Anda di halaman 1dari 121

SISTEM DAN KOMPONEN PLTS

Oleh : Ahmad Khulaemi,M.Pd


AHMAD KHULAEMI, M.Pd
Widyaiswara Ahli Madya
Pusat Pengembangan SDM KEBTKE

: 08179169156

: ahmad_khul@yahoo.com

: 08179169156
IG
: khulaemiahmad

Fb : ahmad khulaemi
OUT LINE

1.Tujuan Pembelajaran
2. Sistem PLTS
3. Komponen PLTS
Tujuan Pembelajaran
Peserta diklat mampu memahami Sistem
dan Komponen PLTS dengan baik dan
benar.
Jenis-Jenis PLTS
 Tersebar
Dipasang di tiap rumah / lokasi tersebar dengan
kapasitas kecil dan pertimbangan jarak antar
lokasi berjauhan contohnya SHS dan PJU

 Terpusat ( Komunal ) Off grid & On grid


Digunakan untuk system pembangkit tenaga
listrik skala menengah, lalu didistribusikan ke
pemakai (rumah tangga, lampu jalan).
Pembangkit ini dapat berdiri sendiri ( Off grid )
atau pun di gabungkan /interkoneksi dengan
tegangan PLN ( On grid )

 Hybrid
Pembangkit ini masih tergolong pada
pengembangan dari sistem On grid hanya
sumber lain yang di gabungkan ke dalam PLTS
bersumber dari Diesel, PLTMH, PLTB
Pengenalan Sistem PLTS secara Sederhana
Pembangkit

PV Array Penyaluran

Pengguna

Rumah pembangkit
( SCC, Inv, Batere )

JTR
Energy
Limiter
Pengenalan Sistem PLTS secara Sederhana
Pembangkit Controller Penyimpanan Distribusi

Solar Charger Panel


Solar Cell Batere Distribusi dan
Controller
beban

Inverter
( optional )
Komponen Utama Sistem PLTS

PV Array

Panel Panel
SCC Panel DC Inverter
Combiner Distribusi

Battery
bank
JTR

Beban
System diagram PLTS 10 KWP
System diagram PLTS 15 KWP
System diagram PLTS 25 KWP
Komponen Utama PLTS Terpusat
1. Modul Surya
2. Panel Combiner
3. Solar Charge Controller
4. Inverter & Sistim Monitoring Unit
5. Panel DC
6. Baterai Bank
7. Panel Distribusi / AC
8. Rumah Pembangkit
9. Sistim Penangkal Petir
10.Pagar Keliling BRC
1. Modul Surya

Pengertian dan Fungsi


Alat transformasi ( pengubah ) energi irradiasi matahari
menjadi energi listrik . Konstruksi dasar dari sel surya terdiri
dari dua lapisan silikon yang di berikan material tambahan agar
terdapat perbedaan karakteristik diantara keduanya.

Front Sheet
Material
EVA Sheet
Cell
EVA Sheet
Back Sheet
Modul Surya

Mono-Crystalline Poly-Crystalline
Spesifikasi Teknis
SP 200-24M
JENIS SEL SURYA
Bermacam-macam teknologi telah diteliti oleh para ahli di dunia untuk merancang
dan membuat sel fotovoltaik yang lebih baik, murah, dan efisien diantaranya adalah:

Terdiri p-n Junction Mono Kristal


Silikon material mempunyai kemurnian yang tinggi yaitu 99,999%.
Ditumbuhkan dengan sistem yang paling terkenal Metode Czochralski.
Pembuatan wafer dengan material ini menggunakan Metode Casting

Kemudian dipotong dengan ukuran 40 x 40 cm2. Efisiensi modul


fotovoltaik polikristal yang komersial mencapai 12% s/d 14 %.
Thin Film

Lapisan Tipis atau Thin Film, mempunyai ketebalan sekitar 10 mm


di atas substrat kaca/steel (baja) atau disebut advanced sel
fotovoltaik. Tipe yang paling maju saat ini adalah Amorphous Silikon
dengan Heterojuction dengan stack atau tandem sel. Efisiensi Sel
Amorphous Silikon berkisar 6% sampai dengan 9%.
Sel surya,modul,panel & PV array
STANDAR SEL SURYA
SECTION A-A
A A

N -
P +

10 x 10 CM
N -
P +

Current & Voltage graph of a solar cell OPEN CIRCUIT


VOLTAGE=0.5-0.6
VOLTS
2
Current

1 SHORT CIRCUIT
CURRENT=2 Amp.
0
0 0.2 0.4 0.6
Voltage
Basic Structure of PV Modules
Untuk mendapatkan daya, dan tegangan listrik yang diinginkan, sel
surya dihubungkan secara seri dan parallel kemudian dilaminasi dan
diberi frame dan disebut menjadi Modul Surya.

