Dokumen - Tips Makalah-Leukosit
Dokumen - Tips Makalah-Leukosit
PENDAHULUAN
5. Kelainan-kelainan apa saja yang terjadi pada sel darah putih (leukosit) ?
1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
putih (leukosit).
e. Untuk mengetahui kelainan yang mungkin terjadi pada sel darah putih
(leukosit)
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu :
a.
b.
c.
d.
atau oleh sel jaringan yang terbunuh, mengangkut leukosit ke arah sumber agen
kemotaksis. Difusi zat-zat membentuk gradient konsentrasi, yang diikuti leukosit.
Kemotaksis dapat mempunyai pengaruh positif atau negatif. Bila jaringan tubuh
terluka atau terinfeksi, peradangan atau respon peradangan merupakan pertahanan
tubuh. Kunci respon peradangan adalah pelepasan berbagai zat kimia dari jaringan
tubuh yang satu ke jaringan tubuh yang lain disebut histamin.
Histamin menyebabkan pembuluh darah di daerah yang terluka melebar,
dengan demikian aliran darah di tempat itu bertambah. Akibat aliran darah
meningkat, jaringan menjadi lebih merah dan lebih panas. Sebagai akibat cairan
jaringan bertambah, jaringan menjadi bengkak, suatu keadaan yang disebut
edema. Cairan jaringan yang penuh dengan protein dan plasma, mulai
menggumpal dan mencegah aliran normal cairan jaringan. Sebagai hasilnya,
sebaran bakteri atau racunnya diperlambat dan ditahan pada daerah yang luka.
Cepatnya respon peradangan sebanding dengan meluasnya kerusakan
jaringan. Karena itu, infeksi stafilokokus yang menghasilkan kerusakan besar
jaringan, biasanya ditahan oleh respon peradangan dengan cepat. Infeksi
streptokokus yang kurang merusak, mendatangkan respon peradangan sangat
lamban. Sebagai akibat, penghalangan mungkin kurang berhasil, dan infeksi
bakteri dapat berlanjut menyebar ke seluruh tubuh. Dengan pengrusakan jaringan
dan pelepasan substansi kimia, daya tarik leukosit ke tempat luka bertambah.
Dengan proses diapedesis neutrofil bergerak dari kapiler, dan dengan proses
kemotaksis neutrofil diangkut ke tempat luka.Karena leukosit memakan bakteri,
maka akan terjadi pembentukan nanah pada tubuh yang luka. Sebenarnya nanah
terdiri dari bakteri mati dan hidup, leukosit, buangan sel, dan cairan tubuh. Bila
leukosit merusak bakteri invader (karakteristik bakteri) dengan baik, luka yang
terinfeksi akan kembali normal,dan proses fagositosis berlangsung dengan baik.
Apabila proses fagositosis tidak berlansung dengan baik maka nanah pada luka
akan bertambah, dan infeksi akan menyebar ke seluruh tubuh.
Gambar
Diagram
%dalam tubuh
Keterangan
manusia
65%
4%
Basofil
<1%
Limfosit
25%
Neutrofil
Eosinofil
limfosit:
Sel B: Sel B membuat
antibodi yang mengikat patogen
lalu menghancurkannya. (Sel B
tidak hanya membuat antibodi yang
dapat mengikat patogen, tapi
setelah adanya serangan, beberapa
sel B akan mempertahankan
kemampuannya
dalam
menghasilkan antibodi sebagai
layanan sistem 'memori'.)
Sel T: CD4+ (pembantu) Sel
T
mengkoordinir
tanggapan
ketahanan (yang bertahan dalam
infeksi HIV) sarta penting untuk
menahan bakteri intraseluler. CD8+
(sitotoksik) dapat membunuh sel
yang terinfeksi virus.
Sel natural killer: Sel
pembunuh alami (natural killer,
NK) dapat membunuh sel tubuh
yang tidak menunjukkan sinyal
bahwa dia tidak boleh dibunuh
karena telah terinfeksi virus atau
telah menjadi kanker.
Monosit
membagi
fungsi
"pembersih vakum" (fagositosis)
dari neutrofil, tetapi lebih jauh dia
hidup dengan tugas tambahan:
memberikan potongan patogen
kepada sel T sehingga patogen
tersebut dapat dihafal dan dibunuh,
atau dapat membuat tanggapan
antibodi untuk menjaga.
Monosit
6%
Makrofag
(lihat di atas)
1. Neutrofil.
2. Eosinofil.
antibody.
Eosinofil
mengandung
profibrinolisin,
diduga
berperan
3. Basofil.
Basofil jumlahnya 0-% dari leukosit darah, ukuran garis tengah 12um, inti
satu, besar bentuk pilihan ireguler, umumnya bentuk huruf S, sitoplasma basofil
terisi granul yang lebih besar, dan seringkali granul menutupi inti, granul
bentuknya ireguler berwarna metakromatik, dengan campuran jenis Romanvaki
tampak lembayung. Granula basofil metakromatik dan mensekresi histamin dan
heparin, dan keadaan tertentu, basofil merupakan sel utama pada tempat
peradangan ini dinamakan hypersesitivitas kulit basofil. Hal ini menunjukkan
basofil mempunyai hubungan kekebalan.
