Laporan OJT

LAPORAN ON THE JOB TRAINING
(OJT)
Pabrik Gula Kebon Agung
Disusun oleh:
RIZKI DWI PRAPTIWI 0514040070

TUTUT TRI WULANDARI 0514040071
JORDAN SYAH GUSTAV 0514040086
PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2017
Kotak Pos 80 Telp (0341) 801371 – 801064 Fax. (0341) 801143 – Malang 65102
Halaman Pengesahan
Laporan Kegiatan On The Job Training

Mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
Di
Dengan ini menyatakan mahasiswa dengan nama :
Rizki Dwi Praptiwi 0514040070

Tutut Tri W 0514040071
Jordan Syah G 0514040086
Program studi Teknik keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik

Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Telah melaksanakan OJT di Pabrik Gula Kebon Agung selama 3 bulan, mulai
tanggal 2 Oktober s/d tanggal 11 Desember 2017.
Surabaya, 10 Desember 2017
Menyetujui,
Kepala Bagian Teknik Pembimbing Lapangan

P.G Kebon Agung Malang P.G Kebon Agung Malang
Cucut Hendra Pamungkas

Heru Cahyono
Pemimpin
P.G Kebon Agung Malang
Hendro Setiaji
PG KEBON AGUNG I
Halaman Pengesahan
Laporan Kegiatan On The Job Training

Mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
Di
Dengan ini menyatakan mahasiswa dengan nama :
Rizki Dwi Praptiwi 0514040070

Tutut Tri W 0514040071
Jordan Syah G 0514040086
Program studi Teknik keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik

Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Telah melaksanakan OJT di Pabrik Gula Kebon Agung selama 3 bulan, mulai
tanggal 2 Oktober s/d tanggal 11 Desember 2017.
Surabaya, 10 Desember 2017
Menyetujui,
Ketua Program Studi Teknik Koordinator On Job Traning

K3
Pranowo Sidi, ST., MT

Arief Subekti, S.T., M.MT
NIP.196020101985031002
NIP. 196104151988931003
Kepala Jurusan
Teknik Permesinan kapal
George Endri Kusuma, S.T., M.Sc.Eng

NIP.197605172009121003
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. karena atas rahmat dan
hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan On the Job Training dan laporan On the
Job Training pada PG. Kebon Agung Malang. Yang telah dilaksanakan selama 4
bulan yakni sejak tanggal 02 Oktober hingga tanggal 11 Desember 2017.
On the Job Training merupakan salah satu syarat kelulusan prodi Teknik
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
Kegiatan ini dilakukan sebagai lahan tempat pengaplikasian ilmu yang telah
didapat selama perkuliahan di lapangan kerja yakni di lingkungan PG. Kebon
Agung
Dalam pelaksanaan On the Job Training dan pembuatan laporan, penulis
tidak lepas dari bantuan berupa fasilitas dan bimbingan baik secara spiritual
maupun material. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih
kepada:
1. Allah SWT. Yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayahNya
sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan On the
Job Training di PG. Kebon Agung Malang dengan selamat dan
lancar.
2. Orang Tua yang selalu mendoakan dan mendukung penulis dalam
melaksanakan On The Job Training.
3. Bapak Ir. Eko Julianto, M.Sc., MRINA selaku Direktur Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya.
4. Bapak George Endri Kusuma, S.T., M.Sc.Eng selaku Ketua Jurusan
Teknik Permesinan Kapal.
5. Bapak Arief Subekti, ST., M.MT. selaku Ketua Program Studi
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
6. Bapak Pranowo Sidi, ST., MT. selaku coordinator On the Job
Training Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
7. Bapak Hendro Setiaji, selaku pimpinan Pabrik PG Kebon Agung.
8. Bapak Agus Wahyudi, S.H On The Job Training dan Ahli K3

Umum PG Kebon Agung.
9. Bapak Cucut selaku selaku pembimbing On The Job Training dan
Ahli K3 Umum PG Kebon Agung.
10. Bapak Bambang Tjiptoroso dan Bapak Supriadi bagian personalia.
11. Mbah Rasminah sekeluarga
12. Seluruh teman-teman seperjuangan TK3-C angkatan 2014 dan
seluruh teman-teman jurusan Teknik Keselamatan dan Kesehatan
Kerja angkatan 2014
13. Semua pihak yang telah membantu dalam pelakasanaan kerja
praktek yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak terdapat kekurangan.
Saran dan kritik yang membangun selalu penulis nantikan demi perbaikan laporan
ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih.
Malang, 10 Desember 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ...............................................................................................i

Halaman Pengesahan................................................................................................i
Halaman Pengesahan...............................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan......................................................................................................2
BAB II Kajian Pustaka.............................................................................................3
2.1 Profil Perusahaan PG. Kebon Agung....................................................3
2.2 Visi dan Misi Perusahaan.......................................................................5
2.3 Deskripsi pelaksanaan Kegiatan............................................................5
2.4 Tanggung Jawab dan Wewenang..........................................................5
2.5 Proses Produksi.......................................................................................9
2.5.1 Stasiun Persiapan...........................................................................10
2.5.2 Stasiun Gilingan.............................................................................10
2.5.3 Stasiun Pemurnian.........................................................................12
2.5.4 Stasiun Penguapan.........................................................................15
2.5.5 Stasiun Masakan............................................................................17
2.5.6 Stasiun Putaran..............................................................................17
2.5.7 Stasiun Ketel...................................................................................18
2.6 Pembuatan SOP.....................................................................................18
2.7 Pengertian APAR..................................................................................19
BAB III METODE RINCIAN KERJA PRAKTEK..............................................23
BAB IV TUGAS KHUSUS...................................................................................42
4.1 Pembuat SOP P3K................................................................................42
BAB V PENUTUP.................................................................................................50
1.1 Kesimpulan............................................................................................50
1.2 Saran.......................................................................................................51
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

PG Kebon Agung adalah sebuah perusahaan swasta yang bergerak dibidang
pangan dengan hasil produksi berupa gula dan hasil samping berupa tetes,
blothong dan ampas. Pabrik ini terletak di desa Kebon Agung, Kecamatan
Pakisaji, Kabupaten Malang. Pada saat masa giling, jumlah pekerja yang bekerja
pada pabrik ini kurang lebih sebanyak 800 orang sedangkan ketika diluar masa
giling adalah sebanyak 350 pekerja.
Beberapa stasiun terintegrasi dalam menjalankan proses pembuatan gula.

Diantaranya adalah stasiun gilingan, stasiun pemurnian, stasiun penguapan,
stasiun masakan, stasiun putaran dan stasiun ketel. Beragam alat digunakan sesuai
dengan fungsinya. Contohnya pada stasiun gilingan digunakan alat berupa cane
cutter, Heavy duty hammer shredder, dll. Sedangkan pada stasiun pemurnian
digunakan alat berupa rotary lime slaker, rotary sulfur burner, clarifier dll. Untuk
stasiun penguapan digunakan alat berupa evaporator. Sedang pada stasiun
masakan digunakan alat berupa vacuum pan, dan pada stasiun putaran digunakan
alat bernama centrifuge, sugar dryer, sugar cooler. Dan yang terakhir pada stasin
ketel digunakan boiler sebanyak 3 buah. Selain peralatan utama tersebut
digunakan peralatan pelengkap yang mendukung proses dan juga keselamatan.
Dengan banyaknya kapasitas produksi, banyaknya peralatan yang digunakan,
jumlah karyawan yang bekerja di PG Kebon Agung dan tingginya kemungkinan
risiko kecelakaan, maka sudah semestinya perusahaan memberikan jaminan
kesehatan dan keselamatan untuk pekerja. Untuk itu perlu diterapkannya Sistem
Manajemen K3 (SMK3) untuk mengelola risiko yang ada dalam perusahaan agar
kejadian yang tidak diinginkan atau dapat menimbulkan kerugian dapat dicegah
(Ramli, 2009).
1
Menurut Kepmenaker 05 Tahun 1996, Sistem Manajemen K3 adalah

bagian dari system manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan
sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebjakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisiensi dan produktif.
1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara membuat SOP?
2. Bagaimana cara merancang kebutuhan apar sesuai dengan permenaker
04/MEN/1980?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Dapat membuat membuat SOP.

2. Dapat merancang kebutuhan apar sesuai dengan permenaker
04/MEN/1980
1.4 Ruang lingkup dan batasan

Penelitian ini memiliki ruang lingkup dan batasan sebagai berikut:
1. Peneliti hanya akan membuat klausul yakni tentang pembuatan SOP

2. Peneliti hanya akan menghitung kebutuhan apar pada setiap stasiun yang
ada di pabrik serta penempatan apar sesuai dengan peraturan
PER/04/MEN/1980
2
BAB II
Kajian Pustaka
2.1 Profil Perusahaan PG. Kebon Agung
Pabrik gula Kebon Agung didirikan oleh seorang pengusaha Tionghoa,

yang bernama Tuan Tan Tjwan Bie pada tahun 1905. Lokasi Pabrik Gula berada
di Desa Kebon Agung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang atau tepatnya
kira-kira 5 km selatan Kota Malang.
Pabrik gula Kebon Agung yang semula dikelola secara perorangan

diserahkan kepada Biro Management Naamloze Ven-nootscap (NV) Handle-
Landbouw Maatschappij Tiedeman & van Kerchem (TvK) pada tahun 1917. Pada
tahun berikutnya tepatnya pada tanggal 20 Maret 1918 dibentuk “Naam-loze
Vennootschap (NV) Suiker Fabriek Kebon Agoeng” atau NV S.F Kebon Agoeng,
dengan akte Notaris Hendrik Williem Hazenberg (No. 155).
Seiring dengan kemerosotan harga di pasar dunia, industry gula di jawa

yang pada saat itu menjadi jawara eksportir kedua setelah Cuba, mengalami
guncangan hebat. Dampaknya sangat dirasakan Pabrik Gula di Jawa, termasuk
NV S.F Kebon Agoeng. Kelesuan usaha tersebut menyebabkan pada tahun 1932
seluruh saham NV S.F Kebon Agoeng tergadaikan kepada De Javasche Bank
Malang yang menyebabkan pada 3 tahun berikutnya yaitu pada tahun 1935, NV
S.F Kebon Agoeng sepenuhnya menjadi milik De Javasche Bank.
RUPS Perseroan pada tahun 1951 mengubah nama perusahaan menjadi

