Plat Nama atau Name Plate memuat data2 spesifikasi mekanis dan elektris, sangat penting
sebagai informasi yang diperlukan jika kita akan mengganti motor yang sudah ada, atau
mengganti dengan merk lain atau spesifikasi lain. Mengganti ini bertujuan mencari merk
berbeda yang lebih baik kwalitas / effisien / murah / power lebih kecil/besar dll, tetapi tidak
merubah dan cocok dengan fondasi yang ada.
Standard sangat penting untuk dipahami agar tidak mengakibatkan kesalahan fatal yang
mengakitkan kerugian besar.
Contoh plat nama
Model 500
Single phase
TOTALLY ENCLOED
FRAME
TYPE
INS CLASS
IDENT. NO.
145
KC
2531234567
HP
RPM
VOLTS
AMPS
CYC
S.F
1 1/2
1725
115/230
1.5/7.5
60
1.25
PHASE
EFF
P.F
SKF 6163
62%
75%
DESIGN CODE
OPP.END BEARING
SKF 6162
DUTY : CONTINUOUS
Data2 penting al :
1 . Data pabrikan
Nomor Katalog
Model motor
Type
2. Data Elektrik
Phase
HP / KW
Hz / Frequency
RPM / putaran per menit
Voltage / Tegangan
Amperage (F.L.A) full load motor current
Power Factor
Maximum ambient temperature in centigrade (+40.C = 104.F)
Temperature Rise
Service Factor
Altitude
Duty Rating
Insulation Class
Code indicate kVA / horsepower
3. Data mekanis
Frame
Contoh dari LESSON ELECTRIC MOTOR
Penjelasan singkat sbb:
1. Data Pabrikan
Nomor Katalog
CAT.NO/PART.NO 120086.00
Nomor yang di buat oleh pabrikan motor berdasarkan standard penomoran pabrik itu sendiri
yang berupa Katalog. Nomor ini untuk memudahkan pencarian data di catatan. Pada
prinsipnya nomor tsb mewakili spesifikasi motor tsb, sehingga tidak harus menulis semua
spesifikasi secala lengkap, Nomor katalog sebuah pabrikan tidak sama dengan pabrikan lain.
Model motor
Model : C145T34FB2C
Biasanya di tulis terdiri dari kumpulan angka dan huruf. Nomor ini di buat oleh pabrikan
motor berdasarkan standard pabrik itu sendiri. Nomor ini untuk memudahkan komunikasi
tehnik antara pabrikan dan pembeli. Pada prinsipnya nomor tsb mewakili semua spesifikasi
motor tsb, sehingga tidak harus menulis semua spesifikasi secara lengkap, karena setiap angka
atau huruf ada artinya.
Nomor model sebuah pabrikan tidak sama dengan pabrikan lain, karena masing2 mempunyai
cara penulisan atau sistem yang berbeda-beda.
2. Data Elektrik
* Phase
Phase harus jelas di sebutkan jumlah, apakah 1 atau 3. Kebanyakan motor dibuat 3 phase dan
juga di tulis hubungan dalam windingnya, star atau delta atau gabungan. Motor2 kecil
dibawah I KW dibuat dengan 1 phase.
* HP / KW
Kapasitas keluaran tenaga mekanis pada putaran penuh motor.
NEMA menyatakan dengan Hp sedang IEC lebih senang menyatakan dengan KW., atau
kadang pabrikan menulis keduanya.
Motor 746 watt memproduksi 1 Hp, jika motor dapat mencapai efisiensi 100%, tetapi motor
hanya dapat mencapai efisiensi +/ 84% maka memerlukan konsumsi 100/84 x 746 = 888
watt.
Jumlah watt yang terpakai sebesar 746 watt dan yang 142 watt merupakan kerugian akibat
panas,friction dll.
Out put Motor = 888 watt x 0,84 = 746 watt = 1 HP
* Hz / Frequency
Hz 50/60
Artinya motor dapat dihubungkan dengan 50 Hz ataupun 60 Hz.
Di Amerika frekwensi tenaga jaringan listrik memakai F = 60Hz sedangkan di Indonesia,
Eropa, Jepang dan negara lain memakai F = 50Hz. Frekwensi berhubungan langsung dengan
jumlah putaran yang dihasilkan oleh motor tsb. Oleh sebab itu haruslah hati2 dalam
menentukan membeli motor.
Bab khusus mengenai pengaruh pemakaian frekwensi yang berbeda dengan yang tertera di
nameplate dibahas pada bab lain.
* RPM / Putaran per menit
RPM 3450 / 2850
Artinya jika motor dihubungkan dengan 60Hz menghasilkan putaran 3450 Rpm, dan jika
dihubungkan dengan 50 Hz putaranya 2850 Rpm.
Putaran motor ditentukan oleh jumlah kutub dan frekwensi jaringan listrik yang ada. Jadi
meski yang tertulis di plat-nama 3600 Rpm, jika di pasang di jaringan berbeda frekwensi
putaran akan berbeda.
Tabel kutub vs frekwensi
Synchron speed
60 Hz
50 Hz
60Hz
50
Hz
2 pole
3450
2850
3600
3000
4 pole
1725
1425
1800
1500
6 pole
1140
950
1200
1000
8 pole
850
700
900
750
Ns = putaran sinkron
F = frekwensi, misal 50 Hz
P = jumlah kutub, misal 4
Catatan : putaran rotor dari motor induksi tidak mencapai sinkron, yang tertulis misal, 1450
Rpm, karena adanya Slip sebesar .50 Rpm
* Voltage / Tegangan
V 208 -230 / V 460
Artinya motor ini dapat dihubungkan pada tegangan 208 s/d 230 Volt, atau 460. Apa artinya
ini.? Jika di nameplate tidak ada gambar skema diagram winding, sebaiknya sebelum
menyambung ke sumber perlu membaca manual , bagaimana menyambungnya.
Kalau melihat angka voltage (yaitu 230 dan 460), maka terlihat bahwa didalam stator setiap
phasenya terpasang 2 pasang winding yang harus dipasang seri dan parallel.
Standard NEMA memperbolehkan motor dipasang pada tegangan 10% dibawah / diatas
tegangan yang tertulis di motor.
Jika tertulis di name plate 230 Volt maka :
-10% x 230 = 23 volts, terendah yang boleh 230 13 = 207 volts
+10% x 230 = 23 volts, tertinggi yang boleh 230+13 =253 volts
Nominal system voltage Motor Nameplate voltage
Perihal pengaruh pemakaian voltase yang berbeda, dibahas pada bab khusus.
Dibawah ini tabel perkiraan pengaruh perbedaan voltage terhadap performance lainya al:
Tabel perkiraan pengaruh beda voltage
Misal : Motor 230V, RPM 1450, PF 0,8, current FLA 10A, temp.rise 40C,
1. Jika voltage yang ada 10% dibawah rated maka yang terjadi sbb:
Slip bertambah 23%. Misal dari slip 50 Rpm menjadi 62 Rpm, artinya putaran motor turun
dari 1450 menjadi 1438 Rpm
Effisiensi berkurang 2%
Power factor berkurang 3%
Arus bertambah 11%
Panas yang timbul bertambah 7%
Dst.
* Amperage (F.L.A)
Besar arus FLA (full load motor current) yang diperlukan pada kondisi motor sedang
mengeluarkan daya sesuai dengan rated Hp/Kw pada supply tegangan voltage sesuai
spesifikasinya. Ini perlu diketahui terutama untuk perencanaan besar kabel dan sistem
proteksinya.
Jika rated voltage nya dua macam, maka FLA juga ada dua harga.
Misal : Voltage 115/230 maka FLA misal 15.0/7.5A. jika voltage yang tersedia lebih
rendah/tinggi dari rated maka besar FLA juga berpengaruh (lihat tabel diatas)
Dengan mengukur besar ampere, ini dapat menggambarkan berapa kira2 besar beban motor
yang sedang di pikul.
