Anda di halaman 1dari 187

FAKULTAS BIOLOGI

Ahmad Baihaqi | Muhammad Khoir | Muhammad Bagus Satrio |


Adam Komara Sudrajat | Nadia Putri Rachma | Akhfaa Nazhat |
Salwaa Khanzaa | Nurhasanah Nunung | Lusi Dianti Duryat|
Romdon Hadanursamsi | Jajang Nurjaman

TUMBUHAN OBAT &


SATWA LIAR
Keanekaragaman Hayati di Lingkungan Pondok Pesantren Ekologi,
Ath-Thaariq, Garut-Jawa Barat
TUMBUHAN OBAT
&
SATWA LIAR
Keanekaragaman Hayati di Lingkungan
Pondok Pesantren Ekologi,
Ath-Thaariq, Garut-Jawa Barat

Penulis:
Ahmad Baihaqi
Muhammad Khoir
Muhammad Bagus Satrio
Adam Komara Sudrajat
Nadia Putri Rachma
Akhfaa Nazhat
Salwaa Khanzaa
Nurhasanah Nunung
Lusi Dianti Duryat
Romdon Hadanursamsi
Jajang Nurjaman
PERPUSTAKAAN NASIONAL RI
Katalog Dalam Terbitan (KDT)

TIM PENYUSUN
Penulis: Desainer Tata Letak:
Ahmad Baihaqi Agung Dwiprabowo
Muhammad Khoir Muhamad Taufik J
Muhammad Bagus Satrio
Adam Komara Sudrajat Fotografer:
Nadia Putri Rachma Ahmad Baihaqi
Akhfaa Nazhat Lusi Dianti Duryat
Salwaa Khanzaa Muhammad Khoir
Nurhasanah Nunung Muhammad Bagus Satrio
Lusi Dianti Duryat Dwi Andayaningsih
Romdon Hadanursamsi Romdon
Jajang Nurjaman

Editor:
Tatang Mitra Setia
Ikhsan Matondang
Dwi Andayaningsih
Rosyid Nurul Hakim
Sita Rani

Cetakan Pertama, Jakarta 2017.


Hak Cipta © 2017
Biodiversity Warriors Yayasan
Keanekaragaman Hayati Indonesia
(KEHATI).

Dilarang mengutip atau


memperbanyak sebagian atau
seluruh isi buku ini tanpa izin sah
dari penulis dan penerbit.

ISBN: 978-979-3598-46-8

ii
Junonia atlites / © Dwi Andayaningsih

iii
KATA PENGANTAR
Nissa Wargadipura
Pimpinan Pondok Pesantren Ekologi Ath-Thaariq

Gerakan ekologi Pondok Pesantren Ekologi Ath-Thaariq, adalah mencoba


meretas Kemandirian (self-reliance), kedaulatan pangan dan keseimbangan
ekologi, atau menurut istilah Presiden Soekarno adalah “Berdikari” (berdiri
di atas kaki sendiri). Dalam konteks aktual saat ini, kemandirian diharapkan
terwujud dalam mengatasi krisis-krisis yang dihadapinya (krisis kedaulatan
pangan dan ekologi). Pilihan itu adalah pilihan ideologi, pilihan nilai ibadah
bukan pasar, proyek dan uang lembaran.

Buku ini adalah dokumentasi kecil, dari praktek keseharian para santri
beserta pengelolanya (Nissa dan Ibang) sebagai bentuk keterpanggilan moral
ikut menjadi bagian mendudukan ekologi sebagai subjek dalam kehidupan
kesehariannya “ekologi pesantren”. Sulit dipungkiri, tiap detik proses
demoralisasi ekologi tak bisa dibendung, dihentikan. Mereka mendudukkan
ekologi sebagai objek produksi yang melipatgandakan keuntungan tanpa
batas. Pasar-pasar bagi mereka menjadi tuan dan panglimanya. Maka tak lah
berlebihan bangsa ini sering mengalami erosi, dan banjir. Bahkan pemanasan
global, perubahan iklim, dll. Bencana bila terjadi tak mengenal waktu, tempat,
semua meski bukan “pelaku” merasakan dampaknya tanpa terkecuali. Untuk
itu, tindakan moral yang terhormat dan mulia dibutuhkan bangsa ini meski
dibaca orang sebagai bentuk uang recehan. Namun tindakan perbaikan layanan
ekologi tak bisa ditunda meski dari hal-hal yang kecil dan sederhana. Buku kecil
ini lahir sebagai respon atas berbagai persoalan kerusakan ekologi yang dialami
bangsa ini. Tentu jauh dari kesempurnaan, namun tulisan kecil ini berharap
bermanfaat bagi siapapun tanpa terkecuali terutama para penggiat gerakan
ekologi yang hendak memperbaiki layanan ekologinya. Bangsa ini, memerlukan
orang-orang pilihan yang kakinya, tangannya, lisannya, matanya, hatinya
memberikan kemuliaan dan keberkahan pada ekologi.
Ekologi keluarga adalah wujud kongkrit dari tindakan mulia dan terhormat dari
warga bangsa yang tercerahkan. Karena upaya itu tidak hanya bermanfaat,
bermartabat dan mulia bagi keluarga, namun memiliki manfaat yang luar biasa
bagi aktivitas keseimbangan dan keberlanjutan ekosistem.

iv
KATA SAMBUTAN
M.S. Sembiring
Direktur Eksekutif
Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI)

Berada di antara gunung-gunung, Garut merupakan wilayah subur di Jawa


Barat. Sehingga wajar jika kabupaten ini menjadi salah satu lumbung padi
bagi Jawa dan Indonesia. Selain itu, sumber daya alam berupa panas bumi
juga menjadi salah satu potensi sumber energi terbarukan yang terkenal juga
dengan dombanya.
Melihat pentingnya Garut dari sisi keanekaragaman hayati dan potensi sumber
daya alamnya, Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) dan
Chevron bekerjasama dalam program Integrated Social Environmental Intiative
(ISEI) untuk mengembangkan tanaman obat dan sayur di sekolah dasar. Program
ini juga sebagai upaya pengembangan Biodiversity Warriors (BW) di wilayah
Garut. Bersama dengan anggota BW dari Universitas Nasional, Jakarta, dan
Pesantren Ath Thariq, Garut, para anggota baru BW ini mengungkap potensi
tanaman obat di wilayah Garut.
Melibatkan generasi muda untuk menyebarluaskan informasi tentang
keanekaragaman hayati adalah salah satu misi KEHATI. Sebagai sebuah lembaga
conservation trust fund, yang berdiri sejak tahun 1994 ini mengemban misi yang
salah satunya adalah untuk meningkatkan kesadartahuan dan pemahaman
untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat. Oleh karena itu, KEHATI
secara konsisten mendukung gerakan yang dilakukan oleh BW.
Kegiatan yang dilakukan di Garut, diawali dengan pelatihan dalam bentuk
teori. Selanjutnya anak-anak muda itu turun ke lapangan untuk mengamati
tanaman obat yang ada di sekitar mereka, termasuk keanekaragaman hayati
lainnya. Hasil dari pengamatan ini kemudian dirangkum menjadi buku ini dan
diharapkan mampu menjadi rujukan tentang jenis tanaman obat di Garut
berserta cara pengolahan dan khasiatnya. Dalam pengerjaan buku ini, tim
penulis berkonsultasi dengan ahli etnobotani untuk mengkonfirmasi khasiat
dan manfaat tanaman obat yang ditulis.
KEHATI bersama Chevron mendorong buku ini untuk menjadi pegangan atau
rujukan tentang tanaman obat di Indonesia. Buku yang ditujukan pada publik
secara luas ini tidak hanya memuat foto tanaman obatnya saja, tetapi juga
disertai dengan penjelasan detailnya. Hal tersebut dibuat untuk memudahkan
pembaca mengenali atau memahami tentang potensi tanaman obat Indonesia.
Selanjutnya, KEHATI bersama BW akan terus menggali potensi keanekaragaman
hayati Indonesia dan mencoba memanfaatkanya.
Melalui buku ini, KEHATI berharap akan ada semangat-semangat yang muncul
untuk melestarikan tanaman obat Indonesia. Bukan hanya melestarikan,
tetapi juga mengambil manfaatnya untuk kepentingan orang banyak. Selain
itu, KEHATI juga berharap akan timbul kecintaan anak-anak muda terhadap
keanekaragaman hayati secara umum.

Salam Lestari,
v
KATA SAMBUTAN

Prof. Ernawati Sinaga, M.Si, Apt


Wakil Rektor Bidang Penelitian,
Pengabdian Masyarakat dan Kerjasama Universitas Nasional

Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati yang


sangat kaya. Sekitar 10% dari seluruh jenis tumbuhan berbunga yang
dikenal di dunia dapat ditemukan di Indonesia, demikian pula sekitar
12% mamalia, 16% reptil, 17% burung, 18% jenis terumbu karang, dan
25% jenis hewan laut dunia dapat ditemukan di Indonesia. Tingginya
keanekaragaman hayati Indonesia ini antara lain disebabkan karena
letak geografis dan astronomis Indonesia yang menyebabkan Indonesia
memiliki iklim tropis, curah hujan yang tinggi, serta limpahan sinar
matahari yang dapat dinikmati sepanjang tahun. Terlebih lagi Indonesia
kaya akan ragam ekosistem, antara lain ekosistem hutan hujan tropis,
ekosistem padang rumput, ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau,
ekosistem air tawar, ekosistem air laut, dan lain-lain, dan masing-
masing ekosistem memiliki keanekaragaman hayati tersendiri.

Kekayaan Indonesia tidak hanya pada keanekaragaman hayatinya saja,


melainkan juga pada keanekaragaman etnis dan budaya, termasuk
budaya pengobatan tradisional yang sebagian besar menggunakan
tumbuhan obat sebagai sumber ramuannya. Menurut hasil sensus
Badan Pusat Statistik pada tahun 2010, ada 1340 etnis di Indonesia,
dan masing-masing memiliki khasanah pengobatan tradisional
tersendiri. Oleh sebab itu tidak heran jika tumbuhan obat yang
dikenal dan digunakan di Indonesia juga sangat besar jumlah jenisnya.
Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia dalam Kotranas
(Kebijakan Obat Tradisional Indonesia) 2006, Dari sekitar 30.000 jenis
tumbuhan yang terdapat di Indonesia, tidak kurang dari 9600 jenis
memiliki khasiat obat. Alam Indonesia yang subur dengan iklim tropis,
curah hujan yang tinggi, serta limpahan sinar matahari menyebabkan
ribuan jenis tumbuhan obat tumbuh subur di Indonesia, baik tumbuh
liar di hutan, kebun, bahkan di tepi sungai dan di tepi jalan kota
besar, maupun yang ditanam atau dibudidayakan oleh penduduk di
perkebunan, di ladang ataupun di halaman rumah.

vi
Pengetahuan tentang tumbuhan obat, baik jenis maupun tata cara
pengolahan dan penggunaannya sangat penting untuk diketahui
dan didokumentasikan dalam rangka melestarikan kearifan lokal
pemanfaatan tumbuhan obat dan juga pelestarian sumber daya alam
hayati yang bermanfaat bagi kehidupan. Saat ini pemanfaatan obat-
obat herbal sangat populer, tidak saja di Indonesia dan negara negara
timur lainnya, tetapi juga di negara negara Barat. Berbagai ekstrak
tumbuhan atau lebih dikenal dengan istilah obat herbal sangat popular
dan banyak digunakan dalam pengobatan modern seperti ekstrak
bawang putih, temulawak, sambiloto, meniran, mengkudu, ginkgo,
ginseng, St. John’s Wort dan Saw palmetto, semuanya berakar dari
pengetahuan tradisional tentang pemanfaatan tumbuhan obat.
Pengetahuan tentang manfaat dan farmakologi tumbuhan obat juga
sangat berguna dalam penemuan dan pengembangan obat baru.
Sampai pertengahan abad ke-19, sekitar 80% dari obat yang digunakan
dan diperdagangkan di seluruh dunia berasal dari tumbuhan. Hampir
sekitar 40% dari 520 jenis senyawa obat yang disetujui antara tahun
1983 sampai dengan 1994 berasal dari produk alami atau turunannya.

Bahkan sampai awal abad ke-21, 11% dari 252 senyawa obat yang
oleh Organisasi Kesehatan Dunia, WHO (World Health Organization)
dinyatakan sebagai senyawa obat dasar dan esensil, berasal dari
tumbuhan berbunga. Sampai saat ini pun banyak senyawa-senyawa
obat yang digunakan dalam pengobatan modern yang berasal
dari tumbuhan dan berakar dari pengetahuan tradisional tentang
tumbuhan obat, seperti morfin, aspirin (analgesika), kodein (obat
batuk), vinkristin, vinblastin, dan paklitaksel (obat kanker), kinina,
kinidina, dan artemisinin (obat malaria), digoksin (obat jantung), atropin
(antikolinergik), silimarin dan kurkumin (hepatoprotektor), dan lain lain.
Dari informasi di atas dapat disimpulkan bahwa dokumentasi
pengetahuan tentang tumbuhan obat dan keberadaannya sangat
penting dilakukan. Apa lagi jika dibandingkan dengan sistem
pengobatan tradisional negara lain yang sudah terdokumentasi dengan
baik, seperti TCM (Traditional Chinese Medicine), Ayurveda (India),
Unani (Sistem Pengobatan Tradisional Yunani), sistem pengobatan
tradisional Indonesia masih belum tertata dengan rapi. Di samping itu

vii
peta keberadaan tumbuhan obat Indonesia yang sangat kaya itu juga
masih belum kita miliki.

Oleh karena itu saya menyambut gembira dan mengucapkan terima


kasih atas upaya yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi
tentang tumbuhan obat yang berada di kawasan Pondok Pesantren
Ekologi At-Thaariq, Garut Jawa Barat yang dituangkan dan diterbitkan
dalam buku Tumbuhan Obat & Satwa Liar Keanekaragaman Hayati
di Lingkungan Pondok Pesantren Ekologi Ath-Thaariq, Garut Jawa
Barat. Semoga buku ini menjadi acuan dan pemacu semangat para
pemuda khususnya para santri untuk lebih mencintai alam, khususnya
tumbuhan obat Indonesia. Saya mengucapkan terima kasih kepada
para Biodiversity Warriors dan seluruh tim penyusun yang telah bekerja
keras, para peneliti, penulis, editor, fotografer dan desainer tata letak,
sehingga buku ini dapat diterbitkan. Semoga buku ini bermanfaat bagi
masyarakat luas dan mendapat Ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Billahittaufik wal hidayah


Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

viii
KATA SAMBUTAN

Drs. Imran Said Lumban Tobing, M.Si


Dekan Fakultas Biologi Universitas Nasional,
Ketua Pusat Pengkajian Lingkungan
dan Konservasi Alam Universitas Nasional

Kekayaan biodiversitas Indonesia yang sangat tinggi merupakan


sumberdaya alam potensial untuk dikembangkan, termasuk tumbuhan
obat. Pengetahuan masyarakat Indonesia tentang tumbuhan obat
sangat luas, dan perlu diungkap agar masyarakat lebih memahami arti
penting dari berbagai jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan secara
langsung oleh masyarakat.

Potensi tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat, tidak hanya


bersumber dari masyarakat lokal (masyarakat adat) tetapi juga dari
berbagai lapisan masyarakat, termasuk institusi pendidikan. Oleh
karena itulah, mahasiswa Fakultas Biologi yang tergabung dalam
“Biodiversity Warriors” melakukan penggalian informasi tentang
tumbuhan obat dan satwa liar dari Pondok Pesantren Ekologi Ath-
Thaariq, Garut – Jawa Barat. Informasi yang terhimpun dirangkum
dalam sebuah buku yang akan diterbitkan dan disebarkan kepada
berbagai lapisan masyarakat.

Buku ini memang masih jauh dari sempurna, baik kelengkapan isi
maupun gaya penuturan; karena hanya didasarkan dari satu sumber
(Pondok Pesantren Ekologi Ath-Thaariq) dan ditulis oleh mahasiswa.
Namun demikian, kami sangat bangga karena ini akan menambah
deretan buku karya mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Nasional.
Terimakasih kepada Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia
(KEHATI) dan Chevron Geothermal atas kerjasama dan kepercayaannya
kepada mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Nasional, termasuk
dalam hal pendanaan penerbitan buku ini. Semoga dukungan kita
terhadap generasi muda untuk berperan aktif dalam konservasi
keanekaragaman hayati dapat terus berlanjut demi mewujudkan
kesejahteraan seluruh masyarakat Indonesia.

ix
© Muhammad Khoir

x
DAFTAR ISI

Tim Penyusun Buku............................................................................. ii


Kata Pengantar Pimpinan Pondok Pesantren Ekologi Ath-Thaariq...... iv
Kata Sambutan:
• Direktur Eksekutif Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia
(KEHATI) .......................................................................................... v
• Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan
Kerjasama Universitas Nasional ...................................................... vi
• Dekan Fakultas Biologi Universitas Nasional................................... ix
Daftar Isi ............................................................................................. xi
Sekilas Tentang Garut ......................................................................... xii
Pondok Pesantren Ekologi Ath-Thaariq Sebagai Miniatur Garut ........ xiv
Deskripsi Umum Tumbuhan Obat ...................................................... 1
Tumbuhan Obat di Indonesia.......................................................... 2
Metode Menanam Tumbuhan Obat di Pekarangan Rumah ........... 4
Deskripsi Kupu-kupu .......................................................................... 59
Lebih Dekat Mengenal Kupu-kupu.................................................. 60
Deskripsi Capung................................................................................ 87
Mari Mengenal Capung 88
Deskripsi Burung ................................................................................ 103
Status Konservasi Burung ............................................................... 104
Deskripsi Herpetofauna ..................................................................... 137
Daftar Pustaka .................................................................................... 152
Daftar Keanekaragaman Hayati.......................................................... 154
Galeri Kegiatan ................................................................................... 157
Ucapan Terima Kasih Penulis.............................................................. 158
Tentang Penulis .................................................................................. 160

xi
SEKILAS TENTANG GARUT

Pada zaman dulu, seorang bangsa Eropa yang didampingi warga lokal
(Sunda) sedang berjalan menuju telaga, lalu anggota tubuhnya tergores
oleh ujung daun yang tajam. Dalam bahasa Sunda, tergores dikenal
dengan istilah kakarut, namun orang Eropa menyebutnya gagarut,
hal ini dikarenakan tidak fasih untuk mengucapkan ejaan Bahasa
Indonesia. Tumbuhan penyebab kulit tergores tersebut dinamakan
Ki Garut. Ki Garut memiliki nama ilmiah Maranta arundinacea yang
masuk ke dalam suku Marantaceae dan bangsa Zingiberales. Ki Garut
merupakan tumbuhan yang memiliki umbi berpelepah seperti pisang
yang berukuran kecil dengan tinggi berkisar 60-80 cm. Tumbuhan
yang masuk ke dalam suku Marantaceae ini memiliki umbi berserat,
berwarna putih, berbentuk silinder yang tertutup oleh kulit bersisik,
berwarna cokelat muda, biasa dibuat keripik atau direbus untuk
dimakan atau diperas untuk diambil tepungnya.

Garut yang dulunya merupakan tumbuhan yang umbinya dapat


dimanfaatkan, kini menjadi nama sebuah Kabupaten, yaitu Kabupaten
Garut di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sebagian besar wilayah
Kabupaten ini terdiri atas pegunungan, seperti gunung Papandayan
(2.262 m dpl), gunung Guntur (2.249 m dpl), dan gunung Cikuray (2.821
m dpl). Daerah Kabupaten Garut juga berbatasan langsung dengan
beberapa daerah seperti sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten
Bandung dan Kabupaten Sumedang, sebelah selatan dengan Samudra
Hindia, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan
Kabupaten Cianjur dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten
Tasikmalaya.

Bentang alam Kabupaten Garut terdiri atas dua bagian yaitu, dataran
dan lekungan antar gunung serta rangkaian gunung api aktif yang
mengelilingi daratan. Karena Kabupaten Garut dikelilingi gunung api
aktif, maka rentan penyusun Kabupaten Garut didominasi oleh material
vulkaniklasik berupa alluvium, pasir, kerakal, kerikil, dan lumpur.
Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Garut adalah tanah andosol
berwarna hitam yang berasal dari vulkanik gunug berapi, sehingga
tanah jenis ini cocok untuk sayur mayur. Penggunaan lahan di wilayah

xii
Kabupaten Garut didominasi oleh kegiatan partanian. Salah satu
kegiatan pertanian adalah agroekologi. Agroekologi adalah ilmu yang
menerapkan faktor lingkungan (abiotik dan biotik) di bidang pertanian
dengan konsep memperhatikan keseimbangan ekosistem ekosistem.

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman


hayati terbesar di dunia. Peringkatnya hanya sedikit di bawah negara
Brasil. Tingginya keanekaragaman hayati Indonesia ini diuntungkan
oleh posisi geografisnya. Posisinya yang berada di kawasan tropis
memberikan banyak kondisi habitat ideal sepanjang waktu. Wilayahnya
terdiri atas belasan ribu pulau, dan menjadi pertemuan kawasan
biogeografi antara Oriental dan Australasia.

Garut merupakan salah satu Kabupaten yang berada di daerah Jawa


Barat dan juga memiliki potensi keanekaragaman hayati. Potensi
keanekaragaman hayati tersebut tidak hanya dapat ditemukan di alam,
tetapi juga dapat ditemukan di lingkungan sekolah, pemukiman dan
ruang terbuka hijau di perkotaan. Keberadaan potensi keanekaragaman
hayati di lingkungan Pondok Pesantren belum banyak diungkap,
padahal jika diketahui mempunyai manfaat yang besar bagi para santri.
Manfaat yang dapat dirasakan adalah fungsi keanekaragaman hayati
dalam ekosistem dan juga bagi kehidupan manusia, seperti tumbuhan
obat. Oleh sebab itu, buku ini ditulis untuk menambah pengetahuan
kita dalam hal keanekaragaman hayati tersebut. Isi buku ini dibagi
menjadi dua bab besar, yaitu tumbuhan obat dan satwa liar.