Perseroan Terbatas Pabrik Gula (PT PG) Kebon Agung. Begitupun dengan jajaran
direksi dan pemegang saham perusahaan, namun untuk pengelolaan PT PG Kebon
Agung masih tetap menjadi tanggung jawab dari NV Handel-Landbouw
Maatschappij Tiedeman & van Kerchem (TvK)
3
Setelah Indonesia merdeka, sesuai dengan Peraturan Peemerintah No. 3

tahun 1946, seluruh perusahaan gula harus dikelola oleh Badan Penyelenggara
Perusahaan Gula Negara (BPPGN) yang berkedudukan di Surakarta. Namun
mulai 1950 Pabrik Gula Kebon Agung kembali dikelola oleh Tiedeman & van
Kerchem (TvK). Pengelolaan ini berakhir pada pengambilalihan (nasionalisasi)
semua perusahaan-perusahaan yang dikelola perusahaan asing oleh Pemerintah
Indonesia pada tahun 1958. Sejak saat itu Pabrik Gula dikelola oleh Badan
Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan Gula atau BPU-PPn Gula
Pada tahun 1968 hingga tahun 1993, PG. Kebon Agung dikembalikan lagi
ke pemilik lama yakni Bank Indonesia yang menunjuk Yayasan Dana Pensiun dan
Tunjangan Hari Tua Bank Indonesia sebagai pemegang saham dan pemilik PT.
PG Kebon Agung menunjuk PT. Biro Management Tri Guna Bima sebagai
direksi pengelola PT. PG Kebon Agung.
Sejak tahun 1993 hingga sekarang, PT. PG Kebon Agung berubah nama
menjadi PT. Kebon Agung dengan pemegang saham yang terdiri dari YKK-BI
dan koperasi karyawan PT. PG Kebon Agung.
Selama perjalanan, perusahaan secara berkelanjutan mengadakan

penggantian dan penambahan mesin /peralatan dalam upaya meningkatkan kinerja
dan efisiensi Pabrik Gula dan terus mengembangkan diri agar mampu bersaing
dalam era pasar bebas.
Pada tahun 1937 kapasitas giling yang semula 500 tth, dinaikan menjadi
1.800 tth. Kenaikan kapasitas giling juga terjadi pada tahun 1976 hingga tahun
1978 yakni sebsar 2.500 ttn karena diadakan rehabilitasi, perluasan dan
Modernisasi (RPM)
Pada tahun 1998 hingga tahun 2001 dilakukan program penyehatan

sehingga kapasitas giling menjadi 4700 ttn. Dari tahun 2001 hingga 2004
4
dilakukan perbaikan dan penggantian mesin untuk meningkatkan kemantapan

kinerja dan efisiensi pabrik dengan sasaran kapasitas giling 5.000 tth.
Kembali dilakukannya program Pengembangan pada tahun 2005, kapasitas

giling PG. Kebon Agung meningkat menjadi 10.000 tth. Peningkatan kapasitas
giling PG. Kebon Agung juga terjadi di tahun 2016 sehingga kapasitas giling PG.
Kebon Agung menjadi 12.000 tth.
2.2 Visi dan Misi Perusahaan
Berikut ini adalah visi dan Misi PG. Kebon Agung:
Visi Perusahaan:
Mewujudkan perusahaan gula yang efisien, berdaya saing tinggi dan

terpercaya serta berwawasan lingkungan dengan senantiasa mampu memberi
keuntungan secara optimal.
Misi perusahaan:
Melakukan kegiatan usaha dalam industry gula untuk meningkatkan

pendapatan perusahaan dengan menerapkan prinsip Tata Kelola Perusahaan yang
baik (good corporate gave-nance) melalui pengelolaan secara professional dan
selalu memperhatikan stakeholder termasuk petani sebagai mitra kerja atas dasar
hubungan yang saling menguntungkan.
2.3 Deskripsi pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan umum di PG Kebon Agung Malang adalah memproduksi gula

kristal putih (GKP). Kegiatan yang dilakukan karyawan kantor secara umum
adalah masuk kerja pada pukul 07.00 WIB. Untuk hari Senin sampai dengan
Kamis karyawan kantor bekerja hingga pukul 15.00 WIB, sedangkan untuk hari
Jum’at karyawan bekerja hingga pukul 15.30 WIB dan untuk hari Sabtu,
karyawan bekerja setengah hari yang mana waktu kerja hanya sampai pukul 12.30
WIB.
5
Untuk pekerja pabrik diterapkan system shift yang mana PG. Kebon Agung
membagi shift menjadi 3 bagian yakni shift pagi, shift siang dan shift malam.
Pekerjaan lembur dilakukan secara sukarela, namun disepakati bahwa kerja

lembur akan dilakukan karena adanya pekerjaan atau serentetan pekerjaan yang
harus selesai atau tidak dapat ditunda, adanya pekerjaan atau serentetan pekerjaan
yang harus diselesaikan karena alasan kesehatan, membahayakan kalua tidak
segera diselesaikan, dll.
2.4 Tanggung Jawab dan Wewenang
Terdapat pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab pada PG. Kebon
Agung, diantaranya adalah:
1. Pemimpin
Pemimpin adalah pejabat yang bertanggung jawab terhadap perusahaan.
Pemimpin PG. Kebon Agung Malang adalah seorang yang berhak
mengatur karyawan atau manajemen karyawan dan sebagai seorang
pengambil keputusan tertinggi.
Tugas, wewenang dan tanggung jawab pemimpin adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan keputusan dan kebijakan perusahaan dalam mengelola
pabrik gula sesuai dengan keputusan direksi
b. Mengkoordinasikan dan memimpin seluruh bagian produksi dan
bertanggung jawab pada direksi
c. Mengevaluasi hasil kerja pabrik setiap tahun dan mengambil
keputusan untuk meningkatkan atau mencapai efisiensi pada tahun
berikutnya.
2. Kepala bagian Tata Usaha dan Keuangan
Kepala bagian ini merupakan pemimpin bagian tata usaha dimana
penangannannya dalam arti luas, karena disamping sebagai administrator
keuangan, kepala bagian ini juga menangani administrasi lainnya, seperti
6
kepegawaian dan administrasi logistic. Tugas, wewenang dan tanggung

jawab kepada tata usaha keuangan adalah sebagai berikut:
a. Membantu pemimpin dalam mengelola pabrik
b. Bertanggungjawab langsung kepada pimpinan mengenai ketertiban
pelaksanaan di bidang administrasi dan keuangan pabrik.
c. Membawahi beberapa seksi yang dikoordinasikan, yakni:
i. Sie personalia, meliputi:
a) Sub sie umum
b) Secretariat
c) Sub sie tenaga kerja
d) Sub sie keamanan
ii. Sie Akuntansi dibantu oleh:
1) Sub Sie Akuntansi terdiri dari:
a) Sub sie RAB atau analisis biaya
b) Sub sie pembukuan harga produksi
c) Sub sie pajak Cukai
d) Sub sie administrasi tebu rakyat
2) Sub Sie Kas Logistik terdiri dari:
a) Sub sie realisasi
b) Sub sie kas Bank
c) Sub sie juru bayar
3) Sub sie logistic terdiri dari:
a) Sub sue pengadaan
b) Sub sie pembelian
c) Subsie pembekalan
d) Sub sie gudang gula/tetes
e) Sub sie distribusi
4) Sub Sie EDP (Electronic Data Processing) terdiri dari:
a) Sub sie editing
b) Sub sie operating
7
3. Kepala Bagian Tanaman

Kepala bagian tanaman adalah seorang karyawan staf yang memimpin
bagian tanaman. Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab dari kepala
bagian tanaman adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab pada pimpinan di bidang yang menyangkut
masalah tanaman
b. Mengkoordinasi dan memimpin semua kegiatan bagian tanaman
c. Menyiapkan bahan baku tebu setiap tahun sesuai dengan kapasitas
pabrik
d. Menyusun RAB kegiatan tanaman, tebang dan angkut dengan
memperhatikan data-data yang diterima dari sie tanaman, angkutan dan
sinder-sinder kebun wilayah
e. Membuat rencana kebutuhan sarana produksi (pupuk, obat-obatan dan
penyediaan bibit)
f. Menyediakan dan mengkoordinasikan pemakaian alat petani
g. Mengawasi dan mengadakan evaluasi pembiayaan di bidang tanaman,
tebang dan angkutan
h. Membawahi biro tanaman dan sie-sie yang lain pada bagian tanaman,
yaitu:
1. Kasie Utara : Sub sie bina wilayah I sampai dengan
wilayah III
2. Kasie Tengah : Sub sie bina wilayah IV sampai dengan VI
3. Kasie Selatan : Sub sie bina sarana KBD/KBI dan sub sie
bina laboratorium
4. Kasie Tebang Angkut: Sub sie tebang angkut truk utara, sub sie
selatan dan sub sie penerimaan.
4. Kepala Bagian Pabrikasi
8
Kepala Bagian Pabrikasi bertanggung jawab melalui pengawasan terhadap

proses produksi dari bahan baku tebu menjadi gula. Tugas, wewenang, dan
tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a. Bertanggungjawab pada pimpinan dalam hal produksi
b. Mengkoordinasikan dan memimpin semua pengelolaan bunga
c. Meningkatkan efisiensi abrik agar biaya pengelolaan gula dapat
ditekan serendah mungkin
d. Menjaga mutu gula pabrik pada kualitas yang memenuhi standar
e. Membawahi sie-sie yang mengurus:
1. Sie timbangan dan sinder timbangan: mengurusi maintenance
jembatan timbangan dan maintenance timbangan tetes portable
2. Sie umum chemiker: menangani urusan pemakaian bahan kimia,
alat/ buku untuk persiapa giling dan lain-lain
3. Sie maintenance: mengurusi maintenance alat-alat dan
laboratorium dan membersihkan alat-alat proses
4. Sie pengolahan: meliputi stasiun pemurnian, stasiun enguapan,
stasiun masakan dan stasiun pembungkusan
5. Kepala Bagian Teknik

