Anda di halaman 1dari 4

karakteristik Motor Induksi

August 11, 2016 Written by admin

Besaran-besaran penting dalam motor induksi.


Dengan mempelajari karakteristik motor induksi ini kita akan mengenal
sifat-sifat motor sehingga kita dapat menentukan motor tersebut cocok
untuk digunakan pada pekerjaan tertentu.
4 Karakteristik yang penting diketahui adalah :
1. Arus Start ( Is )
2. Arus Nominal ( In )
3. Torsi Start ( Ts )
4. Torsi Beban penuh ( Tf )
5. Kecepatan rotor ( nr )
6. Power Factor ( Cos )
Yang dimaksud Arus start adalah Arus mula yang diperlukan motor
induksi untuk memulai putaran rotornya.
Yang dimaksud Arus Nominal adalah arus motor induksi yang diperlukan
untuk memutar beban penuhnya.
Motor saat Start akan mengambil arus yang cukup besar dari jala-jala
yang jika tidak dibatasi makan akan berbahaya bagi motor itu sendiri.
Besarnya arus start ini sekitar 4 sampai dengan 8 kali arus nominal.

Torsi dapat disebut sebagai gaya rotasional. Jadi Torsi motor dapat
dianggap kekuatan putar pada poros motor / rotor . Semakin besar Tenaga
dari motor dapat dinyatakan menghasilkan torsi yang besar juga.
Secara fisika Torsi dapat digambarkan sebagai berikut :

Jadi jika motor dibebani pada beban yang berat ( beban nominal ) maka
poros motor harus menghasilkan torsi yang besar juga.
Torsi Start adalah torsi yang dibutuhkan motor untuk mulai memutar
poros.
Besarnya Torsi start sekitar 0,5 sampai dengan 1,5 Torsi Nominal.
Torsi Nominal adalah torsi pada poros motor saat dibebani penuh

Kecepatan Rotor (nr) pada Motor Induksi dapat berubah ubah dari 0
sampai dengan kecepatan penuh yaitu, sama dengan Kecepatan Medan
Putar (ns). Namun karena sifat Motor induksi dimana pada saat
kecepatan rotor sama dengan kecepatan medan putar maka rotor akan
otomatis diperlambat, sehingga akan selalu timbul slip, sehingga selalu
terjadi beda kecepatan rotor dengan kecepatan medan putar.
nilai Slip yang penting dan ditulis pada nameplate motor adalah slip pada
saat motor diberi beban penuh.

Berikut Kurva karakteristik motor induksi :

Motor listrik adalah beban induktif. Sebagaimana sifat beban induktif


maka daya yang diambil dari sumber jala-jala tidak dapat dikonversi
menjadi daya nyata semuanya.

S = P + jQ

S : Daya Semua ( VA )
P : Daya aktif / Nyata ( Watt )
Q : Daya Reaktit (VAR )

Atau dapat juga ditulis :


V.I = V.I.Cos + j V.I.Sin
Daya Nyata adalah daya yang mampu dikonversi oleh motor untuk
disalurkan menjadi daya mekanik yang menggerakkan rotor. Besar Daya
Nyata ini sangat tergantung Cos , dimana nilainya antara 0-1 .
Jika Cos mendekati 1 maka permormansi motor semakin baik.
Jadi Power Factor atau Cos adalah Faktor daya yang menunjukkan
pemakaian daya nyata pada motor induksi.
Standar NEMA
Berdasarkan Standar yang dikeluarkan oleh National Electrical
Manufacturers Association (NEMA) Motor Induksi dapat dikelompokkan
menjadi 4 kelas berdasarkan karakteristik masing-masing, yaitu kelas A,
B, C, dan D.

Karakteristik Motor Kelas A :

Mempunyai rangkaian resistansi ritor kecil


Beroperasi pada slip sangat kecil (s<0,01) dalam keadaan berbeban
Untuk keperluan torsi start yang sangat kecil
Karakteristik Motor Kelas B :

Untuk keperluan umum , mempunyai torsi starting normal dan arus


starting normal
Regulasikecepatan putar pada saat full load rendah ( dibawah 5%)
Torsi starting sekitar 150% dari rated
Walaupun arus starting normal, biasanya mempunyai besar 600%
dari full load
Karakteristik Motor Kelas C :

Mempunyai torsi statring yang lebih besar dibandingkan motor kelas


B
Arus starting normal, slip kurang dari 0,05 pada kondisi full load
Torsi starting sekitar 200% dari rated
Untuk konveyor , pompa , kompresor dll
Karakteristik Motor Kelas D :

Mempunyai torsi statring yang besar dan arus starting relatif


rendah
Slip besar
Pada slip beban penuh mempunyai efisiensi lebih rendah
dibandingkan kelas motor lainnya
Torsi starting sekitar 300%
Insulation Class pada Motor
Insulation Class adalah pembagian kelas untuk ketahanan motor pada
temperatur tertentu. Standar NEMA (The National Electrical Manufacture
Association ) membagi Insulation Class menjadi 4 yaitu A, B, F dan H.

Sebelum motor dihidupkan maka suhu motor akan setinggi suhu


sekitarnya yang biasanya disebut sebagai Suhu Ruangan (Ambient
Temperature). NEMA menstandarkan bahwa Suhu Ruangan yang dipakai
adalah 40 derajat Celcius.

Setelah motor dijalankan maka suhu dalam lilitan motor akan bertambah
yang disebut Peningkatan Suhu (Rise Temperature). Selain itu suatu
margin dari titik ditengah lilitan biasanya lebih tinggi yang disebut
sebagai Hot Spot.

Peningkatan Suhu (Rise Temperature) ;


Class A = 60 deg C
Class B = 80 deg C
Class F = 105 deg C
Class H = 125 deg C

Margin Hot Spot


Class A = 5 deg C
Class B = 10 deg C
Class F = 10 deg C
Class H = 15 deg C

Maka Max Suhu Operasi dari motor adalah

Class A = 40 + 60 = 100 deg C ; 5 deg C (Hot Spot)


Class B = 40 + 80 = 120 deg C ; 10 deg C (Hot Spot)
Class F = 40 + 105 = 145 deg C ; 10 deg C (Hot Spot)
Class H = 40 + 125 = 165 deg C ; 15 deg C (Hot Spot)

Anda mungkin juga menyukai