Anda di halaman 1dari 31

LAPORANKASUS

HifemaEtCausaBendaTumpul

Pembimbing:
dr.Hermansyah,SpM
dr.MustafaK.Shahab,SpM
dr.HenryA.W,SpM
dr.GartatiIsmail,SpM
dr.AgahGadjali,SpM

Disusunoleh:
SitiTasyaPutriSavira
1102011262

KEPANITERAANKLINIKILMUPENYAKITMATA
RUMAHSAKITBHAYANGKARATK.1RADENSAIDSUKANTO
1

FAKULTASKEDOKTERANUNIVERSITASYARSI
PERIODE18JULI24SEPTEMBER2016

LAPORANKASUS
I.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
II.

IdentitasPasien
Nama
Umur
Jeniskelamin
Tanggallahir
Agama
Kebangsaan/suku
Pendidikan
Perkerjaan
Alamat
Status
Tanggalpemeriksaan

:Tn.E
:42tahun
:LakiLaki
:12Desember1975
:Islam
:Indonesia/Jawa
:SMA
:Pedagang
:Bogor
:menikah
:26Juli2016

Anamnesis

Anamnesisdilakukansecaraautoanamnesispadatanggal26Juli2016.
Keluhanutama:
Penglihatanmatakirinyeri.
Keluhantambahan:
Pasienmerasamatakiriberairdanmerah
Riwayatpenyakitsekarang:
Pada pagi hari pasien sedang membersihkan dagangan di toko. Pada saat
menghilangkan debu pada celana dagangan, gantungan harga yang terdapat pada
celana terbang dan melukai matanya. Kemudian pasien merasa penglihatannya
berbayang,matanyeri,danberair.
Riwayatpenyakitdahulu:

Riwayatmenggunakankacamata()
Riwayatpenyakitdiabetesmellitusdisangkal
Riwayatpenyakithipertensidisangkal
Riwayatpenyakitserupadisangkal
Riwayatoperasipadamatadisangkal
Riwayatalergiobatdanmakanandisangkal

Riwayatpenyakitkeluarga:

III.

Riwayatkeluargadengansakityangsamadisangkal
Riwayatpenyakitdiabetesmellitusdisangkal
Riwayatpenyakithipertensidisangkal

PemeriksaanFisik
StatusGeneralis:
Keadaanumum :Baik
Kesadaran
:ComposMentis
TandaVital
Tekanandarah:130/80mmHg
Nadi
:80kali/menit
Respirasi
:20kali/menit
Suhu
:36.6C

StatusOftalmologi

Visus Sine Koreksi


Visus Kacamata Koreksi
Addisi
Kacamata lama
Kedudukan bola mata
Gerakan Bola Mata

Lapang Pandang
Palpebra Superior
Palpebra Inferior
Konjungtiva tarsal
superior
Konjungtiva tarsal
inferior
Konjungtiva bulbi
Kornea
Bilik mata depan
Iris
Pupil
Lensa
TIO
Funduskopi

OD
5/5 F

OS
/60 F

Ortoforia

Normal, tidak ada


penyempitan
Hiperemis (-) ; edema (-) ;
spasme (-) ; nyeri tekan
(-) ; benjolan (-)
Hiperemis (-) ; edema (-) ;
spasme (-) ; nyeri tekan
(-) ; benjolan (-)
Hiperemis (-) ; papil (-) ;
folikel (-) ; sikatriks (-) ;
sekret (-)
Hiperemis (-) ; papil (-) ;
folikel (-) ; sikatriks (-) ;
sekret (-)
Injeksi konjungtiva (-) ;
injeksi siliar (-) ;
perdarahan (-)
Jernih ; infiltrate (-) ; ulkus
(-) ; sikatriks (-)
Dalam ; jernih
Nodul (-) ; kripte (+) ;
sinekia (-)
Regular ; diameter 3mm ;
RL (+) ; RCTL (+)
Jernih
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan

Normal, tidak ada


penyempitan
Hiperemis (-) ; edema (-) ;
spasme (-) ; nyeri tekan (-) ;
benjolan (-)
Hiperemis (-) ; edema (-) ;
spasme (-) ; nyeri tekan (-) ;
benjolan (-)
Hiperemis (-) ; papil (-) ;
folikel (-) ; sikatriks (-) ;
sekret (-)
Hiperemis (-) ; papil (-) ;
folikel (-) ; sikatriks (-) ;
sekret (-)
Injeksi konjungtiva (-) ;
injeksi siliar (-) ; perdarahan
(-)
Merah
Dalam ; jernih
Nodul (-) ; kripte (+) ;
sinekia (-)
Regular ; diameter 3mm ;
RL (+) ; RCTL (+)
Jernih
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan

KeadaanMataPasien

KeadaanMataPasiendilihatdenganSlitlamp(OS)

IV. Resume
Pasien lakilaki berusia 42 tahun, datang ke poli mata dengan keluhan
Penglihatanmatakirinyeri.Pasienmerasamatakiriberairdanmerah.
Padapemeriksaanfisikdidapativisuspada OD /60 F OD5/5 F

V. DiagnosisKerja
HifemaetCausetraumatumpul
VI. Penatalaksanaan
Mata di istirahatkan seebaiknya di rawat di rumah sakit akan mendapatkan
perawatankhusus
VII. Edukasi
Matadiistirahatkan35hari
7

Berbaringdiganjal2bantalhinggaposisisetengahduduk

VIII. Prognosis
AdVitam
AdFuntionam
AdSanationam

:dubiaadbonam
:dubiaadbonam
:dubiaadbonam

TINJAUANPUSTAKA

I.

MataNormal

AnatomidanFisiologiMata
Anatomi mata
Kelopak mata
Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata,serta
mengeluarkan sekresi kelenjar yang membentuk film air mata di depan
kornea.Palpebra merupakan alat penutup mata yang berguna untuk ,melindungi bola
mata terhadap trauma,taruma sinar dan pengeringan bola mata.Pada kelopak mata
terdapat bagian-bagian seperti :2

Gambar 2 : Kelopak mata

Kelenjar seperti : Kelenjar sebasea,kelenjar Zeis,dan kelenjar Meibom


Otot seperti : M.orbicularis occuli,M.rioland,
Di dalam kelopak tedapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar

di dalamnya
Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita

merupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan.


Pembuluh darah yang memperdarahi palpebra a.palpebra
Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari rumus frontal N.V
,sedang kelopak bawah oleh cabang ke II saraf 5.

Sistem lakrimal
Sistem sekresi lakrimal terletak di daerah temporal bola mata.Sistem ekskresi mulai
pada pungtum lakrimal,kanalikuli lakrimal,sakus lakrimal,duktus nasolakrimal,meatus
inferior.Sistem lakrimal terdiri dari 2 bagian iaitu :2

Gambar 3 : Sistem lakrimal mata

Sistem produksi atau glandula lakrimal.Glandula lakrimal terletak di temporo

antero superior rongga orbita.


Sistem ekskresi yang terdiri dari puntum lakrimal,kanalikuli lakrimal,sakus
lakrimal dan duktus nasolakrimal.Saku lakrimal terletak di bagian depan
rongga orbita.Air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam rongga
hidung di dalam meatus inferior.

Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak bagian
belakang.Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui konjungtiva
ini.Konjungtiva terdiri atas tiga bagian iaitu:2

Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsal,konjungtiva tarsal sukar digerakkan

dari tarsus.
Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera

bawahnya.
Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan tempat
peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.

10

Bola mata

Gambar 4 : Anatomi bola mata


Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di
bagian depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga
terdapat bentuk dengan 2 kelengkungan yang berbeda.
Bola mata dibungkus oleh 3 lapisan jaringan, yaitu:

1. Sklera, merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk


pada mata, merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata.
Bagian terdepan sklera disebut kornea yang bersifat transparan yang
memudahkan sinar masuk ke dalam bola mata. Kelengkungan kornea
lebih besar dibandingkan sklera
2. Jaringan uvea, merupakan jaringan vaskuler. Jaringan sklera dan uvea
dibatasi oleh ruang yan potensial yang mudah dimasuki darah bila
terjadi perdarahan pada ruda paksa yang disebut perdarahan
suprakhoroid. Jaringan uvea ini terdiri atas iris, badan siliar, dan
khoroid. Pada iris didapatkan pupil, dan oleh 3 susunan otot dapat
mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola mata. Otot dilatator
dipersarafi oleh parasimpatis. Otot siliar yang terletak di badan siliar
mengatur bentuk lensa untuk kebutuhan akomodasi. Badan siliar yang
11

terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik mata (akuor humor)


yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada pangkal iris
yang dibatasi kornea dan sklera.
3. Retina, terletak paling dalam dan mempunyai susunan sebanyak 10
lapisan yang merupakan membran neurosensoris yang akan merubah
sinar menjadi rangsangan pada saraf optik dan diteruskan ke otak.
Terdapat rongga yang potensial antara retina dan khoroid sehingga
retina dapat terlepas dari khoroid yang disebut ablasi retina. Badan
kaca mengisi rongga di dalam bola mata dan bersifat gelatin yang
hanya menempel pada papil saraf optik, makula dan pars plana. Bila
terdapat jaringan ikat di dalam badan kaca disertai dengan tarikan pada
retina, maka retina akan robek dan akan terjadi ablasi retina. Lensa
terletak di belakang pupil yang dipegang di daerah akuatornya pada
badan siliar melalui zonula zinn. Lensa mata mempunyai peranan pada
akomodasi atau melihat dekat sehingga sinar dapat difokuskan di
daerah makula lutea. Terdapat 6 otot penggerak bola mata, dan terdapat
kelenjar lakrimal yang terletak di daerah temporal atas di dalam rongga
orbita. Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal
bola mata. Sistem ekskresi dimulai pada punctum lakrimal, kanalikuli
lakrimal, sakus lakrimal, duktus nasolakrimal, dan meatus inferior.
Kornea
Kornea adalah selaput bening mata,bagian selaput mata yang tembus cahaya
merupakan lapisan jaringan yang menutup bola mata sebelah depan dan terdiri
atas lapis: 2
1.
2.
3.
4.
5.

Epitel
Membran Bowman
Stroma
Membran Descement
Endotel

12

Gambar 5 : Lapisan lapisan kornea


Rongga orbita
Rongga orbita adalah rongga yang berisi bola mata dan terdapat 7 tulang yang
membentuk dinding orbita iaitu lakrimal,etmoid,sfenoid,frontal,dan dasar orbita yang
terutama terdiri atas tulang maksila bersama-sama tulang palatinum dan zigomatikus.2
Dinding orbita terdiri atas tulang :2
1.
2.
3.
4.

Atap atau superior : os frontal


Lateral : os frontal,os zigomatik,ala magna os sfenoid
Inferior : is zigomatik,os maksila,os palatina
Nasal : os maksila,os lakrimal,os etmoid

Otot penggerak mata


Otot ini menggerakkan mata dengan fungsi ganda dan untuk pergerakan mata
tergantung pada letak dan sumbu penglihatan sewaktu aksi otot.Otot penggerak mata
terdiri atas 6 otot iaitu :2

M.oblik inferior
Mempunyai origo pada fossa lakrimal tulang lakrimal,berinsersi pada
sklera posterior 2mm dari kedudukan makula,dipersarafi saraf okulomotorius

bekerja untuk menggeakkan mata ke atas,abduksi dan eksiklotorsi2


M.oblik superior
Mempunyai origo pada anulus Zinn dan ala parva tulang sfenoid di atas
foramen optik,berjalan menuju troklea dan dikatrol balik dan kemudian
berjalan di atas otot rektus superior,yang kemudian berinsersi pada sklera di
bagian temporal belakang bola mata.Berfungi untuk menggerakkan bola mata
untuk depresi terutama bila mata melihat ke nasal,abduksi dan insikoltorsi.2
13