Kepala bagian teknik adalah karyawan staff yang memimpin bagian
teknik,. Tugas, wewenang dan tanggungjawabnya adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan kebijaksanaan kerja dan RAB yang berjalan
b. Mengkoordinasikan rencara kerja dari masing-masing kegiatan di
bidang sinstalasi
c. Mengawasi pelaksanaan kerja dan RAB yang berjalan
d. Membuat evaluasi atas pelaksanaan perusahaan dalam tahun yang
sedang berjalan dan menggunakan tahun lalu sebagai pedoman dalam
penyusunan rencana atau pelaksanaan yang akan datang.
e. Membuat laporan insientil dan laporan rutin
f. Membawahi sie-sie yang berubungan, yaitu:
9
1. Koordinasi unit I: untuk stasiun listrik dan bengkel instrument

2. Koordinasi unit II: untuk stasiun pabrik tengah dan bengkel besali
3. Koordinasi unit III: untuk stasiun remise, stasiun kendaraan dan
stasiun rail ban
4. Bengkel bangunan dan stasiun ketel.
2.5 Proses Produksi
Bahan baku yang digunakan oleh PG. Kebon Agung adalah berupa
tebu yang akan diproduksi menjadi gula dengan produk sampingan berupa
ampas, tetes dan blothong. Dengan proses produksinya yang terdiri dari:
 Stasiun Persiapan
 Proses penggilingan pada stasiun gilingan
 Proses Pemurnian air nira pada stasiun pemurnian
 Proses penguapan air nira pada stasiun penguapan
 Proses pemasakan air nira pada stasiun masakan
 Proses pemisahan kristal gula dengan sirupnya pada stasiun
putaran
 Proses pengemasan gula dalam kemasan retail atau karung pada
stasiun packing
Selain proses-proses diatas, terdapat beberapa proses yang

mendukung proses produksi, yaitu proses pemasakan uap yang akan digunakan
sebagai pembangkit listrik PLTU pada stasiun ketel.
2
2.5.1 Stasiun Persiapan
Sebelum masuk ke stasiun gilingan, tebu dipersiapkan di emplacement

yang kemudian secara bergiliran menuju timbangan tebu. Terdapat tiga
jenis emplacement, yakni:
10
1. Emplacement luar
Fungsi: sebagai tempat berhentinya truk dengan muatan tebu
menunggu giliran menuju emplacement dalam dan timangan
tebu.
2. Emplacement dalam
Fungus: sebagai tempat penampung truk yang siap menerima
giliran menuju truck dumper, tetapi sebelum itu, truk tersebut
harus menuju timangan tebu untuk ditimbang
3. Emplacement dalam II
Fungsi: tempat penampungan truk yang siap menerima giliran
menuju truck dumper, tetapi sebelum itu, truk tersebut harus
menuju timangan tebu untuk ditimbang
2.5.2 Stasiun Gilingan
Stasiun gilingan merupakan stasiun proses pertama dimana tebu

mulai diturunkan dari truk pengangkut tebu hingga menghasilkan air nira
dan ampas. Tebu dari truk pengangkut diangkut oleh sebuah overheadcrane
dan diletakan pada cane preparation. Setelah itu tebu perlahan akan dipotong
dengan menggunakan mesin cane cutter yang berjumlah 2 buah yang
dirangkai seri. Lalu potongan tebu tersebut dipukul-pukul dengan mesin
yang bernama heavy duty hammer shredder untuk diambil nira tebunya,
setelah itu pengambilan nira berlanjut dengan cara menggiling tebu yang
telah ditumbuk dengna menggunakan alat mill yang berjumlah 5 buah secara
seri. Air nira yang dihasilkan selanjutnya akan ditampung pada Stasiun
Pemurnian.
Adapun peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut:
 Overhead Crane dan monorail Crane
Alat ini digunakan untuk mengangkut tebu yang ada pada truk dan
memindahkannya ke meja tebu, dengan spesifikasi sebagai berikut:
11
Kapasitas OHC: 15.000 kg

Kapasitas MRC: 20.000 kg
Jumlah OHC: 1 buah
Jumlah MRC: 4 buah
Turbin: 1500 HP
 Cane Table
Cane Table digunakan untuk menampung tebu yang telah diambil
oleh OHC/MRC dan menjatuhkannya ke carrier menuju gilingan. Alat
ini memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Kapasitas: 87.000 Kg
Panjang: 7m
Lebar: 6m
Kecepatan Rantai: 3.6 s/d 7.2 m/min
Jumlah: 4 buah
 Cane Carrier
Alat ini berfungsi untuk mengangkut tebu dari cane table menuju
penggilingan.
Spesifikasi:
Kapasitas: 178.000 kg
Kecepatan: 4 sampai 12 m/min
Power motor penggerak: 110 KW
Sudut Kemiringan: 30 °C
 Cane Leveller
Cane leveler berguna sebagai perata tebu pada auxiliary carrier, agar
permukaannya rata sehingga kerja auxiliary carrier tidak terlalu
berat.
 Auxiliary Carrier
Alat ini berfungsi membaw tebu dari cane table menuju cane cutter
 Cane Cutter
12
Cane cutter berfungsi untuk memotong tebu menjadi bagian-bagian

yang lebih kecil. Alat ini memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Diameter mata pisau: 1520mm
Jumlah mata pisau: 36 buah
Jarak dengan carrier: 20 s/d 60 cm
Turbin: 1500
 HDHS (Heavy Duty Hammer Shredder)
Alat ini berfungsi untuk menumbuk potongan tebu sehingga menjadi
serpihan-serpihan tebu.
2.5.3 Stasiun Pemurnian
Pada stasiun pemurnian, air nira yang dihasilkan pada stasiun

gilingan selanjutnya dimurnikan untuk memisahkan air nira dengan
kandungan pengotor sehingga dapat diperoleh nira bersih yang
bernama nira bersih/nira encer. Pada stasiun ini digunakan larutan
kapur dan sulfur. Nira yang telah ditampung pada raw juice tank
kemudian dipompa menuju primary juice heater lalu dilakukan
pemanasan hingga 75-80 °C celcius. Kemudian dibawa menuju sulfur
tower dan dilakukan penambahan belerang yang telah dibakar oleh
rotary sulfur burner. Nira tersebut setelah itu dipompa menuju
secondary juice heater dan akan mengalami pemanasan hingga 185-
195°C. Setelah itu nira dimasukan ke dalam flash tank sebelum
akhirnya dimasukan kedalam clarifier untuk mengendapkan kotoran
yang ada dan yang terakhir dipompa menuju clear juice heater.
Kotoran yang berhasil diendapkan dialirkan ke mud mixer lalu dipress
pada rotary vacuum filter sehingga dapat menjadi blotong yang akan
diangkut oleh truk sebelum dimanfaatkan menjadi pupuk. Peralatan
yang digunakan pada stasiun pemurnian diantaranya adalah:
 DSM screen
13
Alat ini berfungsi untuk menyaring nira mentah yang berasal dari
gilingan untuk dipisahkan dari ampas kasarnya.
 Raw Juice Tank
Raw Juice Tank berfungsi sebagai tempat penampungan nira mentah
yang telah disaring oleh DSM screen
 Heater I
Setelah nira ditampung, heater 1 akan memanaskan nira mentah
dengan temperature 75 °C yang dihasilkan dari uap ketel untuk
mempercepat proses pengendapan. Sehingga terjadinya gula inversi
dapat dicegah serta bakteri pengurai sukrosa dapat dibunuh.
Tipe: - shell untuk steam
- Tube untuk nira
 Spliter Box
Spliter box berguna untuk mengatur suhu kapur yang ditambakan
sehingga jumlah susu kapur dapat sesuai dengan yang dikehendaki.
 Pre-Liming
Alat ini berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan nira mentah
dengan susu kapur secara otomatis sehingga didapatkan PH yang
diinginkan. Terdapat 2 jenis pre-liming pada PG KA, yakni pre-
liming 1 dan pre-liming 2 dimana untuk pre-liming 1 digunakan untuk
mendapatkan Ph nira seberas 5-8, sedangkan untuk pre-liming 1
digunakan untuk mendapatkan Ph nira sebesar 8-10.5.
 Bejana Sulfitasi Nira Mentah
Alat ini berfungsi untuk menurunkan PH nira mentah dengan
mencampurkan gas belerang, menetralkan kelebihan Ca(OH)2 serta
membentuk endapan CaSO3 yang dapat menyerap kotoran sehingga
mengumpul dan mengendap.
 Netraliser
14
Netraliser merupakan tabung yang berfungsi untuk menetralkan nira

dengan membuat Ph menjadi 7-7.2 dengan cara mencampurkan nira
mentah dari sulfur tower yang memiliki ph 6.8 dengan susu kapur.
 Heater II
Heater II berfungsi untuk memanaskan nira mentah pada temperature
110 °C dengan bahan pemanas dar uap ketel yang mempunyai
tekanan uap dengan temperature 0-300 °C untuk memperlancar proses
pengendapan
 Pre-floc tower
Adalah sebuah tabung yang berfungsi sebagai pembungan gas dari
heater dan merupakan tempat pencampuran nira mentah dengan
cairan flokulan yang mana larutan ini berfungsi untuk mengikat
kotoran dari nira mentah menjadi nira jernih.
 Single Tray Clarifier
Fungsi dari alat ini adalah untuk mengendapkan kotoran-kotoran yang
terbentuk pada saat pemurnian sehingga akan didapatkan dua lapisan,
yang mana bagian atasnya adalah nira bersih dan pada bagian bawah
adalah nira kotor.
 Saringan Nira Jernih
Saringan nira jernih berfungsi untuk menyaring nira encer dan
rapidoor clarifier sebelum akhirnya ditampung pda peti nira jernih
 Heater III
Heater III berfungsi untuk memanaskan nira jernih yang berasal dari
saringan nira jernih pada temperature 110-115 °C dengan bahan
pemanas dari uap ketel yang mempunyai tekanan uap dengan
temperature 0-300 °C untuk memperlancar proses penguapan.
 Mud feed mixer
Mencampur nira kotor dengan bagasilo (ampas halus) yang berasal
dari bagasse elevator
15
 Rotary Vacuum Filter

