Anda di halaman 1dari 42

BAB II

SISTEM PENGOPERASIAN MOTOR LISTRIK PADA STASIUN PRESS


DI PT. SARI ADITYA LOKA
A. Aspek-Aspek Teoritis
1. Definisi Stasiun Press
Loading Ramp merupakan rangkaian proses awal dari pengolahan kelapa
sawit sebelum memasuki proses selanjutnya. Fungsi dari Loading Ramp adalah
sebagai tempat penampungan semenatra Tandan Buah Segar sebelum dimasukkan
ke dalam lori buah (Fruit Cages). Umumnya Loading Ramp terdiri dari dua sisi
dengan 12 pintu dengan masing-masing berkapasitas 15 ton kemampuan
penampungan 360 ton Tandan Buah Segar. Areal lantai Loading Ramp berukuran
semua seluas 40 m x 22 m dua sisi dapat menampung 400 ton Tandan Buah Segar
masing-masing sisi sehingga total daya tampung tersedia 1200 ton Tandan Buah
Segar atau sama dengan 20 jam produksi (Buku Brevet Dasar PT SAL).

Gambar 2. Loading Ramp


(Brevet Dasar 2A PT. Astra Agro Lestari)
2. Peralatan Pada Stasiun Loading Ramp
a. Motor Listrik
1) Definisi Motor Listrik

14

15

Motor Listrik merupakan salah satu dari mesin penggerak beban yang
banyak digunakan

pada

Industri,

karena

mudah

dan

praktis dalam

pengoperasiannya. Motor Induksi Tiga Fasa rotor sangkar mempunyai


konstruksi yang kokoh simpel dan mudah serta murah dari segi harga dan
perawatan, namun kehandalannya tinggi. Jika motor induksi diperlukan
untuk menggerakkan beban dengan pelayanan putaran dengan perbandingan
1 : 2. Salah satu cara untuk merubah kecepatan putaran adalah dengan
merubah jumlah kutub magnetnya. Untuk putaran menengah (1.500 rpm)
sambungan kumparan motor membentuk hubungan Delta, sedangkan untuk
putaran tinggi (3.000 rpm) sambungan Star (http://Electric-Mechanic. com).
Perubahan susunan belitan dilakukan melalui saklar yang disebut
dengan saklar Dahlander sesuai dengan nama penemunya. Perubahan
sambungan kumparan motor bisa menggunakan tombol tekan dan kontaktor,
guna merubah bentuk sambungan dalam Hubungan Delta maupun Star.
Yang di suplai dari sistern tiga fasa 380 V/50Hz, Pada Torsi konstan. Namun
motor Dahlander tidak dapat diasut dengan saklar Star Delta (Saklar
Y/D). Motor jenis ini dirancang untuk berbagai sifat kerja pada kedua
kecepatannya, yaitu untuk Torsi yang sama alau Daya yang sama pada kedua
kecepatannya. Pada penelitian ini diperoleh hasil pengukuran untuk Torsi 6
N-m untuk putaran rendah (1.421 rpm) motor menarik daya 1.125 Watt
dengan efisiensi 79,3 %. Sedangkan untuk putaran tinggi (2727 rpm) daya
yang dipakai 2.475 Watt, efisiensinya 69,7% (http://Electric-Mechanic.
com).
2) Hubungan Start - Delta
a) Perbedaan Star Delta

16

Sambungan Bintang :
Dikatakan disambung bintang jika salah satu ujung setiap
kumparan digabung menjadi satu dan keluar dengan satu kawat sebagai
kawat netral atau nol, sedang ketiga ujung yang lainnya keluar sendiri
sendiri sebagai kawat pasa atau kawat yang bertegangan (http://ElectricMechanic. com).
Tegangan : Tegangan jaringan sama dengan tegangan pasa dikali dengan
, sudutnya 30o.
Arus : Arus pasa dengan arus jaringan sama besarnya.

Sambungan Segitiga :
Dikatakan disambung segitiga kalau ujung awal kumparan
pertama disambung dengan ujung akhir kumparan ketiga, ujung awal
kumparan kedua disambung dengan ujung akhir kumparan peratama,
ujung awal kumparan ketiga disambung dengan ujung akhir kumparan
kedua, kemudian dari ketiga ujung akhir keluar sendiri sendiri sebagai
kawat pasa atau kawat yang bertegangan (http://Electric-Mechanic. com).
Tegangan : Tegangan jaringan sama dengan tegangan pasa.
Arus: Arus jaringan sama dengan arus pasa dikali dengan , sudutnya
30o.

17

Belitan Star :
Terkadang disebut dengan wye atau bintang dengan simbol Y. Jenis
belitan ini memiliki karakter sebagai berikut:
1. Arus masing-masing belitan adalah sama dengan arus jala-jala.
2. Tegangan masing-masing belitan adalah 1.73 (akar tiga) dari tegangan
jala-jala.
3. Fasilitas hubungan netral yang berperan untuk mengatasi masalah
harmonisa.
4. Jika digunakan sebagai belitan sekunder dengan delta primernya akan
berperan sebagai penurun tegangan.
5. Melanjutkan no. 4, trafo delta-star digunakan pada sistem distribusi
yang menurunkan tegangan transmisi misal: 20kV menjadi 380V.

Belitan Delta :
1. Tegangan belitan adalah sama dengan tegangan jala-jala.
2. Arus belitan adalah 1.73 dari arus jala-jala.
3. Fasilitas hubungan Delta Terbuka jika ada perawatan salah satu belitan
sehingga masih bisa beroperasi dengan kapasitas 87% dari dua belitan
(Open Delta-Open Delta) misal: dua belitan total kapasitas = 25kVA +
25 kVA = 50 kVA maka waktu konfigurasi terbuka akan menjadi
0.87*50kVA = 43.5kVA atau 58% dari tiga belitan yang terbuka misal:
masing-masing belitan 25kVA akan menghasilkan 3*25kVA = 75kVA
sehingga jika salah satu belitan dihilangkan akan menjadi 0.58*75kVA
= 43.5kVA.
b) Penggunaan Star Delta

18

Penggunaan Star Delta dilakukan karena:


