Anda di halaman 1dari 9

Mengenal Frame Motor Listrik Induksi

July 3, 2008   Motor listrik   22 Comments

Kita perlu mengenal motor listrik agak lebih mendalam, agar mempunyai gambaran mengapa
Motor banyak dipakai di dunia industri dimanapun. Sehingga kita dapat memilih secara tepat
ukuran frame dan kapasitasnya sesuai dengan kebutuhan. Memilih motor listrik terlalu besar
merupakan kerugian:efisiensi menjadi rendah=> rugi listrik => menyumbang terjadinya global
warming. 

Mengenal motor induksi


Motor  Induksi merupakan motor listrik yang paling banyak dipakai di semua dunia Industri
maupun keperluan rumah tangga.
Alasan utama ialah mudah :
· memasang,
· mengoperasikan
· memelihara & reparasi
· dirancang dari yang paling kecil s/d besar sekali.

Agar para pemakai mudah memilih dan pembuat mudah membuat, maka dibuatlah standard
dengan tujuan pemakai dan pembuat dapat menggunakan komunikasi yang sama.
Namun ternyata di dunia standard motor ada lebih dari satu, al JIS (Jepang), IEC ( Eropa),
NEMA (Amerika) dll.
Lebih dari 50% di Indonesia memasang motor dengan standard NEMA. Sebetulnya banyak
problem timbul dengan memakai NEMA di Indonesia : terutama voltage dan frekwensi, putaran.
Frekwensi jaringan di Indonesia ? PLN= 50 Hz, standard NEMA = 60 Hz
sehingga putaran tentu berbeda.
Tegangan jaringan PLN juga tidak sama dengan tegangan NEMA.
(ini yang menjadi salah satu sebab pemborosan energi listrik, artikel lain di web. ini membahas
akibat2 tegangan beda. Juga berpengaruh pada umur motor )

                                             

     Bab Frame


Konstruksi Motor Induksi terdiri komponen :
1. Stator :  -     belitan / winding
    – rangka / frame
    – bantalan / bearing
2. Rotor     -     poros / shaft
    – rotor bar / winding
    – kipas / fan  
Saat ini rangka / frame telah dibuat standard tertentu untuk memudahkan pembuat dan pengguna
dalam menentukan pilihan ketika akan memilih, memasang atau mengganti motor.

Ketika kita mengidentifikasi motor listrik, setelah mengetahui Hp atau Kw sebagai kapasitas,
putaran adalah frame. Frame atau kerangka motor merupakan demensi pisik motor yang di buat
standard agar  pemakai mudah memasangnya. Dengan standard tertentu pembuat dan pemakai
mudah menjual dan memilihnya. Misal asosiasi pembuat motor membuat standard ” Amerika
dengan NEMA” , dan Eropa dengan IEC.
Sebelum ada standard seperti saat ini, pada awalnya setiap pabrikan membuat motor dengan
frame ber-beda2 meskipun Hp/Kw sama. Kemudian dengan adanya kesulitan2 maka para
pabrikan sepakat membuat standard agar dapat interchangeable meski berbeda pabrikan.
Dengan adanya kemajuan2 perencanaan dan metode produksi ukuran frame motor semakin kecil
untuk HP/Kw  yang sama dengan sebelumnya, karena  loses bisa diperkecil dan effisiensi dapat
ditingkatkan.
· Tahun 1952 motor frame lebih kecil (Hp sama) dari sebelumnya dan diberi   tanda “U”  setelah
nomor frame. Misal 254U
· Tahun 1964 ukuran frame lebih kecil lagi dan diberi tanda “T” setelah nomor frame, misal
254T

Contoh : motor 15 HP, 1800 Rpm


· sebelumnya dengan dibuat frame 326
· Setelah th 1952 dibuat dengan frame 284U, ukuran shaft tetap sama, yaitu 1.625″
· setelah 1964 dibuat dengan frame 254T dan 256T
Saat ini untuk efisiensi produksi dan ekonomis banyak pabrikan membuat motor  dengan satu
casting tetapi dapat untuk 2 macam frame misal 254T dan 256T, yaitu dengan cara membuat
lubang baut fondasi 6.
Untuk 254T memilih lubang baut dua baut depan dan dua baut kedua
untuk 256T memilih lubang baut dua baut depan dan dua baut ketiga

                        
Note : D sama yaitu 25 x ¼” =  6 ¼” atau dalam sistem metric D=158,8 mm

Setiap standard motor listrik memberikan tabel yang berbeda-beda. Kadang kala ada kesamaan
satu dengan yang lain tetapi kebanyakan mempunyai perbedaan yang signifikan.

Dibawah ini sedikit uraian dari :


NEMA = ( National Electrical Manufacturers Association).
Frame dinyatakan dengan Angka atau Nomor berupa angka disertai suatu huruf.Nomor Frame
tidak atau bukan menunjukan karakteristik listrik misal : Hp, Kw voltage dll. Tetapi memang
biasanya makin besar nomor makin besar motor secara pisik dan Hp. NEMA frame umumnya
langsung berhubungan dengan pemasangan pada baseplate ( jarak baut fondasi) dan ukuran
poros dan tidak berhubungan dengan bearing.
 NEC = National Electrical Code ,code safeguarding manusia dari bahaya listrik. Merupakan
bagian dari NFPA

Beberapa kenyataan yang perlu diperhatikan sbb :


· Motor yang Hp nya sama tetapi dibuat dengan berbeda frame.
· Motor tertulis satu nomor frame tetapi lubang baut fondasi dapat dipasang untuk dua macam
frame. 
Besarnya Frame umumnya juga ditentukan oleh jumlah kutub atau putaran.
· Motor dengan Hp/Kw sama tetapi putaran berbeda maka frame berbeda.
· Motor dengan Hp dan Rpm sama tetapi beda frame, karena beda efisiensi.

Banyak negara mengharuskan pabrikan harus membuat motor dengan efisiensi tinggi, dan
mengharuskan pemakai membeli motor yang efiensi tinggi, yang bertujuan menghemat listrik.
Makin tinggi efisiensi makin kecil framenya. Harganya sedikit lebih mahal, tetapi selisih harga
tsb. dapat terbayar oleh nilai penghematan dalam waktu beberapa tahun saja.

Contoh :
Dibawah ini contoh Frame dari standard NEMA.
1) MOTOR ELECTRIC, 30 HP, 3PHASES, 380 VOLT, 47 AMPERE, 50Hz, FRAME 324T,
1485 RPM, MNF.RELIANCE MOTOR
2) MOTOR, ELECTRIC, 30HP, 190/380V, 3PHASE,50HZ, 1424RPM, , FRAME 286T S.F
1.15, PF 86.7, CLASS F, AMB TEMP. 40C, CONTINUE RUNNING TYPE SC, DESIGN B
TEFC, MNF MAGNETEK
 
Note : terlihat diatas HP sama tapi frame tidak sama. mungkin motor 1 tsb. model lama dan
motor 2 motor premium. Kali ini kita hanya mengenal Frame dahulu.

Dibawah ini Tabel konvesi Standard NEMA ke IEC


  Ket: sebetulnya ukuran tidak persis sama.

Arti dari Tambahan2 huruf sbb :

NEMA Suffixes
Huruf dibelakang NEMA Frame
C NEMA C face mounting (kusus tidak atau dengan rigid base)
D NEMA D flange mounting (kusus tidak atau dengan rigid base)
H sebagai tanda frame dengan rigid face yang mempunyai dimensi F lebih besar dari frame yang
tidak ada tanda H . Contoh Frame 56H , base motor mempunyai lubang untuk kombinasi NEMA
56 dan NEMA 143 – 5T .dan standard NEMA 56 shaft.
J NEMA C face , threaded shaft pump motor
JM Close-coupled pump motor dengan spesific ukuran dan bearing.
JP Close-coupled pump motor dengan spesific ukuran dan bearing.
M 6 ¾” flange (oil burner)
N 7 ¼” flange (oil burner)
T , TS intergral horsepower NEMA standard ukuran shaft jika tidak ada tambahan huruf “T”
atau “TS”
TS Motor  dengan NEMA standard “short shaft” ( poros pendek) digunakan untuk beban belt.
Y Non NEMA standard mount. Gambar detail diperlukan untuk memastikan ukuran misal
spesial base, face atau flange.
Z Non-NEMA standard shaft, Gambar detail diperlukan untuk memastikan ukuran

NEMA Prefixes
Huruf didepan NEMA Frame biasanya ditulis oleh pabrikan pembuat motor tsb, Nomor didepan
NEMA Frame  tidak merupakan hal yang signifikan. Misal LEESON menulis L56 yang artinya
panjang motor keseluruhan.

