Anda di halaman 1dari 65

TROUBLESHOOTING &

PERENCANAAN PEMELIHARAAN
ELECTRIC MOTOR

MUHAMMAD HASYIM PRIBADI


INSTRUKTUR LISTRIK
ELECTRIC MOTOR
ELECTRIC MOTOR
• Motor listrik beroperasi berdasar prinsip induksi elektromagnet. Motor listrik
memiliki medan magnet statis, atau disebut stator, dengan winding (lilitan)
terhubung ke konduktor suplai, dan magnet putar.
• Pada motor listrik, tidak ada hubungan elektris antara stator dan rotor. Medan
magnet yang dihasilkan di lilitan stator menginduksi tegangan di rotor motor
• Saat terjadi masalah pada motor listrik, stator (lilitan statis) seringkali timbul
kerusakan dan harus diperbaiki atau diganti.
• masalah pada stator biasanya disebabkan salah satu dari beberapa hal berikut :
- kegagalan salah satu phase pada motor tiga phase
- overloading (beban lebih)
- moisture ( uap air)
- menurunnya isolasi
- worn bearing (kerusakan bearing)
MEDAN MAGNET PUTAR
Pada motor-motor tiga
fasa pada statornya
terdapat tiga gulungan
yang satu sama lainnya
ditempatkan dengan
0
kisar 120 listrik.
Gulungan gulungan ini
disebut gulungan fasa
motor, berfungsi untuk
membangkitkan medan
magnit putar pada inti
stator.
MEDAN MAGNET PUTAR
 Ketiga gulungan dapat dihubungkan dalam bentuk segitiga atau bintang
berdasarkan tegangan kerja dari gulungan fasa motor dan tegangan supply
yang tersedia.
 Bila ketiga gulungan fasa diberi supply lisrtrik tiga fasa, maka pada inti
stator akan berbentuk medan magnit putar yang berputar dengan
kecepatan sinkron (Ns).
 Besarnya keepatan sinkron ini sebanding dengan frekuensi arus supply dan
berbanding terbalik dengan jumlah kutubnya.

Dimana :
 f : frekuensi arus supply (Hz)
 p : jumlah kutub motor
MEDAN MAGNET PUTAR

Pada kedudukan 1, harga arus A


nol, harga arus B negatip, dan
harga arus C positip, sehingga
membentuk kutub magnet di fasa
B dan fasa C. Medan magnet yang
terbentuk bergerak meninggalkan
kutub-kutub B1 dan C menuju ke
kutub-kutub C1 dan B. Karena
medan magnet B dan C
amplitudonya sama, maka medan
magnet resultan akan berada di
antara dua medan.
MEDAN MAGNET PUTAR

Pada kedudukan 2, gelombang


arus yang masuk fasa A dan B
adalah sama dan berlawanan,
sedangkan arus fasa C nol, dan
medan magnet resultan telah
0
berputar 60 listrik.
Dari kedudukan 1 sampai 7, dapat
dilihat bahwa medan magnet
resultan berputar satu putaran
untuk setiap siklus arus bolak
balik yang disuplai ke stator. Hal
ini menunjukkan bahwa medan
magnet stator berputar.
PRINSIP KERJA MOTOR INDUKSI
Apabila sumber tegangan tiga fasa disambungkan pada ujung kumparan
stator maka akan timbul medan putar dengan kecepatan :

Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor,
akibatnya pada kumparan rotor akan timbul tegangan induksi (ggl) sebesar :

Dimana :
E2S = adalah tegangan induksi pada saat rotor berputar
PRINSIP KERJA MOTOR INDUKSI
Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, maka ggl (E) akan
menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) di dalam medan magnet menimbulkan
gaya (F) pada rotor. Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor
yang cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah
dengan medan putar stator. Tegangan induksi timbul oleh karena
terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar
tegangan teriduksi diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan
medan putar stator (NS) dengan kecepatan putaran rotor (NR).
Perbedaan kecepatan putaran NR dan NS disebut slip (S) dinyatakan dengan :
PRINSIP KERJA MOTOR INDUKSI
Bila NR = NS, tegangan tidak akan terinduksi dan arus
tidak mengalir pada kumparan jangkar rotor, dengan
demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel motor akan
ditimbulkan apabila NR lebih kecil dari NS.

Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga


sebagai motor tak serempak atau asinkron.