*Torque / torsi
Force atau Kekuatan putar atau gaya putar yang digunakan oleh poros. Satuan torsi kgm. atau
inch-pounds,
* Starting Torque :
Force yang di hasilkan oleh motor untuk berputar dari keadaan diam dan acelerasi. Juga
disebut locked rotor torque.
* Full load Torque.
Force yang di produksi operasi / running motor pada kondisi beban penuh, putaran penuh
pada capasitas Hp rated.
* Breakdown Torque
Torsi maksimum motor yang dapat di produksi saat beban naik tanpa putaran dan tenaga jatuh
turun . juga kadang disebut pull-out torque.
* Pull-Up Torque
Torsi minimum yang dihasilkan motor antara diam (nol rpm) ke Rpm rated. Sama dengan
bebn maximum motor mampu acelerasi ke rated Rpm.
* Power Factor / Pf
Power factor yang tertulis di nameplate adalah power factor dari test beban penuh/full load.
Power factor akan berubah sesuai dengan berapa persen beban yang dipikul motor, jika beban
tidak penuh maka Pf operasi rendah.
Pada umumnya motor kecil mempunyai Pf yang lebih rendah dari motor besar.
Dibawah ini tabel korelasi antara beban dan power faktor
Saat ini hampir semua negara maju (USA, Jepang, India, negara2 Eropa dll) sudah
memberlakukan undang2 atau peraturan, bahwa : semua pemakai motor listrik harus
mengganti dengan motor dengan efisiensi tinggi (premium motor), setidak2nya jika motor
lama rusak harus mengganti dengan motor premium.
* Maximum ambient temperature derajat celcius (+40.C = 104.F)
NEMA memberikan panduan bahwa suhu ruang untuk ruang tertutup maupun terbuka
pemakaian motor maksimum 40.C. jika lebih dari harga tsb. Motor harus di derating, artinya
kapasitas/beban harus diturunkan. Karena akan berpengaruh pada panasan motor winding,
kalau tidak diturunkan maka winding akan mengalami panasan yang berlebihan/overheating.
Akibatnya umur motor akan berkurang.(lihat di artikel lain)
* Kenaikan /Temperature Rise
Kenaikan Temperature atau sering ditulis di nameplate Temperature Rise misal 70.C .
Artinya motor tsb windingnya akan mengalami kenaikan temperature sebesar 70.C, kenaikan
ini diakibatkan oleh arus listrik yang mengalir dalam winding. Oleh sebab itu temperature
harus di monitor, jika diukur lebih dari 70.C haruslah di investigasi penyebabnya. Pada
umumnya pabrik memberikan angka aman 10.C.
Misal motor dengan servise factor 1.0 jika dipasang pada ketinggian lebih dari 1000 m, maka
kapasitas harus diturunkan menjadi 93%
* Duty Rating NEMA vs IEC
Sifat pemakaian motor dirancang untuk dioperasikan sbb :
NEMA hanya membagi duty cycles dalam dua macam yaitu :
Continue / terus -menerus , Intermittent / berkala dan special /khusus
1.Duty continue : artinya motor dirancang dapat dan tahan dioperasikan secara terusmenerus, tanpa berpengaruh terhadap panas winding, dan umur motor tidak akan berkurang.
Motor operasi lebih dari 3 jam sudah termasuk kategori continue.
2. Intermittent duty: motor dirancang untuk dioperasikan dengan waktu tertentu, kemudian
distop dengan waktu tertentu untuk kesempatan pendinginan, kemudian dijalankan lagi.
Special ; pemakaian dengan mencantumkan waktu tertentu
Misal: 5, 15 , 30 , 60 menit. Contoh: Motor buka/tutup pintu,
IEC membagi duty cycles menjadi 8 yaitu
1. S1 Continous duty . Motor untuk dioperasikan dengan beban tetap / waktu dan mencapai
temperature equilibriumnya.
2. S2 Short-time duty. Motor untuk dioperasikan dengan beban tetap dengan waktu tidak
lama untuk mencapai temperature equilibriumnya, kemudian periode istiharat cukup lama
sampai dengan mencapai temperature ambient.
