Anda di halaman 1dari 7

UJIAN MID SEMESTER

NAMA : AVONSIUS SINAGA

NIM : 5193131021

MATA KULIAH : PRAKTEK PENGGUNAAN DAN PENGATURAN MOTOR

1. Mengidentifikasi jenis motor listrik dilakukan dengan cara melihat dan memahami name
plate yang ada pada motor listrik tersebut. Secara umum, jenis motor listrik ada dua macam
yaitu motor listrik AC dan motor listrik DC. Name plate pada motor listrik menuliskan
beberapa hal yaitu:

a) merek : memberikan informasi pabrik pembuatnya.


b) Series dan Type: menunjukkan standart yang di keluarkan oleh pabrikan
pembuatnya sehingga series dan Type setiap pabrikan pasti berbeda-beda.
c) Nomor Katalog: biasanya haya ditulis denga “No” kemudian diikuti oleh deretan
angka misalnya gambar 3 = No 34713400
d) Phase (3~Mot) : perhatikan gambar 3 terdapat tulisan 3~Mot yang menunjukkan
jika motoran merupakan motor 3-Phase.
e) Voltage (230/200) : angka ini menunjukkan tegangan motor saat beroperasi,
perhatikan urutan gambar  /\ / Y ( segitiga (delta) / bintang), hal ini berhubungan
dengan tegangan operasinya saat terhubung delta ( /\ ) tegangan operasinya sebesar
230 dan saat terhubung start/bintang (Y) tegangan operasinya 200 V.

1. Connection (/\ / Y) 


2. Current (14.5/8.5 A) 
3. Duty Rating (S1) 

f) Daya (4.0 kW). merupakan angka yang menunjukkan  kapasitas tenaga yang
dikeluarkan oleh motor NEMA menyatakan dengan HP sedangkan IEC
menyatakan dengan KW. 1 HP = 746 Watt = 0.746 kW.
g) Power Factor (CosQ 0.82) , cos phi atau power faktor yang tertulis pada name
plate merupakan power factor yang didapat dari test motor pada beban penuh/full
load, jadi power factor ini akan berubah menjadi tinggi seiring dengan
bertambahnya persentase beban motor.
h) Kecepatan Motor (1410 min-1), informasi ini menunjukkan kecepatan putaran
motor dalam RPM, sekaligus menunjukkan jumlah kutub/pole motoran.
i) Frekuensi (50 Hz), menunjukkan frekuensi kerja motoran selain frekuensi 50 ada
juga negara seperti amerika yang memakai frekuensi 60 hz, pengaruh frekuensi ini
akan sangat berpengaruh pada kinerja motor terutama kecepatan motor.
j) Insulation Class (iso.KI F), menunjukkan kelas isolasi yang memberikan
informasi tentang ketahanan winding dapat tahan pada temperature secara kontinu
tanpa penurunan rating, kebanyakan class motor industri yaitu B/F.
k) Ingress Protection (IP 54), merupakan ingres protection (IEC standard) terdiri
dari dua digit.
l) Effisiensi (77,5%), menunjukkan nilai perbandingan antara daya output terhadap
daya input yang dinyatakan dalam persen. nilai effisiensi menunjukkan rugi-rugi
motor yang tidak bisa di ubah ke energi mekanik.
m) Torque/Torsi : menunjukkan angka kekuatan putar dari motor memiliki satuan
kgm atau Inch Pounds (tidak ada pada name plate diatas).
n) Maximum Ambient Temperature (+40C atau 104F), menunjukkan suhu operasi
bagi motor baik pada ruang terbuka maupun ruang tertutup, jika melebihi dari nilai
tersebut maka beban motor harus diturunkan dari spesifikasinya (derating).
o) Temperature Rise, menunjukkan nilai pemanasan yang dialami winding motor
akibat arus listrik pada nameplate umumnya ditulis dengan “Temperature Rise”
misalnya 70, berarti kenaikan terhadap suhu ruang + kenaikan suhu winding.
p) Service Factor, merupakan nilai yang menunjukkan persen toleransi terhadap
beban / ampere yang dapat di operasikan melebihi nilai yang tertera pada name
plate misalnya berdasarkan standart NEMA : motor 10 HP dengan 1.25 SF maka
motor dapat menanggung beban 12.5 HP (1.25 x 10).
q) Altitude: merupakan ketinggian yang disarankan dalam mengoperasikan motor
misalnya sesuai dengan aturan NEMA operasi normal motor dipasang pada
ketinggian maksimum 3300 feet atau 1000 m, lebih dari itu perlu di derating
(penurunan kapasitas rating).

2. Jenis dan gambar fisik saklar manual


1. SPST (Single Pole Single Throw Switch)

Saklar SPST adalah saklar yang terdiri dari satu kutub dengan satu arah, Fungsinya
untuk memutus dan menghubung saja. Saklar jenis SPST ini hanya digunakan pada motor
listrik dengan daya kurang dari 1 PK.

2. Sakelar SPDT (Single Pole Double Throw Switch)


Saklar SPDT adalah saklar yang terdiri dari satu kutub dengan dua arah hubungan.
Saklar ini dapat bekerja sebagai penukar. Pemutusan dan penghubungan hanya bagian kutub
positif atau fasanya saja.

3. Saklar DPST (Double Pole Single Throw Switch)

Saklar DPST adalah saklar yang terdiri dari dua kutub dengan satu arah. Jadi hanya
dapat memutus dan menghubung saja.

4. Saklar DPDT (Double Pole Double Throw Switch)

Saklar DPDT adalah saklar yang terdiri dari dua kutub dengan dua arah. Sakelar jenis
ini dapat bekerja sebagai penukar. Pada instalasi motor listrik dapat digunakan sebagai
pembalik putaran motor listrik arus searah dan motor listrik satu fasa. Juga dapat digunakan
sebagai pelayanan dua sumber tegangan pada satu motor listrik.

5. Saklar TPST (Three Pole Single Throw Switch)

Saklar TPST adalah sakelar dengan satu arah pelayanan. Digunakan untuk melayani
motor listrik 3 fasa atau sistem 3 fasa lainnya.

6. Saklar TPDT (Three Pole Double Throw Switch)

Saklar TPDT adalah saklar dengan tiga kutub yang dapat bekerja ke dua arah. Saklar
ini digunakan pada instalasi motor listrik 3 fasa atau sistem 3 fasa lainnya. Juga dapat
digunakan sebagai pembalik putaran motor listrik 3 fasa, layanan motor listrik 3 fasa dari dua
sumber dan juga sebagai starter bintang segitiga yang sangat sederhana.

7. Drum Switch

Saklar Drum Switch adalah saklar yang mempunyai bentuk seperti drum dengan
posisi handle (tangkai) penggerak memutus dan menghubung berada di ujungnya. Drum
switch digunakan pada motor-motor listrik kecil sebagai penghubung motor listrik dengan
jala-jala (sumber tegangan). Jenis saklar ini banyak dipakai pada industri dan perbengkelan.
Drum switch biasanya dipasang pada dinding mesinnya. Pada bagian bawah sakelar terdapat
lubang untuk pemasangan pipa.

8. Cam switch (saklar putar cam)

Saklar ini adalah salah satu jenis dari sakelar manual. Cam switch banyak digunakan
dalam rangkaian utama pada rangkaian kontrol. Misalnya untuk hubungan bintang segitiga,
membalik putaran motor

3. Untuk membalik arah putaran motor induksi 3 fasa adalah dengan membalik salah satu
polaritas tegangan yang masuk ke motor.
Pada gambar diatas terlihat kalau motor akan berputar ke kanan (forward) jika
terminal belitan/winding motor menerima tegangan RST dengan R terhubung dengan U, S
terhubung dengan V dan T terhubung dengan W. Dan motor akan berputar ke arah sebaliknya
(reverse) jika terminal winding motor menerima tegangan RST dengan R terhubung dengan
U, S terhubung dengan W dan T terhubung dengan V. Dengan kata lain tegangan RST
dibalik menjadi RTS. Membalik dengan polaritas yang lain juga bisa, seperti R dengan S,
atau R dengan T.
Alat dan bahan yang digunakan yaitu sebagai berikut:
1. Tang
2. Obeng
3. Motor 3 phasa
4. MCB
5. Saklar
6. Kontaktor

4. Kontaktor magnet adalah saklar yang dapat bekerja secara magnetik dengan kapasitas
besar, namun tetap menggunakan daya minimal. Kontaktor magnet juga disebut sebagai
alat yang dapat digerakkan atau dioperasikan secara sistematis. Kontaktor magnet juga
dapat bekerja secara magnetis untuk memutuskan dan menyambungkan arus listrik.

Komponen Kontaktor
Komponen Kontaktor
Tiga Komponen Kontaktor berikut adalah komponen penting dari kontaktor:
1. Coil atau Electromagnet: Ini adalah komponen yang paling penting dari sebuah
kontaktor. Kekuatan pendorong yang dibutuhkan untuk menutup kontak
disediakan oleh koil atau elektromagnet kontaktor. Koil atau elektromagnet dan
kontak dilindungi oleh enklosur.
2. Enclosure: Sama seperti enklosur yang digunakan dalam aplikasi lain,
kontaktor juga memiliki enklosur, yang memberikan isolasi dan perlindungan
dari personil yang menyentuh kontak. Penutup pelindung dibuat dari berbagai
bahan, seperti polikarbonat, poliester, Nylon 6, Bakelite, plastik termoseting,
dan lainnya. Secara umum, kontaktor bingkai terbuka dilengkapi dengan
enklosur tambahan, yang melindungi perangkat dari cuaca buruk, bahaya
ledakan, debu, dan minyak.
3. Kontak: Ini adalah komponen penting dari perangkat listrik ini. Tugas
pengangkutan saat ini kontaktor dilakukan oleh kontak. Ada berbagai jenis
kontak dalam kontaktor yaitu, kontak pegas, kontak bantu, dan kontak daya.
Setiap jenis kontak memiliki peran individu untuk dimainkan.
5. Starter DOL adalah pengasutan motor secara langsung ke jaringan listrik,jenis starter ini
biasanya digunakan untuk motor dengan daya ( KW)  kecil di bawah 2,2KW.   Untuk motor
listrik 3 fasa dengan daya diatas 2,2 KW, starter motor harus dilakukan dengan pengasutan,
karena arus star (mula jalan) motor sangat tinggi sekitar 6 x In (6 x arus nominal), dan dapat
mengakibatkan komponen pengendali dan pengaman tidak sanggup melayani.

 TOR digunakan sebagai pengaman dimana akan mendeteksi suhu rangkaian. 


 Ketika suhu rangkaian diatas batas, itu artinya terjadi hubung singkat atau bisa juga
beban berlebih sehingga TOR akan memutus rangkaian.
 Kemudian ketika tombol ON ditekan maka Koil 1 (K1) akan aktif. 
 Ketika Koil aktif maka semua kontak NO (Normally Open) akan tertutup / terhubung
dan semua kontak NC (Normally Close) akan terbuka / terputus.
 Hal tersebut dikarenakan Koil merupakan magnet induksi dimana akan aktif menjadi
magnet apabila dialiri arus listrik.
 Ketika koil menjadi magnet maka semua kontak akan ditarik dimana kontak NC yang
awalnya tertutup menjadi terbuka dan kontak NO yang awalnya terbuka menjadi
tertutup.
TOR adalah ebuah alat elektronik untuk mengamankan beban lebih Overload bedasarkan
suhu Thermal yang mempunyai relay untuk memutuskan sebuah rangkaian kontrol
seperti direct online dan start delta untuk mengoperasikanya biasanya hanya
menggunakan pushbutton Start/Stop.
Thermal Overload Relay bekerja saat suhu pada dalam TOR tersebut terpenuhi, jadi TOR
ini terdapat sebuah settingan berapa maksimum amper untuk melakukan trip
jika ampere tersebut sudah terpenuhi. Didalam TOR tersebut ada
sebuah Bimetal Element yang menjadi panas saat ampere beban sudah
melebihi ampere settingan TOR.

5. Pada video youtube tersebut dimana rangkaiannya untuk mengatur dua buah motor 3
phasa secara bergantian. Jika motor 1 berjalan, maka motor lainnya tidak berjalan.
Komponen yang dipakai: MCB, Magnetik Kontaktor, Thermal Overload Relay, Push
Button Start, Push Button Stop, Tombol Emergency, Box Panel, Kabel NYAF, Terminal
Block, Kabel Duct, Rel Omega, Paku sekrup, Lampu Panel.

Motor 1 ON
Pada saat push button S2 (NO) ditekan, arus listrik akan mengalir ke koil kontaktor Q1
sehingga kontaktor Q1 dalam keadaan ON. Kontak NO pada kontaktor Q1 berfungsi
sebagai pengunci untuk tetap menghidupkan kontaktor Q1 pada saat push button S2
dilepaskan, sehingga kontaktor Q1 akan tetap ON. Kontak NC pada kontaktor Q1
berfungsi sebagai pembuka kuncian saat kontaktor Q2 ON. Pada keadaan ini motor listrik
M1 akan ON dan motor listrik M2 akan OFF.
Motor 2 ON
Pada saat push button S3 (NO) ditekan, arus listrik akan mengalir ke koil kontaktor Q2
sehingga kontaktor Q2 dalam keadaan ON. Kontak NO pada kontaktor Q2 berfungsi
sebagai pengunci untuk tetap menghidupkan kontaktor Q2 pada saat push button S3
dilepaskan, sehingga kontaktor Q2 akan tetap ON. Kontak NC pada kontaktor Q2 akan
terbuka sehingga pengunci kontaktor Q1 akan terbuka sehingga kontaktor Q1 yang
sebelumnya dalam keadaan ON menjadi OFF. Pada keadaan ini motor M1 dalam keadaan
OFF dan motor M2 dalam keadaan ON.
Dengan menggunakan kontak NO dan NC pada push button dapat mencegah agar motor
tidak akan hidup secara bersamaan jika push button S2 dan S3 ditekan bersama-sama. 

Anda mungkin juga menyukai