Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa jaringan tak berhingga dapat
bertindak sebagai pemasok maupun sebagai konsumen daya listrik. Jadi apabila
generator memasok daya yang melebihi dari yang dibutuhkan beban maka daya
listrik tersebut akan dikonsumsi oleh jaringan tersebut.
Berikut ini adalah gambar/diagram frekuensi daya alternator yang
dihubungkan secara parallel dengan jaringan tak berhingga.
Gambar 7.44 Diagram fek jenis daya altenator yang terhubung parallel
dengan jaringan
Dimana :
= daya aktif jaringa Fg = daya aktif alternator Pb = daya aktif beban
= frekuensi tanpa beban (beban nol) fbp = frekuensi beban penuh
Pada saat kondisi sinkron dengan jaringan tercapai, maka alternator akan
mengambang (floating) pada jaringan tersebut dan memasok daya aktif yang
hasil, serta dengan daya reaktif yang kecil pula (atau tidak sama sekali). Hal ini
dapat dilukiskan pada diagram frekuensi daya sebagai berikut :
IS =
E A EB
(7-73)
2Z S
Gambar 7.52. Segitiga daya alternator yang terhubung parallel akibat efek
pengubahan setelan governor
Beban peralatan listrik di unit produksi 1.200 kW dengan faktor daya 0,9
terbelakang.
Jika salah satu alternator memasok daya 1.750 kW pada faktor daya
0,9 terbelakang. Hitung daya aktif dan faktor daya yang dipasok oleh mesin
lainnya.
Jawaban :
Diketahui dua unit alternator bekerja paralel
P1 = 450 kW
Cos1 = 1
P2 = 1200 kW
P3 = 800 kW
P4 = 1200 kW
PA = 1750 kW
Ditanya : PB = ?
Solusi : PA + PB = P1 + P2 + P3 + P4 = Pt
QA + QB = Q1 + Q2 + Q3 + Q4 = Qt
Q = P tan
Pt = 450 + 1200 + 800 + 500 = 2950 kW
PB = Pt PA = 2950 1750 = 1200 kW
Rumus :
Cos B = Cos (tan-1 PB) = Cos (tan-1
QB
169,29
) = Cos (tan-1
) = 0,99 (lag)
PB
1200
Adapun daya aktif dan faktor daya yang dipasok mesin lain sebesar 1.200 kW
0,99 terbelakang.
7.1.9
PELAT NAMA
Hal-hal yang tertera pada pelat nama alternator umumnya adalah :
1. Merek dagang alternator (missal General Electric, Meidensha, ABB
dan lain-lain).
2. Sistem fasa listrik (umumnya tiga fasa)
3. Daya (semu) alternator (umumnya dinyatakan dalam kVA). Besarnya
adaya normal didasarkan pada besarnya daya semu dalam satuan kVA
bukan pada besarnya daya aktif dalam satuan kW, hal ini dikarenakan
pembatasan beban yang dipikul oleh alternator adalah berdasarkan
batasan pemanasan yang terjadi pada kumparan stator, hal ini terlihat
sebagai :
maksimum
panas
pada
kumparan
medan
yang
GE A .V ph
XS
(7-
2
3V ph
XS
7.1.11 COMMISIONING
Adalah penting untuk mengetahui penampilan dan kondisi mesin,
yang diperoleh dari hasil laporan uji kelayakan mesin di lapangan pada
saat serah terima (commisioning). Untuk alternator umumnya yang perlu
diperhatikan adalah uji yang meliputi beberapa hal sebagai berikut :
1. Pengukuran dalam keadaan berbeban
2. Pengukuran temperatur
3. Pengukuran guncangan (vibrasi)
4. Pengujian system proteksi
5. Pengukuran tahanan isolasi