Anda di halaman 1dari 7

STUDI LITERATUR

APLIKASI PENGGUNAAN
CAHAYA ALAMI PADA
BANGUNAN

DISUSUN OLEH:
NAMA

: TIEN MANURUNG

NIM

: 1407114332

M.K

: ARSITEKTUR TROPIS

TAHUN AJARAN

: 2014/2015

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR


UNIVERSITAS RIAU

PENDAHULUAN
Peran cahaya alami pada lingkungan sangatlah besar. Keindahan yang ada semakin nyata
bukan saja karena kita dapat melihatnya tetapi juga karena cahaya matahari yang membuat
lingkungan menjadi lebih nyaman. Cahaya matahari yang terpancar juga menjadi kebutuhan
khusu bagi makhluk hidup selain manusia seperti hewan maupun tumbuhan untuk kelangsungan
hidup mereka.
Isu lingkungan dan energi serta isu pemanasan global memacu berbagai pihak untuk
berusaha melesatrikan lingkungan, mengurangi emisi karbon, serta mencari energy alternative
yang dapat menggantikan peran dari energy fosil yang semakin terbatas ketersediaannya. Salah
satu langkah yang sederhana adalah dengan memanfaatkan sumber daya enargi yang ada,
diantaranya adalah cahaya matahari
Dalam pemanfaatan di bidang bangunan untuk saat bukanlah hal yang tabu. Bangunan-bangunan
tradisional yang dirancang oleh nenek moyang kita telah memanfaatkan sumber cahaya ini
dengan sangat baik. Memanfaatkan cahaya matahari sebagai sumber cahaya utama dengan
menciptakan akses ke berbagai ruang dalam bangunan merupakan salah satu langkah yang
sederhana namun memerlukan pertimbangan desain yang matang. Hal ini terkait dengan fungsi
bangunan, kegiatan yang diakomodasinya, serta desain yang diwujudkan. Pertimbangan yang
menyeluruh mutlak dilakukan pada setiap proses dsai sehingga bangunan yang dihasilkan tidak
saja ramah lingkunga, tetapi juga nyaman digunakan serta memiliki karakter dan identitas yang
kuat.

PEMBAHASAN
Matahari merupakan sumber energy yang terbarukan dan ramah lingkungan, berbeda dengan
energy fosil yang sangat terbatas dan cenderung mencemari lingkungan melalui gas buang yang
dihasilkannya.
Penggunaan cahaya matahari pada teknologi saat ini di bidang bangunan telah berkembang
banyak dengan adanya:
Photovoltaic (PV)
Photovoltaic merupakan teknologi yang dapat mengubah radiasi matahari(solar radiation)
menjadi energy listrik, namun teknologi ini memiliki perbedaan dengan panel surya, yang
menggunakan energy cahaya matahari.
Pembahasan akan diawali dengan peran pencahayaan alami pada aktivitas yang diwadahi,
dan dilanjutkan pada pembahasan mengenai geometri, ruang serta atmosfer yang terbentuk.
Akomodasi aktivitas
Dalam bangunan rumah tinggal sederhana yang mengakomodasi aktivitas selama dua
puluh empat jam sehari . berbeda dengan kantor yang memiliki durasi yang lebih rendah
untuk menjalankan aktivitas didalamnya. Dengan perbedaan durasi dalam
berlangsungnya aktivitas tersebut akan menciptakan oerbedaan pada sisi desain antara
kantor dan rumah tinggal.
Menerjemahkan geometri
Cahaya akan jatuh menerpa geometri dan mempertegas bentuk dan permainan geometris
tersebut dengan menciptakan kontras. Kontras yang dihasilkan antara sisi gelap terang
akibat bayangan akan memberikan efek visual yang dramatis, baik pada eksterior maupun
interior bangunan.
Menerjemahkan ruang
Secara visual sebuah ruang dapat dirasakan atau terbentuk dengan bantuan cahaya.
Dalam konteks pencahayaan buatan kita dapat bermain-main dengan cahaya dalam
mebentuk sebuah ruang. Dengan adanya dua pendekatan berikut; mempertegas elemen
structural , menggunakan intensitas cahaya, warna cahaya, dan pola cahaya.
Membentuk atmosfer ruang

Memasukan cahaya alami ke dalam ruangan, juga memberikan suatu interaksi anatara
ruang dalam dan ruang luar sehingga orang orang yang berada didalam ruangan pun
memiliki orientasi yang jelas. Cahaya alami juga mamppu menciptakan atmosfer ruang.
System pemasukan cahaya alami ke dalam bangunan. Beberapa pendekatan yang perlu
dilakukan agar didapatkan desain yang mendukung fungsi dan citra bangunan tersebut.

Orientasi bangunan
Factor ini penting karena oleh posisi sumber cahaya yang memiliki garis edar. Arah
cahaya yang bersal dari timur dan tenggelam pada sisi barat juga harus menjadi
pertimbangan dalam menentukan jalan masuk cahaya namun tetap harus
mempertimbangkan penataan ruang. Jalan masuk cahaya, baik berupa bukaan ataupun
bidang transparan yang permanen tentu harus dipertimbangkan sebagai akses visual ke
luar dank e dalam bangunan. Kondisi eksisting pada site, seperti bangunan di sekitar,
pepohonan, bukit, kondisi site yang berkontur, serta kondisi lain yang berpotensi
menghalangi akses cahaya matahari menuju site, juga harus diperhitungkan dengan
matang. Orientasi abngunan juga harus disesuaikan dengan tujuan perancangan dan
kebutuhan cahaya pada ruang tertentu. Pertimbangan itu mengacu pada kulitas dan
kuantitas cahaya serta karakter cahaya yang berbeda pada berbagai arah masuknya
cahaya.
Bentuk bangunan
Bentuk bangunan atau geometri bangunan dapat dipertimbangkan untuk mengatasi
keterbatasan orientasi. Kepadatan bangunan yang sangat tinggi pada lokasi, serta
sempitnya lahan yang tersedia, kerap menjadi kendala dalam bangunan . keterbatasan ini
dapat direduksi dengan memainkan geometri bangunan pada desain, seperti bentuk
ramping, atrium, memiringkan fasade bangunan, memajukan fasade bangunan, bentuk
segitiga.
Memasukan cahaya
Memasukan cahaya alami kedalam bangunan bukanlah semata-mata membuat bukaan
atau bidang transparan pada dinding, namun upaya pemasukan cahaya ke dalam
bangunan harus mempertimbangan tampilan bangunan baik pada eksterior maupun
interior.namun secara umum, cahaya dapat dimasukkan kedalam ruangan melalui tiga
bagian bangunan;bagian samping, atas, dan bawah
Mendistribusikan cahaya
Ditemukannya kondisi dimana cahaya alami sulit menjangkau seluruh ruang di dalam
bangunan, yang disebabkan oleh padatnya bangunan, tingginya bangunan, serta volume
bangunan yang besar dan adanya factor eksternal maupun internal lainnya. Ada beberapa
cahaya yang digunakan untuk mendistribusikan cahaya alami langsung kedalam ruangan,
yaitu:
Menggunakan pipa cahaya (tabung cahaya)
Menggunakan heliostat
Kombinasi heliostan dan pipa cahaya

Mengontrol cahaya
Control dilakukan agar cahaya yang masuk tidak berlebihan sehingga berdampak pada
kenyamana manusia yang beraktivitas di dalam bangunan.saat ini ada banyak variasi alat
control seiring berkembangnya teknologi dan gaya arsitektur bangunan. Namun alat
control cahaya ini juga akan mempengaruhi bangunan secara visual.

Adanya akses cahaya yang mempengaruhi banyak hal, tidak hanya factor tampilan sebagaimana
esensi sebuah karya arsitektur, namun juga factor teknis structural serta kenyamanan bagi
penghhuni bangunan tersebut.
Kaca
Material pembukaan
Konstruksi kaca
Pemilihan kasus dalam pembahasan ini akan diambil dari beberapa karya arsitektur serta dibagi
dalam beberapa tipologi yang berbeda

Hong kong international airport


Atau dikenal denagn namae Chek Lap
Kok Airport karay Norman Foster and
Partners ini dibangun di atas reklamasi
karena tidak ada lokasi yang memadai
akibat kepadatan bangunan yang
sangat tinggi di Hong Kong. Pada
bagian keberangkatan, cahaya alami
memiliki akses yang sangat luas
kedalam bangunan melalui bidang
vertical yang menggunakan kaca
sebagai bentuk dinding. Cahaya alami
memiliki akses ke dalam bangunan melalui langit-langit dengan pendekatan desain yang
sangat baik sehingga tidak mengakibatkan glare. Banguna yang sangat besar itu terlihat
ringan karena penyelesaian desain dengan warna perak dan kejernihan ruang. Warna
perak juga memantulkan cahaya yang baik, terlebih dengan penggunaan reflector yang
diselesaikan dalam beberapa modul prisma dengan perhitungan yang matang pada sudut
kemiringannya. Bentuk bangunan yang ramping memungkinkan cahaya masuk dengan
baik dari berbagai sisi bangunan. Cahaya masuk melaui dua bagian yaitu melaui dindaing
dan atap.
Kunsthal Rotterdam
Kunsthal adalah sebuah bangunan yang berfungsi sebagai museum di kota Rotterdam,
Belanda oleh seorang arsitek bernama Rem Koolhaas. Desain galeri ini sangat
mengahargai cahaya alami yang dimasukkan dari bagian atap bangunan, dinding serta

lantai. Cahaya di masukkan melalui deretan


sebelas skylight yang membentuk atap
gergaji yang menggunakan kaca putih untuk
cahaya masuk merata dan mereduksi energy
panas. Cahaya juga dimasukkan dari dinding
dengan pemilikan material kaca pada kulit
bangunan abgian selatan(depan), barat dan
utara. Selain mencipkatan desain bangunan
yang ringan dan sebagai akses visual, juga
mampu memasukkan cahaya alami dan
menerangi ruangan dengan baik. Keputusan
yang unik justru ketika cahaya dimasukkan
tanpa memberikan akses visual dari atas ke
bawah. Sedangkan pada ruang dibawahnya, cahaya dan akases visual dapat dinikmati
secara bersamaan. Untuk mewudkan gagasan itu, maka material yang digunakan adalah
kasa baja agar dapat tahan lama karena keberadaannya yang terhubung langsung dengan
ruang luar. Cahaya yang masuk melalui celah-celah kasa baja memberikan damapak
visual yang kuat terlebih ketika dia tasnya terlihat orang sedang berjalan atau berdiri.
Perbedaaan ini menghasilan kontras anatara gelap dan terang serta mempertegas elemenelemen garis yang dihasilakan oleh balok-balok lantai.
HSBC Headqueters Hong Kong
Karya arsitek Norman Foster yang terkenal di HongKong yang menggunakan system
struktur gantung dengan kekuatan bertumpu pada empat system inti ,
membuat bangunan ini seolah melayang di permukaan tanah.
Dari kulit bangunan yang didominasi material kaca
transparan terlihat upaya memasukan cahaya dari sisi utara
dan selatan.

KESIMPULAN

Cahaya matahari memilki peranan penting bagi manusia dan lingkungan, tidak hanya
sebagai media komunikasi visual, melainkan berpengaruh pada kesehatan tubuh. Dalam
arsitektur, cahaya matahari memberikan penekanan dan efek yang kuat pada desain. Tidak hanya
dengan cahya yang diberikan namun juga dengan bayangan yang di hasilkan. Cahaya matahari
pada setiap lokasi akan memiliki karakteristik yang berbeda, serta sudut cahaya yang berbeda
pula.

Anda mungkin juga menyukai