Anda di halaman 1dari 5

Nama

fahmy faizal nursalam

Nrp

4211101019

STAR - DELTA STATER

Start dengan methode star-delta ini memanfaatkan penurunan tegangan yang


dicatu ke motor saat stator motor terhubung dalam rangkaian bintang (star).
Pada waktu start, yakni saat stator berada pada rangkaian bintang, arus motor
hanya mengambil sepertiga dari arus motor seandainya motor distart dengan
methode DOL.

Berhubung torsi motor berbanding lurus dengan quadratis dari tegangan, maka
dengan demikian torsi motor pada rangkaian bintang juga hanya sepertiga dari
torsi pada rangkaian delta.

Cara kerja
Lihat gambar 3.
Saat start, pertama-tama kontaktor utama K1 dan kontaktor bintang KY
diaktifkan. Peralihan dari rangkaian bintang ke rangkaian delta terjadi pada
kecepatan nD, yakni jika kecepatan motor sudah mencapai kira kira 80%
dari kecepatan nominal. Caranya dengan pengaktifan kontaktor KD dan
pada saat yang sama kontaktor KY dibuat tidak aktif.

Bagian kurva Torsi terhadap Kecepatan yang diberi bayangan arsir adalah
torsi asselerasi yang dibutuhkan untuk meng-asselerasi beban.
Perhatikan torsi start pada rangkaian bintang harus selalu lebih besar dari
torsi awal beban supaya motor dapat mengangkat beban dan berasselerasi menuju kecepatan nominal.

Gambar 3: Star-Delta Starter

1.

Prinsip Kerja
Seperti namanya, secara garis besar starter wye-delta bekerja dengan dua tahap:
Awalnya motor berjalan dengan rangkaian belitan wye (Y)

2. Setelah beberapa saat, motor melepas rangkaian belita wye dan beroperasi dengan belitan delta
Lebih Dalam
Bagaimana kontrol dari starter wye-delta? Berikut gambaran sederhananya.

star delta starter

Cara Kerja
Dalam operasinya, kontaktor utama K3 dan kontaktor bintang K1 awalnya akan energizedkemudian setelah
beberapa waktu kontaktor bintang akan de-energized digantikan oleh kontaktor delta K2. Kontrol kapan
aktifnya kontaktor-kontaktor ini diatur oleh timer K1T yang waktunya bisa diatur. Hubungan bintang dan delta
akan diproteksi dari potensi aktif pada saat yang bersamaan dengan menggunakan interlok anak kontak
masing-masing terhadap lawannya.
Kerja rangkaian starter star-delta adalah sebagai berikut:
1.

Kondisi OFF. Semua kontaktor belum aktif dan anak kontaknya masih di posisi normalnya.

2. Kondisi bintang. Kontaktor Utama K3 dan bintang K1 akan aktif dengan kontaktor delta tidak aktif. Belitan
motor akan terhubung bintang dengan konsumsi arus sekitar 1/3 dari arus DOL.
3. Kondisi terbuka. Kontaktor utama masih tertutup sedangkan kontaktor delta dan bintang terbuka. Tegangan
sudah ada di salah satu ujung belitan motor (misal: U1, V1, W1) sementara yang lain masih terbuka sehingga
belum ada aliran arus. Motor telah berputar dan beraksi sebagai generator.
4. Kondisi delta. Kontaktor Utama K1 dan delta K2 aktif sementara kontaktor K1 tidak aktif. Motor akan
terhubung delta mendapatkan tegangan dan daya serta torsi penuh dari supply.
Hubungan bintang delta atau star-delta atau wye-delta ini memang cukup digemari sebagai pilihan aplikasi
yang membutuhkan konsumsi arus yang kecil beberapa saat awal motor dihidupkan namun memiliki suatu
kelemahan yang membuatnya kurang menjadi pilihan setelah adanya pengembangan reduced voltage
starter yang leibh lebih baik seperti soft starter. Satu-satunya alasan pemilihan jenis starter ini adalah biaya
yang lebih murah dibandingkan reduced voltage starter lainnya.
Untuk lebih lanjut dan mendalam mengenai jenis kontrol motor ini silahkan merujuk ke beberapa link di bawah
ini.

Kesimpulan Star-Delta Starter:


- Star-Delta Starter memanfaatkan tegangan catu yang lebih rendah pada
rangkaian bintang saat start dengan konsequensi memperoleh torsi start
yang lebih rendah. Torsi start turun menjadi 1/3 dari torsi awal atau
Locked Rotor Torque (LRT).
- Star-Delta mempunyai keunggulan dibandingkan dengan DOL-Starter
karena arus start turun menjadi 1/3 dari arus start DOL.
- Peralihan dari rangkaian bintang ke rangkaian delta biasanya dilakukan
saat kecepatan motor sudah mencapai kira kira 80% dari kecepatan
nominal.
- Sesaat motor sudah terlepas dari rangkaian bintang tetapi masih belum
terhubung ke rangkaian delta, rotor masih berputar, demikian juga arus
rotor masih mengalir di kumparan rotor. Ada flux magnetik sisa di rotor
yang memotong kumparan stator.
Terjadi tegangan induksi ke stator yang frequensinya tergantung dari
kecepatan rotor saat itu.Kecepatan rotor saat itu tergantung sekali
pada beban, apakah beban dengan inersia rendah atau beban dengan
inersia tinggi. Saat motor terhubung ke rangkaian delta, terjadilah arus
inrush yang sangat besar, yang mana nilainya dapat mencapai hingga
2000 % dalam durasi yang sangat pendek sekitar 200 ms (lihat gambar 4).
Hal ini terjadi karena adanya perbedaan phasa yang sangat besar telah
terjadi saat stator terhubung kembali ke jaringan listrik dalam rangkaian
delta dengan flux dari rotor.
Arus yang tinggi ini mengakibatkan terjadinya torsi kejut dan dapat
memberikan dampak buruk bagi komponen transmisi dan komponen
pemutus arus dari sistem drive tersebut.

Gambar 4: Peralihan Star ke Delta

Satu lagi dari kelemahan star-delta starter adalah apabila beban


membutuhkan 40% dari torsi awal atau lebih untuk start maka
kita terpaksa harus memilih motor induksi dengan satu frame size
yang lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai