Anda di halaman 1dari 36

MATEMATIKA EKONOMI

MATRIKS
PENGERTIAN MATRIKS

  
 Matriks ialah kumpulan bilangan yang disajikan secara teratur dalam baris dan
kolom yang membentuk suatu persegi panjang, serta termuat di antara sepasang
tanda kurung.

 Secara umum, suatu matriks dituliskan sebagai :

atau
PENGERTIAN MATRIKS

  
 Setiap matriks terdiri atas satu atau sejumlah baris dan satu atau sejumlah kolom, tetapi
jumlah baris dan jumlah kolom suatu matriks tidak harus sama.

 Matriks yang terdiri atas m baris dan n kolom dinamakan matriks berukuran m x n atau matriks
berode m x n.

 Matriks tidak mempunyai nilai numerik, artinya meskipun matriks merupakan suatu kumpulan
bilangan tetapi ia sendiri tidak melambangkan sesuatu bilangan.

 Selain dilambangkan dengan huruf besar bercetak tebal, matriks sering pula dituliskan dengan
lambang unsur umumnya dikurung, misalnya:

atau
OPERASI DASAR MATRIKS

1.   Penjumlahan dan Pengurangan Matriks

Dua buah matriks dapat dijumlahkan atau dikurangkan apabila keduanya berorde
sama. Jumlah atau selisih dua matriks A = [aij] dan B = [bij] adalah sebuah matriks
baru C = [cij] yang berorde sama, yang unsur-unsurnya merupakan jumlah atau selisih
unsur-unsur A dan B.
dimana
Karena penjumlahan antar bilangan bersifat komutatif dan asosiatif, maka untuk
penjumlahan antarmatriks berlaku pula kaidah komutatif dan kaidah asosiatif.
Kaidah komutatif :
Kaidah asosiatif :
OPERASI DASAR MATRIKS

2.   Perkalian Matriks dengan Skalar

Hasil kali sebuah matriks A = [aij] dengan suatu scalar atau bilangan nyata λ

adalah sebuah matriks baru B = [bij] yang berorde sama dengan unsur-unsurnya

λ kali unsur-unsur matriks semula (bij=λ aij)

dimana
Untuk perkalian matriks dengan scalar berlaku kaidah komutatif dan kaidah
asosiatif.
Kaidah komutatif :
Kaidah asosiatif :
OPERASI DASAR MATRIKS

3.   Perkalian Antar Matriks

Dua buah matriks hanya dapat dikalikan apabila jumlah kolom dari matriks yang
dikalikan sama dengan jumlah baris dari matriks pengalinya. Hasil kali dua buah matriks
Amxn dengan Bnxp adalah sebuah matriks baru Cmxp, yang unsur-unsurnya merupakan
perkalian silang unsur-unsur baris matriks A dengan unsur-unsur kolom matriks B.

Untuk perkalian matriks dengan scalar berlaku kaidah komutatif dan kaidah asosiatif.
Kaidah komutatif :
Kaidah asosiatif :
BENTUK-BENTUK KHAS MATRIKS

1.   Matriks Satuan

Matriks satuan atau matriks identitas ialah matrik bujursangkar yang semua unsur
pada diagonal utama adalah angka-angka 1, sedangkan unsur lainnya 0.

Penulisannya lazim dilambangkan dengan notasi In, dimana indeks n


mencerminkan ordenya.

Demikian I2 berarti matriks satuan berorde 2 x 2

Contoh :
BENTUK-BENTUK KHAS MATRIKS

2.   Matriks Diagonal

Matriks diagonal ialah matriks bujursangkar yang semua unsurnya nol kecuali
pada diagonal utama.
Contoh :
3. Matriks Nol
Matriks Nol ialah matriks yang semua unsurnya nol. Matriks semacam ini lazim
juga dilambangkan dengan angka 0.
Contoh :
Setiap matriks jika dikalikan dengan matriks nol akan menghasilkan matriks nol.
BENTUK-BENTUK KHAS MATRIKS

4.   Transpose Matriks (Matriks Ubahan)

Transpose matriks ialah matriks yang merupakan hasil pengubahan matriks lain
yang sudah ada sebelumnya, dimana unsur-unsur barisnya menjadi unsur-unsur
kolom dan unsur-unsur kolomnya menjadi unsur-unsur baris.
Transpose dari matriks adalah
Contoh :
sehingga
sehingga
Transpose dari suatu transpose matriks adalah matriks aslinya. Jadi, (A’)’=A dan
(B’)’=B
BENTUK-BENTUK KHAS MATRIKS

5.   Matriks Simetrik

Matriks simetrik ialah matriks bujursangkar yang sama dengan ubahannya


(transposenya).

Matriks A dikatakan simetriks apabila A = A’

Contoh :

sehingga

Jika sebuah matriks simetrik dikalikan dengan transposenya, hasilnya akan


berupa kuadrat dari matriks tersebut. Jadi, bila A simetrik maka AA’ = AA = A2
BENTUK-BENTUK KHAS MATRIKS

6.   Matriks Simetrik Miring

Matriks simetrik miring ialah matriks bujursangkar yang sama dengan negative
transposenya.

Matriks A dikatakan simetriks miring (skew symmetric) apabila A = -A’ atau A’ =


-A

Contoh :

sehingga

Ciri khas matriks simetrik miring ialah diagonal utamanya terdiri atas bilangan-
bilangan nol.
BENTUK-BENTUK KHAS MATRIKS

7.   Inverse Matriks (Matriks Balikan)

Inverse matriks ialah matriks yang apabila dikalikan dengan suatu matriks bujursangkar
menghasilkan sebuah matriks satuan.

Jika A merupakan sebuah matriks bujursangkar, maka inverse dituliskan A-1, dan AA-1 =
I

Contoh :
BENTUK-BENTUK KHAS MATRIKS

7. Matriks Skalar, Ortogonal, Singular dan Nonsingular

Matriks skalar ialah matriks diagonal yang unsur-unsurnya sama atau seragam (λ).
Matriks skalar juga merupakan hasil kali sebuah scalar dengan matriks satuan, λI =
matriks skalar λ.

Matriks orthogonal ialah matriks yang apabila dikalikan dengan matriks transposenya
menghasilkan matriks satuan, AA’ = I.

Matriks singular ialah matriks bujursangkar yang determinannya sama dengan nol,
matriks semacam ini tidak mempunyai invers.

Matriks nonsingular ialah matriks bujursangkar yang determinannya tidak nol, matriks
semacam ini mempunyai invers.
TRANSPOSE MATRIKS
TRANSPOSE PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN

  
 Ubahan dari jumlah atau selisih beberapa matriks adalah jumlah atau selisih
matriks-matriks transposenya.

 Untuk transpose penjumlahan, sebagaimana halnya pada operasi penjumlahan


matriks, berlaku pula kaidah komulatif dan kaidah asosiatif, yaitu :

Komutatif

Asosiatif
TRANSPOSE PERKALIAN

  
 Ubahan dari perkalian matriks dengan skalar adalah perkalian skalar dengan
matriks transposenya.

 Transpose dari perkalian matriks adalah perkalian matriks-matriks ubahannya


dengan urutan yang terbalik.
TRANSPOSE PERKALIAN

  
Untuk ubahan perkalian matriks dengan skalar, sebagaimana halnya pada operasi
perkalian matriks dengan scalar, berlaku kaidah komutatif dan kaidah distributive,
yaitu :

komutatif

distributif

 Untuk ubahan perkalian antarmatriks, seperti halnya pada operasi perkalian


antarmatriks, berlaku kaidah asosiatif dan kaidah distributive, yaitu bahwa:

asosiatif

distributif

distributif
DETERMINAN MATRIKS
PENDAHULUAN

 Determinan dari sebuah matriks ialah penulisan unsur-unsur sebuah matriks


bujursangkar dalam bentuk determinan, yaitu diantara sepasang garis tegak.

 Determinan berbeda dari matriks dalam tiga hal :

1. Determinan unsur-unsurnya diapit dengan sepasang garis tegak, sedangkan matriks


unsur-unsurnya diapit degan tanda kurung.

2. Determinan senantiasa berbentuk bujursangkar (jumlah baris = jumlah kolom, m = n),


sedangkan matriks tidak harus demikian.

3. Determinan mempunyai nilai numerik tetapi tidak demikian halnya dengan matriks.
PENDAHULUAN

  
 Pencarian nilai numerik dari suatu determinan dapat dilakukan dengan cara
mengalikan unsur-unsurnya secara diagonal.

Determinan :

Nilai numeriknya :

Untuk determinan berdimensi 3 :

Penyelesaian :
Minor dan Kofaktor

  
 Laplace berhasil mengembangkan suatu cara penyelesaian yang berlaku umum untuk
determinan berdimensi berapapun, yakni dengan menggunakan minor dan kofaktor dari
determinan berdimensi tiga.

 Dengan mengatur letak suku-sukunya, penulisan ini bisa diubah menjadi :

M11 M12 M13


Minor dan Kofaktor

  
Sehingga
 Penulisan determinan dalam bentuk minor seperti diatas dapat diubah ke dalam
penulisan dalam bentuk kofaktor.
 Kofaktor dari determinan ІAІ untuk minor tertentu Mij dilambangkan dengan notasi
Aij.
 Hubungan antara kofaktor dan minor :
 Cara penyelesaian determinan yang dikembangkan oleh Laplace ini, dikenal dengan
sebutan metoda ekspansi dengan kofaktor, berlaku atau dapat diterapkan untuk
determinan berdimensi berapapun.
 Penyelesaian determinan dalam notasi minor :
Minor dan Kofaktor

  
Contoh :

Jawab :
ADJOIN MATRIKS

  
 Konsep-konsep determinan, minor, kofaktor dan adjoin sangat berkaitan erat.