Jenis-jenis tumbuhan obat dan satwa liar yang disusun dalam buku ini
merupakan hasil dari pengamatan para santri Pondok Pesantren Ekologi
Ath-Thaariq, Garut-Jawa Barat dengan pendampingan dari Biodiversity
Warriors dan Fakultas Biologi Universitas Nasional. Sedangkan
penamaan jenis secara ilmiah dan lokal maupun khasiat dari tumbuhan
obat berdasarkan narasumber lokal dan literatur.

xiii
PONDOK PESANTREN EKOLOGI ATH-THAARIQ
SEBAGAI MINIATUR GARUT
Pondok Pesantren Ekologi Ath-Thaariq merupakan salah satu pesantren
yang menerapkan sistem pertanian berbasis agroekologi. Pondok
pesantren ini didirikan oleh Ibang Lukmanurdin dan Nissa Wargadipura.
Pada awalnya, mereka gelisah dengan sistem pertanian yang ada saat
ini, sehingga bapak ibang dan ibu nissa mendirikan pesantren dengan
konsep keluarga agraria. Salah satu kegiatan yang dilakukan pesantren
agroekologi ini adalah mengajak para santri bertani berbagai jenis
tanaman pangan untuk memenuhi kebutuhan hidup seluruh keluarga
pondok pesantren. Selain itu, Pondok Pesantren Ekologi Ath-Thaariq
juga memanfaatkan lahan persawahan seluas 7.500 m2 ke dalam
beberapa zona selain pertanian, seperti zona kolam ikan.

Di kolam tersebut diletakkan beberapa ikan dan tanaman penyerap


air seperti rumput paris. Rumput paris berfungsi menyaring air
kotor, agar air kolam tetap bersih dan bebas dari kandungan kimia,
sehingga dapat menghasilkan ikan organik yang bebas dari kandungan
kimia. Karena memiliki lahan yang luas, pondok pesantren ekologi
ini memiliki keanekaragaman fauna yang melimpah seperti burung,
capung, kupu-kupu, reptil dan amfibi serta kunang-kunang, sedangkan
keanekaragaman flora yang terdapat di pesantren ini adalah potensi
tanaman obat seperti pegagar, binahong dan daun bambu, temulawak,
dan lain-lain. Tanaman obat yang dihasilkan, dijadikan sebagai
ladang usaha seperti menjual teh herbal dan rempah-rempah untuk
dipasarkan ke masyarakat, baik di dalam maupun di luar kota. Selain
dijual, tanaman obat yang terdapat di pesantren juga dikonsumsi untuk
anggota keluarga.

xiv
Junonia orithya / © Dwi Andayaningsih

xv
xvi
DESKRIPSI
TUMBUHAN OBAT

1
TUMBUHAN OBAT DI INDONESIA

Tumbuhan obat dan kearifan lokal dalam pemanfaatannya


merupakan kekayaan alam dan budaya Indonesia yang harus
dilestarikan. Tidak hanya di pedesaan dan hutan tropis Indonesia
yang subur saja, di perkotaan juga masih banyak ditemukan jenis-
jenis tumbuhan obat yang ditanam atau tumbuh liar. Sebagian
tumbuhan obat yang ditanam di daerah perkotaan bukan
dimaksudkan untuk bahan baku obat, melainkan sebagai tanaman
hias, tanaman peneduh, bumbu dapur, dan lain-lain. Namun, ada
juga yang ditanam sebagai tanaman obat, misalnya sebagai Tanaman
Obat keluarga atau TOGA. Sampai saat ini, telah terdaftar lebih
dari 100 jenis tumbuhan obat, Jumlah tersebut oleh Direktorat
Pengawasan Obat Tradisional dicanangkan sebagai tumbuhan obat
keluarga dalam gerakan penghijauan dan apotik hidup.

Hari demi hari kecenderungan masyarakat kota dalam


memanfaatkan pengobatan tradisional mulai meningkat.
Tumbuhan obat selain digunakan untuk pencegahan penyakit,

© Muhammad Khoir

2
juga dimanfaatkan dalam pemeliharaan kesehatan dan kecantikan.
Akan tetapi, kehidupan kota besar yang sibuk dan lahan yang
semakin sempit membuat penduduknya sukar dan tidak terdorong
untuk menanam tumbuhan obat dalam jumlah yang cukup bahkan
untuk keperluan keluarga sendiri. Masyarakat kota lebih banyak
menggunakan obat tradisional siap pakai. Seperti jamu siap seduh
yang banyak dijual di pasaran, obat herbal buatan pabrik, atau dari
penjaja jamu gendong. Namun, ada juga yang memilih membuat
sendiri ramuan obat tradisional dari bahan bahan segar yang dibeli
di pasar atau di penjual rempah-rempah.

Beranjak dari fenomena di atas, masyarakat sudah perlu memiliki


model budi daya tumbuhan obat komunal perkotaan. Hal ini
berguna untuk meningkatkan ketersediaan tumbuhan obat
bagi masyarakat kota dan dapat mempercantik kota. Selain itu,
masyarakat menjadi lebih peduli pada kelestarian tumbuhan obat
dan kearifan lokal dalam pemanfaatannya.

3
METODE MENANAM TUMBUHAN OBAT DI
PEKARANGAN RUMAH
Dalam membudidayakan berbagai tumbuhan obat, dapat dilakukan
di pekarangan rumah atau pada sebidang tanah dan diperlukan
pengelolaan yang baik.

Pemerintah menganjurkan agar setiap pekarangan rumah yang


masih kosong, dapat dimanfaatkan menjadi apotik hidup. Apabila
masyarakat lokal mengetahui manfaat dari suatu tumbuhan, seperti
membantu dalam penyembuhan berbagai penyakit. Berbagai
industri obat-obatan, juga membutuhkan informasi tersebut untuk
mengembangkannya.

Dalam melakukan penanaman tumbuhan obat yang baik, beberapa


perlakuan yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Pengolahan tanah.
Tanah harus dicangkul dengan kedalaman yang cukup disekitar
lapisan tanah permukaannya, kemudian dibersihkan dari
tumbuhan pengganggu (gulma). Selanjutnya dibentuk lubang-

4
lubang untuk tumbuhan yang akan ditanam. Biarkan lahan itu
untuk sementara waktu.
2. Jenis tumbuhan obat yang dipilih harus dari jenis yang unggul
dan cocok dengan keadaan lahannya. Biasanya dilakukan seleksi
atas bibit-bibit yang tersedia, baik dari hasil penyemaian sendiri
maupun hasil penukaran dari kebun bibit.
3. Pemindahan bibit tumbuhan harus dilakukan dengan baik,
seperti pemberian pelindung, pemberian sarana perambatan
bagi tumbuhan yang merambat, dan lain sebagainya.
4. Penyiraman dilakukan dua kali sehari sampai bibit tumbuhan
tampak tumbuh dengan baik dan kuat, selanjutnya penyiraman
dilakukan satu kali sehari.
5. Penyiangan tumbuhan liar (gulma) perlu dilakukan, agar tidak
mengganggu pertumbuhan tumbuhan obat yang sedang
dibudidayakan.

© Muhammad Khoir

5
© Muhammad Khoir

Binahong
Madeira Vine
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)
Nama daerah: Batang berwarna kemerahan,
Gendola (Bali), Gandoa (Sunda), bagian dalam solid, permukaan
Kandula (Madura), Uci-uci (Jawa), halus. Kalau sudah tua, batang
Lembayung (Minangkabau), berwarna putih kusam dan agak
Tatabuwe (Sulawesi Utara). mengeras.panjang batang 20-30
meter, diameter pangkal batang
Deskripsi: mencapai 3,5 cm. Umur 2 bulan
Tumbuh menjalar pada tembok atau lebih, tanaman binahong
atau batang pohon. Batang membentuk semacam umbi atau
lunak, silindris, saling membelit. rimpang yang melekat di ketiak

6
daun. Umbinya berbentuk bulat menggunakan 3 gelas air dan
agak kasar dan keluar seperti bulu biarkan sampai air rebusan
yang panjangnya 1-3 mm. Kulit yang tersisa hanya tinggal 2
umbi berwarna hijau kecokelatan. gelas saja. Minumlah ramuan
Daging umbi berwarna putih ini 1 kali dalam sehari.
dan panjangnya 5-17 cm dan
berdiameter 1-4 cm. • Mengobati jerawat dan
menghaluskan wajah:
Habitat: Segenggam daun binahong
Dapat ditemukan di tanah-tanah segar dihaluskan dan
terlantar yang subur, tepi sungai, ditambah sedikit air hingga
tepi jalan, kebun-kebun teh dan seperti masker, lalu oleskan
kina, terutama di bagian yang ke wajah atau bagian yang
lembab. berjerawat lalu tunggu hingga
kering dan bilas dengan air.
Bagian tanaman yang dapat Lakukan secara rutin selama
dijadikan obat: 1-2 minggu.
Daun.
• Mengobati disentri: 10 lembar
Kandungan kimia: daun binahong dicuci, lalu
Saponin, Alkaloid, Polifenol, rebus daun tersebut dengan
Minyak Atsiri, Asam Oleanik. menggunakan 2 gelas air dan
biarkan sampai air rebusan
Khasiat dan cara pengolahannya: yang tersisa hanya tinggal 1
• Mengobati asma dan radang gelas saja. Minumlah ramuan
ginjal: Cuci 7 lembar daun ini 1 kali dalam sehari.
binahong segar, kemudian
direbus dengan menggunakan • Mengobati luka: Segenggam
2 gelas air. Tunggu sampai daun binahong ditumbuk
mendidih dan ramuan yang hingga halus, lalu oleskan ke
tersisa hanya tinggal 1 gelas bagian tubuh yang luka dan
saja. Untuk pengobatan asma ditutup dengan perban agar
maka minum 1 kali dalam tidak infeksi.
sehari.
• Mengobati sakit maag:
• Mengobati patah tulang: Rebus 5-7 lembar daun
10-20 lembar daun binahong dengan 3 gelas air
binahong dicuci, lalu rebus dan disaring. Diminum 3 kali
daun tersebut dengan sehari sebelum makan.

7
© Lusi Dianti Duryat

Secang
Sappanwood
(Caesalpinia sappan L.)

8
Nama daerah: Kandungan kimia:
Seupeuĕng (Aceh), Sepang Brazilin, yakni zat warna merah-
(Gayo), Sopang (Toba), Sapang/ sappan, asam tanat, dan asam
Cacang (Minangkabau), Sapang galat. Simplisia kayu secang
(Makassar), Secang (Betawi), Kayu berupa irisan atau keping-
Secan (Jawa), Sunyiha (Ternate), keping kecil kayu ini dikenal
Roro (Tidore). sebagai Sappan lignum dalam
sediaan FMSo (Formularium
Deskripsi: Medicamentorum Soloensis).
Pohon kecil atau perdu, tinggi
4-10 m. Batang dengan tonjolan- Khasiat dan cara pengolahannya:
tonjolan berupa gigir, dengan • Sebagai pewarna alami:
banyak duri, pepagannya Sebagaimana kayu brazil,
berwarna cokelat keabu-abuan. kayu sepang terutama
Daun majemuk menyirip ganda, dimanfaatkan sebagai
dengan daun penumpu 3-4 mm, penghasil zat pewarna
lekas gugur. Tulang daun utama makanan, pakaian, anyam-
sepanjang 25-40 cm. Buah polong anyaman, dan barang-barang
bentuk lonjong atau jorong lain.
senjang (asimetris). berisi 2-4 biji,
hijau kekuningan menjadi cokelat • Sebagai bahan obat:
kemerahan jika masak. Biji bulat Kayu secang memiliki
panjang (elipsoida). khasiat sebagai pengelat
(astringensia). Secara
Habitat: tradisional, potongan-
Dapat ditemukan di lahan-lahan potongan kayu secang
yang berlereng. Tidak tahan biasa digunakan sebagai
terhadap penggenangan, tanaman campuran bahan jamu di
ini tumbuh pada tanah-tanah yang Jawa. Disamping itu, kayu
berliat atau berbatu kapur, atau di secang adalah salah satu
tanah berpasir dekat sungai. bahan pembuatan minuman
penyegar khas Yogyakarta
Bagian tanaman yang dapat selatan (wedang secang dan
dijadikan obat: wedang uwuh) dan minuman
Kulit kayu. khas Betawi yaitu Bir Pletok.

9
© Lusi Dianti Duryat

Pegagan
Buabok
(Centella asiatica (L.) Urban)
Nama daerah: sekitar 5-15 cm berbentuk ginjal.
Daun kaki kuda (Melayu), Antanan Tepi bergerigi atau beringgit,
(Sunda), Pegaga (Aceh), Ampagaga dengan penampang 1-7 cm
(Batak), Gagan-gagan / rendeng tersusun dalam roset yang terdiri
(Jawa), Taidah (Bali), Paiduh (Nusa atas 2-10 helai, kadang-kadang
Tenggara), Wisu-wisu, Kisu-kisu agak berambut. Bunga berwarna
(Sulawesi), Sandanan (Irian), Kori- putih atau merah muda, tersusun
kori (Halmahera). dalam karangan berupa payung,
tunggal atau 3-5 bersama-sama
Deskripsi: keluar dari ketiak daun. Tangkai
Tumbuhan terna menahun tanpa bunga 5-50 mm. Buah kecil
batang, tetapi dengan rimpang bergantung, bentuk lonjong/pipih
pendek dan stolon-stolon yang panjang 2-2,5 mm, baunya wangi
merayap dengan panjang 10- dan rasanya pahit.
80 cm, akar keluar dari setiap
bonggol, banyak bercabang yang Habitat:
membentuk tumbuhan baru. Dapat ditemukan di padang
Daun tunggal, bertangkai panjang rumput, pinggir selokan, dan

10
sawah. Kadang-kadang di tanam Sehari diminum 3 kali 3/4
sebagai penutup tanah di gelas.
perkebunan atau sebagai tanaman
sayuran (sebagai lalapan), • Mengobati wasir: 4-5 batang
terdapat sampai ketinggian 2.500 pegagan beserta akar-akarnya
meter di atas permukaan laut. direbus dengan 2 gelas air
selama ± 5 menit. Minum
Bagian tanaman yang dapat rebusan air tersebut selama
dijadikan obat: beberapa hari.
Seluruh bagian tanaman.
• Mengobati pembengkakan
Kandungan kimia: hati (liver): Daun Pegagan
Asiaticosida, thankunisida, segar sebanyak 30 lembar
isothankunisida, madecassosida, direbus, minum secara rutin.
brahmosida, mesoinositol,
centellose, carotenoids, garam- • Mengobati campak: Daun
garam mineral seperti garam Pegagan sebanyak 20 lembar
kalium, natrium, magnesium, direbus, air rebusan diminum.
kalsium, besi, vellarine, zat samak
• Mengobati bisul: Daun
Khasiat dan cara pengolahannya: Pegagan segar sebanyak 20-30
• Mengobati anyang- lembar direbus, diminum,
anyangan/ susah kencing: atau dilumatkan ditempelkan
10-15 lembar daun pegagan pada bagian tubuh yang sakit.
segar dilumatkan, tempel di
pusar. • Mengobati mata merah dan
bengkak: Daun Pegagan segar
• Mengobati demam: sebanyak 10 lembar dicuci
Segenggam daun pegagan bersih, dilumatkan, diperas,
segar ditumbuk, kemudian airnya disaring. Teteskan ke
ditambah sedikit air dan mata yang sakit. Lakukan 3-4
garam, disaring. Diminum kali sehari.
pada pagi hari sebelum
makan. • Dapat dijadikan lalapan: Cuci
bersih daun pegagan, lalu
• Mengobati darah tinggi: dapat dikonsumsi.
20 lembar daun pegagan
ditambah 3 gelas air, direbus
sampai menjadi 3-4 gelas.

11
© Dwi Andayaningsih

Telang Ungu
Butterfly Pea
(Clitoria ternatea L.)

12
Nama daerah: Kembang telang sebanyak 3-5
Bunga Biru (Melayu), Kembang kuntum direndam di dalam
Telang (Sunda), Kembang Teleng air panas, biarkan air sampai
(Jawa), Temen Raleng (Bugis). berwarna biru. Gunakan air
rendaman sebagai obat cuci
Deskripsi: mata.
Tumbuhan merambat, menjalar
dengan bantuan media lain • Mengobati sakit telinga: Daun
yang berada didekatnya dengan Kembang telang sebanyak
mencapai panjang atau ketinggian 5 lembar yang sudah dicuci
hingga 6 meter. Bunga berwarna bersih dilumatkan, tambahkan
biru dan juga bentuknya bulat sedikit air hangat lalu peras
telur dengan lebar sekitar 2-3 cm. airnya, tambahkan garam,
dalam keadaan hangat cairan
Habitat: tadi diteteskan pada telinga
Dapat ditemukan di daratan Asia yang sakit.
dan menyebar ke Negara lain yang
masih mempunyai iklim topis. • Mengobati bisul dan jerawat:
Daun, akar atau bunga
Bagian tanaman yang dapat sebanyak 3 buah dihaluskan
dijadikan obat: dan kemudian oleskan pada
Akar, daun dan bunga. bagian tubuh yang ingin
diobati.
Kandungan kimia:
Antosianin, arabinose, flavonoid, • Sebagai pewarna makanan
asam linoleat, oleic, palmitic dan alami: Air perasan dari bunga
asam stearat. telang dan dicampurkan pada
makanan yang ingin diwarnai.
Khasiat dan cara pengolahannya:
• Mengobati sakit mata: Bunga

© Lusi Dianti Duryat

13
© Lusi Dianti Duryat

Jintan
Country Borage
(Coleus amboinicus Lour.)
Nama daerah: Deskripsi:
Bangun-bangun (Batak), Sukan Tumbuhan semak dan menjalar.
(Melayu), Ajeran (Sunda), Daun Batang berkayu, lunak dan mudah
jinten (Jawa Tengah), Daun patah. Batang yang masih muda
Kambing (Madura), Iwak Kunu etu berarnbut kasar, beruas-ruas
(Timor). yang menempel di tanah akan

14
tumbuh akar. Daunnya tunggal, gelas. Direbus atau diseduh,
berambut, bentuk bulat telur diminum 2 kali sehari pada
dan mudah patah. Tepi daun pagi dan sore hari. Setiap
beringgit, ujung dan pangkal kali minum sebanyak 1 gelas
rnembulat, panjang sekitar 6,5-7 selama 14 hari.
cm dan lebar 5,5-6.5 cm. Tangkai
daun memiliki panjang sekitar • Mengobati sariawan perut:
2,4-3 cm, pertulangan daun Daun jinten segar sebanyak
menyirip berwarna hijau muda. 4 lembar, daun saga segar 5
Bunga majemuk, bentuk tandan, lembar, daun pegagan segar
berambut halus, bagian kelopak 5 lembar, daun sirih segar 3
dan mahkota bentuknya seperti lembar, dan kulit kayu turi
mangkok. Kepala putik berwarna 3 lembar, ditambahkan air
cokelat, benang sari bertajuk sebanyak 1 gelas. Direbus atau
empat, kepala sari berwarna diseduh, diminum 1 kali sehari
kuning, dan mahkota bunga sebanyak 1 gelas. Apabila
berwarna ungu. Akar tunggang dihaluskan, diminum 1 kali
berwarna putih. sehari 1/4 gelas selama 7 hari.

Habitat: • Mengobati sakit kepala:


Dapat ditemukan di dataran Daun jinten segar sebanyak 2
rendah sampai ketinggian 1.100 lembar, daun legundi segar 2
meter di atas permukaan laut. lembar, rimpang jahe merah
1 rimpang, dan rimpang
Bagian tanaman yang dapat bangle setengah ibu jari dan
dijadikan obat: air secukupnya. Dihaluskan
Seluruh bagian tanaman. hingga berbentuk pasta,
dioleskan ke pelipis dan di
Kandungan kimia: belakang telinga. Bila ada,
Bagian daun mengandung dapat ditambahkan minyak
saponin, flavonoida dan polifenol, kelonyo.
serta minyak atsiri.
• Mengobati sariawan: Daun
Khasiat dan cara pengolahannya: jinten segar 7 lembar dicuci,
• Mengobati batuk: Daun dikunyah perlahan-lahan dan
jinten segar sebanyak 7 ditelan cairannya.
lembar ditambahkan air 1

15
© Lusi Dianti Duryat

Sintrong
Red-flower Ragleaf
(Crassocephalum crepidioides (Benth.) S. Moor.)

16
Nama daerah: Kandungan kimia:
Jambrong (Betawi), Tespong (Sun- Saponin, flavonoida dan polifenol.
da), Taplek (Jawa).
Khasiat dan cara pengolahannya:
Deskripsi: • Sebagai lalapan: Sintrong
Tumbuhan terna, dengan tinggi yang berbunga merah umum
mencapai 1 m. Batang tegak, dikonsumsi sebagai lalapan
lunak dan beralur-alur. Daun karena memiliki aroma yang
tersebar dengan tangkai bertel- khas yang dapat merangsang
inga. Daun memiliki aroma yang nafsu makan.
khas apabila diremas dan merupa-
kan daun tunggal. Lembaran daun • Mempercepat proses
berbentuk oval, berujung runcing pengeringan dan
dan tepi daunnya bergerigi. Bun- penyembuhan luka: Daun
ganya majemuk bongkol dengan sebanyak 5 lembar dihaluskan
warna merah diujungnya. Bongkol dan ditempelkan ke bagian
hijau dengan ujung jingga cokelat tubuh yang luka dan ditunggu
hingga merah bata, mengangguk hingga mengering.
dan tegak setelah menjadi buah.
Setelah buahnya mekar akan • Sebagai obat pencuci perut
menyebar berbentuk lingkaran alami (pencahar), sakit
dengan bulu-bulu halus berwarna maag dan mual: 5-8 lembar
putih, setelah buah masak penuh daun Sintrong dihaluskan
biji akan ringan terbawa angin. kemudian direbus dengan air
secukupnya. Minum selagi
Habitat: hangat.
Dapat ditemukan di tanah-tanah
terlantar yang subur, tepi sungai,
tepi jalan, kebun-kebun teh dan
kina, terutama di bagian yang
lembab, sawah yang mengering
hingga ketinggian 2.500 meter di
atas permukaan laut.

Bagian tanaman yang dapat


dijadikan obat:
Daun. © Lusi Dianti Duryat

17
© Lusi Dianti Duryat

Temulawak
Java Turmeric
(Curcuma xanthorrhiza Roxb.)
Nama daerah: daun 2-9 helai dengan bentuk
Temulawak (Jawa), Koneng Gede bundar memanjang sampai
(Sunda), Temu Labak (Madura), bangun lanset, warna daun hijau
Temu Lawak (Melayu). atau cokelat keunguan terang
sampai gelap. Bunga berwarna
Deskripsi: kuning tua, berbentuk unik dan
Terna berbatang semu dengan bergerombol.
tinggi kurang dari 2 m. Batang
semu merupakan bagian dari Habitat:
pelepah daun yang tegak dan Dapat ditemukan hampir
saling bertumpang tindih, warna di setiap daerah pedesaan,
hijau atau cokelat gelap. Rimpang terutama di dataran sedang dan
terbentuk dengan sempurna dan tinggi, terutama di lahan yang
bercabang kuat, berukuran besar, teduh.
bercabang-cabang, dan berwarna
cokelat kemerahan, kuning tua Bagian tanaman yang dapat
atau berwarna hijau gelap. Tiap dijadikan obat:
tunas dari rimpang membentuk Rimpang.

18
Kandungan kimia: gelas air bersama sedikit gula
Protein, Karbohidrat, Kurkumin aren. Setelah diangkat dari
dan minyak astiri. api, masukkan seibu jari asam
jawa. Setelah agak dingin,
Khasiat dan cara pengolahannya: disaring, diminum sekaligus.
• Mengobati sakit maag: 1
rimpang temulawak dicuci, • Menambah nafsu makan: 2
dikupas, dan diiris halus. rimpang temulawak sebesar
Rebus dengan 2 gelas ibu jari dicuci, dikupas
air sampai airnya tinggal dan diiris. Rebus dengan 2
setengah. Minum selagi gelas air bersama 1/4 ruas
hangat. lengkuas, 1/2 genggam daun
meniran sampai airnya tinggal
• Memperbanyak ASI bagi setengah. Saring dan minum
ibu menyusui: Temulawak ramuan ini 2 kali sehari,
sebanyak 7-10 jari dikupas masing-masing 1/2 gelas.
dan dicuci hingga bersih lalu
diparut dan dicampur dengan • Menyembuhkan sariawan: 1
tepung sagu secukupnya. rimpang temulawak sebesar
Tambahkan air panas sedikit ibu jari dicuci, dikupas dan
saja, aduk sampai tekturnya diiris. Direbus dengan 2 gelas
berubah seperti bubur. Makan air bersama 1 buah asam
bubur ini 2 kali dalam setiap Jawa, sedikit gula aren sampai
harinya. airnya tinggal setengah.
Angkat dari api. Masukkan 1
• Menghilangkan jerawat: biji asam. Aduk dan saring.
Temulawak sebesar ibu jari Diminum 2 kali sehari.
dicuci dan kupas kemudian
dimemarkan. Rebus dalam • Mengobati batuk: 1 rimpang
panci yang berisi air sebanyak temulawak sebesar ibu jari
4 gelas hingga tersisa 2 gelas. dicuci, dikupas dan diparut
Dinginkan, dan minum air ini sambil diberi 1 gelas air
sehari 2 kali yaitu pagi dan matang. Peras dan beri satu
sore hari. sendok teh madu dan air
perasan jeruk nipis. Minum 2
• Mengobati bisul: Iris 5 kali sehari, masing-masing 1/2
temulawak yang sudah gelas.
dikupas, lalu direbus dengan 2

19
© Lusi Dianti Duryat

Temu Putih
White Tumeric
(Curcuma zedoaria (Christ) Rosc.)

20
Nama daerah: Kandungan kimia:
Temu Pepet (Jawa), Koneng Tegal Rimpang dan daun mengandung
(Sunda). saponin, flavonoid dan polifenol.

Deskripsi: Khasiat dan cara pengolahannya:


Tumbuhan semak dengan tinggi ± • Memperlancar pencernaan:
2 m. Batangnya semu, berbentuk Rimpang Temu putih sebanyak
silindris, lunak, dan batang 1 buah dicuci, diparut, diperas
di dalam tanah membentuk dan disaring. Hasil saringan
rimpang berwana hijau pucat. diminum seluruhnya.
Daun tunggal, berbentuk
lonjong, ujung meruncing • Memperlancar menstruasi/
dengan pangkal tumpul. Panjang haid: Cuci bersih rimpang
daun sekitar 0,6-1 m dan lebar Temu putih 1 ruas sebesar
10-20 cm. Pertulangan daun ibu jari, daun pegagan 1
menyirip dan berwarna hijau genggam dan daun sendok
bergaris ungu, tipis, dan berbulu 1/2 genggam, lalu rebus
halus. Bunga majemuk dengan semua bahan tesebut hingga
panjang sekitar 7-15 cm, dan mendidih dengan 3 gelas air
berbentuk tabung. Benang sari sampai tersisa 1 gelas air.
melekat pada mahkota, mahkota Minum 2 kali sehari.
berbentuk lonjong, panjang ±
2 cm, berwarna putih. Buah • Mencegah dan mengobati
berbentuk lonjong dan berwarna kista rahim: 1 ruas rimpang
hijau dengan diameter sekitar 2-4 Temu putih dikupas lalu cuci
mm, sedangkan bijinya bulat dan bersih dan dimakan sebagai
berwarna hitam. Akarnya serabut lalapan. Makan 2 kali sehari.
dan berwarna putih.

Habitat:
Dapat ditemukan di hutan tropis
sampai ketinggian 1.000 meter di
atas permukaan laut.

Bagian tanaman yang dapat


dijadikan obat:
Rimpang dan daun. © Lusi Dianti Duryat

21
© Dwi Andayaningsih

Patikan Kebo
Asthma Herba
(Euphorbia hirta L.)

22
Nama daerah: Kandungan kimia:
Nanangkaan (Sunda), Kukon- Alkaloida, tanin, senyawa folifenol
kukon (Jawa), Sosononga (seperti asam gallat), flavonoid
(Maluku). quersitrin, santhorhamnin,
asam-asam organik palmitat
Deskripsi: oleat dan asam lanolat, terpenoid
Tumbuh merayap dicelah eufosterol, tarakserol dan
bebatuan atau tumbuh tegak tarakseron.
diantara tumbuhan lainnya. Tinggi
dapat mencapai 0,5 meter, tetapi Khasiat dan cara pengolahannya:
yang sering terlihat hanya sekitar • Mengobati radang
1 jengkal. tenggorokan: Daun patikan
Batangnya pendek berbuku-buku, kerbau sebanyak 10 lembar
daunnya saling berhadapan, diseduh dengan air panas
berbentuk telur bergerigi halus secukupnya. Air rebusan
pada kedua sisinya, dan pada disaring dan digunakan untuk
bagian tengahnya terdapat berkumur.
noda berwarna nila. Buah dan
bunganya terdapat pada ketiak • Mengobati asma: Segenggam
setiap tangkai daun dan terletak daun yang sudah dikeringkan
menopang diatas batang. direbus sampai mendidih.
Disaring dan diminum sehari 2
Habitat: kali, yaitu pada saat pagi dan
Dapat ditemukan sampai sore hari. Masing-masing 1/2
ketinggian 1.400 meter di atas gelas.
permukaan laut.

Bagian tanaman yang dapat


dijadikan obat:
Daun.

© Lusi Dianti Duryat

23
© Lusi Dianti Duryat

Daun Ungu
Carricature Plant
(Graptophylum pictum Griff)

24
Nama daerah: Khasiat dan cara pengolahannya:
Wungu (Jawa), Handeuleum • Mengobati sembelit: 7 lembar
(Sunda), Karotong (Madura), daun direbus dengan 2 gelas
Kobi-kobi (Ternate), Daun putri air sampai airnya tinggal
(Ambon). setengah. Setelah dingin,
saring dan minum sekaligus
Deskripsi: pada pagi hari.
Termasuk dalam kelompok
keluarga tanaman Acanthaceae, • Mengobati ambeien: 15
dengan ciri batang tegak, lembar daun, kunyit sebesar
ukurannya kecil dan tingginya ibu jari, sedikit gula aren
hanya mencapai 3 meter, tumbuh direbus dengan 4 gelas
liar di pedesaan atau ditanam air sampai airnya tinggal
sebagai tanaman hias atau setengah. Saring. Minum 2
tanaman obat, batang berwarna kali sehari, pada saat pagi dan
ungu, penampang batang hampir sore hari. Masing-masing 1
berbentuk segitiga tumpul. gelas.

Habitat: • Mengobati wasir: Daun segar


Dapat ditemukan sampai pada sebanyak 5 lembar dicuci
ketinggian 1.250 meter di atas bersih lalu direbus dalam 2
permukaan laut. Daun ungu gelas air sampai air rebusan
tumbuh di tempat yang banyak tersisa 1 gelas. Setelah
disinari matahari. Selain itu, dapat dingin, saring dan minum air
tumbuh di tempat yang lembab rebusan saat pagi dan sore
dan hangat. hari, masing-masing setengah
gelas.
Bagian tanaman yang dapat
dijadikan obat: • Mengobati bisul: 3 lembar
Daun, kulit batang dan bunga. daun dicuci lalu ditumbuk
halus. Oleskan pada bisul
Kandungan Kimia: atau oleskan 2 lembar daun
Daun mengandung alkaloid yang dengan minyak kelapa
tidak beracun, glikosida, steroid, secukupnya, kemudian
saponin, tanin, klorofil, dan lendir. dipanggang di atas api dan
Batang mengandung kalsium ditempelkan pada bisul saat
oksalat, asam formik dan lemak. masih hangat.

25
© Lusi Dianti Duryat

Rosela
Roselle
(Hibiscus sabdariffa L.)

26
Nama daerah: magnesium, fosfor, kalium, dan
Asam Paya (Melayu), Kesew Jawe natrium.
(Sumatera Selatan), Asam Rejang
(Muara Enin). Khasiat dan cara pengolahannya:
• Mencegah penyakit kanker:
Deskripsi: Bunga Rosella sebanyak 5-8
Mempunyai batang bulat, kuntum direbus dan diminum
tegak, berkayu dan berwarna setiap hari secara rutin dan
merah. Tumbuh dari biji dengan teratur.
ketinggian dapat mencapai 3-5
meter. Daun tunggal berbentuk • Mengobati diabetes: Bunga
bulat telur, bertulang menjari, Rosella sebanyak 5 kuntum
ujung tumpul, tepi bergerigi dan dicuci bersih kemudian
pangkal berlekuk. Tangkai daun direbus sampai benar-benar
bulat berwarna hijau. Bunga mendidih. Setelah itu, disaring
berwarna cerah, kelopak bunga dan jika sudah dingin diminum
berwarna merah gelap dan lebih dengan aturan minum sehari
tebal. 2 kali.

Habitat: Catatan:
Dapat ditemukan di daerah yang Rosella kemungkinan dapat
beriklim tropis dan subtropis. menurunkan tekanan darah. Oleh
Tanaman ini dapat tumbuh di karena itu, lebih aman jika mereka
semua jenis tanah, tetapi paling dengan tekanan darah rendah
cocok pada tanah yang subur dan menghindari konsumsi Rosella.
gembur. Dapat tumbuh di daerah
pantai sampai daerah dengan
ketinggian 900 meter di atas
permukaan laut.

Bagian tanaman yang dapat


dijadikan obat:
Bunga.

Kandungan kimia:
Bunga mengandung vitamin (A,
B1, B2, B3, dan C), beta karotein,
antosianin, gossypeptin, asam © Lusi Dianti Duryat
karbonat, kalsium, zat besi,

27
© Lusi Dianti Duryat

Mentha
Wild Mint
(Mentha cordifolia L.)

28
Nama daerah: dengan air mawar. Kemudian
Daun Permen (Jawa dan Sunda). campuran tersebut dioleskan
pada wajah yang berjerawat.
Deskripsi: Diamkan hingga beberapa
Tumbuhan perdu dapat tumbuh menit kemudian bilas.
hingga 1 meter. Batang lunak dan
berwarna hijau. Daun berbulu • Mengobati batuk dan gatal
halus dengan tepi bergerigi serta tenggorokan: Seduh daun
memiliki aroma yang khas. Mint dengan teh lalu minum.

Habitat: • Menjaga kesehatan mulut:


Dapat ditemukan di dataran tinggi Kunyahlah beberapa lembar
yang beriklim sejuk. daun mint dan airnya ditelan.

Bagian tanaman yang dapat


dijadikan obat:
Daun.

Kandungan kimia:
Daun mengandung vitamin C,
provitamin A, fosfor, besi, kalsium
dan potasium. Serat, klorofil dan
fitonutrien, memiliki minyak astiri
berupa menthol yang memberikan
rasa pedas yang khas.

Khasiat dan cara pengolahnnya:


• Sebagai aromaterapi:
Minyak dari daun mint dapat
dijadikan sebagai aroma
terapi. Daunnya yang diseduh
dengan teh juga dapat
merelaksasi tubuh.

• Mengatasi jerawat:
Segenggam daun mint
© Lusi Dianti Duryat
dihaluskan, lalu dicampurkan

29
© Lusi Dianti Duryat

Kemangi
Holy Basil
(Ocimum sanctum L.)

30
Nama daerah: Khasiat dan cara pengolahnnya:
Saraung (Sunda), Lampes (Jawa • Mengobati panu: Segenggam
Tengah), Kemangek (Madura), daun kemangi dicuci lalu
Uku-uku (Bali), Lufe-lufe (Ternate), ditumbuk hingga halus.
Hairy Basil (Inggris). Beri sedikit air kapur sirih.
Gosokkan ramuan ini pada
Deskripsi: kulit yang berpanu. Lakukan
Tumbuhan perdu dengan sebanyak 2 kali sehari.
tinggi mencapai 100 cm. Bunga
tersusun di tandan yang tegak. • Mengobati sariawan: 10
Daun panjang, tegak, berbentuk lembar daun kemangi dicuci
taji atau bulat telur, berwarna bersih, kunyah sampai halus
hijau muda dan berbau harum. selama 2-3 menit lalu ditelan
Ujung daun dapat tumpul atau dan minum air hangat.
tajam, panjangnya mencapai Lakukan sebanyak 3 kali
5 cm. Permukaan bergerigi sehari.
atau rata. Aromanya seperti
cengkeh dan rasanya pahit. Buah • Mengurangi bau badan:
berbentuk elips, pecah secara Daunm ditumbuk hingga
tiba-tiba. halus, lalu seduh dengan air
panas sebanyak 1 gelas, saring
Habitat: air seduhan lalu tambahkan
Dapat ditemukan di kebun- gula aren secukupnya. Minum
kebun, di pagar-pagar, di pinggir- air seduhan pada pagi dan
pinggir jalan dan di lapangan. malam hari.
Tumbuhan ini dapat tumbuh
di dataran rendah hingga pada • Mengatasi jerawat: 10-
ketinggian 500 meter di atas 15 lembar daun Kemangi
permukaan laut. dihaluskan dan ditambah
dengan 2 gelas air panas.
Bagian tanaman yang dapat Lalu disaring hingga tersisa
dijadikan obat: airnya dan dimasukkan ke
Daun. dalam botol. Dinginkan.
Gunakan sebagai toner wajah,
Kandungan kimia: oleskan dengan kapas dan
Daun mengandung saponin, tunggu semalam. Bilas wajah
flavonoid dan tanin. keesokan harinya.

31
© Lusi Dianti Duryat

Kumis Kucing
Java Tea
(Orthosiphon stamineus Benth.)
Nama daerah: Deskripsi:
Kumis kucing (Melayu-Sumatera Tumbuhan terna tegak, pada
dan Sunda), Remujung (Jawa), bagian bawah berakar di bagian
Songkot koceng (Madura). buku-bukunya dan tinggi

32
mencapai 2 meter. Helai daun Khasiat dan cara pengolahannya:
berbentuk bundar atau lonjong, • Mengobati penyakit saluran
lanset, bundar telur atau belah air kencing dan batu ginjal:
ketupat yang dimulai dari Tangkai dan daun kumis
pangkalnya. Ciri khas tanaman kucing sebanyak 10 lembar
ada pada bagian kelopak bunga kemudian ditambahkan daun
berkelenjar, urat dan pangkal meniran sebanyak 5 lembar.
berbulu pendek dan jarang Lalu direbus dengan 2 gelas
sedangkan di bagian yang air sampai mendidih dan
paling atas gundul. Bunga bibir, saring hingga menjadi 1 gelas.
mahkota yang bersifat terminal Diminum 1 kali sehari.
yakni berupa tandan yang keluar
dari ujung cabang. Helai bunga • Mengobati demam: 10 buah
tumpul dan berbentuk bundar. akar kumis kucing dicuci,
rebus dengan 3 gelas air.
Habitat: Setelah mendidih, saring,
Dapat ditemukan di lahan- dan ambil airnya. Minum air
lahan pertanian, untuk rebusan ini 1 gelas sehari.
produksi sebaiknya dipilih
tanah yang gembur, subur, • Meredakan gejala reumatik:
banyak mengandung humus/ 5-7 lembar daun kumis kucing
bahan organik dengan tata yang dilumatkan hingga
air dan udara yang baik. menjadi 1 sendok makan, 5
Curah hujan yang ideal bagi lembar makan daun meniran
pertumbuhan tanaman ini yang sudah dilumatkan hingga
adalah lebih dari 3.000 mm/ menjadi 1 sendok makan,
tahun. Dengan sinar matahari lalu direbus dengan 1 gelas
penuh tanpa ternaungi. air sampai airnya tinggal 3/4.
Naungan akan menurunkan Saring. Lalu diminum.
kadar ekstrak daun. Keadaan
suhu udara yang baik untuk • Mengobati sakit pinggang: 7
pertumbuhan tanaman ini lembar daun dan 2 buah akar
adalah panas sampai sedang. kumis kucing dicuci. Rebus
dengan 1 gelas air. Biarkan
Bagian tanaman yang dapat satu malam, baru diminum.
dijadikan obat:
Daun dan akar.

33
© Lusi Dianti Duryat

Pandan Wangi
Fragrant Pandan
(Pandanus amaryllifolius Roxb.)

34
Nama daerah: Bagian tanaman yang dapat
Pandan (Jawa), Serake bangu dijadikan obat:
(Aceh), Pandang (Batak), Pandan Daun.
musang (Minangkabau), Pandan
wangi (Melayu), Pandan rampe Kandungan kimia:
(Sunda), Pandan room (Madura), Alkaloida, saponin, flavonoida,
Pandan wangi (Jawa Tengah). tanin, polifenol dan zat warna
hijau.
Deskripsi:
Tumbuhan perdu dengan tinggi Khasiat dan cara pengolahannya:
± 7 m. Batang tegak, lunak, dan • Mengobati lemah syahwat:
bulat. Daun tunggal, memeluk Daun pandan sebanyak 5
batang berbentuk lanset dengan lembar dengan air 3 gelas
tepi berduri dan ujung runcing. direbus sampai mendidih
Pertulangan daun sejajar dan selama 15 menit. Air rebusan
berwarna hijau dengan panjang dibagi menjadi 2 gelas.
sekitar 75-90 cm dan lebar 8-10 Diminum pada saat pagi dan
cm. Bunga majemuk, bentuk sore hari.
bongkol, berkelamin dua terletak
di ketiak daun. Bunga jantan • Pewarna makanan: Daun
berdiri sendiri, bentuk lonjong, pandan dihaluskan lalu
dan daun pelindung bentuk campurkan dengan air dan
lanset. Benang sari terkumpul peras sambil disaring. Air
rapat pada poros tongkol dan perasannya dapat digunakan
berwarna putih kotor. Buah sebagai pewarna makanan.
tipe batu berwarna jingga dan
berbentuk bulat telur. Akarnya
serabut dan berwarna cokelat.
Tumbuh menjalar, sehingga dalam
waktu singkat menjadi rumpun
yang lebat.

Habitat:
Dapat ditemukan di tepi sungai,
rawa, dan tempat-tempat
bertanah lembab sampai
ketinggian 500 meter di atas © Lusi Dianti Duryat
permukaan laut.

35
© Dwi Andayaningsih

Markisa
Passion Fruit
(Passiflora quadrangularis L.)

36
Nama daerah: Kandungan kimia:
Rubis (Palembang), Belewa Daun, batang dan buah
(Melayu), Markusa (Sunda), mengandung saponin,
Markisah (Jawa). polifenol. Batang dan buah juga
mengandung flavonoida.
Deskripsi:
Tumbuhan semak, menjalar, Khasiat dan cara pengolahannya:
dengan panjang ± 10 m. • Peluruh air seni dan kencing
Batangnya berwarna hijau nanah: Daun segar sebanyak
kecokelatan, bersegi empat, lunak, 5-8 lembar, dicuci, lalu direbus
dan halus. Daunnya tunggal, dengan 2 gelas air selama
berbentuk lonjong, tersebar 25 menit. Setelah dingin lalu
dengan panjang sekitar 7-20 cm disaring. Hasil saringan dibagi
dan lebar 5-14 cm. Tepi daun rata, dua dan diminum dua kali,
ujung runcing, pangkal membulat, yaitu pada saat pagi dan sore
pertulangan daun berwarna hijau hari.
dan menyirip dengan permukaan
licin. Bunga tunggal, bulat dan • Sumber antioksidan: Buahnya
berkelamin dua. Bunga terletak dikonsumsi.
di ketiak daun dengan tangkai
bergerigi, panjang sekitar 3-4 cm, • Mencegah kerutan pada
berwarna hijau dengan mahkota wajah: Siapkan biji Markisa,
dan kelopak lonjong. Buahnya pisahkan antara biji dan air,
berwarna hijau keputih-putihan serta lapisan lender dari
dan berbentuk lonjong dengan sari buahnya. Lalu haluskan
panjang ± 20 cm, serta diameter bijinya. Setelah halus,
± 15 cm. Biji bulat pipih, panjang ± tambahkan sedikit air, lalu
0,3 cm dan berwarna putih. Akar diaduk hingga rata. Oleskan
tunggang dengan warna putih secara merata pada wajah,
kotor. tunggu 15-20 menit. Bilas
dengan air lalu terakhir
Habitat: usapkan es batu yang telah
Dapat ditemukan di hutan dataran dibungkus oleh handuk.
rendah hingga dataran tinggi. Bersihkan dengan handuk
yang kering.
Bagian tanaman yang dapat
dijadikan obat:
Daun, batang dan buah.

37
© Dwi Andayaningsih

Ceplukan
Cutleaf Groundcherry
(Physalis angulata L.)
Nama daerah: tanah kosong yang bertanah
Kopok-kopokan (Bali), Cecenet lembab namun tidak becek.
(Sunda), Nyornyoran (Madura), Tumbuh tegak dengan tinggi
Leletokan (Minahasa), Kenampok tanaman sekitar 30-50 cm. Batang
(sasak), dan Lapunonat (Tanimbar, berwarna hijau bentuk persegi,
Seram). dan bercabang. Daun berseling
dan berlekuk, bertangkai 7-25
Deskripsi: mm, dengan bentuk bulat telur
Tumbuhan semak semusim, dan memanjang dan ujungnya lancip.
tergolong sebagai tanaman liar. Ukuran panjang 3,5-10 cm dan
Tumbuh begitu saja di tanah- lebar 2,5 cm. Pada permukaan

38
daun bagian atas berwarna hijau, diremas-remas hingga lembut.
dan permukaan bawah berwarna Oleskan sekitar bisul dan bisul
hijau muda dan berambut halus. akan cepat mengering.
Bunga dan buah keluar dari ketiak
daun, buahnya berbentuk seperti • Mengobati gusi berdarah:
lampion atau lentera, bila sudah Cukup mengkonsumsi 30
masak berwarna kuning, rasanya buah ciplukan segar setiap
manis agak keasam-asaman. hari dengan teratur.

Habitat: • Mengobati influenza: 2 buah


Dapat ditemukan pada ketinggian batang pohon ciplukan lalu
hingga 1.800 meter di atas direbus dengan 2 gelas air,
permukaan laut. saring dan diminum 2 kali
sehari, pada pagi dan sore
Bagian tanaman yang dapat hari.
dijadikan obat:
Akar, buah, dan daun. • Mengobati diabetes: Ambil
bagian akar sebanyak 2 buah
Kandungan kimia: kemudian bersihkan, sebelum
Buah mengandung vitamin C, direbus, ada baiknya diamkan
Gula, Fisalin, Tanin, Kriptoxanin, beberapa saat akar ciplukan
Polifenol, dan Steroid. Biji tersebut sampai menjadi
mengandung asam palmiat, layu. Kemudian rebus akar
stearat. Flavonoid dan saponin ciplukan dengan 3 gelas air
terletak pada daun dan tunas. sampai mendidih dan hanya
Alkaloid terletak pada akarnya. tersisa kurang lebih 1 gelas
Chlorogenic acid terletak pada saja. Kemudian saring dan
batang dan daun. Selain zat minum 1 kali sehari dan
bermanfaat di atas masih ada lakukan secara rutin.
zat lainnya seperti asam malat,
asam sitrun, dan H2O yang semua • Menurunkan darah tinggi:
zat-zat tersebut dapat membantu 5 butir buah ciplukan segar
kesehatan tubuh. kemudian rebus dengan air
sebanyak 1 gelas ukuran
Khasiat dan cara pengolahannya: sedang selama kurang lebih
• Mengobati bisul: 1 genggam 10 sampai 15 menit. Saring
daun ciplukan ditambah 1 air rebusan dan dinginkan
sendok teh adas dan 1 lembar sejenak kemudian minum 2
daun sirih dicampurkan dan kali sehari.

39
© Muhammad Khoir

Pohpohan
(Pilea melastomoides (Poir.) Bl.)

40
Nama daerah: Kandungan kimia:
Poh-pohan (Sunda). Kalsium lebih tinggi jika dibanding
daun singkong dan bayam.
Deskripsi:
Tumbuhan terna, dengan tinggi Khasiat dan cara pengolahannya:
mencapai 1 meter. Batang • Mempercepat proses
tegak, lunak dan beralur-alur. pengeringan dan
Daun tersebar dengan tangkai penyembuhan luka: Daun
bertelinga. Daun memiliki aroma sebanyak 10 lembar
yang khas apabila diremas dan dihaluskan dan ditempelkan
merupakan daun tunggal. Helaian ke bagian tubuh yang luka dan
daun berbentuk oval, berujung tunggu hingga mengering.
runcing dan tepi daunnya
bergerigi. Bunga majemuk • Daun segarnya dijadikan
bongkol dengan warna merah lalapan.
diujungnya. Bongkol hijau dengan
ujung jingga cokelat hingga merah
bata, mengangguk dan tegak
setelah menjadi buah. Setelah
buahnya mekar akan menyebar
berbentuk lingkaran dengan
bulu-bulu halus berwarna putih,
setelah buah masak penuh biji
akan ringan terbawa angin.

Habitat:
Dapat ditemukan di tanah-tanah
terlantar yang subur, tepi sungai,
tepi jalan, kebun-kebun teh dan
kina, terutama di bagian yang
lembab, sawah yang mengering
hingga ketinggian 2.500 meter di
atas permukaan laut yang hanya
ditemukan di pulau Jawa.

Bagian tanaman yang dapat


dijadikan obat: © Muhammad Khoir
Daun.

41
© Dwi Andayaningsih

Delima
Pomegranate
(Punica granatum L.)

42
Nama daerah: Kandungan kimia:
Glima (Aceh), Glimau mekah Akar, kulit batang, dan buah
(Gayo), Dalimo (Batak), Delima mengandung saponin dan
(Melayu), Dlima (Jawa Tengah), flavonoida. Disamping itu, akar
Dhalima (Madura), Jeliman juga mengandung polifenol,
(Sasak), Talima (Bima), Dila daelak sedangkan bagian kulit batang dan
(Roti), dan Lekokase (Timor). buah juga mengandung tanin.

Deskripsi: Khasiat dan cara pengolahannya:


Tanaman perdu dengan tinggi • Mengobati disentri: Daun
sekitar 2-5 meter. Batang berkayu, delima segar sebanyak
bentuk bulat, bercabang dan 10 lembar, rimpang temu
berduri. Batang yang masih muda giring setengah ibu jari, dan
berwarna cokelat sedangkan daun jambu biji 5 lembar,
batang yang sudah tua berwarna ditambahkan air sebanyak 1
hijau tua. Daun tunggal berwarna gelas. Direbus dan diminum 1
hijau dengan panjang sekitar 1-8 kali setiap harinya sebanyak 1
cm dan lebar sekitar 5-15 mm, gelas selama 7 hari.
bentuk lanset, dan bertulang daun
menyirip. Bunga tunggal di ketiak • Mengobati keputihan: Kulit
daun, bagian mahkota membulat buah delima segar sebanyak
berwarna merah atau kuning. 10 lembar, daun beluntas
Buah berbentuk bulat berwarna segar 5 lembar, tapak liman
hijau kekuningan dengan diameter 5 lembar, dan manjakani 5
5-12 cm. Akar tunggang berwarna buah, dengan air sebanyak 1
kuning kecokelatan. gelas. Direbus dan diminum 1
kali setiap harinya sebanyak 1
Habitat: gelas selama 7 hari.
Dapat ditemukan di daerah
subtropis sampai tropis dan • Sebagai obat cacing: Akar
dataran rendah sampai ketinggian delima 1 jari dan rimpang
1.000 meter di atas permukaan temu giring segar 1 jari,
laut. ditambahkan air sebanyak 1
gelas. Direbus dan diminum 1
Bagian tanaman yang dapat kali setiap harinya sebanyak 1
dijadikan obat: gelas selama 4 hari.
Akar, kulit batang, daun dan buah.

43
© Lusi Dianti Duryat

Rosmarin
Rosemary
(Rosmarinus officinalis L.)
Nama daerah: bagian atas berwarna hijau
Rosmari (Jawa). gelap sedangkan bagian bawah
berwarna keabuan. Bentuk
Deskripsi: daun oval, sempit dan kecil,
Tumbuhan herba, dapat serta berujung runcing. Bunga
tumbuh hingga 1 meter. Daun ini dapat tumbuh 1,5-2 m.

44
Bunganya berwarna ungu pucat • Mengatasi bau badan: Daun
hingga biru gelap. Rosemary digiling menjadi
bubuk dan digunakan untuk
Habitat: mandi. Selain itu,dapat juga
Dapat ditemukan di hutan membuat teh dari daun
subtropis dan tropis. rosemary dan digunakan
Membutuhkan udara yang kering untuk mandi.
dan sejuk. Dapat bertahan dalam
kondisi tanah yang kering dan • Menghambat infeksi pada
dapat terserang hama dan mati luka: 10 lembar daun segar
jika tanah tergenang air. Rosemary dihaluskan lalu
ditempel ke luka sambil
Bagian tanaman yang dapat ditekan.
dijadikan obat:
Daun dan bunga. • Sebagai teh relaksasi:
Gunakan 1 sendok teh per
Kandungan kimia: gelas air panas, diamkan
Daun dan bunga mengandung selama 10 menit, saring dan
Chineol, Minyak atsiri, Borneol, nikmati beberapa gelas sehari.
Therein, Champor, Bornyl asetat, Uap yang keluar dari teh yang
Minyak esensial, Zat besi, telah diseduh juga dapat
Carsonic, Kalsium, dan Vitamin dihirup untuk menenangkan
B6. pikiran.

Khasiat dan cara pengolahannya: Catatan:


• Meningkatkan kesuburan Dalam jumlah kecil minyak
rambut: Satu sendok makan Rosemary dapat menyebabkan
minyak Rosemary dicampur iritasi pada lambung, ginjal dan
dengan 2 sendok minyak usus. Dosis yang lebih besar
almond lalu dipijat kulit kepala mungkin beracun. Jangan pernah
selama 20 menit setiap hari menelan lebih dari setetes
selama 6-7 bulan. minyak rosemary terkonsentrasi.
Disarankan agar ibu hamil harus
• Melegakan hidung tersumbat, menghindari konsumsi dalam
flu, alergi dan sinus: Aroma jumlah besar. Hal ini dapat
minyak Rosemary dihirup menyebabkan kontraksi rahim
dapat membantu melarutkan bahkan keguguran.
pernapasan yang tersumbat.

45
© Lusi Dianti Duryat

Terung
Eggplant
(Solanum melongena L.)

46
Nama daerah: dengan ketinggian sampai 1.200
Trueng (Aceh), Trong (Gayo), meter di atas permukaan laut.
Terung (Batak), Tiung (Batak
Toba), Toru (Nias), Tiung Bagian tanaman yang dapat
(Lampung), Terong (Melayu), dijadikan obat:
Terung (Jawa Tengah), Terong Daun, buah dan akar.
(Sunda), Tirung (Bali), Atimbu
(Gorontalo), Bodong-bodong Kandungan kimia:
(Makasar), Iterung (Bugis), Terong Daun, buah dan akar mengandung
(Sasak), Kaduwi (Bima), Kenduru saponin dan flavonoida.
(Sumba), Kaumenu (Timor).
Khasiat dan cara pengolahannya:
Deskripsi: • Mengobati asma: Akarnya
Tumbuhan perdu dengan tinggi ± sebanyak 3-5 buah, direbus
1,75 m. Batang berbentuk bulat dan disaring lalu diminum air
dan berkayu, sedikit berambut rebusannya.
dan berwarna putih kotor. Daun
tunggal, berbentuk bulat telur, • Mengobati sakit gigi, gusi
dengan ujung runcing, dan bengkak dan radang mulut:
pangkal berlekuk. Tepi daun Daun sebanyak 3-4 lembar
berombak, panjang daun sekitar direbus dalam 2 gelas air.
3-15 cm dan lebar 2-9 cm. Kemudian air rebusannya
Pertulangan daun menyirip, dan dapat digunakan untuk
berwarna hijau. Bunga majemuk mencuci mulut dan berkumur-
dan berwarna hijau pucat, kumur.
berseling, kelopak bertajuk lima,
berambut kasar, dan berbentuk • Menjarangkan kelahiran: Buah
lonceng. Mahkota bertajuk lima terung segar sebanyak 1-2,
dan sisi luar berambut. Buah buni, dicuci lalu dikupas, diiris-iris
berbentuk bulat dan berwarna dan dimakan sekaligus.
hijau. Biji pipih, kecil, licin,
dan berwarna kuning. Akarnya
tunggang dan berwarna cokelat
muda.

Habitat:
Dapat ditemukan di dataran
rendah hingga dataran tinggi

47
© Lusi Dianti Duryat

Ranti
Black Nightshade
(Solanum nigrum L.)

48
Nama daerah: • Mengobati infeksi saluran
Leunca (Sunda), Ranti (Melayu). kencing: Campurkan luenca
dan meniran masing-masing
Deskripsi: sebanyak 15 lembar. Direbus
Tumbuhan terna tahunan, dengan 3 gelas air hingga
mempunyai ketinggian batang tersisa 1 gelas. Minum 3 kali
mencapai 1 meter. Batang tidak sehari.
berkayu dan mempunyai bulu
halus. Daun bercabang, bunga • Mengobati radang kulit: Rebus
berwarna putih dengan kepala 10 lembar herba segar atau 15
sari berwarna kuning. Sedangkan lembar herba kering dengan
buah berwarna cokelat kehitaman 3 gelas air hingga tersisa 1
apabila sudah matang. gelas. Minum 2 kali sehari.

Habitat:
Dapat ditemukan di berbagai
tempat dataran rendah sampai
3.000 meter di atas permukaan
laut.

Bagian tanaman yang dapat


dijadikan obat:
Daun dan buah.

Kandungan kimia:
Glikoalkaloid solanin, solasonin,
solamargin, solasodin, solanidin,
diosgenin, tigogenin, atropine,
saponin, kalsium, fosfor, zat besi,
Vitamin A dan C.

Khasiat dan cara pengolahannya:


• Mengobati demam: Daun
leunca 10-15 lembar
dimasukkan ke dalam air
sebanyak 5 gelas. Direbus
sampai mendidih selama 15
menit. Lalu, diminum 3-4 kali © Lusi Dianti Duryat
sehari.

49
© Lusi Dianti Duryat

Sorgum
Sorghum
(Sorghum bicolor (L.) Moench.)

50
Nama daerah: Khasiat dan cara pengolahannya:
Jagung Centelan (Jawa), Gandrung • Bahan pangan alternatif:
(Sunda). Kandungan karbohidrat biji
Sorgum relatif sama dengan
Deskripsi: beras, bahkan kadar protein,
Batang tegak dapat tumbuh kalsium, besi, dan posfor lebih
hingga 6 meter. Daun seperti tinggi. Kandungan protein
daun jagung, berbentuk lanset, dan mineral yang tinggi ini
dengan bulu-bulu halus, menunjukkan kelayakan
kedudukannya membungkus sorgum sebagai bahan pangan
batang dan berseling dengan alternatif.
dua baris. Bunga majemuk,
bunga hermaprodit yakni terdiri • Sebagai pakan ternak dan
dari bunga jantan dan betina. kompos: Batang, daun dan
akar dapat dijadikan sebagai
Habitat: pakan ternak dan kompos.
Dapat ditemukan di hutan
subtropis dan tropis. Cukup
toleran terhadap tanah yang
kurang subur atau tanah
kritis, sehingga lahan-lahan
yang kurang produktif atau
lahan tidur dapat ditanami.
Toleran terhadap kekeringan
dan genangan air, relatif tahan
terhadap gangguan hama dan
penyakit.

Bagian tanaman yang dapat


dijadikan obat:
Biji dan batang.

Kandungan kimia:
Mengandung protein, lemak,
karbohidrat, air, serat, dan zat
© Lusi Dianti Duryat
besi.

51
© Lusi Dianti Duryat

Pecut Kuda
Jamaica Vervain
(Stachytarpheta jamaicensis Vahl.)
Nama daerah: 1-1,5 cm. Bunga majemuk, bentuk
Jarong Lelaki (Sunda), bulir, tangkai pendek, kelopak
Ngadirengga (Jawa Tengah), bertajuk empat, panjang ± 5 mm,
Runjarum (Madura). dan berwarna hijau. Mahkota
berwarna ungu berbentuk tabung,
Deskripsi: bagian dalam berambut berwarna
Tumbuhan semak dengan tinggi putih, bertajuk lima, tumpul,
sekitar 20-90 cm. Batang berkayu benang sari berjumlah dua. Jika
berwarna hijau keputih-putihan, masih muda, buah berwarna
bulat, dan bercabang. Daun hijau sedangkan jika sudah tua
tunggal, berhadapan, bentuk berwarna hitam. Biji berwarna
seperti bulat telur, dan bagian hitam berbentuk jarum, panjang
ujung runcing. Bagian tepi ± 5 mm. Akar tunggang dan
beringgit, pangkal meruncing, berwarna kuning muda.
panjang sekitar 4-9 cm dan lebar
2,5-5 cm. Pertulangan daun Habitat:
menyirip dan berwarna hijau, Dapat ditemukan di pinggir jalan
berbulu, tangkai berukuran sekitar dan kebun-kebun yang tidak

52
terawat. Dapat hidup di padang pagi dan sore hari, masing-
rumput dan area terbuka yang masing 1/2 gelas.
mendapatkan sinar matahari.
Tumbuhan ini juga biasanya • Mengobati bisul, luka dan
ditemukan pada ketinggian hingga radang kulit bernanah: Herba
700 meter di atas permukaan laut. Pecut kuda segar 5-8 lembar
Pecut kuda lebih tumbuh subur digiling sampai halus, lalu
pada tanah berpasir. ditempelkan ke bagian tubuh
yang sakit.
Bagian tanaman yang dapat
dijadikan obat: • Mengobati hepatitis A:
Herba, bunga, dan akar. Bunga Pecut kuda sebanyak
5-10 tangkai dicuci sampai
Kandungan kimia: bersih, lalu dipotong-potong.
Glikosida, flavonoid dan alkaloid. Tambahkan gula batu
secukupnya, lalu direbus
Khasiat dan cara pengolahannya: dalam 3 gelas air sampai
• Mengobati radang tersisa 1 gelas. Setelah dingin,
tenggorokan dan batuk: disaring dan air saringannya
Pecut kuda segar sebanyak 3 diminum. Lakukan setiap hari
buah, 2 buah kencur ukuran sampai sembuh.
sedang, dan 2 siung bawang
putih lalu ditumbuk sampai • Mengobati rematik: Herba
halus. Ditambahkan 1/2 gelas Pecut kuda segar sebanyak
air gula sambil diaduk rata, 5-10 lembar dicuci, lalu
lalu diperas dan disaring. dipotong-potong. Rebus
Selanjutnya air yang sudah dalam 3 gelas air bersih
disaring diminum 3 kali sehari sampai air rebusannya tersisa
selama 3-5 hari. 1 gelas. Setelah dingin,
saring dan air saringannya
• Mengobati keputihan: Akar dibagi untuk 2 kali minum,
Pecut kuda segar sebanyak yaitu pada pagi dan sore hari
5-6 buah, dicuci lalu diiris dan masing-masing 1/2 gelas.
tambahkan 3 gelas air bersih,
lalu rebus sampai tersisa 1 Catatan:
gelas. Setelah dingin, disaring Ibu hamil dilarang minum rebusan
dan air saringannya dibagi ramuan obat ini karena dapat
untuk 2 kali minum yaitu pada menyebabkan keguguran.

53
© Lusi Dianti Duryat

Stevia
Sweet Leaf
(Stevia rebaudiana Bertonii M)

54
Nama daerah: tunggang dan berwarna putih
Stevia (Jawa dan Sumatera). kotor.

Deskripsi: Habitat:
Tumbuhan semak dengan tinggi Dapat ditemukan di hutan
sekitar 30-90 cm. Batang bulat subtropis dan tropis.
berwarna hijau, berbulu, beruas
dan bercabang. Daun tunggal Bagian tanaman yang dapat
dan berbulu, dengan posisi dijadikan obat:
berhadapan, dan berbentuk Daun dan akar.
bulat telur dengan ujung tumpul,
pangkal runcing, tepi rata. Kandungan kimia:
Panjang daun sekitar 2-4 cm dan Daun dan akar mengandung
lebar 1-5 cm. Pertulangan daun saponin, flavonoida dan polifenol.
menyirip. Bunga majemuk dan
berbulu, bentuk malai, berada Khasiat dan cara pengolahannya:
di ujung dan di ketiak daun serta • Mengobati penyakit kencing
berbentuk terompet. Kelopak manis: Daun segar sebanyak
bunga berbentuk tabung. Buah 4-6 lembar dengan 1 gelas air
kotak, berambut dan berwarna panas. Direbus dan setelah
cokelat. Biji berbentuk jarum dingin disaring. Hasil saringan
berwarna putih kotor. Akarnya diminum seluruhnya.

© Lusi Dianti Duryat

55
© Lusi Dianti Duryat

Cocok Botol
African Marigold
(Tagetes erecta L.)
Nama daerah: memiliki tinggi sekitar 60-70
Bunga Tahi Kotok (Betawi), cm, tegak dan becabang. Daun
Gumitir (Sunda). tunggal, menyirip berbagi sangat
dalam sehingga menyerupai daun
Deskripsi: majemuk menyirip gasal. Tajuk
Tumbuhan herba tahunan anak daun pada kedua sisi 5-9,

56
bentuknya memanjang hingga Akar 5 buah dan daun
lanset menyempit, dengan bintik segar sebanyak 5 lembar
kelenjar bulat dekat, berwarna dilumatkan, lalu ditempelkan
hijau, Bunga berbentuk bonggol pada bagian tubuh yang sakit.
(flowerhead) yang dikelilingi daun
pelindung. Warna bunga kuning • Mengobati batuk seratus hari
atau jingga dan berbau tidak (Pertusis): Bunga sebanyak 15
sedap. kuntum direbus dengan gula
merah. Air rebusan disaring,
Habitat: air saringan dibagi dua, lalu
Dapat ditemukan di daerah diminum pada saat pagi dan
terbuka yang terkena sinar sore hari.
matahari langsung dan lembab.
Biasanya tumbuh di halaman • Mengobati sakit gigi: Bunga
rumah sebagai tanaman hias. sebanyak 5 kuntum dengan
dua gelas air sampai tersisa
Bagian tanaman yang dapat satu gelas. Setelah dingin,
dijadikan obat: disaring dan diminum airnya
Daun dan bunga. sehari dua kali. Masing-
masing 1/2 gelas.
Kandungan kimia:
Bunga mengandung tagetiin, • Mengobati sakit mata: Satu
terthienyl, helenian, dan kuntum bunga yang segar
flavoxanthin. dicuci, lalu direbus. Setelah
dingin, disaring dan digunakan
Khasiat dan cara pengolahannya: untuk mencuci mata yang
• Mengobati gondongan sakit.
(Parotitis) dan pembengkakan
payudara (mastitis): Bunga • Mengobati biopeptisida:
sebanyak 3-5 kuntum Giling bunga sebanyak 3
dilumatkan lalu dicampur kuntum sampai halus, lalu
dengan cuka. Kemudian tambahkan 4 gelas air. Saring
ditempelkan pada bagian dan siap digunakan untuk
tubuh yang sakit. menyiram tanaman.