Berubah-ubahnya kecepatan rotor (NR) mengakibatkan


berubahnya harga slip dari 100 % pada saat start sampai
0 % pada saat motor diam (NS = NR).
TROUBLESHOOTING ELECTRIC MOTOR
• Untuk mendeteksi kegagalan motor listrik, lilitan motor biasanya dilakukan
pengetesan ground fault, open, short, dan reverse. Metode yang tepat untuk
melakukan pengetesan ini tergantung pada jenis motor.
• Istilah kelistrikan troubleshooting motor listrik yaitu :
- ground : lilitan disebut grounded atau tertanahkan, yaitu saat pada lilitan
tersebut timbul kontak listrik dengan frame body motor. Penyebab yang biasa
muncul termasuk baut pada penutup body motor (end plates) yang menyentuh
lilitan motor; kawat menekan pelat pada sudut salah satu sudut slot ; atau
centrifugal switch (saklar sentrifugal) tertanahkan ke satu sisi penutup motor.
- open circuit : sambungan yang terkontaminasi debu atau kendor, bisa juga
kawat yang putus dapat menyebabkan open circuit pada motor listrik.
TROUBLESHOOTING ELECTRIC MOTOR
• Istilah kelistrikan troubleshooting motor listrik yaitu :
- short : Jika terjadi hubungan listrik antara dua atau lebih belitan pada lilitan
motor. Kondisi ini dapat timbul di lilitan baru jika lilitan terlalu kencang
dan sedikit pemukulan diperlukan untuk menempatkan kawat pada
posisinya. pada kasus lain, panas berlebih disebabkan overload akan
berakibat menurunnya kualitas isolasi dan menyebabkan short. Short
circuit sering dideteksi dengan mengamati munculnya asap dari lilitan
saat motor beroperasi, atau jika motor menarik arus berlebihan pada
saat kondisi tanpa beban.
PERALATAN UNTUK MAINTENANCE MOTOR LISTRIK
PERALATAN UNTUK MAINTENANCE MOTOR LISTRIK
TROUBLESHOOTING ELECTRIC MOTOR
1. Grounded Coil (kumparan tertanahkan)

Lilitan disebut grounded atau


tertanahkan, yaitu saat pada lilitan
timbul kontak listrik dengan frame body
motor. Penyebab yang biasa muncul
termasuk baut pada penutup body
motor (end plates) yang menyentuh
lilitan motor; kawat menekan pelat pada
sudut salah satu sudut slot. Kumparan
yang tertanahkan di lilitan motor pada
umumnya menyebabkan trip berulang
pada CB.
TROUBLESHOOTING ELECTRIC MOTOR
1. Grounded Coil (kumparan tertanahkan)
Untuk pengujian grounded coil menggunakan
continuity tester :
1. Buka dan amankan (lock out) peralatan
pemutus arus (deenergized)
2. Tempatkan probe test lead pada body
motor dan probe lainnya pada tiap
kumparan power yang dialiri arus suplai.
Jika terjadi grounded coil pada salah satu
titik dari kumparan, lampu pada continuity
tester akan menyala, atau indikasi display
meter menunjukkan nilai tak hingga
(infinity).
TROUBLESHOOTING ELECTRIC MOTOR
1. Grounded Coil (kumparan tertanahkan)

Penggunaan continuity tester :


3. Untuk motor tiga phase, uji pada tiap phase secara terpisah, dengan sebelumnya
melepas hubungan star atau delta pada sambungan motor.
4. Moisture (uap air) seringkali terdapat pada isolasi motor yang sudah tua
menyebabkan resistans tinggi ke tanah yang sukar dideteksi dengan tes lampu.
Megger dapat digunakan untuk mendeteksi nilai tersebut.
5. Test lilitan jangkar dan komutator ke ground dengan cara yang sama.
6. Pada beberapa motor, brush holder di tanahkan pada end plate. sebelum
pengujian ground pada lilitan jangkar, angkat brush dari komutator.
TROUBLESHOOTING ELECTRIC MOTOR
2. Shorted Coil (Hubung singkat pada kumparan)