 Adjoin dari suatu matriks ialah transpose dari matrik kofaktor-kofaktornya.

 Jadi, adjoin dari suatu matriks tak lain adalah berupa sebuah matriks juga.

 Untuk membentuk sebuah adjoin, terlebih dahulu harus diketahui minor-minornya.


Sebelumnya, untuk dapat mengetahui minor, terlebih dahulu harus dipahami
prinsip-prinsip penyelesaian dan sifat determinan.
ADJOIN MATRIKS

  
Contoh:
Andaikan maka , hitung adjoin A.
INVERSE MATRIKS
PENDAHULUAN

 Membalik sebuah matriks berarti mencari suatu matriks balikan yang apabila
dikalikan dengan matriks aslinya menghasilkan matriks satuan.

 Inverse dari matriks A adalah inverse matriks A-1 (atau B) yakni jika dan hanya jika
AA-1 = I (atau AB = I)

 Inverse matriks hanya terdapat pada matriks yang berbentuk bujursangkar, namun
tidak setiap matriks bujursangkar mempunyai inverse. Hanya matriks bujur sangkar
yang non singular (determinannya ≠ 0) yang mempunyai balikan.
INVERSE MATRIKS BERORDE 2X2

  
 Andaikan B adalah inverse dari A, maka untuk dapat membentuk B haruslah
diperoleh lebih dahulu unsur-unsurnya atau bij.

 Nilai bij dapat dihitung berdasarkan uraian berikut.

Andaikan dan inverse matrik

Maka menurut definisi AB = I, yakni atau


INVERSE MATRIKS BERORDE 2X2

Dengan
  menyelesaikan keempat persamaan ini secara serempak untuk masing-
masing bij diperoleh :

Perhatikan bahwa factor pembagiannya tak lain adalah determinan ІAІ

Dengan cara lain bij dapat pula dituliskan menjadi :


INVERSE MATRIKS BERORDE LEBIH TINGGI

 Inverse
  matriks yang berorde lebih tinggi pada prinsipnya sama seperti inverse
matriks berorde 2 x 2.
 Andaikan

Dan inverse , maka menurut definisi AB = I


INVERSE MATRIKS DENGAN ADJOIN DAN DETERMINAN

  
 Inverse sebuah matrik dapat pula dilakukan dengan menggunakan adjoin dan
determinan dari matriks yang bersangkutan.

 Hubungan suatu matriks bujur sangkar yang nonsingular dengan adjoin dan
determinannya adalah :

 Dari hubungan ini terlihat, A-1 ada atau dapat dibentuk jika dan hanya jika ІAІ ≠ 0
SIFAT-SIFAT INVERSE

  
Inverse matriks mempunyai beberapa sifat khas yaitu:
1. Inverse dari suatu matriks balikan adalah matriks aslinya
2. Determinan dari suatu inverse matriks sama dengan kebalikan dari determinan
matriks aslinya;
3. Inverse dari suatu transpose matriks sama dengan transpose inverse matriksnya;
4. Inverse dari perkalian dua buah matriks sama dengan perkalian inverse matriks
dengan urutan yang terbalik;
5. Inverse dari matriks satuan adalah matriks satuan itu sendiri;
SISTEM PERSAMAAN LINEAR
PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR

  
Teori matriks dapat dimanfaatkan untuk menyelesaikan system persamaan linear.

 Sehimpun persamaan linear, yang terdiri atas m persamaan dengan n bilangan


anu, dapat disajikan dalam bentuk notasi matriks.

 Dapat ditulis menjadi :

 Jika m = n dan A mempunyai inverse, yakni jika A merupakan matriks bujur sangkar
yang nonsingular, maka notasi Sistem persamaan linear diatas dapat dituliskan
menjadi :
PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR

  
Penyelesaian untuk vektor-kolom x dapat diperoleh dengan membalik matriks A,
yakni:

 Penyelesaian system persamaan linear secara serempak, berdasarkan teori matriks,


dapat pula dikerjakan dengan menggunakan kaidah Cramer.

 Untuk menghitung nilai variable x dapat dilakukan dengan cara membagi


determinannya

 Jadi, I = 1,2,……., n

 Penyebut pada rumusan x1 di atas adalah determinan dari matriks koefisien


persamaan-persamaannya, sedangkan pembilangnya adalah determinan dari
matriks koefisien tetapi setelah kolom ke-I diganti dengan kolom konstanta yang
diperoleh dari ruas kanan persamaan.
Contoh Soal

 
Andaikan

Maka

Anda mungkin juga menyukai