Umumnya modul surya mempunyai sistem tegangan kerja 12 Volt dan


24 Volt, serta mempunyai daya yang bervariasi mulai dari 10 Wp sampai
dengan 300 Wp.
Arus hubung singkat Daya
(Isc) (2,5 A) terjadi maksimum yang
pada saat tegangan dihasilkan
sama dengan nol, dan terjadi pada
tegangan terbuka (Voc) “lutut” kurva.
terjadi pada saat arus P = I max X
listrik sama dengan Vmax)
nol.

Besaran daya listrik dari modul surya


terletak pada semua titik sepanjang
kurva dengan satuan Watt. Watt Pada titik Voc arus listrik
didapatkan dengan cara mengalikan sama dengan nol
tegangan dan arus listrik (Watt = Volt x dikarenakan arus listrik
sama dengan nol.
Ampere)
Karakteristik pada Kurva I-V :
1.Maximum Power Point (Pmax / Pmp)
adalah tegangan (voltage) maksimum
yang dapat dicapai dari PV modul atau PV
array.
2.Maximum current (Imax / Imp)
adalah arus yang mengalir pada Pmax PV
modul atau array.
Karakteristik pada Kurva I-V
(Cont.)
3.Maximum voltage (Vmax / Vmp)
adalah tegangan (voltage) yang mengalir
pada Pmax
4.Open circuit voltage (Voc)
adalah Tegangan keluaran dari PV modul
atau array tanpa beban.
5.Short circuit current (Isc)
adalah arus keluaran dari PV modul atau
array tanpa beban
Karakteristik pada Kurva I-V
(Cont.)
6. Fill factor (Ff)
adalah perbandingan (rasio) antara Pmp
terhadap hasil perkalian antara Isc dan Voc
Ff = Pmp
Isc.Voc
7.Maximum efficiency (h max)
adalah perbandingan (rasio) antara Pmp
terhadap irradiasi input (Pin)
(h max) : P mp
P in
Contoh
Spesifikasi
Modul Surya
Instalasi

• PV modul di pasang secara serial dan parallel ( lihat gambar teknis SLD
untuk konfigurasi seri parallel PV modul ). Cara penggabungan serial
setiap PV modul menggunakan plug socket ( lihat gambar teknis koneksi
plug in socket )
Penyangga modul /Modul bracket / Meja jemur

• Sebagai sarana untuk penempatan PV modul maka diperlukan sebuah


system penyangga modul / Modul Bracket atau sering juga di sebut sebagai
Meja jemur. Pada Penyangga modul/ bracket modul/ meja jemur ini lah PV
modul di pasang secara serial dan parallel, untuk memudahkan instalasi
biasanya setiap Penyyangga modul di desain untuk satu group PV modul
yang nantinya output akan di salurkan kepada satu Solar charger yang
terlebih dahulu melewati panel combiner.

• Penyangga modul ini terdiri dari beberapa konstruksi besi batangan yang di
susun sedemikian rupa sesuai dengan dimensi PV modul sehingga dapat
menopang PV modul dengan baik dan kokoh dalam aplikasi dilapangan.
Penyangga modul /Modul bracket / Meja Jemur
Penyangga modul /Modul bracket / Meja Jemur
Penyangga modul /Modul bracket / Meja Jemur
Penyangga modul /Modul bracket / Meja Jemur
Penyangga modul /Modul bracket / Meja Jemur
Bagaimana sel surya bekerja ?