• Mengobati radang kulit


bernanah (Pyodermi):

57
DESKRIPSI
KUPU-KUPU
LEBIH DEKAT MENGENAL KUPU-KUPU

Kupu-kupu merupakan salah satu serangga (insekta) yang mudah


dikenali oleh setiap orang karena memiliki warna dan bentuk sayap
yang indah serta aktif di siang hari (diurnal). Salah satu serangga
terbang ini sering ditemukan di berbagai tempat, seperti di semak-
semak, pinggiran hutan, di sekitar pemukiman penduduk, kebun,
taman, tempat terbuka dan aliran air. Selain itu, penyebaran kupu-
kupu sangat tergantung dengan keberadaan tumbuhan sebagai
sumber pakan kupu-kupu dewasa maupun larva dan pengaruh faktor
lingkungan yang ada.

Serangga ini merupakan salah satu satwa yang digolongkan dalam


bangsa Lepidoptera. Secara etimologis, berasal dari bahasa Latin lepido
(sisik) dan bahasa Yunani-pteron (jamak ptera) yang berarti sayap,
sehingga Lepidoptera berarti kelompok serangga yang mempunyai
sayap bersisik. Sisik-sisik ini tersusun seperti genting serta memiliki
pola dan corak warna yang menarik. Bangsa Lepidoptera dicirikan
mempunyai dua pasang sayap yang tertutup sisik, memiliki ukuran
tubuh kecil sampai besar dengan tipe mulut penggigit pada fase larva
dan tipe mulut penghisap pada fase dewasa. Lepidoptera yang ada di
dunia mencapai 155.000 jenis dan kupu-kupu hanya menjadi bagian
kecil, yaitu sekitar 17.500 jenis.

Ciri lain yang membedakan kupu-kupu dengan ngengat adalah ujung


sungut (antenna) membesar seperti gada (clubbed), dan posisi
sayapnya terlipat secara vertikal atau tegak di atas tubuhnya pada saat
istirahat. Ngengat umumnya berwarna kurang menarik (suram), aktif
pada malam hari (nocturnal), antenna beragam seperti menyerupai
sisir, berbulu, menipis dan tidak pernah membesar dibagian ujung.
Umumnya, ngengat akan melipat sayap secara horizontal di atas
tubuhnya pada saat istirahat.

Interaksi tumbuhan dan kupu-kupu merupakan hubungan yang saling


menguntungkan. Pada interaksi ini, tumbuhan menyediakan sumber
pakan yaitu nektar, sedangkan tumbuhan mendapatkan keuntungan
yaitu terjadinya penyerbukan. Kupu-kupu penyerbuk secara ekologis

60
berperan dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem dan secara
tidak langsung dapat memperkaya keragaman hayati. Bentuk, warna,
dan aroma bunga dipergunakan sebagai petunjuk kupu-kupu dalam
mengunjungi bunga.

Morfologi kupu-kupu

Kupu-kupu memiliki morfologi yang terdiri dari:


1. Kepala (Head): Pada bagian ini terdapat mulut, dan sepasang
alat sensor berupa antenna. Bentuk mulut seperti tabung yang
menggulung (mirip belalai gajah) berfungsi untuk mengambil sari-
sari bunga.

2. Rongga dada (Thorax): Terdiri dari tiga ruas badan yang merupakan
tempat tumpuan 3 pasang kaki, dan juga terdapat dua pasang
sayap yang dilengkapi dengan otot-otot yang berfungsi untuk
menggerakan sayap dan kaki kupu-kupu.

3. Perut (Abdomen): Berfungsi sebagai saluran pencernaan, dan

61
tempat alat vital lainnya, seperti jantung, alat kelamin, serta organ-
organ reproduksi yang semuanya terletak di perut.

Selain memiliki tiga ruas pada bagian morfologinya, kupu-kupu memiliki


bagian tambahan, antara lain :
1. Mata kompon (Compound eye) : Mata kompon kupu-kupu terdiri
banyak lensa hexagonal seperti halnya pada mata kompon serangga
lainnya. Kupu-kupu hanya dapat melihat warna merah, hijau dan
kuning saja.

2. Probosis (Proboscis) : Kupu-kupu dewasa menghisap nektar


bunga dan cairannya dengan menggunakan proboscis atau
mulut penghisap yang seperti sedotan belalai Gajah. Ketika tidak
digunakan, proboscis ini akan digulung melingkar seperti selang air.

3. Palp labial (Labial palps) : Palp labial membantu kupu-kupu untuk


menentukan apakah tumbuhan itu merupakan makanan atau
bukan.

4. Sayap depan (Forewing) : Sayap depan merupakan sayap yang


berada di bagian atas.

5. Sayap belakang (Hindwing) : Sayap belakang merupakan sepasang


sayap yang berada dibagian bawah. Pada family Papilionidae,
kita dapat melihat adanya perpanjangan sayap belakang yang
menjuntai, menyerupai ekor. Karena itulah family Papilionidae
sering juga disebut sebagai “Swallowtails”.

6. Kaki (Legs) : Kupu-kupu mempunyai sepasang kaki pendek yang


berada di depan, dan dua pasang kaki yang lebih panjang di
belakangnya. Kaki, terutama sepasang yang ditengah, dilengkapi
dengan sensor penciuman yang membuat kupu-kupu dapat
merasakan kandungan kimia pada tempatnya hinggap.

7. Antena : Antena merupakan alat sensor yang terdapat di kepala


serangga dewasa, dan berjumlah sepasang. Antena ini digunakan

62
untuk mencium dan sebagai pengatur keseimbangan, dua ujung
antena yang sedikit membulat disebut sebagai antennal club.

Siklus Hidup
1

7 2

6 3

5 4
Keterangan:
1. Telur, 2. Larva (ulat), 3. Persiapan menjadi pupa, 4. Pupa (Kepompong),
5. Pupa akhir, 6. Kupu-kupu keluar dari pupa, 7. Kupu-kupu sedang
meletakkan telur.

Kupu-kupu dalam perkembangbiakan mengalami metamorphosis


sempurna, metamorphosis berasal dari bahasa Yunani dari kata meta
yang artinya setelah dan morphe yang artinya bentuk. Metamorfosis
merupakan perubahan bentuk secara internal dan eksternal (morfologi)
dari suatu satwa yang berlangsung dalam perkembangan normal
Kupu-kupu memiliki siklus hidup yang unik, karena selama hidupnya
kupu-kupu mengalami metamorphosis melewati empat tahapan yang
berbeda. Daur hidup kupu-kupu meliputi telur, larva, pupa, dan kupu-
kupu dewasa.

63
© Ahmad Baihaqi

Lemon emigrant
Catopsilia pomona (Linnaeus, 1775)

64
© Ahmad Baihaqi

Deskripsi: dengan banyak kepakan sayap,


Panjang sayap berkisar 50–70 terutama jika matahari mulai
mm. Tubuh berukuran sedang. meninggi. Pada pagi hari kadang-
Jenis yang memiliki banyak variasi kadang terlihat berjemur dengan
dengan sayap berwarna kuning sayap terbentang. Dalam waktu
muda, kuning dengan bercak tertentu, dalam jumlah banyak
cokelat dibagian permukaan sayap mengunjungi kubangan lumpur.
bagian bawah, putih atau putih
kehijauan. Termasuk jenis migran Penyebaran di Dunia:
terutama pada awal musim Indonesia, India, Kamboja,
kemarau. Singapura, Laos, Vietnam,
Myanmar, Thailand, Malaysia,
Habitat dan Kebiasaan: Filipina, dan Australia.
Dapat ditemukan di dataran
rendah terbuka, seperti padang Penyebaran di Indonesia:
rumput, semak, taman, hutan Sumatera, Jawa, Bali, Nusa
kota serta hutan mangrove. Tenggara, Kalimantan, Sulawesi,
Gemar mengunjungi bunga-bunga Maluku, dan Papua.
yang bermekaran. Terbang cepat

65
© Muhammad Khoir

Plain tiger
Danaus chrysippus (Linnaeus, 1758)

66
© Ahmad Baihaqi

Deskripsi: sekolah dan taman kota hingga


Rentang sayap mencapai 65 ketinggian 1.500 meter di atas
mm. Pola warna utama berupa permukaan laut. Aktif terbang
kombinasi antara hitam, orange, pada siang hari (diurnal) dan
cokelat dan putih. Permukaan sering terbang berkelompok.
sayap berwarna orange dan
cokelat pada ujung sayap depan Penyebaran di Dunia:
dengan bercak putih sedangkan Indonesia, Afrika, Israel, Suriah,
sayap bawah berwarna orange Libanon, Palestina, Yordania,
dengan bercak hitam di Mesir, Arab Saudi, Yaman, Oman,
tengahnya. Pada permukaan Bahrain, Qatar, Irak, Kuwait, Uni
bawah sayap belakang terdapat Emirat Arab, India, Tiongkok
beberapa bercak warna hitam. bagian selatan, Malaysia,
Tepi sayap belakang dibatasi Kamboja, Singapura, Laos,
oleh garis tidak beraturan yang Vietnam, Myanmar, Thailand
berwarna hitam. sampai Taiwan, Filipina, Fiji,
Jepang, dan Australia.
Habitat dan Kebiasaan:
Dapat ditemukan di area terbuka, Penyebaran di Indonesia:
padang rumput, hutan yang Sumatera, Jawa, Bali, Nusa
berdaun kering, hutan sub-tropis, Tenggara, Kalimantan, Sulawesi,
kebun, sekitar pemukiman, Maluku, dan Papua.

67
© Muhammad Khoir

Gray pansy
Junonia atlites (Linnaeus, 1763)

68
© Ahmad Baihaqi

Deskripsi: air. Terbang dengan cepat


Panjang sayap berkisar 50–60 menjelang siang hari. Terlihat
mm. Sayap bagian atas berwarna tenang pada saat menghisap
abu-abu muda dengan garis tepi nektar dan saat berjemur.
yang tidak teratur berwarna
cokelat tua. Terdapat serangkaian Penyebaran di Dunia:
pola bintik mata, berjajar di Indonesia, India, Sri Lanka,
tepi sayap depan hingga sayap Tiongkok bagian Selatan,
belakang, bagian dalam berwarna Malaysia, Kamboja, Singapura,
hitam dan setengahnya orange. Laos, Vietnam, Myanmar,
Pada musim kemarau warna sayap Thailand, dan Filipina.
menjadi lebih pucat.
Penyebaran di Indonesia:
Habitat dan Kebiasaan: Sumatera, Jawa, Bali, Nusa
Dapat ditemukan di semak atau Tenggara, Kalimantan, Sulawesi,
rumput-rumputan yang tergenang dan Maluku.

69
© Ahmad Baihaqi

Tailed Green Jay


Graphium Agamemnon (Linnaeus, 1758)

70
© Ahmad Baihaqi

Deskripsi: serta hutan mangrove. Bergerak


Panjang sayap berkisar 42 – 45 cepat dan tidak menentu serta
mm sedangkan individu betina selalu mengepakkan sayap pada
kurang lebih 49,6 mm. Sayap saat mengunjungi bunga atau
bagian atas berwarna hitam menghisap nektar. Meletakkan
dengan bercak berwarna hijau telur pada daun tanaman
apel sedangkan permukaan sayap berbuah seperti sirsak.
bagian bawah berwarna cokelat
dengan bercak sama. Jumlah Penyebaran di Dunia:
bercak di bagian atas sayap Indonesia, India, Tiongkok bagian
sama dengan di bagian bawah Selatan, Malaysia, Kamboja,
sayap. Memiliki pemanjangan Singapura, Laos, Vietnam,
sayap berupa ekor. pada individu Myanmar, Thailand, Filipina, dan
betina ukuran ekor lebih panjang Australia Utara.
dibandingkan individu jantan.
Penyebaran di Indonesia:
Habitat dan Kebiasaan: Sumatera, Jawa, Bali, Nusa
Dapat ditemukan di area Tenggara, Kalimantan, Sulawesi,
terbuka, seperti taman, kebun, Maluku, dan Papua.
dan hutan kota, pinggir hutan

71
© Ahmad Baihaqi

Common Bluebottle
Graphium sarpedon (Fruhstofer, 1907)

72
© Muhammad Khoir

Deskripsi: Habitat dan Kebiasaan:


Pada sisi atas, sayap depan Dapat ditemukan di area terbuka,
dan belakang berwarna hitam seperti taman dan hutan kota
dengan pita segitiga berwarna serta hutan mangrove. Cukup
biru hijau di seluruh bagian mudah ditemukan di bunga
permukaan sayap, dari ujung kersen, jarak, mengkudu dan
sampai bawah. Pada sisi bawah, jambu.
sayap depan dan sayap belakang
berwarna cokelat dengan Penyebaran di Dunia:
pola yang sama yaitu pita Indonesia, India, Jepang Selatan,
segitiga berwarna biru muda Malaysia, Kamboja, Singapura,
dan terdapat titik berwarna Laos, Vietnam, Myanmar,
merah pada pangkal sayap. Thailand, Filipina, dan Australia.
Terbang sangat cepat dan sulit
diobservasi pada saat terbang. Penyebaran di Indonesia:
Selalu mengepakkan sayap Sumatera, Jawa, Bali, Nusa
ketika mengunjungi bunga atau Tenggara, Kalimantan, Sulawesi,
menghisap nektar. dan Papua.

73
© Dwi Andayaningsih

Great egg-fly
Hypolimnas bolina (Linnaeus, 1758)

74
© Muhammad Khoir

Deskripsi: dan tepi hutan. Sering terlihat


Panjang sayap berkisar 50-85 mengunjungi bunga untuk
mm dengan variasi yang tinggi. menghisap nektar.
Tubuh berwarna biru tua pada
bagian atas dengan bulatan Penyebaran di Dunia:
berbentuk telur berwarna putih Indonesia, Madagaskar, Tiongkok
pada masing-masing sayap dan bagian selatan, Kamboja,
terdapat area lebih kecil berwarna Singapura, Laos, Vietnam,
putih di ujung atas sayap depan. Myanmar, Thailand, Malaysia
Polymorfik terutama untuk sampai Taiwan, India, dan
individu betina, ada warna biru Australia sebelah utara dan timur.
muda, cokelat orange dan putih.
Penyebaran di Indonesia:
Habitat dan Kebiasaan: Sumatera, Jawa, Bali, Nusa
Dapat ditemukan di area Tenggara, Kalimantan, Sulawesi,
terbuka, seperti taman dan Maluku, dan Papua.
hutan kota, kebun, persawahan,

75
© Ahmad Baihaqi

Peacock pansy
Junonia almana (Linnaeus, 1758)

76
© Ahmad Baihaqi

Deskripsi: Habitat dan Kebiasaan:


Rentang sayap berkisar 40 - 55 Dapat ditemukan di padang
mm. Tubuh berukuran sedang, rumput atau area yang terbuka
tubuh bagian atas berwarna dengan bunga-bunga yang cukup
orange (jingga) terang. Bagian banyak. Sering dijumpai hinggap
sayap masing-masing memiliki di bunga kacang-kacangan, puteri
sebuah bulatan mirip mata, satu malu, Asteraceae dan jenis bunga
berukuran besar pada sayap rumput lainnya.
depan dan satu berukuran lebih
kecil pada sayap belakang, Penyebaran di Dunia:
berwarna cokelat bergradasi Indonesia, India, Sri Lanka,
hitam dengan dikelilingi cincin Tiongkok bagian selatan, Jepang,
berwarna putih. Pada masing- Malaysia, Kamboja, Singapura,
masing bagian sayap depan Laos, Vietnam, Myanmar,
terdapat empat tanda garis lebar Thailand, dan Filipina.
yang berbeda berwarna cokelat
gelap. Bagian tepian sayap Penyebaran di Indonesia:
memiliki tiga baris garis yang Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi dan
membentuk renda berwarna Nusa Tenggara kecuali Timor.
cokelat.

77
© Dwi Andayaningsih

Blue pansy
Junonia orithya (Linnaeus, 1758)

78
© Dwi Andayaningsih

Deskripsi: Habitat dan Kebiasaan:


Rentang sayap berkisar 40–55 Dapat ditemukan di area terbuka,
mm. Mempunyai sayap depan seperti taman, hutan kota, serta
dengan tampak atas berwarna padang rumput yang basah.
hitam sedangkan individu betina Hinggap pada rerumputan,
berwarna cokelat tua. Mempunyai terbang cepat, sesudah itu
sayap belakang berwarna biru meluncur, seringkali hinggap
terang. Pangkal sayap berwarna lama pada bunga yang mekar.
krem, dihiasi dengan dua bulatan Umumnya meletakkan telur pada
berwarna jingga dengan inti hitam daun muda tumbuhan gulma
mirip mata. Pinggir sayap dihiasi seperti Asystasia atau tumbuhan
dengan tiga baris garis berwarna gulma yang tumbuh di tanah
cokelat gelap. Di dekat pangkal kosong. Merentangkan sayap
sayap terdapat dua goresan pada saat matahari bersinar.
berwana jingga. Ada dua bulatan
masing-masing pada sayap Penyebaran di Dunia:
belakang kiri dan kanannya. Satu Indonesia, Afrika, India, Malaysia
bulatan penuh berwarna hitam dan Australia.
dan satu bulatan lagi berwarna
jingga dilapis hitam, dengan inti Penyebaran di Indonesia:
berwarna hitam dan putih. Bagian Sumatera, Jawa, Bali, Nusa
bawah sayap didominasi warna Tenggara, Kalimantan, Sulawesi,
krem dengan corak berwarna Maluku, dan Papua.
cokelat pucat.

79
© Ahmad Baihaqi

Common sailor
Neptis hylas (Linnaeus, 1758)

80
© Muhammad Bagus Satrio

Deskripsi: (saat terbang meluncur seperti


Panjang sayap mencapai 50 pesawat atau seperti kapal
mm. Sayap memiliki pola seperti layar) mengunjungi bunga untuk
zebra, berwarna cokelat gelap menghisap nektar dan buah yang
dibagian sayap atas dan cokelat matang sebagai energi.
muda mendekati orange dibagian
sayap bawah dengan garis-garis Penyebaran di Dunia:
berwarna putih. Bagian antena Indonesia, India, Sri Lanka,
dan kepala berwarna hitam. Lebar Tiongkok bagian selatan, Kamboja,
sayap berukuran 40-50 mm. Laos, Vietnam, Myanmar,
Thailand, Malaysia sampai Taiwan,
Habitat dan Kebiasaan: dan Singapura.
Dapat ditemukan di taman dan
hutan kota, kebun, tepi hutan, Penyebaran di Indonesia:
persawahan, dan gurun. Individu Sumatera, Jawa, Bali, Nusa
dewasa sangat menyukai cahaya Tenggara, Kalimantan, Sulawesi,
matahari dan terbang lambat dan Maluku bagian Tenggara.

81
© Ahmad Baihaqi

Lime butterfly
Papilio demoleus (Linnaeus, 1758)

82
© Ahmad Baihaqi

Deskripsi: yang ada tanaman jeruk. Individu


Rentang sayap berkisar 60-80 betina meletakkan telur pada
mm. Sisi atas sayap berwarna daun jeruk yang dibudidaya
hitam tertutup dengan bintik- maupun liar. Sangat aktif, terbang
bintik putih kekuningan yang tidak cepat dengan banyak kepakan
beraturan, sebagian diantaranya sayap, terutama jika matahari
membentuk semacam pita tak mulai meninggi. Pada pagi
beraturan melintang di sekitar hari berjemur dengan sayap
punggung. Pada sayap, dekat terbentang.
dengan dorsal terdapat bulatan
lonjong berwarna merah dengan Penyebaran di Dunia:
garis tepi bagian ujung berwarna Indonesia, Iran, India, Filipina,
biru dan hitam. Pada individu Malaysia, Kamboja, Singapura,
betina setengahnya berwarna Laos, Vietnam, Myanmar,
hitam kebiruan dengan ujung Thailand, dan Australia bagian
berwarna biru. utara.

Habitat dan Kebiasaan: Penyebaran di Indonesia:


Dapat ditemukan di area terbuka Sumatera, Jawa, Sulawesi, Nusa
seperti taman dan hutan, kebun, Tenggara, dan Papua.
di sekitar pemukiman terutama

83
© Ahmad Baihaqi

Great mormon
Papilio memnon (Linnaeus, 1758)

84
© Ahmad Baihaqi

Deskripsi: yang bermekaran, terbang


Rentang sayap mencapai 135 cepat dengan banyak kepakan
mm. Sisi atas sayap seluruhnya sayap, terutama jika matahari
berwarna hitam bertabur biru mulai meninggi. Sering terbang
gelap atau biru kehijauan. Kadang tinggi sampai ke puncak pohon
kala ada bercak warna merah kemudian menurun, jika ada
dekat pangkal sayap depan atau sumber pakan atau tempat untuk
di bagian pangkal pada sayap bertelur, terutama tanaman jeruk
belakang. Individu betina bersifat bali (Citrus maxima). Pada pagi
polymorfik, dengan ekor atau hari terlihat berjemur dengan
tanpa ekor dan mempunyai corak sayap terbentang. Ada kalanya
lebih dari 6 pola variasi warna. pula jenis ini dalam jumlah banyak
Sisi atas sayap depan dengan mengunjungi kubangan lumpur.
garis-garis putih keabu-abuan
dan warna merah atau krem Penyebaran di Dunia:
dekat pangkalnya. Sisi atas sayap Indonesia, India, Tiongkok bagian
belakangnya berwarna hitam-biru, selatan, Taiwan, Jepang bagian
dengan 5-7 petak berwarna putih. Selatan, Malaysia, Kamboja,
Singapura, Laos, Vietnam,
Habitat dan Kebiasaan: Myanmar, dan Thailand.
Dapat ditemukan di area terbuka
seperti taman dan hutan kota, Penyebaran di Indonesia:
kebun, sekitar pemukiman, Sumatera, Nusa Tenggara, Jawa,
semak-semak dan sungai. dan Kalimantan.
Mengunjungi bunga-bunga

85
DESKRIPSI
CAPUNG
MARI MENGENAL CAPUNG

Capung merupakan serangga terbang yang termasuk ke dalam


ordo Odonata, dikenal umum di Indonesia sebagai serangga
terbang yang berukuran kecil hingga besar yang memiliki dua
mata majemuk yang besar, sayap transparan yang berkilau dan
tubuh yang memiliki warna yang beraneka ragam.

Indonesia memiliki sekitar 900 jenis, dan khusus Pulau Jawa


memiliki keanekaragaman spesies Odonata sekitar 29% yaitu 177
jenis. Salah satu lokasi di Pulau Jawa, khususnya di lingkungan
Pondok Pesantren Ekologi Ath-Thaariq, Garut-Jawa Barat yang
sudah memiliki data keanekaragaman Odonata, yaitu lima jenis.

Odonata terbagi ke dalam dua sub ordo, yaitu Anisoptera


(capung) dan Zygoptera (capung jarum). Kedua suku tersebut
dapat dibedakan dari ciri morfologinya, antara lain sebagai
berikut:

Tabel perbedaan karakteristik Anisoptera dengan Zygoptera


Anisoptera Zygoptera
Ukuran tubuh relatif sedang Ukuran tubuh kecil
atau besar
Ukuran sayap belakang relatif Ukuran sayap depan dan
lebih lebar dari sayap depan, belakang sama, posisi sayap
posisi sayap horizontal ketika vertikal istirahat
hinggap
Memiliki dua mata majemuk Memiliki dua mata majemuk
yang terlihat menyatu yang terpisah
Penerbang ulung yang Daya jelajah wilayah tidak luas,
mencakup wilayah jelajah yang karena kemampuan terbang
luas yang cenderung lemah

88
Anisoptera

Dahi
Mata majemuk

Bibir atas

Zygoptera

Ocellus
Antena

Mata majemuk
Bibir atas

© Ahmad Baihaqi (foto)

89
Siklus Hidup
Capung merupakan serangga yang termasuk ke dalam golongan
heterometabola, yaitu serangga yang mengalami metamorfosis
tidak sempurna. Metamorfosis capung terdiri dari tiga fase
utama, yaitu telur- larva/ nimfa – imago (dewasa).

Reproduksi

© Ahmad Baihaqi

Keterangan gambar:
Individu jantan menggunakan terminal classper yang dimillikinya
untuk mengait individu betina pada daerah sekitar leher
(prothoraks) individu betina kemudian individu jantan akan
melengkungkan perutnya ke arah depan menuju ke sternite
kedua dari perut individu betina.

90
Habitat

© Muhammad Khoir

Capung sangat akrab dikenal oleh masyarakat sebagai serangga


yang sering terbang di sekitar taman dan hutan kota, sungai
dan danau, persawahan, pekarangan rumah hingga lingkungan
Pondok Pesantren. Capung dapat ditemukan di pegunungan
hingga hutan tepi pantai, hal ini dikarenakan daya jelajah yang
luas dimiliki capung jenis tertentu. Hubungan capung dan
lingkungannya dapat dijadikan sebagai bioindikator kualitas
ekosistem perairan dan udara bersih. Capung dewasa betina pada
saat meletakkan telur (oviposition) selalu memilih habitat dengan
perairan yang jernih dan bersih. Selain itu, nimfa capung juga
rentan terhadap kualitas air yang buruk.

91
© Ahmad Baihaqi

Capungjarum Centil
Variable Wisp
Agriocnemis femina (Brauer, 1868)

92
© Ahmad Baihaqi

Deskripsi: Habitat dan Kebiasaan:


Tubuh berukuran sangat kecil. Dapat ditemukan di sekitar
Panjang bentang sayap 10,5-11 kolam, sungai, persawahan,
mm dan panjang abdomen 16- dan sering ditemukan terbang
17 mm. Kepala berwarna hitam rendah diantara rerumputan. Aktif
sedangkan pada individu betina terbang pada pagi sampai siang
berwarna merah gelap. Bagian hari untuk mencari mangsa dan
mata majemuk berwarna hijau bereproduksi. Bertengger dan
tertutup oleh warna cokelat berkembangbiak di rerumputan,
gelap. Toraks berwarna hijau gulma dan ganggang air. Populasi
dengan bercak putih, sedangkan lebih banyak berkembang biak di
protoraks berwarna hitam dengan sungai dibandingkan di kolam.
sisi biru. Pada individu betina,
toraks dan protoraks berwarna Penyebaran di Dunia:
cokelat kemerahan. Bagian sayap Indonesia, Laos, Vietnam,
berwarna kuning dengan sedikit Myanmar, Malaysia, Thailand,
warna hitam di tengah. Kaki Filipina, Singapura, Brunei
berwarna kuning pucat dengan Darussalam, Timor Leste, Taiwan,
waran hitam pada ekstensornya. Tiongkok, dan Jepang.
Bagian abdomen terdiri dari 10
ruas, pada ruas 1-6 terdapat Penyebaran di Indonesia:
warna biru atau hijau pucat, pada Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan,
ruas 7-10 berwarna kuning terang, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
dan setiap ruas memiliki tanda
hitam lurus, terkecuali ruas 9 dan
10.

93
© Ahmad Baihaqi

Capungsambar Garishitam
Common Scarlet
Crocothemis servilia (Drury, 1770)

94
© Ahmad Baihaqi

Deskripsi: rendah hingga daerah


Tubuh berukuran sedang dan pegunungan hingga ketinggian
berwarna merah mencolok, 2.000 meter di atas permukaan
sedangkan individu betina laut, sekitar pemukiman, taman
berwarna kuning kecokelatan. dan hutan kota, area persawahan,
Ciri utama terletak pada garis sungai, danau, kolam dan air
hitam memanjang pada bagian menggenang lainnya. Hinggap
abdomen. Panjang abdomen ditempat terbuka dengan
berukuran 24-35 mm dengan intensitas cahaya tinggi.
panjang sayap belakang
berukuran 27-37 mm. Bagian Penyebaran di Dunia:
sayap transparan dengan panjang Indonesia, Bahrain, Mesir, Kuwait,
31-33 mm, bagian pangkal sayap Oman, Palestin, Qatar, Arab
berwarna kuning, dan pterostigma Saudi, Yaman, Iran, Irak, Jepang,
kedua sayap berwarna kuning India, Pakistan, Bangladesh,
kecokelatan. Pada individu Bhutan, Maladewa, Nepal, Sri
betina bagian toraks, abdomen, Lanka, Kamboja, Laos, Vietnam,
dan tungkai berwarna cokelat Myanmar, Malaysia, Thailand,
kekuningan. Panjang abdomen Filipina, Singapura, Brunei
individu betina 25-30 mm dan Darussalam, dan Timor Leste.
bagian sisi atas abdomen tampak
lebih berwarna terang dengan Penyebaran di Indonesia:
garis hitam. Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
Habitat dan Kebiasaan:
Dapat ditemukan di dataran

95
© Ahmad Baihaqi

Capungsambar Hijau
Variegated Green Skimmer
Orthetrum sabina (Drury, 1770)
Deskripsi: 1-3 gemuk, bagian ruas 4 ramping,
Tubuh berukuran sedang. Bagian dan bagian ruas 7-10 melebar.
mata majemuk berwarna biru Bagian ruas 1-3 abdomen
kehijauan. Bagian abdomen berwarna hijau kekuningan
berukuran 30-35 mm, bagian ruas dengan garis-garis hitam, bagian

96
© Muhammad Bagus Satrio

ruas 4-10 berwarna hitam dengan predator yang sangat ganas


bercak pada sisi bagian atas dan dengan memangsa serangga
samping ruas 4-6. Bagian embelan hama seperti wereng dan kutu
capung individu jantan berwarna daun, bahkan capung sesama
putih. Kedua sayap transparan jenis dan capung jenis lainnya.
dengan venasi hitam dan pada Sangat adaptif dapat hidup di
bagian pangkal sayap belakang lingkungan air yang kurang bagus
terdapat pola kuning kecokelatan. dan hidup secara soliter.
Panjang sayap bagian belakang
30-35 mm. Bagian tungkai Penyebaran di Dunia:
berwarna hitam kecokelatan. Indonesia, India, Pakistan,
Bangladesh, Bhutan, Maladewa,
Habitat dan Kebiasaan: Nepal, Sri Lanka, Kamboja, Laos,
Dapat ditemukan di atas tanaman Vietnam, Myanmar, Malaysia,
air, rumput-rumputan, taman dan Thailand, Filipina, Singapura,
hutan kota, pekarangan rumah Brunei Darussalam, Timor Leste,
serta area persawahan. Aktif saat Tiongkok dan Jepang,
pagi sampai sore hari. Terbang
rendah di sekitar tanaman air Penyebaran di Indonesia:
dan kembali ke tempat asalnya Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan,
hinggap, hanya sesekali terbang Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
tinggi. Jenis capung ini merupakan

97
© Ahmad Baihaqi

Capung Kembara
Wandering Glider
Pantala flavescens (Fabricius, 1798)
Deskripsi: hitam yang semakin melebar dan
Tubuh dominan berwarna kuning membentuk bercak di ruas 8-9.
kemerahan. Mata majemuk, sisi Kedua sayap transparan dengan
bagian atas berwarna merah venasi hitam, sedikit warna
sedangkan sisi bagian bawah kuning di pangkal sayap, panjang
berwarna kuning. Toraks dan sayap belakang 38-40 mm, dan
abdomen berwarna kuning pterostigma merah kecokelatan.
kemerahan dengan panjang Individu jantan teneral yang
abdomen 29-35 mm. Sisi bagian baru selesai bermetamorfosis
atas abdomen terdapat garis memiliki abdomen berwarna

98
kuning keemasan dan akan sepanjang tahun terutama saat
berubah kemerahan seiring musim hujan karena populasinya
pertambahan umur. lebih banyak.

Individu betina tubuh berwarna Penyebaran di Dunia:


kuning pucat. Mata majemuk Indonesia, Laos, Vietnam,
bagian atas berwarna merah Myanmar, Malaysia, Thailand,
muda pucat sedangkan bagian Filipina, Singapura, Brunei
bawah berwarna abu-abu. Darussalam, Timor Leste, Afrika,
Panjang abdomen 30-33 mm dan Amerika.
dengan pola garis hitam sisi
bagian atas sama dengan Penyebaran di Indonesia:
individu jantan. Panjang Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan,
sayap belakang 39-41 mm Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
dan pterostigma kedua sayap
berwarna kuning.

Habitat dan Kebiasaan:


Dapat ditemukan di tempat-
tempat terbuka seperti, di
tepi sungai, area persawahan,
padang rumput, lapangan,
semak-semak, sampai di sekitar
pekarangan rumah. Aktif pada
pagi dan sore hari, sangat
suka terbang tinggi secara
berkelompok berputar-putar,
jarang ditemukan sedang
hinggap dan dapat melakukan
kopulasi saat terbang. Bila
sel telur individu betina telah
dibuahi, maka individu betina
akan meletakkan telur dengan
mencelup-celupkan ujung
abdomen ke dalam air selagi
terbang, sedangkan individu
jantan akan menunggu dari
kejauhan hingga proses tersebut © Ahmad Baihaqi
selesai. Paling mudah dijumpai

99
© Ahmad Baihaqi

Capungsambar perutpipih
Common Chaser
Potamarcha congener (Rambur, 1842)

100
© Muhammad Khoir

Deskripsi: sayap. Panjang sayap belakang 33-


Tubuh dominan berwarna abu- 37 mm. Tonjolan berfungsi untuk
abu. Pada individu betina, bagian menahan telur saat dalam posisi
atas mata majemuk berwarna meletakkan telur.
merah kecokelatan dan bagian
bawahnya berwarna biru abu-abu Habitat dan Kebiasaan:
dengan bintik-bintik hitam. Bagian Dapat ditemukan di habitat
toraks dan abdomen ruas 1 - 4 terbuka, seperti taman dan hutan
berwarna biru abu-abu dengan kota, perwasahan, ladang atau di
ditutupi serbuk putih. Bagian ruas dekat vegetasi bambu. Aktif pada
5-8 abdomen berwarna kuning siang hari saat sinar matahari terik
dengan garis hitam tebal di sisi dengan terbang berkecepatan
bagian atas, ruas 9-10 berwarna tinggi secara berkelompok,
hitam, dan panjang abdomen sesekali hinggap di ujung ranting
29-32 mm, dan pterostigma yang tinggi. Sensitif terhadap
berwarna cokelat tua. Bagian kehadiran obyek yang mendekat
tungkai berwarna kemerahan. dan akan menghindar dengan
Individu betina memiliki corak terbang cepat jika terusik.
warna tubuh cenderung berwarna
kuning keemasan. Bagian toraks Penyebaran di Dunia:
berwarna cokelat kekuningan Indonesia, Laos, Vietnam,
cerah di sisi atas, di sisi samping Myanmar, Malaysia, Thailand,
sintoraks berwarna kuning dengan Filipina, Singapura, Brunei
garis-garis cokelat kehitaman. Darussalam, Timor Leste sampai
Bagian abdomen berwarna Australia bagian Timur.
kuning, panjang 29-31 mm, ruas
1-8 terdapat garis hitam di sisi Penyebaran di Indonesia:
atas yang lebih tipis daripada Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan,
individu jantan, setiap sisi ruas 8 Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
terdapat tonjolan melebar seperti

101
DESKRIPSI
BURUNG
STATUS KONSERVASI BURUNG

Buku ini merupakan buku panduan untuk mengamati keanekaragaman


hayati di kawasan Pondok Pesantren Ekologi Ath-Thaariq,Garut-Jawa
Barat. Panduan yang disusun diharapkan dapat bermanfaat bagi
masyarakat lokal, mahasiwa, kelompok pengamat tumbuhan buhan dan
satwa liar, pemandu ekowisata dan masyarakat umum.

Bagi para pemula pengamat tumbuhan obat dan satwa liar, buku ini
dapat membantu untuk mengenal keanekaragaman hayati yang berada
di kawasan Pondok Pesantren Ekologi Ath-Thaariq, Garut-Jawa Barat.
Para pengamat tumbuhan obat dan satwa liar akan dipandu bagaimana
cara mengetahui ciri-ciri tumbuhan obat dan satwa liar hingga dapat
mengetahui nama jenisnya dan mampu membedakan jenis yang satu
dengan jenis lainnya. Informasi yang terdapat dalam buku ini dan perlu
diketahui jika ingin mengamati tumbuhan obat dan satwa liar, meliputi:
nama daerah, deskripsi, habitat, bagian tanaman yang dapat dijadikan
obat, kandungan kimia, khasiat dan cara pengolahannya (untuk
tumbuhan obat). Sedangkan untuk satwa liar, meliputi deskripsi, habitat
dan kebiasaan, ukuran tubuh, penyebaran di Indonesia dan di Dunia
serta status konservasinya.

Habitat dan Kebiasaan:


Informasi mengenai habitat satwa liar (burung) dalam buku ini ditandai
dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Hal-hal terkait perilaku
atau kebiasaan satwa liar, menerangkan perilaku yang umum dilakukan
dan mudah teramati terutama pada saat mencari makan ataupun
terbang.

Ukuran Tubuh:
Informasi yang diberikan menjelaskan mengenai ukuran tubuh satwa
liar dari kepala hingga ekor.

Penyebaran di Indonesia:
Menunjukkan daerah sebaran jenis hanya di Pulau yang terdapat di
Indonesia dan juga jenis endemik.

104
Penyebaran di Dunia:
Menunjukkan daerah sebaran janis di seluruh dunia.

Status Konservasi:
Status Konservasi ditentukan berdasarkan keterancaman menurut IUCN
(International Union for Conservation of Nature), antara lain:
• CR (critically endangered/ kritis)
• EN (endangered/ terancam punah)
• VU (vulnerable/ rentan)
• NT (near threatened/ hampir terancam)
• LC (least concern/ beresiko rendah)

Status perdagangan Internasional yang diatur oleh CITES (Convention


on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora),
yaitu:
• Appendiks I : Semua jenis yang terancam punah dan berdampak
apabila diperdagangkan.
• Appendiks II : Jenis yang statusnya belum terancam tetapi akan
terancam punah apabila dieksploitasi secara berlebihan.
• Appendiks III: Seluruh jenis yang juga dimasukkan dalam peraturan
perdagangan dan negara lain berupaya mengontrol dalam
perdangan tersebut agar terhindar dari eksploitasi yang tidak
berkelanjutan.

Status Perlindungan dalam hukum negara Republik Indonesia:


• (A) Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
• (B) Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan
Jenis Tumbuhan dan Satwa.

105
© Ahmad Baihaqi

Bondol Jawa
Javan Munia
Lonchura leucogastroides (Horsfield &
Moore, 1858)

106
© Muhammad Khoir

Deskripsi: semak hingga ketinggian sampai


Muka berwarna hitam, iris 1.500 m. Mencari makan secara
cokelat, paruh kecil namun tebal berkelompok di atas tanah dan
berwarna abu-abu. Leher hingga memakan biji dari bulir rumput
dada bagian atas hitam. Tubuh atau padi. Sering terlihat berbaur
berwarna hitam, cokelat, dan dengan jenis bondol lainnya.
putih. Tubuh bagian atas hingga
ekor berwarna cokelat, ujung ekor Penyebaran di Indonesia:
bagian atas cokelat kehitaman. Sumatera, Jawa, Bali, dan Lombok.
Tubuh bagian bawah berwarna
putih, ekor bagian bawah cokelat Status Konservasi:
tua. Kaki berwarna abu-abu. IUCN : LC
CITES :-
Habitat dan Kebiasaan: Perlindungan RI : -
Dapat ditemukan di lahan
pertanian, padang rumput, taman Total panjang tubuh: 11 cm
dan hutan kota, kebun dan semak-

107
© Muhammad Khoir

Cekakak Jawa
Javan Kingfisher
Halcyon cyanoventris (Vieillot, 1818)

108
© Muhammad Khoir

Deskripsi: terbuka untuk memburu serangga


Kepala berwarna cokelat tua, dan mangsa lain. Jarang sekali
tenggorokan dan kerah cokelat. berburu di atas air.
Iris cokelat tua dan paruh merah.
Tubuh berwarna biru keunguan. Penyebaran di Indonesia:
Pada sayap terdapat bercak putih Endemik Jawa dan Bali.
yang terlihat pada saat terbang.
Penutup sayap berwarna hitam. Status Konservasi:
Kaki berwarna merah. IUCN : LC
CITES :-
Habitat dan Kebiasaan: Perlindungan RI : A dan B
Dapat ditemukan di lahan terbuka
di dekat air bersih, sampai Total panjang tubuh: 25 cm
ketinggian 1.000 m. Bertengger
pada cabang pohon yang rendah
atau pada tiang di lahan rumput

109
© Ahmad Baihaqi

Burung-madu Sriganti
Olive-backed Sunbird
Cinnyris jugularis (Linnaeus, 1766)

110
© Ahmad Baihaqi

Deskripsi: Penyebaran di Dunia:


Iris berwarna cokelat tua, paruh Indonesia, Malaysia, Thailand,
panjang dan lancip berwarna Singapura, Filipina, Brunie
hitam. Dagu dan dada hitam Darussalam, Vietnam, Kamboja,
ungu metalik. Tubuh bagian atas Laos, Myanmar, Timor Leste,
berwarna hijau zaitun, perut Tiongkok, dan Australia.
kuning terang. Kaki berwarna
hitam. Betina: dagu kuning dan Penyebaran di Indonesia:
alis berwarna kuning muda. Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali,
Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Habitat dan Kebiasaan:
Dapat ditemukan di daerah Status Konservasi:
terbuka seperti pekarangan, IUCN : LC
taman dan hutan kota, semak, CITES :-
pantai, dan hutan mangrove Perlindungan RI : B
hingga ketinggian 1.700 m. Sering
mengeluarkan suara dalam Total panjang tubuh: 10 cm
kelompok kecil, berpindah-pindah
dari satu pohon berbunga ke
pohon yang lainnya.

111
© Ahmad Baihaqi

Burung-gereja Erasia
Eurasian-tree Sparrow
Passer montanus (Linnaeus, 1758)

112
© Ahmad Baihaqi

Deskripsi: gedung, bangunan lainnya dan


Iris berwarna cokelat, paruh abu- pepohonan.
abu. Tubuh dan mahkota cokelat,
dagu, tenggorokan, bercak pipi Penyebaran di Dunia:
dan setrip mata berwarna hitam. Indonesia, Malaysia, Thailand,
Tubuh bagian bawah berwarna Singapura, Filipina, Brunie
kuning keabu-abuan, tubuh Darussalam, Vietnam, Kamboja,
bagian atas cokelat dengan tanda Laos, Myanmar, Timor Leste,
hitam dan putih. Kaki berwarna India, Tiongkok, dan Australia.
cokelat.
Penyebaran di Indonesia:
Habitat dan Kebiasaan: Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali,
Dapat ditemukan di daerah Sulawesi dan Papua.
perkotaan, persawahan,
dan daerah terbuka hingga Status Konservasi:
ketinggian 1.500 m. Berasosiasi IUCN : LC
dekat dengan manusia. Hidup CITES :-
berkelompok, mencari makanan Perlindungan RI : -
di tanah, jalan beraspal dan
rerumputan serta bersarang di Total panjang tubuh: 14 cm

113
© Dwi Andayaningsih

Cabai Jawa
Scarlet-headed Flowerpecker
Dicaeum trochileum (Sparrman, 1789)

114
© Ahmad Baihaqi

Deskripsi: Mengunjungi rumpun benalu dan


Iris berwarna cokelat, paruh pohon untuk memakan buahnya.
hitam. Kepala, punggung, tunggir, Terbang sambil bersuara dan
dan dada berwarna merah padam. berkejar-kejaran dari pohon ke
Tubuh berwarna hitam dan merah pohon lainnya.
padam, perut putih keabuan,
terdapat bercak putih pada Penyebaran di Indonesia:
lengkung sayap. Sayap dan ujung Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali,
ekor hitam. Kaki berwarna hitam. dan Lombok.
Betina: tunggir merah, tubuh
bagian atas cokelat sedangkan Status Konservasi:
tubuh bagian bawah putih buram. IUCN : LC
CITES :-
Habitat dan Kebiasaan: Perlindungan RI : -
Dapat ditemukan di daerah
terbuka, seperti pekarangan, Total panjang tubuh: 8 cm
taman dan hutan kota. Termasuk
pantai, dan hutan mangrove.