M.rektus inferior
Mempunyai origo pada anulus Zinn,berjalan antara oblik inferior dan
bola mata atau sklera dan insersi 6mm di belakang limbus yang pada
persilangan dengan oblik inferior diikat kuat oleh ligamen
Lockwood.Menggerakkan mata depresi (gerak primer) dan eksoklotorsi

,aduksi (gerak sekunder)2


M.rektus lateral
Mempunyai origo pada anulus Zinn di atas dan di bawah foramen
optik.Menggerakkan bola mata terutama abduksi.2

M.rektus medius
Mempunyai origo pada anulus Zinn dan pembungkus dura saraf
optik.Menggerakkan mata untuk aduksi (gerakan primer.)2
M.rektus superior
Mempunyai origo di anulus Zinn dekat fisura orbita superior beserta
lapis dura saraf optik.Fungsinya menggerakkan mata elevasi terutama bila
mata melihat ke lateral : aduksi terutama bila tidak melihat ke lateral dan
insklitorsi.2

Hifema
Hifema adalah suatu keadaan dimana adanya darah dalam bilik mata
depan
yang bersal dari pembuluh darah iris dan badan siliar yang pecah yang dapat
terjadi
akibat trauma ataupun secara spontan, sehinnga darah terkumpul di dalam
bilik mata,
yang hanya mengisi sebagian ataupun seluruh isis bilik mata depan.
Perdarahan bilik
depan bola mata akibat rudapaksa ini merupakan akibat yang paling sering
dijumpai
karena persentuhan mata dengan benda tumpul. Berat ringannya traumatik
hifema ini
selain tergantung pada tingginya perdarahan juga tergantung pada ada
tidaknya komplikasi yang menyertainya.

14

Pemeriksaan
Pemeriksaan mata
Pemeriksaan mata harus dilakukan secara lengkap. Semua hal yang berhubungan
dengan cedera bola mata disingkirkan. Dilakukan pemeriksaan hifema dan menilai
perdarahan ulang. Bila ditemukan kasus hifema, sebaiknya dilakukan pemeriksaan
secara teliti keadaan mata luar. Hal ini penting karena mungkin saja pada riwayat
trauma tumpul akan ditemukan kelainan berupa trauma tembus, seperti:2

Ekimosis
Laserasi kelopak mata
Proptosis
Enoftalmus
Fraktur yang disertai gangguan pada gerakan mata

Kadang-kadang kita menemukan kalainan berupa defek epitel, edema kornea dan
imbibisi kornea bila hifema sudah terjadi lebih dari 5 hari. Ditemukan darah di dalam
bilik mata depan. Menentukan derajat keparahan hifema, antara lain:2

Grade 1 : darah mengisi < 1/3 bilik depan mata


Grade 2 : darah mengisi 1/3 bilik depan mata
Grade 3 : darah mengisi sampai hampir seluruh bilik depan mata
Grade 4 : bilik depan mata tampak bekuan darah yang berbentuk blackball
atau 8-ball

Saat melakukan pemeriksaan, hal terpenting adalah hati-hati dalam memeriksa kornea
karena akan meningkatkan resiko bloodstaining pada lapisan endotel kornea.
Keadaan iris dan lensa juga dicatat, kadang-kadang pada iris dapat terlihat
iridodialisis atau robekan iris. Akibat trauma yang merupakan penyebab hifema ini
mungkin lensa tidak berada di tempatnya lagi atau telah terjadi dislokasi lensa bahkan
luksasi lensa.2
Pemeriksaan Slit-Lamp Biomicroscopy
15

Pemeriksaan ini adalah cara pilihan untuk memeriksa mata. Ia untuk menentukan
kedalaman COA dan ridocorneal contact, aqueous flare, dan synechia posterior Pasien
duduk di kerusi pemeriksaan, meletakkan dagu dan dahu pada alat pemeriksa.
Menggunakan biomicroscope, dokter memeriksa mata pasien. Sebuah strip halus,
diwarnai dengan fluorescein pewarna neon, menyentuh ke sisi mata, warna ini untuk
membantu pemeriksaan. Zat warna secara alami dibilas keluar dari mata dengan air
mata. 2
Tes berikutnya tetes mata. Tetes memakan waktu sekitar 15 sampai 20 menit untuk
bekerja, setelah pemeriksaan diulang, bagian belakang mata yang akan diperiksa.
Pasien akan mengalami beberapa sensitivitas cahaya selama beberapa jam setelah
ujian ini, dan tetes juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan dalam mata, yang
menyebabkan mual dan nyeri. Pasien yang mengalami gejala serius disarankan untuk
mencari bantuan medis segera.2
Orang dewasa tidak perlu persiapan khusus untuk ujian, namun anak-anak mungkin
perlu beberapa persiapan, tergantung pada usia, pengalaman sebelumnya, dan tingkat
kepercayaan.2

Gambar 1 : Pemeriksaan Slit-Lamp Biomicroscopy


16

Slit Lamp Biomicroscopy terdiri dari 3 bagian :2


i.

ii.

iii.

Sistem Pengamatan (Mikroskop)


Terdiri dari lensa mikroskop dan lensa pembesaran
(6X,10X,16X,25X...)
Sistem Illuminasi (Slit Lamp)
Slit/Celah yang dapat diatur lebar dan posisi :
Seksi Optik (1mm)
Pipa Paralel (3mm)
Konical (5mm)
Lampu
Cobalt Biru, (Filter Wrattan # 12 Kuning), digunakan untuk

penilaian fitting lensa RGP


Hijau, digunakan untuk mengamati pembuluh - pembuluh

darah dibagian Limbus


Kuning, digunakan untuk mengamati semua jenis fitting lensa

kontak
Penyanggah mesin terdiri dari Joystick dan Sandaran Kepala

Pemeriksaan Tekanan Intraokuler


Pada hifema sebaiknya dilakukan pemeriksaan tekanan bola mata untuk mengetahui
apakah sudah terjadi peningkatan tekanan bola mata. Menguji tekanan intraokuler
(TIO) Normal: 12 25 mmHg2

Pemeriksaan Funduskopi
Penilaian fundus perlu dicoba tetapi biasanya sangat sulit sehingga perlu situnggu
sampai hifema hilang. Pemeriksaan funduskopi diperlukan untuk mengetahui akibat
trauma pada segmen posterior bola mata. Kadang-kadang pemeriksaan ini tidak
mungkin karena terdapat darah pada media penglihatan. Pada funduskopi kadangkadang terlihat darah dalam badan kaca. Pemberian midriatika tidak dianjurkan
kecuali bila untuk mencari benda asing pada polus posterior.2

Kartu mata Snellen/ Telebinokular


17

Tes ini adalah menguji ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan. Mungkin
terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, aquous atau humor vitreus, kesalahan
refraksi atau penyakit saraf.2
Luas lapang pandang
Mengalami penurunan akibat dari tumor/ massa, trauma, arteri cerebral yang patologis
atau karena adanya kerusakan jaringan pembuluh darah akibat trauma. 2
Pemeriksaan Goneoskopi
Untuk mencari pembuluh darah rusak dan resesif sudut.2

Pemeriksaan penunjang

CT-Scan Orbita
Potongan dilihat pada axial dan koronal, dengan 1 3 mm potongan sepanjang
orbita. Pemeriksaan ini dijalankan pada indikasi seperti fraktur orbital atau
kehilangan kesedaran.2

Skrining sickle cell dan Elektroforesis


Pada pasien Black dan Mediterranean, perlu dilakukan skrining trait sickle sel
atau penyakit. Elektroforesis untuk menentukan apakah sickle cell trait atau
sickle cell disease.2

Pemeriksaan laboratorium

Tes fungsi hati


Prothombin, Trombosit dan waktu perdarahan
LED = menunjukan anemsia sistemik/ infeksi
KG = Kolesterol, serum dan pemeriksaan lipid
Tes Toleransi = Glukosa menentukan adanya DM
18

Diagnosis
Working Diagnosis
Diagnosis kerja yang dipilih untuk kasus ini adalah hifema .Hifema atau darah
di dalam bilik mata depan / kamera okuli anterior (COA) dapat terjadi akibat trauma
tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar .Pasien akan mengeluh
sakit ,disertai dengan epifora dan blefarospasme .Penglihatan pasien akan sangat
menurun .Bila pasien duduk ,hifema akan terlihat berkumpul di bagian bawah bilik
mata depan dan hifema dapat memenuhi seluruh ruang bilik mata depan .Kadangkadang terlihat iridoplegia dan iridodialisis .3
Pengobatan dengan merawat pasien dengan tidur di tempat tidur yang
ditinggikan 30 derajat pada kepala ,diberi koagulasi ,dan mata ditutup .Pada anak
yang gelisah ,dapat diberikan obat penenang .Asetazolamid diberikan bila terjadi
penyulit glaukoma.3
Biasanya hifema akan hilang sempurna .Bila berjalan penyakit tidak berjalan
demikian maka sebaiknya penderita dirujuk .3
Parasentesis atau mengeluarkan darah dari bilik mata depan dilakukan pada
pasien dengan hifema bila terlihat tanda-tanda imbisi kornea ,glaukoma sekunder
,hifema penuh dan berwarna hitam atau bila setelah 5 hari tidak terlihat tanda-tanda
hifema akan berkurang.3
Kadang-kadang sesudah hifema hilang atau 7 hari setelah trauma dapat terjadi
perdarahan atau hifema baru yang disebut hifema sekunder yang pengaruhnya akan
lebih hebat karena perdarahan lebih sukar hilang .3
Glaukoma sekunder dapat pula terjadi akibat kontusi badan siliar berakibat
suatu reses sudut bilik mata sehingga terjadi gangguan pengaliran caian mata .Zat
besi di dalam bola mata dapat menimbulkan siderosis bulbi yang bila didiamkan akan
dapat menimbulkan ftisis bulbi dan kebutaan .Hifema spontan pada anak sebaiknya
dipikirkan kemungkinan leukimia dan retinoblastoma .3

Klasifikasi Hifema

19

Berdasarkan banyaknya perdarahan dalam bilik mata depan


Menurut Edard Layden :

Tingkat I : <1/3 bilik mata depan


Tingkat II : 1/3-1/2 bilik mata depan
Tingkat III : >1/2 bilik mata depan

Menurut Rakusin :

Tingkat I : 1/4 bilik mata depan


Tingkat II :1/2 bilik mata depan
Tingkat III: 3/4 bilik mata depan
Tingkat IV : Mengisi penuh bilik mata depan

Selain hifema ,juga terdapat mikrohifema traumatik dan hifema post-surgikal dan
hifema non-traumatik(spontan) .Tanda-tanda pada mikrohifema traumatik adalah
terendapnya sel darah merah (SDM) , terlihat hanya dengan slit lamp .Kadang-kadang
,mungkin SDM nya cukup untuk kita melihat tanpa slit lamp .Bagi hifema nontraumatik pula ,bisa disertai dengan penurunan penglihatan atau hilang penglihatan
transien (perdarahan yang intermitten boleh mengkaburi visus buat sementara )3
Differential Diagnosis
1. Hematoma Palpebra
Merupakan pembengkakan atau penimbunan darah di bawah kulit kelopak
akibat pecahnya pembuluh darah palpebra .Merupakan kelainan yang sering
terlihat pada trauma tumpul kelopak .Trauma dapat terjadi akibat pukulan tinju
atau benda-benda keras lainnya .Dapat tidak berbahaya atau pun sangat berbahaya
karena mungkin ada kelainan lain di belakangnya .Pada keadaan yang lebih gawat
,akan terbentuk hematoma kaca mata .Ianya terjadi apabila perdarahan terletak
lebih dalam dan mengenai kedua kelopak dan berbentuk kaca mata hitan yang
sedang dipakai .Hematoma kaca mata dapat terjadi akibat pecahnya
A.oftalmika ,maka darah masuk ke dalam kedua rongga orbita melalui fisura
orbita .Akibat darah tidak dapat menjalar lanjut karena dibatasi septum orbita

20

kelopak mata maka akan berbentuk gambaran hitam pada kelopak seperti
seseorang memakai kaca mata .3
2. Pendarahan Subkonjungtiva
Kebanyakan perdarahan subkonjungtiva terjadi secara spontan tanpa ada
penyebab yang pasti karena perdarahan ini datang dari pembuluh darah konjungtiva.
Beberapa hal berikut bisa saja menghasilkan perdarahan subkonjungtival yang
spontan seperti: bersin, batuk, muntah, menggosok mata, trauma (perlukaan), tekanan
darah tinggi, kelainan perdarahan atau kelainan medis yang menyebabkan perdarahan.
Perdarahan subkonjungtiva juga dapat terjadi bukan secara spontan dan merupakan
akibat dari infeksi mata yang parah, trauma terhadap kepala atau mata, atau setelah
operasi mata atau kelopak mata. Gejala pendarahan subkungjungtiva adalah sangat
jarang orang merasakan nyeri saat perdarahan dimulai. Ketika perdarahan pertama
kali terjadi mungkin mengalami rasa tidak nyaman atau rasa ada sesuatu di di mata
atau di balik kelopaknya. Apabila perdarahan selesai, beberapa orang masih
merasakan iritasi yang sedang atau semata-mata rasa tidak nyaman yang membuat dia
selalu membawa pikirannya untuk mengamati matanya sendiri. Perdarahan sendiri
adalah sesuatu yang pasti, wilayah merah terang yang berbatas tegas berada di sklera.
Dalam area itu biasanya seluruh bagian putih tertutupi oleh darah. Perdarahan akan
tampak meluas/membesar dalam 24 jam pertama setelah onset (pertama kali terjadi)
dan secara perlahan berkurang ukurannya bersamaan dengan darah diserap kembali. 3
Etiologi
Hifema biasanya disebabkan oleh trauma tumpul pada mata seperti terkena
bola, batu, peluru senapan angin, dll. Selain itu, hifema juga dapat terjadi karena
kesalahan prosedur operasi mata. Keadaan lain yang dapat menyebabkan hifema
namun jarang terjadi adalah adanya tumor mata (contohnya retinoblastoma), dan
kelainan pembuluh darah (contohnya juvenile xanthogranuloma). 3
Hifema yang terjadi karena trauma tumpul pada mata dapat diakibatkan oleh
kerusakan jaringan bagian dalam bola mata, misalnya terjadi robekan-robekan
jaringan iris, korpus siliaris dan koroid.Jaringan tersebut mengandung banyak
pembuluh darah, sehingga akan menimbulkan perdarahan. Perdarahan di dalam bola

21

mata yang berada di kamera anterior akan tampak dari luar. Timbunan darah ini
karena gaya berat akan berada di bagian terendah.3
Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya hifema dibagi menjadi:3

Hifema traumatika adalah perdarahan pada bilik mata depan yang disebabkan
pecahnya pembuluh darah iris dan badan silier akibat trauma pada segmen

anterior bola mata.


Hifema akibat tindakan medis (misalnya kesalahan prosedur operasi mata).
Hifema akibat inflamasi yang parah pada iris dan badan silier, sehingga
pembuluh darah pecah

Hifema akibat kelainan sel darah atau pembuluh darah (contohnya juvenile
xanthogranuloma).

Hifema akibat neoplasma (contohnya retinoblastoma).

Berdasarkan waktu terjadinya, hifema dibagi atas 2 yaitu: 3

Hifema primer, timbul segera setelah trauma hingga hari ke 2.


Hifema sekunder, timbul pada hari ke 2-5 setelah terjadi trauma

Hifema dibagi menjadi beberapa grade menurut Sheppard berdasarkan tampilan


klinisnya: 3
Grade I: darah mengisi kurang dari sepertiga COA (58%)
Grade II: darah mengisi sepertiga hingga setengah COA (20%)
Grade III: darah mengisi hampir total COA (14%)
Grade IV: darah memenuhi seluruh COA (8%

Patofisiologis
Trauma tumpul yang mengenai mata dapat menyebabkan robekan pada
pembuluh darah iris, akar iris dan badan silier sehingga mengakibatkan perdarahan
dalam bilik mata depan. Iris bagian perifer merupakan bagian paling lemah. Suatu
trauma yang mengenai mata akan menimbulkan kekuatan hidraulis yang dapat
menyebabkan hifema dan iridodialisis, serta merobek lapisan otot spingter sehingga
pupil menjadi ovoid dan non reaktif. Tenaga yang timbul dari suatu trauma
22

diperkirakan akan terus ke dalam isi bola mata melalui sumbu anterior posterior
sehingga menyebabkan kompresi ke posterior serta menegangkan bola mata ke lateral
sesuai dengan garis ekuator. Hifema yang terjadi dalam beberapa hari akan berhenti,
oleh karena adanya proses homeostatis. Darah dalam bilik mata depan akan diserap
sehingga akan menjadi jernih kembali. 4

Reaksi peradangan
Peradangan akut merupakan respon langsung tubuh terhadap cedera atau
kematian sel.Gambaran makroskopis peradangan digambarkan pada 2000 tahun lalu
dan masih dikenal sebagai tanda-tanda pokok peradangan yang mencakup
kemerahan ,panas,nyeri dan pembengkakan atau dalam bahasa Latin klasik
rubor,kalor,dolor dan tumor.Pada abad terakhir ditambahkan tanda pokok yang kelima
iaitu perubahan fungsi atau fungsio laesa.4
Manifestasi klinis5

Nyeri pada mata dan berair


Penglihatan menurun
Udem palpebra
Penglihatan menurun
Penglihatan ganda
Tampak darah menumpuk di bagian bawah BMD
TIO meningkat
Midriasis
Epifora dan bleforospasm

Pasien yang datang dengan hifema biasanya akan mengeluh nyeri dan mata berair.
Penglihatan ketajaman pasien biasanya menurun dan terdapat penumpukan darah
pada mata yang dapat dilihat sekiranya pendarahannya banyak. Semasa pasien duduk
akan terlihat darah terkumpul pada bagian bawah segmen anterior mata dan hifema
akan terlihat memenuhi seluruh ruang bilik mata depan. Selain itu, bias juga terdapat
peningkatan tekanan intraocular yang bisa terjadinya glukoma.5
Terjadinya hifema akan menyebabkan penurunan visus mata karena mata
menggangu media refraksi mata. Darah yang mengisi kamera okuli secara langsung
ini akan mengakibatkan tekanan intraocular mata meningkat karena pertambahan
volume pada mata oleh darah. Kenaikan tekanan intraokuler ini disebut glaukoma
23

sekunder. Glaukoma sekunder juga dapat terjadi akibat massa darah yang menyumbat
jaringan trabekulum yang berfungsi membuang humor aqueous yang berada di
kamera anterior. Selain itu akibat darah yang lama berada di kamera anterior akan
mengakibatkan pewarnaan darah pada dinding kornea dan kerusakan jaringan kornea.
Terdapat pula tanda dan gejala yang relative jarang: penglihatan ganda,
blefarospasme, edema palpebra, midriasis, dan sukar melihat dekat.5

Penatalaksanaan
Banyak aspek yang menjadi kontroversi ,termasuklah hospitalisasi dan tirah
baring total di mana dipersoalkan adakah ianya diperlukan .Tetapi suatu kondisi
persekitaran yang atraumatik dibutuhkan .Hospitalisasi dipertimbangkan pada pasien
non-compliant ,pasien dengan perdarahan diathesis atau diskrasia darah ,pasien
dengan kecederaan orbital atau cedera okular berat yang lain ,dan juga pada pasien
dengan peningkatan TIO dan sickle cell .6
Hospitalisasi dan rawatan yang agresif juga dipertimbangkan juga untuk kasus
anak-anak terutama pada anak-anak yang berisiko amblyopia misalnya pada anakanak yang berusia sekitar 7-8 tahun atau apabila dicurigai kasus penderaan .6
1.
2.

Meninggikan kepala ketika berbaring untuk memperlancar aliran darah


Letakkan suatu perlindungan (bisa plastik atau logam) pada mata yang terlibat
setiap masa .Jangan ditambal ,karena ini dapat menghalang kita daripada
mengetahui jika pasien itu mengalami sebarang kehilangan penglihatan secara

3.
4.
5.
6.

tiba-tiba akibat perdarahan semula.


Larutan Atropin 1% atau Skopolamin 0,25%
Tidak boleh diberi NSAID atau sebarang produk yang mengandung Aspirin
Analgesik ringan misalnya Acetaminophen .Hindari sedatif .
Gunakan steroid topikal misalnya Prednisolon asetat 1% 4-8 kali sehari jika
terjadinya iritis (photophobia ,luka dalam) ,ruptur kapsul lensa ,terdapatnya
protein atau sel darah putih di dalam bilik mata depan .Kurangkan frekuensi
penggunaan steroid sejurus selepas gejala dan simptom berkurang untuk
menurunkan angka kejadian glaukoma akibat steroid

24

Pada anak-anak ,langkah berhati-hati diperlukan dalam pengambilan obat steroid


topikal .Peningkatan cepat TIO sering terjadi pada anak-anak dan penggunaan steroid
jangka lama berisiko untuk terkena katarak .Pada sesetengah kasus ,penggunaan
steroid bermanfaat .Anak-anak perlu selalu diperhatikan jika terjadi peningkatan TIO
dan harus ditappering off penggunaan steroid secepatnya .6
7.

Jika terjadi peningkatan TIO:

Peningkatan TIO terutama selepas trauma ,bisa transien atau akut .Meninggikan
kepala pasien dapat menurunkan TIO dan dengan itu masalah sel darah merah dapat
diselesaikan.6
Penyakit / trait non-sickle cell (>30mmHg) :6

Dimulakan dengan Beta-Blocker (misalnya Timolol atau Levobunolol 0,5%

b.i.d)
Jika TIO masih tinggi ,tambahkan agonis alpha topikal (misalnya
Apraclonidine 0,5% atau Brimonidine 0,2% t.i.d) atau carbonic anhidrase
inhibitor topikal (misalnya Dorzolamide 2% atau Brinzolamide 1% t.i.d)
.Elakkan dari menggunakan analog Prostaglandin dan miotika (dapat
menyebabkan inflamasi) .Pada anak balita ,agonis alpha topikal

dikontraindikasikan .
Jika terapi obat topikal gagal ,tambahkan Asetazolamid (500mg p.o
20mg/kg/hari dibagi 3 kali per hari untuk anak-anak ) atau Manitol (1-2g/kg
IV dalam waktu 45 menit sehari) .Jika Manitol benar-benar dibutuhkan untuk
mengawal TIO ,evakuasi pembedahan akan segera dilakukan .

Penyakit/trait sickle cell (24mmHg) :6

Dimulakan dengan Beta-Blocker (misalnya Timolol atau Levobunolol

0,5% b.i.d)
Penggunaan obat-obatan yang lain harus digunakan dengan sangat berhatihati .Dorzolamide topikal dan Brinzolamide dapat menurunkan pH
aqueous dan menginduksi peningkatan sickle cell .Miotika atau

Prostaglandin pula dapat menyebabkan inflamasi .


Seeloknya ,elak pemakaian diuretik sistemik karena ianya meningkatkan
sickle cell dengan menginduksi asidosis sistemik dan kontraksi volume
25

.Jika carbonic anhydrase inhibitor dibutuhkan ,gunakan Metazolamid


50mg p.o selama 8 jam .Jika Manitol dibutuhkan untuk mengawal TIO

,evakuasi pembedahan akan segera dilakukan .


AC parasentesis selamat dan efektif jika TIO tidak bisa diturunkan secara
medis .Prosedur ini selalunya hanya sementara apabila evakuasi

8.

pembedahan diantisipasi .
Jika dihospitalisasi ,gunakan antiemetik p.r.n untuk mual hebat atau muntah
6

(misalnya Proklorperazin 10mg IM selama 8 jam atau 25mg p.r.n selama 12

9.

jam : <12tahun ,trimetobenzamid supossitoria,100mg PR selama 6 jam p.r.n)


Indikasi dilakukan surgeri pada hifema :6
Tumpukan darah stroma kornea
Visual memburuk
Hifema yang tidak menurun <50% dalam waktu 8 hari [(untuk

memprevensi sinekia periferal anterior (PAS)]


TIO > 60mmHg dalam waktu 48 jam ,di samping terapi medis

maksimal (untuk prevensi atrofi optik)


TIO>25mmHg dengan hifema total > 5 hari (untuk prevensi tumpukan

darah stroma kornea)


TIO 24mmHg > 24jam (atau sebarang peningkatan transien pada TIO
> 30mmHg ) pada pasien penyakit sickle cell/trait .

Sebelum ini ,Asam Aminokaproik sistemik digunakan untuk memstabilisasikan


bekuan darah dan memprevensi perdarahan semula.Terapi ini sudah jarang
digunakan .Asam Aminokaproik topikal sekarang lagi di bawah penyelidikan .Ia juga
dapat mengurangkan perdarahan semula .6
Follow up
1.

Pasien perlu harus berjumpa dokter setiap hari selama 3 hari selepas trauma
inisial untuk diperiksa visual acuity ,TIO ,dan untuk pemeriksaan slit lamp
.Dilihat jika ada perdarahan baru ,peningkatan TIO ,tumpukan darah kornea
dan cedera intraokular lain .Hemolisis yang mungkin muncul seperti fluid
merah terang harus dibedakan dari perdarahan semula yang mana sepatutnya
akan membentuk bekuan merah terang yang baru .Jika TIO meningkat

2.

,rawatlah seperti yang dinyatakan awal tadi .6


Pasien harus diinstruksi untuk kembali segera jika terjadi peningkatan sakit
atau penurunan penglihatan secara tiba-tiba (mungkin simptom perdarahan
semula atau glaukoma sekunder)6
26

3.

4.

Jika terjadi perdarahan semula ,atau TIO meningkat ,pasien harus


dihospitalisasi
Setelah follow up inisial ,pasien mungkin dipertahankan dengan siklopegia
long acting (misalnya larutan Atropin 1% ,Skopolamin 0.25% ) tergantung
kepada keburukan kondisi.Steroid topikal mungkin ditappering off apabila

5.

darah ,fibrin dan sel darah putih membaik .6


Kaca mata atau perlindungan mata semasa siang dan perlindungan mata waktu
malam.Pada semua pasien ,pemakaian perlindungan mata (polikarbonat atau
lensa Trivex) harus dipakai pada bila-bila masa dirasakan wujudnya potensi

6.

cedera mata.6
Pasien harud menghindar dari aktivitas fisikal berat (termasuk Valsalva
Manuever atau menunduk bawah) selama 1 minggu setelah perdarahan semula
atau cedera inisial .Waktunya harus diperpanjang > 1 minggu kalau darah
masih kekal dalam COA .6

Bedah Pada Hifema


1. Parasintesis
Parasentesis merupakan tindakan pembedahan dengan mengeluarkan
darah atau nanah dari bilik mata depan ,dengan teknik dibuat insisi kornea
2mm dari limbus ke arah kornea yang sejajar dengan permukaan iris .Biasanya
bila dilakukan penekanan pada bibir luka maka koagulum dari bilik mata
depan keluar .Bila darah tidak keluar seluruhnya maka bilik mata depan dibilas
dengan garam fisiologik .Biasanya luka insisi kornea pada parasentesis tidak
perlu dijahit .2

2. Iridosiklitis
Pada trauma tumpul dapat terjai reaksi jaingan uvea sehingga
menimbulkan iridosiklitis atau radang uvea anterior .Pada mata akan terlihat
mata merah ,akibat adanya darah di dalam bilik mata depan amak akan
terdapat suar dan pupil yang mengecil dengan tajam penglihatan menurun .2
27

