Bandar Udara sangat membutuhkan Genset sebagai sumber tenaga listrik untuk
operasional peralatan pendukung operasi . Genset adalah peralatan satu set
untuk menghasilkan tenaga listrik dengan penggerak mekanik berupa engine
( mesin penggerak ) , engine ini mengubah tenaga bahan bakar minyak ( BBM )
menjadi tenaga gerak putar beraturan . Dari tenaga gerak putar ini digunakan
untuk memutar generator / alternator sampai menghasilkan tenaga listrik . Jadi
genset adalah alat yang digunakan untuk mengubah tenaga mekanik menjadi
tenaga listrik .
Engine untuk genset dalam kapasitasnya adalah Horse Power ( H P ) dalam bahasa
Indonesia adalah tenaga kuda ( t k ) , konversi tenaga kuda ke dalam bentuk
mekanik adalan 1 HP = 76 Kg/m dan konversi menjadi tenaga listrik adalah 1 HP =
736 watt ( listrik ) . Dalam materi belajar ini kita tidak membahas lebih lanjut
tentang engine , dan kita fokuskan pada power supply listrik .
Operasi bandar udara lebih banyak memilih engine Diesel untuk penggerak genset
karena engine berdaya besar disbanding petrol dan Diesel engine dapat bekerja
dengan waktu yang relative lama dengan efisiensi lebig baik untuk daya besar .
Jika engine genset dipakai dalam waktu lama lebih dari 10 menit , mesin dapat
dibebani sampai 80% dari kapasitasnya , beban yang lebih dari 805 maka engine
akan cepat panas dan menurunkan performanya yang berakibat kegagalan engine
Sebaiknya engine diberikan beban hanya 80% ( beban max 80% ) untuk
menghasilkan peforma yang baik . Genset berdaya besar yang digunakan untuk
operasi bandar udara lebih banyak memilih Alternator sebagai pembangkit listrik
dari genset karena tegangan keluaran disamakan dengan tegangan listrik dari PLN
agar mudah dalam penggantian sumber power supply .
Gambar : Genset ( Alternator dan diesel engine )
Prinsip dari generator / alternator adalah dari Farraday : bahwa sepotong kawat
penghantar yang bergerak memotong motong garis garis gaya medan magnet
yang beraturan maka kedua ujung kawat tersebut terjadi beda potensial , beda
potensial ini menjadi tegangan listrik . Besarnya tegangan listrik yang dihasilkan
tergantung dari :
1. Rotor out put : tenaga listrik dikeluarkan melalui rotor , rotor adalah bagian
dari alternator yang bergerak berputar memotong garis gaya medan
magnet .alternator tipe ini pada umumnya berdaya kecil kurang dari 10 Kva
2. Stator out put : tenaga listrik yang dikeluarkan dari stator , stator adalah
bagian dari alternator yang diam , berisi kawat gulungan dengan medan
magnet yang berputar( rotor magnetic ) . Alternator tipe ini berdaya besar
kebanyakan berdaya lebih dari 10 Kva dengan pasa 3 .
1. Pasa tunggal : terminal keluaran tenaga listrik ada 2 buah yaitu pasa dan
netral ( P – N ) , nilai tegangan 120 volt dan 220 volt normal , disesuaikan
dengan tegangan listrik umum ( PLN ) .
5 . Jika kapasitas genset ternyata lebih kecil dari pada beban yang dilayani ,
maka genset harus dapat bekerja parallel dengan genset lain agar kapasitas
melayani beban listrik dapat lebih besar . Syarat untuk kerja parallel genset
adalah :
a . Tegangan keluaran kedua genset harus sama
b . Frequensi kedua genset harus sama
c . Phase sequence dalam 1 titik jenis pasa yang sama .
d . Masing masing pasa kedua genset harus sama .
untuk membuat kerja parallel dua buah genset atau lebih diperlukan operator
yang terlatih dan mempunyai rating kerja yang baik agar tidak terjadi kesalahan
yang membuat genset menjadi rusak .
Adalah salah satu perlengkapan perangkat genset , AVR digunakan pada genset
untuk membuat keluaran tegangan menjadi stabil ( constant ) , jika terjadi
perubahan beban pada saat genset sedang beroperasi maupun terjadi perubahan
speed ( putaran genset .
