ABSTRAK
Komposisi gizi ASI yang paling baik adalah pada tiga hari pertama setelah
lahir yang dinamakan kolostrum. Masih banyaknya ibu yang tidak memberikan
kolostrum pada bayinya kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya
adalah tingkat pendidikan ibu yang rendah dan sikap ibu terhadap pemberian
kolostrum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian kolostrum pada bayi di Desa
Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional pada
33 ibu hamil TM III di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten
Semarang. Kuesioner dipergunakan untuk pengumpulan data yang telah diuji
dengan teknik korelasi product momentdan Alpha Cronbach.
Hasil penelitian di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten
Semarang didapatkan data bahwa sebagian besar pengetahuan ibu hamil TM III
tentang kolostrum dalam kategori kurang yaitu sebanyak 16 responden (48,5 %)
dan sebagian besar mempunyai sikap yang negatif terhadap kolostrum yaitu
sebanyak 18 responden (54,5 %).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di harapkan tenaga kesehatan,
khususnya bidan berperan dalam meningkatkan pemberian kolostrum pada bayi.
Memberikan konseling pendidikan kesehatan pada ibu dengan melibatkan
keluarga dan masyarakat agar mendukung ibu menyusui untuk memberikan
kolostrum pada bayinya.
Kata kunci
Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian Kolostrum pada Bayi
di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang |
ABSTRACT
Nutritional composition of breast milk is best on the first three days after
birth, named colostrum. Many mothers still do not give colostrum to the baby
because of several things, including the low level of mathers' education dan sikap
ibu terhadap pemberian kolostrum. The purpose of this study is to describe the
knowledge and attitude of mothers towards giving colostrum in babies at
Leyangan village, East Ungaran, Semarang regency. This study was a descriptive
study with "cross-sectional" on 33 third trimester pregnant women in Leyangan
vilagge, East Ungaran, Semarang regency. The questionnaire used for data
collection has been tested with correlation technique "product moment" and
"Alpha Cronbach".
The results in Leyangan vilagge, East Ungaran, Semarang regency
showed that most of the third trimester pregnant women had knowledge about
colostrum in the poor category as many as 16 respondents (48,5%) and most of
the respondents had a negative attitude about colostrum as many as 18
respondents (54,5%).
Based on the results of research conducted in expected health
professionals, particularly midwives play a role in improving the provision of
colostrum to the baby. Provide health education in the mother by involving
families and communities to support breastfeeding mothers to give colostrum to
the baby.
Keyword
Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian Kolostrum pada Bayi
di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang |
PENDAHULUAN
Indikator utama dalam upaya
pembangunan kesehatan adalah dengan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
yang diantaranya adalah menurunkan angka
kematian bayi (AKB) atau Infant Mortality
Rate (IMR). Menurut hasil penelitian yang
ada, penyebab angka kematian bayi ini tidak
berdiri sendiri, melainkan terkait dengan
faktor-faktor lain, terutama gizi. Kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) sangat
berperan penting terutama pemberian gizi
pada bayi. (Depkes, 2008).
Perbaikan gizi pada bayi diupayakan
dengan pemberian ASI. Air susu ibu (ASI)
adalah makanan terbaik dan alamiah bagi
bayi karena mengandung semua nutrisi yang
diperlukan oleh bayi. Pemberian ASI sampai
bayi berumur enam bulan disebut dengan
ASI Eksklusif. Selanjutnya ASI diteruskan
hingga anak berusia dua tahun. Pemberian
ASI
secara
dini
mempunyai
efek
keberhasilan kelangsungan ASI dalam jangka
panjang. Hal ini disebabkan adanya antibodi
yang penting dalam kolostrum dan ASI
melindungi bayi baru lahir (Roesli, 2004).
Pemberian ASI secara penuh sangat
dianjurkan oleh para ahli gizi di seluruh
dunia. Tidak satupun susu formula dapat
menggantikan perlindungan kekebalan tubuh
seorang bayi, seperti yang diperoleh dari
kolostrum, yaitu ASI yang dihasilkan selama
beberapa hari pertama setelah kelahiran. Air
Susu Ibu adalah makanan yang paling
penting terutama pada bulan-bulan pertama
kehidupan. Komposisi gizi ASI yang paling
baik adalah pada tiga hari pertama setelah
lahir yang dinamakan kolostrum (Widjaja,
2005).
Standard Internasional World Health
Organitation (WHO) merekomendasikan,
semua bayi perlu mendapat kolostrum (Ibu
menyusui satu jam pertama) untuk melawan
infeksi yang diperkirakan menyelamatkan
satu juta nyawa bayi. Lebih dari 90% ibu-ibu
membuang kolostrum dan memberikan
makanan padat dini. Pembuangan kolostrum
tersebut menyebabkan kematian neonatus
Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian Kolostrum pada Bayi
di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang |
HASIL PENELITIAN
Tabel 1 Karakteristik Responden.
Frekuensi Persentase (%)
Umur
< 20 tahun
8
24,3
20-30 tahun
21
63,6
> 30 tahun
4
12,1
Pendidikan
SMP
SMA
PT
7
21
5
21,2
63,6
15,2
Pekerjaan
IRT
11
33,3
Wiraswasta
6
18,2
Karyawan
14
42,4
PNS/TNI/
2
6,1
POLRI
Berdasarkan table 1 diketahui bahwa :
- Sebagian besar responden berumur antara
20-30 tahun yaitu sebanyak 21 responden
(63,6%) dan sebagian kecil responden
mempunyai umur > 30 tahun yaitu
sebanyak 4 responden (12,1%).