115
© Ahmad Baihaqi

Bondol Haji
White-headed Munia
Lonchura maja (Linnaeus, 1766)

116
© Ahmad Baihaqi

Deskripsi: berbaur dengan jenis bondol


Kepala berwarna putih, iris lainnya
cokelat, paruh abu-abu. Tubuh
berwarna cokelat dan kaki biru Penyebaran di Dunia:
pucat. Remaja: tubuh bagian atas Indonesia, Kamboja, Singapura,
berwarna cokelat, tubuh bagian Laos, Vietnam, Myanmar,
bawah dan muka kuning tua. Thailand, Malaysia, Filipina,
Thailand, dan Vietnam Selatan.
Habitat dan Kebiasaan:
Dapat ditemukan di padang Penyebaran di Indonesia:
rumput, lahan pertanian, kebun, Sumatera, Jawa, Bali, dan
semak, taman dan hutan kota Sulawesi.
hingga ketinggian 1.500 m. Lebih
sulit ditemukan dibandingkan Status Konservasi:
bondol jawa dan bondol IUCN : LC
peking. Mencari makan secara CITES :-
berkelompok di atas tanah Perlindungan RI : -
dan memakan biji dari bulir
rumput atau padi. Sering terlihat Total panjang tubuh: 11 cm

117
© Ahmad Baihaqi

Burung-madu Kelapa
Plain-throated Sunbird
Anthreptes malacensis (Scopoli, 1786)

118
© Ahmad Baihaqi

Deskripsi: sama dengan Burung-madu


Iris berwarna merah, paruh hitam, Sriganti. Bersifat agresif, mengusir
pipi, dagu, dan tenggorokan burung-madu lain dari pohon
cokelat tua. Mahkota dan sumber pakan.
punggung berwarna hijau
mengkilap. Tubuh bagian bawah Penyebaran di Dunia:
berwarna kuning. Tunggir, Indonesia, Malaysia, Thailand,
penutup sayap, ekor, dan setrip Singapura, Filipina, Brunie
kumis ungu mengkilap. Kaki Darussalam, Vietnam, Kamboja,
berwarna hitam keabu-abuan. Laos, Myanmar, dan Timor Leste.
Betina: tubuh bagian atas hijau
zaitun sedangkan tubuh bagian Penyebaran di Indonesia:
bawah kuning muda. Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali,
Nusa Tenggara, dan Sulawesi.
Habitat dan Kebiasaan:
Dapat ditemukan di daerah Status Konservasi:
terbuka seperti pekarangan, IUCN : LC
taman dan hutan kota, CITES :-
perkebunan kelapa, semak, Perlindungan RI : B
pantai, dan hutan mangrove
hingga ketinggian 1.200 m. Total panjang tubuh: 13 cm
Kebiasaan burung ini umumnya

119
© Ahmad Baihaqi

Kareo Padi
White-breasted Waterhen
Amaurornis phoenicurus (Pennant, 1769)

120
© Tatang Mitra Setia

Deskripsi: semak yang lembab. Keluar ke


Muka, dahi, dada dan perut tempat terbuka untuk mencari
bagian atas berwarna putih. makan dan suka memanjat-manjat
Iris merah dan paruh pendek semak serta pohon kecil.
kehijauan dengan pangkal
berwarna merah. Terdapat Penyebaran di Dunia:
pola setrip putih pada bagian Indonesia, Malaysia, Thailand,
atas kepala (terlihat jelas) dan Singapura, Filipina, Brunie
memiliki garis mata yang hitam. Darussalam, Vietnam, Kamboja,
Tubuh bagian atas dan mahkota Laos, Myanmar, Timor Leste,
berwarna abu-abu dan putih.. India, dan Tiongkok Selatan.
Perut bagian bawah dan ekor
bagian bawah berwarna merah Penyebaran di Indonesia:
karat. Kaki berwarna kuning. Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali,
Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
Habitat dan Kebiasaan:
Dapat ditemukan di persawahan, Status Konservasi:
hutan mangrove, tambak, IUCN : LC
sungai, rawa, danau, dataran CITES :-
rendah hingga ketinggian 1.600 Perlindungan RI : -
m. Umumnya hidup sendirian,
kadang-kadang berdua atau Total panjang tubuh: 30 cm
bertiga. Mengendap-endap dalam

121
© Muhammad Khoir

Cici Padi
Zitting Cisticola
Cisticola juncidis (Rafinesque, 1810)

122
© Muhammad Khoir

Deskripsi: Penyebaran di Dunia:


Iris dan paruh berwarna cokelat, Indonesia, Malaysia, Thailand,
tubuh bercoretan cokelat. Singapura, Filipina, Brunie
Tunggir berwarna merah karat Darussalam, Vietnam, Kamboja,
kekuningan, ekor berujung Laos, Myanmar, Timor Leste,
putih mencolok. Kaki berwarna Afrika, India, Tiongkok, Jepang,
keputihan sampai kemerahan. dan Australia Utara.

Habitat dan Kebiasaan: Penyebaran di Indonesia:


Dapat ditemukan di persawahan, Sumatera, Jawa, Sulawesi, Nusa
padang rumput, taman dan hutan Tenggara, Maluku, dan Papua.
kota hingga ketinggian 1.200 m.
Pada musim berbiak, individu Status Konservasi:
jantan sering terbang mengelilingi IUCN : LC
dan melayang tinggi di atas CITES :-
pasangannya sambil berkicau saat Perlindungan RI : -
bercumbu. Diluar masa berbiak
lebih banyak bersembunyi dan Total panjang tubuh: 10 cm
tidak mencolok.

123
© Ahmad Baihaqi

Bondol Peking
Scaly-breasted Munia
Lonchura punctulata (Linnaeus, 1758)

124
© Romdon

Deskripsi: memakan biji dari bulir rumput


Iris berwarna cokelat, paruh kecil atau padi. Sering terlihat berbaur
dan tebal berwarna abu-abu dengan jenis bondol lainnya.
kebiruan. Tenggorokan berwarna
cokelat kemeraha dan tubuh Penyebaran di Dunia:
berwarna cokelat, Tubuh bagian Indonesia, Malaysia, Thailand,
atas bercoretan, tubuh bagian Singapura, Filipina, Brunie
bawah putih, bersisik cokelat Darussalam, Vietnam, Kamboja,
pada bagian dada dan sisi tubuh. Laos, Myanmar, Timor Leste India,
Tungging putih dan kaki berwarna dan Tiongkok.
hitam abu-abu. Remaja: tubuh
bagian bawah berwarna kuning Penyebaran di Indonesia:
tua tanpa sisik. Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali,
Nusa Tenggara, dan Sulawesi.
Habitat dan Kebiasaan:
Dapat ditemukan di lahan Status Konservasi:
pertanian, padang rumput, IUCN : LC
taman dan hutan kota, kebun dan CITES :-
semak-semak hingga ketinggian Perlindungan RI : -
1.800 m. Mencari makan secara
berkelompok di atas tanah dan Total panjang tubuh: 11 cm

125
© Ahmad Baihaqi

Cipoh Kacat
Common Iora
Aegithina tiphia (Linnaeus, 1758)

126
© Ahmad Baihaqi

Deskripsi: kecil, dengan sesekali bersuara


Iris berwarna putih keabu- khas.
abuan, paruh hitam kebiruan,
lingkar mata kuning. Tubuh Penyebaran di Dunia:
bagian atas berwarna hijau Indonesia, Malaysia, Thailand,
zaitun dan tubuh bagian Singapura, Filipina, Brunie
bawah berwarna kuning. Sayap Darussalam, Vietnam, Kamboja,
berwarna hijau kehitaman dan Laos, Myanmar, Timor Leste,
kuning dengan dua garis putih India, dan Tiongkok Barat Daya.
mencolok. Kaki berwarna hitam
kebiruan. Penyebaran di Indonesia:
Sumatera, Kalimantan, Jawa dan
Habitat dan Kebiasaan: Bali.
Dapat ditemukan di dataran
rendah sampai pesisir, seperti Status Konservasi:
hutan terbuka, taman dan hutan IUCN : LC
kota, hutan mangrove hingga CITES :-
ketinggian 1.000 m. Umumnya Perlindungan RI : -
sendirian atau berpasangan,
berlompatan pada cabang pohon Total panjang tubuh: 14 cm

127
© Ahmad Baihaqi

Tekukur Biasa
Spotted Dove
Streptopelia chinensis (Scopoli, 1786)

128
© Ahmad Baihaqi

Deskripsi: berkelompok atau berpasangan di


Kepala berwarna cokelat jalan yang terbuka.
kemerah-jambuan, iris jingga
dan paruh berwarna hitam, Penyebaran di Dunia:
serta terdapat bercak hitam Indonesia, Malaysia, Thailand,
putih seperti kalung pada Singapura, Filipina, Brunie
bagian leher. Tubuh berwarna Darussalam, Vietnam, Kamboja,
cokelat kemerah jambuan dan Laos, Myanmar, dan Timor Leste.
bulu bagian sayap lebih gelap
dari pada bulu tubuh. Ekor Penyebaran di Indonesia:
tampak panjang dan ekor terluar Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali,
memiliki tepi berwarna putih. dan Sulawesi.
Kaki berwarna merah.
Status Konservasi:
Habitat dan Kebiasaan: IUCN : LC
Dapat ditemukan di daerah CITES :-
perkotaan, daerah terbuka, hutan, Perlindungan RI : -
dan persawahan. Berasosiasi
dekat dengan manusia dan sering Total panjang tubuh: 30 cm

129
© Ahmad Baihaqi

Raja-udang Meninting
Blue-eared Kingfisher
Alcedo meninting (Horsfield, 1821)

130
© Ahmad Baihaqi

Deskripsi: gerakan kepala naik-turun pada


Iris berwarna cokelat, kekang saat mencari makan. Menyelam
berwarna hitam dengan bagian untuk menangkap mangsa, lalu
atas merah jingga, paruh tebal mangsa dibawa ke tenggeran,
berwarna abu kehitaman, dibunuh kemudian dimakan.
penutup telinga berwarna biru
mencolok dengan bagian bawah Penyebaran di Dunia:
berwarna putih. Dagu hingga Indonesia, Malaysia, Thailand,
leher putih. Kepala berwarna Singapura, Filipina, Brunie
biru dengan garis-garis melintang Darussalam, Vietnam, Kamboja,
berwarna hitam. Tubuh bagian Laos, Myanmar, Timor Leste, India
bawah merah jingga terang. sampai Tiongkok.
Sayap bagian atas berwarna biru
terang metalik. Punggung hingga Penyebaran di Indonesia:
ekor berwarna biru muda dengan Sulawesi, Sumatera, Kalimantan,
ujung ekor biru terang metalik. Jawa, Bali, dan Lombok.
Kaki berwarna merah.
Status Konservasi:
Habitat dan Kebiasaan: IUCN : LC
Dapat ditemukan di rawa, CITES :-
muara, sungai, dan danau hingga Perlindungan RI : A dan B.
ketinggian 1.000 m. Terbang
sangat cepat dari satu tenggeran Total panjang tubuh: 15 cm
ke tenggeran lain, membuat

131
© Ahmad Baihaqi

Layang-layang Batu
Pacific Swallow
Hirundo tahitica (Gmelin, 1789)

132
© Muhammad Khoir

Deskripsi: Penyebaran di Dunia:


Iris dan dahi berwarna cokelat, Indonesia, Malaysia, Thailand,
paruh hitam. Tubuh berwarna Singapura, Filipina, Brunie
kuning tua, merah, dan biru. Darussalam, Vietnam, Kamboja,
Tubuh bagian atas berwarna biru. Laos, Myanmar, Timor Leste, dan
Ekor agak menggarpu dan kaki India Selatan.
berwarna cokelat.
Penyebaran di Indonesia:
Habitat dan Kebiasaan: Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali,
Dapat ditemukan di daerah Sulawesi dan Irian.
perkotaan, persawahan, pesisir,
perkebunan, sungai, dan hutan Status Konservasi:
mangrove hingga ketinggian 1.500 IUCN : LC
m. Ditemukan dalam kelompok CITES :-
kecil dan terpisah-pisah. Mencari Perlindungan RI : -
makan dengan cara terbang
rendah di atas tanah atau air Total panjang tubuh: 14 cm
untuk menangkap serangga kecil.

133
© Ahmad Baihaqi

Walet Linci
Cave Swiftlet
Collocalia linchi (Horsfield & F. Moore, 1854)

134
© Ahmad Baihaqi

Deskripsi: dan menukik untuk minum dan


Iris berwarna cokelat tua dan mandi di sungai atau danau.
paruh hitam. Tubuh bagian
atas berwarna hitam kehijauan Penyebaran di Dunia:
buram dan bagian perut Indonesia, Kamboja, Singapura,
berwarna keputih-putihan. Laos, Vietnam, Myanmar,
Tubuh bagian bawah berwarna Thailand, Malaysia, dan Filipina.
abu-abu jelaga. Ekor sedikit
bertakik dan kaki berwarna Penyebaran di Indonesia:
hitam. Jawa, Bali dan Lombok.

Habitat dan Kebiasaan: Status Konservasi:


Dapat ditemukan di semua IUCN : LC
tipe habitat. Jarang bertengger CITES :-
dikarenakan memiliki kaki yang Perlindungan RI : -
rapuh. Berburu dengan cara
terbang di atas daerah terbuka Total panjang tubuh: 10 cm

135
136
DESKRIPSI
HERPETOFAUNA

137
© Ahmad Baihaqi

Bunglon Surai
Green crested lizards
Bronchocela jubata (Duméril & Bibron, 1837)

138
© Ahmad Baihaqi

Deskripsi: dan pohon-pohon peneduh


Tubuh berukuran sedang dengan di kebun dan pekarangan.
ukuran 550 mm. Memiliki ekor Sering pula didapati terjatuh
panjang menjuntai. Gerigi di dari pohon atau perdu ketika
tengkuk dan punggungnya lebih mengejar mangsanya. Namun
menyerupai surai yang terdiri dengan segera berlari menuju
dari banyak sisik yang pipih pohon terdekat. Suka memangsa
panjang meruncing namun lunak berbagai macam serangga yang
serupa kulit. Kepala bersegi- dijumpainya, seperti kupu-kupu,
segi dan bersudut, dagu dengan ngengat, capung, lalat dan lain-
kantung lebar, bertulang lunak. lain. Untuk menipu mangsanya,
Mata dikelilingi pelupuk yang kerap berdiam diri di pucuk
cukup lebar, lentur, tersusun pepohonan atau bergoyang-
dari sisik-sisik berupa bintik- goyang pelan seolah tertiup
bintik halus yang indah. Sisi atas angin. Sering juga terlihat meniti
tubuh berwarna hijau muda kabel listrik dekat rumah, untuk
sampai hijau tua, yang dapat menyeberang dari satu tempat ke
berubah menjadi cokelat sampai tempat lain.
kehitaman bila merasa terganggu.
Sebuah bercak cokelat kemerahan Penyebaran di Dunia:
serupa karat terdapat di belakang Indonesia dan Filipina.
mulut di bawah tympanum. Sisi
bawah tubuh kekuningan sampai Penyebaran di Indonesia:
keputihan. Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan,
dan Sulawesi.
Habitat dan Kebiasaan:
Dapat ditemukan di semak, perdu

139
© Ahmad Baihaqi

Cicak Tembok
Flat-tailed house-gecko
Cosymbotus platyurus (Schneider, 1792)

140
© Ahmad Baihaqi

Deskripsi: berkumpul di sekitar sumber


Tubuh berwarna abu-abu cahaya. Suka memakan serangga,
berukuran sekitar 10 cm. Memiliki terutama nyamuk.
bentuk tubuh yang pipih, di
bagian sisi perut dan belakang Penyebaran di Dunia:
kaki terdapat lipatan kulit agak Indonesia, India, Bangladesh,
lebar. Memiliki ekor yang lebar Nepal, Bhutan, Thailand,
dengan jumbai-jumbai halus di Myanmar, Vietnam, Filipina dan
tepinya. Taiwan.

Habitat dan Kebiasaan: Penyebaran di Indonesia:


Dapat ditemukan di dinding Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan,
bangunan atau rumah, sela- Nias, Halmahera, dan Papua.
sela atap dan pohon, biasanya

141
© Ahmad Baihaqi

Tokek Rumah
Tokay gecko
Gekko gecko (Linnaeus, 1758)

142
© Ahmad Baihaqi

Deskripsi: namun sebagian jenisnya juga


Tubuh berukuran sedang hingga beradaptasi dengan lingkungan
besar. Kulit bagian punggung manusia. Aktif pada sore dan
tertutupi oleh sisik-sisik granular, malam hari, walaupun suara
bercampur dengan bintil-bintil panggilannya kadang-kadang
yang agak besar. Bagian pupil terdengar di siang hari. Memakan
mata tegak bentuk jorong dengan aneka serangga, invertebrata, dan
tepi yang bergerigi. Jari-jari kaki vertebrata lain yang ukurannya
bagian depan dan belakang lebih kecil.
tumbuh sempurna, melebar di
ujung, terkadang dengan selaput Penyebaran di Dunia:
diantara pangkal jari, cakar (kuku) Indonesia, India, Pakistan,
terdapat pada jari-jari bagian luar. Bangladesh, Bhutan, Maladewa,
Sisi bagian bawah jari dengan Nepal, Sri Lanka, Kamboja, Laos,
sederetan bantalan pelekat Vietnam, Myanmar, Malaysia,
(scansor) berkembang baik dan Thailand, Filipina, Singapura,
tidak berbelah. Brunei Darussalam, Filipina, Timor
Leste ke utara hingga Korea, dan
Habitat dan Kebiasaan: Jepang.
Dapat ditemukan di pemukiman,
lubang pepohonan di hutan atau Penyebaran di Indonesia:
di rekahan batuan atau gua, Jawa, Bali, dan Sumatera.

143
© Ahmad Baihaqi

Bangkong Kolong
Asian Toad
Duttaphrynus melanostictus (Schneider, 1799)

144
© Ahmad Baihaqi

Deskripsi: semak-semak, taman dan hutan


Tubuh berukuran berkisar 55-80 kota, serta pekarangan rumah.
mm dan berbintil-bintil kasar, Menjelang malam, keluar dari
sepasang kelenjar parotoid persembunyiannya di bawah
(kelenjar racun) yang besar dan tumpukan batu, kayu, dan kembali
panjang terdapat di atas tengkuk. ke tempat semula di waktu
Bagian punggung bervariasi menjelang pagi. Akan tetapi, suka
warnanya, antara lain cokelat dijumpai pada siang hari.
abu-abu gelap, kekuningan,
kemerahan, sampai kehitaman. Penyebaran di Dunia:
Ada pula yang dengan warna Indonesia, India, Tiongkok bagian
dasar kuning kecokelatan atau Selatan.
hitam keabu-abuan.
Penyebaran di Indonesia:
Habitat dan Kebiasaan: Jawa, Bali, Sumatera, Lombok,
Dapat ditemukan di area Sulawesi dan Papua Barat.
terbuka seperti persawahan,

145
© Ahmad Baihaqi

Kadal Kebun
East Indian Brown Mabuya
Eutropis multifasciata (Kuhl, 1820)

146
© Ahmad Baihaqi

Deskripsi: Sering terlihat berjemur pada


Tubuh berukuran sekitar 22 cm. pagi hari di tempat yang terbuka,
Sisi tubuh bagian atas tubuh pada siang hari mencari makan.
berwarna cokelat keemasan Makanannya terdiri dari aneka
dengan bercak kehitaman di serangga, cacing, amfibi dan reptil
tepi sisik yang membentuk pola lainnya yang berukuran kecil.
garis memanjang terputus- Pada malam hari, tidur di bawah
putus sedangkan sisi bagian serasah, timbunan kayu atau
bawah tubuh berwarna abu-abu tumpukan batu.
keputihan atau kekuningan.
Penyebaran di Dunia:
Habitat dan Kebiasaan: Indonesia, Taiwan, Myanmar,
Dapat ditemukan di pekarangan, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam,
kebun, rerumputan, persawahan, Filipina dan Singapura.
taman dan hutan. Menyukai
tempat bersemak dan berumput, Penyebaran di Indonesia:
baik di tempat terbuka maupun Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan,
yang terlindung oleh pepohonan. Sulawesi dan Papua.

147
© Ahmad Baihaqi

Kongkang Gading
Common Green Frog
Hylarana erythraea (Schlegel, 1837)

148
© Ahmad Baihaqi

Deskripsi: siang hari bersembunyi diantara


Tubuh berukuran berkisar 30-45 vegetasi yang tumbuh di air yang
cm, bentuk kepala panjang dan dangkal atau di tepian dan malam
moncong runcing. Jari pertama harinya turun ke daratan di tepi
lebih panjang dari jari kedua. air.
Selaput renang mencapai pangkal
piringan di jari-jari kaki, kecuali Penyebaran di Dunia:
pada jari keempat yang memiliki Indonesia, Kamboja, Laos,
dua ruas bebas dari selaput. Vietnam, Myanmar, Filipina,
Malaysia, dan Thailand.
Habitat dan Kebiasaan:
Dapat ditemukan di kolam-kolam Penyebaran di Indonesia:
terbuka, tepi telaga, atau sawah. Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan,
Kadang-kadang dijumpai dalam dan Sulawesi.
kelompok agak besar. Pada

149
150
DAFTAR PUSTAKA &
TENTANG PENULIS

151
DAFTAR PUSTAKA
Ario, A. 2010. Mengenal Satwa Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Conservation International-Indonesia Program. Jakarta.

Aspan,. R., Sherley,.dkk. 2008. Taksonomi Koleksi Tanaman Obat Kebun


Tanaman Obat. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia. Citereup.

Baihaqi, A., Wicaksono, G., Makur, KP.,dkk. 2015. Geledah Jakarta,


Menguak Potensi Keanekaragaman Hayati Ibu Kota. Yayasan
Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). Jakarta.

Carter, D. 2002. Butterflies and Moth. Dorling Kindersley. New York.

Chin,. Y. W,. 2002. A Guide To Medicinal Plants. Department of Botany


National University of Singapore. Singapore Science Centre.
Singapore.

Hadi, H. M., Tarwotjo, U dan Rahadian, R. 2009. Biologi Insekta


Entomologi. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Kartasapoetra, A.G. 1988. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat:


Meningkatkan Apotik Hidup dan Pendapatan Para Keluarga Petani
dan PKK. Bina Aksara. Jakarta

Kristanto,A., Istanto, D.2011. Burung Ibu Kota. Jakarta Birdwatcher


Society. Jakarta.

MacKinnon,J., Philipps, K., Balen, Bas van. 2010. Seri Panduan Lapangan:
Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan (Termasuk
Sabah, Serawak dan Brunei Darussalam). LIPI. Indonesia.

Matondang, Ikhsan. 2009. Jurnal Ilmu dan Budaya Volume: 30 No: 21


: Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) Sebagai Antimikroba.
Universitas Nasional. Jakarta.

Noerdjito W.A.,, Aswari P., Peggie, D.. 2011. Fauna Serangga Gunung
Ceremai.LIPI.Bogor.

152
Nugrahani, Magdalena P.,Nazar, L. Makitan, T., Setiyono, J. Capung
Indikator Lingkungan: Panduan Penilaian Kualitas Lingkungan
Melalui Capung. Indonesia Dragonfly Society. Yogyakarta.

Peggie D..2014. Mengenal Kupu-kupu. Pandu Aksara Pub.Jakarta.

Peggie, J., dan Amir, M., 2006. Panduan Praktis Kupu-kupu di Kebun Raya
Bogor. Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi LIPI. Cibinong.

Rhd, Wahyu S., Feriwibisono,B., Nugrahani, Magdalena P., Dalia,


Bernadeta PI.,Makitan,Tabita. 2013. Naga Terbang Wendit.
Indonesia Dragonfly Society. Malang.

Ruslan, H. dan Andayaningsih, D. Keanekaragaman Kupu-kupu (Ordo)


Lepidoptera : Papilionoidea di Hutan Kota Kampus Universitas
Indonesia (UI), dan Hutan Kota Jakarta Industrial Estate Pulogadung
(JIEP). Laporan Penelitian Stimulus. Fakultas Biologi. Universitas
Nasional. Jakarta. 2013.

Sinaga, Ernawati. 2015. Biologi Perkotaan: Biologi Untuk Kehidupan Yang


Harmonis Alam dan Manusia. Perhimpunan Biologi Indonesia
Komisariat Universitas Nasional. Jakarta.

Smart, P. 1991. The Illustrated Encyclopedi Of The Butterflies Word. Tiger


Book International PLC. London.

Soekardi, H. 2012. Keterkaitan Kupu-kupu Papilionidae Dengan


Tumbuhan Inang Pakan Larvanya Di Taman Kupu-kupu Gita
Persada, Lampung, Indonesia (Prosiding Seminar Nasional Sains
Mipa dan Aplikasi). Jurusan Biologi. Universitas Lampung.

Susanti, Shanti. 1998. Mengenal Capung. Puslitbang Biologi-LIPI. Bogor.

Triplehorn CA, Johnson NF. Borror and Delongˈs. 2005. Introduction to


the Study of Insects. Ed ke-7. Belmont : Thomson Brooks/Cole.

Wicaksono, G., Baihaqi, A., Fahira, J.,dkk. 2015. Burung-Burung di Ancol


Taman Impian. Lembaga Penerbitan Universitas Nasional. Jakarta.

153
DAFTAR KEANEKARAGAMAN HAYATI

Daftar Tumbuhan Obat

No. Nama Indonesia Nama Ilmiah Nama Inggris


1 Binahong Anredera cordifolia Madeira Vine
2 Secang Caesalpinia sappan Sappanwood
3 Pegagan Centella asiatica Buabok
4 Telang Ungu Clitoria ternatea Butterfly Pea
5 Jintan Coleus amboinicus Country Borage
6 Sintrong Crassocephalum crepidioides Red-flower Ragleaf
7 Temulawak Curcuma xanthorrhiza Java Turmeric
8 Temu Putih Curcuma zedoaria White Tumeric
9 Patikan Kebo Euphorbia hirta Asthma Herba
10 Daun Ungu Graptophylum pictum Carricature Plant
11 Rosela Hibiscus sabdariffa Roselle
12 Mentha Mentha cordifolia Wild Mint
13 Kemangi Ocimum sanctum Holy Basil
14 Kumis Kucing Orthosiphon stamineus Java Tea
15 Pandan Wangi Pandanus amaryllifolius Fragrant Pandan
16 Markisa Passiflora quadrangularis Passion Fruit
17 Ceplukan Physalis angulata Cutleaf Groundcherry
18 Pohpohan Pilea melastomoides
19 Delima Punica granatum Pomegranate
20 Rosmarin Rosmarinus officinalis Rosemary
21 Terung Solanum melongena Eggplant
22 Ranti Solanum nigrum Black Nightshade
23 Sorgum Sorghum bicolor Sorghum
24 Pecut Kuda Stachytarpheta jamaicensis Jamaica Vervain
25 Stevia Stevia rebaudiana Sweet Leaf
26 Cocok Botol Tagetes erecta African Marigold

No. Nama Inggris Nama Ilmiah


1 Lemon Emigrant Catopsilia pomona
2 Plain Tiger Danaus chrysippus
3 Gray Pansy Junonia atlites
154
4 Tailed Green Jay Graphium agamemnon
20 Rosmarin Rosmarinus officinalis Rosemary
21 Terung Solanum melongena Eggplant
22 Ranti Solanum nigrum Black Nightshade
23 Sorgum Sorghum bicolor Sorghum
24 Pecut Kuda Stachytarpheta jamaicensis Jamaica Vervain
25 Stevia Stevia rebaudiana Sweet Leaf
26 Cocok Botol Tagetes erecta African Marigold
Daftar Kupu-kupu

No. Nama Inggris Nama Ilmiah


1 Lemon Emigrant Catopsilia pomona
2 Plain Tiger Danaus chrysippus
3 Gray Pansy Junonia atlites
4 Tailed Green Jay Graphium agamemnon
5 Common Bluebottle Graphium sarpedon
6 Great Egg-fly Hypolimnas bolina
7 Peacock Pansy Junonia almana
8 Blue Pansy Junonia orithya
9 Common Sailor Neptis hylas
10 Lime Butterfly Papilio demoleus
11 Great Mormon Papilio memnon

Daftar Capung

No. Nama Indonesia Nama Ilmiah Nama Inggris


1 Capungjarum centil Agriocnemis femina Variable Wisp
2 Capungsambar garishitam Crocothemis servilia Common Scarlet
3 Capungsambar hijau Orthetrum sabina Variegated Green Skimmer
4 Capung kembara Pantala flavescens Wandering Glider
5 Capungsambar perutpipih Potamarcha congener Common Chaser

No. Nama Indonesia Nama Ilmiah Nama Inggris


1 Bondol Jawa Lonchura leucogastroides Javan Munia
2 Cekakak Jawa Halcyon cyanoventris Javan Kingfisher
3 Burung-madu Sriganti Cinnyris jugularis Olive-backed Sunbird
4 Burung-gereja Erasia Passer montanus Eurasian-tree Sparrow
5 Cabai Jawa Dicaeum trochileum Scarlet-headed Flowerpecker
6 Bondol Haji Lonchura maja White-headed Munia
7 Burung-madu Kelapa Anthreptes malacensis Plain-throated Sunbird
8 Kareo Padi Amaurornis phoenicurus White-breasted Waterhen
9 Cici Padi Cisticola juncidis Zitting Cisticola
10 Bondol Peking Lonchura punctulata Scaly-breasted Munia 155
11 Cipoh Kacat Aegithina tiphia Common Iora
No. Nama Indonesia Nama Ilmiah Nama Inggris
1 Capungjarum centil Agriocnemis femina Variable Wisp
2 Capungsambar garishitam Crocothemis servilia Common Scarlet
3 Capungsambar hijau Orthetrum sabina Variegated Green Skimmer
No. Nama Indonesia Nama Ilmiah Nama Inggris
4 Capung kembara Pantala flavescens Wandering Glider
1 Capungjarum centil Agriocnemis femina Variable Wisp
5 Capungsambar perutpipih Potamarcha congener Common Chaser
2
Daftar Capungsambar garishitam
Burung Crocothemis servilia Common Scarlet
3 Capungsambar hijau Orthetrum sabina Variegated Green Skimmer
4
No. Capung
Nama kembara
Indonesia Pantala
Nama flavescens
Ilmiah Wandering
Nama Inggris Glider
5 Capungsambar perutpipih Potamarcha congener Common Chaser
1 Bondol Jawa Lonchura leucogastroides Javan Munia
2 Cekakak Jawa Halcyon cyanoventris Javan Kingfisher
3 Burung-madu Sriganti Cinnyris jugularis Olive-backed Sunbird
No. Nama Indonesia Nama Ilmiah Nama Inggris
4 Burung-gereja Erasia Passer montanus Eurasian-tree Sparrow
1 Bondol Jawa Lonchura leucogastroides Javan Munia
5 Cabai Jawa Dicaeum trochileum Scarlet-headed Flowerpecker
2 Cekakak Jawa Halcyon cyanoventris Javan Kingfisher
6 Bondol Haji Lonchura maja White-headed Munia
3 Burung-madu Sriganti Cinnyris jugularis Olive-backed Sunbird
7 Burung-madu Kelapa Anthreptes malacensis Plain-throated Sunbird
4 Burung-gereja Erasia Passer montanus Eurasian-tree Sparrow
8 Kareo Padi Amaurornis phoenicurus White-breasted Waterhen
5 Cabai Jawa Dicaeum trochileum Scarlet-headed Flowerpecker
9 Cici Padi Cisticola juncidis Zitting Cisticola
6 Bondol Haji Lonchura maja White-headed Munia
10 Bondol Peking Lonchura punctulata Scaly-breasted Munia
7 Burung-madu Kelapa Anthreptes malacensis Plain-throated Sunbird
11 Cipoh Kacat Aegithina tiphia Common Iora
8 Kareo Padi Amaurornis phoenicurus White-breasted Waterhen
12 Tekukur Biasa Streptopelia chinensis Spotted Dove
9 Cici Padi Cisticola juncidis Zitting Cisticola
13 Raja-udang Meninting Alcedo meninting Blue-eared Kingfisher
10 Bondol Peking Lonchura punctulata Scaly-breasted Munia
14 Layang-layang Batu Hirundo tahitica Pacific Swallow
11 Cipoh Kacat Aegithina tiphia Common Iora
15 Walet Linci Collocalia linchi Cave Swiftlet
12 Tekukur Biasa Streptopelia chinensis Spotted Dove
13 Raja-udang Meninting Alcedo meninting Blue-eared Kingfisher
14
No. Layang-layang
Nama Indonesia Batu Hirundo tahitica
Nama Ilmiah Pacific
NamaSwallow
Inggris
15
1 Walet Linci
Bunglon Surai Collocalia linchi
Bronchocela jubata Cave Swiftlet
Green Crested Lizards
Daftar Herpetofauna
2 Cicak Tembok Cosymbotus platyurus Flat-tailed House-gecko
3 Tokek Rumah Gekko gecko Tokay Gecko
No. Nama Indonesia Nama Ilmiah Nama Inggris
4 Bangkong Kolong Duttaphrynus melanostictus Asian Toad
1 Bunglon Surai Bronchocela jubata Green Crested Lizards
5 Kadal Kebun Eutropis multifasciata East Indian Brown Mabuya
2 Cicak Tembok Cosymbotus platyurus Flat-tailed House-gecko
6 Kongkang Gading Hylarana erythraea Common Green Frog
3 Tokek Rumah Gekko gecko Tokay Gecko
4 Bangkong Kolong Duttaphrynus melanostictus Asian Toad
5 Kadal Kebun Eutropis multifasciata East Indian Brown Mabuya
6 Kongkang Gading Hylarana erythraea Common Green Frog

156
GALERI KEGIATAN

Sambutan Perwakilan
Yayasan Keanekaragaman
Hayati Indonesia, Rosyid
Nurul Hakiim.

Pengamatan satwa liar


di Lingkungan Pondok
Pesantren.

Mendokumentasikan
Tumbuhan obat di
Lingkungan Pondok
Pesantren.

Mencatat Tumbuhan
obat yang terdapat di
Lingkungan Pondok
Pesantren.

Foto bersama setelah


mendata keanekaragaman
hayati di Lingkungan
Pondok Pesantren.

157
UCAPAN TERIMA KASIH PENULIS

Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, berkat dan kuasa-Nya kami
diberi kemudahan mendapat ilmu dan kekuatan sehuingga dapat
menyelesaikan buku ini.

Pondok Pesantren Ekologi Ath-Thaariq,Garut-Jawa Barat khususnya


Kang Ibang dan Teh Nissa atas keramahan dan kesediaannya menerima
kami untuk belajar mengenal tanaman obat dan keanekaragaman
hayati di kawasan pesantren.

Chevron dan Yayasan Keaneakaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) yang


telah membantu pendanaan sehingga buku ini dapat diterbitkan.

Drs. Imran Said Lumban Tobing, M.Si (Dekan Fakultas Biologi Universitas
Nasional) yang telah berkenan memberikan kata sambutan dan
membantu memberikan dukungan hingga buku ini dapat diterbitkan.

Drs. Ikhsan Matondang, M.Si, Dra. Dwi Andayaningsih, MM, M.Si, dan
Dr. Tatang Mitra Setia (Dosen Fakultas Biologi Universitas Nasional)
dengan kerendahan hati kami menyampaikan banyak terima kasih
telah menyediakan waktu untuk menyimak lembar demi lembar dan
memberikan saran, masukan dan koreksi yang sangat berguna untuk
penyempurnaan penulisan buku ini.

Mas “Ocid” Rosyid Nurul Hakim, Mbak Sita Rani, Bunda Jannah dan
Mas Opik atas dorongan dan motivasi yang tidak pernah berhenti untuk
terus berkarya dan sampai melahirkan buku ini.

Teh Lusi, teh Salwa, AA Akhfa, AA Romdon, AA Jajang, Muhammad


Bagus Satrio, Muhammad Khoir, dan Ahmad Baihaqi atas keterlibatan
karya fotonya untuk mengisi buku ini.

Agung Dwiprabowo yang masih meluangkan waktu untuk


mempercantik tampilan buku ini di tengah-tengah “keasyikan” dan
padatnya studi lanjut di Kampus Interstudi.

158
Teman-teman Indonesia Dragonfly Society, Indonesia Wildlife
Photography, Jakarta Birder dan Jakarta Birdwatcher Society, yang
dengan baik hati selalu bersedia menjadi tempat bertanya dan
memberi apresiasi pada pengembangan keanekaragaman hayati di
Indonesia.

Teman-teman Biological Bird Club “Ardea”, “Lutung” Forum Studi


Primata, Kelompok Studi Penyu Laut “Chelonia”, Marine Conservation
Club dan Kelompok Studi Ekologi Perairan Fakultas Biologi Universitas
Nasional, atas segala dukungan dan doa untuk kelancaran karya buku
ini.

Teman-teman, kerabat, keluarga dan para pengamat dan pecinta


keanekaragaman hayati yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

159
TENTANG PENULIS
keragaman hayati di Hutan Kota
Kridaloka, Senayan-Jakarta Pusat
(2016). Menjadi kontributor
tulisan dibeberapa media online
dan cetak berbasis lingkungan
hidup.

Email: baihaqifabiona5@gmail.
com

Ahmad Baihaqi. S.Si -


Jakarta, 15 September 1993.
Mahasiswa Sekolah Pascasarjana
Program Studi Magister Biologi
Universitas Nasional, Jakarta.
Koordinator Cap(na)ture Jakarta
Biodiversity Warriors Yayasan
KEHATI. Sudah menulis 4 buah
buku, yaitu Burung-burung di
Ancol Taman Impian (2015),
Geledah Jakarta Menguak Potensi
Muhammad Khoir - Jakarta,
Keanekaragaman Hayati Ibu Kota
(2015), Herpetofauna Punggu
11 Januari 1994. Saat ini
Alas, Taman Nasional Sebangau sebagai mahasiswa aktif
(2016), Serangga Terbang (Capung Fakultas Biologi Universitas
dan Kupu-Kupu) di Kawasan PT. Nasional, Jakarta. Aktif
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dalam kegiatan konservasi,
Palimanan, Cirebon, Jawa Barat pernah menjadi koordinator
(2016). Sebagai kontributor foto Monitoring Perilaku Primata
pada leaflet Burung-burung di di BUPERTA Cibubur (2012),
Kampus Universitas Nasional dan koordinator Survey Primata
Sekitarnya (2015). Penyusun peta di Tapos Taman Nasional
infografik dan papan informasi Gunung Gede Pagranggo

160
(2013). Saat ini sebagai di Kawasan Punggu Alas, Taman
Koodinator Biodiversity Nasional Sebangau, Kalimantan-
Warriors Goes To School. Tengah (2015). Nominasi
15 besar pada Lomba Foto
Email: Bagus (2015). Juara Videografi
khoir_tea@yahoo.com Harapan 2 dengan Tema Green
Campus bersama Adam Komara
Sudrajat dan Muhammad Khoir.

Email:
bagus.tobi@gmail.com

Muhammad Bagus Satrio -


Yogyakarta, 10 Agustus 1993.
Mahasiswa aktif Fakultas Biologi
Universitas Nasional, Jakarta.
Berangan-angan menjadi Ahli
Spesies Mamalia Laut. Saat Adam Komara Sudrajat, S.Si
ini, berkecimpung sebagai - Jakarta, 06 Agustus 1993.
Biodiversity Warriors Yayasan Lulusan Fakultas Biologi
KEHATI. Kegemaran dengan Universitas Nasional, Jakarta.
dunia fotografi, membuat hasil Aktif dalam kegiatan konservasi,
jepretannya dimasukkan ke merupakan salah satu anggota
dalam buku Burung-burung di Biodiversity Warriors Yayasan
Ancol Taman Impian (2015) dan KEHATI. Pernah menjabat
Keanekaragaman Herpetofauna sebagai ketua umum Biological

161
Bird Club “Ardea” Fakultas Ketua Umum Kelompok Studi
Biologi Universitas Nasional Penyu Laut “Chelonia” (KSPL
periode 2014-2015. Fasilitator “Chelonia”) periode 2016-2017.
Ornithologi MAN 1 Grogol Melakukan survey vegetasi di
(2013). Pernah menjabat Kawasan Ancol Taman Impian
sebagai ketua World Migratory dan monitoring transplantasi
Bird Day (2015). Koordinator karang di Taman Nasional
Jakarta Bird Walk (JBW) Kepulauan Seribu.
(Oktober 2015). Anggota Marine
Conservation Club Fakultas Email:
Biologi Universitas Nasional. nadiaputrir@gmail.com

Email:
adamsudrajat68@yahoo.co.id

Akhfaa Nazhat Al Wafa –


Nadia Putri Rachma - 28 Garut, 26 Mei 2003, Aktivitas
Agustus 1995. Mahasiswi yang sedang dijalankan adalah
Fakultas Biologi Universitas mengaji, menghafal Al-Qur’aan,
Nasional, Jakarta. Merupakan berkebun, memanen tanaman
salah satu anggota Biodiversity untuk memisahkan benih dan
Warriors Yayasan KEHATI. untuk keperluan sehari hari.
Memiliki hobi berenang, Email: laspim_indonesia@
memotret tanaman dan yahoo.co.id
travelling. Menjabat sebagai

162
Nurhasanah Nunung -Aktivitas
yang sedang dijalankan, yaitu
bercocok tanam, memanen benih,
mengolah tanaman obat menjadi
simplicia, dan menyemai benih. Ikut
menyebarkan informasi tentang
pangan yang sehat, membuat
pupuk organik, menjadi fasilitator
pembuatan pupuk organik dan
minuman sehat dari berbagai
tanaman obat untuk di beberapa
Sekolah hijau di Garut.
Email : nunung.nurhasanah82@
Salwaa Khanzaa Al Salsabil - yahoo.co.id
Garut, 5 Oktober 2000 , Saat ini
sekolah di SMP 1 Garut. Aktivitas
yang sedang dijalankan, yaitu
bercocok tanam, memanen benih,
mengolah tanaman obat menjadi
simplicia, dan menyemai benih. Ikut
menyebarkan informasi tentang
pangan yang sehat, membuat
pupuk organik, menjadi fasilitator
pembuatan pupuk organik dan
minuman sehat dari berbagai
tanaman obat untuk di beberapa
Sekolah hijau di Garut.
Email : salwaakhanzaa@yahoo.co.id

Lusi Dianti, S.Pi - Cilacap, 11


Januari 1991.
Lulusan Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas
Diponegoro, Semarang. Founder
Petani Berhijab dan Rumah Kreasi
Hanum.

Email:
lusidianti@gmail.com

163
Jajang Nurjaman – Garut, 12
Mei 1991.
Romdon Hadanursamsi – Garut, Lulusan MAN Bani Abi Bakar
21 April 1988. Bungbulang, Garut. Pernah
Sebagai guru Pertanian di SMP mengikuti kegiatan Indonesia
Plus Pasawahan. Mengelola berseru. Pendiri dan pengelola
komunitas Saung Rangkai komunitas Saung Rangkai.
yang bergerak dibidang Kegiatan yang sedang dilakukan
pendokumentasian, pengenalan adalah berkebun, bercocok
kegiatan di kampung, mulai tanam, dan menanam pohon
dari profesi, mainan tradisional, buah.
makanan lokal dan belajar
bersama serta membuat karya.

164
165
NOTES

Anda mungkin juga menyukai