Kesehatan Jiwa Dimasyarakat
Kesehatan Jiwa Dimasyarakat
Sehat Jiwa
Menurut Undang-undang No 3 Tahun 1966 yang dimaksud dengan "Kesehatan Jiwa"
adalah keadaan jiwa yang sehat menurut ilmu kedokteran sebagai unsur kesehatan, yang
dalam penjelasannya disebutkan sebagai berikut "Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi
yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari
seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain". Makna
kesehatan jiwa mempunyaisifat-sifat yang harmonis (serasi) dan-memperhatikan semua
segi-segi dalam kehidupan manusia dan dalam hubungannya dengan manusia lain. Jadi
dapat disimpulkan bahwa kesehatan jiwa adalah bagian integral dari kesehatan dan
merupakan kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, mental dan sosial individu
secara optimal, dan yang selaras dengan perkembangan orang lain.Seseorang yang sehat
jiwa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Merasa senang terhadap dirinya serta
Mampu menghadapi situasi
Mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup
Puas dengan kehidupannya sehari-hari
Mempunyai harga diri yang wajar
Menilai dirinya secara realistis, tidak berlebihan dan tidak pula merendahkan
2. Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain serta
Mampu mencintai orang lain
Mempunyai hubungan pribadi yang tetap
Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda
Merasa bagian dari suatu kelompok
Tidak "mengakali" orang lain dan juga tidak membiarkan orang lain "mengakah"
dirinya
3. Mampu memenuhi tuntutan hidup serta
Menetapkan tujuan hidup yang realistis
Mampu mengambil keputusan
Mampu menerima tanggungjawab
Mampu merancang masa depan
Dapat menerima ide dan pengalaman baru
Puas dengan pekerjaannya
Untuk mencapai jiwa yang sehat diperlukan usaha dan waktu untuk mengembangkan
dan membinanya. Jiwa yang sehat dikembangkan sejak masa bayi hingga dewasa, dalam
berbagai tahapan perkembangan. Pengaruh lingkungan terutama keluarga sangat penting
dalam membina jiwa yang sehat.
Salah satu cara untuk mencapai jiwa yang sehat adalah dengan penilaian diri yaitu
bagaimana seseorang melihat dirinya yang berkaitan erat dengan cara berpikir, cara
berperan, dan cara bertindak. Penilaian diri seseorang positif apabila seseorang cenderung:
Kontrol: keyakinan bahwa seseorang memiliki kontrol terhadap stresor yang mengurangi
Stressor eksternal : berasal dari luar diri seseorang, misalnya perubahan bermakna
dalam suhulingkungan, perubahan dalam peran keluarga atau sosial, tekanan dari
pasangan.Stressor atau Frustrasi Internal
Stressor internal : berasal dari dalam diri seseorang, misalnya demam, kondisi
seperti kehamilan atau menopause, atau suatu keadaan emosi seperti rasa
bersalah).
Tipe Kepribadian yang Rentan Terkena Stres
Beberapa tipe kepribadian yang rentan menderita gangguan stres adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
lainnya
adalah
merupakan
penyakit
kulit,
seperti
munculnya
eksim,
urtikaria(biduran), gatal-gatal dan pada kulit muka seringkali timbul jerawat (acne)
berlebihan; juga sering dijumpai kedua belah tapak tangan dan kaki berkeringat (basah).
7. Sistem Pernafasan
Pernafasan seseorang yang sedang mengalami stres dapat terganggu misalnya nafas
terasa berat dan sesak disebabkan terjadi penyempitan pada saluran pernafasan mulai
dari hidung, tenggorokan dan otot-otot rongga dada. Nafas terasa sesak dan berat
dikarenakan otot-otot rongga dada (otototot antar tulang iga) mengalami spasme dan
tidak atau kurang elastis sebagaimana biasanya. Sehingga ia harus mengeluarkan
tenaga ekstra untuk menarik nafas. Stres juga dapat memicu timbulnya penyakit asma
(asthma bronchiale) disebabkan karena otot-otot pada saluran nafas paruparu juga
mengalami spasme.
8. Sistem Kardiovaskuler
Sistem jantung dan pembuluh darah atau kardiovaskuler dapat terganggu faalnya karena
stres. Misalnya, jantung berdebar-debar, pembuluh darah melebar (dilatation) atau
menyempit (constriction) sehingga yang bersangkutan nampak mukanya merah atau
pucat. Pembuluh darah tepi (perifer) terutama di bagian ujung jari-jari tangan atau kaki
juga menyempit sehingga terasa dingin dan kesemutan. Selain daripada itu sebahagian
atau seluruh tubuh terasa panas (subfebril) atau sebaliknya terasa dingin.
9. Sistem Pencernaan
Orang yang mengalami stres seringkali mengalami gangguan pada
sistem
pencernaannya. Misalnya, pada lambung terasa kembung, mual dan pedih; hal ini
disebabkan karena asam lambung yang berlebihan (hiperacidity). Dalam istilah
kedokteran disebut gastritis atau dalam istilah awam dikenal dengan sebutan penyakit
maag. Selain gangguan pada lambung tadi, gangguan juga dapat terjadi pada usus,
sehingga yang bersangkutan merasakan perutnya mulas, sukar buang air besar atau
sebaliknya sering diare.
10. Sistem Perkemihan.
Orang yang sedang menderita stres faal perkemihan (air seni) dapat juga terganggu.
Yang sering dikeluhkan orang adalah frekuensi untuk buang air kecil lebih sering dari
biasanya, meskipun ia bukan penderita kencing manis (diabetes mellitus).
11. Sistem Otot dan tulang
Stres dapat pula menjelma dalam bentuk keluhan-keluhan pada otot dan tulang
(musculoskeletal). Yang bersangkutan sering mengeluh otot terasa sakit (keju) seperti
ditusuk-tusuk, pegal dan tegang. Selain daripada itu keluhan-keluhan pada tulang
persendian sering pula dialami, misalnya rasa ngilu atau rasa kaku bila menggerakan
anggota tubuhnya. Masyarakat awam sering mengenal gejala ini sebagai keluhan pegallinu.
Macam Coping Stres
Coping Stres dapat dibagi menjadi 2 macam:
a. Defensive Coping
Defensive Coping adalah saalah satu cara seseorang dalam menghadapi stress, yaitu
dengan lari dari masalah yang menimbulkan stres tersebut, baik secara fisik maupun
psikologis. Menurut Freud, seluruh tipe defensive coping merupakan penyesuaian diri
pada realitas yang tidak sehat. Kebanyakan pola defensive coping yang meliputi mental
atau fisik merupakan pelarian dari situasi yang traumatis.
b. Direct Coping
Direct Coping adalah salah satu cara seseorang dalam menghadapi stress, yaitu dengan
menghadapi permasalahan dan mengatasinya.
Apabila seseorang mengalami perubahan maka akan terjadi reaksi baik secara
jasmani maupun kejiwaan yang disebut dengan stres. Sebagai contoh misalnya para
karyawan atau manajer merasakan stres apabila ada pekerjaan yang menumpuk atau jika
ada kesulitan dalam hubungan kerja. Stres dapat terjadi pada setiap orang dan pada setiap
waktu, karena stres merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat
dihindarkan. Pada umumnya orang menyadari adanya stres, namun ada juga yang tidak
menyadari bahwa dirinya mengalami stres. Reaksi seseorang terhadap stres dapat bersifat
positif maupun dapat bersifat negatif. Reaksi yang bersifat negatif atau merugikan, jika
terjadi keluhan atau gangguan pada orang tersebut. Reaksi bersifat positif, jika
menimbulkan dampak yang menjadi pendorong agar orang berusaha. Stres yang bersifat
negatif/merugikan dapat terjadi apabila stres terlalu berat atau berlangsung cukup lama.
Faktor yang menyebabkan stres disebut sebagai stresor.
Ada beberapa macam penyebab stres:
a. Stresor fisik/jasmani, antara lain:Suhu dingin/panas, suara bising, rasa sakit, kelelahan
fisik, polusi udara, tempat tinggal tak memadai dan sebagainya.
b. Stresor psikologik, antara lain:Rasa takut, kesepian, patah hati, marah, jengkel, cemburu,
iri hati
c. Stresor sosial-budaya, antara lain:Hubungan sosial, kesulitan pekerjaan, menganggur,
pensiun, PHK, perpisahan, perceraian, keterasingan, konflikrumah tangga. Stres dapat
berpengaruh terhadap keadaan jasmani dan kejiwaan seseorang:
d. Reaksi yang bersifat jasmani dapat berupa: Jantung berdebar-debar, otot tegang, sakit
kepala, sakit perut/diare, lelah, gangguan makan, eksim.
e. Reaksi yang bersifat kejiwaan dapat berupa:Sukar konsentrasi, sukar tidur, cenderung
f.
-Merencanakan masa depan dengan lebih baik:Belajar hidup tertib dan teratur dan
menggunakan waktu sebaik-baiknya.
-Menghindari membuat beberapa perubahan besar dalam saat yang bersamaan: Misalnya
pindah rumah, pindah pekerjaan dan sebagainya. Memberi waktu untuk menyesuaikan
diri terhadap setiap perubahan yang baru sebelum melangkah lebih lanjut.
-Menerima diri sendiri sebagaimana adanya
-Menerima lingkungan sebagaimana adanya
-Berbuat sesuai kemampuan dan minat
-Membuat keputusan yang bijaksana
-Berpikir positif
-Membicarakan persoalan yang dihadapi dengan orang lain yang dapat dipercaya
-Memelihara kesehatan d i n sendiri
-Membina persahabatan dengan orang lain
-Meluangkan waktu untuk diri sendiri: Jika merasa tegang dan letih perlu istirahat atau
rekreasi
-Melakukan relaksasi:
Melalukan releksasi selama 10-15 menit setiap hari untuk mengendorkan ketegangan
otot yang diakibatkan oleh stres.
Teknik Relaksasi untuk Mengurangi Stres
Berikut ini adalah 7 teknik relaksasi sederhana yang sangat baik dilakukan untuk
mengurangi stres atau tekanan kehidupan:
1. Meditasi
Meditasi tidak harus dilakukan dengan duduk bersila, menutup mata, dan melafalkan
berbagai mantra. Meditasi di sini diartikan sebagai mengalihkan perhatian sementara dan
menenangkan pikiran dari keadaan stres, dan bisa dilakukan dengan melakukan banyak
cara dan aktivitas, seperti berjalan, berenang, menyulam, melukis dan lain sebagainya.
Aktivitas yang baik untuk meditasi adalah aktivitas yang memiliki pola tetap dan berulang.
Saat pikiran (masalah pekerjaan, hubungan, keluarga, dll) yang membuat kita stres
muncul, cobalah untuk membuang pikiran tersebut sementara. Buatlah diri dan pikiran
larut dalam aktivitas meditasi seperti yang disebutkan di atas. Lakukan selama 5 10
menit dan tingkat stres dalam kepala akan menurun.
2. Bayangkan sesuatu yang rileks
Saat berada dalam kondisi stres, pikiran dalam kepala akan sangat aktiv dan kompleks
sehingga menyulitkan untuk melakukan meditasi. Jika begitu, cobala untuk menciptakan
visualisasi yang damai dan menenangkan di dalam kepala kita. Ini bisa dimulai dengan
memikirkan sesuatu yang dapat mengalihkan pikiran dari keadaan sekarang yang penuh
tekanan. Bisa apa saja, seperti tempat liburan favorit, suasana pegunungan dan pantai
yang menenangkan, dan lain-lain.
3. Bernapas dalam-dalam
Perasaan stres akan meningkatkan tensi dan membuat napas menjadi pendek/dangkal,
sementara perasaan yang tenang membuat napas menjadi rileks. Jadi untuk merubah
tekanan menjadi relaksasi, ubahlah cara kita bernapas.
Cobalah metode berikut:
Rasakan aliran besar udara yang keluar masuk dan fokuskan pikiran ke sana.
Ulangi bernapas seperti itu 10-15 kali dan pikiran akan menjadi lebih rileks setiap
waktunya.
berpikir,
perilaku,
dan
persepsi
(penangkapan
panca
indera).Gangguan
jiwa
ini
menimbulkan stress dan penderitaan bagi penderita (dan keluarganya) (Stuart & Sundeen,
1998).
Gangguan jiwa dapat mengenai setiap orang, tanpa mengenal umur, ras, agama,
maupun status sosial-ekonomi.Gangguan jiwa bukan disebabkan oleh kelemahan pribadi. Di
masyarakat banyak beredar kepercayaan atau mitos yang salah mengenai gangguan jiwa,
ada yang percaya bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh gangguan roh jahat, ada yang
menuduh bahwa itu akibat guna-guna, karena kutukan atau hukuman atas dosanya.
Kepercayaan yang salah ini hanya akan merugikan penderita dan keluarganya karena
pengidap gangguan jiwa tidak mendapat pengobatan secara cepat dan tepat (Notosoedirjo,
2005).
Penyebab Gangguan Jiwa
Penyebab Gangguan Jiwa Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab
dari suatu gangguan jiwa. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa gangguan
jiwa disebabkan oleh 3 faktor yang saling berinteraksi, yaitu faktor biologis(seperti:
keturunan,
keadaan
otak
ketika
didalam
kandungan
atau
bayi),
faktor
gangguan struktur otak atauketidak seimbangan kimia otak seperti ketidak seimbangan
kadar dopamine.
Namun hingga sekarang, belum ada bukti yang kuat yang mendukung pernyataan
tersebut. Hingga sekarang belum ada tes laboratorium, foto otak atau pemeriksaan fisik
yang bisa menunjukkan bahwa seseorang menderita gangguan jiwa seperti skizofrenia atau
depresi. Dokter menegakkan diagnosa gangguan jiwa hanya berdasar perilaku yang terlihat
ataupun pernyataan yang disampaikan oleh pasien. Meskipun demikian, dokter spesialis
jiwa akan bisa membedakan orang awam yang berpura-pura gila dengan orang yang benar
benar menderita gangguan jiwa. Orang awam yang berpura-pura gila akan berperilaku aneh
tetapi tanpa pola tertentu. Padahal, perilaku atau pikiran aneh pada penderita gangguan jiwa
biasanya mengikuti pola tertentu sesuai dengan jenis penyakitnya.Karena belum diketahui
secara pasti penyebab gangguan jiwa, maka obat yang diberikan oleh dokter juga hanya
bertujuan mengurangi gejalanya saja, bukan mengobati atau memperbaiki penyebab dari
timbulnya gangguan jiwa. Hingga sekarang belum ada obat yang bisa menyembuhkan
gangguan jiwa. Bahkan beberapa ahli menyatakan bahwa manfaat obat Pemulihan anti
gangguan jiwa dalam jangka panjang lebih banyak mudharatnya atau bahanya,
dibandingkan dengan manfaatnya. Dalam jangka panjang, obat anti gangguan jiwa yang
baru, yang biasa disebut sebagai atypical antipsychotic drug (obat anti gangguan jiwa
atipikal), seperti Risperdal, Zyprexa, Seroquel, Geodon dan Abilify ternyata tidak lebih efektif
dibanding obat anti gangguan jiwa yang lama. Obat gangguan jiwa baru juga lebih banyak
mempunyai efek samping seperti meningkatnya lemak di darah, cholesterol, meningkatnya
gula darah dan meningktakan berat badan, serta gangguan gerak anggota tubuh
(dyskinesia).
Oleh karena itu, sebaiknya obat gangguan jiwa dipakai bersamaan dengan
pemberian terapi psikososial sehingga dosis obat tersebut bisa minimal. Dalam jangka
panjangnya, sebaiknya dukungan psikososial yang menjadi andalam utama dalam
pemulihan gangguan jiwa sehingga bisa terhindar dari ketergantungan pada obat dan
terbebas dari efek sampingnya.
Macam-Macam Gangguan Jiwa
Gangguan jiwa artinya bahwa yang menonjol ialah gejala- gejala yang psikologik dari unsur
psikis (Maramis, 1994). Macam-macam gangguan jiwa (Rusdi Maslim, 1998): Gangguan
jiwa organik dan simtomatik, skizofrenia, gangguan skizotipal dan gangguan waham,
gangguan suasana perasaan, gangguan neurotik, gangguan somatoform, sindrom perilaku
yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik, Gangguan kepribadian dan
perilaku masa dewasa, retardasi mental, gangguan perkembangan psikologis, gangguan
perilaku dan emosional dengan onset masa kanak dan remaja.
a. Skizofrenia.
Merupakan bentuk psikosa fungsional paling berat, dan menimbulkan disorganisasi
personalitas yang terbesar.Skizofrenia juga merupakan suatu bentuk psikosa yang sering
dijumpai dimana-mana sejak dahulu kala.Meskipun demikian pengetahuan kita tentang
sebab-musabab dan patogenisanya sangat kurang (Maramis, 1994).Dalam kasus berat,
klien tidak mempunyai kontak dengan realitas, sehingga pemikiran dan perilakunya
abnormal. Perjalanan penyakit ini secara bertahap akan menuju kearah kronisitas, tetapi
sekali-kali bisa timbul serangan. Jarang bisa terjadi pemulihan sempurna dengan spontan
dan jika tidak diobati biasanya berakhir dengan personalitas yang rusak cacat (Ingram
et al.,1995).
b. Depresi
Merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam
perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan
nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta
gagasan bunuh diri (Kaplan, 1998).Depresi juga dapat diartikan sebagai salah satu
bentuk gangguan kejiwaan pada alam perasaan yang ditandai dengan kemurungan,
keleluasaan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa dan lain
sebagainya (Hawari, 1997).Depresi adalah suatu perasaan sedih dan yang berhubungan
dengan penderitaan.Dapat berupa serangan yang ditujukan pada diri sendiri atau
perasaan marah yang mendalam (Nugroho, 2000). Depresi adalah gangguan patologis
terhadap mood mempunyai karakteristik berupa bermacam-macam perasaan, sikap dan
kepercayaan bahwa seseorang hidup menyendiri, pesimis, putus asa, ketidak berdayaan,
harga diri rendah, bersalah, harapan yang negatif dan takut pada bahaya yang akan
datang. Depresi menyerupai kesedihan yang merupakan perasaan normal yang muncul
sebagai akibat dari situasi tertentu misalnya kematian orang yang dicintai. Sebagai ganti
rasa ketidaktahuan akan kehilangan seseorang akan menolak kehilangan dan
menunjukkan kesedihan dengan tanda depresi (Rawlins et al., 1993). Individu yang
menderita suasana perasaan (mood) yang depresi biasanya akan kehilangan minat dan
kegembiraan, dan berkurangnya energi yang menuju keadaan mudah lelah dan
berkurangnya aktifitas (Depkes, 1993). Depresi dianggap normal terhadap banyak stress
kehidupan dan abnormal hanya jika ia tidak sebanding dengan peristiwa penyebabnya
dan terus berlangsung sampai titik dimana sebagian besar orang mulai pulih (Atkinson,
2000).
c. Kecemasan
Sebagai pengalaman psikis yang biasa dan wajar, yang pernah dialami oleh setiap orang
dalam rangka memacu individu untuk mengatasi masalah yang dihadapi sebaik-baiknya,
Maslim (1991).Suatu keadaan seseorang merasa khawatir dan takut sebagai bentuk
reaksi dari ancaman yang tidak spesifik (Rawlins 1993).Penyebabnya maupun sumber
Tindakan yang harus dilakukan bila menemukan penderita gangguan jiwa psikotik yang
menggelandang:
1. Laporkan kepada kader kesehatan/tokoh masyarakat agar dapat menghubungi
pekerja sosial masyarakat yang berada di wilayah setempat.
2. Menghubungi langsung ke dinas sosial atau pekerja sosial masyarakat yang akan
bekerjasama dengan satpol PP/kepolisian setempat.
DAFTAR PUSTAKA
Petrus Ng, Ricky W.K. Chun adnd Angela Tsun, Recovering from Hallucinations: A qualitative
Study of Coping with Voices Hearing of Pople with Schizophrenia in HongKong,
The Scientific World Journal, Volume 2012, Article ID 232619, 8 pages doi:
10.1100/2012/232619.
Mueser KT, Valentiner, DP, Agresta J., Coping with Negative Symptoms of Schizophrenia:
Patient and Family Prespectives, Schizophrenia Bull., 1997; 23(2): 329-39
Lestari,
Weny. 2014. Stigma dan Penanganan Penderita Gangguan Jiwa Berat yang
Dipasung. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Vol.17 No.2.
Stefan Klingberg, Wolfgang Wolwer, Corinna Engel, Andreas Wittorf, Jutta Herrlich,
Christoph Meisner, Gerhard Bukremer, dan George Weidemena, Negative
Symptoms of Schizophrenia as Primary Target of Cognitive Behaviour Therapy:
Results of the randomized Clinical TONES study, Schizophrenia Bulletin vol 37
suppl 2 pp. S 98-S110, 2011 doi:10.1093/schbul/sbr073.