- Sebagian besar tingkat
pendidikan
responden adalah SMA yaitu sebanyak 21
responden (63,6%) dan sebagian kecil
perguruan tinggi (PT) yaitu sebanyak 5
responden (15,2%).
- Sebagain besar responden bekerja sebagai
karyawan yaitu sebanyak 14 responden
(42,4%) dan sebagian kecil responden
bekerja sebagai PNS/TNI/POLRI yaitu
sebanyak 2 responden (6,1%).
Tabel 2 Pengetahuan dan Sikap Ibu
Terhadap Pemberian Kolostrum pada
Bayi
Frekuensi Persentase (%)
Pengetahuan
Baik
6
18,2
Cukup
11
33,3
Kurang
16
48,5
Sikap
Positif
Negatif
15
18
Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian Kolostrum pada Bayi
di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang |
45,5
54,5
4
pemberian
kolostrum
yaitu
dengan
menyatakan salah bahwa Lemak dalam ASI
yang berwarna kuning lebih banyak
mengandung kolestrol sehingga bayi sejak
dini sudah terlatih mengolah kolestrol, serta
sebanyak 54,5% responden tidak mengetahui
manfaat pemberian kolostrum dengan
menyatakan bahwa ASI yang berwarna
kuning itu kotor sehingga akan menyebabkan
infeksi dan ASI yang berwarna kuning dapat
mengakibatkan infeksi pada bayi karena
kolostrum tidak bersih dan tidak baik bagi
bayi.
Masih banyaknya ibu yang tidak
memberikan kolostrum pada bayinya
kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya adalah tingkat pendidikan ibu
yang rendah, pengalaman yang kurang,
petugas tidak berperan aktif, sosial budaya
dan tradisi turun-temurun, beberapa faktor
inilah yang mendukung timbulnya anggapan
bahwa kolostrum adalah kotoran yang harus
dibuang dan baru bisa diberikan setelah susu
berwarna putih. Akibatnya, para ibu tidak
memberikan kolostrum pada bayinya.
Sehingga bayi akan rentan terhadap berbagai
macam penyakit diantaranya adalah infeksi,
diare, pneumoni, radang otak dan kanker
yang selanjutnya akan mengakibatkan
kematian pada bayi. Mengingat sangat
pentingnya kolostrum, maka pengetahuan ibu
tentang kolostrum bagi bayi baru lahir sangat
diperlukan (Suradi, 2004).
Gambaran
Sikap
Ibu
Terhadap
Pemberian Kolostrum pada Bayi di Desa
Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur,
Kabupaten Semarang
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa sebagian besar responden mempunyai
sikap yang negatif terhadap kolostrum yaitu
sebanyak 18 responden (54,5%). Sikap
negatif pada sebagian besar responden
tersebut dapat dilihat dari hasil jawaban
kuesioner yang diberikan peneliti kepada
responden terhadap pemberian kolostrum
pada bayi baru lahir. Berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa 39,4% responden
Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian Kolostrum pada Bayi
di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang |
Saran
Bagi ibu menyusui, diharapkan dapat
menjadikan ibu lebih aktif lagi untuk
mendapat informasi mengenai kolostrum
dari membaca buku/ majalah yang jelas
sumbernya atau juga bias dengan
bertanya kepada tenaga kesehetahan
supaya ibu mengerti tentang manfaat
pemberian kolostrum sehingga dapat
memotivasi
ibu
menyusui
untuk
memberikan kolostrum.
Bagi tenaga kesehatan, hasil penelitian
ini dapat menjadi bahan masukan bagi
tenaga kesehatan, khususnya bidan di
harapkan berperan dalam meningkatkan
pemberian kolostrum pada bayi baru lahir
dengan cara pengaktifan IMD supaya
merangsang
keluarnya
kolostrum,
memberikan
konseling
pendidikan
kesehatan tentang kolostrum dengan
melibatkan keluarga serta memberikan
penyuluhan kepada masyarakat agar
mendukung
ibu
menyusui
untuk
memberikan kolostrum pada bayinya.
DAFTAR PUSTAKA
Alex, Sobur. (2003). Psikologi Umum.
Bandung: Pustaka Setia.
Depkes RI. (2008). Manajemen laktasi, Buku
panduan Bagi Bidan Dan Petugas
Kesehatan di Puskesmas. Depkes
RI: Jakarta
Direktorat Statistik dan Kependudukan.
(2007). Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia Biro Pusat
Statistik.
http://www.datastatistikindonesia.c
om /sdki
Hananto Wiryo. (2003). Peningkatan gizi
bayi,anak,ibu
hamil
dan
menyusuidengan bahan makanan
local. Jakarta: Sagung Seto
Mustakimaningsing. (2009). Hubungan sikap
ibu dan dukungan keluaraga
dengan pemberian kolostrum di
Desa Sukanalu.
Notoatmodjo,
(2005).
Kesehatan
masyarakat. Jakarta, Rineka Cipta.
Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian Kolostrum pada Bayi
di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang |
Notoatmodjo,
(2010).
Ilmu
perilaku
kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan
dan ilmu perilaku Jakarta: Rineka
Cipta.
Roesli, U. (2004). Inisiasi menyusui dini.
Jakarta: Pustaka Bunda.
Sugiyono, (2009). Metode penelitian
kuantitatif kualitatif. Bandung,
Alfabeta.
Suradi, R. (2004). Manajemen Laktasi.
Jakarta: Perkumpulan Perinatologi
Indonesia
Widjadja. (2005). Gizi tepat untuk
perkembangan otak dan kesehatan
balita. Jakarta: Kawan Pustaka.
Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian Kolostrum pada Bayi
di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang |