BAB. I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kecelakaan Kerja yang menimpa pekerja/buruh bangunan, pabrik,
kantor yang disebabkan oleh LISTRIK ternyata banyak sekali.
Khusus kasus kebakaran yang disebabkan listrik dari data Puslab.
Forensik Mabes Polri menempati urutan 2 (dua) dari seluruh kasus
By. H. Sukarni
A. LATAR BELAKANG
Dari hasil wawancara dan diskusi dengan pekerja/buruh yang
menangani perlistrikan di tempat kerja, ternyata hanya berdasarkan
berani dan pengalaman saja, tidak diimbangi dengan mengikuti atau
melaksanakan pedoman/standar yang ada
Untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, disiplin, sikap kerja,
dan etos kerja bagi pekerja/buruh yang menangani instalasi listrik di
tempat kerja harus mengikuti pembinaan K3 Listrik dan dinyatakan
lulus
Maka teknisi yang memenuhi syarat kompetensi Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Listrik diberikan SERTIFIKAT dan LISENSI dari
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I.
By. H. Sukarni
B. TUJUANPEMBELAJARAN
1. Tujuan Pembelajaran Umum.
Setelah mempelajari modul ini diharapkan saudara dapat
memahami dan melaksanakan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus.
Setelah mempelajari modul ini diharapkan saudara dapat
memahami dan menjelaskan : pengertian, K3, kecelakaan kejut
listrik, skema asal listrik, potensi bahaya arus listrik, terjadinya
kejut listrik, bahaya kejut listrik, tahanan kulit dan badan anggota
badan, pengaman sentuh langsung, pengaman lainya.
By. H. Sukarni
C. RUANG LINGKUP
Dalam kegiatan pembelajaran ini berorientasi pada sebab-
sebab kecelakaan yang disebabkan oleh listrik dan
akibatnya, potensi bahaya listrik, kejut listrik, serta
pengaman listrik
By. H. Sukarni
D. DASAR HUKUM
1. U.U. No.13 Th 2003 tentang Ketenagakerjaan.
2. U.U. No.1 Th 1970 tentang Keselamatan Kerja.
3. Kepmennakertrans NO. KEP. 75 / MEN / 2002 tentang
Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia ( SNI ) No: SNI-04-
0225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000
(PUIL 2000) di tempat kerja.
4. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan
Ketenagakerjaan No. KEP. 311 / BW / 2002 tentang
SERTIFIKASI KOMPETENSI KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA TEKNISI LISTRIK.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No: PER. 03 / MEN / 1998 tentang
Tatacara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan.
By. H. Sukarni
By. H. Sukarni
A. PENGERTIAN
3. KEJADIAN BERBAHAYA LAINNYA adalah suatu kejadian
yang potensial, yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja atau
penyakit akibat kerja kebuali kebkaran, peledakan, dan bahaya
pembuangan limbah.
4. ARUS HUBUNG PENDEK adalah arus lebih yang diakibatkan
oleh gangguan impedans yang sangat kecil mendekati nol antara
dua penghantar aktif yang dalam kondisi operasi normal berbeda
potensial.
5. ARUS SISA adalah jumlah aljabar nilai arus sesaat, yang
mengalir melalui semua penghantar aktif suatu sirkit pada suatu
titik instalasi listrik
By. H. Sukarni
A. PENGERTIAN
6. ELEKTRODE BUMI adalah bagian konduktif yang
membuat kontak langsung dan memberikan hubungan
listrik dengan bumi.
7. INSTALASI LISTRIK BANGUNAN adalah rakitan
perlengkapan listrik pada bangunan yang berkaitan satu
sama lain, untuk memenuhi tujuan atau maksud tertentu dan
memiliki karakteristik terkoordinasi.
8. KEADAAN DARURAT adalah keadaan yang tidak biasa
atau tidak dikehendaki yang membahayakan Keselamatan
manusia dan keamanan bangunan serta isinya, yang
ditimbulkan oleh gangguan suplai utama listrik.
By. H. Sukarni
A. PENGERTIAN
9. KOTAK KONTAK adalah bagian kontak tusuk yang
merupakan gawai pemberi arus.
10. TUSUK KONTAK adalah bagian kontak tusuk yang
merupakan gawai penerima arus.
11. KOTAK KONTAK BIASA (KKB) adalah kotak kontak
yang dipasang untuk digunakan sewaktu-waktu bagi
peranti listrik jenis apapun asalkan penggunaannya tidak
melebihi batas kemampuannya
By. H. Sukarni
A. PENGERTIAN
12. KOTAK KONTAK KHUSUS (KKK) adalah kotak kontak
yang dipasang khusus untuk digunakan secara tetap bagi
suatu jenis peranti listrik tertentu yang diketahui daya
maupun tegangannya.
13. SAKELAR adalah gawai utk menghubungkan dan
memutuskan sirkit dan mengubahnya menjadi berbeban
atau tidak berbeban
By. H. Sukarni
By. H. Sukarni
By. H. Sukarni
By. H. Sukarni
By. H. Sukarni
By. H. Sukarni
By. H. Sukarni
By. H. Sukarni
By. H. Sukarni
By. H. Sukarni
By. H. Sukarni
By. H. Sukarni
By. H. Sukarni
By. H. Sukarni
By. H. Sukarni
By. H. Sukarni
By. H. Sukarni
By. H. Sukarni
By. H. Sukarni
By. H. Sukarni
By. H. Sukarni