Alat ini berfungsi sebagai pemisah kotoran nira yang berasal dari mud
feed mixer sehingga diperoleh nira tapis dan blothong. Lalu nira tapis
ini akan mengalir ke tangka nira mentah dan diproses ulang untuk
mendapatkan nira jernih dan blothong akan dibuang.
 Tabung Pembakaran Gas Belerang
Tabung pembakaran gas belerang berfungsi untuk menghasilkan gas
SO2 dengan embakar belerang padat dengan udara kering.
2.5.4 Stasiun Penguapan
Nira bersih/nira encer yang telah dihasilkan pada stasiun

pemurnian selanjutnya dialirkan ke pre-evaporator untuk diuapkan.
Nira kental pada pre-evaporator diberikan perlakuan pemanasan
dengan suhu 115 °C dan dengan tekanan 0.8 ato. Selanjutnya nira
tersebut dialirkan ke evaporator I, pada tahap ini temperature nira
encer menjadi 108 °C dan dengan tekanan 0.6 Kg/cm2, lalu nira
tersebut dialirkan menuju evaporator II untuk diuapkan airnya dengan
temperature 80 °C sampai dengan 95 °C dengan tekanan 8 sampai 10
cmHg. Pada tahapan ketiga nira dari evaporator II dialirkan ke
evaporator III dengan perlakuan suhu 80 °C sampai dengan 85 °C
dan dengan tekanan 30 sampai 35 cmHg tahapan selanjutnya nira
encer yang telah diproses pada evaporator III selanjutnya dialirkan ke
evaporator IV dimana pada tahap ini nira diberi perlakuan penguapan
dengan temperature 60 °C sampai dengan 62 °C dan dengan tekanan
60 cmHg. Pada tahapan yang terakhi, nira yang keluar dari
evaporator IV dialirkan ke evaporator V dan diuapkan hingga
memiliki kekentalan yang telah dipersyaratkan.
Adapun peralatan yang digunakan pada stasiun penguapan adalah
sebagai berikut:
 Heater III
16
Heater III berfungsi untuk menaikan temperature nira hingga

mencapai 105 °C hingga mencapai titik didihnya.
 Pre-Evaporator
Alat ini berfungsi untuk menguapkan air yang terkandung dalam nira
encer.
 Pompa Vakum
Pompa vakum berfungsi untuk menekan uap sehingga tekanan pada
tiap evaporator berbeda-beda.
 Bejana Sulfitasi nira kental
Alat ini berfungsi untuk menurunkan Ph nira kental sampai 5.6
 Evaporator
Evaporator berfungsi untuk menguapkan air yang terkadung pada
nira encer. Pada PG. Kebon Agung digunakan 6 buah evaporator.
Yang mana pada 5 buah evaporator aktif digunakan sedangkan
sisanya digunakan sebagai cadangan. Evaporator juga dilengkapi
dengan:
- Pipa pemanas yang berfungsi sebagai tempat pertukaran panas
anatara uap dengan nira
- Pipa jiwa yang berfungsi sebagai tempat sirkulasi nira dan
keluarnya nira ke evaporator lainnya.
- Outlet kondensat, yang berfungsi sebagai tepat keluarnya air
kondensat.
- Sapvanger yang berfungsi untuk menahan uap air yang dipakai
sebagai bahan pemanas evaporator agar tidak tercampur dengan nira
- Sight glass yang berfungsi sebagau jaca pengontrol volume nira
- Thermometer berfungsi sebagai pengontrol suhu evaporator
- Manometer vakum berfungsi sebagai alat pengukur tekanan pada
evaporator.
17
2.5.5 Stasiun Masakan
Di stasiun masakan dilakukan proses kristalisasi yang

bertujuan untuk mengambil gula dalam nira kental sebanyak-banyaknya
menjadi Kristal gula dengan ukuran yang dikehendaki, rata-rata Kristal
gula tersebut berukuran 0.8 % sampai dengan 1 mm. adapun peralatan
yang digunakan pada stasiun masakan adalah sebagai berikut:
 Pan masakan
Alat ini bergungsi untuk membuat Kristal gula dengan cara
menguapkan air sampai melewati titik jenuhnya.
 Palung Pendingin
Palung pendingin berfungsi sebagai tempat penampung hasil masakan
sebelum dibawa ke stasiun putaran, selain itu alat ini berfungsi
sebagai tempat penyempurnaan kristalisasi serta dapat meningkatkan
kejenuhan air sampai mendekati daerah metastabil.
 Palung Pendingin Cepat
Palung pendingin cepat berfungsi sebagai pendingin masakan, serta
mengurangi kekentalan masakan D agar mudah diputar.
2.5.6 Stasiun Putaran
Stasiun putaran memiliki tujuan untuk memisahkan Kristal

gula dari larutan sirupnya. Pada stasiun ini digunakan 2 jenis alat
yakni putaran discontinue dan putaran continue.
2.5.7 Stasiun Ketel
Pada stasiun ini dilakukan pemanasan air kondensat sampai

menguap yang bertujuan untuk mengasilkan uap pada tekanan
tertentu yang akan dijadikan sebagai bahan baku pembangkit listrik
tenaga uap. Pada PG. Kebon Agung terdapat 3 buah Ketel uap, yakni
Yoshimine H-2700, H-3500 dan JJ. Seluruh ketel uap pada PG KA
18
berjenis water tube yang mana kapasitas uapnya jika ditotal adalah
sebesar 300 ton perjam. Dimana Yoshimine H-2700 memiliki
kapasitas uap sebesar 80 ton per jam, Yoshimine H-2700 sebsar 100
ton perjam dan JJ sebesar 120 ton perjam.
2.6 Pembuatan SOP
SOP (Standart Operasional Prosedure) adalah langkah-langkah yang dapat
mempermudah karyawan mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan step yang
sudah tertulis. Tujuan dari penerapan SOP itu sendiri adalah memberikan kepada
pelaksana tugas, apabila tidak memiliki SOP maka sebuah lembaga, instansi atau
organisasi akan tidak mudah untuk berkembang dan maju.
Supaya mudah dijalankan oleh petugas ,sebuah SOP hendaknya dibuat
sederhana, jika SOP dibuat terlalu rumit justru akan membuat pelaksana tugas
akan menjadi kebingungan. Hal itu akan menyebabkan pegawai tersebut bekerja
tanpa perencanaan dan prosedur yang jelas. Walaupun di sebuah organisasi atau
instansi sudah memiliki SOP namun tidak ditaati, maka SOP itu tidak berarti sama
sekali . sebab, untuk memperoleh hasil terbaik maka perencanaan yang baik harus
dikerjakan dengan sebaik-baiknya.
Untuk itu perlu cara tepat dalam menyusun SOP antara lain:
-membentuk panitia penyusun SOP
-membebuat sasaran SOP yang tepat
-Berdiskusi dengan pimpinan
-Tentukan batas waktu penyusunan SOP
-Bekerja sama dengan pakar SOP
2.7 Pengertian APAR

APAR merupakan alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk
memadamkan api pada mula terjadi kebakaran (Per.04/ MEN/ 1980).
19
Jenis- jenis APAR:
1. Jenis cairan (air) :

 Sifat air dalam memadamkan kebakaran adalah secara fisik
mengambil panas (cooling) dan sangat tepat untuk memadamkan
bahan padat (kelas A).
 Air tidak dapat digunakan untuk :
• Kebakaran pada aparat listrik yang bertegangan (klas C)
• Kebakaran minyak (klas B)
• Kebaran bahan yang reaktif terhadap air (klas B)
• Kebakaran logam (klas D).
2. Jenis busa (foam) :

 Busa kimia dibuat dari gelembung yang berisi antara lain zat
arang dan karbondioksida
 Busa mekanik dibuat dari campuran zat arang
 Busa digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas A dan B
20
 Busa memadamkan api melalui kombinasi tiga aksi

pemadaman yaitu:
 Menutupi yaitu membuat selimut busa di atas bahan yang
terbakar, sehingga kontak dengan oksigen (udara) terputus
 Melemahkan yaitu mencegah penguapan cairan yang mudah
terbakar
 Mendinginkan yaitu menyerap kalori cairan yang mudah
terbakar sehingga suhunya turun
3. Jenis tepung kimia kering (DCP)
 Cara kerja dari pemadam ini adalah dengan merusak reaksi kimia
pembakaran dengan membentuk lapisan tipis pada permukaan
bahan yang terbakar
 Makin halus butiran serbuk kimia kering maka makin luas
permukaan yang ditutupi
 Ammonium hydro phosphat dapat digunakan untuk memadamkan
kebakaran golongan A, B dan C
 natrium bikarbonat dapat dipergunakan untuk memadamkan
kebakaran golongan B dan C
 kalsium bikarbonat dapat dipergunakan untuk memadamkan
kebakaran golongan B dan C.

4. Jenis gas (hydro carbon, berhalogen CO2, dsb)
 Media pemadam api CO2 berupa fase cair bertekanan tinggi.

 Prinsip kerja CO2 ialah reaksi dengan O2 sehingga konsentrasinya
berkurang dari 21% menjadi sama atau lebih kecil dari 14%. Hal
ini disebut pemadaman dengan cara menutup.
21
 Media pemadam api CO2 tidak beracun tetapi dapat membuat

orang pingsan atau meninggal karena kekurangan oksigen.
 Kelemahan CO2 ialah tidak dapat mencegah terjadinya kebakaran
kembali setelah api padam (reignitasi) karena CO2 tidak dapat
mengikat O2 secara terus menerus tetapi dapat mengikat O2
sebanding dengan jumlah CO2 yang tersedia sedang suplai oksigen
di sekitar tempat kebakaran terus berlangsung.
5. Halon
 Gas halon bila terkena panas api kebakaran pada suhu sekitar
485oC akan mengalami proses penguraian.
 Zat-zat yang dihasilkan dari proses penguraian tersebut akan
mengikat unsur hidrogen dan oksigen (O2) dari udara.
 Karena sifat zat baru tersebut beracun maka cukup membahayakan
terhadap manusia, sehingga apabila menggunakan halon maka
seluruh penghuni harus meninggalkan ruangan kecuali yang
berpengalaman.
 Jenis gas halon yang dapat digunakan sebagai alat pemadam adalah
halon 1301 (BTM) dan halon 1211 (BCF).
 Halon 1301 (BTM – CBrF3) dengan konsentrasi 4% digunakan
untuk pencegahan kebakaran terhadap alat-alat elektronik.
Lokasi Penempatan APAR menurut PER.04/MEN/1980
 Jarak jangkauan maksimum antar APAR adalah 15 m.

 Penempatan APAR di luar ruangan dengan menggunakan box
penyimpanan.
 Tinggi pemasangan maksimum APAR adalah 1,2 m dari dasar
lantai, kecuali CO2 dan dry chemical dapat lebih rendah dengan
syarat 15 cm di atas lantai.
22
 Memberi penandaan pada APAR dengan tinggi 125 cm dari dasar

lantai tepat di atas APAR.
 Tinggi pemasangan maksimum APAR adalah 1,2 m dari dasar
lantai, kecuali CO2 dan dry chemical dapat lebih rendah dengan
syarat 15 cm di atas lantai.
 Memberi penandaan pada APAR dengan tinggi 125 cm dari dasar
lantai tepat di atas APAR.
 APAR dipasang ditempat yang mudah dilihat, dijangkau, dan
mudah untuk digunakan.
 Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna merah.
 Lemari atau peti (box) dapat dikunci dengan syarat bagian
depannya diberi kaca aman (safety glass) dengan tebal maximum 2
mm.
 APAR yg ditempatkan dalam ruang terbuka harus dilindungi
dengan tutup pengaman
Perhitungan APAR menurut (PER.04/MEN/1980)
 Jumlah APAR =
 Dimana r perlindungan = 7,5
23
BAB III
METODE RINCIAN KERJA PRAKTEK
Pada metode rincian kerja praktek ini akan dijelaskan mengenai rincian kegiatan
harian yang telah penulis lakukan di PG. Kebon Agung, Malang. Berikut adalah
rincian laporan kegiatan:
Laporan Kegiatan Mingguan
3.1 Laporan Kegiatan Minggu ke 1
Nama : -Rizki Dwi Praptiwi (0514040070)
-Tutut Tri Wulandari(0514040071)
-Jordan Syah Gustav (0514040087)
Jurusan : Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Minggu ke 1 tanggal 2/10/2017 sampai 07/10/2017
Detail laporan harian Minggu ke 1
Senin, 02 Oktober 2017
Pada hari pertama masuk On The Job Training di PT PG Kebon Agung
dilakukan pengarahan sekaligus pengenalan pembimbing . Pembimbing kami
bernama Pak Cucut beliau adalah orang yang bekerja di bidang teknik sekaligus
anggota P2K3.Ruangan kami berada di ruang Masinis. Setelah kita berkenalan
,selanjutnya kita berbincang-bincang mengenai aktivitas di PG Kebon Agung
dilanjut dengan Pengenalan Instrument yang ada di pabrik. Kegiatan hari ini
berakhir sampai pukul 16.00 WIB.
Selasa, 03 Oktober 2017
Pada kegiatan Hari ini dilanjut dengan penjelasan mnegenai proses yang
ada di PG.Kebon Agung. Disitu kami di berikan ijin untuk mengambil layout
proses kepada pak zainal selaku bagian fabrikasi ,setelah mengambil kemudian
kami diterangkan oleh Pak Cucut mengenai proses dari tebu sampai menjadi
butiran gula, setelah di jelaskan kami di antar ke plant guna mengetahui secara
langsung bagaimana prosesnya, kegiatan hari ini berakhir sampai pukul 16.00
WIB.
Rabu,04 Oktober 2017
Pada hari ke 3 kegiatan praktek kerja lapangan ini, kami langsung keliling
pabrik secara mandiri karena kebetulan pembimbing kami tidak bisa selalu
menemani ,Kami ber tiga dating jam 07.00 langsung menuju plant ,hari ini kami
24
mendapat pengetahuan baru mengenai proses pembuatan gula putih. Di Kebon

Agung sendiri proses Gula putih ini termasuk produk baru sekitar 3 tahun terakhir
namun saat ini gula putih lebh diminati konsumen. Kegiatan kami terus
berlangsung dengan keliling pabrik sampai pukul 16.00 WIB.
Kamis , 05 Oktober 2017
Pada kegiatan hari ini, dilanjut dengan keliling pabrik menuju ke stasiun
selanjutnya setelah keliling pabrik kami ke ruang fabrikasi untuk menemui pak
zainal, beliau orang yang sangat ramah di situ kami di perbolehkan untuk
membaca refrensi laporan laporan dari mahasiswa yang magang lainnya terutama
milik senior kami, setelah dari ruangan pak zainal kami pergi ke ruangan Gudang
perlengkapan. Gudang ini tempatnya jauh dan paling pojok disitu kami menemui
pak Zuhair, beliau sangat baik disitu kami di kasih refrensi segala yang kami
butuhkan. Kegiatan hari ini berlangsung sampai pukul 16.00 WIB.
Jumat, 06 Oktober 2017
Pada kegiatan hari ini, dilanjut dengan berkeliling ke bagian utilitas yaitu
di bagian boiler serta tempat pembuatan bahan bakar yang merupakan dari ampas
tebu itu sendiri. Kami berkeliling dan juga berkunjung ke bagian control room
boiler, setelah ke bagian control room kami bergegas ke bagian ruang bengkel /
tempat penyimpanan sekaligus pembuatan asesoris yangbdiperlukan oleh boiler ,
disini kami dijelaskan secara lengkap oleh bapak bapak yang dibagian tersebut.
Kegiatan hari ini berlangsung sampai pukul 16.00 WIB.
Sabtu, 07 Oktober 2017
Pada kegiatan hari ini tetap berlangsung meskipun ini hari sabtu, kegiatan
hari ini tidak memerlukan keliling karena untuk hari sabtu hanya setengah hari
dan kami di bagian kantor untuk membantu karyawan yang lain, kami juga
membantu pak Zainal dan bapak bapak yang lain. Kegiatan hari ini berlangsung
sampai pukul 10.00 WIB.
25
Laporan Kegiatan Minggu ke 2

Pada hari ini kami masuk pada pukul 07:00. Disana kami berkeliling area
pabrik serta bediskusi dengan pembimbing kami bapak cucut selaku Ahli K3
Umum Perusahaan yang bertugas di kantor teknik PG. Kebon Agung. Kami
pulang pukul 16:00 WIB.
Pada hari ini kami masuk pukul 07:00. Kami mendapatkan tugas dari pak
Bambang untuk merancang dan membuat SOP mengenai tanggap darurat. Kami
bersiskusi dan merapkan mata kuliah sistem pencegahan dan penanggulangan
kebakaran saat semester 3. Kami pulang pukul 16:00 WIB.
Rabu, 11 Oktober 2017
Pada hari ini kami masuk pukul 07:00. Kami mendapatkan tugas untuk
membuat SOP rekruitmen karyawan borongan. Kami pulang pukul 16:00 WIB.
Kamis , 12 oktoberr 2017
Pada hari ini kami Izin mengurus surat perpanjangan On The Job Training
ke Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
Pada hari ini kami Izin berkonsultasi ke dosen mengenai Tugas Akhir ke
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
Pada hari ini kami Izin berkonsultasi ke dosen mengenai Tugas
Akhir ke Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Kami pulang pukul 13:00
26

Pada hari ini kami masuk pada pukul 07:00. Hari Ini kami observasi ke
stasiun gilingan. Kami mengamati prosedur kerja yang dilakukan pekerja stasiun
gilingan. Stasiun gilingan merupakan stasiun pertama pengolahan tebu. pada
stasiun ini terdapat beberapa peralatan diantaranya adalah over head crane, mono
rail crane, cane table, cane carrier, cane leveler, auxiliary carrier, cane cutter, rol
gilingan, hydraulic pressure, ampas plate, ampas balk, scrapper plate, intermediate
carrier, talang nira, bak penampung nira, DSM screen, meja tebu, main carrier dan
carrier ampas. Kami pulang pukul 16:00 WIB.
Pada hari ini kami masuk pukul 07:00. Hari ini kami melakukan observasi
stasiun ketel. Kami dijelaskan mengenai spesifikasi ketel perusahaan yang
berjumlah 3 buah dengan merek Yoshimine dan JJ. Kami pulang pukul 16:00
WIB.
Pada hari ini kami masuk pukul 07:00.Hari ini kami berkeliling ke IPAL
yang berada di belakang pabrik. Kami dijelaskan urutan pengolahan dari kolam ke
kolam, jenis mikroba yang digunakan hingga didapatkan outlet yang sesuai
dengan nilai baku mutu sehingga dapat dibuang ke sungai dan digunakan lagi
Kami pulang pukul 16:00 WIB.
Kamis , 19 oktoberr 2017
Pada hari ini kami masuk pukul 07:00. Kami berkeliling ke stasiun
timbangan. Pada stasiun ini dapat diketahui berat tebu yang masuk tiap jam
sehingga dapat diketahui jumlah tebu yang masuk dalam jangka waktu 24 jam.
27
Pada hari ini Kami melakukan observasi stasiun putaran. Pada stasiun ini
terdapat beberapa peralatan diantaranya adalah putaran discontinue dengna merk
Wesmaco yang berjumlah 4 unit yang digunakan untuk putaran masakan A dan
putaran continue dengan merk BMA,dengan jumlah 12 unit yang dipergunakan
untuk memutar masakan C sebanyak 3 buah dan 9 unit untuk memutar masakan D
(6 unit untuk memutar gula D1 dan 3 unit untuk memutar gula D2)
Pada hari ini kami masuk pukul 07:00. Kami OJT stengah hari karena hari
sabtu. Kami berdiskusi mengenai K3 dengan pak gatot dan melakukan wawancara
ke petugas poliklinik. Kami pulang pukul 13:00 WIB.
28

Pada hari ini kami masuk pukul 07:00. Disana kami mengunjungi gudang
ampas yang digunakan sebagai bahan bakar ketel uap. Kondisi gudang sangat
berdebu yang dapat menimbulkan pekerja tidak nyaman dan mengalami PAK.
Kami pulang pukul 16:00.
Pada hari ini kami masuk pukul 07:00. Kami mendapat amanah dari pak
zaenal untuk mendampingi mahasiswi magang baru dari Universitas
Muhammadiyah Malang. Kami menjelaskan dan mengajak berkeliling area
pabrik. Sebelum berkunjung ke plant kami memberikan induksi keselamatan yang
telah disesuaikan dengan kebijakan perusahaan. Kami berkunjung ke stasiun
gilingan, stasiun puteran, pengepakan, gudang gula dan UPLCKami pulang pukul
16:00 WIB.
Pada hari ini kami masuk pukul 07:00. Kami mengamati tata cara bekerja
pekerja pabrik. Beberapa dari pekerja tidak memahami posisi kerja yang baik dan
banyak terjadi near miss karena perilaku pekerja yang salah .
Kamis, 26/10/17
Pada kegiatan hari ini, dilanjut dengan keliling pabrik sekaligus safety
patrol menuju ke stasiun gilingan selanjutnya kami masih menemukan kondisi di
29
sekitar pabrik yang kurang benar menurut peraturan perundangan. Kami terus
mencoba mencari adanya ketidaksesuaian antar plant dan peraturan .Kegiatan hari
ini berlangsung sampai pukul 16.00 WIB.
Jumat, 27/10/17
patrol menuju ke stasiun putaran selanjutnya kami masih menemukan kondisi di
sekitar pabrik yang kurang benar menurut peraturan perundangan. Dan masih
banyak pekerja yang kurang memperhatikan keselamatannya. Kami terus
mencoba mencari adanya ketidaksesuaian antar plant dan peraturan .Kegiatan hari
ini berlangsung sampai pukul 16.00 WIB.
Sabtu, 28/10/17
patrol menuju ke stasiun ketel atau biasa yang disebut boiler selanjutnya kami
masih menemukan kondisi di sekitar pabrik yang kurang benar menurut peraturan
perundangan. Kami terus mencoba mencari adanya ketidaksesuaian antar plant
dan peraturan . dan melaporkan ke pihak pabrik. Kegiatan hari ini berlangsung
sampai pukul 16.00 WIB.
30

Senin, 30/10/17
Kegiatan hari ini diawali pukul 07.00 kita berbincang-bincang dengan
bapak bapak satpam dan menyapa orang yang baru berangkat kerja, hari ini kami
berencana untuk melakukan safety patrol ke daerah stasiun masakan. Nah disana
memang panas sekali tapi bagaimana lagi kami tetap harus naik sampai lantai 3
untuk melihat situasi pekerja ataupun kondisi area di sekitar. Kegiatan hari ini
berlangsung sampai pukul 16.00.
Selasa,31/10/17
Hari ini berangkat pukul 07.00 kami berniat untuk mengelilingi pabrik
yang bagian belakang yaitu stasiun timbangan, disana kami melihat bagaimana
cara menimbang tebu sebelum menuju stasiun gilingan, kegiatan hari ini berakhir
sampai pukul 16.00.
Rabu,01/11/17
Kegiatan hari ini tetap dimulai dengan pukul 07.00, Hari ini kami mau
membantu pekerja yang berada di gudang perlengkapan. Disana banyak sekali
barang barangng perlengkapan pabrik yang dibutuhkan. Orang-orang disana baik-
baik sekaligs kami meminta data untuk kepentingan pengerjaan Tugas Akhir.
kegiatan hari ini berakhir sampai pukul 16.00.
Kamis,02/11/17
Kegiatan hari ini tetap dimulai pukul 07.00 , hari ini kami berniat untuk
berkunjung ke poliklinik perusahaan, disana kami bertemu dengan dokter
perusahaan, apoteker. Kami menanyakan beberapa hal mengenai kesehatan kerja.
Jumat,03/11/17
Kegiatan hari ini diawali pukul 07.00 , hari ini kami erkunjung ke ruang
fabrikasi untuk membantu kegiatan yang ada disana, namun tiba-tiba ada
31
panggilan dari ruang TUK bahwa kami disuruh menemani siswa magang dari
universitas Brawijaya untuk menukar fikiran. Kemudian dilanjut ke ruang
fabrikasi kembali, kegiatan hari ini berakhir sampai pukul 16.00.
Sabtu, 04/11/17
Hari ini kami berangkat magang pukul 07.00, namun kami tidak bisa
lama-lama ke pabrik sebab kami ingin mengunjungi poliklinik perusahaan
kembali , karena informasi yang kami tanyakan kemarin ada yang kurang,
32

Senin, 06/11/17
Hari ini kami memulai magang pukul 07.00 , hari ini bertepatan dengan
pabrik yang akan tutup giling, disini kami benar benar mengamati semua hal yang
ada di pabrik dikarenakan pabrik akan segera tutup giling. Dari mulai timbangan ,
gilingan sampai proses pengantongan. , kegiatan hari ini berakhir sampai pukul
16.00.
Selasa, 07/11/17
Kegiatan hari ini tetap dimulai pukul 07.00 dikarenakan disana semua
pekerja yang masuk shift pagi masuk pukul 07.00. kami hari ini akan berkeliling
pabrik mengamati ke semua stasiun pada waktu tutup giling sekarang ini, disana
banyak kegiatan cleaning , maintenance namun tetap saja pekerja banyak yabg
kurang memperdulikan keselamatannya. , kegiatan hari ini berakhir sampai pukul
16.00.
Rabu,08/11/17
Kegiatan dimulai pukul 07.00 minggu lalu kami mendapatkan tugas dari
Pak Bambang beliau memberikan tugas yaitu membuat SOP mengenai tanggap
darurat , Pelaksanaan P3K kemudian Persyaratan borongan karyawan pabrik. Saat
ini waktu nya kami mengumpulkan tugas tersebut walaupun sempat mendapat kan
revisi. Setelah itu dilanjut keliling pabrik. , kegiatan hari ini berakhir sampai
pukul 16.00.
Kamis, 09/11/17
Kegiatan hari ini dimulai pukul 07.00 kami berniat untuk mengunjungi
besali sekaligus ketel yang sudah tidak dijalankan atau waktu tutup giling, disitu
kami bertemu dengan bapak-bapak yang ramah, dan kami sekedar sharing-sharing
sambil dijelaskan bagian –bagian dari alat tersebut. , kegiatan hari ini berakhir
sampai pukul 16.00.
33
Jumat,10/11/17
Kegiatan hari ini dimulai pukul 07.00 kami berniat untuk membantu
orang-orang yang berada di ruang TUK namun tiba-tiba ada teman saya yang
sakit jadi kami harus mengantarnya sekaligus melakukan wawancara lagi dengan
dokter perusahaan mengenai kesehatan pekerja di perusahaan tersebut. , kegiatan
hari ini berakhir sampai pukul 16.00.
Sabtu, 11/11/17
Kegitan hari ini berangkat pukul 07.00 kami membantu orang-orang yang
berada di kantor, kali ini kami membantu pak Mantri untuk merekap data
kecelakaan kerja. , kegiatan hari ini berakhir sampai pukul 16.00.
34

Rabu, 15 November 2017
Kami diajak oleh Pak Bambang untuk melakukan perekapan data lamaran
kerja yang ada di PG. Kebon Agung dikarenakan pada saat itu PG. Kebon Agung
membuka lowongan kerja untuk bagian administrasi Sehingga kami ikut
membantu melakukan perekapan data agar mempermudah tugas. Selain itu kami
juga berdiskusi tentang kendala kendala safety yang ada di perusahaan. kegiatan
hari ini berakhir sampai pukul 16.00.
Kamis, 16 November 2017
Kami melakukan safety patrol di stasiun gilingan. Pada tempat ini
dilakukan pekerjaan pencacahan tebu dalam mesin otomatis. Meskipun mesin
berjalan otomatis akan tetapi mesin tetap harus dikendalikan operator untuk
mengatur kecepatan cacahan dalam mesin gilingan. Pada stasiun tempat tersebut
cukup bising dikarenakan terdapat 5 mesin cacahan/ gilingan yang beroprasi
secara bersmaan untuk menghindari kebisingan kami telah meminta earplug
kepada bagian umum, akan tetapi pada saat kami patrol banyak pekerja yang
belum meminta earplug kepada bagian umum. kegiatan hari ini berakhir sampai
pukul 16.00.
Jumat, 17 November 2017
Kami mendapatkan tugas dari Pak Cucut kami segera berdiskusi untuk
mengerjakannya dan melakukan observasi lapangan untuk melihat kondisi
lapangan di denah PG apakah dapat apakah sesuai dan bisa digunakan untuk tugas
kami atau tidak, karena sering terjadi gambar denah dan dilapangan berbeda
kondisi. kegiatan hari ini berakhir sampai pukul 16.00.
35
Sabtu, 18 November 2017

Kami mendapat tugas dari pak Zainal untuk merekap data mengenai
laporan pengeluaran pembelian keperluan pabrik contohnya perlengkapan boiler,
kemudian merekap data sesuai dengan kuitansi. kegiatan hari ini berakhir sampai
pukul 16.00.
36

Senin, 20 November 2017
Kami diajak oleh Pak Maryono untuk melakukan perekapan data lamaran
kerja yang ada di PG. Kebon Agung dikarenakan pada saat itu PG. Kebon Agung
membuka lowongan kerja untuk bagian administrasi Sehingga kami ikut
membantu melakukan perekapan data agar mempermudah tugas. Selain itu kami
juga berdiskusi tentang kendala kendala safety yang ada di perusahaan.
Selasa, 21 November 2017
Mengerjakan tugas akhir di pabrik sekaligus melakukan wawancara terhadap
orang pabrik sebagai data dan refrensi.
Kami melakukan pengamatan pada IPAL di PG. Kebon Agung pada saat tutup
giling. Pada tempat ini dilakukan proses pengolahan limbah cair yang dihasilkan
dari hasil produksi. Kami juga berdiskusi tentang bagaimana proses untuk
pengolahan limbah serta alat safety apa saja yang dibutuhkan di bagian IPAL
Kami membantu pekerjaan yang ada pada bagian TUK di pabrik. Dikarenakan
pada saat ini pabrik sedang proses tutup giling. Pada bagian TUK dilakukan
evaluasi kembali apa yang sudah menjadi capaian untuk giling periode tahun ini
juga dilakukan diskusi untuk safety apa saja yang harus di tingkatkan.
Jumat, 24 November 2017
Kami melanjutkan tugas yang diberikan oleh Pak Cucut dan berdiskusi
kembali apa yang harus di tingkatkan kemudian mengevaluasi kondisi yang ada di
37
Pabrik. Dikarenakan penerapan dilapangan seringkali berbeda dan harus

melakukan modifikasi.
Sabtu, 25 November 2017
Kami mengunjungi Poliklinik yang ada di PG. Kebon Agung. Kami
melakukan Tanya jawab kepada K3 yang ada di poliklinik, apasaja kecelakaan
yang sering terjadi dan juga bagaimana penanganan pada saat kondisi darurat.
38

Senin 27 November 2017
Kami melakukan observasi ke stasiun masakan di PG. Kebon Agung. Di
stasiun masakan bertempat pada lokasi tertinggi di Pabrik dan juga udara di
sekitar stasiun masakan terasa sangat panas. Kami melakukan diskusi kepada
pekerja terhadap kondisi lingkungan kerja yang panas pada stasiun masakan dan
juga bekerja pada ketinggian tentang hal safety apa saja yang harus di perhatikan
di stasiun masakan.
Selasa, 28 November 2017
Kami mengerjakan tugas laporan ojt dan berdiskusi tentang apasaja aspek
aspek K3 yang terasa kurang dan memungkinkan untuk di tingkatkan di PG.
Kebon Agung.
Kami mengunjungi kantor teknik dan pabrikasi. Kami meminta data-data/
copyan dari spesifikasi alat-alat yang ada di PG. Kebon Agung. Setelah itu kami
berbincang-bincang mengenai K3 yang akan diterapkan pada perusahaan.
Kami berdiskusi dengan pak mantri yang merupakan pegawai di bagian
masakan di PG. Kebon Agung tentang apasaja aspek aspek K3 yang terasa kurang
dan memungkinkan untuk di tingkatkan di PG. Kebon Agung.
Jumat, 1 Desember 2017
Kami berdiskusi dengan Pak Bambang di PG. Kebon Agung tentang
kecelakaan apa saja kecelakaan yang sering terjadi di PG. Kebon Agung dan
39
bagaimana proses tanggap darurat serta bagaimana cara klaim asuransi BPJS
kesehatan karena beliau bagian mengurus hal tersebut.
Sabtu,2 Desember 2017
Kami berdiskusi dengan pak Cucut selaku pembimbing kami mengenai
tugas akhir.
40

Senin,04/12/2017
Minggu lalu kami mendapat tugas dari pak Cucut untuk menghitung
kebutuhan Apar di setiap area plant , hari ini kami berdiskusi sekaligus konsultasi
mengenai tugas tersebut, dan mendapat revisi.
Selasa, 05/12/2017
Hari ini kami berdiskusi dengan pak Bambang mengenai data untuk tugas
akhir kami sekaligus membantu merekap data.
Rabu,06/12/2017
Hari ini kami diberi waktu untuk segera menyelesaikan laporan ojt untuk
segera di setorkan pada pihak pabrik dan kampus.
Kamis,07/12/2017
Hari ini ada salah satu dari kami yang kurang dalam pengambilan data
untuk tugas akhir maka kami segera ke poliklinik untuk melakukan wawancara
terhadap dokter perusahaan.
Jumat,08/12/2017
Hari ini kami ke ruang teknik untuk bertemu pak muja untuk meminta data
layout yang akan kami gunakan untuk penempatan apar sesuai dengan kebutuhan
yang sudah kami hitung.
Sabtu, 09/12/2017
Sebelum menjelang hari terakhir kami di pabrik gula ini, alangkah baiknya
kami membuka silturrahmi pamit ke semua karyawan PG.Kebon Agung ini.
Senin, 11/12/2017
41
Hari ini hari akhir kami sekaligus kami menyerahkan tugas beserta laporan
OJT kepada pembimbing dan kami dinilai oleh pak Cucut selama kami magang di
sini sesuai dengan format yang dikasih kampus.
42
BAB IV
TUGAS KHUSUS
4.1 Pembuat SOP P3K
DOKUMEN /
KEGIATAN KETERANGAN
CATATAN MUTU
Mulai
Kecelakaan
GM : General
Orang pertama Yang Melihat Manager
Kecelakaan / korban EHS: Environment
Pertolongan Pertama Pada Health Safety
Tindakan P3K Kecelakaan FR: Frekuensi Rate
SR: Saverity Rate
kecil Luka besar

Besar /
Kecil ?
Kotak P3K Klinik Perusahaan
Perawat melakukan
pengobatan
tidak Rujuk Ke
RS ?
Pelaporan ya
- Officer Bagian GA Pengaturan kendaraan oleh
- EHS petugas satpam
Menyediakan angkutan
EHS & Driver / Security Setiap shift dibagian

Security ditunjuk 1 orang
- Antar korban ke RS untuk mengantar ke RS /
- Pengurusan administrasi Form Lap. klinik jika tidak ada driver
Investigasi
Kecelakaan
Personalia
Form Lap.
Menyelesaikan Kecelakaan astek
administrasi RS Lap. Pemakaian
Biaya
Kecelakaan
EHS Lap. Data
Kecelakaan Kerja
- Investigasi
- Laporan Lap. Data Laporan :
- Dokumentasi Pendukung LTA - Dept. GM
- Evaluasi - Personalia
- File & Laporan bulanan
Data Rekapitulasi
EHS Safety
FR & SR bulanan
Selesai - Ke BPJS
- Ke disnaker
43
RASIO JUMLAH PETUGAS P3K DI

TEMPAT KERJA DENGAN JUMLAH
PEKERJA/BURUH BERDASARKAN KLASIFIKASI
TEMPAT KERJA
Klasifikasi Tempat Kerja Jumlah Jumlah

Pekerja/Buruh petugas P3K
Tempat kerja dengan potensi 25 -150 1 orang

bahaya rendah
>150 1 orang untuk
setiap 150
orang atau
kurang
Tempat kerja dengan potensi ≤100 1 orang

bahaya tinggi
>100 1 orang untuk

setiap 100
orang atau
kurang
44
JUMLAH PEKERJA/BURUH,
JENIS KOTAK P3K DAN
JUMLAH KOTAK P3K
Jumlah Jumlah Kotak P3K Tiap 1
Jenis Kotak
Pekerja/Buruh (Satu) Unit Kerja
P3K
Kurang 26
pekerja/buruh A
1 kotak A
26 s.d 50 1 kotak B atau,
pekerja/buruh B/A 2 kotak A
51 s.d 100 1 kotak C
pekerja/buruh C/B/A atau, 2 kotak
B atau, 4
kotak A atau,
1 kotak B dan 2 kotak A
Setiap 100 1 kotak C
pekerja/buruh C/B/A atau, 2 kotak
B atau, 4
kotak A atau,
1 kotak B dan 2 kotak A
Keterangan :
1. 1 kotak B setara dengan 2 kotak A.
2. 1 kotak C setara dengan 2 kotak B
45
ISI KOTAK P3K
KOTAK
KOTAK A KOTAK C
B
(untuk 25 (untuk100
No ISI (untuk 50
pekerja/buru pekerja/bur
pekerja/b
h atau uh atau
uruh
kurang) kurang)
atau
kurang)
1. Kasa steril terbungkus 2 40 4
2. Perban (lebar 5 cm) 0 4 0
3. Perban (lebar 10 cm) 2 4 6
4. Plester (lebar 1,25 cm) 2 4 6
5. Plester Cepat 2 15 6
6. Kapas (25 gram) 1 2 2
7. Kain segitiga/mittela 0 4 0
8. Gunting 1 1 3
9. Peniti 2 12 6
10. Sarung tangan sekali pakai 1 3 1
11. (pasangan) 1 4 1
12. Masker 2 1 2
13. Pinset 2 1 4
14. Lampu senter 2 1 6
15. Gelas untuk cuci mata 1 2 1
46
16. Kantong plastik bersih 1 1 1

