mengajar tetapi
mengabaikan alat peraga ketika guru menerangkan
N : 77
NO
20

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

24

31,1%

Sering

18

23,4%

Kadang-kadang

24

31,1%

Tidak pernah

11

14,3%

77

100%

Jumlah

Data di atas menunjukkan bahwa mayoritas siswa memperhatikan guru


pendidikan agama Islam ketika mengajar dan menggunakan alat peraga.

66

Tabel 29
Siswa menyukai pengarahan dari guru sekalipun mengharuskannya untuk
belajar Pendidikan Agama Islam lebih keras
N : 77
NO
21

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

1,3%

Sering

20

26,0%

Kadang-kadang

32

33,4%

Tidak pernah

24

31,1%

77

100%

Jumlah

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kadang-kadang siswa menyukai


pengarahan dari guru sekalipun mengharuskannya untuk belajar lebih keras.
Tabel 30
Siswa memperbaiki cara belajar tanpa menunggu arahan dari guru
N : 77
NO
22

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

28

36,3%

Sering

20

26,0%

Kadang-kadang

25

32,5%

5,2%

77

100%

Tidak pernah
Jumlah

67

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas siswa memperbaiki cara


belajar tanpa menunggu arahan dari guru.
Tabel 31
Siswa tetap belajar di kelas meskipun guru Pendidikan Agama Islam
tidak datang
N : 77
NO
23

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

15

19,5%

Sering

21

27,3%

Kadang-kadang

32

41,6%

11,7%

77

100%

Tidak pernah
Jumlah

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kadang-kadang siswa tetap belajar di


kelas meskipun guru pendidikan agama Islam tidak datang.

68

Tabel 32
Siswa bersikap masa bodoh terhadap kesulitan-kesulitan belajar
yang dialaminya
N : 77
NO
24

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

17

22,1%

Sering

19

24,7%

Kadang-kadang

21

27,3%

Tidak pernah

20

26,0%

77

100%

Jumlah

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kadang-kadang siswa bersikap masa


bodoh terhadap kesulitan-kesulitan belajar yang dialaminya. Hal ini disebabkan
karena mungkin belajarnya siswa karena paksaan orang tuanya.

69

Tabel 33
Siswa menyempatkan waktu untuk mengerjakan tugas kelompok
di perpustakaan
N : 77
NO
25

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

12

15,6%

Sering

27

35,1%

Kadang-kadang

14

18,2%

Tidak pernah

24

31,2%

77

100%

Jumlah

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa siswa sering meyempatkan waktu


untuk mengerjakan tugas kelompok di perpustakaan.
Tabel 34
Siswa menikmati tugas-tugas yang diberikan guru Pendidikan Agama Islam
N : 77
NO
26

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

17

22,1%

Sering

25

32,5%

Kadang-kadang

28

36,3%

9,1%

77

100%

Tidak pernah
Jumlah

70

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas siswa menikmati tugastugas yang diberikan guru pendidikan agama Islam
Tabel 35
Siswa membaca buku setiap ada waktu luang
N : 77
NO
27

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

7,8%

Sering

26

33,8%

Kadang-kadang

13

16,9%

Tidak pernah

32

41,6%

77

100%

Jumlah

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa siswa tidak pernah membaca buku
pada waktu luang, meskipun ada sebagian siswa yang membaca buku pada waktu
luang.

71

Tabel 36
Siswa merasa jenuh belajar di dalam kelas
N : 77
NO
28

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

11

14,3%

Sering

16

20,8%

Kadang-kadang

41

53,2%

11,7%

77

100%

Tidak pernah
Jumlah

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa kadang-kadang siswa merasa jenuh


belajar di dalam kelas.
Tabel 37
Siswa berusaha menyelesaikan pekerjaan rumah dengan sebaik-baiknya
N : 77
NO
29

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

15

19,5%

Sering

22

28,6%

Kadang-kadang

36

46,8%

5,2%

77

100%

Tidak pernah
Jumlah

72

Dari tabel ini menunjukkan bahwa kadang-kadang siswa berusaha


menyelesaikan pekerjaan rumah dengan sebaik-baiknya.
Tabel 38
Siswa belajar lebih dari 2 jam sehari semalam
N : 77
NO
30

Alternatif Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Selalu

20

26,0%

Sering

28

36,4%

Kadang-kadang

28

36,4%

1,3%

77

100%

Tidak pernah
Jumlah

Dari tabel ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa belajar lebih dari 2 jam
sehari semalam.

73

74

75

76

Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah skor jawaban siswa dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Tabel 40
Tabel Klasifikasi Rata-rata Skor Jawaban Motivasi
Klasifikasi

Jumlah Jawaban

Keterangan Jawaban

25 50

Rendah

51 75

42

Sedang

75 100

34

Tinggi

Jadi rata-rata skor motivasi siswa dalam mempelajari bidang studi


Pendidikan Agama Islam di SMP Islam Al-Fajar dianggap sedang, yaitu antara 51
75 sebanyak 42 siswa. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa dapat dilihat
pada tabel berikut
Tabel 41
Daftar Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
Semester II (Dua) Tahun Pelajaran 2005/2006
No

Responden

Kelas

Nilai

Aditya Warman

II A

Ageng Rizki

II A

Agung Darmawan

II A

Arief Nurrahman

II A

Ayu Hayatun Nufus

II A

Dede Kurniawan

II A

77

Armadin Umar

II A

Dewi Sartika Sari

II A

Dian Maya Sari

II A

10

Dina Triana

II A

11

Erna Yuliana

II A

12

Fijar Susanto

II A

13

Fitri Handayani

II A

14

Hari Prasetyio

II A

15

Jalil M.R

II A

16

Khairunnisa

II A

17

Kiki Mayang .S

II A

18

Kresdayanti

II A

19

Kurrata Aina

II A

20

Liana Puspita .S

II A

21

Lusiana Amelia

II A

22

Mairita

II A

23

Mas Zakaria

II A

24

Maulida

II A

25

Muhammad. R

II A

26

Mustaqim

II A

27

Rahmansyah .O

II A

28

Reza Pahlefi

II A

29

Riki Haryandi

II A

30

Siti Nurazizah

II A

78

31

Siti Martini

II A

32

Tiara Putriana

II A

33

Wulan Prihatin

II A

34

Yogi Pranata

II A

35

Titi Rahayati

II A

36

Rohman

II A

37

Yusuf Zarkasih

II A

38

Very Nurul Fajri

II A

39

Amelia

II B

40

Ela Maryana

II B

41

Ari Supriyanti

II B

42

Aldiansyah

II B

43

Ahmad Ramdhani

II B

44

Dewi Sartika

II B

45

Bayu Sulaiman

II B

46

Desi Noita Sari

II B

47

Dedi Karmawan

II B

48

Dede Eka .S

II B

49

Dede Maryanti

II B

50

Fitriyana

II B

51

Haryadi

II B

52

Meri yanti

II B

53

Muhammad Wahyu

II B

54

Muhammad Yasin

II B

79

55

Maisaroh

II B

56

Fuji Lestari

II B

57

Melisa Sri .A

II B

58

M. Ramdani

II B

59

M. Suryana

II B

60

M. Ependi

II B

61

Nasruddin

II B

62

Novi Mulyanti

II B

63

Nurul Hidayat

II B

64

Novita Sari

II B

65

Rinawati

II B

66

Moh . Yusuf

II B

67

Riska Amelia

II B

68

Rina Sapitri

II B

69

Riki Rikardo

II B

70

Puji Astuti

II B

71

Pardi

II B

72

Rohman

II B

73

Desvita Fatmasari

II B

74

Siti fara Kurniawati

II B

75

Dono Damara

II B

76

Devita Sari

II B

77

Zarkasih

II B

80

Dari tabel diatas dapat diklasifikasikan sebagai berikut :


Klasifikasi

Jumlah

Klasifikasi

<6

Rendah

6-7

42

Sedang

8 10

34

Tinggi

Jadi prestasi belajar siswa dalam Bidang Studi Penddikan Agama Islam
termasuk dalam kualifikasi sedang, hal itu terletak antara 6 7 sebanyak 42
siswa.
Tabel 42
Analisis Korelasi Variabel X (Nilai Motivasi) dan Variabel Y (Prestasi
Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam)
SUBYEK

X2

Y2

XY

89

80

7921

6400

7120

83

70

6889

4900

5810

85

70

7225

4900

5950

91

80

8281

6400

7280

92

80

8464

6400

7360

95

70

9025

4900

6650

90

70

8100

4900

6300

90

80

8100

6400

7200

81

83

70

6889

4900

5810

10

97

70

9409

6400

7760

11

97

80

9409

6400

7760

12

84

70

7056

4900

5880

13

96

80

9216

6400

768

14

89

70

7921

4900

6230

15

73

80

5329

6400

5840

16

74

80

5476

6400

5920

17

72

60

5184

3600

4320

18

81

80

6561

6400

6480

19

65

70

4225

4900

4550

20

84

70

7056

4900

5880

21

72

80

5184

6400

5760

22

73

60

5329

3600

4380

23

86

80

7396

6400

6880

24

69

80

4761

6400

5520

25

72

70

5184

4900

5040

26

88

80

7744

6400

7040

27

78

60

6084

3600

4680

28

82

70

6724

4900

5740

29

78

80

6084

6400

6240

82

30

72

70

5184

4900

5040

31

81

80

6561

6400

6480

32

78

70

6084

4900

5460

33

78

80

6084

6400

6240

34

75

70

5625

4900

5250

35

78

60

6084

3600

4680

36

82

80

6724

6400

6560

37

80

70

6400

4900

5600

38

69

60

4761

3600

4140

39

88

80

7744

6400

7040

40

85

70

7225

4900

5950

41

77

70

5929

4900

5390

42

86

80

7396

6400

6880

43

73

70

5329

4900

5250

44

72

80

5184

6400

6880

45

75

70

5625

4900

5110

46

70

80

4900

6400

5608

47

77

70

5929

4900

5250

48

71

60

5041

3600

4260

49

74

70

5476

4900

5180

50

73

80

5329

6400

5840

83

51

77

70

5929

4900

5390

52

73

60

5329

3600

4380

53

74

80

5476

6400

5920

54

77

70

5929

4900

5390

55

87

80

7569

6400

6960

56

65

70

4225

4900

4550

57

69

80

4761

6400

5520

58

71

60

5041

3600

4260

59

65

70

4225

4900

4550

60

65

70

4225

4900

4550

61

65

70

4225

4900

4550

62

71

60

5041

3600

4260

63

71

60

5041

3600

4260

64

69

60

4761

3600

4140

65

71

60

5041

3600

4260

66

71

60

5041

3600

4260

67

65

70

4225

4900

4550

68

65

70

4225

4900

4550

69

65

70

4225

4900

4550

70

69

60

4761

3600

4140

71

72

80

5184

6400

6880

84

72

65

70

4225

4900

4550

73

65

70

4225

4900

4550

74

71

60

5041

3600

4260

75

72

80

5184

6400

6880

76

69

60

4761

3600

4140

77

65

70

4225

4900

4550

N = 77

x = 5960

y = 5500

x2 = 458.980

y2 = 397.000

xy = 423.750

rxy
rxy

rxy

Nx

Nxy x y
2

Ny

77423750 5906 5500

77 x 458980 59602 77397000 55002

32628750 32483000
35341460 3488083630569000 30250000

145750
460624 319000

145750
146939056000
145750

383326,30
0.380

85

C. Interpretasi Data
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa, antara variabel X
(motivasi) dan variabel Y (prestasi belajar Bidang Studi Pendidikan Agama
Islam) bertanda positif yang lemah dengan memperhatikan besarnya rxy yang
diperoleh sebesar 0,38.
Apabila hasil tersebut diinterpretasikan secara kasar atau sederhana
dengan mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi r product
moment, ternyata besarnya rxy (0,38) yang besarnya berkisar antara 0,20-0,40
berarti korelasi positif antara variabel X dan variabel Y itu adalah termasuk
korelasi yang lemah atau rendah.
Selanjutnya untuk mengetahui apakah hubungan itu signifikan atau tidak
maka r hasil perhitungan dibandingkan dengan r tabel. Dan sebelum
membandingkannya terlebih dahulu dicari derajat kebebasannya atau df (degress
of freedom) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
df=N-nr
df=77-2=75
Dengan memeriksa tabel nilai r product moment ternyata bahwa dengan
df sebesar 75, pada taraf signifikansi 5% diperoleh r tabel = 0,217 sedangkan
pada taraf signifikansi 1% diperoleh r tabel = 0,283. Dan jika dilihat pada harga
r tabel tersebut rxy lebih besar dari pada harga r tabel. Baik pada taraf
signifikan 5% (0.380.217), maupun pada taraf signifikan 1% (0.380.283).