Pada uveitis anterior diberikan tetes mata midriatik dan steroid


topikal .Bila terlihat tanda radang berat maka dapat diberikan steroid
sistemik .Sebaiknya pada mata ini diukur tekanan bola mata untuk persiapan
memeriksa fundus dengan midriatika .2
Terapi Mikrohifema
1) Kebanyakan mikrohifema boleh dirawat menggunakan prosedur pasien luar
2) Skopolamin 0,25% b.i.d atau Atropin 1% q.d .Pada anak-anak ,Skopolamin
lebih dipilih.
3) Selebihnya ,sama seperti terapi hifema di atas
Terapi non-traumatik (spontaneous) dan hifema post-surgikal atau mikrohifema
Pertimbangkan larutan Atropin 1% q.d t.i.d atau Skopolamin 0,25% q.d-t.i.d
,aktivitas dibatasi ,elevasi kepala ketika berbaring ,penghindaran Aspirin dan
NSAID .Direkomendasi plastik protektif atau pelindung logam jika etiologi tidak jelas
.Monitor TIO .Hifema post-surgikal dan mikrohifema selalunya memerlukan
observasi sahaja dengan perhatian yang benar terhadap TIO.2
Komplikasi
1. Imbibisi kornea
Darah yang terdapat pada hifema dikeluarkan dari bilik mata depan dalam bentuk
sel darah merah melalui bilik mata (kanal schlem) dan permukaan depan iris.
Penyerapan melalui permukaan depan iris ini dipercepat dengan adanya kegiatan
enzim fibrinolitik yang berlebihan didaerah ini. Sebagian hifema dikeluarkan
dalam bentuk hemosiderin. Bila terdapat hemosiderin yang berlebihan dalam bilik
mata depan maka dapat terjadi penimbunan pigmen ini didalam lapisan-lapisan
kornea yang berwarna kecoklat-coklatan yang disebut imbibisi kornea. Jika sudah
terjadi seperti ini hanya dapat diperbaiki dengan keratoplasty.7
2. Glaukoma Sekunder
Glaukoma akut terjadi apabila jaringan trabekular tersumbat oleh fibrin dan sel
atau apabila pembentukan bekuan darah menyebabkan penyumbatan pupil. Hal ini
terjadi akibat darah dalam bilik mata, karena unsur-unsur darah menutupi sudut
bilik mata trabekula, sehingga hal ini akan menyebabkan tekanan intraocular.7
3. Uveitis
28

Trauma merupakan salah satu penyebab Uveitis Anterior, biasanya terdapat


riwayat truma tumpul mata atau adneksa mata. Luka lain seperti luka bakar pada
mata, benda asing, atau abrasi kornea dapat menyebabkan terjadinya Uveitis
Anterior. Visual aquity dan tekanan intraocular mungkin terpengnaruh, dan
mungkin juga terdapat darah pada anterior chamber.7
4. Kebutaan
Zat besi didalam mata dapat menimbulkan siderosis bulbi yang bila didiamkan
dapat menimbulkan fitsis bulbi dan kebutaan.7
Prognosis
Mata sembuh dengan baik setelah trauma minor dan jarang terjadi sekuele
jangka panjang. Prognosis tergantung pada jumlah banyaknya darah yang tertimbun
pada kamera okuli anterior (COA). Pada hifema dengan darah yang sedikit tanpa
adanya glukoma biasanya prognosis baik karena darah akan diserap kembali dan
hilang sempurna dalam beberapa hari. Sedangkan pada hifema yang telah mengalami
glaukoma, prognosisnya tergantung pada seberapa besar glaukoma tersebut
menimbulkan defek pada ketajaman penglihatan. Sedangkan bila darah lebih dari
setengah tingginya bilik mata depan, maka prognosa buruk yang akan disertai dengan
beberapa penyulit. Hifema yang penuh di dalam bilik mata depan akan memberikan
prognosis lebih buruk dibandingkan dengan hifema sebagian.Bila tajam penglihatan
telah mencapai 1/60 atau lebih rendah maka prognosis penderita adalah buruk
(malam) karena dapat menyebabkan kebutaan. Trauma tumpul dapat menyebabkan
kehilangan penglihatan yang tidak dapat diterapi jika terjadi lubang retina pada fovea.
Hifema sekunder terjadi pada hari ke 5-7 sesudah trauma biasanya lebih hebat
dibanding dengan hifema primer, dan dapat memberikan rasa sakit sekali. Dapat
terjadi keadaan yang disebut sebagai hemoftalmitis atau peradangan intraokular akibat
adanya darah yang penuh di dalam bola mata. Dapat juga terjadi siderosis akibat
hemoglobin atau siderin tersebar dan diikat oleh jaringan mata. Prognosis penglihatan
pada penderita hifema dipengaruhi oleh 3 faktor penting, yaitu:
a. Kerusakan struktur mata yang lain: ruptur koroid
b. Perdarahan sekunder
c. Komplikasi berupa glaukoma, corneal bloodstaining atau atropi optikus

29

Penanganan adalah untuk mencegah atau mengurangi terjadinya komplikasi.


Sekiranya terdapat pembaikkan visus mata maka penanganan hifema dikatakan
berhasil. Hifema yang sembuh dengan visus 20/40 atau lebih baik tergantung dari
derajat keparahan hifema, yaitu:

Hifema grade 1 : 80%


Hifema grade 2 : 60%
Hifema grade 3 dan 4 : 35%

Daftar pustaka
30

1. TRAUMA, David VF, Kenneth LM, Physical Examination, McGraw Hill. 8th
Ed. 2008. 422-31
2. Prof.dr.H.Sidarta Ilyas,SpM ,Ilmu penyakit mata,Edisi ketiga,2010, ,Fakultas
Kedokteran UI,halaman 1-12
3. S ankar PS, Chen TC, Grosskreutz CL, Pasquale LR. Traumatic hyphema. Int
Ophthalmol Clin 2002;42:57-68
4. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit,Edisi 6,Vol
1,2006,Penerbit Buku Kedokteran EGC,halaman 56-58
5. lyas,Sidharta.Katarak lensa mata Keruh. Glosari Sinopsis. Cerakan Kedua.
Balai Penerbitan FKUI. Jakarta. 2007.
6. Ilyas, Sidharta; Mailangkay; Taim, Hilman; Saman,Raman;
Simarmata,Monang; Widodo,Purbo.Ilmu Penyakit Mata untuk dokter umum
dan mahasiswa kedokteran. Edisi kedua. Sagung Seto.Jakarto. 2002.
7. Ilyas,Sidharta. Ilmu Penyakit Mata. Cetakan ketiga. Balai
PenerbitanFKUI.Jakarta. 200

31

Anda mungkin juga menyukai