Listrik 3 phase umumnya bertegangan 380 Volt dan Menggunakan 4 kabel SR sebagai
penghantar arus. tiga di antara nya adalah Arus listrik positive dan satu arus listrik
negative. Ciri kabel SR penghantar arus listrik negative adalah hitam polos. Dan ciri
kabel phase 1, phase 2, phase 3 (L1, L2 dan L3) memiliki satu garis halus untuk phase
1 (Line satu) untuk phase 2 memiliki dua garis halus untuk Line 2 dan ciri kabel phase 3
di tandai dengan 3 garis halus pada kulit kabel.
Untuk keselamatan electrical Gunakan alat penguji seperti testpen sebelum menyentuh
kabel.
Notes:
L = Line = Arus listrik positive
N = neutral = Arus listrik negative.
Listrik 3 phase di gunakan oleh Perusahaan, mall, hotel dll (pengguna listrik kapasitas
besar) Listrik 3 phase di gunakan untuk mengerakkan men-suply arus listrik ke mesin
atau motor=penggerak seperti dinamo dengan kapasitas besar dan memerlukan listrik 3
phase (R S T N).
Kode warna kabel pada system listrik RSTN Listrik 3 phase menurut aturan PUIL
(Peraturan/Persyaratan Umum Instalasi Listrik) telah di tetapkan sebagai berikut.
Merah adalah R
Kuning adalah S
Hitam adalah T dan
Biru adalah N (Neutral)
RSTN - RST Merupakan keluaran atau Output dari pembangkit (Sumber Listrik) yang
akan dihubungkan dengan input (beban) yang dinamai UVW atau bahkan XYZ (Beban
yang memiliki system /Y). Jika di tuliskan secara keseluruhan akan menjadi RST-
UVW-XYZ secara berurutan sehingga mudah untuk diingat. Symbol RST pada system
listrik 3 phase TIDAK pernah diganti dengan uvw. R S T pada system listrik 3 phase
sebagai penanda Output, Sedangkan UVW sebagai penanda Input.
28 SundayAPR 2013
Thermal Overload adalah alat yang biasanya digunakan untuk memproteksi motor,
sebetulnya sama saja seperti halnya MCB yang dipasang di rumah. Pernah tidak saat
asik nonton televisi, mama sedang nyetrika, adik sedang masak di rice cooker tiba-tiba
saja listrik ngetrip (kejepret) padahal tidak menyalakan apa-apa lagi? Hal itu disebabkan
MCB sudah melewati arus yang diperbolehkan.
Kenapa tidak langsung ngetrip? karena MCB memberikan batas ambang wajar. Jadi kalo
di rumah anda MCBnya 6 A. Bisa dipake 6.1 A dalam batas waktu sekian detik/menit.
Lebih jelasnya anda bisa melihat tripping curve dari MCB tersebut.
Kembali ke Thermal Overload (TOR) yang fungsinya kembar dengan MCB. Bedanya TOR
tidak mempunyai switch on/off.
***
Thermal Overload
Contoh foto thermal overload dapat anda lihat diatas.
Namun, ada bagian menarik dari sisi sitem proteksi. Bahwa, sistem proteksi itu adalah
seni. Ada teknisi yang menset TOR 1 * FLA motor. Ada yang memberikan toleransi
105% 115%, bahkan ada yang dibawah dari FLA dan sebagainya. Ya.. anda mau
proteksi TOR sesuai FLA, atau lebih itu tergantung dari anda, karena toleransi FLA motor
berbeda-beda.
***
Sekitar 2 hari yang lalu saya menyalakan motor 15 HP / 11 KW dengan arus nominal
21.8 A pada nameplate. Arus beban penuh yang terjadi hanya 20 A. Saya iseng
menyeting TOR di nilai 17 A. Butuh 30 menit lebih agar TOR ngetrip. Dengan perbedaan
3 A arus lebih, butuh waktu 30 menitan.
Bayangkan jika saya setting TOR di 21.8 A. Bisa-bisa arus yang masuk ke motor malah
overload, dan TOR ngetripnya lama. Padahal service factor si motor hanya 1. Untuk itu,
studi kasus di atas saya dapat menyetting TOR dibawah 21 A (penyetingan di bawah
FLA).
Untuk melihat arus, service factor sebuah motor biasanya tersedia di nameplate
motor tersebut. Berikut foto isi jeroan dari thermal overload.