86

Dengan demikian hipotesa alternative diterima artinya terdapat hubungan positif


yang lemah antara variable X dan variable Y.
Setelah ada korelasi maka dihitung seberapa besar konstribusinya dengan
menggunakan koefisien determinasi (KD), dimana :
KD = r2 x 100%
= (0.38)2 x 100%
= 0.1444 x 100%
= 14.4
Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar PAI ditentukan oleh motivasi
sebesar 14.4% sedangkan 58.6% ditentukan oleh faktor lain. Kemungkinan ini
bisa terjadi karena SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang hanya
menyediakan waktu selama 2 jam untuk mempelajarai bidang studi Pendidikan
Agama Islam.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Motivasi siswa dalam mempelajari bidang studi Pendidikan Agama Islam di
SMP Islam Al-Fajar Kedaung Pamulang Tangerang menunjukkan bahwa
siswa mempunyai motivasi yang sedang atau cukup.
2. Prestasi belajar yang diraih oleh siswa SMP Islam Al-Fajar Kedaung
Pamulang Tangerang menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar yang
dievaluasikan oleh guru bidang studi Pendidikan Agama Islam dapat
dikualifikasikan pada tingkat sedang.
3. Ada korelasi yang signifikan antara motivasi dengan prestasi belajar siswa
dalam mempelajari bidang studi Pendidikan Agama Islam sekalipun tingkat
korelasinya tergolong lemah atau rendah.

B. Saran
1. Kepala Sekolah sebagai pemimpin hendaknya lebih menamkan kembali nilainilai ke Islaman yang sudah ada di lingkungan sekolah, baik dikalangan guruguru, karyawan dan murid-murid.

87

88

2. Kepada guru Pendidikan Agama Islam hendaknya selalu memberikan persepsi


yang positif kepada siswa tentang pentingnya nilai-nilai agama bagi
kehidupan seorang muslim dan mendorong siswa untuk lebih giat lagi belajar.
3. Guru bidang Studi Pendidikan Agama Islam hendaknya dapat merespon dan
berinteraksi dengan siswa tentang keinginan-keinginan siswa dalam belajar
yang lebih kondusif.
4. Hendaknya pemimpin yayasan, kepala dan dewan guru SMP Islam Al-Fajar
Kedaung Pamulang Tangerang, selalu mendukung terhadap kegiatan-kegiatan
siswa yang positif. Karena dengan adanya dukungan dari semua pihak, siswa
akan termotivasi untuk belajar dan selalu melaksanakan hal-hal yang positif.

DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : C.V. Rajawali,
1990
Arifin, H.M., M.Ed, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1996
_______________, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1991
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :
Rineka Cipta, 2002)
Azhari, Akyas. Psikologi Pendidikan, Semarang : Dina Utama Semarang, 1996
Daradjat, Zakiyah, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta :Bumi Aksara, 2000
______________, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta : CV.
Ruhama, 1995
Depag RI, Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pedidikan Agama Islam Untuk SMP,
1986
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta :
Balai Pustaka, 1999
Djamarah, Syaiful Bahri. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya : Usaha
Nasional, 1994
Hanapi, S. Pd, Kepala SMP Islam Al-fajar, Wawancara Pribadi, Tangerang, 16 Juli
2006
Haryono, Amirul Hadi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung : Pustaka Setia,
1988
Imran, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Pustaka Jaya, 1996
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2002

89

90

Nasution, S. Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara, 1995


Nata, Abuddin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarata : Logos Wacana Ilmu, 1997
Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1998
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 1994
Sabri, M. Alisuf, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta : CV.
Pedoman Ilmu Jaya, 2001
______________, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1996
______________, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999
Salim, Peter. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta : Modern
English, 1991
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : C. V. Rajawali,
1990
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta,
2003
Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan,
Jakarta : Rineka Cipta, 1990
Tadjab, Ilmu Jiwa Pendidikan, Surabaya : Karya Abitama, 1994
Uhbiyati, Nur, Hj., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Pustaka Setia, 1998
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 30 Bab IV ayat 2 (nomor 2 tahun
1989), Jakarta: CV. Tamita Utama, 2004
Winkel, WS. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta : PT. Gramedia,
1986.
Yunus, Mahmud, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, Jakarta :PT. Hidayah
Agung

Anda mungkin juga menyukai