Anda di halaman 1dari 5

Materi ajar -TITL SMK N 1 Wewewa Barat-kelas XII-2020

CARA MEMBACA NAME PLATE / PAPAN NAMA PADA


MOTOR LISTRIK
             sebelum melakukan instalasi motor 3-phasa (Phase/fasa) maka seorang enginer perlu
mengetahui informasi yang tertera pada body motor atau lebih dikenal dengan nameplate motoran,
secara keseluruhan informasi yang tertera pada motor tiga phasa meliputi 3 data penting yaitu data
pabrikan : Merk, Type, Nomor katalog, model motor, type. data elektrik : frekuensi, conn (connection),
voltage, current (arus), daya, cosQ, kecepatan putaran motor dan berbagai informasi tambahan lainnya
seperti massa, ISOL, suhu, dll.  data mekanis : frame. berikut adalah penjelasan bagian-bagian lpada
name plate motor.

Gambar 1. nameplate motor standart 3 phasa – 1

gambar 2. nameplate motor 3 phasa – 2

1|Page
Materi ajar -TITL SMK N 1 Wewewa Barat-kelas XII-2020

gambar 3. name plate motor 3 phasa - 3

Keterangan:

A. DATA PABRIKAN

1. merk : memberikan informasi pabrik pembuatnya, perhatikan gambar 2 memiliki merek


elektrim sedangkan gambar 3 dengan merk nord.
2. Series dan Type: menunjukkan standart yang di keluarkan oleh pabrikan pembuatnya
sehingga series dan Type setiap pabrikan pasti berbeda-beda, Series dan Type terdiri dari
huruf/angka maupun keduanya yang akan menunjukkan spesifikasi keseluruhan dari produk
yang di buat oleh pabrikan pembuatnya sehingga tidak perlu menulis spesifikasi saat membeli
cukup dengan series dan type nya. contoh gambar 2: series:H, Type: EM 100L-4 sedangkan
gambar 3: hanya memiliki type yaitu: SK 90L/4.
3. Nomor Katalog: biasanya haya ditulis denga “No” kemudian diikuti oleh deretan angka
misalnya gambar 3 = No 34713400

B. DATA ELEKTRIK

1. Phase (3~Mot) : perhatikan gambar 3 terdapat tulisan 3~Mot yang menunjukkan jika
motoran merupakan motor 3-Phase.
2. Voltage (230/200) : angka ini menunjukkan tegangan motor saat beroperasi, perhatikan
urutan gambar  /\ / Y ( segitiga (delta) / bintang), hal ini berhubungan dengan tegangan

