Outline
Komponen ESP
Karakteristik Kerja ESP
Desain ESP
Troubleshooting ESP
Analisa Biaya
ESP UNIT
ESP
Bisa memproduksi minyak dengan rate besar :
150 sd 60.000 bbl/d (pada 10 OD Casing)
Kedalaman bisa mencapai 15.000 ft.
Kekuatan motor paling besar dibanding pompa
manapun; Bisa mencapai 700 HP.
Offshore tepat menggunakan ESP.
Temperatur sumur bisa hingga 400 F.
Baik untuk sumur miring.
Produsen ESP
Reda (menguasai 70% pasaran dunia)
Centrilift (25% pasaran dunia)
Oil Line, ODI, Trico, Baker, dll.
Pada prinsipnya semua ESP dari berbagai
perusahaan adalah sama yang membedakan hanya
pada bentuk atau desain impeller, diffuser, gas
separator, seal section, putaran dan arah
putarannya.
Komponen ESP
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Pompa.
Seal section.
Electric motor.
Kabel.
Switchboard.
Transformator.
Alat tambahan :
-
Vent box
Check valve
Bleeder valve
Tubing head
dll
a. Pompa
b. Seal Section
Digunakan untuk menyamakan tekanan
dalam motor dengan tekanan
tenggelamnya pompa (submergence) di
lubang sumur.
Mencegah rusaknya dinding motor
terhadap runtuh (collapse, yang terjadi
dengan differential 20 psi).
Mencegah masuknya fluida ke motor.
Seal section terletak di antara pompa dan
motor
c. Electric Motor
d.Kabel
Kabel di desain menurut no urut seperti 1/0,2/0,
dst.
Terbuat dari tembaga (Cu) atau alumunium (Al)
Berbentuk bulat untuk dilekatkan di tubing dan
berbentuk pipih untuk di sekitar pompa dan
protector ke arah motor.
Standard tahanan Cu = 10.37 ohm dan Al = 17
Ohm (20 oC).
Kabel Al lebih murah dan tahan korosi tetapi
mudah patah dan sukar disambung lagi.
Cu
Cu
Cu
Cu
dan
dan
dan
dan
e.Switchboard
Tersedia dengan range 440 V 2400 V.
Ditempatkan pada kotak yang tahan cuaca.
Terdiri dari : sekering (fuse), alat untuk otomatis
mematikan (overload/underload protection),
tombol sakelar atau switch, start-stop otomatis,
anti petir dan pencatat ampere (recording
ammeter)
Kadang dipasang lampu tanda bahaya, timers
untuk pompa intermittent dan alat-alat kontrol
otomatis.
f.Well Head
Kepala sumur yang harus dilengkapi
dengan Seal agar tidak bocor pada
lubang untuk kabel dan tubing.
Didesain untuk tahan terhadap
tekanan 500-3000 psi.
g.Check Valve
Dipasang 2-3 joint di atas pompa.
Untuk menahan cairan agar tidak
turun ke bawah saat pompa
dimatikan. (Jika check Valve tidak
ada maka untuk start up diperlukan
waktu tambahan 30 menit)
h.Drain Valve
Untuk mengeringkan fluida di dalam
tubing yang jatuh di anulus selama
mengangkat tubing.
i.Centralizers
Berfungsi untuk pendinginan sempurna untuk
motor
Agar kabel pada tubing tidak mudah lecet.
I.Junction Box
Digunakan untuk melepaskan gas
yang ikut meresap di kabel agar
tidak menimbulkan kebakaran di
switchboard.
j.lain-lain
Cable Guard : pelindung kabel flat di pompa
ke motor.
Swaged nipple : penyambung kepala pompa
atau drain valve ke tubing.
Service cable : kabel dari trafo ke
switchboard
Cable Guide wheel : untuk pemasangan
kabel.
Cable Reels : gulungan kabel dan
penahannya (reel support).
a.Dasar Kerja
Total Dynamic Head
Horse Power
Effisiensi
Pt
Hf
Producing
Fluid Level
Z
s
Z
fl
Z
Pump
Pump Inlet
Seal Section
Electric Motor
Perforasi
Pt 2.31
TDH Z fl
Hf
SG
Horse Power
Dengan mengetahui TDH dan laju produksi,
maka Hydraulic Horse Poer dapat dituliskan
sebagai berikut :
Q TDH SG
HHP
C
Efisiensi
Input brake horsepower dari permukaan ke
pompa harus dikoreksi dulu dengan Efisiensi
ESP.
Efisiensi ESP = Effisiensi motor x Effisiensi
Pompa x Effisiensi kabel.
