Anda di halaman 1dari 20

DOKUMEN PERCOBAAN

INSTALASI PENERANGAN
SAKLAR TUNGGAL DAN SAKLAR SERIE

Untuk Memenuhi Tugas dari Mata Kuliah

Laboratorium Desain Instalasi I

Semester 1

Oleh :

SABRINA KUSUMA WARDHANI

NIM. 2131120002

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK DAN SISTEM KELISTRIKAN

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2021
INSTALASI MOTOR LISTRIK

A. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah agar dapat memahami nameplate motor induksi 3
phase, menghitung dan menentukan pengaman motor (MCB) dan kontaktor,
merancang dan merakit dan mengoperasikan rangkaian starting motor induksi 3 phase
dengan menggunakan metode Direct On-Line (DOL).

B. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam melaksanakan praktikum rangkaian starting motor induksi3 phase dengan
metode Direct On-Line (DOL) perlu dijelaskan hal-hal sebagai berikut.

1. Instalasi Motor Listrik


Definisi Instalasi Motor Listrik
Instalasi motor adalah bagaimana memasang instalasi pada motor listrik agar
motor listrik dapat bekerja secara optimal. Pada dasarnya motor listrik dapat
dibagi sesuai kebutuhan fasanya menjadi dua, yaitu motor listrik 1 fasa dan motor
listrik 3 fasa. Untuk motor 1 fasa kita hanya perlu menghubungkan terminal fasa
dan netral ke sumber tegangan. Sedangkan untuk motor 3 fasa, terdapat 2
hubungan dasar yaitu hubungan bintang (atau star atau Y) dan hubungan segitiga
(atau delta atau ∆).

Motor induksi (Asynchronous motor) secara luas banyak digunakan di fasilitas


industri dan bangunan besar. Rancangan dan perawatannya sederhana, dapat
disesuaikan pada berbagai aplikasi di lapangan dan pengoperasiannya ekonomis.
Ini sangat menguntungkan sebagai solusi pengendali motor induksi pada sisi harga
dan kualitas.

Karakteristik motor induksi tiga-phasa adalah arus bebannya tinggi pada sumber
tegangan dengan direct-on-line starting. Menghasilkan arus start dan lonjakan
yang tinggi jika diaplikasikan pada tegangan penuh, akan mengakibatkan
penurunan tegangan sumber dan pengaruh transien torsi pada sistem mekanik.
Motor AC 3 phase bekerja dengan memanfaatkan perbedaan fasa sumber untuk
menimbulkan gaya putar pada rotornya. Jika pada motor AC 1 phase untuk
menghasilkan beda phase diperlukan penambahan komponen Kapasitor, pada
motor 3 phase perbedaan phase sudah didapat langsung dari sumber seperti
terlihat pada gambar arus 3 phase berikut ini:

Grafik Arus 3 Phase


Pada gambar di atas, arus 3 phase memiliki perbedaan phase 60 derajat antar
phasenya. Dengan perbedaan ini, maka penambahan kapasitor tidak diperlukan.

Konstruksi Motor Listrik 3 Fasa


Motor induksi tiga fasa memiliki dua komponen dasar yaitu stator dan rotor,
bagian rotor dipisahkan dengan bagian stator oleh celah udara yang sempit (air
gap) dengan jarak antara 0,4 mm sampai 4 mm. Tipe dari motor induksi tiga fasa
berdasarkan lilitan pada rotor dibagi menjadi dua macam yaitu rotor belitan
(wound rotor) adalah tipe motor induksi yang memiliki rotor terbuat dari lilitan
yang sama dengan lilitan statornya dan rotor sangkar tupai (Squirrel-cage rotor)
yaitu tipe motor induksi dimana konstruksi rotor tersusun oleh beberapa batangan
logam yang dimasukkan melewati slot-slot yang ada pada rotor motor induksi,
kemudian setiap bagian disatukan oleh cincin sehingga membuat batangan logam
terhubung singkat dengan batangan logam yang lain.
Gb. Konstruksi Motor Listrik 3 Fasa

Prinsip Kerja Motor Listrik 3 Fasa


Apabila sumber tegangan 3 fase dipasang pada kumparan stator, akan timbul
medan putar dengan kecepatan seperti rumus berikut :

Ns = 120 f/P

Dimana :
Ns = Kecepatan Putar
f = Frekuensi Sumber
P = Kutub motor

Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.
Akibatnya pada batang konduktor dari rotor akan timbul GGL induksi. Karena
batang konduktor merupakan rangkaian yang tertutup maka GGL akan
menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) di d alam medan magnet akan
menimbulkan gaya (F) pada rotor. Bila kopel mula yan g dihasilkan oleh gaya (F)
pada rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah
dengan medan putar stator. GGL induksi timbul karena terpoton gn ya batang
konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar GGL induksi tersebut
timbul, diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator
(ns) dengan kecepatan berputar rotor (nr).

Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip (s), dinyatakan dengan

S= (ns- nr)/ ns

Bila nr = ns, GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak mengalir pada batang
konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Dilihat dari cara
kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor tak serempak atau asinkron.

Hubungan antara beban, kecepatan dan torsi (torque)


Gambar di bawah ini menunjukkan grafik hubungan antara torque - kecepatan
dengan arus pada motor induksi 3 phase:
➢ Motor mulai menyala ternyata terdapat arus start yang tinggi akan tetapi
torque-nya rendah.
➢ Saat motor mencapai 80% dari kecepatan penuh, torque-nya mencapai
titik tertinggi dan arusnya mulai menurun.
➢ Pada saat motor sudah mencapai kecepatan penuh, atau kecepatan
sinkron, arus torque dan stator turun ke nol.
Keuntungan dan Kerugian Motor 3 Phase
Keuntungan motor 3 fasa :
• Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan rotor
sangkar.
• Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi.
• Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi
gesekan kecil.
• Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak
diperlukan.
Kerugian Penggunaan Motor Induksi:
• Kecepatan tidak mudah dikontrol
• Power faktor rendah pada beban ringan
• Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal

Pengasutan Motor Listrik 3 Fasa


Pengasutan merupakan metodE penyambungan kumparan-kumparan dalam motor
3 phase. Ada 2 model penyambungan kumparan pada motor 3 phase:
1. Sambungan Bintang/Star/Y

Sambungan bintang dibentuk dengan menghubungkan salah satu ujung dari ketiga
kumparan menjadi satu. Ujung kumparan yang digabung tersebut menjadi titik
netral, karena sifat arus 3 phase yang jika dijumlahkan ketiganya hasilnya netral
atau nol.

Nilai tegangan phase pada sambungan bintang = √3 x tegangan antar phase

2. Sambungan Delta

Gb. Sambungan Delta

Sambungan delta atau segitiga didapat dengan menghubungkan


kumparan-kumparan motor sehingga membentuk segitiga. Pada
sambungan delta tegangan kumparan = tegangan antar phase akan
tetapi arus jaringan sebesar √3 arus line.

2 Direct On-Line
Pengertian DOL
Metode paling mendasar, ekonomis, dan mudah untuk menjalankan motor induksi 3
phase dinamakan DOL starter. Starter ini menyambungkan motor 3 phase langsung
melintasi supply 3 phase. Daya tarik starter jenis ini adalah, dapat dihubungkan
langsung ke motor, dan tidak mempengaruhi motor induksi. DOL terdiri dari
perangkat pelindung serta kontak utama.
Konstruksi DOL Starter

DOL starter terdiri dari dua sakelar yaitu Hijau dan Merah di mana sakelar hijau
digunakan untuk menghidupkan dan sakelar merah digunakan untuk menghentikan
motor. DOL starter terdiri dari pemutus sirkuit (atau) MCCB, relai & kontaktor
berlebih untuk melindungi motor.

