Anda di halaman 1dari 18

EUBACTERIA (bakteria)

&
CYANNOBACTERIA (alga
hijau biru)

KELAS
: X. IPA. 5
KELOMPOK :
o Ketua :Alni ayu rizkiani
o Anggota : 1. Iin .M.
2. Nella .P.S
3. Sasti

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah , kami panjatkan puja dan puji syukur
atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ilmiah biologi tentang limbah dan
pemanfaatannya dengan baik.
Adapun makalah ilmiah biologi tentang limbah dan pemanfaatannya ini
telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan
bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa
ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi
lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin member saran
dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah
ilmiah
biologi
ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ilmiah biologi
tentang limbah dan pemanfaatannya ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Karawang, agustus 2016

penulis

[2]

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................. 3
PENDAHULUAN....................................................................................... 5
A.

Latar Belakang Masalah................................................................5

B.

Rumusan Masalah.........................................................................5

C. Tujuan Makalah............................................................................. 5
EUBACTERIA (BAKTERI)..........................................................................6
A.

Pengertian, Ciri dan Struktur Bakteri............................................6


1. Pengertian Bakteri...................................................................6
2. Ciri-ciri Bakteri.........................................................................6
3. Struktur Bakteri.......................................................................6
4. Struktur dasar sel bakteri........................................................7

B.

Pembiakan Bakteri........................................................................7

C. Bentuk Bakteri.............................................................................. 8
1. Bakteri Kokus :.........................................................................8
2. Bakteri Basil :...........................................................................9
Alga Hijau-Biru (Cyanobacteria)...........................................................10
A.

Ciri-ciri Alga Hijau-Biru................................................................10


1. Prokariotik.............................................................................. 10
2. Klorofil tidak dalam kloroplas dan memiliki fikosianin............10

B.

Struktur Sel Alga Hijau Biru........................................................10


1. Selubung Lendir.....................................................................10
2. Dinding Sel............................................................................. 10
3. Membran Sel..........................................................................11
4. Sitoplasma............................................................................. 11
5. Asam inti atau Asam Nukleat (DNA)......................................11
6. Mesosom dan Ribosom..........................................................11

C. Reproduksi Alga Hijau-Biru..........................................................11


1. Pembelahan Sel.....................................................................11
2. Fragmentasi...........................................................................11
3. Pembentukan Spora...............................................................11
4. Bangsa Chroococcales...........................................................12

[3]

5. Bangsa Chamaesiphonales....................................................12
6. Bangsa Nostocales.................................................................12
D. Peranan Alga Hijau-Biru bagi manusia........................................13
1. Alga Hijau-Biru yang Menguntungkan....................................13
Kesimpulan........................................................................................... 14
Daftar Pustaka...................................................................................... 15

[4]

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kemajuan iptek seperti yang ada pada saat ini, menuntut
manusia untuk bekerja lebih keras lagi. Didalam setiap pekerjaan
sudah pasti terdapat resiko dari pekerjaan tersebut sehingga dapat
menimbulkan penyakit akibat kerja. Penyakit akibat kerja ini di
sebabkan oleh beberapa factor diantaranya adalah factor biologi, fisik,
kimia, fisiologi dan psykologi. Sebagai contoh orang yang bekerja pada
sektor peternakan atau pada sektor pekerjaan yang berkontak
langsung dengan lingkungan. Lingkungan dimana mereka bekerja itu
tidak selalu bersih dalam artian bebas dari sumbersumber penyakit
yang berupa virus, bakteri, protozoa, jamur, cacing, kutu, bahkan
hewan dan tumbuhan besarpun dapat menjadi sumber penyakit. Akan
tetapi virus dan bakterilah yang menjadi penyebab utama penyakit
dalam kerja, khususnya pekerjaan yang berkontak langsung dengan
lingkungan.
Untuk mencegah terjangkitnya penyakit yang diakibatkan oleh bakteri
tidak hanya membutuhkan tindakan pengobatan saja tetapi juga
diperlukan pengetahuan tentang itu bakteri bagaimana bakteri
tersebut dapat masuk ke dalam tubuh manusia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa itu eubacteria (bakteri)?
2. Bagaimana bakteri berkembang biak?
3. Bagaimana bentuk bakteri?
4. Bagaimana jenis-jenis bakteri?
5. Bagaimana peranan bakteri dalam kehidupan?