Hubung singkat antar belitan pada kumparan


akibat dari kegagalan isolasi dari kawat lilitan.
Terjadi jika lilitan baru terlalu kencang dan sedikit
pemukulan diperlukan untuk menempatkan
kawat pada posisinya.
Panas berlebih disebabkan overload akan
berakibat menurunnya kualitas isolasi dan
menyebabkan short.
Short circuit sering dideteksi dengan mengamati
munculnya asap dari lilitan saat motor beroperasi,
atau jika motor menarik arus berlebihan pada
saat kondisi tanpa beban
TROUBLESHOOTING ELECTRIC MOTOR
2. Shorted Coil (Hubung singkat pada kumparan)
Cara : menggunakan growler dan kepingan besi tipis.
1. Tempatkan growler pada inti, dengan kepingan
tipis besi berjarak satu jangka dari pusat growler.
2. Tes kumparan dengan menggerakkan growler
disekitar bore dari stator dan selalu perhatikan
jarak kepingan besi dijaga dengan jarak yang
tetap sama jauh dengannya.
3. Jika ada kumparan yang memiliki satu atau lebih
hubung singkat antar belitan, kepingan besi akan
bergetar cepat menyebabkan suara berdengung
keras. Dengan merunut lokasi pada dua slot
dimana besi bergetar, akan ditemukan kumparan
yang terhubung singkat.
TROUBLESHOOTING ELECTRIC MOTOR
3. Open Circuit (Hubung buka pada kumparan)
Saat satu atau lebih kumparan
menjadi terhubung buka karena
terputusnya belitan atau sambungan
yang kendor pada end connection
(sambungan akhir), dapat diuji juga
dengan continuity tester. jika tes ini di
lakukan pada akhir dari tiap belitan
kumparan, gejala open circuit dapat
dideteksi dengan kondisi lampu yang
tidak menyala. pisahkan koneksi dari
tiap kumparan dan lakukan
pengujian tiap group kumparan
secara terpisah.
TROUBLESHOOTING ELECTRIC MOTOR
4. Reversed Coil Connection (Koneksi kumparan terbalik)
Menyebabkan arus mengalir pada arah yang
salah. Menimbulkan suara noise dan vibrasi
berlebihan.
Lokasi dapat diketahui menggunakan kompas
magnetik dan sumber power DC :
1. Atur sumber DC untuk sekitar seperempat
hingga seperenam arus full load dengan probe
lead ditempatkan di kedua ujung lilitan.
2. Jika lilitan tiga phase terhubung bintang,
letakkan probe lead pada pusat sambungan
dan di ujung kumparan lain. Jika delta, lepas
titik hubungan dan uji tiap phase terpisah.
TROUBLESHOOTING ELECTRIC MOTOR
4. Reversed Coil Connection (Koneksi kumparan terbalik)
3. Letakkan kompas didalam stator, uji tiap grup kumparan pada phase tersebut.
Jika salah satu phase terhubung secara benar, jarum kompas akan membalik arah
pada saat kompas digerakkan dari satu grup kumparan ke grup kumparan yang
lain. dan jika salah satu kumparan terbalik, kumparan yang terbalik akan
membuat medan magnet yang berarah kebalikan dari yang lain, hal tersebut
menyebabkan efek pengimbang yang ditunjukkan dengan jarum kompas
menolak untuk menunjuk kesatu arah tertentu pada group tersebut.
4. Saat keseluruhan grup kumparan terbalik, aliran arus berada pada arah yang
salah pada semua grup tersebut. Pengujian untuk kegagalan ini dilakukan
dengan cara yang sama dengan pengujian kumparan terbalik. Magnetisasi
kumparan dengan suplai DC, dan ketika jarum kompas dilewatkan disekitar grup
kumparan, jarum harusnya menunjukkan kutub Utara-Selatan, Utara-Selatan
dan seterusnya
TROUBLESHOOTING ELECTRIC MOTOR
5. Reversed Phase (Phase terbalik)
Kadangkala pada lilitan tiga phase, sebuah phase terbalik
karena mungkin diawali salah mengambil lilitan atau
kesalahan koneksi disalah satu kumparan saat pembuatan
koneksi delta atau bintang.
1. Hubungan delta :
lepaskan salah satu titik dimana beberapa phase
terhubung bersama dan lewatkan arus melalui ketiga
kumparan yang tersusun seri. Letakkan kompas
didalam stator dan uji tiap grup kumparan dengan
secara perlahan menggerakkan kompas satu putaran
penuh disekeliling stator. Pembalikan jarum kompas
selama pergerakan kompas satu putaran penuh harus
terjadi sebanyak tiga kali jumlah kutub kumparan
motor.
TROUBLESHOOTING ELECTRIC MOTOR
5. Reversed Phase (Phase terbalik)
2. hubungan wye :
Pada hubungan wye, hubungkan ketiga ujung lilitan
menjadi satu dan letakkan pada salah satu terminal
sumber DC, kemudian hubungkan terminal sumber DC
yang lain pada titik bintang, sehingga akan dilalui arus
pada ketiga lilitan secara pararel. Pengujian dengan
kompas dengan cara yang sama seperti hubungan delta.
Hasil pengujian harus menunjukkan hasil yang sama juga.
Pengujian untuk reversed phase ini diaplikasikan pada lilitan
full pitch saja. jika lilitan berjenis fractional pitch, visual check
yang detil harus dilakukan untuk menentukan apakah ada
reversed phase atau kesalahan dalam melakukan hubungan
bintang atau delta.
TROUBLESHOOTING ELECTRIC MOTOR
Gejala Kemungkinan Penyebab Tindakan / Item yang diperiksa
kebocoran minyak retak atau kerusakan pada ganti plug
dari 'overflow plug’ overflow plug
tutup plug kurang kencang kencangkan plug atau lengkapi dengan gasket
motor kotor ventilasi tertutup, ujung bersihkan motor dan potong komutator.
kumparan tertutup dengan Bersihkan dan perbaiki kumparan dengan
debu isolasi varnish yang bagus.

bearing dan bracket terkotori bersihkan dan cuci dengan cairan pembersih
debu
motor basah terkena tetesan air usap motor dan keringkan dengan udara
panas yang disirkulasi melalui motor. Pasang
kanopi yang menutupi motor untuk
perlindungan.
TROUBLESHOOTING ELECTRIC MOTOR
Gejala Kemungkinan Penyebab Tindakan / Item yang diperiksa
Motor basah terendam dalam air lepas bagian bagian motor dan bersihkan.
Panaskan kumparan pada oven di suhu 105 C
selama 24 jam atau hingga resistans ke tanah
mencukupi. Pertama yakinkan bushing comutator
di bersihakan dengan air.

motor gagal start saluran belum tersambung saklar terbuka, terminal putus

power mati periksa sambungan power ke starter, cek


kontak di starter
TROUBLESHOOTING ELECTRIC MOTOR
Gejala Kemungkinan Penyebab Tindakan / Item yang diperiksa
motor tidak Overload cek bearing untuk melihat kondisinya.
mencapai rating Cek beban jika beban berlebih atau gesekan
kecepatan resistansi starting tidak bagus periksa starter, kesalahan mekanik atau listrik

tegangan terlalu rendah ukur tegangan, bandingkan dengan nameplate

Motor running terlalu Tegangan dibawah tegangan Cek tegangan dan koreksi sesuai Nameplate
lambat secara terus rating
menerus Motor beroperasi dingin (motor Motor mungkin running 20 % lambat karena
operates cold) beban ringan. Pasang motor yang lebih kecil
Beban lebih (overload) Cek bearing motor dan pemutar, gesekan
berlebih pada pemutar (drive)
Pada jangkar memiliki Perbaiki jangkar dan kembalikan ke kondisi
kumparan short atau batang yang bagus
komutator short
TROUBLESHOOTING ELECTRIC MOTOR
Gejala Kemungkinan Penyebab Tindakan / Item yang diperiksa
Motor terlalu panas Terbeban lebih, menarik arus Kurangi beban dengan mengurangi kecepatan
25 - 50% diatas arus rating atau pemakaian gear pada pemutar.
Tegangan diatas rating Motor memutar beban diatas rating speed
memerlukan hp berlebih. Kurangi tegangan
Ventilasi udara tidak Lokasi motor harus dipindah
mencukupi
Menarik arus berlebih karena Perbaiki kumparan jangkar atau pasang
kumparan short kumparan baru
pentanahan di jangkar seperti Letakkan pentanahan dan perbaiki atau gulung
dua pentanahan yang dengan set kumparan baru
menyebabkan short
Jangkar menggesek muka Cek wadah atau tumpuan untuk membuat rotor
kutub karena pusat rotor center. Dan tentukan kondisi dari bearing jika
bergeser menyebabkan friksi memerlukan penggantian
dan arus berlebih
TROUBLESHOOTING ELECTRIC MOTOR
Gejala Kemungkinan Penyebab Tindakan / Item yang diperiksa
Jangkar panas Lilitan Inti panas di satu titik Kadangkala full slot metal wedges telah
medan panas menunjukkan loss iron yang digunakan untuk balancing. Hal ini harus
tinggi dipindah dan cara lain untuk balancing
diinvestigasi
Punching tidak terisolasi. Motor yang running tanpa beban akan
Punching telah dibelokkan atau mengindikasikan inti panas dan menarik arus
band grooves machined di inti. jangkar tanpa beban yang tinggi.
Mesin slot Ganti inti dan gulung jangkar. Jika diperlukan
untuk menambah band grooves grind kedalam
inti.
Cek suhu pada inti dengan thermometer agar
tidak melebihi 900C
TROUBLESHOOTING ELECTRIC MOTOR
Gejala Kemungkinan Penyebab Tindakan / Item yang diperiksa
Jangkar panas Lilitan Ventilasi tidak cukup Cek seperti kondisi pada motor panas
medan panas
Tegangan terlalu tinggi Cek dengan meter dan thermometer danatur
nilai tegangan seperti pada Nameplate
Belitan short atau tertanahkan Perbaiki atau ganti dengan kumparan baru

Resistan tiap kumparan tidak Cek tiap kumparan satu persatu, jika
sama nilairesistan melebihi toleransi 10% lakukan
penggantian kumparan.
Ventilasi tidak cukup Cek seperti pada kondisi motor panas
Kumparan tidak cukup besar Kumparan harus diganti jika ruangan dimotor
untuk meradiasikan losses masih memungkinkan penggantian kumparan
daya lebih besar
TROUBLESHOOTING ELECTRIC MOTOR
Gejala Kemungkinan Penyebab Tindakan / Item yang diperiksa
Jangkar panas Lilitan Jangkar tidak balance Ganti dan lakukan balancing motor
medan panas Misalignment Alignment ulang motor dan beban
Pulley kendor Kencangkan pulley pada shaft atau sesuai kan
eccentric pulley
Sabuk belt atau rantai kendor Atur kekencangan belt
Gear dan pinion tidak menggigit Align ulang, atau ganti part
Sempurna
Kopling unbalance Balancing ulang kopling
Shaft bengkok Ganti atau luruskan shaft
Pondasi kurang kokoh Keraskan tempat mounting
Motor dipasang longgar Kencangkan baut mounting
Kaki motor tidak rata Tambahkan shim dibawah kaki motor hingga
sama rata
TROUBLESHOOTING ELECTRIC MOTOR
Gejala Kemungkinan Penyebab Tindakan / Item yang diperiksa
Motor bersuara Pemasangan support motor Kencangkan baut pondasi
berisik kurang kencang
Pondasi bergaung Lapisi sisi bawah dengan material kedap suara

Frame tertarik, tegang Tambahkan shim sehingga mounting rata

Armature menghantam Ganti inti pada armature


sehingga longgar
Armature menggesek Center ulang dengan penggantian bearing atau
permukaan memindahkan tumpuan
Dengungan magnetik Hubungi pabrikan
Sabuk belt kendor Sesuaikan tegangan belt
TROUBLESHOOTING ELECTRIC MOTOR
Gejala Kemungkinan Penyebab Tindakan / Item yang diperiksa
Motor bersuara berisik Sabuk belt kendor Sesuaikan tegangan belt
Arus beban yang berlebih Periksa kemungkinan terjadi short atau grounded coil
Vibrasi mekanis Periksa table penyebab vibrasi
Bearing bersuara Cek alignment, pembebanan bearing dan lubrikasi
Aplikasi yang salah Ganti tipe ukuran, konsultasikan dengan pabrikan
Motor overload Kurangi beban
Tegangan motor rendah Lihat nameplate tegangan
Hubung buka Cek sekring, CB, overload relay, starter dan pushbutton
Control resistans yang tidak sesuai Cek sekuen control, ganti resistor rusak, perbaiki sirkuit
pada motor jenis wound rotor yang open circuit
Satu phase terbuka Konek ulang phase yang terbuka
Motor mungkin overload Kurangi beban
Kerusakan pada rotor Periksa jika ada bar yang patah atau ring rusak
Koneksi coil stator kurang baik Pindahkan ‘end bell’
TROUBLESHOOTING ELECTRIC MOTOR
Gejala Kemungkinan Penyebab Tindakan / Item yang diperiksa
Motor running kemudian Power failure Periksa sambungan kendor, fuse dan control
diam
Motor tidak berputar Tidak diaplikasikan dengan benar Konsultasikan dengan supplier untuk tipe yang sesuai
pada kecepatan rating
Tegangan terlalu rendah pada Gunakan tap trafo yang lebih tinggi atau
terminal motor karena drop tegangan kurangi beban
saluran
Jika jenis wound rotor, control Betulkan control sekunder
operasi yang tidak sesuai dari
resistan sekunder
Beban starting terlalu tinggi Cek beban motor yang mungkin ada saat start

Pull in torsi rendah pada motor Ganti resistan starting rotor atau ganti desain rotor
sinkron
TROUBLESHOOTING ELECTRIC MOTOR
Gejala Kemungkinan Penyebab Tindakan / Item yang diperiksa
Motor running kemudian Power failure Periksa sambungan kendor, fuse dan control
diam
Motor tidak berputar Tidak diaplikasikan dengan benar Konsultasikan dengan supplier untuk tipe yang sesuai
pada kecepatan rating
Tegangan terlalu rendah pada Gunakan tap trafo yang lebih tinggi atau
terminal motor karena drop tegangan kurangi beban
saluran
Jika jenis wound rotor, control Betulkan control sekunder
operasi yang tidak sesuai dari
resistan sekunder
Beban starting terlalu tinggi Cek beban motor yang mungkin ada saat start

Pull in torsi rendah pada motor Ganti resistan starting rotor atau ganti desain rotor
sinkron
TROUBLESHOOTING ELECTRIC MOTOR
TROUBLESHOOTING MOTOR SPLIT PHASE
Permasalahan motor split phase gagal
start :
- bearing yang terlalu kencang
- worn bearing, menyebabkan rotor
menggores stator.
- shaft rotor yang bengkok.
- satu atau kedua bearing lepas
alignmentnya.
- open circuit di lilitan starting atau
lilitan running.
- kerusakan pada saklar centrifugal
- koneksi yang tidak benar pada salah
satu lilitan.
- satu lilitan atau lebih tertanahkan.
- short antara dua lilitan.
TROUBLESHOOTING MOTOR SPLIT PHASE

1. Bearing yang terlalu kencang atau worn bearing : bisa disebabkan karena kegagalan
sistem pelumasan, akan beroperasi pada kondisi tetap panas jika shaft tidak dijaga
dan dilumasi dengan baik. jika bearing usang terlalu parah sehingga menyebabkan
rotor menggesek stator, akan menyebabkan motor gagal start. Hal ini akan
menimbulkan bekas gesekan pada stator dan dapat dengan mudah diamati saat
motor dibongkar dan rotor dilepas dari motor.
2. Shaft rotor bengkok dan bearing tidak alignment : bengkoknya shaft menyebabkan
rotor terjepit pada satu posisi tetapi kemudian bergerak bebas hingga kembali ke
posisi terjepit tadi. Pengujian untuk shaft bengkok dilakukan dengan menempatkan
rotor diantara pusat pada sebuah alat bubut (lathe), memutar rotor perlahan
sedangkan tool atau alat marker diletakkan pada dekat ke permukaan rotor. jika
rotor berjalan seret, ada indikasi shaft bengkok. Bearing yang tidak alignment
biasanya disebabkan oleh pengencangan baut penutup casing motor yang tidak pas.
TROUBLESHOOTING MOTOR SPLIT PHASE

3. open circuit dan kerusakan pada saklar centrifugal : sirkuit putus baik baik pada
lilitan starting atau lilitan running kumparan menyebabkan motor gagal start.
Kegagalan ini dapat diketahui dengan menguji ujung awal dan akhir dari tiap lilitan
dengan test lampu atau ohmmeter. Kerusakan pada saklar centrifugal biasanya
disebabkan karena kotoran atau bahan asing yang masuk kedalam saklar. saklar
harus secara menyeluruh dibersihkan dengan cairan pembersih kemudian diperiksa
jika ada pegas yang lemah atau patah. Jika lilitan terletak pada rotor, sikat (brushes)
kadangkala macet di holdernya, menyebabkan kegagalan terjadinya kontak yang
sempurna dengan slip ring. Hal ini menyebabkan percikan pada brushes. Juga ada
kemungkinan dimana rotor tidak akan bisa distart hingga diposisi yang cukup jauh
dimana brush kontak pada ring. Brush holder harus dibersihkan dan brush secara hati
hati ditempatkan sehingga dapat bergerak lebih bebas dengan gesekan minimum
antara brush dengan holder
TROUBLESHOOTING MOTOR SPLIT PHASE

4. Reversed connection dan ground : reversed connection disebabkan penyambungan yang tidak
sempurna pada kumparan atau grup kumparan. Sambungan yang salah dapat ditemukan dan
diperbaiki dengan melakukan pengecekan secara teliti pada sambungan dan rekoneksi pada
kumparan yang diketahui ada kesalahan. Pengujian kompas dengan sumber power DC dapat
digunakan untuk menemukan reversed coil. Pengujian lilitan starting dan lilitan running secara
terpisah, pemberian arus DC hanya pada satu lilitan pada tiap waktu. Jarum kompas seharusnya
menunjukkan kutub yang bolak balik disekitar lilitan. Pegoperasian motor yang tertanahkan pada
lilitan akan tergantung pada dimana pentanahan terjadi dan apakah frame motor juga tertanahkan.
Jika frame tertanahkan, kemudian kapan ground muncul pada lilitan, hal ini biasanya akan memutus
fuse atau trip pada peralatan perlindungan arus lebih. Pengujian untuk gangguan tanah dapat
dilakukan dengan test lampu atau continuity tester. Satu ujung probe penguji diletakkan pada frame
dan ujung yang lain pada lilitan. Jika tidak terjadi gangguan tanah, lampu tidak akan menyala atau
tidak ada indikasi continuity pada meter. Sebaliknya jika lampu tester menyala atau meter
menunjukkan adanya continuity, berarti pada motor terjadi gangguan ke tanah, disebabkan
kegagalan pada isolasi motor disuatu tempat.
TROUBLESHOOTING MOTOR SPLIT PHASE
5. short circuit : hubung singkat antara dua lillitan dapat diketahui dengan penggunaan
test lampu atau juga continuity tester. Dengan menempatkan satu ujung probe
tester pada kawat lilitan starting dan ujung satunya pada lilitan running yang lain.
Jika kumparan memiliki isolasi yang bagus, lampu tidak akan menyala. tetapi jika
menyala, ada indikasi tejadi hubung singkat atau gangguan tanah antara lilitan.
Kondisi tersebut menyebabkan bagian dari lilitan starting akan terbakar. Lilitan
starting selalu dibelitkan diatas lilitan running, sehingga kerusakan pada lilitan
starting dapat dengan mudah dipindahkan dan diganti tanpa mengganggu lilitan
running.
MAINTENANCE MOTOR LISTRIK

Cara mengidentifikasi proses degradasi pada rotating equipment :


1. Monitoring perubahan getaran
2. Monitoring perubahan konsumsi daya
3. Monitoring perubahan temperatur
4. Monitoring perubahan tingkat kebisingan
5. Monitoring perubahan unjuk kerja operasi
6. Monitoring perubahan komposisi kimiawi
7. Monitoring perubahan debit
MAINTENANCE MOTOR LISTRIK
Preventif Maintenence

a. Current Check

43
MAINTENANCE MOTOR LISTRIK
Preventif Maintenence
b. Insulation Resistance Check

TEGANGAN KERJA MESIN LISTRIK V - TEST


Mesin Listrik tegangan kerja 240 – 2400 V 500 V dc
Mesin Listrik tegangan kerja 3000 – 4800 V 2500 V dc
Mesin Listrik tagangan kerja 5200 – 13800 V 2500 atau 5000 V dc
Semua mesin DC 500 V dc
Semua winding rotor dengan tegangan > 100 500 V dc, Max 1000 V
V dc

Standard (IEEE Std P43-2000)

44
MAINTENANCE MOTOR LISTRIK
Preventif Maintenence
b. Insulation Resistance Check
Lower than 1.0 Dangerous

1.0 to 1.4 Poor

Pengujian Polarisation Index (PI) : 1.5 to 1.9 Questionable


Pengukuran 10 menit / Pengukuran 1 menit
2.0 to 2.9 Fair

3.0 to 4.0 Good

Over than 4.0 Excellent

IEEE Standar. 43, 9.2

45
MAINTENANCE MOTOR LISTRIK
Preventif Maintenence

c. Temperature Check

46
MAINTENANCE MOTOR LISTRIK
Preventif Maintenence

d. Getaran Check

47
MAINTENANCE MOTOR LISTRIK
Preventif Maintenence

e. Alignment Check

48
MAINTENANCE MOTOR LISTRIK
Preventif Maintenence

f. Terminasi
Pemeriksaan kekencangan baut-baut terminal kabel, baik di terminal motor listrik dan
terminal kabel pada panel kontrol motor (MCC). Pastikan tidak ada scon cable dan
baut yang kendur, kotor, berjamur.
g. Pelumasan Bearing
Pelumasan bearing motor listrik harus dilakukan secara terjadwal dan berkala, dan
pastikan Jumlah pelumasan disesuaikan dengan besar bearing motor listrik. Periode
pelumasan dilakukan sesuai dengan spesifikasi bearing dan motor listrik tersebut

49
MAINTENANCE MOTOR LISTRIK
Preventif Maintenence

h. Panel Motor Listrik


Periksa kondisi setiap sambungan
terminasi, baut-baut pengikat
kabel, MCCB, Magnetic contactor,
pengaman arus lebih seperti
Thermal overload relay, dan
berbagai instrumen yang terdapat
pada panel motor listrik tersebut.
Pastikan juga kondisi MCC dalam
keadaan bersih baik bagian luar
dan dalam.
50
MAINTENANCE MOTOR LISTRIK
Preventif Maintenence

i. Pendingin
j. Suara atau Kebisingan
k. Baut Pengikat
l. Kebersihan

51
MAINTENANCE MOTOR LISTRIK
Breakdown Maintenence

a. Rewinding Motor Induksi


b. Penggantian Bearing
c. Balancing Rotor

52
PEMELIHARAAN ELECTRIC MOTOR
1. Jadwal Mingguan

 Memeriksa keadaan sekeliling motor, apakah ada titik-titik air, air asam, debu
atau kotoran-kotoran yang lain. Bila ada kotoran seperti di atas segera bersihkan
dengan kain lapyang kering atau debu bersihkan dengan blower.
 Periksa minyak pelumas pada blok bantalan motor, bila kurang dari ukuran
normal, periksa minyak pelumasnya dan tambah.
 Blok bantalan harus diperiksa getaran pada rumah blok, bila ada suara yang
meragukan segera hentikan motor untuk perbaikan bantalan.
 Memeriksa gangguan mekanis, gejalanya adalah suara-suara yang tidak
biasanya yang diakibatkan kontak antara metal dengan metal atau kontak
bagian yang berputar, jika ada maka wajib motor kita hentikanuntuk diadakan
perbaikan yaitu dengan membongkar motor tersebut.
PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR
1. Jadwal Mingguan

 Pemeriksaan sikat-sikat dan cincin seret apakah ada percikan bunga api listrik
akibat pergeseran cincin seret dengan sikat-sikat atau sikat-sikat tidak bekerja
dengan baik, segera hentikan motor dan kita perbaiki kedudukan sikat-sikat
terhadap cincin seret atau pada cincin terjadi pengotoran segera bersihkan
dengan ampelas halus lalu semprot dengan blower.
 Memeriksa celah udara antara rotor dan stator jangan sampai ada yang tidak
seimbang terutama pada saat overhauled (perbaikan penggantian komponen)
Pemeriksaan belitan stator dan rotor dari kotoran dan debu saat motor tidak
bekerja, bersihkan dengan penghisapdebu atau blower untuk membersihkan
kotoran yang ada pada sela-sela belitan.
PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR
2. Jadwal Bulanan

 Periksa belitan stator, belitan rotor dan periksa hubungan sambungan kabel-
kabel yang berhubungan dengan mesin, agar tidak terjadi kurang kontak antar
sambungan dan terjadi fong (kontak listrik yang menimbulkan bunga api).
 Pemeriksaan sikat-sikat dan pemegangnya, apakah cocok dan bebas bergerak.
Periksa tekanan pegas pada sikat. Jika perlu ganti dengan yang baru bila sikat-
sikat tidak dapat dipakai lagi karena mendekati habis.
 Pemeriksaan roda-roda gigi yang tertutup yang berhubungan dengan gerakan
poros motor, karena jika macet akan berakibat fatal pada motor. Bukalah
sumbat-sumbat saluran dan periksa minyak yang mengalir yang ada dalam metal
skala, bila minyak hampir habis tambahlah secukupnya dengan minyak pelumas.
 Pemeriksaan kopling dengan penggerak lain, bila dengan sabuk, periksalah
apakah sabuk tersebut sudah cukup kencang dan tepat pada puli motor, jika
tidak akan berbahaya pada poros motor bisa terjadi.
PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR
3. Jadwal Tahunan

 Pemeriksaan belitan untuk tahanan isolasinya; periksa permukaan instalasi,


apakah kering atau ada tanda-tanda memerlukan pem-vernisan kembali atau
pembungkus bahan isolasi agar tahanan isolasi lebih baik.
 Pemeriksaan celah udara dan blok bantalan setiap over houl tahunan apakah
sudah sama rata atau tidak jika terjadi demikian segera perbaiki.
 Rotor belitan harus diperiksa secara keseluruhan dari mulai cincin seret (slip-
ring), poros (as), lilitan dan rumah-rumah rotor dari debu, kotoran dan kerusakan
mekanis, jika diperlukan pembersihan segera bersihkan dengan kain yang halus
untuk slip-ring agar tidak terjadi goresan.
 Cek pembebanan dengan memeriksa arus pada setiap fasa, arus yang masuk
harus sama setiap fasadan tidak boleh beban tidak seimbang karena akan
merusak belitan motor. Pengecekan arus dilakukan dengan tang ampere meter.
Periksa arus beban nol dan arus beban penuh harus sesuai dengan data motor.
Pemeliharaan
Serangkaian tindakan atau proses
kegiatan untuk mempertahankan kondisi
atau memastikan sesuatu peralatan
apakah masih dapat berfungsi dengan
bail sebagaimana mestinya atau tidak,
sehingga dapat dicegah terjadinya
gangguan yang dapat menimbulkan
kerusakan yang lebih fatal.
47
PEMELIHARAAN RUTIN
PENGAMATAN TEMPERATUR WINDING
MOTOR
 MOTOR KONDISI OPERASI
:
• TEMPERATUR WINDING = AMBIENT + TEMP RISE
• (NAMEPLATE)
UNTUK ISOLASI KELAS B TEMPERATUR MAKSIMUM 130
DERAJAT CELCIUS
 MOTOR TIDAK OPERASI
:
• TEMPERATUR TERJAGA DIATAS TEMPERATUR
• RUANGAN
PEMERIKSAAN HEATER MOTOR

PENGUKURAN ARUS
MOTOR
PEMERIKSAAN ARUS KERJA MOTOR SESUAI DENGAN
RATING,
DAN ANTAR FASA SATU DAN LAINNYA BEDA TIDAK
TERLALU BESAR (SEIMBANG)

48
PEMELIHARAAN RUTIN
PENGAMATAN TEMPERATUR BEARING

MENJAGA TEMPERATUR DALAM BATAS NORMAL OPERASI


SESUAI SISTEM PELUMASAN BEARING MOTOR

MAX 80 DEG C UNTUK MINYAK / FIBER GREASE,


50 DEG C UNTUK CUP GREASE/BALL BEARING)

LEVEL MINYAK PELUMAS / GREASE (MOTOR >75KW)

• MENJAGA LEVEL MINYAK PELUMAS/GREASE PADA


LEVEL NORMAL

49
PEMELIHARAAN RUTIN
CEK VISUAL MOTOR DAN LINGKUNGAN SEKITAR

50
INSULATION RESISTANCE (IR) &
POLARIZATION INDEX (PI)TEST {IEEE-43}

MENGUKUR TAHANAN ISOLASI ANTARA PENGHANTAR


TUJUAN (TEMBAGA) DENGAN INTI (BESI) STATOR/ROTOR ATAU DENGAN
PENGHANTAR LAIN YANG TERPISAH OLEH ISOLASI

KONDISI TAHANAN ISOLASI SANGAT TERGANTUNG PADA KELEMBABAN,


TEMPERATUR, TINGKAT KEKOTORAN ATAU ADANYA KEBOCORAN ISOLASI

IR TEST (WAKTU=1 MENIT):

PI TEST (WAKTU=10 MENIT):

51
INSULATION RESISTANCE (IR) &
POLARIZATION INDEX (PI)TEST {IEEE-43}

TEGANGAN YANG DIBERIKAN SAAT TES:

WINDING RATED VOLTAGE APPLIED DC VOLTAGE


(VOLT) (VOLT)
<1000 500
1000 - 2500 500 - 1000
2501 - 5000 1000 - 2500
5001 - 12 000 2500 - 5000
>12 000 5000 - 10 000

HARGA MINIMUM YANG DAPAT DITERIMA:


IR MINIMUM KETERANGAN PI MINIMUM KETERANGAN
(MEGAOHM)
1.5 NEMA CLASS A
KV + 1 BELITAN DIBUAT SEBELUM TAHUN 1970 2 NEMA CLASS B
100 BELITAN DIBUAT SETELAH TAHUN 1970 2 NEMA CLASS F
52
5 BELITAN DENGAN RATING DIBAWAH 1 KV 2 NEMA CLASS H
DIAGNOSTIC TEST
TIPE PADA MOTOR LISTRIK
GANGGUAN

• BEARING : RUSAKNYA OUTER RACE, BALL, INNER RACE PADA BALL


BEARING,RUMAH
• WINDING : BEARING
• ROTOR : GROUND INSULATION, INTER-TURN SHORT CIRCUIT
PATAH/CRACK PADA ROTOR BAR
• MECHANICAL :
SHAFT FAULT (ROTOR ECCENTRICITY,
MISALIGNMENT, MECHANICAL UNBALANCE )
REKOMENDASI PREDICTIVE
MAINTENANCE
• VIBRATION ANALYSIS
• CURRENT SIGNATURE
ANALYSIS
53
• FLUX MONITORING
• OIL ANALYSIS
VISUAL INSPECTION
PEMERIKSAAN FISIK STATOR DAN ROTOR SAAT
MESIN TIDAK OPERASI

MENDETEKSI KONDISI ABNORMAL YANG KASAT MATA

TUJUAN MENDAPATKAN BUKTI VISUAL DARI HASIL DIAGNOSTIC TEST,


TEMUAN PREVENTIVE MAINTENANCE

MELAKUKAN CORRECTIVE ACTION


54
VISUAL INSPECTION
KEGIATAN SAAT VISUAL INSPECTION

PEMERIKSAAN / PENGGANTIAN BEARING

PEMERIKSAAN RUMAH BEARING

PENGGANTIAN MINYAK PELUMAS / GREASE

PEMERIKSAAN WINDING STATOR, ROTOR

PEMBERSIHAN FRAME, AIR DUCT, STATOR DAN


ROTOR 55

Anda mungkin juga menyukai