Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu mengatakan sah-sah saja jika ada pihak yang memiliki
bukti-bukti kuat terkait adanya penyelewengan ataupun penyalahgunaan kekuasaan pada program
pengadaan 1.000 kapal Inka Mina tersebut.
Dengan dibawanya kasus dugaan penyelewengan ini ke ranah hukum, diharapkan ada efek jera
dan menjadi pembelajaran bagi mereka yang terlibat. Biarkan masalah ini diselesaikan oleh pihak
yang berwajib, ungkapnya.
Rokhmin sebenarnya menyayangkan program Inka Mina yang dilaksanakan KPP tersebut. Menurut
dia, program pengadaan atau pemberian 1.000 kapal Inka Mina secara cuma-cuma kepada nelayan
tidak mendidik. Sebab, untuk membangun bangsa dengan menyejahterakan nelayan bukan dengan
cara memberikan kapal secara gratis.
Program tersebut, menurut Rokhmin, akan membuat nelayan menjadi malas. Mereka akan selalu
meminta kepada pemerintah tanpa ada usaha membebaskan dirinya dari kemiskinan.
Selain itu, lanjutnya, jika nantinya usaha yang dilakukan gagal, para nelayan tidak terpacu untuk
bangkit kembali karena selama ini apa yang diusahakan merupakan pemberian gratis dari pihak lain,
bukan hasil pengorbanannya.
Program pengadaan 1.000 kapal Inka Mina secara gratis tersebut diduga sarat dengan korupsi,
kolusi, dan nepotisme. Karena itu, kami mengharapkan keberanian dari KPK, Kejaksaan, dan
Kepolisian untuk menuntaskan kasus yang terindikasi terjadi penyelewengan ini, katanya.
Harus Dihentikan
Ke depan, kata Rokhmin, pemerintah hendaknya meniadakan program-program pemberian bantuan
kepada masyarakat secara gratis atau tanpa syarat. Bantuan yang berikan hendaknya dengan
pemberdayaan masyarakat, mulai dari pemberian bantuan modal atau kerja secara dipinjamkan,
pelatihan keterampilan sumber daya manusia dan lainnya, katanya.
Menurut Rokhmin, upaya menyejahterakan nelayan akan lebih efektif jika pemerintah mendorong
permodalan untuk nelayan kecil, pelatihan keterampilan untuk mengoperasikan ukuran besar,
pembenahan infrastruktur perikanan, dan jaminan pasar.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), Riza Damanik,
mengatakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KPP) telah gagal melaksanakan program
pengadaan 1.000 kapal Inka Mina. Program ini tidak berkontribusi positif terhadap penambahan
jumlah kapal ikan secara nasional. Hal ini karena proyek pengadaan bantuan 1.000 kapal bagi
nelayan itu sarat manipulasi, katanya. mza/ers/E-3
Sumber: http://koran-jakarta.com/?11354-usut%20kasus%20proyek%20inka%20mina
Inka Mina merupakan salah satu program unggulan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP),
melalui perantaraan instansi terkait di daerah (Dinas Perikanan dan Kelautan). melalui program ini
diharapkan kesejahtraan nelayan dan produksi hasil tangkapan dapat meningkat, pemberian Kapal
Motor 30 Gt memberikan kesempatan bagi nelayan melaut di areal yang lebih luas.
pendapatan yang cukup signifikan dan sangat di luar dugaan", ujar Sharif.
Besarnya hasil tangkapan serta pendapatan untuk setiap kapal di setiap daerah
berbeda, bahkan beberapa di antaranya menunjukkan nilai yang fantastis.
Seperti di Kabupaten Luwu, Selawesi Selatan dari tiga kapal yang telah
beroperasional sejak tahun 2010 total pendapatan di peroleh sebesar 5 Milyar
rupiah. Selain itu nelayan mendapat berbagai keuntungan lainnya seperti yang
telah dirasakan oleh nelayan di Kabupaten Majene Sulawesi Barat yang kini
dapat menghasilkan tuna dengan kualitas ekspor yang semula hanya Grade C
kini bisa menghasilkan tuna dengan Grade A dengan harga USD 12 per
kilogram. "Tuna yang dihasilkan berkualitas ekspor dan sekarang negara tujuan
ekspor mereka sudah merambah ke Jepang", ungkapnya.
Evaluasi Inka Mina
Realisasi pembangunan Kapal Inka Mina selama 2010-2012 sebanyak 519 unit,
yakni 46 unit pada tahun 2010, 232 unit tahun 2011 dan 241 unit pada tahun
2012. Dari jumlah kapal 519 unit yang telah terbangun, sebanyak 507 unit kapal
sudah beroperasional dengan baik. Hanya 12 unit kapal yang belum beroperasi
secara optimal dikarenakan masih masih dalam proses penyempurnaan fisik
kapal, proses mencari mitra untuk bantuan permodalan dan kapal belum tiba di
lokasi penerima karena kesalahan dari kontraktor.
Dijelaskan, dalam pelaksanaan pembangunan kapal Inka Mina spesifikasi teknis
terutama konstruksi, mengacu kepada standar BKI (Biro Klasifikasi Indonesia).
Kekurangan dari spesifikasi pada tahun sebelumnya dievaluasi kemudian
diperbaiki. Beberapa perubahan dilakukan berdasarkan hasil evaluasi terkait
dengan spesifikasi equipment kapal, seperti instalasi listrik dan mesin bantu
harus menggunakan spesifikasi marine (laut). Setiap kapal Inka Mina yang
diserahkan kepada nelayan telah dilakukan ujicoba melaut (sea trial) untuk
memastikan kapal tersebut laik laut dan dilengkapi dengan surat kelaikan laut
dari instansi berwenang, yaitu perhubungan laut.
Sharif menambahkan, dari evaluasi program Inka Mina, kedepan KKP telah
menetapkan ketentuan rinci sebagai langkah perbaikan. Di antaranya,
menetapkan KUB penerima dilakukan sebelum proses pembangunan kapal.
Kedua, meningkatkan monitoring dan evaluasi dari pra pembangunan, proses
pembangunan hingga pemanfaatan kapal Inka Mina. KKP juga akan melakukan
pelatihan lebih intensif SDM KUB calon penerima bantuan serta melakukan
pendampingan pada saat operasional kapal. Termasuk, memfasilitasi
pengurusan dokumen kapal dan perijinan penangkapan ikan, "Untuk
mempercepat pengurusan dokumen, KKP juga telah membentuk pokja tingkat
pusat dengan melibatkan Kemenhub dan Kemendagri," jelasnya.
LEMBAR FAKTA :
Beberapa kapal yang berpendapatan total di atas 500 juta rupiah antara lain :
1)
Inka Mina 16 (Kab. Luwu, Sulawesi Selatan) total pendapatan sejak tahun
Inka Mina 17 (Kab. Luwu, Sulawesi Selatan) total pendapatan sejak tahun
Inka Mina 232 (Kab. Luwu, Sulawesi Selatan) total pendapatan sejak tahun
Inka Mina 03 (Kab. Indragiri Hilir, Riau) total pendapatan sejak tahun 2010
Inka Mina 244 (Kab. Konawe, Sulawesi Tenggara) total pendapatan sejak
6)
Inka Mina 246 (Kota Kendari, Sulawesi Tenggara) total pendapatan sejak
Inka Mina 247 (Kota Kendari, Sulawesi Tenggara) total pendapatan sejak
Inka Mina 213 (Kab. Gorontalo, Gorotalo) total pendapatan sejak tahun
14) Inka Mina 01 (Kab. Aceh Barat Daya, Aceh) total pendapatan sejak tahun
2010 sebesar 1,6 milyar rupiah.
15) Inka Mina 50 (Kab. Bireun, Aceh) total pendapatan sejak tahun 2011
sebesar 780 juta rupiah.
16) Inka Mina 52 (Kab. Aceh Singkil, Aceh) total pendapatan sejak tahun 2011
sebesar 670 juta rupiah.
17) Inka Mina 30 (Kab. Belitung, Bangka Belitung) total pendapatan sejak tahun
2010 sebesar 576 juta rupiah.
18) Inka Mina 396 (Kab. Badung, Bali) total pendapatan sejak tahun 2012
sebesar 537 juta rupiah.
19) Inka Mina 539 (Kab. Badung, Bali) total pendapatan sejak tahun 2012
sebesar 526 juta rupiah.
20) Inka Mina 05 (Kab. Tanjung Jabung Barat) total pendapatan sejak tahun
2010 sebesar 500 juta rupiah.
21) Inka Mina 279 (Kab. Kepulauan Sula, Maluku Utara) total pendapatan sejak
tahun 2011 sebesar 1,7 milyar rupiah.
22) Inka Mina 287 (Kab. Kepulauan Sula, Maluku Utara) total pendapatan sejak
tahun 2011 sebesar 1,5 milyar rupiah.
23) Inka Mina 278 (Kota Ternate, Maluku Utara) total pendapatan sejak tahun