1. Beban dengan inersia yang tinggi/ besar akan menyebabkan waktu
starting motor menjadi lama untuk mencapai kecepatan nominalnya.
2. Selama periode starting tersebut, maka pada stator dan rotor akan
mengalir arus yang besar sehingga bisa terjadi pemanasan berlebih
(overheating) pada motor
3. Lebih buruk lagi menyebabkan gangguan pada sistem jala-jala sumber
listriknya sehingga akan menurunkan tegangannya. hal ini akan
mengganggu beban listrik lainnya.
4. Untuk menghindari hal tersebut, suatu motor induksi seringkali di start
dengan level tegangan yang lebih rendah dari tegangan nominalnya.
5. Pengurangan tegangan starting tersebut akan membatasi daya yang
diberikan ke motor, namun demikian disisi lain pengurangan tegangan
ini akan berdampak memperpanjang waktu/ periode starting (waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan nominalnya).
6. Hubungan Star adalah hubungan yang berfungsi memperbesar arus
start pada saat motor 3 phasa pertama berjalan dan memiliki 4
masukkan yaitu R,S,T,N, R : phasa ( tegangan positif ), S : phasa(tegangan positif ), T : phasa (tegangan positif ), N : netral ( tegangan
negatif ).
7. Hubungan Delta adalah hubungan yang berfungsi memperkecil arus
pada saat motor 3 phasa berjalan dan memiliki 3 masukkan yaitu
R,S,T. R : phasa (tegangan positif ), S : phasa ( tegangan positif ), T :
phasa (tegangan positif)

19

c) Kecepatan Star Delta


Jika motor induksi diperlukan untuk menggerakkan beban dengan
pelayanan putaran dengan perbandingan 1:2. Salah satu cara untuk
merubah kecepatan putaran adalah dengan merubah jumlah kutub
magnetnya. Untuk putaran menengah (1.500 rpm) sambungan kumparan
motor membentuk hubungan Delta, sedangkan untuk putaran tinggi
(3.000 rpm) sambungan Star (http://Electric-Mechanic. com).
Untuk mengurangi besarnya arus start motor yang mendekati 7 kali
arus nominal maka dapat dengan menggunakan metode start Star - Delta.
Dengan metode ini motor awalnya diset pada asutan Star, setelah motor
mencapai kecepatan 80% kecepatan maksimal, sambungan diubah ke
sambungan Delta. Dengan cara ini maka torsi dapat dipertahankan
sedangkan lonjakan arus start dapat ditekan. Putaran motor tidak
tergantung pada besar kecilnya tegangan input melainkan tergantung dari
jumlah kutup (pok), makin banyak jumlah kutup makin sedikit putarannya
atau sebaliknya (http://Electric-Mechanic. com).
d) Rangkaian Star Delta
Untuk mengurangi besarnya arus start motor yang mendekati tujuh
kali arus nominal maka dapat dengan menggunakan metode start StarDelta. Dengan metode ini motor awalnya diset pada asutan Star, setelah
motor mencapai kecepatan 80% kecepatan maksimal, sambungan diubah
ke sambungan Delta. Dengan cara ini maka torsi dapat dipertahankan
sedangkan lonjakan arus start dapat ditekan (http://Electric-Mechanic.

20

com). Berikut adalah gambar pengawatan dari Rangkaian Kontrol,


Rangkaian Power Star-Delta:

Gambar 3. Rangkaian Kendali Star Delta


(http:// Electric Mechanic Blogspot.com)

Gambar 4. Rangkaian Power Star-Delta


(http:// Electric Mechanic Blogspot.com)
Prinsip Kerja Rangkaian
Fungsi dari rangkaian Star-Delta sendiri adalah untuk mengurangi
arus start yaitu saat pertama kali motor di hidupkan Star delta adalah
sebuah sistem starting motor yang paling banyak dipergunakan untuk

21

starting motor listrik. Dengan menggunakan star delta starter Lonjakan


arus listrik yang terlalu tinggi bisa dihindarkan. cara kerjanya adalah saat
start awal motor tidak dikenakan tegangan penuh hanya 0.58 dengan cara
dihubung bintang/ star. Setelah motor berputar dan arus sudah mulai turun
dengan menggunakan timer arus dipindahkan menjadi segitiga / delta
sehingga

tegangan

dan

arus

yang

mengalir

ke

motor

penuh

(http://Electric-Mechanic. com).
Prinsip kerja rangkaian star delta manual ini, sama dengan prinsip
kerja rangkaian Star Delta automatis dengan timer (TDR) yang umum
ditemui,. termasuk perubahan kontak NO NC nya. Yang membedakan
dari rangkaian Star Delta manual ini hanyalah pada penggunaan DOL (on
off) relay yang menggantikan fungsi timer. Tentu saja sistem DOL relay
ini menggunakan sebuah push botton untuk mengaktifkannya, dan tombol
inilah yang nanti berfungsi untuk merubah rangkaian star ke delta
Perhatikan gambar wiring diagramnya dibawah ini,

Gambar 5. Rangkaian star - delta manual


(http:// Electric Mechanic Blogspot.com)

22

Cara Kerja Rangkaian


Ketika tombol 1 (ON Star) ditekan motor akan bekerja pada
hubung STAR (K1 dan K2 menyala), setelah beberapa detik yang kita
rasakan cukup untuk merubah ke hubung DELTA, maka kita diharuskan
menekan tombol 2 (ON Delta), untuk merubah rangkaian menjadi
hubung Delta (K1 dan K3 menyala, juga R1). Dan fungsi tombol Off
disini adalah untuk mematikan kerja rangkaian (http://Electric-Mechanic.
com).
Pengaplikasian Kerja NO dan NC Proteksi Motor Listrik

Gambar 6. Rangkaian Pengendali hubungan Star-Delta


(http:// Electric Mechanic Blogspot.com)
Gambar diatas adalah gambar Rangkaian Pengendali hubung Star
Delta yang pernah dibahas sebelumnya. Pada wiring diagram tersebut
belum terpasang sistem proteksi untuk motor, maka pada Rangkaian
Utamanya

terpasang

Thermal

Overload

pada

Kontaktornya K1, K2 dan K3 seperti pada gambar berikut:

masing-masing

23

Gambar 7. Wiring diagram Star-Delta


(http:// Electric Mechanic Blogspot.com)

Sesuai apa yang telah dibahas sebelumnya bahwa fungsi dasar


dari peralatan proteksi ialah 'untuk memutuskan sistem pada rangkaian
pengendali melalui fungsi NO da NC nya,' maka sebaiknya NC dari
Thermal Overload di pasang pada input koil dari kontaktor masing
masing. atau bisa juga pada input utama rangkaiannya. Maka didapat
gambar seperti dibawah ini, dalam tegangan kerja rangkaian yang berbeda
(http://Electric-Mechanic. com).

24

Gambar 8. Rangkaian Pengendali Star-Delta memakai Proteksi


(http:// Electric Mechanic Blogspot.com)

Penempatan NC dan NO dari peralatan peralatan proteksi bisa


ditempatkan dimana saja asalkan bisa memutus sistem interlock dari
sebuah rangkaian pengendali motor. Hal yang sama bisa juga dilakukan
pada NC dan NO dari RCP Relay, Phase Failure Relay, limit switch,
(TDR) Time Delay Relay / Timer dan berbagai jenis Sensor sesuai dengan
sistem kerja motor atau sistem sistem kelistrikan yang lain. Dan untuk
mengetahui foto gambar pengkabelan sistem proteksi kerja motor induksi
ini, anda dapat melihatnya disini, terutama pada rangkaian pengendali
hubung star deltanya.
3) Sistem Starter Motor DOL (Direct On Line)
Jika diamati bersama di Stasiun Loading Ramp pada pabrik kelapa
sawit, maka akan kita temukan motor listrik yang lumayan banyak. Untuk
menggerakkan motor-motor induksi ini di butuhkan suatu control panel yg
terwujud dalam sebuah panel listrik, yang mendistribusikan arus listrik dari
MSB (Main swicth board) ke motor induksi tersebut. DOL (direct on line)
adalah rangkaian starter dan stoper yang paling sederhana dan simple.
Tentunya di perlukan batasan-batasan yang jelas motor dengan daya
berapa yang di ijinkan menggunakan rangkaian daya tipe ini. Electrician di
shipyard, standarisasi penggunaan DOL starter ini biasanya di gunakan
untuk motor induksi yang dayanya kecil saja. Di eropa sendiri hanya motor
dibawah 4KW yang di ijinkan menggunakan starter jenis ini. Tetapi realita
dilapangan banyak motor induksi yang diatas 4KW yang menggunakan

25

starter DOL. Berikut ini adalah contoh gambar rangkaian DOL starter yang
paling sederhana (http://Electric-Mechanic. com).

Gambar 9. Rangakain Kontrol dan Rangkaian Daya TOR


(http:// Electric Mechanic Blogspot.com)

Cara kerja rangkaian:


1. Untuk start motor tekan PB start, maka kontaktor (K1) akan energize.
Ketika PB start di lepas maka rangkaian akan terkunci oleh kontak K1.
2. Untuk mematikan motor tekan PB stop maka akan melepaskan kontak
K1.

Gambar 10. Wiring Diagram DOL

26

(http:// Electric Mechanic Blogspot.com)


Keuntungan dan kerugian penggunaan DOL starter adalah:
a. Start dengan DOL mempunyai keunggulan karena design yang sangat
sederhana/murah.
b. Start dengan DOL mempunyai arus start atau arus inrush yang besar
(600% - 800%).

4) Sistem Hidrolik
a) Pengertian Sistem Hidrolik
Sistem hidrolik adalah suatu system pemindah tenaga dengan
menggunakan zat cair atau fluida sebagai perantara. Sistem hidrolik
merupakan suatu bentuk perubahan atau pemindahan daya dengan
menggunakan media penghantar berupa fluida cair untuk memperoleh
daya yang lebih besar dari daya awal yang dikeluarkan. Dimana fluida
penghantar ini dinaikan tekanannya oleh pompa pembangkit tekanan yang
kemudian diteruskan ke silinder kerja melalui pipa-pipa saluran dan katupkatup. Gerakan translasi batang piston dari silinder kerja yang diakibatkan
oleh tekanan fluida pada ruang silinder dimanfaatkan untuk gerak maju
dan mundur. Sistem hydraulic ini mempunyai banyak keunggulan
dibanding jika menggunakan sistem mekanikal (http://Mechine Hydaulic.
com).
Adapun keuntungannya adalah sebagai berikut:
a. Dapat menyalurkan torque dan gaya yang besar
b. Pencegahan overload tidak sulit
c. Kontrol gaya pengoperasian mudah dan cepat.

27

d. Pergantian kecepatan lebih mudah


e. Getaran yang timbul relatif lebih kecil
f. Daya tahan lebih lama.

Namun sistem hydraulic ini juga mempunyai beberapa kekurangan yaitu:


a. Peka terhadap kebocoran
b. Peka terhadap perubahan temperature
c. Kadang kecepatan kerja berubah
d. Kerja system saluran tidak sederhana.
Dasar- dasar Sistem Hidrolik:
Hukum Pascal:
Prinsip dasar sistem hidrolik berasal dari hukum pascal, dimana tekanan
dalam fluida statis harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1) Tekanan bekerja tegak lurus pada permukaan bidang.
2) Tekanan disetiap titik sama untuk semua arah. Tekanan disetiap titik
sama untuk semua arah.
3) Tekanan yang diberikan kesebagian fluida dalam tempat tertutup,
merambat secara seragam ke bagian lain fluida.

b) Komponen Beserta Fungsi dari Sistem Hidrolik


Sistem hidrolik ini didukung oleh 3 unit komponen utama, yaitu seperti
berikut ini:
1. Unit Tenaga, berfungsi sebagai sumber tenaga dengan liquid/ minyak
hidrolik.
Pada system ini unit tenaga terdiri atas:

28

a) Penggerak mula yang berupa motor listrik atau motor bakar


b) Pompa hidrolik, putaran dari poros penggerak mula memutar
pompa hidrolik sehingga pompa hidrolik bekerja
c) Tangki hidrolik, berfungsi sebagai wadah atau penampang cairan
hidrolik
d) Kelengkapan (accessories), seperti : pressure gauge, gelas
penduga, relief valve

2. Unit Penggerak (Actuator), berfungsi untuk mengubah tenaga fluida


menjadi tenaga mekanik Hidrolik actuator dapat dibedakan menjadi
dua macam yakni:
a) Penggerak lurus (linier Actuator) : silinder hidrolik
b) Penggerak putar : motor hidrolik, rotary actuator
3. Unit Pengatur, berfungsi sebagai pengatur gerak sistem hidrolik.
Unit ini biasanya diwujudkan dalam bentuk katup atau valve yang
macam-macamnya akan dibahas berikut ini.
a) Katup Pengarah (Directional Control Valve = DCV )

Katup (Valve) adalah suatu alat yang menerima perintah dari luar
untuk melepas, menghentikan atau mengarahkan fluida yang
melalui katup tersebut.
Contoh jenis katup pengarah : Katup 4/3 Penggerak lever, Katup
pengarah dengan piring putar, katup dengan pegas bias.

b) Macam-macam Katup Pengarah Khusus

29

1) Check Valve adalah katup satu arah, berfungsi sebagai pengarah


aliran dan juga sebagai pressure control (pengontrol tekanan)
2) Pilot Operated Check Valve, Katup ini dirancang untuk aliran
cairan hidrolik yang dapat mengalir bebas pada satu arah dan
menutup pada arah lawannya, kecuali ada tekanan cairan yang
dapat membukanya.
3) Katup Pengatur Tekanan, Tekanan cairan hidrolik diatur untuk
berbagai tujuan misalnya untuk membatasi tekanan operasional
dalam sistem hidrolik, untuk mengatur tekanan agar penggerak
hidrolik dapat bekerja secara berurutan, untuk mengurangi
tekanan yang mengalir dalam saluran tertentu menjadi kecil.
Macam-macam Katup pengatur tekanan adalah:
a. Relief Valve, digunakan untuk mengatur tekanan yang bekerja
pada sistem dan juga mencegah terjadinya beban lebih atau
tekanan yang melebihi kemampuan rangkaian hidrolik.
b. Sequence Valve, berfungsi untuk mengatur tekanan untuk
mengurutkan pekerjaan yaitu menggerakkan silinder hidrolik
yang satu kemudian baru yang lain.
c. Pressure reducing valve, berfungsi untuk menurunkan
tekanan fluida yang mengalir pada saluran kerja karena
penggerak yang akan menerimanya didesain dengan tekanan
yang lebih rendah.
d. Flow Control Valve, katup ini digunakan untuk mengatur
volume aliran yang berarti mengatur kecepatan gerak
actuator (piston).

30

Fungsi katup ini adalah sebagai berikut:


a. untuk membatasi kecepatan maksimum gerakan piston atau
motor hidrolik
b. Untuk membatasi daya yang bekerja pada system
c. Untuk menyeimbangkan aliran yang mengalir pada cabangcabang rangkaian.
Macam-macam dari Flow Control Valve :
a. Fixed flow control yaitu: apabila pengaturan aliran tidak dapat
berubah-ubah yaitu melalui fixed orifice.
b. Variable flow control yaitu apabila pengaturan aliran dapat
berubah-ubah sesuai dengan keperluan
c. Flow control yang dilengkapi dengan check valve
d. Flow control yang dilengkapi dengan relief valve guna
menyeimbangkan tekanan
c) Peralatan Pada Sistem Hidrolik
1) Hidrolik Tangki / Hydraulic Reservoir
Tangki hydraulic sebagai wadah oli untuk digunakan pada
sistem

hidrolik.

Oli

panas

yang

dikembalikan

dari

sistem/actuator didinginkan dengan cara menyebarkan panasnya.


Dan menggunakan oil cooler sebagai pendingin oli, kemudian
kembali ke dalam tangki. Gelembung-gelembung udara dari oli
mengisi ruangan diatas permukaan oli.Untuk mempertahankan
kondisi oli baik selama mesin operasi, dilengkapi dengan
saringan yang bertujuan agar kotoran jangan masuk kembali
tangki. Hidrolik tangki diklasifikasikan sebagai Vented Type

31

reservoir atau pressure reservoir, dengan adanya tekanan di


dalam tangki, masuknya debu dari udara akan berkurang dan oli
akan didesak masuk kedalam pompa.
2) Pompa
Pompa hydraulic berfungsi seperti jantung dalam tubuh
manusia adalah sebagai pemompa darah. Pompa hidrolik
merupakan komponen dari sistem hidrolik yang membuat oli
mengalir atau pompa hidrolik sebagai sumber tenaga yang
mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga hidrolik.
Klasifikasi dari pompa:
a. Non Positive Displacement pump
mempunyai penyekat antara lubang masuk/inlet port dan
lubang keluar/out port, sehingga cairan dapat mengalir di
dalam pompa apabila ada tekanan.
Contoh : Pompa air termasuk disebut juga tipe non positive
diplasement.
b. Positive diplacement pump
Memiliki lubang masuk/inlet port dan lubang keluar/outlet
port yang di sekat di dalam pompa. Sehingga pompa jenis ini
dapat bekerja dengan tekanan yang sangat tinggi dan harus di
proteksi

terhadap

tekanan

yang

menggunakan pressure relief valve.


Contoh : Pompa hidrolik alat-alat berat
c. Fixed displacement pump

berlebihan

dengan

32

mempunyai sebuah ruang pompa dengan volume tetap (fixed


volume pumping chamber) Out putnya hanya bisa diubah
dengan cara merubah kecepatan kerja (drive speed )
d. Variable displacement pump
mempunyai ruang pompa dengan volume bervariasi,
outputnya dapat diubah dengan cara merubah displacement
atau drive speed, fixed displacement pump maupun variable
pump dipakai pada alat-alat pemindah tanah
3) Motor
Simbol untuk Fixed displacement motor adalah sebuah
lingkaran dengan sebuah segitiga di dalamnya. Simbol pompa
mempunyai segitiga yang menunjukkan arah aliran., dan simbol
motor memiliki segitiga yang mengarah ke dalam Simbol untuk
Single elemen pump / motor yang juga termasuk reversible
memiliki dua segitiga di dalam lingkaran, masing-masing
menunjukkan arah aliran. Sebuah variable displacement
pump/motor diperlihatkan sebagai simbol dasar dengan tanda
anak panah yang digambarkan menyilang.
4) Saluran Hose/ Pipa
Ada tiga macam garis besar yang dipergunakan dalam
penggambaran symbol grafik untuk melambangkan pipa, selang
dan saluran dalam sehubungan dengan komponen-komponen
hidrolik. Splid line digunakan melambangkan pipa kerja
hidrolik. Pipa kerja ini menyalurkan aliran utama oli dalam suatu
sistem hidrolik. Dashed line digunakan untuk mlambangkan pipa

33

control hidrolik. Pipa control ini menyalurkan sejumlah kecil oli


yang dipergunakan sebagai aliran bantuan untuk menggerakkan
atau mengendalikan komponen hidrolik. Suatu ilustrasi simbol
grafik terdiri dari line kerja, Line control dan line buang yang
saling berpotongan. Perpotongan di gambarkan dengan sebuah
setengah lingkaran pada titik perpotongan antara satu garis
dengan garis line, atau digambarkan sebagai dua garis yang
saling bepotongan.
Hubungan antara dua garis tidak dapat diduga kecuali
jika diperhatikan dengan sebuah titik penghubung. Titik
penghubung di gunakan untuk memperlihatkan suatu ilustrasi
dimana garis-garis berhubungan. Jika sambungan terjadi pada
bentuk T , titik penghubung dapat diabaikan karena hubungan
garis antara kedua garis tersebut terlihat jelas. Bila diperlihatkan
suatu arah aliran tertentu, tanda kepala panah bisa ditambahkan
pada garis di dalam gambar yang menunjukkan arah aliran oli.
5) Silinder hidrolik
Silider hidrolik merubah tenaga zat cair menjadi tenaga
mekanik. Fluida yang tertekan , menekan sisi piston silinder
untuk menggerakan beberapa gerakan mekanis.
Singgle acting cylinder hanya mempunyai satu port, sehingga
fluida bertekanan hanya masuk melalui satu saluran, dan
menekan ke satu arah. Silinder ini untuk gerakan membalik
dengan cara membuka valve atau karena gaya gravitasi atau juga
kekuatan spring.

34

Double acting cylinder mempunyai port pada tiap bagian


sehingga fluida bertekanan bias masuk melalui kedua bagian
sehingga bias melakukan dua gerakan piston. Kecepatan gerakan
silinder tergantung pada fluid flow rate ( gallon / minute) dan
juga volume piston.
Cycle time adalah waktu yang dibutuhkan oleh silinder hidrolik
untuk melakukan gerakan memanjang penuh. Cycle time adalah
hal yang sangat penting dalam mendiagnosa problem hidrolik.
6) Pressure Control Valve
Tekanan hidrolik dikontrol melalui penggunaan sebuah
valve yang membuka dan menutup pada waktu yang berbeda
berdasar aliran fluida by pass dari tekanan tinggi ke tekanan
yang lebih rendah. Tanda panah menunjukan arah aliran oli.
Pressure control valve bisanya tipe pilot, yaitu bekerja secara
otomatis oleh tekanan hidrolik, bukan oleh manuasia. Pilot oil
ditahan oleh spring yang biasanya bias di adjust. Semakin besar
tegangan spring, maka semakin besar pula tekanan fluida yang
dibutuhkan untuk menggerakan valve.
7) Pressure Relief Valve
Presure Relief Valve membatasi tekanan maksimum
dalam sirkuit hidrolik dengan membatasi tekanan maksimum
pada komponen-komponen dalam sirkuit dan di luar sirkuit dari
tekanan yang berlebihan dan kerusakan komponen. Saat Presure
relief valve terbuka, Oli bertekanan tinggi dikembalikan ke

35

reservoir pada tekanan rendah. Presure Relief valve biasanya


terletak di dalam directional control valve.
Ada dua macam relief valve yang digunakan yaitu :
Direct Acting Relief Valve yang menggunakan sebuah pegas
kuat untuk menahan aliran dan membuka pada saat tekanan
hidrolik lebih besar daripada tekanan pegas Pilot Operated relief
valve yang menggunakan tekanan pegas dan tekanan oli untuk
menjalankan relief valve dan merupakan jenis yang lebih umum
dipakai.

8) Directional Controll Valve.


Aliran

fluida

hidrolik

dapat

dikontrol

dengan

menggunakan valve yang hanya memberikan satu arah aliran.


Valve ini sering dinamakan dengan check valve yang umumnya
menggunakan system bola. Simbol directional control valve ada
yang berupa gabungan beberapa symbol. Valve ini terdiri dari
bagian yang menjadi satu blok atau juga yang dengan blok yang
terpisah. Garis putus putus menunjukan pilot pressure. Saluran
pilot pressure ini akan menyambung atau memutuskan valve
tergantung dari jenis valve ini normaly close atau normally open.
Spring berfungsi untuk mengkondisikan valve dalam posisi
normal. Jika tekanan sudah build up pada sisi flow side valve,
saluran pilot akan akan menekan dan valve akan terbuka. Ketika
pressure sudah turun kembali maka spring akan mengembalikan
ke posisi semula dibantu pilot line pasa sisi satunya sehingga

36

aliran akan terputus. Valve ini juga umum digunakan sebagai


flow divider atau sebagai flow control valve.
9) Flow Control Valve
Fungsi katup pengontrol aliran adalah untuk mengontrol
arah dari gerakan silinder hidrolik atau motor hidrolik dengan
merubah arah aliran oli atau memutuskan aliran oli.
Flow control valve ada beragam macam, tergantung dari berapa
posisi, sebagai contoh Flow control valve dua posisi biasanya
digunakan untuk mengatur aliran ke actuator pada system
hidrolik sederhana. Simbol-simbol flow control valve dibawah
ini menunjukan beberapa jenis cara pengoperasiannya, ada yang
menggunakan handle, pedal, solenoid dan lain sebagainya.
10) Flow Control Mechanis
Ada kalanya system hidrolik membutuhkan penurunan
laju aliran atau menurunkan tekana oli pada beberapa titik dalam
sistem. Hal ini bias dilakukan dengan memasang restrictor.
Restrictor digambarkan seperti pengecilan dalam system, dapat
berupa fixed dan juga variable, bahakan bias dikontrol dengan
system lain.
11) Simbol pengkondisian zat cair
Pengkondisian oli bisa dilakukan dengan berbagai cara,
biasanya berupa filter, pemanas dan pendingin.
Ada 2 jenis saringan yang umum dipakai yaitu :
Strainer:
Terbuat dari saringan kawat yang berukuran halus. Saringan ini

37

hanya memisahkan partikel-partikel kasar yang ada didalam oli.


Saringan ini biasanya di pasang di dalam reservoir tank pada
saluran masuk ke pompa.
Filter :
Terbuat dari kertas khusus. Saringan ini memisahkan partikelpartikel halus yang ada di dalam oli Saringan ini biasanya
terdapat pada saluran balik ke reservoir tank. Tugas Hidrolik Oil
filter Menapis kotoran, partikel logam dan sebagainya. Kotoran
dapat menyebabkan cepat terjadinya keausan Oil Pump, Hydrlic
Cylinder dan Valve. Saringan filter yang halus akan menjadi
buntu secara berangsur-angsur sejalan dengan jam operasi
mesin, maka elemennya perlu diganti secara berkala. Dilengkapi
dengan by pass valve sehingga bila filter buntu, oli dapat lolos
dari filter dan kembali ke tangki. Hal ini dapat mencegah
terjadinya tekanan yang berlebihan dan kerusakan pada sistem
tersebut.
12) Akumulator
Akumulator berfungsi sebagai peredam kejut dalam system.
Biasanya akumulator terpasang paralel dengan pompa dan komponen
lainnya. Akumulator menyediakan sedikit aliran dalam kondisi
darurat pada sistem steering dan juga rem, menjaga tekanan konstan
dengan kata lain sebagai pressure damper. Umumnya pada sistem
hidrolik modern digunakan akumulator dengan tipe gas.
Tekanan hidrolik dikontrol melalui penggunaan sebuah
valve yang membuka dan menutup pada waktu yang berbeda

38

berdasar aliran fluida by pass dari tekanan tinggi ke tekanan


yang lebih rendah. Tanda panah menunjukan arah aliran oli.
Pressure control valve bisanya tipe pilot, yaitu bekerja secara
otomatis oleh tekanan hidrolik, bukan oleh manuasia.
d) Cara Kerja Sistem Hidrolik

Gambar 11. Hidrolik power pack


(http://fortek-pembangunan.blogspot.com)

1) Tekanan Hidrolik menggunakan sebuah pompa (gear pump


piston pump No.4) di dalam tangki hidrolik yang digerakkan
oleh sebuah motor yang terpasang vertikal diatas tangki hidrolik.
2) Minyak hidrolik didorong oleh Radial Piston Pump (No.4)
melalui sebuah Check Valve (No.9) yang berfungsi agar minyak
hidrolik tidak kembali ke pompa penghisap menuju ke Pressure
Control Valve/Relief Valve (No. 7) melalui Four Way 2 Ball
Valve-Manifold,Block,(No.5).

39

Gambar 12. Rangkaian Hidrolik


(http://fortek-pembangunan.blogspot.com)
3) Minyak hidrolik yang berada di dalam Pressure Control Valve
dapat diatur secara manual oleh sebuah Hand Control Valve
(No.6) ini, berfungsi mengatur dengan tangan terhadap posisi
hidrolik silinder maju dan

mundur, apabila sistem otomatis

maju mundur tidak bisa bekerja lagi atau rusak.

4) Tekanan minyak dalam Pressure Control Valve (No.7) digabung


dengan sebuah Solenoid Unloading Valve (No.8) yang dipasang
diatas Manifold Block (No.5) mendapat perintah dari Amplifier
Card (Relay Control) untuk membuka katupnya pada saat beban
screw press naik dan menutupnya pada saat beban screw press
turun, sehingga sumbu silinder dapat maju mundur sesuai
dengan beban yang distel di amplifier card (relay control) yang

40

dapat mendeteksi ampere screw press melalui sebuah CT yang


terpasang di dalam kotak starter.

5) Silinder

hidrolik mempunyai

dua jalur sambungan, satu

didepan dan satu di belakang. Tekanan minyak yang masuk ke


jalur depan, sumbu silinder hidroliknya mundur, dan yang
masuk ke jalur belakang sumbu hidroliknya maju.

6) Minyak hidrolik dapat disirkulasi secara otomatis dan teratur


oleh pompa hidrolik ke dalam tangki hidrolik, didinginkan
melalui sebuah Intergral Oil Cooler (No.17), kemudian disaring
oleh Return Line Filter (No.12). Minyak hidrolik harus tetap
bersih dan tidak berkurang.

7) Untuk menambah (atau berkurang) tekanan hidrolik dapat


dibuka dengan cara memutar baut yang terdapat di Pressure
Control Valve/Relief Valve (No.7) secara perlahan-lahan hingga
mencapai 45 bar. Untuk mengetahui besarnya tekanan minyak
dapat melihat penunjuknya pada Pressure Gauge (No.11).
Pressure Control Valve/Relief Valve (No.7) dan Solenoid
Unloading Valve (No.11) berfungsi untuk mengatur arus tekanan
ke hidrolik silinder, dan Shut Off Valve (No.10) yang berfungsi
untuk menutup tekanan hidrolik ke Pressure Gauge (No.11).
8) Ketinggian level dan suhu minyak hidrolik didalam tangki dapat
dilihat pada Fluid Level Gauge (No.15).

41

9) Pengoperasian sistem hidrolik tersebut diatas, jika menghendaki


Elektro Motor Hidrolik (No.2) dapat berhenti pada tekanan kerja
tertentu dan berjalan kembali apabila tekanan kerja berkurang,
maka untuk itu harus dipasang sebuah Pressure Switch .
10) Untuk menstabilkan tekanan kerja agar tetap apabila elektro
motor berhenti, harus pula dipasang akumulator (integral oil
cooler No.17 ditiadakan). (catatan: tanpa akumulator sistem
hidrolik diatas,tekanan kerja juga stabil dan konstan karena
pompa hidrolik tetap bekerja).
11) (Point 9 dan 10 diatas) Dengan menggunakan pressure switch
dan akumulator dalam sistem hidrolik ini agar elektrik motor
dan pompa hidrolik dapat berhenti sejenak (5-30detik) sangatlah
tidak efesien karena biaya perawatannya mahal dan tidak
memperoleh hasil yang setimpal. Adapun elektrik motor dan
pompa hidrolik selalu dalm keadaan ON/OFF seketika karena
beban ampere teralu tinggi dan suhu panas sehingga mudah
terbakar. Pompa yang digerakkan via fleksibel kopling selalu
disentakkan oleh ON/OFF electric motor, maka gigi dan piston
pompa cepat rusak dan sompel. Perawatan akumulator tidak
dapat dilakukan sendiri setelah beroperasi selam 1-2 tahun,
karena harus diulang dengan gas nitrogen setiap tahun dengan
alat suntik khusus-charging kit.

b. Lori
1) Definisi Lori

42

Gambar 13. Lori


(Brevet Dasar 2A PT. Astra Agro Lestari)
Lori adalah alat penampung buah sawit yang akan direbus/disterilkan
di sterilizer. Lori umumnya dibuat untuk menampung 2.500 kg TBS (Tandan
buah segar). Lori memegang peranan penting terhadap sirkulasi buah sawit
dari loading ramp ke sterilizer hingga ke pengumpanan di thresshing. Jumlah
lori yang kurang akan mengakibatkan penumpukan buah di loading ramp,
tingginya siklus sterilisasi sehingga mengakibatkan turunnya kapasitas olah.
Penyebab lori kurang pada umumnya terlambatnya perbaikan/penggantian
lori yang rusak atau jumlah lori yang di buat/dibeli dari pemasok memang
kurang (namun hal ini sangat jarang terjadi) (Buku Brevet Dasar PT SAL).
Plat lori umumnya terbuat dari plat mild steel 5 mm untuk dinding
yang melengkung dan 8 mm untuk dinding yang rata/bagian depan/belakang.
Bagian depan/belakang lebih tebal diakibatkan sisi ini yang akan digunakan
untuk menarik atau mendorong rangkaian lori. Bagian depan / belakang lori
juga ditempatkan rim untuk rantai hoisting crane dan pengait untuk
menggandeng lori dengan lori lainnya. Bagian samping lori kiri/kanan

43

umumnya dibuat melengkung untuk menambah kekakuan plat dan dibuat


lubang laluan steam dengan diameter 10 mm. Lubang ini dimaksudkan untuk
mempercepat sirkulasi steam didalam lori sehingga penetrasi steam terhadap
buah lebih cepat. Namun semakin banyak lubang perforasi akan mengurangi
kekuatan mekanis plat lori. Disisi lain sebagian orang beranggapan tidak
perlu membuat lubang perforasi steam di lori, karena didalam sterilizer
tekanan uap pasti akan menyebar dengan merasa ke segala sisi. Namun
pemanfaatan lubang perforasi di lori tetap mempertimbangkan kekuatan plat
dan proses penetrasi uap ke buah sawit didalam lori (Buku Brevet Dasar PT
SAL)..
2) Kerusakan pada Lori
Menurut Buku Brevet Dasar Kerusakan lori umumnya (jika Pabrik kelapa
sawit menggunakan hoisting crane) yaitu:

a) Chasis bengkok, selain faktor benturan yang berulang-ulang juga


diakibatkan tingkat keausan yang tinggi.
b) Roda lori sompel, ini umumnya diakibatkan benturan lori ke rel saat
penurunan lori setelah menuang buah rebus ke feeder.
c) Roda lori aus di satu sisi, keausan ini disebabkan roda tidak dapat berputar
dengan baik akibat kurangnya pelumasan di bantalan roda lori atau suaian
roda lori dengan metalan terlalu sempit.
d) As roda patah, hal ini sama dengan penyebab roda lori sompel selain itu
juga akibat lori sering jatuh saat mengeluarkan lori dari dalam sterilizer.
e) Dinding lori peyot atau las-lasannya lepas, jika ini terjadi bisa saja laslasan plat lori yang kurang baik dan bisa juga diakibatkan benturan lori

44

yang sangat kuat pada saat menggandeng lori maupun menggunakan lori
lainnya untuk mendorong paksa lori yang jatuh.

c. Grading Scraper

Gambar 14. Proses sortasi di Grading Scraper


(Brevet Dasar 2A PT. Astra Agro Lestari)
Scraper Grading Conveyor merupakan alat untuk memindahkan TBS
yang memenuhi kriteria terima (TBS masak) dari truk ke Apron Loading Ramp,
dimana Apron mempunyai 12 pintu yang dibuka tutup dengan sistem hidrolik,
terdiri dari 2 line sebelah kiri dan kanan. Lantai Scaper Grading Conveyor
dibuat berupa kisi-kisi yang berfungsi untuk menyaring pasir dan kotoran yang
terikut dengan TBS dari lahan (Buku Brevet Dasar PT SAL)..

d. Transfer carriage
Transfer Carriage berfungsi untuk memindahkan lori berisi TBS ke jalur rail
rebusan. Transfer Carriage dipindahkan dengan sistem hidrolik (Buku Brevet
Dasar PT SAL)..

45

Gambar 15. Lori diatas transfer carriage


(Brevet Dasar 2A PT. Astra Agro Lestari)
e. Capstand dan bollard
Capstand dan bollard berfungsi untuk menarik dan mendorong lori
kosong dari tippler ke loading ramp serta menarik dan mengeluarkan lori berisi
TBS dari transfer carriage dan diteruskan menuju stasiun sterilizier.

Gambar 16. Bollard


(Brevet Dasar 2A PT. Astra Agro Lestari)

46

Gambar 17. Capstand


(Brevet Dasar 2A PT. Astra Agro Lestari)
Capstand dilengkapi dengan tali manila maupun wire rope yang di
pasangankan dengan bollard.

B. Sistem Pemeliharaan dan Perbaikan (Maintanance)


Menurut Buku Brevet Dasar untuk menjaga supaya peralatan di Loading
ramp dapat berfungsi dengan baik maka perlu perhatian pemeliharaan alat secara
continue antara lain :

1. Lori
Perawatannya sebagai berikut:
a. Chek roda lori secara berkala, jika terjadi kerusakan atau tidak bias lagi
berputar maka cepat diperbaiki dan diganti dengan roda yang baru.
b. Jika Chasis lori bengkok pihak dari maintenance langsung memperbaiki
c. Setelah dioperasikan periksa lori secara keseluruhan apabila terjadi kerusakan
pada bodi lori seperti dinding lori peyot dan las-lasnya lepas maka langsung
diperbaiki sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah

47

2. Motor Listrik
Pemeliharaannya sebagai berikut:
a. Sebelum motor dioperasikan periksa kabel listriknya jika ada yang terlepas
maka sambung terlebih dahulu
b. Periksa komponen penting dari motor yaitu seperti rotor dan statornya, apabila
terjadi kerusakan pada komponen tersebut maka lakukan pergantian komponen.
c. Beri pelumas pada poros motor yang berputar supaya jangan terjadi kehausan
dan menghindari dari terjadinya karatan.
d. Bersihkan motor setiap kali selesai pengoperasian
e. Operasikan motor sesuai dengan jam opersainya jangan sampai berlebihan jam
yang terlalu lama sehingga dapat mengurangi daya tahan motor.
3. Hidrolik
Pemeliharaan dan perawatannya sebagai berikut:
a. Pastikan bahwa oil pada hydraulic Pump harus tetap dalam keadaan dalam
Tank Pump.
b. Pada saat pengisian oil pastikan Filter dan alat sekitarnya dalam keadaan bersih.
c. Periksa semua selang hydraulic dari kebocoran oil.
d. Periksa kabel motor.
e. Setiap 6 bulan operasi buka mesin strumer dan bersihkan.
f. Check seal dari kebakaran oil.
4. Plat Form Loading Ramp
a. Periksa apakah ad alas-lasnya yang terlepas
b. Periksa apakah ada pintu-pintu yang renggang.
c. Lakukan pembersihan pada semua komponen di Stasiun Loading Ramp.

48

C. Pembahasan Tugas Khusus


Kegiatan di stasiun loading ramp mulai dari proses grading dan sortasi yaitu
pensortiran TBS sesuai dengan kriteria masing-masing (yang sudah ditentukan) yang
bertujuan untuk :
a. mengetahui kualitas TBS yang masuk ke PKS setiap hari
b. Sebagai Informasi balik ke setiap afdeling
Untuk perbandingan kualitas TBS terhadap rendemen CPO/ kualitas CPO.
Hasil dari grading dicatat untuk laporan dan flash back ke lapangan agar buah yang
di panen memenuhi kriteria yang sesuai standar panen. Pada loading ramp terdapat
beberapa komponen, antara lain : pintu hidroulik, lori (cages), rail traek, transfer
carrige, cap stan, sling atau tali, motoran, bollard dan cantilefer bridge.
a. Scraper Grading Conveyor
Scraper Grading Conveyor merupakan alat untuk memindahkan TBS yang
memenuhi kriteria terima (TBS masak) dari truk ke Apron Loading Ramp, di PT
Sari Aditya Loka mempunyai 12 buah Scraper Grading Conveyor terdiri dari 2
line sebelah kiri dan kanan. Lantai Scaper Grading Conveyor dibuat berupa kisikisi yang berfungsi untuk menyaring pasir dan kotoran yang terikut dengan TBS
dari lahan.

49

Gambar 18. Grading Scraper


(Dokumentasi PLI)
Grading Scraper menggunakan motor listrik yang berfungsi untuk
memutar conveyor supaya dapat mengantarkan TBS ke tempat penampungan
sementara yang disebut dengan Apron. Spesifikasi motor listrik yang digunakan
pada Grading scraper ini adalah sebagai berikut:
Merek

: Benzler

Daya

: 4 Kw

Putaran

: 1435 Rpm

Tegangan

: 380 Volt

Arus

: 8,9 Amp

Gambar 19. Motor pada Grading Scraper


(Dokumentasi PLI)

50

Sistem pengoperasian motor pada Scraper Grading Conveyor ini adalah


dengan Starting Direct On Line (DOL) karena daya motornya 4 Kw dan sesuai
dengan standar operasionalnya (SOP). Cara mengoperasikan motor ini adalah
sebagai berikut:
1. Sebelum menghidupkan motor listrik operator harus memeriksa penel terlebih
dahulu untuk memastikan bahwa MCB panel motor sudah terhubung atau ON.
2. Sistem starting yang dipakai adalah Direct On Line (DOL), untuk
menghidupkan motor ini operator cukup dengan menekan tombol Push Button
On sehingganya motor terus hidup sampai pekerjaan selesai.
3. Selanjuntnya jika Proses Grading telah selesai dan untuk mematikan motornya
operator cukup dengan menekan tombol Push Button Off.

b. Pintu Apron Loading Ramp ( Penimbunan Buah Kelapa Sawit)


Apron adalah wadah atau tempat peletakan sementara sawit dari grading
scraper menuju lori. Apron mempunyai katup yang berfungsi untuk mengatur
jumlah sawit yang akan dimasukan ke lori. Di PT Sari Aditya Loka Apron nya
mempunyai 12 pintu yang dibuka tutup dengan sistem hidrolik. Spesifikasi motor listrik

yang digunakan pada Pintu Apron ini adalah sebagai berikut:


Merek

: Emberle

Daya

: 4 Kw

Putaran

: 1435 Rpm

Tegangan

: 380 Volt

Arus

: 8,9 Amp

51

Gambar 20. Motor dengan system hidrolik


(Dokumentasi PLI)

Fungsi dari motor tersebut adalah untuk menggerakkan pompa hidrolik


sehingga memberikan tekanan untuk membuka dan menutup pintu Apron dengan
tuas maju dan mundur. Sistem pengoperasian motor listrik dengan Starting Direct On
Line (DOL) adalah sebagai berikut:

1. Periksa panel dan On kan MCB untuk motor hidrolik pada panel
2. Selanjutnya tekan tombol Push Button On untuk menyalakan motor
3. Jika motor sudah menyala maka pompa hidrolik langsung bekerja sehingga
Piston beroperasi dan mendorong oli dalam pipa dan akhirnya menghasilkan
sebuah tekanan .
4. Kemudian tekanan oli yang sudah tersimpan didalam pipa digunakan untuk
membuka dan menutup pintu Apron.
5. Untuk membuka pintu Apron operator menggerakkan tuas maju sehingga buah
kelapa sawit langsung masuk ke dalam lori, jika lori sudah maka operator
menggerakkan tuas mundur untuk menutup pintu apron.

52

6. Apabila pekerjaan sudah selesai dan buah kelapa sawit sudah habis di dalam
Apron Loading Ramp maka operator bisa mematikan motor dengan menekan
tombol Push Button Off.
c. Lori
Lori adalah tempat atau wadah untuk merebus TBS di sterilizer. Lori
mempunyai kapasitas tertentu sesuai disain pabrik. Pada lori terdapat 4 buah roda
yang terbuat dari besi yang dilengkapi dengan bearing dan bushing yang terbuat
dari tembaga. Pada lori terdapat lubang di bagian samping dan bawahnya, yang
bertujuan agar uap yang di berikan pada stasiun sterilizer dapat masuk ke dalam
lori dan agar air kondensat dapat keluar atau tidak menggenang di lori. Lori ditarik
meggunakan sistem hidrolik dengan memakai Capstand dan Bollard yaitu alat
untuk menarik lori. Spesifikasi motor listrik untuk menarik lori ini adalah:
Merek

: ATT

Daya

: 22Kw

Putaran

: 1470 Rpm

Tegangan

: 380 Volt

Arus

: 40,3 Amp

Gambar 21. Motor power Pack Hidrolik


(Dokumentasi PLI)

53

Fungsi dari motor ini adalah untuk menarik Lori yang sudah berisi Buah
Kelapa sawit yang akan dinaikkan ke Transfer Carriage dan dimasukkan ke
stasiun Rebusan. Sistem pengoperasian motor listrik adalah dengan sistem Star
Delta otomatis yang bertujuan untuk menghindari lonjakan arus listrik yang terlalu
besar. Cara mengoperasikan motor sebagai berikut:
1. On kan MCB pada panel
2. Tekan Tombol Push button On maka motor bekerja pada hubungan Star atau
Bintang dengan tegangan dan arus tidak penuh yaitu hanya 0,58.
3. Setelah motor berputar dan arus sudah mulai turun dengan menggunakan timer
arus dipindahkan menjadi segitiga atau delta sehingga tegangan dan arus yang
mengalir ke motor penuh.
4. Ketika motor sudah menyala maka pompa hidrolik juga bekerja dan piston
memompakan oli sehingga menghasilkan tekanan.
5. Tekanan dimanfaatkan untuk menggerakkan Capstand. Capstand dilengkapi
dengan tali manila maupun wire rope yang di pasangankan dengan bollard
sehinnga dapat menarik lori.
6. Apabila pekerjaan sudah selesai maka operator cukup dengan menekan tombol
Push Button Off untuk mematikan motor.

d. Transfer Carriage
Transfer Carriage berfungsi untuk memindahkan lori berisi Buah Kelapa
sawit ke jalur rail rebusan. Transfer Carriage dipindahkan dengan sistem hidrolik.
Spesifikasi motor listrik yang digunakan pada Transfer Carriage ini adalah
sebagai berikut:

54

Merek

: Emberle

Daya

: 5,5 Kw

Putaran

: 1440 Rpm

Tegangan

: 380 Volt

Arus

: 9 Amp

Gambar 22. Motor hidrolik


(Dokumentasi PLI)
Fungsi dari motor ini adalah untuk menjalankan Transfer carriage dari kiri
ke kanan. Sistem pengoperasian motor listrik pada Transfer Carriage dengan Starting
Direct On Line (DOL). Cara mengoperasikan motor ini adalah sebagai berikut:

1. On kan MCB pada panel untuk motor hidrolik Transfer Carriage


2. Selanjutnya tekan tombol Push Button On untuk menyalakan motor
3. Jika motor sudah menyala maka pompa hidrolik langsung bekerja sehingga
Piston beroperasi dan mendorong oli dalam pipa dan akhirnya menghasilkan
sebuah tekanan .
4. Kemudian tekanan oli yang sudah tersimpan didalam pipa digunakan untuk
menggerakkan Transfer Carriage ke kiri dan kanan
5. Untuk menjalankan Transfer Carriage ke kanan maka operator mengarahkan
tuas hidrolik ke kanan dan untuk bergerak ke kiri juga mengarahkan tuas
hidrolik ke kiri

55

6. Jika pemindahan Transfer Carriage sudah selesai maka operator bisa


mematikan motor dengan menekan tombol Push Button Off.

Anda mungkin juga menyukai