C. Tujuan Makalah
Sejalan dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas, laporan
ini disusun dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui apa itu eubacteria (bakteri).
2. Untuk mengetahui bagaimana bakteri berkembang biak.
3. Untuk mengetahui bagaimana bentuk bakteri.

[5]

[6]

EUBACTERIA (BAKTERI)
A.

Pengertian, Ciri dan Struktur Bakteri

1.

Pengertian Bakteri

Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan


tersebar luas dibandingkan dengan organisme lainnya di bumi. Bakteri
umumnya merupakan organisme uniseluler (bersel tunggal),
prokariota/ prokariot, tidak mengandung klorofil, serta berukuran
mikroskopik (sangat kecil).

Bakteri berasal dari kata bahasa latin yaitu bacterium. Bakteri memiliki jumlah
spesies mencapai ratusan ribu atau bahkan lebih. Mereka ada di mana-mana mulai
dari di tanah, di air, di organisme lain, dan lain-lain juga berada di lingkungan
yang ramah maupun yang ekstrim.
Dalam tumbuh kembang bakteri baik melalui peningkatan jumlah maupun
penambahan jumlah sel sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni seperti ph,
suhu temperatur, kandungan garam, sumber nutrisi, zat kimia dan zat sisa
metabolisme.
2. Ciri-ciri Bakteri

Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu:
1.

Organisme multiselluler

2.

Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )

3.

Umumnya tidak memiliki klorofil

4. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron
umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
5.

Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam

6.

Hidup bebas atau parasite

7. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau
gambut dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan
8. Yang hidupnya kosmopolit
mengandung peptidoglikan.

diberbagai

3. Struktur Bakteri

Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:

[7]

lingkungan

dinding

selnya

1.

Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)

Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula
penyimpanan
2.

Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)

Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora.
4. Struktur dasar sel bakteri
Struktur dasar bakteri :
Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein dan
polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri menjadi bakteri
gram positif bila peptidoglikannya tebal dan bakteri gram negatif bila
peptidoglikannya tipis).
Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma
tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein.
Sitoplasma adalah cairan sel.
Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma, tersusun
atas protein dan RNA.
Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan makanan
yang dibutuhkan.

B. Pembiakan Bakteri
Bakteri tidak mengalami mitosis dan meiosis. Hal ini merupakan
perbedaan penting antara bakteri (prokariot) dengan sel eukariot.
Reproduksi. Bakteri mengadakan pembiakan dengan dua cara, yaitu
secara aseksual dan paraseksual. Pembiakan secara aseksual
dilakukan dengan pembelahan, sedangkan pembiakan paraseksual
dilakukan dengan cara transformasi, transduksi , dan konjugasi.
Namun, proses pembiakan cara seksual berbeda dengan eukariota
lainnya. Sebab, dalam proses pembiakan tersebut tidak ada penyatuan
inti sel sebagaimana biasanya pada eukarion, yang terjadi hanya
berupa pertukaran materi genetika (rekombinasi genetik). Berikut ini
beberapa cara pembiakan bakteri dengan cara rekombinasi genetik
dan membelah diri.
Ada tiga cara paraseksual yang
konjugasi dan transduksi.

diketahui,

yaitu

transformasi,

Transformasi adalah perpindahan materi genetik berupa DNA dari sel


bakteri yang satu ke sel bakteri yang lain. Pada proses transformasi
tersebut ADN bebas sel bakteri donor akan mengganti sebagian dari
sel bakteri penerima, tetapi tidak terjadi melalui kontak langsung. Cara
transformasi ini hanya terjadi pada beberapa spesies saja, .

[8]

Contohnya : Streptococcus pnemoniaeu, Haemophillus, Bacillus,


Neisseria, dan Pseudomonas. Diguga transformasi ini merupakan cara
bakteri menularkan sifatnya ke bakteri lain. Misalnya pada bakteri
Pneumococci yang menyebabkan Pneumonia dan pada bakteri patogen
yang semula tidak kebal antibiotik dapat berubah menjadi kebal
antibiotik karena transformasi. Proses ini pertama kali ditemukan oleh
Frederick Grifith tahun 1982.
Transduksi adalah pemindahan materi genetik bakteri ke bakteri lain
dengan perantaraan virus. Selama transduksi, kepingan ganda ADN
dipisahkan dari sel bakteri donor ke sel bakteri penerima oleh
bakteriofage (virus bakteri). Bila virus virus baru sudah terbentuk dan
akhirnya menyebabkan lisis pada bakteri, bakteriofage yang nonvirulen
(menimbulakan respon lisogen) memindahkan ADN dan bersatu
dengan ADN inangnya, Virus dapat menyambungkan materi
genetiknya ke DNA bakteri dan membentuk profag. Ketika terbentuk
virus baru, di dalam DNA virus sering terbawa sepenggal DNA bakteri
yang diinfeksinya. Virus yang terbentuk memiliki dua macam DNA
yang dikenal dengan partikel transduksi (transducing particle). Proses
inilah yang dinamakan Transduksi. Cara ini dikemukakan oleh Norton
Zinder dan Jashua Lederberg pada tahun 1952.
Konjugasi adalah bergabungnya dua bakteri (+ dan ) dengan
membentuk jembatan untuk pemindahan materi genetik. Artinya,
terjadi transfer ADN dari sel bakteri donor ke sel bakteri penerima
melalui ujung pilus. Ujung pilus akan melekat pada sel peneima dan
ADN dipindahkan melalui pilus tersebut. Kemampuan sel donor
memindahkan ADN dikontrol oleh faktor pemindahan ( transfer faktor
= faktor F ).
Pembelahan Biner, pada pembelahan ini, sifat sel anak yang dihasilkan
sama dengan sifat sel induknya. Pembelahan biner mirip mitosis pada
sel eukariot. Badanya, pembelahan biner pada sel bakteri tidak
melibatkan serabut spindle dan kromosom. Pembelahan Biner dapat
dibagi atas tiga fase, yaitu sebagai berikut:
1. Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak
lurus.
2. Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang.
3. Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri
yang segera berpisah dan terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula
bakteri yang tetap bergandengan setelah pembelahan, bakteri
demikian merupakan bentuk koloni.
Pada keadaan normal bakteri dapat mengadakan pembelahan setiap
20 menit sekali. Jika pembelahan berlangsung satu jam, maka akan
dihasilkan delapan anakan sel. Tetapi pembelahan bakteri mempunyai
faktor pembatas misalnya kekurangan makanan, suhu tidak sesuai,
hasil eksresi yang meracuni bakteri, dan adanya organisme pemangsa
bakteri. Jika hal ini tidak terjadi, maka bumi akan dipenuhi bakteri.

[9]

C. Bentuk Bakteri
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang
(basil),dan spiral (spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil
yang disebut kokobasil.
Berbagai macam bentuk bakteri :
1. Bakteri Kokus :

Monokokus yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal


Diplokokus yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan
Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan berbentuk segi empat.
Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan membentuk kubus
Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan membentuk
rantai.
Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus berdempetan seperti buah
anggur
2. Bakteri Basil :

Monobasil yaitu berupa sel bakteri basil tunggal


Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri basil berdempetan
Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai
Bakteri Spirilia

[10]

Alga Hijau-Biru (Cyanobacteria)


A. Ciri-ciri Alga Hijau-Biru
Ciri-ciri utama dari alga hijau-biru adalah bersifat prokariotik dan
klorofilnya tidak didalam kloroplas.
1. Prokariotik
Seperti halnya bakteri, alga ini tidak memiliki membran inti. Bahan ini
terdapat pada suatu daerah didalam sitoplasmanya. Jadi alga hijau biru
tergolong organisme prokariotik.
2. Klorofil tidak dalam kloroplas dan memiliki fikosianin
Alga ini mempunyai klorofil a dan pigmen biru (fikosianin). Klorofil tidak
terdapat dalam kloroplas, melainkan pada membran tilakoid. Oleh
karena memiliki klorofil dan dapat berfotosintesis, maka alga ini dapat
menghasilkan gula dan oksigen. Inilah sifat yang tidak dimiliki oleh
bakteri pada umumnya.
Pigmen fikosianin mengakibatkan warna hijau kebiruan. Beberapa dari
alga ini ada juga yang berwarna cokelat, hitam, kuning, merah, dan
hijau. Warna merah disebabkan oleh pigmen fikoeritrin sedangkan
warna kuning disebabkan oleh pigmen karoten.
Pada umumnya alga hijau biru memiliki kemampuan menambat
nitrogen dari udara. Proses penambatan nitrogen ini dilakukan oleh sel
khusus yang disebutheterosista. Heterosista dihasilkan oleh alga hijau
biru berbentuk benang. Ukuran heterosista lebih besar dibandingkan
sel didekatnya serta memiliki dinding sel yang lebih tebal. Oleh karena
kemampuan menambat nitrogen ini, alga hijau biru dapat
menyuburkan habitatnya, atau menguntungkan organisme lainyang
bersimbiosis dengannya.
Alga hijau biru ada yang mampu menghasilkan racun (toksin). Racun
yang dikeluarkan di perairan dapat mematikan organisme lain.

B. Struktur Sel Alga Hijau Biru


Alga hijau biru ada yang uniseluler, ada yang membentuk koloni, dan
ada pula yang berbentuk benang. Contoh alga yang uniseluler
adalah Chroococcus dan Anacystis.
1. Selubung Lendir
Selubung lendir terdapat disebelah luar dinding sel. Selubung lendir
berfungsi mencegah sel dari kekeringan. Selain itu, lendir dapat
memudahkan sel bergerak, karena beberapa alga ini dapat bergerak
dengan gerakan osilasi (maju mundur). Belum dapat dipastikan apa
yang menyebabkan alga ini bergerak.
[11]

2. Dinding Sel
Dinding sel mengakibatkan sel memiliki bentuk yang tetap.
3. Membran Sel
Membran sel berfungsi mengatur keluar-masuknya zat dari dan
kedalam sel. Terdapat pelipatan membrane sel kearah dalam
membentuk lamella fotosintetik atau membran tilakoid. Pada membran
tilakoid inilah terdapat klorofil. Jadi berbeda dengan sel eukariotik yang
memiliki klorofil didalam kloroplas, alga hijau biru tidak memiliki
kloroplas.
4. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan koloid yang tersusun atas air, protein, lemak,
gula, mineral-mineral, enzim, ribosom, dan DNA. Di dalam sitoplasma
inilah berlangsung proses metabolisme sel.
5. Asam inti atau Asam Nukleat (DNA)
DNA terdapat pada suatu lokasi di dalam sitoplasma, namun tidak
memiliki membran inti. Karena itulah alga hijau-biru digolongkan
kedalam prokariotik.
6. Mesosom dan Ribosom
Ribosom merupakan organel untuk sintesis protein, sedangkan
mesosom merupakan penonjolan membran kearah dalam yang
berperan sebagai penghasil energi.

C. Reproduksi Alga Hijau-Biru


Ada 3 cara reproduksi alga hijau-biru
fregmentasi, dan membentuk spora.

yaitu

pembelahan

sel,

1. Pembelahan Sel
Alga
hijau-biru
dapat
bereproduksi
dengan pembelahan
biner. Pembelahan biner merupakan pembelahan sel secara langsung.
Dengan pembelahan sel, baik sel tunggal (organisme uniseluler)
maupun sel penyusun filamen (benang) akan bertambah banyak.
Filamen akan bertambah panjang karena adanya pembelahan sel.
2. Fragmentasi
Fragmentasi dilakukan oleh alga hijau-biru berbentuk benang. Dengan
fragmentasi (pemenggalan), filamen yang panjang akan terputus
menjadi
dua
atau
lebih
benang
pendek
yang
disebut hormogonium. Setiap hormogonium akan tumbuh menjadi
filamen baru. Tempat pemutusan filamen adalah sel mati yang
terdapat diantara sel penyusun filamen.

[12]

3. Pembentukan Spora
Jika kondisi buruk, misalnya kurang air, diantara sel-sel alga hijau-biru
ada yang dapat membentuk endospora, seperti pada bakteri.
Dindingnya menebal, dan ukuran sel membesar. Bentuka ini disebut
sebagai akinet, misalnya
pada Nostoc.Spora
tahan
terhadap
lingkungan yang jelek. Jika kondisi lingkungan telah pulih, spora
tumbuh menjadi alga yang baru.
4.

Bangsa Chroococcales.

