Anda di halaman 1dari 5

Kontaktor

Kontaktor adalah sebuah alat elektro magnetik yang prinsip kerjanya memanfaatkan teori
bahwa arus listrik yang mengalir pada sebuah tembaga akan menghasilkan medan magnet.
Biasanya kontaktor digunakan untuk sistem listrik 3 fasa.

Tidak semua kontaktor memiliki normally open dan normally close. Ada saja yang hanya RS-T tanpa adanya NC dan NO.

Aplikasi Kontaktor
Salah satu contoh aplikasi kontaktor adalah digunakan untuk menstart sebuah motor, biasanya
juga digunakan untuk starting star delta. Kontaktor dikombinasikan dengan overload thermal
untuk mencegah adanya arus listrik berlebih. Pemakaian overload thermal dibutuhkan karena
kontaktor tidak mempunyai kemampuan untuk mendeteksi arus lebih.

Gambar diatas menunjukan kontaktor yang dikombinasikan dengan overload thermal, dan
kontaktor diatas digunakan untuk start motor star delta.
Kontaktor dari kanan ke kiri:

Main Kontaktor

Delta Kontaktor

Star Kontaktor

Fan Kontaktor (ini hanya tambahan dan tidak termasuk starting star delta)

Kontaktor lebih umum dan sering dipakai untuk starting motor khususnya starting star delta.
Prinsip cara kerja kontaktor sederhana, agar lebih jelas dalam penyampaian saya telah
membongkar kontaktor untuk mempermudah pemahaman.
Kontaktor yang saya gunakan adalah CN-25 merek TECO. (klik gambar untuk memperbesar).

1 L1 , 3 L2, 5 L3 merupakan sumber tegangan


380 Volt R-S-T. Sedangkan 2 T1, 4 T2, 6T3 merupakan sumber keluaran (contohnya untuk
motor). Antara L bagian atas dengan T bagian bawah merupakan Normally Open (tidak
berhubungan).
13 No dan 14 No merupakan Normally Open, sedangkan 21 Nc dan 22 Nc merupakan
Normally Close. Di bagian atas belakang ada A1 dan A2 yang terhubung ke koil.

Prinsip Awal
Silahkan klik Cara Membongkar Kontaktor untuk membantu penjelasan.

Logika sederhana, saat arus listrik R-S-T diberikan pada L bagian atas, maka T bagian bawah
tidak akan mendapatkan arus, karena kontaktor diatas merupakan normally open. Untuk
mengalirkan arus bisa dengan cara menekan push button yang ada di tengah, sehingga arus
listrik akan mengalir ke T bagian bawah. Tapi masa iya, kita mau menekan terus-menerusan,
kan tidak ya? Untuk itu fungsinya kontaktor, agar penghubungan dan pemutusan arus listrik
dapat dilakukan secara otomatis.
Koil Kontaktor
Koil kontaktor yang saya gunakan menggunakan 380 Volt untuk kebutuhan listriknya. Saat
normal, koil (A1 dan A2 tidak diberikan tegangan) maka kondisi kontaktor akan tetap
normally open. Namun, jika koil diberikan tegangan 380 Volt maka koil kontaktor akan
menghasilkan medan magnet (teori medan listrik akan menghasilkan medan magnet). Dari
sana, besi yang berada di sekitar koil akan menjadi magnet dan menarik besi yang ada di
depan sehingga push button akan tertarik ke dalam dan hubungan antar L bagian atas dan T
bagian bawah terjadi, sehingga arus listrik dapat mengalir dan digunakan.
Aplikasi Kontaktor Sederhana
Katakan saja kontaktor terdiri dari koil dan push button. Maka logikanya, push button di
kontrol oleh koil, sedangkan koil dikontrol oleh media atau alat lainnya. Media atau alat
lainnya dapat berupa high level sensor yang berguna untuk mendeteksi tinggi cairan pada
sebuah tangki dan akan memutus jika air sudah penuh, sehingga koil tidak mendapatkan arus
dan push button kembali normal, berarti motor pun akan berhenti bekerja untuk
mendatangkan air ke tangki. Contoh lainnya seperti pressure switch dan alat mekanis lainnya.
Untuk kali ini saya akan menggunakan saklar push button sebagai medianya.

Gambar sederhana di atas menunjukan bahwa saat saklar ditekan, maka arus listrik akan
mengalir ke koil, dan koil menghasilkan medan magnet yang membuat push button tertarik ke
dalam dan menghubungkan L bagian atas dengan T bagian bawah. Begitupun sebaliknya, saat
saklar di buka, maka aliran dari L bagian atas tidak akan terhubung ke T bagian bawah.

Anda mungkin juga menyukai