Pada saat photon menumbuk sel surya maka cahaya tersebut akan dipantulkan atau diserap
atau mungkin hanya diteruskan. Cahaya yang diserap membangkitkan listrik. Pada saat
terjadinya tumbukan energi yang dikandung oleh photon ditransfer pada elektron yang
terdapat pada atom sel surya yang merupakan bahan semikonduktor

Dengan energi yang didapat dari


Cahaya matahari terdiri dari photon, elektron melepaskan diri
partikel-partikel yang disebut dari ikatan normal bahan
sebagai “photons” yang semikonduktor dan menjadi arus
mempunyai sejumlah energi listrik yang mengalir dalam rangkaian
yang besarnya tergantung dari listrik yang ada. Dengan melepaskan
panjang gelombang pada “solar dari ikatannya, elektron tersebut
spectrum”. menyebabkan terbentuknya lubang
atau “hole”
+
+ + - -
+ -
+ + - -
-
+ +
+ -
- -
+ + + -
-
+ -
-
+ + - -
+
+ + - -
+ -
+ + - -
-
+ + -
+ - -
+ + -
+ + + - -
+ -
- - -
+ + -
+ -
+ + - - -
Pembawa muatan tersisa pd bahan N dan P seperti supply
tegangan dengan kutub + dan –, shg suatu jaringan tegangan
terbuka sebesar 0,5-0,6 V terbangkitkan terus-menerus.

+ + + - -
+ - -
+ + -
+ + - -
+ + - -
+
+ - -
+ + - -
+ + - - -
+ -
+ + - -
+ - -
Melalui jaringan eksternal, elektron mengalir dari
sisi n ke sisi p ….

+ + - -
+ - -
+ + -
+ - -
+ + - -
+ - -
+ - -
+ + - -
+ - -
+ - -
+ - -
Dengan kuantum cahaya, jika elektron baru pada
susunannya secara konstan dilepaskan dari luar, arus
akan mengalir dalam suatu jaringan listrik eksternal.
Sewaktu radiasi matahari menyentuh sel PV

+ + - -
- + - -
+ + -
- + -
+ - -
- + + -
+ - -
- + + -
+ -
+ -
+ -
+ + - -
- + - -
+ + -
- + -
+ - -
- + + -
+ - -
- + + -
+ -
+ -
+ -
Elektron bebas terbentuk pada
permukaan luar sel surya.

photon

Lampu
Aliran Elektron

Sel Surya

Elektron mulai mengalir melalui jaringan listrik eksternal.


POSISI SUDUT DAN ARAH MODUL

1.Posisi sudut dan arah modul mempengaruhi arus


keluaran dari keluaran dari sebuah modul PV dalam
hal ini hubungan dengan sudut kemiringan.

2.Arus keluaran dari sebuah modul PV bergantung pada


besarnya radiasi surya yang diterima oleh modul

3.Mengarahkan modul photovoltaic pada kemiringan


tertentu, radiasi surya yang diterima dapat
dioptimalkan untuk suatu kurun waktu satu tahun

4.Secara umum, kemiringan modul PV disesuaikan dengan


posisi lintang lokasi penempatan.
POSISI SUDUT DI INDONESIA DAN ARAH
Nama Kota/Daerah Arah Matahari Sudut
No
1 Banda Aceh Utara 5º
2 Medan Utara 4º
3 Sibolga Utara 1º
4 Kava Ijen Selatan 8º
5 Kuta Bali Selatan 8º
6 Nusa Dua Selatan 8º
7 Sumbawa Selatan 8º s/d 9º
8 Sumba Selatan 9º s/d 10º
10 Kelimutu Selatan 8 s/d 9º
11 Pulau Timor Selatan 9 s/d 10º
12 Makasar Selatan 5º 04’ 14.46”
13 Kendari Selatan 4º 14’ 10.58”
14 Palu Selatan 0º 49’ 09.69”
15 Gorontalo Utara 0º 31’ 45.20”
16 Tomohon Utara 1º 19’ 10.32”
17 Bunaken Utara 1º 38’ 03.68”
18 Banggai Selatan 1º 34’ 44.73”
19 Banda Selatan 4º 31’ 30.58”
20 Kai Kecil Selatan 5º 45’ 28.85”
21 Sorong Selatan 0º 51” 04.04” s/d 7º
22 Manokwari Selatan 0º 48’ 06.57” s/d 2º
23 Papua Selatan 4º 56’ 17.47”
24 Merauke Selatan 8º 24’ 39.07”
25 Palembang Selatan 2º
26 Jakarta Selatan 6º 31’ 11.08”
27 Pontianak Utara 0º 16’ 38.68”
28 Plangkaraya Selatan 2º 21’ 09.45”
29 Jakarta Selatan 6º 31’ 11.08”
Sumber Data : Google Earth
SHADING EFFECT (EFEK BAYANGAN)

Keluaran listrik yang


dibangkitkan sel surya juga
bergantung pada efek
bayangan atau shading
effect

Kemungkinan terhalanginya modul PV akibat bayangan suatu


benda yang mengakibatkan berkurangnya sinar matahari yang
dapat diterima oleh modul
Untuk mendapatkan arus listrik yang lebih besar dari
pada keluaran arus listrik dari setiap modul surya,
maka modul surya dihubungkan secara parallel,
dengan cara menghubungkan kutub-kutub yang sama
(kutub negatif saling dihubungkan dan kutub positif
juga saling dihubungkan), seperti terlihat pada
gambar diatas.
Apabila masing-masing modul surya mempunyai
tegangan kerja 15 Volt dan menghasilkan arus listrik
sebesar masing-masing 3 Amper, kemudian ketiganya
dihubungkan secara parallel maka akan didapatkan
arus listrik total sebesar 9 Ampere sedangkan
tegangan total akan sama dengan tegangan masing-
masing modul surya yaitu 15 Volt.
Hubungan modul surya secara seri:
Untuk mendapatkan tegangan yang diinginkan modul
surya dihubungkan secara seri yaitu dengan cara
menghubungkan kutub positif dan kutub negatif
seperti terlihat pada gambar diatas.

Tegangan total yang didapatkan dengan cara


menghubungkan seri tiga buah modul masing–masing
mempunyai tegangan 15 Volt adalah merupakan jumlah
yaitu 45 Volt, tetapi arus listrik total yang dihasilkan
adalah sama dengan masing arus setiap modul yaitu 3
Ampere.
HUBUNGAN MODUL SURYA SECARA SERI DAN PARALEL
Hubungan Seri-Paralel Modul Surya :

Untuk mencatu daya sistem-sistem PLTS yang


diinginkan, maka perlu untuk menggabungkan sejumlah
modul surya secara seri maupun parallel seperti
terlihat pada gambar diatas.

Pada gambar terlihat bahwa array atau rangkaian


modul surya untuk mencatu daya sistem terdiri dari 3
buah modul surya yang dihubungkan secara seri dan 4
buah modul surya yang dihubungkan secara paralel.

Tegangan kerja sistem tersebut adalah 15 Volt dan


arus listrik yang dibutuhkan adalah sebesar 12
Ampere.
MEASUREMENT OF VOLTAGE IN SERIES
CONNECTION & CURRENT IN PARALLEL
CONNECTION
VOLTAGE [V] CURRENT [A]

2.4
8.0

1.8
6.0

1.2
4.0

0.6 2.0

0.0 0.0
How to make cell in series
connection?

The upper layer


of the solar cell
is connected to
the down part of
the next cell to
make them in
series
connection.
Configuration of a solar module
COMMERCIAL
SOLAR PV

How to build a solar module?


2. Panel Combiner

Pengertian dan Fungsi


Berfungsi sebagai sarana penggabungan input dari rangkaian Modul
surya ( PV Array ) sebelum masuk ke dalam Solar Charger Controller,
dimana di dalamnya terdapat sisem proteksi untuk arus hubung
singkat,beban lebih, dan proteksi terhadap tegangan kejut .

Spesifikasi Teknis
Input outputnya tegantung dari rangkaian parallel PV modul sesuai dengan
spesifikasi Arus dan tegangan maksimum dari Solar Charger Controller.
Instalasi
Secara diagram teknis diletakan antara Rangkaian Modul surya ( PV Array)
dan Solar charger controller . Dan secara pemasangan dilapangan panel ini
diletakkan di bawah PV array padarangkapenyangga modul.
3. Solar Charger Controller
3. Solar Charger Controller

Pengertian dan Fungsi


Berfungsi sebagai alat pengatur pengisian energi listrik ke baterai ,
sehingga proses pengisian baterai akan lebih optimal

3 tahapan pengisian /
charging baterai
Battery Voltage
1 2 3
Boost / Equalize Volt
Float Volt
Bulk Boost Float

Time
3 Tahapan pengisian / charging
baterai
1. Bulk Charge : Tahapan pengisian / charging pertama dari 3 tahapan pengisian baterai (
tahap pengisian ) . Dimana arus yang di berikan ke baterai pada rating aman maksimal
hingga baterai mencapai atau mendekati tegangan full charge level ( 80-90 % )

2. Boost Charge : Tahapan pengisian / charging yang kedua dari 3 tahapan pengisian baterai (
tahap pemadatan ). Tegangan dan arus yang di berikan cenderung konstan / tetap sesuai
dengan tahanan internal baterai serta di tahan selama waktu tertentu untuk tujuan
pemadatan muatan. Pada tahapan ini charger akan memberikan tegangan maksimum.
Tahapan ini juga sering di gunakan untuk pada baterai yang di simpan lama tetapi tidak
digunakan untuk menjaga kulaitas dari baterai.

3. Float Charge : Tahapan pengisian / charging yang ketiga dari 3 tahapan pengisian baterai (
tahap penggelontoran ) . Setelah baterai mencapai satatus level full charge , arus
pengisian akan di turunkan secara bertahap hingga batas terendah ( Typikal 12.8 hingga
13.2 untuk baterai dengan tegangan nominal 12 Vdc ) hal ini di lakukan untuk mengurangi
proses pelepasan gas dan untuk memperpanjang umur baterai
Spesifikasi Teknis
SCB 48120
- MPPT Charge Controller
- PV Input <145 Voc, Vmp 64-125 Vdc
- Tegangan Nominal Battery 48 Vdc (43.2-60 vdc)
- Dapat di rangkai secara parallel
- CC #1 dilengkapi dengan temperature compensation
4. Inverter S-219C
Berfungsi sebagai alat pengubah tegangan arus searah ( DC )
menjadi tegangan arus Bolak-balik ( AC ).
S-219C (parallel version)

- Bidirectional Inverter, Single Phase


- Output 220Vac 50Hz
- Input 48 Vdc
- Dapat di rangkai secara parallel hingga 6
unit, w/o controller
- Semua Inverter dapat saling membagi
beban secara seimbang
- Redundancy operation
Safety Interlock System
Power Instalation ( 10 Kw )
Power Instalation ( 15 Kw )
Power Instalation ( 25 Kw )
4.1. SMU (system monitoring unit)
Inverter #1
Sistem Koneksi Kabel Data
Green when power on, ready
Flash when connect to server
Flash when poll to S-219 and SCB
Flash when write data to SD card

RS485
LAN
4.2. 48 to 12 Vdc Power supply
4.3 RS-232 to RS-485 Converter
4.4 Surge protector
4.5 Monitoring Software wireless from SMU to
PC and on Android Tablet/Smart Phone
4.6 Monitoring Software wireless from SMU to
PC and on Android Tablet/Smart Phone
4.7 Membaca & Mengartikan Sistem Monitoring
5. Panel DC
Pengertian dan Fungsi
Berfungsi sebagai sarana penghubung antara Solar Charger
Controller, Battery Bank, dan Inverter. Di mana di dalamnya di lengkapi
dengan pengaman system terhadap Hubung singkat, dan arus beban
Lebih.
Panel DC
6. Battery bank
Pengertian dan Fungsi
Berfungsi sebagai Sarana penyimpanan energi sementara sebelum
di gunakan / dialirkan ke pengguna.

Spesifikasi Teknis
• Baterai yang di gunakan adalah jenis VRLA ( Vented Regulator Lead Acid )
• Maintenance Free.
• Electrolite : Gel Structure
Susunan dan koneksi Baterai
KOMPONEN BATERE
KUTUB

BHN AKTIF
GRID

KONTAINER

Pb
PELAT NEGATIF
Pbo2 SEPARATOR
PELAT POSITIF
REAKSI KIMIA PADA BATERE

Timah oksida
Pelat positif

Larutan
garam Air
Timah Asam
Pelat
negatif
DISCHARGE/PENGELUARAN
ARUS
CHARGE/PENGISIAN ARUS
OVERCHARGE/PENGISIAN ARUS
BERLEBIH
Battere dalam sistem PLTS

PLTS SHS PLTS TERPUSAT


KAPASITAS BATERE ( C )
Kapasitas total/ kapasitas nominal biasanya diberi tanda C,
merupakan ukuran seberapa besar energi yang dapat disimpan
dalam batere.

Umumnya kapasitas Amper-Hour dari suatu batere diukur pada


suatu laju pengeluaran yang akan menyebabkan batere
habis/kosong dalam 20 jam. (atau laju C/20, atau 0,05C ). Jika
dilakukan pelepasan pada laju yang lebih besar dari C/20, akan
didapatkan kapasitas tersedia lebih kecil dari C total.

Selain laju C/20, kapasitas nominal juga kadang-kadang dinyatakan


dalam C/10, C/100 dan lainnya.bergantung pada laju dimana batere
akan digunakan.
Batere 70 Ah C/20 12 V artinya : kapasitas batere 70 ah jika di
discharge dengan arus 70/20 = 3,5 Amper selama 20 jam sampai
mencapai tegangan 1,75 V
STATE OF CHARGE (SOC)
State Of Charge (SOC) merupakan suatu ukuran seberapa
penuhnya muatan listrik dalam batere.
State Of charge dinyatakan dalam persen (%), batere dengan soc
50% berarti masih tersedia kapasitas batere sebesar 50% dari
kapasitas (C) nominal
Tegangan rangkaian terbuka dan SOC batere

MONOBLOK 2 V MONOBLOK 6 V MONOBLOK 12 V SOC (%)

2,12 atau lebih 6,36 atau lebih 12,72 atau lebih 100

2,10 – 2,12 6,30 – 6,36 12,60 – 12,72 75 – 100

2,08 – 2,10 6,24 – 6,30 12,48 – 12,60 50 –75

2,03 – 2,08 6,90 – 6,24 12,12 – 12,48 25 – 50

1,95 – 2,03 5,85 – 6,90 11,70 – 12,12 0 – 25

1,95 atau kurang 5,85 – atau kurang 11,70 atau kurang 0


DEEP OF DISCHARGE (DOD)
DAN CYCLE
Deep Of Discharge (DOD) merupakan suatu ukuran seberapa
dalam/ banyak muatan listrik telah dilepaskan/dikeluarkan dari
sebuah batere.

Jika batere penuh atau 100% SOC, maka DOD batere adalah
0%. Sebaliknya jika batere kosong atau 0% SOC maka DOD
batere tersebut adalah 100 %.

Cycle atau siklus, merupakan suatu interval yang meliputi satu


perioda pengisian dan satu perioda pelepasan. Idealnya batere
selalu diisi/charge sampai dengan 100% SOC selama perioda
pengisian pada tiap siklus.
TIPE BATERE
 BATERE STARTER
Batere Starting dibuat untuk memungkinkan penyalaan
mesin/ starting engine.
Batere Starting memiliki banyak pelat tipis yang memungkinkan
untuk melepaskan energi listrik yang besar dalam waktu
singkat.

 BATERE DEEP CYCLE


Batere Deep Cycle dibuat dengan pelat lebih tebal yang
memungkinkan untuk melepaskan energi dalam selang waktu
panjang.
BATERE STARTER

BATERE DEEP CYCLE


PENYEBAB KERUSAKAN
BATERE
 Alamiah – Softening

 Overcharge – Korosi

 Overdischarge –
Sulphasi
SOFTENING
KOROSI GRID
SULPHASI
Hubungan batere secara
seri,paralel dan seri-paralel
l

Seri Paralel

Seri-Paralel
Hubungan batere secara
seri,paralel dan seri-paralel :
 Jika tiga baterai dengan tegangan 12 volt dan
kapasitas 100Ah dihubungkan secara seri, maka
tegangan akan menjadi 36 volt sedangkan
kapasitas tetap 100Ah (3600 watt-hour).

 Jika tiga baterai dengan tegangan 12 volt dan


kapasitas 100Ah dihubungkan secara paralel,
maka tegangan akan tetap 12 volt sedangkan
kapasitas menjadi 300Ah (3600 watt-hour).
7. Panel Distribusi/AC
Pengertian dan Fungsi
Berfungsi sebagai sarana penghubung antara inverter dan beban,
serta berfungsi sebagai sarana pembagi beban. Dimana di
dalamnya tedapat sistem proteksi terhadap arus hubung singkat,
serta beban lebih serta Lighting surge , dan metring.
Panel Distribusi / AC
Panel Distribusi / AC
8. Rumah Pembangkit
Pengertian dan Fungsi
Berfungsi sebagai tempat penyimpana peralatan controll seperti
Solar Charger Controller, Inverter , Panel-panel, dan batere bank.
Rumah pembangkit ini selain harus mampu menampung semua
peralatan Controll tadi juga harus dapat melindunginya dari
gangguan cuaca yang akan menggangu kinerja peralatan.
9. Sistem Penangkal petir
Pengertian dan Fungsi
Berfungsi sebagai sarana pengaman sistem dari bahaya sambaran
petir baik langsung maupun tidak langsung.
Sistem penangkal petir ini sangatlah penting peranannya karena di
setiap lokasi pembangunan PLTS intensitas petir sangat bervariasi
dan umumnya sangat tinggi, Sistem ini berfungsi untuk
mengamankan semua peralatan didalam pembangkit dan
instalasinya termasuk jaringan dan instalasi rumah yang sangat
rentan terhadap sambaran petir.
Terutama sistem kontroller ( Charger & Inverter yang sanat sensitif
terhadap impact tegangan dari berasal dari petir ini.
9. Sistem Penangkal petir
10. Pagar pengaman BRC
Pengertian dan Fungsi
Berfungsi sebagai alat pengaman lokasi pembangkit dari binatang
maupun pengganggu.
Jaringan Tegangan Rendah
(JTR)

Menyalurkan listrik dari Pembangkit ke rumah


Jaringan Tegangan Rendah
(JTR)
Instalasi Rumah:

 Energy limit dapat diset sesuai dengan


Kebutuhan sistem pembangkit melalui
Hand Held Unit
 Dapat diset untuk waktu reset
Pengisian ulang energi
 Dilengkapi dengan proteksi Short
circuit dan Over load yang akan kembali
Reset setelah problem di temukan
 Alarm hidup bila sisa energi sedikit
 Display kuota, pemakaian & sisa
 Mampu dibuat di Indonesia
 Digunakan di sistim stand alone

Sebagai pengaman dalam sistem PLTS. Cara kerjanya adalah pembatas energi di pelanggan
sesuai kuota dan Kapasitas pembangkit , sehingga pembagian energi dapat merata untuk
setiap pelanggan dan tidak overcapacity.
E PLTS produksi = 30.000 Watt Jam / hari
Jumlah pelanggan = 100 rumah
Setting E. Limiter = 30.000 / 100 = 300 Watt jam / hari
Instalasi Rumah (IR)

Energi Limiter terpasang di rumah


Instalasi Rumah:

 Lebih hemat dibanding lampu neon. S/d 100 lm/W


 life time 50.000 jam. Instan start
 Tersedia DC dan AC. Umumnya 3 – 9 Watt utk PLTS
 SNI bagi Luminer Penerangan Jalan Umum
Mengenal Profil Produksi Energi PLTS
Retscreen di https://eosweb.larc.nasa.gov/cgi-bin/sse/
Produksi Energi Harian PLTS
15kwp *)

Des

Nop

Okt

Sep

Aug
Rata-rata radiasi matahari horisonal harian Jul
kWh/m2/d Radiasi Jun
7
Pay
6
Apr
5
Mar
4
Feb
3
Jan
2
- 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00
1
Produksi Energi Harian
0 *) Rasio Kinerja Pembangkit = 66%
Jan Feb Mar Apr Pay Jun Jul Aug Sep Okt Nop Des
January February March April May June July August SeptemberOctober NovemberDecember
4.86 5.63 6.12 6.2 5.66 5.23 5.13 5.23 5.32 4.95 4.62 4.48
TEDC PV-Training
Energy at earth

General application of solar power

TERIMA KASIH

Tim Chiaradia
Pt. entec Indonesia

Anda mungkin juga menyukai