Dua sakelar motor mengontrol kontak. Motor dapat dihidupkan ketika kita menutup
kontak dengan menekan tombol hijau, dan tegangan listrik penuh keluar ke motor
induksi. Umumnya, kontaktor adalah kontaktor 3-pole atau kontaktor 4-pole.
Misalnya, kontaktor tipe 4 pole terdiri dari 3 kontak yang biasanya terbuka dan satu
tambahan atau berpegang pada kontak. 3 kontak NO digunakan untuk
menghubungkan motor induksi ke jalur supply Sedangkan kontak bantu digunakan
untuk meningkatkan coil kontaktor ketika tombol start dibuka.
Jika terjadi kesalahan, maka penahanan pada kontaktor dinonaktifkan. Oleh karena
itu, DOL starter memisahkan motor induksi dari catu daya.

DOL Starter Wiring

Pengkabelan atau koneksi DOL starter meliputi terutama empat bagian seperti kontak
utama, kontak normally open (NO), kontak normally closed (NC), dan koneksi coil
relai serta thermal overload relay.
Koneksi Kontak Utama

Koneksi kontak utama dapat dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah


berikut.

• Kontaktor dapat dihubungkan antara coil relai, thermal overload relai, dan
supply tegangan
• Kontaktor L1 terhubung ke R-phase menggunakan MCCB
• Kontaktor L1 terhubung ke Y-phase menggunakan MCCB
• Kontaktor L3 terhubung ke B-phase menggunakan MCCB

➢ Koneksi Kontak Normally Open (NO)

Koneksi kontak NO dapat dilakukan dengan menggunakan langkah-


langkah berikut.

• Kontak yang biasanya terbuka atau NO adalah dari 13 hingga 14


atau 53 hingga 54 titik kontaktor
• 53-titik kontaktor yang terhubung ke 94-Start Button & 54-titik
kontaktor terhubung ke Start wire atau stop switch umum.

➢ Koneksi Kontak Normally Closed (NC)

Kontak yang biasanya tertutup (NC) adalah 95 hingga 96


➢ Koneksi Coil Relay

Relay Coil (A1) menghubungkan ke setiap segmen supply & coil relai A2
terhubung ke Koneksi NC (95) dari thermal overload relai.

➢ Koneksi Relai Thermal Overload

Sambungan thermal overload relay dapat dilakukan dengan menggunakan


langkah-langkah berikut.

• T1, T2, dan T3 terhubung ke relai


• Relai ini terhubung antara motor dan kontaktor utama
• Koneksi relai yang normally closed ini terhubung ke stop switch dan
juga koneksi mutual to start switch atau stop switch.

Prinsip Kerja DOL Starter

Diagram kabel DOL starter 3 phase ditunjukkan di bawah ini. DOL starter
menyambungkan kabel utama 3 phase dengan motor induksi yaitu L1, l2 dan L3
ketika sakelar start ditekan. Secara umum, kerja DOL starter dapat dilakukan dalam
dua tahap yang berbeda yaitu rangkaian kontrol DOL starter dan rangkaian daya DOL
starter.

Rangkaian kontrol terpasang ke salah satu dari dua phase dan diaktifkan dari dua
phase saja. Setiap kali kita menekan sakelar start, maka arus akan mengalir melalui
rangkaian kontrol serta angin kontaktor juga. Kumparan kontaktor dapat didorong
oleh arus untuk membuat kontak ditutup, dan dengan demikian supply 3 phase
menjadi tersedia untuk motor induksi.

3 Komponen Motor Listrik


Ada beberapa komponen motor listrik yang lazim dijumpai.

1. Stator Coil
2. Rotor Coil
3. Main Shaft
4. Brush
5. Bearing
6. Drive pulley
7. Motor Housing

Fungsi Setiap Komponen Motor Listrik


Setiap komponen memiliki fungsi berbeda-beda. Berikut adalah fungsi dari setiap
komponen motor listrik.
1. Stator atau Armature Coil

Stator ini merupakan sebuah lilitan tembaga statis dan biasanya terletak untuk
mengelilingi sebuah poros utama. Fungsi dari stator ini yaitu untuk bisa
membangkitkan sebuah medan magnet yang terdapat di sekitar rotor.

Komponen ini diketahui terdiri dari beberapa lempengan besi. Lempengan tersebut
terlihat dililit oleh sebuah tembaga. Tembaga ini nantinya juga akan dihubungkan
dengan sebuah sumber arus. Jadi untuk lilitan tersebut nantinya akan dialiri oleh
sebuah arus listrik, sehingga akan menghadirkan kemagnetan di stator. Sebuah motor
pada umumnya mempunyai 3 buah stator coil. Hal tersebut tergantung dengan
kapasitas motor tersebut. Semakin banyak jumlah lilitan yang ada di kumparan maka
akan pastinya akan semakin besar pula medan kemagnetan yang nantinya akan
dihasilkan. Hal tersebut tentunya akan sangat mempengaruhi dari kecepatan motor.

2. Rotor Coil atau Komutator

Bagian ini juga terlihat sangat menyerupai stator. Untuk bedanya rotor ini merupakan
sebuah lilitan tembaga yang mempunyai sifat dinamis. Hal ini dikarenakan lilitan
tersebut terlihat menempel secara bersama main shaft ataupun ada poros utama
sebuah motor yang nantinya akan berputar.

Maka sama halnya dengan sebuah stator coil, maka semakin banyak dari jumlah
lilitan di rotor maka pasti akan semakin besar pula sebuah putaran yang nantinya akan
dihasilkan. Pada umumnya akan digunakan sebuah tembaga dengan sebuah diameter
yang sangat kecil. Ujung lilitannya pasti akan terhubung langsung dengan sebuah
rotor yang lainnya yang terletak di bagian ujung dari poros utama.

3. Main Shaft

Sebuah poros utama merupakan sebuah komponen logam yang terlihat memanjang
sebagai sebuah tempat untuk menempelnya beberapa dari komponen. Selain dari
komponen rotor coil, maka untuk komponen lainnya yang terlihat menempel di poros
ini yaitu komponen drive pulley. Pada umumnya untuk poros yang utama ini terbuat
dari sebuah bahan aluminium yang sangat anti karat. Selain itu untuk komponen
tersebut juga harus terus stabil di putaran serta suhu tinggi.

4. Brush

Brush merupakan sikat tembaga yang nantinya akan bisa menghubungkan sebuah
sumber arus dari litrik dengan sebuah rotor coil. Sikat tersebut akan menempel di
rotor kecil yang biasanya terletak pada ujung rotor utama. Gesekan yang akan terjadi
nantinya mengalirkan sebuah arus dengan menggunakan arah yang sama meskipun
rotor tersebut berputar. Brush inilah nantinya yang akan menyuplai arus serta masa
untuk sebuah rotor coil.

5. Bearing

Alat ini yang nantinya akan menghasilkan sebuah putaran, maka memang sangat
diperlukan sebuah komponen khusus. Hal ini nantinya yang akan dijadikan sebuah
bantalan supaya putaran tersebut berlangsung dengan sangat mulus. Inilah sebuah
fungsi dari bearing yaitu sebagai sebuah bantalan yang terdapat di antara permukaan
poros dengan sebuah motor housing. Bearing ini pada umumnya diketahui berbahan
sebuah aluminium yang mempunyai gaya gesek yang ringan. Sehingga hal tersebut
tidak akan bisa menghambat dari sebuah putaran motor.

6. Drive Pulley

Kumpulan komponen ini diketahui terletak pada ujung bagian dari luar poros utama.
Fungsinya yaitu untuk bisa mentransfer sebuah putaran motor untuk bisa menuju
komponen yang lainnya. Komponen ini pada umumnya diketahui berbentuk seperti
gear ataupun pulley. Siap untuk dihubungkan dengan sebuah komponen yang
memang perlu untuk digerakkan dengan menggunakan motor ini.

7. Motor Housing

Komponen ini berada dibagian luar dan berfungsi untuk melindungi semua bagian
motor listrik. Bisa dikatakan Motor Housing merupakan bagian terluar dari komponen
motor listrik sehingga bisa melindungi semua komponen yang ada didalamnya.

C. PENENTUAN PENGAMAN MOTOR LISTRIK

Dalam menentukan besar pengaman/proteksi pada motor listrik dibutuhkan data


nameplate dari suatu motor, sehingga kita dapat menentukan, menghitung besar
pengaman yang sesuai untuk mengamankan instalasi motor tersebut. Beberapa istilah
yang harus dipahami sebelum menentukan pengaman pada suatu motor adalah
memahami istilah In (Arus Nominal). Arus nominal atau kapasitas arus adalah arus
kerja alat listrik atau komponen atau mesin listrik sehingga dapat bekerja normal
tanpa mengalami gangguan atau efek apapun. Istilah lebih sederhananya adalah arus
yang tertera dinameplate motor listrik tersebut.