Berbentuk tunggal atau kelompok tanpa spora, warna biru kehijauhijauanUmumnya alga ini membentuk selaput lendir pada cadas atau
tembok yang basah. Setelah pembelahan, sel-sel tetap bergandengan
dengan perantaraan lendir tadi, dan dengan demikian terbentuk
kelompok-kelompok atau koloni.
5. Bangsa Chamaesiphonales
Alga bersel tunggal atau merupakan koloni berbentuk benang,
mempunyai spora. Benang-benang itu dapat putus-putus merupakan
hormogonium, yang dapat merayap dan merupakan koloni baru.Spora
terbentuk dari isi sel (endospora). Setelah keluar dari sel induknya,
spora dapat menjadi tumbuhan baru. Untuk menghadapi kala yang
buruk dapat membentuk sel-sel awetan dengan menambah zat
makanan cadangan serta mempertebal dan memperbesar dinding sel
Chamaesiphon confervicolus.
6. Bangsa Nostocales
Sel-selnya merupakan koloni berbentuk benang, atau diselubungi suatu
membran.
Benang-benang itu melekat pada substratnya, tidak bercabang, jarang
mempunyai percabangan sejati, lebih sering mempunyai percabangan
semu.
Benang benang itu selalu dapat membentuk
Contoh : Oscillatoria, Rivularia , Anabaena, Spirulina

hormogonium.

a) Oscillatoria,
hidup dalam air atau di atas tanah yang basah, sel-selnya bulat,
merupakan benang-benang dan akhirnya membentuk koloni yang
berlendir.
Pada jarak-jarak tertentu pada benangbenang itu terdapat sel-sel
yang dindingnya tebal, kehilangan zatzat warna yang berguna untuk
asimilasi, hingga kelihatan kekuning-kuningan dan dinamakan
heterosista.
Heterosista ini dalam keadaan khusus dapat tumbuh menjadi benang
baru, tetapi fungsinya belum dikenal dan biasanya lekas mati.

[13]

Contoh Oscillatoria limosa; Oscillatoria princeps.


b) Rivularia
c) Nostoc
d) Anabaena azollae/Anabaena cycadae. Nostoc, dapat menambat N
dari udara, seringkali bersimbiosis dengan Fungai membentuk
Lichenes. Anabaena, juga menambat N dari udara dan dapat
bersimbiosis dengan tanaman Anaabaena cycadae bersimbiotic
dengan pakis haji (Cycas rumphii). Anabaena azollae bersimbiotic
dengan paku air Azolla pinata (dalam daunnya) yang hidup di
sawah-sawah
dan
di
rawa
rawa
dalam
bersimbiosis Anabaena berada dalam akar-akarnya yang disebut
akar-akar bunga karang mengikat nitrogen untuk tumbuhannya.

D.Peranan Alga Hijau-Biru bagi manusia


Alga hijau-biru ada yang bersifat merugikan, ada pula yang bersifat
menguntungkan bagi manusia.Alga Hijau-Biru yang merugikanTelah
diuraikan bahwa beberapa alga hijau-biru yang hidup di air ada yang
mengeluarkan racun. Racun yang terlarut didalam air dapat meracuni
organisme yang meminumnya. Contohnya di Australia banyak biri-biri
mati setelah minum air telaga. Ini merupakan sifat merugikan alga
hijau biru.
Sifat merugikan lainnya adalah alga ini dapat tumbuh di tembok dan
batu, sehingga tembok akan m udah lapuk. Demikian pula bangunan
candi dari batu yang banyak terdapat di Indonesia banyak yang
terancam menjadi lapuk karena alga.
1. Alga Hijau-Biru yang Menguntungkan
Alga Hijau-Biru ada yang bermanfaat di bidang pertanian dan industri
makanan.
a) Pengikat nitrogen bebas
Nostoc, Gleocapsa, dan Anabaena merupakan alga hijau-biru yang
dapat menangkap nitrogen dari udara. Kemampuan menangkap
nitrogen ini disebut pula sebagai kemampuan melakukan fiksasi
nitrogen. Anabaena
azollae dapat
bersimbiosis
dengan
tumbuhan Azolla pinnata, yaitu tumbuhan yang banyak djumpai di
sawah dan mengapung di atas air. Alga hijau-biru itu melakukan fiksasi
nitrogendari udara dan mengubahnya dengan anonia. Akibatnya,
danAzolla pinnata banyak mengandung ammonia. Hal demikian
menguntungkan petani. Azolla pinnatad dapat dijadikan pupuk hijau
yang mengandung nitrogen.
b)

Sebagai bahan makanan

Ada pula alga hijau-biru yang dapat dijadikan makanan karena


mengandung protein yang cukup tinggi. Misalnya alga hijau-biru yang
bentuknya spiral dan disebut Artrospira. Kan alga ini terkenal,

[14]

kemudian para pakar telah berhasil membudidayakan alga ini untuk


dipanen proteinnya. Di masa depan ada kemungkinan alga ini dapat
dikembangbiakkan dalam jumlah besar untuk menghasilkan protein
bagi kebutuhan umat manusia.

[15]

Kesimpulan
1. EUBACTERIA (BAKTERI):
a) Dari pembahasan diatas mengenai Eubacteria(Bakteri), dapat
disimpulkan bahwa Bakteri umumnya merupakan organisme
uniseluler (bersel tunggal), prokariota/ prokariot, tidak
mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik (sangat kecil).
b) Bakteri mengadakan pembiakan dengan dua cara, yaitu secara aseksual

dan paraseksual. Pembiakan secara aseksual dilakukan dengan


pembelahan, sedangkan pembiakan paraseksual dilakukan dengan cara
transformasi, transduksi dan konjugasi.
c) Berdasarkan bentuk bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang
(basil),dan spiral (spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil
yang disebut kokobasil.
d) Jenis bakteri dibedakan berdasarkan jumlah dan letak flagel, berdasarkan,
karakteristik dinding sel melalui sistem pewarnaan gram, berdasarkan,
kebutuhannya terhadap oksigen, berdasarkan kebutuhan energi,
berdasarkan cara memperoleh makanan, berdasarkan suhu pertumbuhan.
2. Alga Hijau-Biru (Cyanobacteria):
a) Alga Hijau-Biru (Cyanobacteria) merupakan organisme uniseluler
dan multiseluler yang bersifat prokariotik serta memiliki klorofil
dan fikosianin. Alga yang uniseluler ada yang hidup soliter dan
ada yang berkoloni, sedangkan yang multiseluler pada
umumnya berbentuk benang.
b) Alga Hijau-Biru (Cyanobacteria) termasuk dalam kingdom
Monera. Meskipun alga ini memiliki klorofil, namun alga ini tidak
dapat digolongkan kepada kingdom plantae. Karena alga hijau
biru masih berupa prokariotik, sementara yang ada di kingdom
plantae adalah yang eukariotik.

[16]

Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Damin Sumardjo. 2009. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: EGC.
Forum Tentor. 2010. Rumus Hafalan Luar Kepala Fisika SMP. Jakarta: Pustaka
Widyatama.
Fried, George H. dan George J. Hademenos. 2006. Schaums Outlines: Biologi Edisi
Kedua. Jakarta: Erlangga.
Gabriel, J.F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC.
Hewitt, Paul G., Suzanne Lyons, John Suchoki, dan Jennifer Yeh. 2007. Conceptual
Integrated Science. San Francisco: Pearson Education Inc.
James, Joyce, Colin Baker dan Helen Swain. 2008. Prinsip-prinsip Sains untuk
Keperawatan. Jakarta: Erlangga.
Joko Suryo. 2010. Herbal: Penyembuh Gangguan Sistem Pernapasan. Yogyakarta: B
First
National Geographic. 2008. Science: Level Green. Columbus USA: Glencoe/McGrawHill Companies, Inc.
Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
Gramedia.
Sloane, Ethel. 1995. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC.
Yosaphat Sumardi. 2012. Biofisika Modul 4: Mekanika dalam Tubuh. Yogyakarta:
FMIPA UNY.
Darmanto Djojodibroto. 2007. Respirologi (Respiratory Medicine). Jakarta: EGC.

Sumber dari Web:


http://www.cix.co.uk/~argus/Dreambio/breathing%20and%20exercise.htm
http://tangleuponmyhead.blogspot.com/2011_05_01_archive.html
http://www.daviddarling.info/encyclopedia/P/pharynx.html
http://bio8f.wordpress.com/2010/04/06/sistem-pernapasan-pada-manusia/
http://biologiisfun.blogspot.com/2010/09/sistem-respirasi-pada-manusia.html
http://paru-paru.com/pengertian-paru-paru-manusia/
http://biosejati.wordpress.com/2012/08/29/organ-organ-pernapasan-padamanusia/
http://asalfajar.blogspot.com/2011/01/cegukan.html
http://www.orbit-digital.com
http://sciencewithme.com/learn-about-respiration/
http://sciencewithme.com/learn-about-respiration/

[17]

http://preciouscave.blogspot.com/2010/10/combat-asthma-now.html
http://donutcandy.wordpress.com/2012/11/17/hidup-tanpa-bernapas/
http://uphcbiology.blogspot.com/2010/12/chemistry-of-life

[18]

Anda mungkin juga menyukai