Charging Systems
AUTOMOTIVE ELECTRICAL
Module Notes
1
SIMBOL-SIMBOL WORKBOOK
TUJUAN PELAJARAN
Anda diharapkan membaca bagian tujuan pelajaran. Bagian ini berisi
tentang tujuan yang akan anda capai pada akhir modul ini.
BACAAN
Anda harus membaca material dalam teks.
KESIMPULAN
Anda harus membaca kesimpulan dengan teliti. Bagian ini berisi point-
point utama modul ini.
SOAL-SOAL LATIHAN
Anda harus menjawab soal-soal pertanyaan. Soal-soal latihan terdapat
di seluruh bagian teks.
TUGAS/AKTIVITAS TRAINING
LAMBANG SOAL-SOAL AX
Bagian ini berisi jawaban-jawaban atas soal-soal pertanyaan atau tugas
training.
S UMBER
PERHATIAN
Anda harus mengikuti petunjuk untuk mencegah gangguan pada
barang, proses atau lingkungan.
A WAS
Anda harus mengikuti petunjuk yang diberikan untuk menghindari
cedera atau kematian.
Teori Dasar
Altenator dan generator dc mengubah energi mekanis menjadi energi listrik lewat
induksi elektromagnetik. Ini berarti bahwa jika konduktor dikirimkan melalui
medan magnet, atau jika medan magnet dipindahkan sepanjang konduktor
sehingga garis tenaga magnet terpotong, tegangan diinduksikan dalam konduktor.
Jika konduktor membentuk rangkaian penuh, arus akan mengalir.
Gambar. 1
Pada altenator loop tunggal dasar (Gb.2), sebuah magnet batang berputar (rotor)
memungkinkan medan bergerak memotong konduktor loop (lilitan stator) bagian
atas dan bawah. Menghubungkan bagian ujung loop ke sebuah beban, misalnya:
bolam cahaya, seperti yang ditunjukkan pada Gb. 2, akan melengkapi rangkaian.
Pada saat magnet bergerak, medan magnet dari kutub utara ke kutub selatan
magnet memotong masing-masing konduktor dan menyebabkan tegangan
diinduksikan ke loop. Karena konduktor dipengaruhi secara bolak-balik oleh kutub
utara dan kemudian kutub selatan, maka tegangan yang dihasilkan disebut
‘tegangan bolak-balik’.
Gambar. 2
Rangkaian penuh perubahan tegangan yang terjadi selama satu putaran pada
sebuah rotor dua-kutub yang ditunjukkan pada Gb. 3 disebut ‘siklus’. Aliran arus
yang dihasilkan lewat magnet dua-kutub pada satu putaran penuh disebut sebuah
‘siklus arus bolak-balik*’.
SAT
U
SIKL 360
0 US
180
Gambar. 3
Dengan rotor yang melakukan 50 putaran penuh dalam satu detik, maka akan
terdapat 50 gelombang sinus serupa yang dihasilkan, masing-masing akan muncul
sesudah yang lain, dan menghasilkan 50 siklus penuh per detik (Gb.4). Ini dikenal
sebagai frekuensi suplai, dan lambang untuk frekuensi adalah “f”. Satuan frekuensi
adalah Hertz (Hz) dan 1 Hz = 1 siklus per detik. (Frekuensi standar pada semua
sistem pembagian listrik untuk suplai industri dan rumah tangga adalah 50 Hz).
Gambar. 4
Jika jumlah pasangan kutub utara dan selatan magnet bertambah, maka frekuensi
juga akan meningkat (dengan mengandaikan bahwa kecepatan rotor selalu
konstan). Misalnya: sebuah rotor empat-kutub (Gb.5) mengumpulkan dua kali
frekuensi sebuah rotor dua-kutub.
Gambar. 5
Pada prakteknya, rotor alternator otomotif memiliki enam atau lebih pasang kutub,
yang menghasilkan medan magnet yang kuat dan frekuensi tinggi. Ciri rancangan
ini merupakan salah satu alasan mengapa output yang sangat tinggi dapat diperoleh
dari alat generator kecil, sementara frekuensi tinggi merupakan faktor pendukung
untuk menjaga agar output arus searah yang disearahkan bersifat tetap.
Menambah Output
Bagian-bagian alternator otomotif yang penting adalah rotor, stator, dioda, ujung-
rumahan bearing (head, kerangka, atau brakcket) dan sikat. Bagian-bagian ini
ditunjukkan pada Gb. 6.
Gambar. 6
Rotor
Rotor magnet permanen pada alternator basis tidak cocok digunakan pada
alternator otomotif praktis karena medan magnet tidak cukup kuat untuk
menghasilkan output tinggi. Juga, kontrol tegangan akan terlalu rumit dengan
adanya medan magnet permanen.
Teras rotor diikat dengan kawat dan dihubungkan ke sumber arus searah eksternal
(baterai) melalui dua slipring dan sikat. Susunan ini menggambarkan sebuah versi
medan rotor yang disederhanakan dan dibangkitkan secara eksternal yang
digunakan pada sebagian besar alternator.
Alternator yang dibangkitkan secara eksternal merupakan salah satu alat yang
menerima arus medan dari sumber eksternal. Kumparan medan sebuah generator
dc konvensional menerima arus dari armature sesuai arah sikat sehingga bagian ini
dikatakan dibangkitkan secara internal.
Konduktor, yang ditunjukkan oleh sebuah loop kawat tunggal, membentuk bagian
stator alternator. Karena rotor dibangkitkan secara eksternal oleh arus searah, satu
kutub akan selalu utara dan yang lain selatan. Arus resultan yang mengalir lewat
loop stator akan berbalik arah setiap setengah putaran. Alternator sederhana yang
ditunjukkan (Gb. 7) disebut generator ac fasa–tunggal, yang dibangkitkan secara
eksternal, dua-kutub (alternator).
N
N
LOAD LOAD
Sampai sejauh ini, kita sudah melihat rotor sebagai sebuah elektromagnet dua-
kutub, tetapi pada prakteknya, kita biasanya menggunakan rotor alternator dengan
12 atau lebih kutub.
Gambar. 8
Ketika kumparan diberi energi, jari-jari ini mendapatkan polaritas yang sama pada
ujung shaft dimana bagian-bagian ini dipasangkan. Dengan cara ini, beberapa
pasangan kutub bolak-balik utara dan selatan di sekitar rotor bisa didapatkan.
Gambar. 9
Stator
Stator merupakan bagian alternator yang ‘mengumpulkan arus’, dan terdiri dari
sebuah inti besi yang dilapisi yang berbentuk silindris, dilubangi sehingga gerakan
kabel dapat disisipkan ke dalam kerangka. Pada prakteknya, ada tiga lilitan
terpisah di dalam kerangka stator. Masing-masing lilitan ini disebut ‘fasa’, dan
berisi banyak loop (atau putaran) kabel. Gb. 10 menunjukkan sebuah inti atau
kerangka stator yang lengkap dengan tiga lilitan fasa.
Stator
Windings
Stator Frame
Gambar. 10
Gb. 11 adalah gambar kerangka stator yang berisi satu lilitan yang terbuat dari
sejumlah besar putaran kabel. Alternator fasa tunggal menghasilkan arus bolak-
balik. Jenis generator ini dapat dibandingkan dengan mesin silinder tunggal yang
tidak memungkinkan adanya aliran arus tenaga yang mulus, tetapi lebih sebagai
rangkaian ‘ujung-ujung’, di mana diantaranya tidak terdapat tenaga yang
dibagikan. Untuk memungkinkan adanya aliran arus yang lancar, alternator dibuat
dengan tiga rangkaian stator (fasa) yang memberikan pulsa arus bolak-balik yang
saling melengkapi. Ketika pulsa-pulsa ini disearahkan, aliran arus searah yang
lancar bisa didapatkan.
Winding
Gambar. 11
Tiga gelombang sinus, Gb. 12 (a), digunakan untuk menunjukkan output alternator
tiga-fasa. Output masing-masing fasa bercampur, tetapi tidak bersamaan, dengan
dua alternator lainnya. Gelombang sinus yang ditunjukkan sebagai garis padat,
menunjukkan arus output dari fasa 1, garis gelombang sinus yang terputus-putus
menunjukkan fasa 2, dan garis gelombang sinus titik-titik menunjukkan fasa 3.
Percampuran tiga fasa akan memperhalus aliran arus dari lilitan stator. Namun,
setengah dari output berada di atas garis dan positif, setengah bagian yang lain
berada di bawah garis dan negatif. Arus bolak-balik ini tidak bisa digunakan untuk
memberi beban pada baterai, jadi arus ini harus diubah (disejajarkan) menjadi arus
searah. Arus output yang sudah disejajarkan pada alternator tiga-fasa hampir
konstan, seperti yang ditunjukkan pada grafik Gb. 12 (b).
Lilitan stator biasanya dihubungkan dengan satu dari dua cara yang biasanya
disebut: hubungan “Bintang” atau hubungan “Delta”. Terlepas dari cara yang
digunakan untuk menghubungkan lilitan tersebut, prosedur pengoperasian dan
servis alternator otomotif sama.
Stator hubungan bintang ditunjukkan pada Gb. 13. Tiga ujung lilitan mempunyai
hubungan biasa dan ujung masing-masing lainnya ditandai A,B, dan C.
Baik pada stator hubungan bintang ataupun delta, tegangan dikumpulkan pada
masing-masing pasangan terminal, seperti ditunjukkan oleh voltmeter pada gambar
tersebut.
Hubungan Star
Gambar. 15
Lihat Gb. 15
Dengan mengandaikan 100 ampere dan 100 volt masing-masing lilitan fasa,
tekanan di antara dua konduktor sama dengan tekanan pada salah satu lilitan
dikalikan atau 1.732.
Arus pada masing-masing konduktor sama dengan arus pada lilitan, atau 100
ampere.
Hubungan Delta
Gambar. 16
Lihat Gb. 16
Dengan mengandaikan adanya 100 ampere dan 1000 volt pada masing-masing
lilitan fasa, tekanan di antara dua konduktor sama dengan tekanan pada lilitan, dan
arus pada konduktor sama dengan arus pada lilitan dikalikan .
Tiga lilitan sebuah stator hubungan bintang tiga-fasa ditunjukkan pada sebuah
diagram rangkaian alternator khusus pada Gb. 17. Ujung-ujung lilitan
disambungkan bersamaan dan sambungan-sambungan, A,B, dan C dihubungkan ke
sepasang penyearah dioda (satu negatif dan satu positif).
Gambar. 17
Gambar. 18
Terdapat dua alasan utama dalam menggunakan tiga lilitan stator daripada hanya
menggunakan satu saja. Pertama, lebih banyak tegangan yang dapat
dikembangkan, dan kedua, ada lebih banyak tegangan konstan (menyebabkan
sebuah output arus searah tetap yang bisa dilihat) terdapat pada terminal output
utama alternator.
Dioda
Seperti sudah disebutkan di atas, dioda merupakan alat untuk menyearahkan arus.
Alat ini berfungsi sebagai katup pemeriksaan listrik satu-arah yang memungkinkan
arus siap mengalir dalam satu arah tetapi akan menghambat alirannya untuk arah
yang berlawanan. Sebuah ‘die’ silikon tipis atau wafer pada dioda memiliki sifat-
sifat listrik ini berdasarkan konstruksi molekul elemen.
Lambang dioda merupakan kepala panah yang menunjukkan arah aliran arus
konvensional yang dimungkinkan oleh dioda. Batang menunjukkan ‘gerbang’ satu-
arah atau menghambat arus mengalir pada arah yang berlawanan (Gb. 19). Gambar
bagian silang menunjukkan posisi wafer silikon di dasar kotak dioda. Dinding
kotak yang berat ini berfungsi untuk melindungi wafer silikon yang halus dan juga
untuk menyebarkan panas yang diakibatkan oleh aliran arus. Kotak ini ditutup
rapat untuk mencegah masuknya uap yang akan dapat menyebabkan hubungan
pendek pada unit tersebut. Lead pendek atau ‘antena’ membuat kontak dengan
wafer silikon.
Gambar. 19
Enam dioda silikon yang terpisah digunakan untuk menyearahkan output pada
alternator otomotif fasa-tiga. Dioda silikon biasanya sesuai untuk tujuan ini karena
bagian ini bersifat padat dan mudah dipasangkan pada ujung-kerangka alternator.
Sebagai tambahan, perangkat-perangkat ini dapat mengatasi suhu yang lebih tinggi
daripada penyearah plat germanium atau logam. Tiga dari dioda-dioda ini dikenal
sebagai “dioda posisif” dan lainnya disebut “dioda negatif”. Dioda yang
memungkinkan arus mengalir pada arah “lead ke kotak” adalah positif dan
kadang-kadang disebut sebagai dioda “kotak positif”.
Dalam dioda (kotak) negatif, arus hanya bisa mengalir melalui dioda pada arah
“kotak ke lead”.
Dioda positif dapat dikenali dari titik merah atau tulisan merah pada kotak, dan
dioda negatif dapat dikenali dari titik atau tulisan berwarna hitam.
Pada sistem balik negatif, tiga dioda positif ditekan ke penjepit aluminium die-cast
yang disebut HEAT SINK (Gb.15.8). Heat sink ini diinsulasi secara elektrik dari
kerangka ujung alternator namun memiliki area mencukupi yang mengarah ke
aliran udara untuk memberikan pendinginan dioda yang memadai. Jadi, tiga dioda
positif diinsulasi secara elektrik dari terminal output alternator.
Pada sebuah sistem balik positif, posisi dioda positif dan negatif berlawanan.
Perbaikan Fasa-Tunggal
Sudah dijelaskan bahwa dioda silikon merupakan alat elektronik yang akan
memungkinkan arus mengalir hanya dalam satu arah saja, arah tersebut tergantung
pada polaritas dioda.
Nilai arus yang dikumpulkan di dalam stator mulai dari nol, bertambah sampai ke
ujung positif (pada saat rotor bergerak) turun ke nol, kemudian mengarah ke ujung
negatif dan kembali ke nol. Proses ini disebut sebuah siklus ac dan dapat
ditunjukkan dalam gelombang sinus seperti pada Gb. 21.
Gambar. 21
Penyearahan Gelombang-Setengah
Dioda tunggal pada sebuah rangkaian, seperti yang sudah ditunjukkan, akan
mengubah arus bolak-balik yang dikumpulkan lewat alternator untuk
mempulsakan arus searah.
Dioda akan menutup setengah negatif siklus ac dan setengah sisanya dibuang.
Sistem ini dikenal sebagai “perbaikan gelombang-setengah”.
Gambar. 22
Gambar. 23
Perbaikan Gelombang-Penuh
Jika arah aliran arus pada setengah siklus ac negatif diubah sehingga arus tersebut
mengalir pada arah yang sama dengan setengah iklus positif, maka kapasitas penuh
pada alternator dapat digunakan. Dengan menggunakan 4 dioda, bukannya hanya
satu saja, kedua arus setengah pada siklus ac dapat dibuat menjadi satu-arah
unidireksional (satu-arah) untuk memunculkan “perbaikan gelombang-penuh”.
Gambar. 24
Gambar. 25
Saat rotor bergerak dan kutub utara mengubah posisinya, arus mengalir pada arah
yang berlawanan melalui lilitan stator (lihat Gb.25). Jalur arus sekarang melalui
dioda 3, baterai, hubungan balik, dioda 2, dan kembali ke lilitan stator, seperti yang
ditunjukkan oleh arah panah. Dioda 1 dan 4 menghambat aliran arus yang
menyebabkannya mengalir di jalur yang diinginkan melalui rangkaian beban
eksternal. Dengan memakai 4 dioda, maka baik setengah siklus ac yang sudah
digunakan maupun penyearahan gelombang-penuh sudah dicapai.
Terlepas dari arah aliran arus pada lilitan stator, sesudah perbaikan, maka arus ini
menjadi satu arah (arus searah) ketika arus ini meninggalkan terminal output utama
alternator.
Kurva output, Gb. 26 menunjukkan perbaikan gelombang-penuh alternator fasa-
tunggal. Sebelum penyearahan, bagian B berada “di bawah garis” dan
menunjukkan aliran arus yang berlawanan pada gelombang sinus ac.
Gambar. 26
Sebuah alternator yang memiliki tiga lilitan stator diatur sedemikian rupa sehingga
tegangan maksimum dikembangkan dengan masing-masing bagian terpisah 120,
yang jauh lebih efisien daripada mesin fasa-tunggal. Tegangan yang lebih tinggi
dengan output arus yang lebih halus dapat dicapai. Hanya enam dioda yang
dibutuhkan untuk mengubah arus bolak-balik fasa-tiga untuk mengarahkan arus.
Diagram rangkaian alternator hubungan bintang fasa-tiga ditunjukkan pada Gb. 27.
Sistem ini merupakan “balik negatif”, dan tiga dioda positif dipasangkan dengan
terminal output pada heat sink yang diinsulasikan. Tiga dioda negatif dipasangkan
pada kerangka ujung. Dioda-dioda ini bekerja bersamaan untuk mengubah
tegangan bolak-balik yang dikembangkan pada lilitan stator menjadi tegangan
polaritas tunggal pada terminal output. Ketika rangkaian beban eksternal sudah
lengkap, arus searah mengalir untuk memberi beban pada baterai dan
mengoperasikan perlengkapan listrik.
Gambar. 27
Pada Gb. 27, arus terlihat mengalir dari terminal stator C, melalui sebuah dioda
positif ke heat sink, dari terminal output, melalui baterai ke B-. Jejak arus balik
melalui hubungan B-, kemudian ke dioda negatif kembali ke terminal stator B.
Jadi, tegangan yang dikembangkan pada lilitan stator B dan C menyebabkan arus
mengalir dalam satu arah. Tegangan yang dikembangkan pada lilitan A dalam hal
ini adalah nol karena faktor posisi kutub rotor.
Gambar. 28
Pada saat rotor bergerak, tegangan polaritas berlawanan dikembangkan pada lilitan
stator C dan B (Gb. 28) dan arus mengalir pada arah berlawanan melalui lilitan