Anda di halaman 1dari 25

International Electrotechnical Commission

INSTALASI MOTOR LISTRIK

NAMEPLATE MOTOR
LISTRIK 3 FASE
Name plate adalah label yang terpasang pada bodi
motor yang berisi informasi penting mengenai
spesifikasi dan karakteristik dari motor tersebut.
Informasi ini meliputi data seperti daya listrik,
tegangan, frekuensi, jenis rotor, daya yang
dihasilkan, dan lainnya.
TUJUAN NAMEPLATE PADA MOTOR LISTRIK

1. Mendapatkan informasi tentang spesifikasi teknis motor


listrik

2. Menentukan kapasitas dan daya yang dihasilkan

3. Memastikan keselamatan dan efisiensi kerja

4. Mempermudah proses troubleshooting dan perawatan


Data pertama yang berada pada bagian atas
Name Plate menjelaskan bahwa motor listrik
tersebut jenis motor induksi dan menggunakan
listrik 3 Phase.
Data pada name plate yang kedua, yakni
CODE, ini menunjukkan tipe/model dari motor
listrik tersebut
Data selanjutnya tertulis 4 POLE, ini
menunjukkan bahwa motor listrik memiliki
gulungan dengan sistem kerja 4 Kutub
Daya motor listrik dalam satuan “Horse Power”
(daya kuda), tertulis pada contoh diatas yaitu
15 HP, ini menunjukkan bahwa daya motor
listrik tersebut adalah 15 HP.
Daya motor listrik dalam satuan Watt, tertulis 11
KW, ini menunjukkan bahwa daya Motor listrik
tersebut adalah sebesar 11 KW
Data yang tertulis pada name plate selanjutnya
adalah 50 HZ, ini menunjukkan besaran
Frekuensi yang digunakan untuk motor listrik
tersebut adalah 50 Hertz (HZ)
1450 RPM, maksudnya adalah motor listrik
tersebut memiliki kecepatan putaran sebesar
1450 putaran per menit (1450 RPM)
INS.CLASS adalah singkatan dari Insulation
Class (Kelas Isolasi), dan Motor ini memiliki
kelas isolasi (Ins. Class) F.
Keterangan mengenai AMB. 40°C ini adalah
menjelaskan mengenai suhu ruangan tempat
dimana Motor Listrik tersebut dipasang atau
biasa disebut dengan suhu Ambient, Pada
name Plate tertulis AMB. 40°C, berarti suhu
ruangan yang diperbolehkan untuk
pengoperasian Motor listrik ini adalah 40°C.
Keterangan ini menjelaskan bahwa Motor
Listrik tersebut dapat dioperasikan dengan
terus menerus (Continuous Rating) dalam
kondisi seluruh parameter yang ada pada name
plate sudah disesuaikan atau tidak melebih
ambang batas yang ada.
Data ini menjelaskan mengenai Nomor/tipe
bearing yang digunakan sebagai bantalan shaft
pada motor listrik tersebut. Motor Listrik ini
menggunakan Bearing 6309ZZ untuk bantalan
shaft depan, dan bearing 6308ZZ untuk
bantalan shaft belakang
Ini adalah keterangan mengenai Nomor Seri
(Serial Number), Motor listrik tersebut yang
dikeluarkan dan Pabrikannya.
INSULATION CLASS / KELAS ISOLASI

Kelas isolasi merupakan pegelompokan isolasi


dalam menahan perubahan suhu panas yang
terjadi pada kawat gulungan (winding) pada
motor. Semakin tinggi nilai ketahanan isolasi
terhadap panas maka semakin baik pula untuk
kerja motor dalam hal keamanan atau safety.
PENENTUAN KELAS ISOLASI MEMPERHATIKAN :
1. Ambient Temperature
Ambient Temperature atau suhu lingkungan ditetapkan
saat motor belum beroperasi dan suhunya sama dengan
suhu dilingkungannya. NEMA (National Electrical
Manufacture Association) memberi nilai standar suhu
lingkungan/ruangan sebesar 400 C
2. Rise Temperature
Rise Temperature atau kenaikan suhu terjadi saat motor
dioperasikan yang menyebabkan kenaikan suhu pada
kawat gulungan motor.
3. Hot Spot
Hot Spot atau titik terpanas yang terdapat pada gulungan
motor.
1. Insulation Class A
Temperatur maksimum operasional motor yang diperbolehkan untuk kelas
isolasi A adalah 1050 C.
Kenaikan temperatur pada beban penuh sebesar 60 0 C pada service factor
motor 1.0.
Kenaikan temperatur pada beban penuh sebesar 70 0 C pada service factor
motor 1.15.
Titik terpanas (hot spot) bertambah sebesar 5 0 C.
2. Insulation Class B
Temperatur maksimum operasional motor yang diperbolehkan untuk kelas
isolasi B adalah 1300 C.
Kenaikan temperatur pada beban penuh sebesar 80 0 C pada service factor
motor 1.0.
Kenaikan temperatur pada beban penuh sebesar 90 0 C pada service factor
motor 1.15.
Titik terpanas (hot spot) bertambah sebesar 10 0 C.
3. Insulation Class F
Temperatur maksimum operasional motor yang diperbolehkan untuk kelas
isolasi F adalah 1550 C.
Kenaikan temperatur pada beban penuh sebesar 105 0 C pada service factor
motor 1.0.
Kenaikan temperatur pada beban penuh sebesar 115 0 C pada service factor
motor 1.15.
Titik terpanas (hot spot) bertambah sebesar 10 0 C.
4. Insulation Class H
Temperatur maksimum operasional motor yang diperbolehkan untuk kelas
isolasi H adalah 1800 C.
Kenaikan temperatur pada beban penuh sebesar 125 0 C pada service factor
motor 1.0.
Titik terpanas (hot spot) bertambah sebesar 15 0 C.

Anda mungkin juga menyukai