2|Page
Materi ajar -TITL SMK N 1 Wewewa Barat-kelas XII-2020

operasinya saat terhubung delta ( /\ ) tegangan operasinya sebesar 230 dan saat terhubung
start/bintang (Y) tegangan operasinya 200 V. apabila tertulis dengan strip misalnya U 220-
240D/380-415Y hal ini menunjukkan U/V (voltage),  220 sampai 240 adalah tegangan operasi
normal saat terhubung delta dan 380 sampai 415 adalah tegangan saat operasi bintang. pada
motor tiga phasa tegangan diukur dari line to line (VLL) bukan dari phasa ke netral (VLN),
informasi tegangan ini sangat erat hubungannya dengan suplay tegangan saat terkoneksi jadi
jangan memberikan suplay dibawah ataupun diatas tengangan yang diizinkan, informasi ini
juga menjadi referensi penentuan kabel. (note: kebutuhan voltage harus menyesuaikan
frekuensi yang di pakai, lihat gambar 3: ada perbedaan tegangan saat menggunakan frekuensi
50/60hz.)
3. Connection (/\ / Y) : ini adalah simbol koneksi (connection), simbol ini harus sangat di
perhatikan, tidak semua motor memiliki koneksi /\ / Y , beberapa motor terkadang hanya
memiliki salah satu simbol saja star atau hanya delta saja.  jadi yang perlu anda perhatikan
adalah apakah motor anda memiliki dua simbol ini, jika tidak motor anda berarti hanya bisa
satu koneksi saja, misalnya koneksi motor anda adalah star (Y) , maka anda hanya bisa
menggunakan untuk motor terhubung bintang (tidak bisa untuk starter star/delta) jika anda
hubungkan dengan koneksi delta maka akan menyebabkan motor 3-phasa anda akan panas
sekali (akan tercium bau panas motor) dan kemudian terbakar.
4. Current (14.5/8.5 A) : huruf A pada bagian ini adalah ampere (arus), perhatikan urutan
simbol /\ / Y  dan 14.5/8.5 artinya motoran ini saat beroperasi normal membutuhkan arus 14.5
A ( saat terkoneksi /\) dan 8.5 A ( saat terkoneksi Y), informasi ini juga merupakan acuan
penting dalam penentuan type dan ukuran kabel. (note: perhatikan frekuensi yang di pakai
50/60hz, lihat gambar 3: arus bisa jadi berbeda pada frekuensi yang berbeda).
5. Duty Rating (S1) : arti simbol s1 pada nameplate atau papan nama motor menunjukkan
duty cycles motor yang didasar pada standart IEC (International Electrotechnical Commision)
S1: continous duty, motor tahan di operasikan secara terus menerus dengan syarat motor di
operasikan dengan beban tetap/waktu dan mencapai temperature equilibriumnya. simbol duty
cycles IEC terdiri dari S1 sampai S8.
6. DAYA (4.0 kW). merupakan angka yang menunjukkan  kapasitas tenaga yang dikeluarkan
oleh motor NEMA menyatakan dengan HP sedangkan IEC menyatakan dengan KW. 1 HP =
746 Watt = 0.746 kW.
7. Power Factor (CosQ 0.82) , cos phi atau power faktor yang tertulis pada name plate
merupakan power factor yang didapat dari test motor pada beban penuh/full load, jadi power
factor ini akan berubah menjadi tinggi seiring dengan bertambahnya persentase beban motor.
(note: power factor akan berbeda pada frekuensi referensi yang berbeda)
8. Kecepatan Motor (1410 min-1), informasi ini menunjukkan kecepatan putaran motor
dalam RPM, sekaligus menunjukkan jumlah kutub/pole motoran. pada frekuensi 50Hz
kecepatan putaran motor 2 pole sekitar 2850 RPM, 4 pole: 1425 RPM, 6 pole:950 RPM, dan 8

3|Page
Materi ajar -TITL SMK N 1 Wewewa Barat-kelas XII-2020

pole: 750 RPM. atau secara rumus kecepatan putaran motor dapat diketahui dengan rumus:
Ns = 120 x F / P, dimana F=frekuensi, dan P= jumlah pole.
9. Frekuensi (50 Hz), menunjukkan frekuensi kerja motoran selain frekuensi 50 ada juga
negara seperti amerika yang memakai frekuensi 60 hz, pengaruh frekuensi ini akan sangat
berpengaruh pada kinerja motor terutama kecepatan motor.
10. Insulation Class (iso.KI F), menunjukkan kelas isolasi yang memberikan informasi
tentang ketahanan winding dapat tahan pada temperature secara kontinu tanpa penurunan
rating, kebanyakan class motor industri yaitu B/F. berikut adalah kelas isolasi: class A:
(105 oC/221 oF), cotton, silk paper. class B: (130 oC/266oF) mica, fiberglass, asbestos. class E:
120oC/248oF (hanya IEC, NEMA tidak ada kelas E), class F: (155oC/311oF) mica, fiberglass,
asbestos dan class H:(180oC/356oF)
11. Ingress Protection (IP 54), merupakan ingres protection (IEC standard) terdiri dari dua
digit, digit pertama 0: tidak di proteksi, 1: object ukuran >= 50 mm, 2: object >=12.5mm, 3:
object ukuran >=2.5 mm, 4: object >= 1mm, 5: proteksi debu, 6: debu ketat.  sedang kan untuk
digit kedua: 0: tidak di proteksi, 1:  air menetes vertical 2: air menetes hingga kemiringan 15
derajat, 3: semprotan air hingga 60 derajat dari vertikal 4: percikan air dari segala arah 5: aliran
air dari segala arah, 6: aliran air kuat dari segala arah, 7: terendam dalam air sementara, 8:
terendam dalam air secara terus-menerus.  berdasarkan name plate diatas IP 54 artinya
adalah motor terproteksi dari debu dan percikan air dari segala arah.
12. Effisiensi (77,5%), menunjukkan nilai perbandingan antara daya output terhadap daya
input yang dinyatakan dalam persen. nilai effisiensi menunjukkan rugi-rugi motor yang tidak
bisa di ubah ke energi mekanik. lihat gambar 3 effisiensi pada frekuensi 50 Hz = 77.5% hal ini
menunjukkan dari total energi input hanya 77.5% energi yang bisa di keluarkan oleh motor
tersebut (note: effisiensi berbeda pada tiap frekuensi acuannya).
13. Torque/Torsi : menunjukkan angka kekuatan putar dari motor memiliki satuan kgm atau
Inch Pounds (tidak ada pada name plate diatas).
14. Maximum Ambient Temperature (+40C atau 104F), menunjukkan suhu operasi bagi
motor baik pada ruang terbuka maupun ruang tertutup, jika melebihi dari nilai tersebut maka
beban motor harus diturunkan dari spesifikasinya (derating).
15. Temperature Rise, menunjukkan nilai pemanasan yang dialami winding motor akibat arus
listrik pada nameplate umumnya ditulis dengan “Temperature Rise” misalnya 70, berarti
kenaikan terhadap suhu ruang + kenaikan suhu winding.
16. Service Factor, merupakan nilai yang menunjukkan persen toleransi terhadap beban /
ampere yang dapat di operasikan melebihi nilai yang tertera pada name plate misalnya
berdasarkan standart NEMA : motor 10 HP dengan 1.25 SF maka motor dapat menanggung
beban 12.5 HP (1.25 x 10).
17. Altitude: merupakan ketinggian yang disarankan dalam mengoperasikan motor misalnya
sesuai dengan aturan NEMA operasi normal motor dipasang pada ketinggian maksimum 3300
feet atau 1000 m, lebih dari itu perlu di derating (penurunan kapasitas rating).

4|Page
Materi ajar -TITL SMK N 1 Wewewa Barat-kelas XII-2020

Tinggi Permukaan (altitude) 1,0 SF (100%) 1,15 SF (115%)

Ketinggian dalam meter - -

1000 - 2700 93% 100%

2700 - 3000 91% 98%

3000 - 4000 86% 92%

4000 - 5000 75% 85%

> 5000 silahkan Hubungi pabrikan motor

misalnya motor dengan SF 1 jika dipasang pada ketinggian 1200 maka perlu menurunkan SF menjadi
0,93 atau 93%.

C. Data Mekanis

1. Massa : menunjukkan massa dari motoran tersebut biasa dituliskan dalam satuan Kg.
perhatikan gambar 2 terdapat tulisan 180 Kg, informasi tersebut menunjukkan massa dari
motoran tersebut sebesar 180 Kg.
2. Frame: fungsi kode frame yaitu menjelaskan ukuran fisik motor dengan melihat kode
frame (misal Frame F145T) dari kode tersebut dapat diketahui tinggi shaft, jarak baut, diameter
shaft, panjang shaft, tinggi dan panjang motor dll, berdasarkan standar yang diikutinya (NEMA,
IEC, JIS, Dll) data tersebut dapat ddilihat  pada  tabel standartnya.

NOTE: sebagian kode tidak tertera pada name plate yang diberikan contoh namun terdapat pada
beberapa bagian motor yang lebih detail nameplate nya. sekian tulisan ini semoga bermanfaat, meskipun
masih banyak kurang disana sini.

referensi:

Adibroto, Soemarno. 2008. Name Plate, Data Plat Nama sebagai data penting. dikutip dari laman
daring http://soemarno.org/2008/07/15/name-plate/ diakses pada 20 mei 2018.

5|Page

Anda mungkin juga menyukai