Mounting/ Pemasangan
Standard frame menyatakan dan berhubungan langsung dengan besarnya pisik dan cara
memasangnya.
Secara umum menurut keperluan motor
· Dipasang vertical atau horizontal.
· Dikopel dengan kopling atau lansung dengan mesin yang digerakanJika tidak dicantumkan
spesifikasi kusus maka motor dapat dipasang pada base plate dengan berbagai posisi /
kemiringan. Tetapi untuk drip-proof motor harus dipasang dengan poisisi horizontal atau posisi
side wall, agar dripp-proof berfungsi. Pemasangan motor biasanya dipasang kuat pada baseplate ,
permukaan datar dan metalic.

Secara umum motor dipasang sbb:

                  

Motor dipasang Horizontal,


Untuk kapasitas kecil s/d sedang di design dengan  antifriction bearing (atau disebut rolling
bearing) dan yang besar biasanya sliding bearing. 
Motor Horizontal tidak dipasang “thrust bearing”, karena beban axial di pikul oleh “magneting
centre”  

                        

Motor dipasang Vertical,


Untuk kapasitas kecil s/d sedang di design dengan  antifriction bearing (atau disebut rolling
bearing) dan yang besar biasanya sliding bearing. 
Motor Vertical dipasang “thrust bearing”, untuk menahan beban beratnya rotor.
(bersambung pada artikel lain)
(catatan:silahkan para pembaca untuk menyusun sendiri artikel2 ini menjadi sebuah buku praktis
dan tidak dilarang mengkopi dan meyebarluaskan kepada yang memerlukan)
Tip rewinding motor listrik
July 18, 2008   Motor listrik   95 Comments

Tantangan bagi semua Workshop rewinding motor listrik al:


· Mengerjakan pekerjaan sebaik mungkin
· Menunjukan kepada costumer , semua inspeksi & testing dilakukan dan didokumentasikan
bahwa pekerjaan rewinding tidak mengakibatkan menurunya efisiensi motor.

Jika efisiensi turun, berarti motor perlu lebih besar pasokan tenaga listrik dari sebelumnya, yang
berarti menambah pemborosan pemakaian listrik.
Dari hasil pengamatan terjadi bahwa hampir semua motor setelah di rewinding, efiesiensi
menjadi turun.
Study menyimpulkan hal2 yang memepengaruhi al: membakar core, design winding tidak tepat,
type bearing , airgap & winding resistance.
Untuk mempertahankan efisiensi EATA membuat “recommended practice” , yang berisi : DO &
DON”T
Yang harus dikerjakan dan yang tidak boleh dilakukan, ketika melakukan rewinding:
DO / Kerjakan.
1. Buatlah “quality assurance program”
2. Lakukan program test/kalibrasi semua alat ukur dan alat test.
3. Lakukan test stator core sebelum dan setelah membongkar.
4. Repair atau ganti laminasi yang rusak.
5. Evaluasi impact efisiensi jika merubah design winding
6. Ukur dan catat resistansi/tahanan winding dan temperature ruang
7. Ukur dan catat ampere dan voltage selama test.
DON’T / Jangan
1. Jangan overheat stator core
2. Jangan menggunakan api saat membongkar
3. Jangan mem-sandblast besi core
4. Jangan “short” laminasi, dengan menggerinda atau meng-kikir (filling)
5. Jangan memperbesar airgap
6. Jangan menambah tahanan stator winding.
7. Jangan knurl, peen, mengecat bearing fits
8. Jangan memodifikasi sebelum mendapat persetujuan pemilik.
Diskusi lebih lanjut sbb:Do
1. Quality assurance program:
Pastikan bahwa workshop melakukan apa yang kita kehendaki. Ukuran kawat , ukuran lead wire,
material isolasi apakah sesuai dengan spec. Test qualitas varnish sesuai dengan rekomendasi
pabriknya varnish, Semua harus didokumentasikan saat pembongkaran, pengetesan, inspeksi, dll.
2. Lakukan program test/kalibrasi semua alat ukur dan alat test.
Semua peralatan test, pengukuran dan pengujian harus di kalibrasi secara rutin oleh yang ber
wenang atau bersertifikat, sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
3. Lakukan test stator core sebelum dan setelah membongkar.
Dokumentasikan test core stator, untuk memastikan bahwa saat pembongkaran winding tidak
merusak core. EATA memberikan panduan mengetest core dengan Wattmeter satu phase .
4. Repair atau ganti laminasi yang rusak.
Pisahkan laminasi yang sudah short. Ketika restacking core pakailah coreplate yang sudah
divarnish sebelah. Proses pengeringan saat varnishing harus mengikuti procedure curing.
Stackinglah pada sisi yang tidak divarnish mengarah yang sisi yang varnishing.
5. Evaluasi impact efisiensi jika merubah design winding
Harus perhitungkan bahwa perubahan wire winding dapat menimbulkan perubahan efisiensi dan
juga mungkin performance. Merubah jumlah penampang & panjang winding dapat mengubah
total resistansi winding.
6. Ukur dan catat resistansi/tahanan winding dan temperature ruang.
Ukur dan dokumentasikan resistansi winding dan temeprature ruang. Karena temperature
mempengaruhi harga resistansi
7 Ukur dan catat ampere dan voltage selama final test
Selama final test hal2 pokok harus dimonitor dan dicatat, dari start , per ½ jam atau periode
waktu tertentu : suhu ruangan, suhu bearing, suhu winding, vibrasi, arus start, ampere semua
phase, voltase semua phase. Besar Ampere sesuai dengan besar beban, voltage lebih tinggi
menyebabkan ampre no-load lebih besar, voltage tidak balance menyebabkan arus tidak balance
dan lebih besar.
DON”T / Jangan
1 Jangan overheat stator core
Membongkar dengan cara membakar, sangat merugikan. Ini akan mengakibatkan core-plating
mengalami kerusakan, yang mengakibatkan timbulnya short core-plating pada laminasi. Short
pada laminasi menyebakan core -looses besar. EATA memberikan pedoman, pemanasan tidak
boleh lebih dari 360 C.
2 Jangan menggunakan api saat membongkar
Membongkar dengan api sngat dilarang , kerana nyala api dan suhu tidak dapat dikontrol
3 Jangan mem-sandblast besi core
Laminasi core jika disandblast juga mengakibatkan short, sehingga meningkatkan core-looses.
4. Jangan “short” laminasi, dengan menggerinda atau meng-kikir (filling)
Jangan mengikir atau menggerinda , karena akan menyebabkan short antar laminasi. Jika
membersihkan varnish pada lubang di stator, jangan memperbesar lubang, karena akan
menyebabkan short antar core.
5. Jangan memperbesar dan atau excentric airgap
Memperbesar stator bore atau memotong/memperkecil diameter rotor menyebabkan air-gap
bertambah besar. Yang menyebabkan arus magnitasi bertambah besar, berakibat bertambah besar
losses
6 Jangan menambah tahanan stator winding.
Ukurlah diameter kawat dengan teliti, setelah mengupas varnish coating, total penampang jangan
dikurangi, juga jumlah lilitan. Perubahan penampang dan jumlah lilitan sangat mempengaruhi
perubahan tahan winding, selanjutnya mengubah performance motor.
7 Jangan merusak, mengecat bearing fits
Jangan melakukan sesuatu yang merusak bearing fits, hal ini dapat mengakibatkan kerusakan
bearing lebih awal atau premature.
8 Jangan memodifikasi sebelum mendapat persetujuan pemilik.
Melakukan perubahan atau modifikasi dapat mengakibatkan perubahan2 performance.
Perubahan fan mengakibatkan pereubahan suhu motor. Perubahan bearing dan seal
menyebabkan perubahan friction, yang berpengaruh terhadap efisiensi.
Kesimpulan
Pekerjaan repair ataupun rewinding tidak boleh menimbulkan penurunan efisiensi , paling tidak
harus sekecil mungkin, atau diusahakan tetap. Effiensi turun berarti memerlukan energi listrik
lebih besar yang berarti pemborosan.
Misal effisiensi Motor awal 87% dan effisiensi setelah direwinding 84%.
Dengan rumus pendekatan ,maka konsumsi energi listrik menjadi : 87/84 x X = 1,04 X
Kalau X misal 300 Kw , maka 1.04 X = 312 Kw
Per hari komsusi sebelum rewinding = 24H x 300 Kw = 7200 KWH
Per hari konsumsi setelah rewinding = 24H x 312Kw = 7488 KWH
Selisih cukup signifikan sebesar 288 KWH per hari.
Panduan untuk menjaga efisiency motor listrik ketika merepair.
(disarikan dari EASA buletin “Technical Service Commite)

Anda mungkin juga menyukai