Anda di halaman 1dari 14

PERTEMUAN 5

GENSET DAN UPS


Genset

Bandar Udara sangat membutuhkan Genset sebagai sumber tenaga listrik untuk
operasional peralatan pendukung operasi . Genset adalah peralatan satu set
untuk menghasilkan tenaga listrik dengan penggerak mekanik berupa engine
( mesin penggerak ) , engine ini mengubah tenaga bahan bakar minyak ( BBM )
menjadi tenaga gerak putar beraturan . Dari tenaga gerak putar ini digunakan
untuk memutar generator / alternator sampai menghasilkan tenaga listrik . Jadi
genset adalah alat yang digunakan untuk mengubah tenaga mekanik menjadi
tenaga listrik .

Gambar : Genset dengan penggerak Diesel Engine


Mesin penggerak Genset ( primemovers ) pada umumnya yang digunakan di
bandar udara adalah :
1. Jenis petrol engine , mesin dengan bahan bakar gasoline / popular disebut
bensin ( masyarakat Indonesia )
2. Jenis Diesel engine , mesin dengan bahan bakar solar / carosine
Menggunakan penggerak dengan bahan bakar minyak menjadi pilihan terbaik ,
karena kemudahan memperoleh bahan bakar minyak di semua wilayah Indonesia,
cepat reaksi kerja genset menghasilkan tenaga listrik untuk digunakan( detik ) ,
dapat dijadikan sumber tenaga emergensi saja agar ramah lingkungan ( jika ada
sumber listrik dari PLN sebagai power suplly utama ) . Mesin penggerak genset
berbasis kerja piston engine untuk kerja yang relative lama yang tergantung dari
jumlah bahan bakar minyak yang tersedia .

Engine untuk genset dalam kapasitasnya adalah Horse Power ( H P ) dalam bahasa
Indonesia adalah tenaga kuda ( t k ) , konversi tenaga kuda ke dalam bentuk
mekanik adalan 1 HP = 76 Kg/m dan konversi menjadi tenaga listrik adalah 1 HP =
736 watt ( listrik ) . Dalam materi belajar ini kita tidak membahas lebih lanjut
tentang engine , dan kita fokuskan pada power supply listrik .
Operasi bandar udara lebih banyak memilih engine Diesel untuk penggerak genset
karena engine berdaya besar disbanding petrol dan Diesel engine dapat bekerja
dengan waktu yang relative lama dengan efisiensi lebig baik untuk daya besar .
Jika engine genset dipakai dalam waktu lama lebih dari 10 menit , mesin dapat
dibebani sampai 80% dari kapasitasnya , beban yang lebih dari 805 maka engine
akan cepat panas dan menurunkan performanya yang berakibat kegagalan engine
Sebaiknya engine diberikan beban hanya 80% ( beban max 80% ) untuk
menghasilkan peforma yang baik . Genset berdaya besar yang digunakan untuk
operasi bandar udara lebih banyak memilih Alternator sebagai pembangkit listrik
dari genset karena tegangan keluaran disamakan dengan tegangan listrik dari PLN
agar mudah dalam penggantian sumber power supply .
Gambar : Genset ( Alternator dan diesel engine )
Prinsip dari generator / alternator adalah dari Farraday : bahwa sepotong kawat
penghantar yang bergerak memotong motong garis garis gaya medan magnet
yang beraturan maka kedua ujung kawat tersebut terjadi beda potensial , beda
potensial ini menjadi tegangan listrik . Besarnya tegangan listrik yang dihasilkan
tergantung dari :

1. Kuat medan magnet dari kubut inti besi ( Orsted )


2. Panjang kawat yang aktif memotong garis gaya medang magnet ( L )
3. Kecepatan kawat memotong medan magnet ( m/s )
4. Banyaknya kawat memotong medan magnet ( menit )
5. Sudut awal kawat memotong medang magnet ( Sin  t )
6. 10-8 ( mengubah satuan medan magnet menjadi volt )

Eg = H x L x V x n x Sint x 10-8 volt .

Kapasitas generator / alternator dinyatakan dalam VA / KVA ( kilo volt ampere )


Kelengkapan mengoperasikan alternator dengan :
1. AVR ( automatic voltage regulator ) agar tegangan keluaran dari alternator
dapat stabil meskipun beban listrik mengalami perubahan .Juga untuk
setting kerja parallel genset dan over current .
2. Exciter : suatu pembangkit listrik berdaya kecil untuk membantu tenaga out
put alternator ( diputar bersama alternator utama ) , selain itu juga sebagai
pengendali tegangan dari AVR .
3. Panel kendali dan monitor untuk kemudahan mengoperasi genset secara
keseluruhan .

TEKNIK MENGELUARKAN TENAGA LISTRIK DARI ALTERNATOR

1. Rotor out put : tenaga listrik dikeluarkan melalui rotor , rotor adalah bagian
dari alternator yang bergerak berputar memotong garis gaya medan
magnet .alternator tipe ini pada umumnya berdaya kecil kurang dari 10 Kva
2. Stator out put : tenaga listrik yang dikeluarkan dari stator , stator adalah
bagian dari alternator yang diam , berisi kawat gulungan dengan medan
magnet yang berputar( rotor magnetic ) . Alternator tipe ini berdaya besar
kebanyakan berdaya lebih dari 10 Kva dengan pasa 3 .

Tegangan listrik keluaran dari genset :

1. Pasa tunggal : terminal keluaran tenaga listrik ada 2 buah yaitu pasa dan
netral ( P – N ) , nilai tegangan 120 volt dan 220 volt normal , disesuaikan
dengan tegangan listrik umum ( PLN ) .

2. Pasa tiga ( R, S , T dan N ) : terminal keluaran tenaga listrik cukup banyak


lebih dari 6 buah , RST adalah pasa dan Netral normal , nilai tegangan listrik
ada 2 versi untuk P – P dan P – N dan 3 pasa RST N
 R–S R–N
 S–T S-N
 T–R T–N
3 . Dalam satu mesin genset P – N tegangan out put , maka P- P adalah 3P =
1,73 x P volt .

4 . Factor daya keluaran dari genset sering direkomendasikan pabrikan 0,75 s d


0,9 .

5 . Jika kapasitas genset ternyata lebih kecil dari pada beban yang dilayani ,
maka genset harus dapat bekerja parallel dengan genset lain agar kapasitas
melayani beban listrik dapat lebih besar . Syarat untuk kerja parallel genset
adalah :
a . Tegangan keluaran kedua genset harus sama
b . Frequensi kedua genset harus sama
c . Phase sequence dalam 1 titik jenis pasa yang sama .
d . Masing masing pasa kedua genset harus sama .

untuk membuat kerja parallel dua buah genset atau lebih diperlukan operator
yang terlatih dan mempunyai rating kerja yang baik agar tidak terjadi kesalahan
yang membuat genset menjadi rusak .

AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR ( A V R )

Adalah salah satu perlengkapan perangkat genset , AVR digunakan pada genset
untuk membuat keluaran tegangan menjadi stabil ( constant ) , jika terjadi
perubahan beban pada saat genset sedang beroperasi maupun terjadi perubahan
speed ( putaran genset .
Kerja AVR dengan mengambil input tegangan dari keluaran Genset yang
kemudian diolah dan out put dari AVR diteruskan untuk penguatan magnetic pada
exciter . Exciter adalah generator kecil yang berputar satu poros dengan
Alternator dan engine . Tegangan keluaran dari Exciter dibuat menjadi searah
untuk diteruskan pada penguat medan magnet alternator . Proses inilah AVR
mengatur agar tegangan keluaran genset menjadi konstan ( stabil ) . Proses
pengaturan pada AVR lihat diagram AVR berikut ini :
Gambar AVR dari merk AVK Cosimat C2
Rangkaian alternator dengan AVR dalam sebuah Genset
Wiring diagram AVR
Genset Kerja Paralel

Suatu beban jaringan di sebuah bandar udara yang sedang beroperasi 650 Kva
sementara genset yang dimiliki adalah 1 buah 500 Kva , 2 buah masing masing
sebesar 300 Kva dan 1 buah sebesar 250 Kva . Bagaimana memilih genset yang
akan dioperasikan dengan mengutamakan efisien dan efektif ? Bagaimana genset
diberikan beban seimbang ?

Syncronouscope
Sebagai alat bantu untuk melihat phase sequence pasa saat genset di buat kerja
parallel

OPERASI GENSET

Beban Engine suatu genset yang sedang dioperasikan untuk mengangkat kerja
alternator sebaiknya 80% saja , maksudnya agar engine tetap dapat bekerja
dengan optimal dalam waktu lama ( beberapa jam ) . Sedangkan beban
Alternator yang sedang mengangkat beban juga sebaiknaya 80% saja dari
kemampuan alternator sebenarnya , maksudnya jika terjadi lonjakan beban
sesaat pada alternator masih dapat menstabilkan tegangan yang dihasilkan .
Out put Genset berupa tegangan dan frequency untuk Negara eropa dan jepang
biasanya 230 volt/400 volt / 60 Hz . Genset produk ini sering juga digunakan di
Indonesia . Setelah masuk ke Indonesia disesuaikan dengan kondisi perlistrikan
di Indonesia 220volt/380volt / 50 Hz .
Tegangan P-P = 3 x P volt

Contoh operasi genset

Suatu genset berdaya 300 Kva 220volt /380volt 50 Hz dengan Cos 0,9
Berapa Daya Engine Diesel minimal yang harus tersedia ?
Berapa daya out put listrik maksimum yang terbaik ?
Berapa besar kapasitas main switch power panel minimal ?
Berapa besar arus out put genset tiap phase yang ditunjukan di Ampere meter?

PERLU DIINGAT BAHWA GENSET DIOPERASIKAN HARUS MAMPU LEBIH DARI 5


JAM NON STOP MENGANGKAT BEBAN LISTRIK

 Alternator 300 Kva ( masih daya kotor : v a )


Daya bersih = 300 x 0,9 Kw = 270 Kw
Out put tiap phase = 270 : 3 = 90 Kw (3  )
I ( arus tiap phase = 90 Kw : 220 v = 409 Ampere ( terbaca di Am meter )

 Kapasitas minimal switch adalah 2,5 sampai 3 x arus maksimum ( PUIL )


Menentukan main switch 2,5 x 409 Ampere = 1000 Ampere

 Beban alternator maksimum ( B Al )


B Al = 80% x 270 Kw = 216 Kw
Im = Arus maksimum = 216 Kw : ( 3 x 220 ) = 327 Ampere tiap phase
Di lihat di Ampere meter genset panel .

 Daya Engine ( D E )
D E = ( 100 : 80 ) x 300 = 375 Kva
D L ( daya listrik ) = 0,9 x 375 Kw = 337,5 Kw
D M ( daya mekanis konversi ) = 337,5 : 736 = 458,5 HP ( horse power )
 Piston Diesel Engine berdaya besar sampai dengan 1000 Kva masih
sering menggunakan putaran 1500 rev/minute ( rpm ) , sedangkan
daya diatas 1000 Kva putaran engine makin rendah dibawah 1500
rpm . pxn
Kaitan dengan formula f = ------------ Hz
60

F = frequency yang dihasilkan generator


P = jumlah pasang kutub magnet
n = jumlah putaran alternator per menit
60= waktu 1 menit = 60 detik .

Jumlah kutub magnet alternator selalu genap ( ada pasangan ) ,

Jika jumlah kutub 2 dan rpm 1500, maka f = 25 Hz

Jika jumlah kutub 4 dan rpm 1500 , maka f = 50 Hz

Jika jumlah kutub 6 dan rpm 1500 , maka f = 75 Hz

Jika jumlah kutub 2 dan rpm 1000 , maka f = 16,6 Hz

Jika jumlah kutup 4 dan rpm 1000 , maka f = 33,3 Hz

Jika jumlah kutub 6 dan rpm 1000 , maka f = 50 Hz

Kesimpulanya frequency , jumlah kutub magnet dan putaran saling


mempunyai pengaruh dengan out putnya .

BAGAIMANA MEMBAGI BEBAN GENSET YANG SEDANG OPERASI AGAR


SEIMBANG ?

o Jika daya masing masing genset sama


o Jika daya masing masing genset tidak sama

Beban genset yang sedang operasi dapat dilihat melalui instrument Ampere
meter yang ada di panel genset .
Jika kapasitas genset sama beban dapat dibagi rata dengan pedoman nilai
Ampere masing masing genset disamakan .

Jika kapasitas genset tidak sama , maka harus dibuat beban seimbang sesuai
kapasitas , jangan ada salah satu genset bekerja maksimal sedangkan ada
genset yang bekerja ringan ini secara teknis tidak sehat .

Contoh membuat pola ,


Genset 1 kapasitas 250 Kva dan Genset 2 kapasitas 350 Kva , jika beban yang
sedang ditanggung 400 Kva . Bagaimana membagi bebanya ?
Total daya genset 600 Kva .
 G1 = ( 250 : 600 ) x 100% = 41,6 %
 G2 = ( 350 : 600 ) x 100% = 58,4 %

 Ib = arus beban total = 400 000 : ( 220 x 3 ) = 606 Ampere

I untuk G1 max =( 41,6 : 100 ) x 606 Ampere = 252 Ampere


I untuk G2 max =( 58,4 : 100 ) x 606 Ampere = 354 Ampere

Arus G1 dan G2 dilihat pada Ampere meter , tegangan genset selalu constant .
Jadi daya tergantung perubahan arus yang sedang bekerja .

ACOS
( Automatic Change Over Switch )
TUGAS MANDIRI

1 . Bagaimana mengoerasikan genset stand by untuk test tanpa beban ?

2 . Berapa daya engine jika kemampuan power listrik maksimum 100 Kw jika

cos phi 85% ?

3 . Mengapa genset dibuat kerja parallel dan bagaimana caranya ?

4 . Bagaimana membagi beban genset kerja parallel agar beban seimbang yang

kapasitasnya 300 Kva dan 500 Kva dengan rata rata cos phy 80% ?

5 . Apa kesalahan yang terjadi jika genset yang sudah run tidak dapat

mengeluarkan tegangan listrik ? Buatkan analisanya

Anda mungkin juga menyukai