Arus lebih adalah arus yang melebihi arus nominal yang dapat menyebabkan
gangguan kerja pada alat, komponen atau mesin listrik yang disebabkan oleh :

1. Beban lebih (Overload)


2. Hubung singkat (Short Circuit)

Adapun langkah-langkah menentukan besar pengaman dan proteksi instalasi motor


listrik antara lain:
i. Data Nameplate Motor Listrik
Memahami nameplate motor adalah langkah awal sebelum menentukan besar
pengaman yang akan digunakan.

Berikut Contoh nameplate motor listrik.

Gambar 1 nameplate FAMOZEPRO

Spesifikasi motor berdasarkan nameplatenya :


Tegangan = 20/380 V
Arus Listrik = 8.8/5.09 ampere (In = 8,8 A)
Daya P = 2.2 kW
Cos ∅ = 0.81
Sambungan =∆/Y
Indeks Proteksi = 55
Phase = 3 ph
Frekuensi = 50Hz
Putaran per menit (RPM) = 1420 r/min

ii. Single Line Diagram Rangkaian Daya


Dalam memasang instalasi tenaga listrik, diperlukan membuat gambar
diagram daya tunggal dengan menggunakan symbol yang standart.
Gambar 2 Single Line Diagram

Dari gambar tersebut dibuat sesuai dengan nameplate yang telah dicantumkan
dan dianalisis keterangan spesifikaisnya pada bagian sebelumnya.
iii. Rancangan Komponen
1. Pengaman Jaringan (MCB)
Untuk menentukan besar MCB yang digunakan adalah dengan
menggunakan ketentuan dari Gambar 1 Namplate FAMOZEPRO
Nilai Minimum = 1,25 x In (In = 8,8 ampere)
= 1,25 x 8,8 ampere
= 11 ampere ( minimal 16 ampere )
Nilai Maksimum = 2,5 x In (In = 8,8 ampere)
= 2,5 x 8,8 ampere
= 22 ampere ( minimal 25 ampere )
Dari tabel 7.3.1 data MCB 3 phase berada direntang 16 A sampai 20 A.
Dalam kasus ini nilai maksimal MCB adalah 20 A, jika diyakini beban
yang akan diberikan adalah maksimal.

2. Kontaktor
Spesifikasi kontaktor yang akan dipasang lebih besar dari arus nominal
motor (I kontaktor > In) atau sama dengan arus nominal diatas yaitu 20
A, atau sama dengan daya motor berdasarkan nameplate diatas 2,2 kW,
jadi kontaktor minimal 2,2 kW. Kontaktor mempunyai kontak bantu
NO dan NC yang terbuat dari bahan perak yang sangat sensitif terhadap
adanya busur api dan batas temperature yang diijinkan (fungsi arus
listrik).

3. Jenis dan Penampang Kabel


Sesuai dengan data nameplate motor yang saya peroleh, maka kabel
dipasang di dalam pipa. Jadi berdasarkan dengan PUIL tabel 7.3.1 MCB
yang digunakan yaitu sebesar 20 A 3 ph, maka penampang kabel yang
digunakan adalah 3C x 4 mm2 menggunakan kabel NYY untuk
rangkaian daya motor listrik 3 phase dan kabel NYAF 1,5 mm2 untuk
rangkaian kontrol.

4. Pengaman Motor Thermal Over Load Relay (TOR)


Pengaman motor yang digunakan adalah Thermal Overload Relay
(TOR). Thermal Overload Relay (TOR) TOR digunakan untuk
mengamankan motor (kumparan motor). Didalam TOR terdapat bimetal
sebagai alat untuk memutuskan apabila terjadi panas akibat beban arus
dari beban lebih. Bimetal akan membengkok bila terjadi panas yang
berlebih. Pemasangan TOR dipasang secara seri dengan motor listrik.
Untuk menentukan besarnya TOR yang akan dipasang pada motor
listrik, maka TOR harus diset arusnya sebesar arus nominal motor (I tor
= In motor) berdasarkan nameplate motor FAMOZEPRO diatas TOR
harus diset sebesar 8,8 A. Untuk menset arus pada TOR dilakukan
dengan cara memutar obeng minus ke angka 8,8 atau mendekati angka
8,8 A.

5. Sambungan Kumparan Motor


Sambungan kumparan motor terbagi menjadi dua yaiu sambungan
bintang (star) dan segitiga (delta). Sambungan kumparan motor harus
sesuai antara spesifikasi motor dengan tegangan sumber listrik yang
tersedia.

a. Membuat Single Line Diagram Motor

b. Menentukan Besar Arus Nominal Motor


𝑃
𝐼𝑛 =
𝑉 𝑥 𝐶𝑜𝑠 Ø 𝑥 √3
Keterangan :
In = Arus Nominal Motor
P = Daya Motor Listrik 3 ph (Watt) = 2,2 kW
V = Tegangan sumber (Volt) = 380 Volt
Cos Ø = 0.81
c. Menentukan Besar Pengaman
d. Rangkaian Kontrol Starting DOL
D. ALAT DAN BAHAN
1. Nameplate Motor 3 Phasa
Bahan / material yang dibutuhkan untuk percobaan sesuai dengan rangakaian
percobaan.

Bahan / material
No. Nama Material Jumlah Unit

1. MCB 3 Phase 1 Buah


2. MCB 1 Phase 1 Buah
3. Motor 3 Phase 1 Buah
Push Button Normally Close 1 Buah
4.
(NC)
Push Button Normally Open 1 Buah
5.
(NO)
6. Lampu Indikator
- Hijau 1 Buah
- Kuning 1 Buah
7. Kabel NYAF
- 1,5 mm2 1 Lot
- 4 mm2 1 Lot
8. Kabel NYY 3C x 4 mm2 1 Lot
9. Pipa Conduite 1 Lot
10. Kontaktor 1 Buah
11. Thermal Overload Relay (TOR) 1 Buah

Alat :

No. Nama Alat Jumlah Unit

1. Tang potong 1 Buah


2. Tang kombinasi 1 Buah
3. Tang Cucut 1 Buah
4. Tang pengupas kabel 1 Buah

5. Obeng ± 1 Buah
6. Multi meter 1 Buah
7. Test Pen 1 Buah

E. KESIMPULAN
1. Untuk menentukan besar pengaman motor dari MCB, kontaktor, TOR dan besar
penampang/KHA pada rangkaian kontrol motor dibutuhkan perhitungan yang
didasarkan pada arus nominal motor (In).
2. Pengaman atau proteksi motor sangat penting karena berfungsi mengamankan
kumparan motor dari bahaya rusaknya motor/terbakarnya kumparan motor.
3. Hubungan pada terminal motor harus dipasang sesuai dengan kemampuan
tegangan kumparan motor.
4. Ukuran penampang kabel untuk rangkaian kontrol digunakan penampang kabel
yang lebih kecil penampangnya dan disesuaikan dengan besar arus nominal
nameplate motor (KHA kabel minimal = 1,25 x In (8,8 A)) berdasarkan hasil
perhitungan dan table penghantar yaitu jenis NYY 3C x 4 mm2 untuk rangkaian
daya motor listrik 3 phase dan kabel NYAF 1,5 mm2 untuk rangkaian control
starting DOL.
F. DAFTAR PUSTAKA
http://repositori.kemdikbud.go.id/10240/1/instalasi%20motor%20listrik%20semester
%203.pdf
https://fsagung.blogspot.com/2015/03/pengertian-prinsip-kerja-konstruksi-kelemahan-
kelebihan-motor-listrik-3-phase.html
https://vtconline.co.id/komponen-motor-listrik/1197/
https://abdulelektro.blogspot.com/2019/11/apa-itu-direct-online-starter-dol.html
http://blog.unnes.ac.id/crowds/instalasi-motor-listrik/

Anda mungkin juga menyukai