Anda di halaman 1dari 26

DOKUMEN PERCOBAAN

RANGKAIAN STAR DELTA


MOTOR 3 PHASA

Untuk Memenuhi Tugas dari Mata


Kuliah Laboratorium Desain Instalasi I
Semester I

Oleh :
Bisma Halu Wihangga
NIM : 2341150016

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK DAN SISTEM KELISTRIKAN

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI

MALANG 2023
RANGKAIAN STAR DELTA
MOTOR 3 FASA
A. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah agar dapat merancang, merakit, dan mengoperasikan rangkaian
dua arah putar motor 3 fasa dengan mengoprasikan motor dengan kontaktor maghnetik timer overload
relay sebagai pengaman motor 3 fasa

B. TEORI DASAR
Dalam melaksanakan praktikum rangkaian Forward-Reverse motor listrik AC 3 phasa perlu
dijelaskan hal-hal sebagai berikut :

1. Komponen
a. MCB miniature circuit breaker

MCB atau pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan rangkaian apabila ada arus yang
mengalir dalam rangkaian atau perubahan beban lebih. Pemutus tenaga ada yang untuk 1 phase dan 3
phase. Untuk 3 phase terdiri dari iga buah pemutus tenaga 1 phase yang di susun menjadi satu kesatuan.
Pemutus tenaga mempunyai posisi saat menghubungkan maka antara terminal masuk dan keluar MCB
akan kontak. Pada posisi saat ini MCB pada keududukan 1 (ON), dan saat gangguan MCB dengan
sendirinya akan melepas rangkaian secara otomatis kedudukan saklarnya 0 (OFF), saat ini posisi
terminal masukan dan keluaran MCB tidak tersambung(Teknik control motor listrik hal 5
UPT.PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUHAN)

Simbol Pemutus Tenaga dengan MCB Konstruksi MCB 1 phase dan MCB 3 phase

Berdasarkan penggunaan dan daerah kerjanya, MCB dapat digolongkan menjadi 5 jenis ciri yaitu :
x Tipe Z (rating dan breaking capacity kecil) Digunakan untuk pengaman rangkaian
semikonduktor dan trafo-trafo yang sensitif terhadap tegangan.
x Tipe K (rating dan breaking capacity kecil) Digunakan untuk mengamankan alat-alat rumah
tangga
x Tipe G (rating besar) untuk pengaman motor.
x Tipe L (rating besar) untuk pengaman kabel atau jaringan. x Tipe H untuk pengaman instalasi
penerangan bangunan

a) Jenis – jenis MCB (Miniature Circuit Breaker)


MCB atau Miniatur Pemutus Sirkuit ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis utama
berdasarkan karakteristik pemutusan sirkuitnya. Tiga jenis utama tersebut adalah MCB Tipe B,
MCB Tipe C dan MCB Tipe D.

1. MCB Tipe B
MCB Tipe B adalah tipe MCB yang akan trip jika arus beban
lebih besar 3 sampai 5 kali dari arus maksimum yang tertulis
pada MCB (arus nominal MCB). MCB Tipe B ini umumnya
digunakan pada instalasi listrik di perumahan ataupun di industri
ringan.

2. MCB Tipe C
MCB Tipe C adalah tipe MCB yang akan trip jika arus beban lebih
besar 5 sampai 10 kali dari arus maksimum yang tertulis pada MCB
(arus nominal MCB). MCB Tipe C ini biasanya digunakan pada
Industri yang memerlukan arus yang lebih tinggi seperti pada lampu
penerangan gedung dan motor-motor kecil.

3. MCB Tipe D
MCB Tipe D adalah tipe MCB yang akan trip jika arus beban lebih
besar dari 10 hingga 25 kali dari arus maksimum yang tertulis pada
MCB (arus nominal MCB). MCB Tipe D ini biasanya digunakan
pada peralatan listrik yang menghasilkan lonjakan arus tinggi seperti
Mesin Sinar X (X-Ray), Mesin Las, Motor-motor Besar dan Mesin-
mesin produksi lainnya. Arus Nominal MCB yang umum adalah
6A, 10A, 13A, 16A, 20A, 25A, 32A, 40A, 50A, 63A, 80A, 100A
dan 125A.
(ref: HANDOUT INSTALASI PENERANGAN LISTRIK pada
halaman 16-19)

Karakteristik arus fungsi putaran I =f(n) pengasutan bintang-segitiga. Ketika motor terhubung
bintang, arus starting dua kali arus nominalnya sampai 75% dari putaran nominal. Ketika motor
terhubung segitiga arus motor meningkat empat kali arus nominalnya. Secara berangsur-angsur
arus motor menuju nominal saat putaran motor nominal.
(ref : Siswoyo, dkk. TEKNIK LISTRIK INDUSTRI Untuk SMK jilid 2 Kelas XI. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Hal. 5.14)

I rst adalah arus pengasutan (starting) dengan mengabaikan arus pemagnetan I yang sangat kecil
besarannya. Maka arus starting motor induksi sangat besar dibanding arus nominalnya, tergantung
pada tipe motor, maka arus starting dapat mencapai 6 - 7 kali arus normal.

(Ref : Mustaghfirin, dkk. INSTALASI MOTOR LISTRIK Semester 3 Untuk SMK Kelas XI.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Hal. 11)

10.8 Ukuran Beban Lebih

Dalam menentukan ukuran beban lebih untuk motor, nilai arus pelat nama motor yang
akan digunakan sebagai ganti nilai arus yang tercantum dalam tabel. Faktor-faktor lain seperti
faktor servis (SF) atau peringkat suhu (°C) motor juga digunakan untuk menentukan ukuran beban
lebih motor. Nilasuhu motor merupakan indikasi dari jenis insulasi yang digunakan pada belitan
motor dan tidak boleh disamakan dengan suhu terminasi yang mencakup perlindungan beban lebih
pada motor tugas-terus-menerus, direproduksi di sini sebagai Tabel

10-5; digunakan untuk menentukan ukuran beban lebih untuk motor dengan 1 tenaga kuda atau
lebih. Ukuran beban lebih didasarkan pada persentase arus beban penuh motor.
MASALAH: Motor induksi 3-fasa 25 tenaga kuda memiliki peringkat papan nama 32 ampere.
Papan nama juga menunjukkan kenaikan suhu 30°C. Berapa ukuran kelebihan beban untuk motor
ini?
• Solusi: Seperti ditunjukkan pada Tabel 10-5, ukuran beban lebih adalah 125% dari nilai
arus beban penuh motor.
32 × 1,25 = 40 ampere

Dikutip dari PUIL 2000 Halaman 150 :


Perlengkapan proteksi arus lebih untuk sirkit yang menyuplai motor pompa kebakaran harus:
a) mempunyai karakteristik waktu invers, dan
b) mempunyai nilai pengenal, atau dalam hal pemutus sirkit, disetel untuk:

1) dapat dilalui 125 % arus beban penuh secara kontinu, dan


2) membuka sirkit dalam waktu tidak kurang dari 20 detik pada 600 % arus beban penuh motor.

Tidak boleh ada alat proteksi arus lebih lainnya dipasang antara pengontrol motor pompa dengan
motor.
Bila ada lebih dari satu motor terpasang pada sirkit yang sama, maka perlengkapan proteksi arus
lebih dapat ditentukan atau disetel untuk:

a) dapat dialiri arus sebesar 125 % jumlah arus beban penuh semua motor yang beroperasi
bersamaan.

b) membuka sirkit dalam waktu tidak kurang dari 20 detik pada arus 600 % arus beban
penuh dari motor terbesar.
b) Cara menghitung dan Menentukan mcb

Sumber : Badan Standarisasi Nasional. (2000). PERSYARATAN UMUM INSTALASI


LISTRIK 2000(PUIL 2000), JAKARTA:BSN: 183-185

b. Saklar Magnet / Magnetic Contactor

Kontaktor Magnetik adalah suatu penghubung rangkaian listrik (saklar) yang bekerja atas dasar
magnet listrik. Kontaktor itu ada 2 jenis yaitu kontaktor magnet arus searah dan kontaktor dengan arus
bolak-balik. Kontaktor arus searah kumparannya tidak menggunakan kumparan hubung singkat, sedang
kontakton bolak-balik inti magnet dipasang kumparan hubung singkat. (Teknik control motor listrik hal 2-
3 UPT. PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUHAN)
1. Kontaktor dibedakan menjadi 2 bagian:
⮚ Kontaktor utama
⮚ Kontaktor bantu
2. Kode angka yang terdapat pada kontaktor
Gambar Magnetik kontaktor konstruksi kontak dan simbol kontaktor

Penentuan kontaktor
Spesifikasi kontaktor yang akan dipasang lebih besar dari arus nominal motor (Ikontaktor > In)
atau (I kontaktor = In)
(ref : Prih Sumardjati, dkk. TEKNIK PEMANFAATAN TENAGA LISTIK JILID 2 Untuk SMK.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Hal. 333)

c. TOR Termal Overload Relay

Over Load/saklar termis selalu dipasang seri dengan beban yang berfungal sebagai
pengaman. Apabila terjadi kelebihan beban, hubung singkat atau gangguan lainnya yang
mengakibatkan naik arus secara otomatis, saklar termis akan bekerja memutuskan arus listrik
dengan beban sehingga keamanan beban terjaga. Adapun saklar termis bekerja atas dasar panas.
Saklar termis ini dibuat dari dua logam yang disatukan yang dikenal dengan bimetal yang
masing-masing mempunyai koefisien mual yang berbeda (yang satu mudah memuai dan yang
lainya tidak mudah memuai), Dengan demikian apabila kena panas akibat arus listrik melewati
ketentuan, plat bimetal akan membengkok menjauhi plat yang tidak mudah memuai akhirnya
plat sidak sambung, dan apabila arus yang mengalir normal atau panas normal maka plat tersebut
akan ke posisi semula yang akhirnya arus listrik akan mengalir lagi. (Teknik control motor listrik
hal 3-4 UPT. PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUHAN)

Konstruksi kontak overload

Simbol overload
Dikutip dari Instalasi Motor Listrik IX-3 halaman 33, Besaran arus TOL yang
disetel adalah 110 - 120% dari arus nominal motor. Sebagai contoh: suatu motor
mempunyai arus nominal sebesar 9A, maka batas pemutusan arus disetel;
Penyetelan pemutusan arus TOL 110% x 9A10A
d. TDR Timer Delay Relay
Relai penunda waktu di gunakan untuk memperoleh periode waktu yang dapat atur atau di setting
menurut kebutuhan. Setelah di setel tidak boleh di rubah sampai pada saat yang di tentukan, posisinya
akan berubah sendiri

Pada umumnya timer memiliki 8 buah kaki yang 2 diantaranya merupakan kaki coil sebagai
contoh pada gambar di atas adalah TDR type H3BA dengan 8 kaki yaitu kaki 2 dan 7 adalah
kaki coil, sedangkan kaki yang lain akan berpasangan NO dan NC, kaki 1 akan NC dengan
kaki 4 dan NO dengan kaki 3. Sedangkan kaki 8 akan NC dengan kaki 5 dan NO dengan
kaki 6. Kaki kaki tersebut akan berbeda tergantung dari jenis relay timernya.
(Teknik control motor listrik hal 4 UPT.PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
KEJURUHAN)

e. Pneumatic Timer Relay


Pneumatic Timer Relay adalah Suatu alat yang biasa disebut dengan Timer
Mekanik , dan alat ini juga berfungsi untuk Menghubungkan atau memutuskan Rangkaian
Listrik berdasarkan waktu, Namun perbedaanya dengan Electric Timer Relay adalah Prinsip
kerja alat ini menggunakan udara (Vakum) untuk Waktu penundaan, dan Alat ini harus
dipasang melekat pada sebuah Magnetic contactor karena membutuhkan tekanan
dorong/tarik dari Magnetic contactor tersebut agar Timer dapat bekerja.
Pneumatic Timer Relay

Kontaktor dengan Pneumatic Timer Relay


Sedangkan dari Fungsinya Timer Relay terbagi menjadi 2 jenis Timer, yakni:
• ON DELAY TIMER
• OFF DELAY
TIMER ON DELAY TIMER
Timer-On Delay merupakan Jenis Timer yang akan bekerja menghitung Waktu
settingan dimulai dalam waktu sehabis Power ke Timer dialirkan (On), menggunakan istilah
lain Timer ini berfungsi menjadi Pengaturan Waktu tunda sehabis power terhubung (On).
Prinsip kerja On Delay Timer
Saat Timer dialiri tegangan, Maka Timer sudah mulai menghitung ketika tunda, sinkron
menggunakan settingan, Namun Relay yg terdapat dalam Timer belum bekerja, Untuk Relay
NO masih dalam keadaan terputus, dan NC masih dalam keadaan terhubung. Lalu pada
waktu Waktu yang disetting dalam timer tadi Tercapai, maka Relay yg terdapat pada Timer
akan bekerja, Relay NO akan terhubung, dan Relay NC akan terputus. Timer On Delay
adalah relay yang operasi kontaknya dikendalikan oleh setting waktu dan setting waktu
tersebut akan mulai menghitung selama coil relay mendapatkan tegangan terus menerus.
Timer On Delay

Simbol Wiring On Delay

OFF DELAY TIMER

Timer-Off Delay merupakan Jenis Timer yg akan bekerja menghitung


Waktu settingan dimulai dalam saat sehabis Power ke Timer tersebut terputus (Off), dengan
istilah lain Timer ini berfungsi sebagai Pengaturan Waktu tunda selesainya power ke Timer
terputus (Off).
Prinsip kerja Off Delay Timer
Saat Timer dialiri tegangan, maka Relay yg ada pada Timer akan eksklusif bekerja,
Untuk Relay NO akan terhubung dan NC akan Terputus, Lalu dalam ketika Tegangan yang
ke Timer tersebut diputus (pada-OFF kan), maka settingan saat pada Timer akan mulai
berjalan, dan pada waktu saat tercapai, maka Relay NO akan kembali terputus dan NC balik
terhubung.
Timer Off Delay

Simbol Wiring Timer Off Delay

Sumber : https://drive.google.com/drive/folders/1kGEn-p8gr2TcdMPrhl6ao632QTpq7Btb

f. Lampu Indikator pilot lamp


Lampu-lampu indikator merupakan komponen yang digunakan sebagai lampu tanda.
Lampu-lampu tersebut digunakan untuk berbagai keperluan misalnya untuk lampu indikator
pada panel penunjuk fasa R, S dan T atau L1, L2 dan L3.
Selain itu juga lampu indikator digunakan sebagai indikasi bekerjanya suatu sistem kontrol
misalnya lampu indikator merah menyala motor bekerja dan lampu indikator hijau menyala motor
berhenti. (Teknik control motor listrik hal 6 UPT.
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUHAN)

Konstruksi lampu indikator

Simbol lampu indicator

g. Kuat Hantar Arus

5.5.3.1 Penghantar sirkit akhir yang menyuplai motor tunggal tidak boleh mempunyai KHA
kurang dari 125 % arus pengenal beban penuh. Di samping itu, untuk jarak jauh perlu
digunakan penghantar yang cukup ukurannya hingga tidak terjadi susut tegangan yang
berlebihan. Penghantar sirkit akhir untuk motor dengan berbagai daur kerja dapat menyimpang
dari ketentuan di atas asalkan jenis dan penampang penghantar serta pemasangannya
disesuaikan dengan daur kerja tersebut. (ref: Badan Standarisasi Nasional. (2000).
PERSYARATAN UMUM INSTALASI LISTRIK 2000. (PUIL 2000), JAKARTA:BSN: 180)
Proteksi motor jalan atau beban lebih harus disetel dekat pada arus pengenalnya. Pemilihan
penghantar ditentukan oleh KHA yang dihitung seperti dibawah.

Tabel 7.3.1 PUIL 2000 HAL 301

h. Motor 3 Phasa
Bagian yang bergerak dan diam terdiri dari inti besi, dipisahkan oleh celah udara dan membentuk
rangkaian magnetik dimana fluksi dihasilkan oleh aliran arus melalui kumparan/belitan yang
terletak didalam kedua bagian tersebut. Pada umumnya mesinmesin penggerak yang digunakan
di Industri mempunyai daya keluaran lebih besar dari 1HP dan menggunakan Motor Induksi
Tiga Fasa.

Bagian utama dari Motor Induksi Tiga Fasa yaitu :


1. Rotor Sangkar

Motor induksi jenis rotor sangkar lebih banyak digunakan daripada jenis rotor lilit, sebab rotor
sangkar mempunyai bentuk yang sederhana. Belitan rotor terdiri atas batangbatang penghantar
yang ditempatkan di dalam alur rotor. Batang penghantar ini terbuat dari tembaga, alloy atau
alumunium. Ujung-ujung batang penghantar dihubung singkat oleh cincin penghubung singkat,
sehingga berbentuk sangkar burung. Motor induksi yang menggunakan rotor ini disebut Motor
Induksi Rotor Sangkar.

2. Stator

Pada dasarnya belitan stator motor induksi tiga fasa sama dengan belitan motor sinkron.
Konstruksi statornya berlapis-lapis dan mempunyai alur untuk melilitkan kumparan. Stator
mempunyai tiga buah kumparan, ujung-ujung belitan kumparan dihubungkan melalui terminal

untuk memudahkan penyambungan dengan sumber tegangan. Masingmasing kumparan stator


mempunyai beberapa buah kutub, jumlah kutub ini menentukan kecepatan motor tersebut.
Semakin banyak jumlah kutubnya maka putaran yang terjadi semakin rendah.
(ref : Prih Sumardjati, dkk. TEKNIK PEMANFAATAN TENAGA LISTIK JILID 3 Untuk
SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Hal. 408)

2. Sambungan Motor
Sebuah motor listrik 3 fasa dapat digunakan dalam hubungan Bintang (Y) atau hubungan
segitiga (∆) tergantung pada tegangan jaringannya (Jala jala). Tegangan yang harus di hubungkan ke
motor biasanya di tentukan oleh papan nama (name plate) pada motor tersebut, misalnya 220V / 380V.
Untuk motor 3 fasa yang diberi tanda tegangan 220V / 380V, hubungan yang harus digunakan adalah
sebagai berikut :
• Jika jala jala 220V / 380V, motor ini harus menggunakan hubung Bintang (Y) karena kumparan harus
mendapatkan tegangan 220V
• Jika jala jala 175V / 220V, motor ini harus digunakan dalam hubungan delta (∆)
Starting Bintang segitiga di maksud untuk mengurangi arus starting dari motor 3 fasa, karena
pada motor yang berdaya besar, arus start berpengaruh besar.
Dengan starting ini dimaksudkan untuk menjaga agar lebih terkontrol, karena setelah
beberapa detik kemudian akan terjadi perpindahan hubungan dari Bintang ke delta
Dengan dihubungkan segitiga, maka tegangan fasa berkisaran 58% dari tegangan jala jala motor
dan arus startnya sekitar 1/3× arus start bila motor dihubungkan langsung (DOL)
U1 V1 W1 U1 V1 W1

U1 V1 W1 U1 V1 W1

U2 V2 W2 U2 V2 W2

(Teknik control motor listrik hal 12 UPT. PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
KEJURUHAN)

3. Pengertian Rangkaian star delta


Yang di maksud rangkaian star delta, pada motor stator adalah suatu rangkaian untuk
menjalankan motor listrk, dimana pada saat start menggunakan hubungan star dan beberapa
saat kemudian menjadi hubungan delta. Tujuannya adalah untuk mengurangi arus start yang
cukup tinggi.

Mengapa motor harus dihubungkan dengan star delta


1. Beban dengan inersia yang tinggi/besar akan menyebabkan waktu starting motor menjadi
lama untuk mencari kecepatan nominalnya
2. Selama periode starting tersebut, maka pada stator dan rotor akan mengalir arus yang besar
sehingga bias menjadi pemanasan berlebih (overhaedting) pada motor
3. Lebih buruk lagi menyebabkan gangguan pada sistem jala jala pada sumber listriknya
sehimgga akan menurunkan tegangannya. Hal ini akan mengganggu beban listriknya
4. Untuk menghindari hal tersebut, suatu motor induksi sering kali di start dengan level tegangan
yang lebih rendah dari tegangan nominalnya.
5. Pengurangan tegangan starting tersebut akan membatasi daya yang diberikan motor namun,
demikian disisi lain pengurangan tegangan ini akan berdampak memperpanjang
waktu/periode starting (waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan nominalnya).
(Teknik control motor listrik hal 11-12 UPT. PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
KEJURUHAN)

C. RANGKAIAN PERCOBAAN

1. Name Plate Motor 3 Phase


Spesikasi motor dari nameplate
Tegangan = 380 V / 660 V
Arus Listrik = 29A / 17 A (In = 29 A)
Daya P = 11 Kw
Cos O = 0,78
Sambuangan = Δ / Y
Indeks Proteksi =23
2. Hubungan Star - Delta

U1 V1 W1
U1 V1 W1

U2 V2 W2
W2 U2 V2

KUMPARAN MOTOR POSISI TERMINAL MOTOR

L1 L2 L3 L1 L2 L3

U1 V1 W1 U1 V1 W1

W2 U2 V2 W2 U2 V2
HUBUNGAN
HUBUNGAN SEGITIGA
BINTANG
(DELTA)
(STAR)

L1 L2 L3
L1 L2 L3

V1

U2 V1

V2
W2
U2

U1 V2
U1 W1
W1
W2

HUBUNGAN BINTANG
HUBUNGAN SEGITIGA
(STAR)
(DELTA)

Note :
Pada contoh Name Plate,
Tegangan ∆ (400 Volt)
merupakan kemampuan
satu kumparan menerima
tegangan supply
Motor listrik berdaya 5,5 kW ke atas disarankan menggunakan rangkaian pengasutan
Star Delta. Pada dasarnya untuk koneksi terminal Star Delta sudah terhubung pada
kontaktor, jadi tanpa campur tangan manusia lagi. Secara garis besar rangkaian Star
Delta digunakan untuk mengurangi lonjakan arus start pada motor listrik 3 fasa.
Rangkaian Star Delta juga dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu rangkaian manual dan
otomatis. Pada contoh nameplate di atas menunjukan motor dapat dihubungkan Star
Delta karena tegangan Pln 380V. Selain itu tegangan Delta 400 Volt (menunjukan
kemampuan menerima tegangan supply).

3. Sambungan Star – Delta


DELTA STAR

U1 V1 W1 U1 V1 W1

W2 U2 V2 W2 U2 V2

R S T
R S T

F2 F2

KU1 KD KU1 KY

1 3 5 1 3 5

OVR1 OVR1
2 4 6 2 4 6

T
S
W1
V1 M V2
U2
T
S
W1
V1 M V2
U2
R U1
3~ W2 R U1
3~ W2

 Untuk sambungan koneksi terminal Delta terlihat U1 terhubung dengan W2 (dalam


tegangan fasa R), V1 terhubung dengan U2 (dalam tegangan fasa S), W1 terhubung
dengan V2 (dalam tegangan fasa S) yang terhubung pada kontaktor Delta.
 Sedangkan sambungan koneksi terminal Star terlihat W2, U2, V2 tersambung dengan
yang lain (dijumper) yang terhubung pada kontaktor Star.
4. Diagram Kontrol dan Timing Diagram Timer On-Off Delay

ON DELAY TIMER
Berikut ini adalah gambar diagram kontrol dan timing diagram dari Timer On Delay
sehingga bisa ditarik kesimpulan bagaimana prinsip kerja timer tersebut dengan
penjelasan dalam bentuk timing diagram.

L
TIMER ON - DELAY
F1
START

STOP
2

STOP 3 13 55
START KU1
KUT1 56
4 14

KUT1

Lampu Setting Timer (s)


(Beban)
A1
Beban

KUT1 A2
N
NO NC

Pada diagram diatas, timer disetting 5 detik atau 5s dan kontak on delay yang saya pakai
adalah kontak NO (normally open) dimana dalam keadaan timer on delay tidak operasi,
kontak dari on delay tersebut bersipat open / terbuka. Arsiran pada baris "timer" pada
timing diagram diartikan timer tersebut mulai aktif melakukan hitungan sesuai setingnya.
Action yang dilakukan pada diagram kontrol gambar (a) akansaya terjemahkan pada
timing diagram gambar (b).

Kondisi pertama adalah push button (pb) ditekan selama 1s atau 1 detik, maka Timer
On Delay langsung energize dan menghitung waktu dari 5s menuju 0s. Karena energize
timer hanya berlangsung 1s maka hitungan Timer On Delay yang terjadi hanya 1s saja
sehingga pada kondisi ini lampu masih belum operasi karena kontak Timer masih open
belum berubah kondisi.

Kondisi kedua adalah push button ditekan selama 8s atau 8 detik, maka Timer On Delay
langsung energize dan mulai menghitung waktu sesuai setingannya yaitu dari 5s menuju
0s. Saat 0s tercapai maka kontak dari Timer tersebut akan berubah kondisi menjadi close
dan menyalakan lampu.
Lampu akan mati kembali setelah 3s saat push button release / open / dilepas karena
kontak dari Timer On Delay kembaliopen sehingga aliranarusmenuju lampu terputus.
Kesimpulannya bahwa Timer On Delay akan bekerja dan menghitung waktu sesuai
setingannya selama Timer tersebut energize. Dari pernyataan ini maka rangkaian kontrol
timer seperti gambar diatas untuk sebuah Timer On Delay

OFF DELAY TIMER

Berikut ini adalah gambar diagram kontrol dan timing diagram dari Timer Off Delay
sehingga bisa ditarik kesimpulan bagaimana prinsip kerja timer tersebut dengan
penjelasan dalam bentuk timing diagram.

L
TIMER OFF - DELAY
F1
START

STOP
2

3 13 55 STOP
START KU1
KUT1 56
4 14

KUT1

Lampu (Beban) Setting Timer (s)


A1
Beban
N KUT1 A2

NO NC

Sama halnya seperti pada diagram On delay sebelumnya, pada diagram diatas, timer
disetting 5 detik atau 5s dan kontak off delay yang saya pakai adalah kontak NO
(normally open) dimana dalam keadaan timer off delay tidak operasi, kontak dari off
delay tersebut bersipat open / terbuka. Arsiran pada baris "timer" pada timing diagram
diartikan timer tersebut mulai aktif melakukan hitungan sesuai setingnya.
Action yang dilakukan pada diagram kontrol gambar (a) akan saya terjemahkan pada
timing diagram gambar (b) sama seperti halnya penjelasan pada Timer On Delay
sebelumnya.

Kesimpulannya bahwa Timer Off Delay akan bekerja dan menghitung waktu sesuai
setingannya ketikaTimer tersebut mendapatkan impuls tegangan atau mengalami
perubahan kondisi dari energize menjadi tidak energize. Selain itu pada Timer Off Delay
berubahnya kontak Timer terjadi saat Timer Off Delay terenergize meskipun hitungan
waktu pada Timer belum aktif. Dari pernyataan ini maka rangkaian kontrol timer seperti
gambar diatas untuk sebuah Timer Off Delay sangatlah cocok dipasangkan dengan
komponen push button tanpa adanya rangkaian tambahan self holding seperti halnya
pada rangkaian kontrol Timer On Delay penjelasan sebelumnya.
Rengkaian Percobaan Timer ON Delay dan OFF Delay

F1

1
ST0P
2

3 13 55
START KU1
4 14 KUT1 56

A1
Beban
KUT1 A2

N
NO NC
04
KUT1 05
5. Rangkaian Starting Star- Delta

A. RANGKAIAN STAR – DELTA MANUAL

Cara kerja rangkaian Star Delta dengan push button NO:


1. Pada saat mcb 3 fasa rangkaian daya, dan mcb 1 fasa rangkaian kontrol telah
dinyalakan. Kita menekan tombol push button Start. Maka K. utama dan K. Star akan
aktif, sehingga motor listrik 3 fasa akan berputar dengan kecepatan sedang. Motor
terhubung Star pada K. Star.
2. Selang beberapa waktu, kita menekan push button delta. Sehingga K. Star akan
mati, namun K. Utama dan K. Delta yang menyala. Sehingga motor listrik 3 fasa akan
berputar dengan kecepatan lebih cepat dari sebelumnya. Disini K. Star tidak dapat aktif
karena di interlock dengan K. Delta. Dan motor terhubung Delta pada
K. Delta.
3. Jika kita menekan push button stop maka semua kontaktor akan mati, ditandai
dengan motor listrik 3 fasa berhenti berputar.
B. RANGKAIAN STAR- DELTA MANUAL (NO-NC)

Cara kerja rangkaian Star Delta dengan push button NO-NC:

1. Pada saat mcb 3 fasa rangkaian daya, dan mcb 1 fasa rangkaian kontrol telah
dinyalakan. Kita menekan tombol push button Start. Maka K. utama dan K. Star akan
aktif, sehingga motor listrik 3 fasa akan berputar dengan kecepatan sedang. Motor
terhubung Star pada K. Star.
2. Selang beberapa waktu, kita menekan push button delta. Sehingga K. Star akan
mati, namun K. Utama dan K. Delta yang menyala. Sehingga motor listrik 3 fasa akan
berputar dengan kecepatan lebih cepat dari sebelumnya. Disini K. Star tidak dapat aktif
karena di interlock dengan K. Delta. Dan motor terhubung Delta pada K. Delta.
3. Jika kita menekan push button stop maka semua kontaktor akan mati, ditandai
dengan motor listrik 3 fasa berhenti berputar.

Cara kerja rangkaian ini sama dengan Star Delta dengan push button NO, yang
membedakan hanya penggunaan push button NO-NC saja.
C. RANGKAIAN STAR-DELTA OTOMATIS DENGAN PNEUMATIC
TIMER

Cara kerja rangkaian Star Delta dengan push button NO-NC:

1. Pada saat mcb 3 fasa rangkaian daya, dan mcb 1 fasa rangkaian kontrol telah
dinyalakan. Kita menekan tombol push button Start. Maka K. utama dan K.
Star akan aktif beberapa waktu sesuai setingan waktu timer, sehingga motor
listrik 3 fasa akan berputar dengan kecepatan sedang. Motor terhubung Star
pada K. Star.
2. Selang beberapa waktu ketika setingan timer tercapai, timer aktif. Kontak NC
timer akan terbuka, dan kontak NO timer akan tersambung. Sehingga K. Star
akan mati, namun K. Utama dan K. Delta yang menyala. Sehingga motor
listrik 3 fasa akan berputar dengan kecepatan lebih cepat dari sebelumnya.
Disini K. Star tidak dapat aktif karena di interlock dengan K. Delta. Dan
motor terhubung Delta pada K. Delta.
3. Jika kita menekan push button stop maka semua kontaktor akan mati, ditandai
dengan motor listrik 3 fasa berhenti berputar.

Cara kerja rangkaian ini sama dengan Star Delta dengan push button NO, Star
Delta dengan push button NO-NC. Yang membedakan perpindahan dilakukan
secara otomatis dengan bantuan timer.
D. ALAT DAN MODUL
NO MODUL JUMLAH

E. HASIL PERCOBAAN

a. Star Delta Manual NO


1. Merakit rangkaian kontrol sesuai dengan gambar kerja.
2. Sambungkan pada sumber 1 fasa, tekan push button star lalu push button
delta.
3. Setelah rangkaian beroperasi dengan normal lanjut merakit rangkaian daya.
4. Menyambungkan rangkaian daya pada sumber 3 fasa
5. Tekan Push Button start (STAR) , motor berputar
6. Tekan Push Button start (DELTA), terjadi short circuit

b. Star Delta Manual NO – NC


1. Merakit rangkaian kontrol sesuai dengan gambar kerja.
2. Sambungkan pada sumber 1 fasa, tekan push button Star lalu push button
delta.
3. Setelah rangkaian beroperasi dengan normal lanjut merakit rangkaian daya.
4. Tekan Push Button star maka kontaktor utama dan kontaktor star bekerja.
Rangkaian bekerja star, Motor berputar.
5. Pada saat Push Button Delta ditekan, kontak NC (1,2) Push Button delta
menjadi terbuka dan memutus arus pada kontaktor star kemudian kontak NO
(3,4) Push Button Delta menjadi tersambung dan mengalirkan arus pada
kontaktor delta.
6. Pada saat PB Stop ditekan maka semua rangkaian berhenti beroperasi.

c. Star Delta Pneumatic Timer


1. Merakit rangkaian star delta dengan menggunakan pneumatic timer sesuai
gambar kerja. Kemudian disambungkan pada sumber 1 fasa.
2. Setelah rangkaian bekerja normal sesuai gambar kerja lanjut merakit
rangkaian daya.
3. Pada saat PB Start ditekan, maka Kontaktor Utama dan Kontaktor Star
bekerja terlebih dahulu. Rangkaian bekerja star.
4. Lalu Pneumatic Timer bekerja menghitung waktu On Delay selama 5 detik.
Setelah 5 detik Kontaktor Utama dan Kontaktor Delta bekerja. Rangkaian
bekerja delta.

5. Pada saat PB Stop ditekan maka semua rangkaian berhenti beroperasi

F. ANALISA PERCOBAAN

a. Manual NO
Pada saat percobaan, terjadi short circuit dikarenakan pada Kontaktor Delta &
Kontaktor Star bekerja bersamaan dan pengoperasian coil pada Kontaktor Delta
terlebih dahulu daripada kontak bantu 21 22 (belum terbuka). Penyebab dari short
circuit adalah pada Kontaktor Star yang fasanya terhubung.
b. Manual NO NC
Yang dijelaskan pada rangkaian percobaan dan yang terjadi di lapangan sudah
sesuai. Sambungan star dan delta beroperasi dengan baik, hanya saja terjadi
sedikit kesalahan yaitu pada saat menekan PB Star kemudian menekan PB Stop
lalu menekan PB Delta menyebabkan lampu indikator tidak menyala, dan
seharusnya kita langsung menekan PB Delta tidak perlu menekan PB Stop.
c. Pneumatic Timer
Berdasarkan paparan pada rangkaian percobaan dan yang terjadi dilapangan
sesuai. Hanya saja ada sedikit kesalahan pada saat pengaturan pada Pneumatic On
Delay Timer, sehingga saat Star ditekan rangkaian langsung berubah ke rangkaian
delta. Seharusnya menunggu beberapa detik untuk dapat berpindah rangkaian.

G. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa :


Rangkaian Star-Delta dapat dioperasikan dengan menggunakan 3 cara yaitu
Pengoperasian Star-Delta Manual dengan kontak bantu NO, Pengoperasian Star-
Delta Manual dengan kontak bantu NO NC, dan Pengoperasian Star-Delta secara
otomatis dengan menggunakan Pneumatic Timer Relay. Dan kita juga bisa
mengetahui penyebab mengapa Rangkaian Daya Star-Delta trip dikarenakan
Kontaktor Delta (KD) dan Kontaktor Star (KY) bekerja bersamaan yang dimana
Kontaktor Delta ini terenegizer dahulu kemudian kontak bantu NC 21 22 milik
Kontaktor Delta (KD) yang

H. DAFTAR PUSTAKA
 Star Delta
(Teknik control motor listrik hal 11-12 UPT. PELATIHAN DAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUHAN)

 Miniature Circuit Breaker (MCB)


(Teknik control motor listrik hal 5 UPT.PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN KEJURUHAN)
(ref: HANDOUT INSTALASI PENERANGAN LISTRIK pada halaman 16-
19)
(Ref : Mustaghfirin, dkk. INSTALASI MOTOR LISTRIK Semester 3 Untuk
SMK Kelas XI. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
Hal. 11)
Sumber : Badan Standarisasi Nasional. (2000). PERSYARATAN UMUM
INSTALASI LISTRIK 2000(PUIL 2000), JAKARTA:BSN: 183-185

 Magnetic Contactor

(Teknik control motor listrik hal 2-3 UPT. PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN KEJURUHAN)
(ref : Prih Sumardjati, dkk. TEKNIK PEMANFAATAN TENAGA LISTIK JILID 2
Untuk SMK. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Hal. 333)

 Thermal Over Load Relay (TOR/TOL).


(Teknik control motor listrik hal 3-4 UPT. PELATIHAN DAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUHAN)
 Push Button/Tombol Tekan
(Teknik control Motor listrik hal 5-6 UPT. PELATIHAN DAN
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUHAN)
 Lampu Indikator
(Teknik control motor listrik hal 6 UPT.
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUHAN)
 Tmer On-Off Delay

Sumber :
https://drive.google.com/drive/folders/1kGEnp8gr2TcdMPrhl6ao632QTpq7Btb

 Motor Induksi 3 Phasa


Siswoyo (2008).Teknik Listrik Industri (Jilid 2). Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan. Hal: 333
 Kha Kabel
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) Hal:180

Anda mungkin juga menyukai