BHP
HHP
Eff.pompa x Eff.motor x Eff.kabel
b.Kinerja Pompa
Head Capacity
Horsepower Curves
Grafik Efisiensi
Head Capacity
Horsepower Curves
Grafik Efisiensi
Merupakan ratio dari output HP dibagi input
braake HP.
efisiensi pompa =
Input Brake HP
135770.Pt
Desain ESP
Dengan memakai contoh soal (kasus sumur vertikal)
Casing
Tubing
3.5 inchi OD
Listrik
60 cycle
Perforasi
5800 5850 ft
PI
5 STB/hari/psi
Ps
WOR
50 %
THP
100 psi
GOR
100 SCF/STB
SG water
1.02
SG oil
0.86
BHT
160 oF
BPP
600 psi
Langkah
1) Isi data yang diperlukan (data
sumur, reservoir, dan fluida) dalam
kolom-kolom data pada Tabel 1
berikut :
SGrata rata
0.913
1.5
1.5
Pwf
GF
700
Z fl 5800
3800 ft
0.35
100
TDH
3800 485.5 4572 ft
0.35
154 stage
HC
2950
IDcasing ODmotor
2
FV
ID
0.0119 x Qtot
casing
OD
2
motor
0.0119 x Q tot
6.276
5.43
6.6 ft/detik
347
1000
1000
c. Tentukan ukuran transformator. Dengan
menggunakan Tabel 4 dipakai tranformator
dari 1/3 hasil hitungan (1/3 x 347 KVA) sekitar
150 KVA.
Selesai
TROBLESHOUTING ESP
1. METODE API RP 11S
2. METODE GRAFIK
Tindakan
Produksi diatas
kapasitas
pompa
Gejala
Tindakan
lanjutan
Bersihkan sumur.
Kotoran yang menyumbat lubang masuk pompa
kadangkadang dapat dibersihkan dengan aliran
pompa balik (berputar terbalik) yaitu apabila tidak
dipakai check valve.
Ganti, betulkan as/pompa.
Bila saja relay arus rendah dipakai hal ini dapat
menghentikan pompa karena rendahnya arus.
Tentukan arus fluida dan Pwf serta teliti tekanan
pompa (discharge pressure) dengan jalan
menutup tubing. Apabila menunjukkan turunnya
head atau kapasitas pompa, ganti pompa.
Teliti dan ganti bila bocor.
Teliti dan perbaiki.
Teliti TDH dan aras fluida, sesuaikan tekanan
kepala
sumur (rubah jepitan)
Metode Grafik
1) Rekam arus dengan amperemeter.
2) Lakukan analisa terhadap grafik
tersebut sebagai berikut:
a. Pompa berjalan normal.
Grafik rata dan simetris, harga
ampere lebih
kurang sama dengan yang tertera di
nameplate (contoh Gambar 19).
c. Gas Lock
Keadaan gas lock ditandai oleh adanya harga
ampere yang rendah. Bila harga ampere
merosot hingga di bawah underload (batas
bawah harga ampere) maka pompa otomatis
berhenti. Contoh pada Gambar 21.
Titik A merupakan saat start pompa,
biasanya harga ampere naik 3-8 kali harga
ampere pada keadaan pompa berjalan
normal.
21
e. False Starts
Grafik pada Gambar 24 yaitu menunjukkan
seolah-olah pump off dengan restart yang
gagal. Kejadian ini adalah sebagai akibat
panjang cycle waktu tak cukup untuk
menghasilkan arus cairan yang cukup tinggi.
Unit ini harus diganti dengan yang lebih kecil.
i. Beban Rendah.
Grafik pada Gambar 28, yaitu menunjukkan
pompa dijalankan (distart) dengan normal tetapi
diikuti dengan penurunan harga ampere secara
bertahap, selanjutnya terjadi keadaan tanpa
beban untuk beberapa saat dan akhirnya terjadi
kerusakan pada unitnya dan pompa berhenti
karena overload (beban berlebih).
k. Beban berlebih
Grafik pada Gambar 30. Titik A pada
gambar adalah saat dijalankan;
biasanya menunjukkan harga ampere
yang meningkat, B adalah pada
keadaan pompa bekerja normal, C
menunjukkan kenaikan beban hingga
mencapai batas tertinggi (overload)
dan akhirnya pompa mati.
m. Start berulang-ulang.
Grafik pada Gambar 32, yaitu menunjukkan start
normal yang lalu mati karena beban berlebinan.
Garis-garis naik setelah itu menunjukkan usaha
menstart kembali berkalikali.
Usaha ini bisa merusak pompa. Dianjurkan
pompa di tes terlebih dahulu sebelum menstart
kembali.
Analisa Biaya
Ada 3 Faktor biaya utama pemasangan ESP :
Biaya Instalasi
- Tergantung biaya sistem pompa, produksi,
kedalaman, service, problem sumur, tempat
(offshore/onshore.
- Jumlah pompa yang akan dipasang.
Biaya perbaikan
- Umumnya ESP perlu diservice
setiap 450 hari
- Biaya kerusakan dapat diambil dari
statistik,
rata-ratanya sekitar 1,33
kerusakan/tahun
Biaya listrik
- Dari brake input motor sd transformator
dapat ditentukan KW input dan biayanya :
(Volt Ampere Power Faktor 1,73)
KWinput =
1000
Selesai