4. Limfosit.
Limfosit merupakan sel yang sferis, garis tengah 6-8um, 20-30% leukosit
darah. Normal, inti relatifbesar, bulat sedikit cekungan pada satu sisi, kromatin
inti padat, anak inti baru terlihat dengan electron mikroskop. Sitoplasma sedikit
sekali, sedikit basofilik, mengandung granula-granula azurofilik. Yang berwarna
ungu dengan Romonovsky mengandung ribosom bebas dan poliribisom.
Klasifikasi lainnya dari limfosit terlihat dengan ditemuinya tanda-tanda molekuler
khusus pada permukaan membran sel-sel tersebut. Beberapa diantaranya
membawa reseptos seperti imunoglobulin yang mengikat antigen spesifik pada
membrannya.
Limfosit dalam sirkulasi darah normal dapat berukuran 10-12um ukuran
yang lebih besar disebabkan sitoplasmanya yang lebih banyak. Kadang-kadang
disebut dengan limfosit sedang. Sel limfosit besar yang berada dalam kelenjar
getah bening dan akan tampak dalam darah dalam keadaan patologis, pada sel
limfosit besar ini inti vasikuler dengan anak inti yang jelas.
Limfosit dibagi ke dalam 2 kelompok utama (Farieh, 2008):
a. Limfosit B
10
Berasal dari sel stem di dalam sumsum tulang dan tumbuh menjadi sel
plasma, yang menghasilkan antibody
b. Limfosit T
terbentuk jika sel stem dari sumsum tulang pindah ke kelenjar thymus,
dimana mereka mengalami pembelahan dan pematangan
Di dalam kelenjar thymus, limfosit T belajar membedakan mana benda
asing dan mana bukan benda asing. Limfosit T dewasa meninggalkan kelenjar
thymus dan masuk ke dalam pembuluh getah bening dan berfungsi sebagai bagian
dari sistem pengawasan kekebalan.
5. Monosit.
Monosit merupakan sel leukosit yang besar 3-8% dari jumlah leukosit
normal, diameter 9-10 um tapi pada sediaan darah kering diameter mencapai
20um, atau lebih. Inti biasanya eksentris, adanya lekukan yang dalam berbentuk
tapal kuda. Kromatin kurang padat, susunan lebih fibriler, ini merupakan sifat
tetap monosit. Sitoplasma relatif banyak dengan pulasan wrigh berupa bim abu-
11
abu pada sajian kering. Monosit ditemui dalam darah, jaingan penyambung, dan
rongga-rongga tubuh. Monosit tergolong fagositik mononuclear (system
retikuloendotel) dan mempunyai tempat-tempat reseptor pada permukaan
membrannya. Untuk imunoglobulin dan komplemen. Monosit beredar melalui
aliran darah, menembus dinding kapiler masuk kedalam jaringan penyambung
daIam darah beberapa hari. Dalam jaringan bereaksi dengan limfosit dan
memegang
peranan
penting
dalam
pengenalan
dan
interaksi
sel-sel
7. Rentang kehidupan.
Setelah diproduksi disumsum tulang, leukosit bertahan kurang lebih satu
hari dalam sirkulasi darah sebelum masuk ke jaringan. Sel ini tetap dalam
jaringan selama beberap hari, beberapa minggu, atau beberapa bulan,
tergantung jenis leukositnya.
2.4 Menghitung Jumlah dan Jenis-jenis Sel Leukosit
Adapun pemeriksaan yang sering dilakukan di laboratorium terhadap leukosit
yaitu :
Ada beberapa jenis Kamar Hitung yaitu kamar hitung Improve Neubauer,
kamar hitung Original Neubauer, kamar hitung Burker, kamar hitung Turk, dan
kamar hitung Thoma.
Disini kami menggunakan kamar hitung Improve Neubauer dan
menjelaskan tentang pembagian kamar hitung tersebut secara rinci.
13
Luas seluruh bidang kamar hitung dibagi atas 9 kamar, yang luasnya masingmasing: 1 mm2. Leukosit dihitung pada lokasi A, B, C, dan D.
Lokasi A, B, C, dan D : 1 kotak besar dibagi 16 kotak sedang, yang
luasnya masing-masing = 1/16 mm2
Pada bagian tengah kamar hitung dibagi menjadi 25 kotak sedang, yang
luasnya masing-masing 1/25 mm2 . Tiap bidang ini dibagi lagi menjadi 16 kotak
kecil, jadi dalam bidang besar yang ditengah terdapat 25 x 16 = 400 kotak kecil,
yang luasnya masing-masing 1/400 mm2 .
Pengertian
Tujuan
Prinsip
14
15
1.)
2.) Kocoklah pipet yang diisi tadi selama 3 menit terus-menerus, jagalah
jangan sampai ada cairan terbuang dari dalam pipet itu diwaktu
mengocok.
3.) Buanglah semua cairan yang ada di dalam batang kapiler pipet (3
atau 4 tetes) dan segeralah sentuhkan ujung pipet itu dengan sudut
300 pada permukaan kamar hitung dengan menyinggung pinggir kaca
penutup. Biarkan kamar hitung itu terisi cairan perlahan-lahan
dengan daya kapilaritasnya sendiri.
4.) Biarkan kamar hitung itu selama 2 atau 3 menit supaya leukositleukositdapat mengendap. Jika tidak dapat dihitung segera,
simpanlah kamar hitung itu dalam sebuah cawan petri tertutup yang
berisi segumpal kapas basah.
C. Menghitung jumlah sel
1.)
16
a.
Prosedur Kerja :
Membuat sediaan apus darah
A. Memakai kaca objek
Kaca objek yang akan dipakai harus yang kering, bebas debu dan bebas
lemak. Untuk menggeserkan darah kepada kaca itu pakailah kaca objek
lain yang sisi pendeknya rata sekali.
1.) Sentuhlah tanpa menyantuh kulit setetes darah kecil (garis tengah tidak
melebihi 2 mm) dengan kaca itu, kira-kira 2 cm dari ujungnya, dan
letakkanlah kaca itu di atas meja dengan tetes darah di sebelah kanan.
2.) Dengan tangan kanan diletakkan kaca objek lain di sebelah kiri tetes
darah tadi dan digerakkan ke kanan hingga mengenai tetes darah.
17
3.) Tetes darah akan menyebar pada sisi kaca penggeser itu. Tunggulah
sampai darah itu mencapai titik kira-kira cm dari sudut kaca
penggeser.
4.) Segeralah geserkan kacca itu ke kiri sambil memegangnya miring
dengan sudut antara 30 dan 400 . Janganlah menekan kaca penggeser itu
ke bawah.
5.) Biarkan sediaan itu kering di udara.
6.) Tulislah nama penderitabdan tanggal pada bagian sediaan yang tebal.
B. Memakai kaca penutup
Kaca penutup yang dipakai harus cukup tipis (no. 0) sehingga dapat
diperiksa dengan lensa emersi. Selain itu harus juga keringdan bersih.
18
1. Kelainan fungsi:
Kelainan fungsi leukosit, granulosit, kemotaksis, fagositosis,
menelan dan membunuh kuman, serta kelainan limfosit
2. Kelainan morfologi leukosit
Kelainan sitoplasma: granulasi toksik (infeksi bakteri akut, luka
bakar, intoksikasi); granulasi polimorfonuklear (leukemia, sindrom
mielodisplasia); badan dohle (keracunan, luka bakar, infeksi berat);
batang aurer (leukemia mieloid akut); limfositik plasma biru
(infeksi virus, mononukleosis infeksiosa); smudge sel (leukemia
19
BAB III
PENUTUP
1.3 Kesimpulan
Sel darah putih, leukosit (white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel
yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu
tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan
tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara
amuboid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan
normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah
manusia dewasa yang sehat - sekitar 4000-11000 sel per tetes.
1.4 Saran
Dengan terselesainya penyusunan makalah ini kami harapkan semoga
bermanfaat bagi penulis dan pembaca, serta kami membutuhkan kritik dan
masukan dari berbagai pihak yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
20
DAFTAR PUSTAKA
2010.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/1835870-apa-
21
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................
1.2 Rumusan Masalah............................................................................
1.3 Tujuan...............................................................................................
1.4 Manfaat............................................................................................
1
1
2
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Leukosit..........................................................................
2.2 Jenis-jenis Leukosit..........................................................................
1. Neutrofil. ....................................................................................
2. Eosinofil.....................................................................................
3. Basofil........................................................................................
4. Limfosit.......................................................................................
5. Monosit.......................................................................................
2.3 Karakteristik Leukosit......................................................................
2.4 Menghitung Jumlah dan Jenis-jenis Sel Leukosit............................
2.5 Kelainan-kelainan yang Terjadi pada Sel Darah Putih
(Leukosit).........................................................................................
a. Kelainan pada jumlah sel darah putih (leukosit)........................
b. Kelainan pada jenis-jenis sel darah putih (leukosit)...................
3
5
7
8
9
10
11
12
13
19
19
19
22
21
21
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
ii
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat taufik dan inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul LEUKOSIT dalam bentuk dan isinya yang sangat sederhana,
semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan dan petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam pembelajaran kehidupan sehari-hari.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca sehingga kami dapat memperbaiki isi dan bentuk
makalah ini.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalamn yang
kami miliki masih kurang, oleh karena itu kami harap kepada pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
23