3. S3 Intermittent periodic duty. Motor untuk dioperasikan dengan beban tetap secara
periodic jalan stop/istirhat. temperature equilibrium tidak pernah tercapai. Arus starting
sangat kecil pengaruhnya terhadap timbulnya panas di stator.
4. S4 Intermittent periodic duty with starting. Motor untuk dioperasikan dengan beban tetap
secara periodic jalan stop/istirhat. temperature equilibrium tidak pernah tercapai. Tetap
arus starting ber pengaruh terhadap timbulnya panas di stator.
5. S5 - Intermittent periodic duty with electric breaking. Motor dioperasikan dengan sequen
siklus starting running dengan beban tetap dan starting running dengan tanpa beban.
Tidak ada waktu stop/istirahat.
6. S6 - Continuous operation with intermittent load. Motor dioperasikan dengan sequen siklus
running dengan beban tetap dan running tanpa beban. Tidak ada waktu stop/istirahat.
7. S7 Continuous operation with electric braking. Sequential, identical cycles starting
running at load constant and electric braking. Tidak ada periode istirahat.
8. S8 Continuous operation with periodic changes in load and speed. Motor operasi dengan
siklus jalan dengan beban konstan dengan putaran tertentu kemudian jalan dengan beban
tetap berbeda dengan putaran tertentu.
* Insulation Class
NEMA maupun IEC menggunakan tanda yang sama, tapi NEMA tidak mempunyai isolasi
klas E.
Winding dapat tahan pada temperature tsb. secara kontinu tanpa menurunkan ratingnya.
Kebanyakan motor di Industri memakai klas isolasi B atau F
Class A (105C / 221.F): cotton.silk,paper
Class E 120C / 248.F
Class B (130C / 266.F) : mica,fiberglass,asbestos
Class F (155C / 311.F) : mica,fiberglass,asbestos
Class H (180C / 356.F ): mica,fiberglass w silicon binder
(Ref: NEMA standard MG 1.65 Desember 1980)
Tabel kenaikan temperature
Association) yaitu standard yang dibuat oleh organisisi pembuat motor. Standard ini banyak
diikuti pabrik2 motor dari Amerika.
Standard IEC (International Electrotechnical Commission) standard ini banyak diikuti oleh
pabrikan motor dari Eropa. Sebagian besar pabrikan membuat motor sesuai dengan standard
yang diminta pembeli. Sebetulnya untuk frame itu dapat dikonversi satu terhadap yang lain,
tetapi tidak persis sama, makin besar motor makin besar beda ukuran.
Standard lain tentu masih banyak misal : JIS,
Beberapa pedoman praktis frame NEMA :
Umumnya terdiri : berupa huruf angka huruf misal EF145T
Terdiri dari 2 digit/angka , untuk motor kecil atau kurang dari 1 Hp
Terdiri dari 3 digit/angka , untuk motor 1 Hp dan lebih besar
Huruf depan (prefix), merupakan angka khusus dari pabrikan.
Huruf dibelakang (suffix), metode pemasangan standard NEMA.
Ukuran frame
Frame dengan Angka 2 digit, angka ini jika dibagi 16 merupakan (D) jarak antara center
shaft ke titik tengah dasar dalam inchi
Contoh : Frame 56 berarti ukuran D = 56 : 16 = 3 ½
Frame dengan Angka 3 digit, angka pertama kedua jika dibagi 4 sebagai ( D )jarak antara
center shaft ke titik tengah dasar motor dalam inchi.
Kesimpulan
Dalam membeli Motor Listrik hal yang harus diperhatikan al:
1. Tidak perlu terpaku pada merk atau brand tertentu, tetapi harus sesuai dengan spesifikasi
yang diperlukan
Data Elektrik
Phase
HP / KW
Hz / Frequency
RPM / putaran per menit
Voltage / Tegangan
F.L.A = Amperage full load motor current
PF Power Factor
Maximum ambient temperature in centigrade (+40.C = 104.F)
Temperature Rise
SF= Service Factor
Altitude
Duty Rating
Insulation Class
Data mekanis
Frame
2. Jika mungkin belilah yang Premium motor (efisiensi tinggi), karena eff. tinggi sangat
menghemat pasokan tenaga listrik. (di banyak negara sudah membuat peraturan bagi
Pembuat dan pembeli harus membuat/membeli motor eff. tinggi)
3. Pilihlah frequensi dan voltage yang sesuai dengan jaringan yang ada.(lihat pengaruh rugi
perubahan voltage)
4. Sebaiknya ditest dulu Hp/Kw yang sesungguhnya diperlukan.Jika membeli terlalu besar
Hp, merupakan kerugian tenaga listrik.
Rumus praktis secara cepat untuk cek HP motor:
Name plate
Name plate atau plat nama yang biasa tertempel pada body atau stator
motor merupakan spesifikasi dari motor itu sendiri. Pada name plate ini
biasanya berisi tentang informasi-informasi motor, baik informasi elektris
maupun mekanis yang sangat berguna pada tahap pemilihan ataupun
penginstalan motor. Karena informasi ini juga penting untuk diketahui
maka pada artikel kali ini akan dijelaskan sedikit tentang arti parameterparameter pada name plate motor 3 fasa. Berikut ini gambar name plate
motornya:
International Protection (IP) Class - IP Class secara umum merupakan jenis pengkodean
proteksi suatu alat atau proteksi sistim kerja suatu alat yang menggambarkan ketahanan alat
tersebut terhadap kontak langsung maupun rembesan yang masuk kesisitimnya dari benda
asing seperti air dan debu.
Pada mesin listrik maupun panel listrik kita sering mendapatkan kode IP pada name plate
peralatan tersebut, yang pengkodeannya terdiri dari dua angka yang memiliki arti ketahanan
alat tersebut terhadap benda asing.
Angka pertama menandakan tingkat ketahanan alat tersebut terhadap benda asingb(padat) dan
debu , sedangkan angka kedua menandakan tingkat ketahanan alat tersebut terhadap rembesan
benda cair atau air yang dapat menyusup masuk kedalam alat.
Semakain tinggi angka yang tertera pada kode IP Class (angka pertama 0 - 6, angka kedua
dari 0 - 8) maka semakin tinggi tingkat ketahanan alat tersebut terhadap benda padat maupun
cair. Dan tentu saja semakin tinggi IP Class suatu alat, maka harga alat tersebut akan semakin
mahal.
Tabel berikut merupakan level IP Class untuk setiap peralatan, sesuai dengan standar DIN EN
60529.
Angka Pertama : Tingkat Ketahanan terhadap terkena benda padat
Angka
0
ARTI ANGKA
TIdak ada proteksi (No Protection)
KETERANGAN
Tidak ada proteksi khusus terhadap masuknya
benda padat kedalam sistim peralatan
berukuran sedang.
halus
diamater diatas 1 mm
Anti debu
DESIGNATION
TIdak ada proteksi (No Protection)
EXPLANATION
Tidak ada proteksi khusus terhadap masuknya
benda cairkedalam sistim peralatan
berbentuk spray
berbentuk splash
Contoh IP Rating
IP
Effective against
Not protected
>50mm
>12.5mm
>2.5mm
>1mm
Dust Protected
Dust Tight
Effective against
Not protected
Dripping watter
Tetesan air vertikal tidak akan memiliki efek berbahaya bila alat
dimiringkan dengan sudut hingga 15 dari posisi normal.
Spraying water
Splashing water
Percikan air terhadap alat dari segala arah tidak akan memiliki
efek yang merugikan.
Water jets
Immersion up to 1m
Immersion beyond 1m
IP00
IP01
IP02
IP03
IP04
IP05
IP06
IP07
IP08
IP10
IP11
IP12
IP13
IP14
IP15
IP16
IP17
IP18
IP20
IP21
IP22
IP23
IP24
IP25
IP26
IP27
IP28
IP30
IP31
IP32
IP33
IP34
IP35
IP36
IP37
IP38
IP40
IP41
IP42
IP43
IP44
IP45
IP46
IP47
IP48
IP50
IP51
IP52
IP53
IP54
IP55
IP56
IP57
IP58
IP60
IP61
IP62
IP63
IP64
IP65
IP66
IP67
IP68
IP69K