Kerja AVR dengan mengambil input tegangan dari keluaran Genset yang
kemudian diolah dan out put dari AVR diteruskan untuk penguatan magnetic pada
exciter . Exciter adalah generator kecil yang berputar satu poros dengan
Alternator dan engine . Tegangan keluaran dari Exciter dibuat menjadi searah
untuk diteruskan pada penguat medan magnet alternator . Proses inilah AVR
mengatur agar tegangan keluaran genset menjadi konstan ( stabil ) . Proses
pengaturan pada AVR lihat diagram AVR berikut ini :
Gambar AVR dari merk AVK Cosimat C2
Rangkaian alternator dengan AVR dalam sebuah Genset
Wiring diagram AVR
Genset Kerja Paralel
Suatu beban jaringan di sebuah bandar udara yang sedang beroperasi 650 Kva
sementara genset yang dimiliki adalah 1 buah 500 Kva , 2 buah masing masing
sebesar 300 Kva dan 1 buah sebesar 250 Kva . Bagaimana memilih genset yang
akan dioperasikan dengan mengutamakan efisien dan efektif ? Bagaimana genset
diberikan beban seimbang ?
Syncronouscope
Sebagai alat bantu untuk melihat phase sequence pasa saat genset di buat kerja
parallel
OPERASI GENSET
Beban Engine suatu genset yang sedang dioperasikan untuk mengangkat kerja
alternator sebaiknya 80% saja , maksudnya agar engine tetap dapat bekerja
dengan optimal dalam waktu lama ( beberapa jam ) . Sedangkan beban
Alternator yang sedang mengangkat beban juga sebaiknaya 80% saja dari
kemampuan alternator sebenarnya , maksudnya jika terjadi lonjakan beban
sesaat pada alternator masih dapat menstabilkan tegangan yang dihasilkan .
Out put Genset berupa tegangan dan frequency untuk Negara eropa dan jepang
biasanya 230 volt/400 volt / 60 Hz . Genset produk ini sering juga digunakan di
Indonesia . Setelah masuk ke Indonesia disesuaikan dengan kondisi perlistrikan
di Indonesia 220volt/380volt / 50 Hz .
Tegangan P-P = 3 x P volt
Suatu genset berdaya 300 Kva 220volt /380volt 50 Hz dengan Cos 0,9
Berapa Daya Engine Diesel minimal yang harus tersedia ?
Berapa daya out put listrik maksimum yang terbaik ?
Berapa besar kapasitas main switch power panel minimal ?
Berapa besar arus out put genset tiap phase yang ditunjukan di Ampere meter?
Daya Engine ( D E )
D E = ( 100 : 80 ) x 300 = 375 Kva
D L ( daya listrik ) = 0,9 x 375 Kw = 337,5 Kw
D M ( daya mekanis konversi ) = 337,5 : 736 = 458,5 HP ( horse power )
Piston Diesel Engine berdaya besar sampai dengan 1000 Kva masih
sering menggunakan putaran 1500 rev/minute ( rpm ) , sedangkan
daya diatas 1000 Kva putaran engine makin rendah dibawah 1500
rpm . pxn
Kaitan dengan formula f = ------------ Hz
60
Beban genset yang sedang operasi dapat dilihat melalui instrument Ampere
meter yang ada di panel genset .
Jika kapasitas genset sama beban dapat dibagi rata dengan pedoman nilai
Ampere masing masing genset disamakan .
Jika kapasitas genset tidak sama , maka harus dibuat beban seimbang sesuai
kapasitas , jangan ada salah satu genset bekerja maksimal sedangkan ada
genset yang bekerja ringan ini secara teknis tidak sehat .
Arus G1 dan G2 dilihat pada Ampere meter , tegangan genset selalu constant .
Jadi daya tergantung perubahan arus yang sedang bekerja .
ACOS
( Automatic Change Over Switch )
TUGAS MANDIRI
2 . Berapa daya engine jika kemampuan power listrik maksimum 100 Kw jika
4 . Bagaimana membagi beban genset kerja parallel agar beban seimbang yang
kapasitasnya 300 Kva dan 500 Kva dengan rata rata cos phy 80% ?
5 . Apa kesalahan yang terjadi jika genset yang sudah run tidak dapat