17. Aquades (100 ml lar. Saline) 1 1 1
18. Povidon Iodin (60ml) 1 1 3
19. Alkohol 70% 1 1 1
20. Buku panduan P3K di tempat kerja Buku 1 1 1
21. catatan 1 1 1
Daftar isi kotak 1 1
1 1
1 1
47
PERHITUNGAN KEBUTUHAN APAR MENURUT PER.04/MEN/1980

 RUMUS MENGHITUNG JUMLAH APAR =
LUAS AREA LUAS AREA
=
LUAS PERLINDUNGAN 1 APAR 3 ,14 X 7,5 2
DIMANA R PERLINDUNGAN = 7,5

1. STASIUN GILINGAN
lUAS AREA 3,248
2 = = 18 APAR KELAS C TIPE POWDER KERING
3,14 X 7,5 176,6
2. STASIUN KETEL
11,964 M 3
= 67 APAR KELAS B TIPE POWDER KERING
176 ,6
3. GUDANG AMPAS
4 , 424 M 3
= 25 APAR KELAS A TIPE AIR DAN POWDER KERING
176 ,6
4. GUDANG AMPAS BARU

12, 640 M 3
= 71 APAR KELAS A TIPE AIR DAN POWDER KERING
176 ,6
48
5. STASIUN PEMURNIAN
1, 550 M 3
176 ,6
6. STASIUN PENGUAPAN LANTAI I DAN II

920 M 3
LANTAI 1 : = 6 APAR KELAS B DAN D TIPE POWDER DAN POWDER KHUSUS
176 , 6
TOTAL 6 X 2 = 12 APAR UNTUK LANTAI I DAN 11
7. STASIUN MASAKAN LANTAI I, II, III

1, 956 M 3
176 , 6
TOTAL 12 X 3 = 36 APAR UNTUK LANTAI I, II, III
8. STASIUN PUTERAN
1, 625 M 3
= 10 APAR KELAS C TIPE POWDER KERING
176 ,6
9. STASIUN DRK I, II, III
49
675 M 3
= 4 APAR KELAS D TIPE POWDER KHUSUS
176 , 6
TOTAL 4 X 3 = 12 APAR UNTUK LANTAI I, II, III
10.PLTU
1, 092 M 3
= 7 APAR KELAS B DAN C TIPE POWDER KERING
176 ,6
11.BESALI
792 M 3
176 ,6
12.KANTOR TEKNIK LANTAI I DAN II

400 M 3
= 3 APAR KELAS A TIPE AIR
176 , 6
TOTAL 3 X 2 = 6 APAR UNTUK LANTAI I DAN II
50
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diapatkan selama melakukan kerja praktik di PG Kebon Agung
yaitu sebagai berikut :
1. Pabrik Gula Kebon Agung sangat mendukung pengimplementasian K3 di

dalam lingkup perusahaan, dibuktikan dengan sudah memiliki 2 orang
Ahli K3 umum yang dapat membantu pengimplementasian K3 pada
Pabrik Gula Kebon Agung.
2. Pabrik Gula Kebon Agung sangat peduli dengan penanganan limbah,
baik itu limbah cair atau gas dan lingkungan. Pabrik Gula kebon Agung
meraih peringkat biru dalam penilaian Proper yang dilakukan oleh
kementrian lingkungan hidup dan menerapkan sistem manajemen
lingkungan ISO 14001.
3. Saat ini Pabrik Gula kebon Agung sedang melakukan banyak perubahan
dan inovasi terutama di bidang K3 dengan pembentukan Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta pembuatan kebijakan
K3 di dalam lingkup perusahaan.
4. Meningkatnya kesadaran akan pentingnya K3 oleh seluruh tenaga kerja
dibuktikan jumlah kecelakaan kerja di Pabrik Gula Kebon Agung
cenderung menurun dari tahun sebelumnya.
5. Pabrik Gula Kebon Agung belum menerapkan SMK3, Sesuai dengan
Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
6. Pada beberapa lokasi masih ditemukan pekerja internal ataupun
eksternal yang tidak mematuhi aturan K3 Perusahaan dan belum
menggunakan APD dengan benar.
51
7. Pengawasan K3 pada Pabrik Gula Kebon Agung belum bisa berjalan

maksimal dikarenakan terbatasnya tenaga kerja yang berkualitas
dibidang K3, dan belum adanya sebuah divisi khusus yang menangani
permasalahan K3 dan lingkungan.
8. Masih ditemukan Pekerja, karyawan, dan staff pada pabrik Gula Kebon
Agung yang belum berperan serta dalam menjaga dan mengendalikan
pelaksanaan K3.
1.2 Saran
Saran yang dapat diberikan kepada Pabrik Gula Kebon Agung adalah sebagai
berikut:
1. Pabrik Gula Kebon Agung segera mungkin harus menerapkan

SMK3 di lingkungan Pabrik Gula Kebon Agung karena SMK3
merupakan kewajiban sesuai dengan Pasal 5 ayat (1) Peraturan
Pemerintah No.50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berbunyi “ Setiap perusahaan
wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya”.
2. Perlu diadakan pelatihan atau seminar tentang K3 secara rutin untuk
lebih meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya K3 kepada seluruh
tenaga kerja di lingkungan perusahaan.
3. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perlu
dikomunikasikan Kepada seluruh tenaga kerja Pabrik Gula Kebon
Agung.
4. Pengawasan tenaga kerja harus ditingkatkan
52

Laporan OJT

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Laporan OJT

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

LAPORAN ON THE JOB TRAINING

RIZKI DWI PRAPTIWI 0514040070

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK KESELAMATAN DAN

Laporan Kegiatan On The Job Training

Rizki Dwi Praptiwi 0514040070

Program studi Teknik keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik

Kepala Bagian Teknik Pembimbing Lapangan

Cucut Hendra Pamungkas

Laporan Kegiatan On The Job Training

Rizki Dwi Praptiwi 0514040070

Program studi Teknik keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik

Ketua Program Studi Teknik Koordinator On Job Traning

Pranowo Sidi, ST., MT

George Endri Kusuma, S.T., M.Sc.Eng

8. Bapak Agus Wahyudi, S.H On The Job Training dan Ahli K3

Malang, 10 Desember 2016

Halaman Pengesahan ...............................................................................................i

1.1 Latar Belakang

Beberapa stasiun terintegrasi dalam menjalankan proses pembuatan gula.

Menurut Kepmenaker 05 Tahun 1996, Sistem Manajemen K3 adalah

1.2 Rumusan Masalah

1. Dapat membuat membuat SOP.

1.4 Ruang lingkup dan batasan

1. Peneliti hanya akan membuat klausul yakni tentang pembuatan SOP

2.1 Profil Perusahaan PG. Kebon Agung

Pabrik gula Kebon Agung didirikan oleh seorang pengusaha Tionghoa,

Pabrik gula Kebon Agung yang semula dikelola secara perorangan

Seiring dengan kemerosotan harga di pasar dunia, industry gula di jawa

RUPS Perseroan pada tahun 1951 mengubah nama perusahaan menjadi

Setelah Indonesia merdeka, sesuai dengan Peraturan Peemerintah No. 3

Selama perjalanan, perusahaan secara berkelanjutan mengadakan

Pada tahun 1998 hingga tahun 2001 dilakukan program penyehatan

dilakukan perbaikan dan penggantian mesin untuk meningkatkan kemantapan

Kembali dilakukannya program Pengembangan pada tahun 2005, kapasitas

Berikut ini adalah visi dan Misi PG. Kebon Agung:

Mewujudkan perusahaan gula yang efisien, berdaya saing tinggi dan

Melakukan kegiatan usaha dalam industry gula untuk meningkatkan

Kegiatan umum di PG Kebon Agung Malang adalah memproduksi gula

Pekerjaan lembur dilakukan secara sukarela, namun disepakati bahwa kerja

kepegawaian dan administrasi logistic. Tugas, wewenang dan tanggung

3. Kepala Bagian Tanaman

4. Kepala Bagian Pabrikasi

Kepala Bagian Pabrikasi bertanggung jawab melalui pengawasan terhadap

5. Kepala Bagian Teknik

1. Koordinasi unit I: untuk stasiun listrik dan bengkel instrument

Selain proses-proses diatas, terdapat beberapa proses yang

Sebelum masuk ke stasiun gilingan, tebu dipersiapkan di emplacement

2.5.2 Stasiun Gilingan

Stasiun gilingan merupakan stasiun proses pertama dimana tebu

Kapasitas OHC: 15.000 kg

Cane cutter berfungsi untuk memotong tebu menjadi bagian-bagian

Pada stasiun pemurnian, air nira yang dihasilkan pada stasiun

Netraliser merupakan tabung yang berfungsi untuk menetralkan nira

 Rotary Vacuum Filter

Nira bersih/nira encer yang telah dihasilkan pada stasiun

Heater III berfungsi untuk menaikan temperature nira hingga

2.5.5 Stasiun Masakan

Di stasiun masakan dilakukan proses kristalisasi yang

2.5.6 Stasiun Putaran

Stasiun putaran memiliki tujuan untuk memisahkan Kristal

Pada stasiun ini dilakukan pemanasan air kondensat sampai

2.7 Pengertian APAR

Jenis- jenis APAR: