Anda di halaman 1dari 28

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)

Provinsi m aluku

Bab 1
PENDAHULUAN

1.1.

LATAR BELAKANG

Ruang merupakan salah satu faktor penting yang diperlukan manusia


dan makhluk hidup lainnya dalam melaksanakan kegiatan dan berinteraksi
dengan lingkungannya. Sebagai sumberdaya alam yang sifatnya terbatas,
baik dari segi luasan, waktu, maupun kualitas; dalam pemanfaatannya,
ruang memerlukan perencanaan dan pengendalian yang diwujudkan dalam
bentuk penataan ruang, agar peruntukan dan penggunaannya dapat
optimal.
Indonesia merupakan negara yang berada pada pertemuan 3
lempeng benua, menjadikannya salah satu negara yang rawan terhadap
berbagai bencana alam. Terkait hal tersebut, dalam penataan ruangnya
Negara Indonesia memerlukan suatu penataan ruang yang berbasis mitigasi
bencana, sebagai upaya meningkatkan keselamatan dan kenyamanan serta
meminimalisir dampak bencana alam yang mungkin akan terjadi.

I-1

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)


Provinsi m aluku
Dalam Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 sebagai pengganti
Undang-Undang Nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang,
disebutkan bahwa produk rencana tata ruang wilayah provinsi yang disusun
memiliki jangka waktu perencanaan selama 20 tahun. Rencana tata ruang
wilayah provinsi dapat ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun,
namun dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan
bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan peraturan perundangundangan dan/atau perubahan batas teritorial negara dan/atau wilayah
provinsi yang ditetapkan dengan Undang-Undang, Rencana Tata Ruang
Wilayah provinsi dapat ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali dalam 5
(lima) tahun.
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi merupakan salah satu bentuk
rencana umum tata ruang yang memiliki tingkat ketelitian atau kedalaman
pengaturan yang tidak rinci, namun di dalam Undang-Undang Penataan
Ruang Nomor 26 Tahun 2007 disebutkan bahwa produk Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi harus memuat arahan pengendalian pemanfaatan
ruang wilayah provinsi yang berisi indikasi arahan peraturan zonasi sistem
provinsi, arahan perizinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan
sanksi. Tujuan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi
yang dimuat dalam RTRW Provinsi adalah untuk meningkatkan efektifitas
penerapan rencana tata ruang wilayah provinsi.
Provinsi Maluku merupakan provinsi yang sering terjadi bencana
alam, seperti gempa, tsunami, longsor, banjir. Telah dilakukan identifikasi
bahwa bencana-bencana alam yang terjadi merusak sebagian besar
infrastruktur, permukiman, sarana sosial seperti bangunan-bangunan
pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi dan pemerintahan yang ada.
RTRW Provinsi Maluku yang disusun pada tahun 2005 mempunyai
masa berlaku 15 (lima belas) tahun yaitu sampai dengan tahun 2020.
RTRW tersebut masih mengacu pada Undang-Undang Nomor 24 tahun
1992, dan belum ditetapkan menjadi Peraturan Daerah. Dalam perjalanan
waktu, dengan terbitnya Undang-Undang Penataan Ruang yang baru Nomor
26 tahun 2007, RTRW Provinsi Maluku 2005 perlu disesuaikan. Apalagi bila
dikaitkan dengan prasyarat semua peraturan daerah provinsi tentang
rencana tata ruang wilayah provinsi disusun atau disesuaikan paling lambat
dalam waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak UU no. 26/2007 diberlakukan
(pasal 78 ayat 4), serta permasalahan yang ditimbulkan sebagai akibat
bencana alam yang terjadi. Terkait kedua hal tersebut maka Pemerintah
Provinsi Maluku menyadari pentingnya RTRW Provinsi yang mengacu
undang-undang yang baru tersebut serta berbasis mitigasi bencana,
terutama dalam meminimalisasi dampak yang terjadi akibat adanya
bencana alam.
Maka RTRW Provinsi Maluku 2005 direkomendasikan untuk
disempurnakan kembali, dimana arahan penyempurnaan menyangkut dua
aspek utama:

I-2

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)


Provinsi m aluku
1. Penyesuaian dengan UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
2. Penyusunan RTRW Provinsi berbasis mitigasi bencana.
Kriteria-kriteria yang termuat dalam peraturan tersebut dan
digunakan sebagai acuan penyempurnaan RTRW, antara lain meliputi
kriteria fisik maupun non fisik, baik aspek lingkungan, demografi, ekonomi,
sosial kemasyarakatan, serta pertimbangan potensi dan kondisi Sumber
Daya Alam, Sumber Daya Buatan dan Sumber Daya Manusia yang dimiliki
Provinsi Maluku. Kegiatan penyusunan penyempurnaan RTRW Provinsi
Maluku 20072027 diperlukan mengingat pentingnya upaya pengurangan
risiko bencana sebagai langkah antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya
bencana alam di Provinsi Maluku, baik bencana gempa bumi, tanah longsor,
maupun bencana tsunami.

1.2.

ASAS, TUJUAN DAN SASARAN


Asas penyusunan RTRW Provinsi Maluku adalah :

(1).

Keterpaduan;

(2).

Keserasian, Keselarasan dan Keseimbangan;

(3).

Keberlanjutan;

(4).

Keberdayagunaan dan Keberhasilan;

(5).

Keterbukaan;

(6).

Kebersamaan dan Kemitraan;

(7).

Perlindungan dan Kepentingan Umum;

(8).

Kepastian Hukum dan Keadilan;

(9).

Akuntabilitas.

Pada dasarnya tujuan penyusunan RTRW Provinsi Maluku adalah


menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Maluku yang berbasis
mitigasi bencana alam sesuai dengan daya dukung wilayah.
Sedangkan sasaran Penyusunan RTRW Provinsi Maluku ini adalah:
(1).

Tersusunnya kembali secara menyeluruh terhadap dokumen RTRW


Provinsi Maluku yang ada terkait dengan perubahan pada struktur
perencanaan pembangunan nasional yang ditandai dengan terbitnya
Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 menggantikan UndangUndang Nomor 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang;

I-3

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)


Provinsi m aluku
(2).

Teridentifikasinya jenis dan besaran ruang yang dibutuhkan dalam


pengembangan Provinsi Maluku
berdasarkan data dan analisis
terhadap kondisi eksisting, upaya mitigasi bencana alam serta
kebijakan pemekaran wilayah;

(3).

Terumuskannya rencana struktur dan pola


berisi:

ruang wilayah, yang

(a). Rencana Struktur Ruang;


(b). Rencana Pola Ruang;
(c). Penetapan Kawasan Strategis.
(4).

Terumuskannya arahan pemanfaatan ruang wilayah yang berisi


indikasi program utama jangka menengah lima tahunan;

(5).

Terumuskannya arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah


provinsi;

(6).

Terwujudnya keharmonisan dalam lingkungan alam dan lingkungan


buatan;

(7).

Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam dan


sumberdaya buatan dengan mempertimbangkan sumberdaya
manusia;

(8).

Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pengelolaan dampak


negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

1.3.

KERANGKA PIKIR DAN METODOLOGI PENDEKATAN

Beberapa hal yang melatar belakangi perlu dilaksanakannya kegiatan


Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Maluku, antara
lain :
(1). Proses perencanaan yang menyeluruh (comprehensive), berurutan,
memahami hubungan kausal antarvariabel, dan dapat/mudah diikuti
oleh bukan-profesi perencana tata ruang yang terlibat;
(2). Menerapkan ketentuan yang berlaku dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maupun
ketentuan-ketentuan lain yang lebih teknis;
(3). Berpedoman kepada tingkatan rencana tata ruang di atasnya, yaitu
RTRW Nasional (skala 1 : 1.000.000);

I-4

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)


Provinsi m aluku
(4). Penggunaan metode kuantitatif maupun kualitatif yang sesuai dengan
kondisi khas setempat, ketersediaan data dan kecenderungan
perkembangan;
(5). Penyusunan rencana tata ruang yang dapat digunakan pada tingkatan
skalanya (1 : 250.000), dan yang akan digunakan sebagai acuan pada
penyusunan rencana tata ruang dibawahnya seperti RTRW
Kabupaten/Kota;
(6). Mempertimbangkan otonomi daerah dengan memasukkan prinsip
partisipasi aktif daerah sebagai salah satu pendekatan pelaksanaan
pekerjaan/ proses pekerjaan;
(7). Pada kedudukannya sebagai pedoman perencanaan sektoral, maka
RTRW Provinsi harus melingkupi seluruh aspek sektoral yang ada
dalam wilayah Provinsi, seperti pemanfaatan lahan untuk pengendalian
pertanahan, perkiraan penduduk dan sebarannya untuk parameter
pengembangan air bersih, listrik, fasilitas umum, dan pengembangan
ekonomi untuk investasi.
Saat ini, dalam pengembangan suatu wilayah terdapat suatu
paradigma yang semakin kental khususnya yang berhubungan dengan
otonomi daerah. Nuansa tersebut terkait dengan proses suatu perencanaan.
Proses Bottom-up Planning dan peran serta masyarakat dalam seluruh
kegiatan pembangunan menjadi lebih dominan. Kentalnya nuansa tersebut
kadangkala menjadikan ego sektoral dan wilayah semakin membesar tanpa
melihat nuansa global dan regional.
Di lain pihak masih terdapatnya upaya-upaya pengembangan suatu
wilayah yang masih bersifat top-down. Pendekatan ini biasa dilakukan oleh
pemerintah pusat yang umumnya berorientasi pertumbuhan, pemerataan,
efisiensi, dan pengembangan jaringan.

Dengan adanya dua pendekatan tersebut regional planning


mempertemukan kedua pendekatan di atas menjadi suatu sinergi dengan
tujuan mengembangkan wilayah ke arah pertumbuhan secara merata
dengan memperhatikan faktor-faktor kelestarian lingkungan. Selanjutnya
proses
pelaksanaan
kegiatan
penyusunan
RTRW
Provinsi
Maluku 2007 2027 digambarkan dalam suatu kerangka pikir seperti
terlihat pada Gambar 1.1.

I-5

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)


Provinsi m aluku

Gambar 1.1.
KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN RTRW PROVINSI MALUKU
TAHUN 2007 2026

I-6

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)


Provinsi m aluku
Proses yang harus diikuti dalam penyusunan RTRW Provinsi Maluku
berbasis mitigasi bencana adalah:
(1).

Tahap Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan;

(2).

Tahap Peninjauan Kembali RTRW Provinsi Sebelumnya;

(3).

Tahap Pengumpulan Data dan Informasi;

(4).

Tahap Kajian/Analisis;

(5).

Tahap Perumusan Konsep RTRW Provinsi Maluku;

(6).

Tahap Perumusan RTRW Provinsi Maluku;

(7).

Tahap Kelembagaan
Maluku;

(8).

Tahap Perumusan Peran Serta Masyarakat dalam Proses Penyusunan


RTRW Provinsi Maluku;

(9).

Proses Legalisasi RTRW Provinsi Maluku;

dalam

Proses

Penyusunan

RTRW

Provinsi

(10). Tahap Pelaporan Penyusunan RTRW Provinsi Maluku.

1.3.1 Tahap Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan


Tahap persiapan bertujuan menyiapkan tim, baik secara substansial
maupun administratif. Kegiatan pada tahap ini meliputi:
(1). Penyusunan Rencana Kerja, yang meliputi penyempurnaan metodologi
agar lebih rinci dan operasional, dan penyempurnaan jadwal kerja
untuk melengkapi dan mensinkronkan tugas tenaga ahli dengan jadwal
kerja;
(2). Description study, untuk mendapatkan gambaran awal wilayah studi.
Pada tahap ini dikaji data sekunder, seperti: dokumen RTRW Provinsi
yang telah ada sebelumnya, peta sumber daya lahan yang terdiri dari
peta topografi, peta land system skala 1 : 250.000, peta geologi, dan
peta lain yang relevan dan tersedia. Peta-peta tersebut digunakan
untuk menyiapkan peta dasar dalam kegiatan lapangan. Pada tahap
ini, dilakukan pula penyusunan checklist data, pengumpulan data
sekunder atau dokumen pendukung, penyusunan daftar pertanyaan
dan surat pengantar/administrasi untuk di lapangan;
(3). Mobilisasi tenaga ahli dan penjelasan kembali alokasi tugas tenaga ahli
serta briefing tahap awal.
Tahap ini telah dilalui dengan ditandai tersusunnya Laporan Pendahuluan,
sebagai dasar Rencana Kerja Team dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

I-7

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)


Provinsi m aluku
1.3.2 Tahap Pengumpulan Data dan Informasi
Tahap pengumpulan data bertujuan mengidentifikasi kondisi dan
kecenderungan perkembangan wilayah, melalui data/informasi yang
dikumpulkan. Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan data, baik data
primer maupun sekunder. Kegiatan yang dilakukan adalah :
(1). Sebelum pelaksanaan pekerjaan lapangan, terlebih dahulu dilakukan
konsultasi awal dengan pihak Pemerintah Provinsi untuk memperoleh
informasi mengenai isu pembangunan terkini, persepsi, preferensi,
permasalahan pembangunan dan arahan dalam melakukan pekerjaan
lapangan. Pada tahap ini juga dibicarakan rencana kerja dalam seluruh
proses perencanaan;
(2). Pengumpulan data primer yang dilakukan adalah observasi lapangan
dan wawancara. Observasi dilakukan untuk memeriksa
(plotting)
penggunaan lahan, perubahan batas administrasi, kondisi sistem
transportasi wilayah, fasilitas umum dan utilitas, dll. Wawancara
dilakukan terhadap pembuat kebijakan baik pemerintah maupun
swasta, pemuka masyarakat dan stakeholder terkait lainnya, untuk
memahami persepsi dan preferensi mereka terhadap pembangunan di
daerahnya;
(3). Kegiatan survei ini diakhiri dengan konsultasi akhir dengan Pemerintah
Provinsi untuk menyampaikan hasil survei dan mendapatkan masukan
untuk melengkapi data yang masih kurang.
Metode yang digunakan
diuraikan sebagai berikut:

dalam

pekerjaan

lapangan

ini

dapat

1. Pengumpulan Data Primer


(1). Observasi lapangan di wilayah perencanaan, termasuk preliminary
reconnaissance survey (PRS), pemeriksaan data penggunaan lahan
dan fasilitas umum (bila tidak ada data sekunder), pencatatan
permasalahan aktual di lapangan. Bahan yang digunakan adalah
peta dasar dan peta tematik tertentu (sebagai bahan recheck &
revisi di lapangan);
(2). Wawancara tidak terstruktur (open ended interview) dengan
stakeholder yang berkompeten, untuk mendapatkan masukan
pengembangan provinsi, persepsi, kebutuhan, permasalahan,
potensi serta aspirasi masyarakat.
2. Pengumpulan Data Sekunder
Survei ini dilakukan dengan kunjungan ke instansi-instansi terkait
untuk mengumpulkan data sekunder. Data sekunder yang dimaksud adalah
data berkaitan dengan kebijakan pengembangan wilayah, ekonomi, dan
sosial serta peta-peta tematik yang diperlukan dalam perencanaan.

I-8

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)


Provinsi m aluku
Bahan yang digunakan adalah check list data dengan sumbernya
yang sudah dipersiapkan pada tahap persiapan pelaksanaan pekerjaan.
Jenis data yang dibutuhkan mengikuti lingkup kajian yang akan
dilaksanakan, tercakup dalam data regional dan data provinsi, yang terdiri
dari data kebijakan daerah, data fisik dasar, fisik buatan, data
kependudukan, ekonomi, dan dokumen rencana sektoral, antara lain :
(1). Data Kebijakan Pembangunan Daerah (Sasaran dan Tujuan) dan
Data Regional :
(a). Data Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional dan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Maluku;
(b). Data Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi
Maluku;
(c). Data Rencana Strategis (Renstra) Satuan Kerja Perangkat Daerah
Provinsi Maluku;
(d). Data atau informasi arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional,
Rencana Tata Ruang Provinsi Maluku, sebelumnya, Rencana Tata
Ruang Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, Rencana Tata Ruang
Kawasan-Kawasan, dan rencana tata ruang lainnya yang telah
ada.
(2). Data Karakteristik Ekonomi Wilayah dan Perkembangannya :
(a). Data PDRB Provinsi Maluku;
(b). Data mobilitas orang dan barang Provinsi Maluku;
(c). Data sistem jaringan transportasi;
(d). Data produksi persektor pembangunan total Provinsi Maluku;
(e). Data produksi persektor pembangunan dirinci per kabupaten/kota
di Provinsi Maluku.
(3). Data dan Kondisi Perkembangan Kependudukan / Demografi :
(a). Data
jumlah
kabupaten/ kota;
(b). Data
kepadatan
kabupaten/kota;

penduduk
penduduk

Provinsi Maluku dirinci per


Provinsi

Maluku

dirinci

per

(c). Data tingkat pertumbuhan Provinsi Maluku, per kabupaten/kota;


(d). Data lapangan pekerjaan penduduk Provinsi Maluku, dirinci per
kabupaten/kota.

I-9

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)


Provinsi m aluku
(4). Data Sumberdaya Buatan dengan peta dibuat dengan kedalaman
skala 1 : 250.000:
(a). Data sarana ekonomi Provinsi Maluku dirinci tiap kabupaten/kota;
(b). Data sarana sosial Provinsi Maluku dirinci tiap kabupaten/kota;
(c). Data dan peta sarana dan prasarana transportasi di Provinsi
Maluku dirinci tiap kabupaten/kota;
(d). Data dan prasarana pengairan di Provinsi Maluku dirinci tiap
kabupaten/kota;
(e). Data dan peta sumber air baku di Provinsi Maluku dirinci tiap
kabupaten/kota;
(f). Data dan peta sistem jaringan listrik di Provinsi Maluku dirinci tiap
kabupaten/kota;
(g). Data dan peta sistem telekomunikasi di Provinsi Maluku dirinci tiap
kabupaten/kota.
(5). Data Sumberdaya Alam dengan peta dibuat dengan kedalaman
skala 1 : 250.000:
(a). Data dan peta penggunaan lahan/ tanah/ pesisir/ perairan/
kelautan/ bawah laut;
(b). Data dan peta hidrologi / sumberdaya air;
(c). Data dan peta topografi dan morfologi;
(d). Data dan peta demografi, geologi dan jenis tanah;
(e). Data dan peta unsur iklim dan sumberdaya mineral;
(f). Data dan peta kawasan budidaya dan non budidaya;
(g). Data dan peta pertanian, perkebunan, perikanan dan kehutanan,
pertambangan;
(h). Data dan peta kawasan pesisir, mangrove, penangkapan ikan;
(i). Data dan peta kawasan rawan bencana.

1.3.3 Tahap Kajian/Analisis


Tahap analisis bertujuan memahami kondisi unsur-unsur pembentuk
tata ruang dan hubungan kausal antar unsur tersebut.

I - 10

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)


Provinsi m aluku
Mendahului analisis, dilakukan pengolahan data. Kegiatan pada tahap
ini meliputi:
(1). Kompilasi dan tabulasi data, yaitu menstrukturkan data dalam
klasifikasi dan kelompok-kelompok tertentu dan menyusunnya dalam
format-format tabel, gambar, grafik dan tulisan yang disesuaikan
dengan kebutuhan untuk analisis (berdasarkan setiap aspek kajian);
(2). Termasuk dalam kegiatan ini adalah penggambaran peta-peta tematis,
interpretasi topografi (klasifikasi slope) dan penyeragaman skala untuk
kebutuhan superimpose (overlay).
Analisis yang dilakukan pada tahap ini beserta metode dan tekniknya
adalah sebagai berikut :
1.

Analisis Kedudukan Provinsi Maluku dan Kebijakan Pembangunan

Analisis kedudukan Provinsi Maluku ditinjau dalam sistem


perwilayahan internasional-nasional, sistem tata ruang nasionalprovinsi,
dan keterkaitannya dengan pulau-pulau dan provinsi lain di sekitar Provinsi
Maluku.
Analisis ini bertujuan memahami arahan kebijakan pembangunan
wilayah Provinsi Maluku dan kedudukannya dalam perspektif kebijakan
pembangunan nasional; juga bertujuan mengantisipasi dan mengakomodasi
program-program pembangunan sektoral yang akan dilaksanakan. Analisis
ini berisi :
(1). Analisis mengenai jaringan transportasi darat-laut-udara dalam lingkup
internasional, nasional, provinsi, dan kabupaten/kota;
(2). Analisis mengenai arahan kebijakan Rencana Tata Ruang NasionalProvinsi, Rencana Tata Ruang Pesisir dan Pulau Kecil Provinsi Maluku,
dan Kebijakan Sektoral yang telah ada;
(3). Analisis sistem perkotaan, kawasan dan regional yang berpengaruh
terhadap Provinsi Maluku ;
(4). Analisis fungsi dan peran Provinsi Maluku dalam lingkup nasional,
provinsi, kabupaten/kota, dan provinsi di sekitarnya dilihat dari aspek
ekonomi-sosial-budaya-politik,
transportasi
darat-laut-udara
dan
pencapaian pembangunan nasional/regional secara umum;
(5). Analisis sektor unggulan yang menjadi prime mover di Provinsi Maluku,
kabupaten /kota yang ada di wilayahnya.
2.

Analisis Demografi Provinsi Maluku

Analisis demografi bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai


aspek-aspek kependudukan, terutama yang memiliki pengaruh timbal balik

I - 11

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)


Provinsi m aluku
dengan perkembangan sosial dan ekonomi, analisis ini dilakukan pula dalam
proyeksi 20 tahun ke depan.
Analisis demografi merupakan masukan dalam penyusunan rencana
pengembangan sarana dan prasarana wilayah, rencana penyebaran
penduduk, dan rencana struktur dan pola ruang.
Analisis demografi di Provinsi Maluku akan terdiri atas :
(1). Analisis tingkat perkembangan penduduk;
(2). Analisis
mengenai
pergerakan/mobilitas
kabupaten/kota dan dalam Provinsi Maluku;

penduduk

antar

(3). Analisis distribusi/kepadatan penduduk per kabupaten/kota;


(4). Analisis struktur umur dan tingkat partisipasi angkatan kerja per
kabupaten/kota.
3.

Analisis Sosial Kemasyarakatan Provinsi Maluku


Analisis sosial kemasyarakatan di Provinsi Maluku meliputi :

(1). Analisis adat-istiadat yang menghambat dan mendukung pembangunan


Provinsi Maluku;
(2). Analisis tingkat partisipasi/peran serta masyarakat dalam pembangunan
Provinsi Maluku;
(3). Analisis pergeseran nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat
setempat;
(4). Analisis kinerja tingkat pelayanan fasilitas dan utilitas sosial.
4.

Analisis Ekonomi dan Sektor Unggulan di Provinsi Maluku

Analisis ekonomi dan sektor unggulan bertujuan memperoleh


informasi untuk mewujudkan ekonomi wilayah yang berkelanjutan
(sustainable) melalui keterkaitan ekonomi antar kawasan di dalam Provinsi
dan antara Provinsi Maluku dan dengan Provinsi lainnya, atau sistem
ekonomi wilayah yang lebih luas. Analisis difokuskan pada kecenderungan
pertumbuhan ekonomi wilayah, sektor-sektor ekonomi basis dan unggulan,
dan potensi dan kendala pengembangan kegiatan perekonomian.
Analisis ekonomi Provinsi Maluku akan meliputi :
(1). Analisis mengenai ekonomi dasar Provinsi Maluku;
(2). Analisis mengenai sektor-sektor unggulan di Provinsi Maluku;
(3). Analisis mengenai struktur ekonomi wilayah Provinsi Maluku;

I - 12

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)


Provinsi m aluku
(4). Analisis mengenai peluang pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku;
(5). Analisis pergerakan barang dan jasa
provinsi dan antar negara;

antar kabupaten/kota, antar

(6). Analisis pola persebaran ekonomi dalam wilayah Provinsi Maluku;


(7). Analisis mengenai potensi investasi di Provinsi Maluku.
Teknik analisis yang akan digunakan dalam analisis ekonomi dan
sektor unggulan adalah teknik analisis Location Quotient (LQ). Sedang
untuk menganalisis kecenderungan ekonomi, memperkirakan kondisi
kesempatan kerja untuk kegiatan ekonomi di masa depan, teknik analisis
yang digunakan adalah analisis shift share.
Analisis mengenai kualitas SDM pengelola diperoleh dengan cara
melakukan kajian deskriptif kualitatif terhadap informasi dari kajian
demografi. Masukan utama analisis ini adalah kondisi tingkat pendidikan
pada analisis demografi. Sedangkan kajian atas regulasi regional dan
nasional dilakukan untuk mengetahui potensi dan kendala pengembangan
kegiatan ekonomi dari sisi kebijakan. Kajian atas regulasi tersebut
menggunakan metoda analisis deskriptif kualitatif atas berbagai
peraturan perundangan yang berlaku pada berbagai hierarki perundangan
yang ada.
Analisis kecenderungan pertumbuhan ekonomi, menggunakan
metoda analisis deskriptif kualitatif atas data yang ada. Kecenderungan
pertumbuhan ini mempertimbangkan juga faktor-faktor ekonomi global
pada skala regional, nasional dan internasional. Dengan demikian
diharapkan kecenderungan pertumbuhan ini akan menjadi masukan dalam
menyusun strategi pengembangan ekonomi wilayah secara tepat.

5.

Analisis Fisik dan Daya Dukung Lingkungan Provinsi Maluku

Analisis fisik dan daya dukung lingkungan di Provinsi Maluku akan


meliputi :
(1). Analisis kendala fisik pengembangan kawasan budidaya (rawan getaran
lokal akibat blasting granit, banjir, longsor, erosi, abrasi, intrusi air
laut, penanganan pantai, bekas galian timah, bekas galian pasir daratlaut, pengundulan hutan, limbah ringan dan lain sebagainya);
(2). Analisis lokasi dan kapasitas sumberdaya alam di Provinsi Maluku;
(3). Analisis kesesuaian lahan untuk kawasan lindung maupun budidaya di
wilayah Provinsi Maluku.

I - 13

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)


Provinsi m aluku
6.

Analisis Sarana dan Prasarana Provinsi Maluku

Analisis
mengetahui:

kebutuhan

sarana

dan

prasarana

dilakukan

untuk

(1). Kondisi dan pelayanan sarana dan prasarana wilayah;


(2). Potensi dan kendala peningkatan pelayanan.
Sarana dan prasarana yang dimaksudkan di sini adalah: transportasi,
telekomunikasi, energi, pengairan, dan prasarana pengelolaan lingkungan.
Seluruh kebutuhan sarana dan prasarana ini disesuaikan dengan kebutuhan
perkembangan wilayah untuk masa 20 tahun ke depan menurut hasil
proyeksi penduduk.
Analisis sarana dan prasarana di Provinsi Maluku akan terdiri atas :
(1). Analisis kondisi, jenis dan jumlah sarana dan prasarana ekonomi di
wilayah Provinsi Maluku;
(2). Analisis sarana dan prasarana transportasi darat-laut-udara di wilayah
Provinsi Maluku;
(3). Analisis sarana dan prasarana pengairan, listrik, gas, bahan bakar,
telekomunikasi di wilayah Provinsi Maluku.
Kebutuhan sarana dan prasarana transportasi dilakukan dalam skala
regional, baik dalam konteks internal maupun eksternal. Tingkat kebutuhan
akan sarana dan prasarana jalan, moda angkutan, dan prasarana lain
seperti
pelabuhan laut dikaji dengan mempertimbangkan aspek skala
kepentingan pengembangan, kesesuaian wilayah, dan kondisi keuangan
daerah. Metoda analisis yang dipergunakan adalah deskriptif kualitatif atas
data yang tersedia.
7.

Analisis
Struktur
dan
Pola
Ruang
perkembangannya di Provinsi Maluku

yang

ada

serta

Analisis struktur dan pola ruang yang ada serta perkembangannya di


Provinsi Maluku merangkum faktor pembentuk struktur dan pola ruang dari
kesimpulan analisis pola sebaran penduduk, pola sebaran kegiatan
pembangunan (kegiatan budidaya), dan pola sebaran jaringan sarana
prasarana.
8.

Analisis Potensi dan Kondisi Provinsi Maluku pada Sumber Daya


Alam, Sumber Daya Buatan dan Sumber Daya Manusia
Analisis sumberdaya bertujuan:

(1). Memahami kondisi dan daya dukung lingkungan; dan


(2). Memahami tingkat pemanfaatan sumber daya.

I - 14

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)


Provinsi m aluku
Pemahaman ini diperlukan untuk merumuskan dan menempatkan
zonasi ruang di wilayah perencanaan seperti kawasan lindung dan kawasan
budidaya, hutan lindung, dan hutan produksi. Sumber daya alam utama
yang akan dibahas dalam kajian ini adalah: sumber daya tanah, sumber
daya air, sumber daya udara, sumber daya hutan, dan sumber daya
lainnya. Analisa ini akan meliputi :
(1). Potensi sumber daya alam yang ada, kemungkinan dan keterbatasan
pengembangannya;
(2). Potensi pengembangan sumber daya buatan;
(3). Kemampuan sumberdaya manusia yang ada untuk mengelola sumber
daya alam dan sumberdaya buatan.
9.

Analisis Kebencanaan Provinsi Maluku

Analisis kebencanaan di Provinsi Maluku akan meliputi analisis


kerawanan bencana alam, kerentanan bencana alam dan analisis resiko
bencana alam. Masing-masing akan meliputi bencana alam gempa,
tsunami, longsor dan banjir. Wilayah Provinsi Maluku yang telah dianalisis
akan menghasilkan zonasi rawan, rentan dan resiko bencana yang
kemudian dituangkan dalam peta multi bencana alam. Selanjutnya hasil
pemetaan ini digunakan sebagai dasar dalam rencana tata ruang yang
disusun.
Adapun proses
Gambar 1.2.

pembuatan

peta

multi

bencana

dapat

dilihat

pada

Gambar 1.2
PROSES PEMBUATAN PETA MULTI BENCANA PROVINSI MALUKU

I - 15

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)


Provinsi m aluku
10. Analisis Keuangan dan Kemampuan Pembiayaan Pembangunan
Provinsi Maluku
Mengkaji kondisi dan alokasi pembiayaan pembangunan di provinsi
untuk melihat perimbangan potensi pendapatan daerah dengan dana
alokasi pusat, kecenderungan dan alokasi pemanfaatannya di daerah.
Tujuan kajian ini adalah untuk menilai sejauh mana efektifitas pembiayaan
pembangunan, penentuan prioritas, dan kebutuhan aktual.
Analisis ini akan meliputi :
(1). Analisis mengenai jumlah dan proporsi pembiayaan pembangunan
Provinsi Maluku serta arahan dari pemerintah Provinsi Maluku, dan
Pemerintah Pusat dan Perbankan;
(2). Analisis Pendapatan Asli Daerah Provinsi Maluku, subsidi Pemerintah
Pusat;
(3). Analisis sumber pembiayaan dari swasta, bantuan luar negeri, hibah,
investor.
11. Analisis Kelembagaan Daerah
Mengkaji kondisi kelembagaan daerah, yaitu meliputi struktur
kelembagaan provinsi, struktur kelembagaan masing-masing lembaga
terkait pembangunan, mekanisme koordinasi internal dan lintas
kelembagaan dalam pembangunan, kondisi SDM daerah yang meliputi
kualitas maupun kuantitas, serta kebutuhan pengembangannya.
12. Analisis Sistem Permukiman
Analisis sistem permukiman bertujuan memahami kondisi, jumlah,
jenis, letak, ukuran, dan keterkaitan antar pusat-pusat permukiman di
wilayah Provinsi. Penggambaran sistem permukiman dapat berupa hirarki
dan fungsi kawasan permukiman.
13. Analisis Penggunaan Lahan
Analisis ini bertujuan mengetahui bentuk-bentuk penguasaan,
penggunaan, dan kesesuaian pemanfaatan lahan untuk kegiatan budidaya
dan kawasan lindung. Dengan analisis ini dapat diketahui intensitas
kegiatan di suatu kawasan, perubahan, perluasan fungsi kawasan, okupasi
kegiatan tertentu terhadap kawasan, benturan kepentingan sektor dalam
pemanfaatan ruang, kecenderungan pola perkembangan kawasan budidaya
dan pengaruhnya terhadap perkembangan kegiatan sosial-ekonomi serta
kelestarian lingkungan.

I - 16

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)


Provinsi m aluku
1.3.4 Tahap Perumusan Konsep RTRW Provinsi Maluku
Perumusan konsep RTRW Provinsi Maluku diawali dengan identifikasi
potensi dan masalah pembangunan. Identifikasi potensi dan masalah
pembangunan tidak hanya mencakup perhatian pada masa sekarang
namun juga potensi dan masalah yang akan mengemuka di masa depan,
dan keterkaitannya dengan masalah pemanfaatan ruang secara efisien dan
maksimal.
Langkah berikutnya adalah perumusan tujuan pemanfaatan ruang
wilayah Provinsi dan perumusan kebijakan dan strategi penataan ruang
wilayah Provinsi. Tujuan dari perencanaan tata ruang wilayah Provinsi
adalah mewujudkan ruang wilayah Provinsi yang mengakomodasikan
keterkaitan
antar
kawasan/kabupaten/kota
untuk
mewujudkan
perekonomian dan lingkungan yang berkesinambungan (sustainable).
Konsepsi Pengembangan Tata Ruang Wilayah adalah suatu arah
secara garis besar kondisi sistem kegiatan sosial ekonomi dan pemukiman
masyarakat dalam ruang wilayah, yang sesuai dengan tujuan
pengembangan tata ruang wilayah yang diharapkan. Perumusan konsep
pengembangan ini dengan mempertimbangkan bahwa pengaturan lokasi
kegiatan produksi dan permukiman serta keterkaitannya sesuai dengan
potensi dan kondisi geografis dan efektivitas penggunaan sumberdaya
wilayah dalam proses kegiatan produksi.
Perumusan Strategi Pengembangan Tata Ruang Wilayah adalah
pendekatan untuk terwujudnya
bentuk ruang yang diinginkan dalam
konsep pengembangan tata ruang wilayah, sehingga tujuan pengembangan
tata ruang wilayah dapat tercapai. Dalam perumusan strategi
pengembangan ini, selain perlu mempertimbangkan karakteristik spesifik
wilayah, juga perlu memperhatikan strategi pengembangan tata ruang yang
ada dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
(1). Strategi pengembangan kawasan-kawasan lindung dan budidaya;
(2). Strategi pengembangan kawasan perdesaan, kawasan perkotaan,
kawasan pesisir, kawasan andalan, kawasan strategis, kawasan
prioritas;
(3). Strategi pengembangan sistem kegiatan pembangunan serta sistem
permukiman perdesaan dan perkotaan;
(4). Strategi pengembangan sistem sarana dan prasarana wilayah;
(5). Strategi pola ruang;
(6). Strategi pengendalian pemanfaatan ruang.

I - 17

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)


Provinsi m aluku
1.3.5 Tahap Perumusan RTRW Provinsi Maluku
Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses penyusunan RTRW
Provinsi. Produk yang dihasilkan dari kegiatan pada tahap ini adalah suatu
dokumen perencanaan tata ruang wilayah Provinsi secara lengkap. Secara
rinci kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
(1). Perumusan skenario Pengembangan Ruang, yaitu perumusan pola
ruang yang dibentuk oleh elemen-elemen ruang, yang mengarahkan
penempatan fungsi-fungsi kegiatan ekonomi, sosial budaya;
(2). Perumusan skenario Pengembangan ekonomi, yaitu penentuan
kegiatan yang mengarahkan basis ekonomi provinsi dan mendasari
lokasi atau pengaturan ruangnya;
(3). Perumusan Rencana Tata Ruang Wilayah, dengan kandungan:
(a). Tujuan pemanfaatan ruang wilayah Provinsi Maluku serta konsep
dan strategi pengembangannya untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan Undang-Undang Penataan Ruang Nasional No.26 tahun
2007;
(b). Strategi dan Kebijakan Tata Ruang Provinsi;
(c). Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi, yang meliputi sistem
perkotaan dalam wilayahnya yang berkaitan dengan kawasan
perdesaan dalam wilayah pelayanannya dan sistem jaringan
prasarana wilayah Provinsi;
(d). Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi, yang meliputi kawasan
lindung dan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis
provinsi;
(e). Penetapan kawasan strategis Provinsi;
(f). Arahan pemanfaatan ruang wilayah Provinsi
program jangka menengah lima tahunan;

yang berisi indikasi

(g). Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi yang


berisi indikasi arahan peraturan zonasi sistem provinsi, arahan
perizinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.

1.3.6 Tahap Kelembagaan dalam Proses Penyusunan RTRW Provinsi


Maluku
Bentuk-bentuk kelembagaan yang terlibat dalam proses penyusunan
RTRW Provinsi dapat berbeda antara satu provinsi dengan provinsi lainnya
sesuai dengan ciri, kondisi, dan kebutuhan provinsi serta seiring dengan
penerapan Otonomi Daerah. Namun demikian, kelembagaan penataan

I - 18

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)


Provinsi m aluku
ruang yang melibatkan berbagai pihak tersebut dapat dikelompokkan
sebagai lembaga formal pemerintahan, lembaga fungsional, dan lembaga
non-formal.
1. Lembaga Formal Pemerintahan
Unit yang diberikan tanggung jawab utama atas penataan ruang di
daerah pada umumnya adalah lembaga yang ditunjuk oleh Gubernur yang
biasanya berada di lingkungan Bappeda, Dinas PU/Kimpraswil atau Dinas
Tata Ruang.
2. Lembaga Fungsional
Dalam penyusunan RTRW Provinsi, tersedia suatu tim adhoc yang
mempunyai tugas memberikan arahan terhadap pihak yang menyusun
RTRW Provinsi dan sekaligus sebagai penanggungjawab substansi rencana.
Tim ini melibatkan unsur-unsur dari pemerintah yang terdiri Bappeda, Dinas
PU/Kimpraswil/Tata Ruang, BPN, BKPMD, perguruan tinggi, dan instansi
terkait lainnya.
3. Organisasi Kemasyarakatan
Selain lembaga-lembaga di atas, penyusunan RTRW Provinsi akan
melibatkan organisasi kemasyarakatan yang umumnya berupa representasi
dari unsur-unsur masyarakat dan berfungsi sebagai wadah bagi penyaluran
aspirasi masyarakat.

1.3.7 Tahap Perumusan Peran Serta Masyarakat dalam Proses


Penyusunan RTRW Provinsi Maluku

Dalam proses penyusunan RTRW Provinsi, peran serta


masyarakat akan terlibat dalam seluruh proses dimulai dari tahap
persiapan sampai pada tahap pengesahan. Bentuk-bentuk peran
serta masyarakat dalam penyusunan RTRW Provinsi dapat berupa:
(1). Pemberian masukan dalam penentuan arah pengembangan;
(2). Pengidentifikasian berbagai potensi dan masalah pembangunan;
(3). Pemberian masukan dalam perumusan RTRW Provinsi;
(4). Pemberian informasi atau pendapat dalam pernyusunan strategi
penataan ruang;
(5). Pengajuan keberatan atau sanggahan terhadap rancangan RTRW
Provinsi;
(6). Kerjasama dalam penelitian dan pengembangan;

I - 19

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)


Provinsi m aluku
(7). Bantuan tenaga ahli.

1.3.8 Proses Legalisasi RTRW Provinsi Maluku


Penetapan RTRW Provinsi menjadi Peraturan Daerah dilakukan oleh
DPRD Provinsi. Langkah awal dari proses penetapan RTRW Provinsi dimulai
dengan mempresentasikan konsep akhir rencana tata ruang oleh tim
penyusun di hadapan DPRD Provinsi untuk dibahas sebagai rancangan
Perda. Selanjutnya, konsep rencana tata ruang yang telah disempurnakan
ditetapkan sebagai suatu Perda melalui sidang paripurna DPRD Provinsi.

1.4.

RUANG LINGKUP

1.4.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan penyusunan tata ruang pada umumnya meliputi :
1. Tahapan Persiapan Survei
Pokok pekerjaan dan hasilnya adalah sebagai berikut :
(1). Persiapan dasar, berupa pengkajian data dan literatur yang telah
ada, yang berkaitan dengan rencana tata ruang wilayah yang
hasilnya dapat berupa asumsi dan hipotesa mengenai keadaan tata
ruang yang direncanakan;
(2). Persiapan teknis survei, berupa pengumpulan peta-peta dasar,
daftar data, dan daftar pertanyaan serta persiapan peralatan
lainnya yang diperlukan dalam menyusun rencana tata ruang.
2. Tahapan Survei
Pokok-pokok pekerjaan dan hasilnya adalah sebagai berikut :
(1). Survei data instansi, berupa pengumpulan data angka atau peta,
uraian mengenai keadaan wilayah, uraian mengenai keadaan
wilayah provinsi keseluruhan dan mengenai kabupaten, maupun
gugus pulau yang ada di wilayah Provinsi Maluku;
(2). Survei lapangan, berupa pengecekan kondisi di lapangan yang
selanjutnya dituangkan pada peta. Untuk lingkup provinsi, maka
yang perlu dipetakan adalah zona resiko bencana alam, kawasan
non-budidaya,
pola
penggunaan
tanah,
kondisi
topografi/kemiringan
tanah,
geologi/daya
dukung
tanah,
hidrologi/sumber air, kondisi sistem transportasi (laut, udara,
darat), penyebaran kegiatan penduduk di tiap pulau (fasilitas sosial

I - 20

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)


Provinsi m aluku
dan ekonomi) dan jaringan utilitas wilayah serta program proyek
yang ada dan sedang berjalan;
(3). Melakukan kajian ulang dan memperbaharui kevaliditasan data
temasuk peta-peta yang tersedia di tingkat kabupaten dan
provinsi;
(4). Interview, yaitu untuk melengkapi ketiga survei tersebut apabila
dirasakan sangat penting guna memperoleh bahan/keterangan
yang lebih rinci.
3. Tahap Kompilasi Data.
Pokok-pokok pekerjaan dan hasilnya adalah sebagai berikut :
(1). Pekerjaan kompilasi data adalah suatu tahap proses seleksi data,
tabulasi data dan mengelompokkan/mensistematisasikan data
sesuai dengan yang diperlukan didalam penyusunan Rencana Tata
Ruang Wilayah. Hasilnya adalah buku Kompilasi Data yang
disajikan menurut urutan sesuai dengan sistematika dilengkapi
dengan tabel, angka-angka diagram dan peta, yang disusun
sedemikian rupa sehingga mudah dibaca serta siap untuk dianalisa.
(2). Jenis data dan sistematikanya adalah sebagai berikut :
(a). Kebijakan Nasional dan Daerah yang diduga berpengaruh pada
perkembangan provinsi yang direncanakan;
(b). Aspek Kebencanaaan, antara lain :
(i)

Penentuan zonasi kerawanan bencana alam;

(ii)

Penentuan zonasi kerentanan bencana alam;

(iii) Penentuan zonasi risiko bencana alam.


(c). Aspek kependudukan, antara lain :
(i)

Jenis kelamin, tingkat pendidikan, agama, lapangan


kerja, pendapatan dan sebagainya;

(ii)

Perkembangan penduduk, dalam hal jumlah, penyebaran


dan komposisi;

(iii) Adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan, dan sebagainya.


(d). Aspek perekonomian, antara lain :
(i)

Produksi
tiap
penyebarannya;

sektor

kegiatan

ekonomi

dan

I - 21

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)


Provinsi m aluku
(ii)

Pola aliran barang dan jasa dalam proses koleksi dan


distribusi.

(e). Aspek sumber daya alam, antara lain :


(i)

Keadaan sumber daya laut, pulau kecil, tanah, air dan


iklim;

(ii)

Sumber daya alam yang belum diolah;

(iii) Keadaan, kondisi dan pengolahan tanah.


(f). Aspek fasilitas pelayanan dan prasarana, antara lain :
(i)

Jenis-jenis fasilitas, jumlah dan penyebarannya di


wilayah perencanaan, baik untuk melayani kegiatan
sosial maupun kegiatan ekonomi;

(ii)

Jenis-jenis prasarana wilayah dan perkotaan seperti


jalan, listrik, drainase, air minum, baik dalam kualitas
maupun kuantitasnya;

(iii) Perkembangan mengenai pengadaan fasilitas dan


prasarana/ sarana, baik dalam hal kualitas, kuantitasnya
maupun sumber dana yang digunakan bagi pembiayaan
pembangunannya.
(g). Aspek administrasi/pengelolaan pembangunan, antara lain :
(i)

Keadaan organisasi aparatur pelaksanaan pembangunan,


struktur organisasi, tata kerja, khususnya yang
menggambarkan mekanisme dan tata kerja dinas atau
unit pelaksana teknis daerah yang berfungsi dalam
pengendalian pelaksanaan rencana provinsi;

(ii)

Keadaan keuangan daerah, pajak dan retribusi ditinjau


menurut sumbernya beserta perkembangannya;

(iii) Keadaan status pemilikan/hak guna usaha tanah seperti


Hak Pengelolaan Hutan secara umum;
(iv) Keadaan tanah dan guna lahan secara umum;
(v) Peraturan-peraturan Daerah atau kebijakan Pemerintah
Daerah lainnya tentang pelaksanaan pembangunan.
(h). Selain data kuantitatif mengenai kondisi eksisting
(sekarang) juga dilengkapi data mengenai potensi
pembangunan dan mengenai permasalahan yang
dihadapi.

I - 22

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)


Provinsi m aluku
4. Tahap Analisis.
Merupakan kegiatan pengkajian terhadap beberapa aspek kondisi
wilayah dan data berdasarkan prinsip-prinsip, pendekatan dan metode
serta teknik analisis perencanaan provinsi yang dilakukan baik secara ilmiah
maupun secara praktis.
Secara umum, tahapan
adalah sebagai berikut:

analisis, pokok pekerjaan dan hasilnya

(1). Di dalam keseluruhan analisis pada prinsipnya terdapat empat jenis


penilaian yaitu:
(a). Analisis keadaan dasar adalah menilai kondisi pada saat
sekarang;
(b). Analisis kecenderungan kerawanan bencana alam sejak masa
lalu sampai sekarang dan kemungkinan-kemungkinannya di
masa depan;
(c). Analisis sistem perwilayahan serta kebutuhan ruang dan
prasarana dan sarana, yaitu menilai hubungan ketergantungan
antara sub sistem atau antar fungsi dan pengaruhnya;
(d). Analisis
kemampuan
pengelolaan
pembangunan
pada
pemerintahan Provinsi Maluku, yaitu menilai kondisi keuangan
daerah, organisasi pelaksana dan pengawasan pembangunan,
personalia, baik pada saat sekarang maupun yang diperlukan
di masa depan.
(2). Hal-hal pokok analisa adalah :
(a). Makro
mencakup
analisis
kemampuan
berkembangnya provinsi, antara lain menilai :

tumbuh

dan

(i)

Potensi wilayah dan permasalahannya, sehingga terdapat


gambaran hubungan atau ketergantungan provinsi
dengan wilayah sekitarnya;

(ii)

Pengaruh potensi dan permasalahan tersebut terdapat


perkembangan sektor-sektor kegiatan di provinsi
sehingga
terdapat
gambaran
hubungan
atau
ketergantungan antar sektor;

(iii) Pengaruh potensi dan permasalahan yang berkaitan


dengan bencana alam sehingga terdapat gambaran
arahan struktur dan pola ruang di Provinsi Maluku untuk
pembangunan.
(b). Mikro mencakup:

I - 23

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)


Provinsi m aluku
(i)

Analisis kependudukan;

(ii)

Analisis perekonomian;

(iii) Analisa bentuk dan struktur ruang;


(iv) Analisis keadaan fasilitas dan prasarana;
(v) Analisis penentuan fungsi wilayah;
(vi) Analisis keuangan dan pengelolaan.
5. Tahap Penyusunan Rancangan Rencana.
Merupakan suatu tahap sebelum mencapai penyusunan Rencana
Final, yang merupakan suatu Rancangan Rencana sebagai bahan yang akan
dibahas didalam forum seminar.
Pokok-pokok pekerjaan dan hasilnya adalah sebagai berikut :
(1). Rancangan Rencana tersebut merupakan rumusan kebijakan
dasar dalam pengembangan tata ruang wilayah sampai kurun
waktu 20 tahun mendatang yang dibagi menurut jangka waktu 5
tahun;
(2). Merumuskan tujuan pembangunan dan pengendalian
wilayah sesuai dengan cita-cita masyarakat setempat.

ruang

Merumuskan kebijakan dasar rencana antara lain mencakup :


(1). Penentuan fungsi dan peranan serta kedudukan provinsi dalam
kerangka perwilayahan;
(2). Penentuan Zonasi Resiko Bencana;
(3). Penentuan strategi dasar pengembangan sektor-sektor kegiatan
pembangunan, sebagaimana disebut dalam Pola Umum
Pembangunan Nasional/Daerah jangka panjang dan pada Pola
Dasar
Pembangunan
Daerah
yang
disesuaikan
untuk
pengembangan wilayah;
(4). Kebijakan kependudukan, dalam jumlah dan kepadatan;
(5). Pengembangan tata ruang, dalam hal penetapan struktur wilayah
yang optimal, pola intensifikasi dan arah ekstensifikasi
pemanfaatan ruang di tiap pulau;
(6). Pengembangan fasilitas dan utilitas, dalam kaitannya dengan
fungsi-fungsi yang akan ditingkatkan.
Selanjutnya, rumusan kebijakan dasar rencana tersebut dijabarkan
dan dituangkan dalam bentuk rancangan rencana tata ruang yang meliputi :

I - 24

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)


Provinsi m aluku
(1). Pengembangan konsep wilayah yang direncanakan di masa depan
yang memberikan gambaran komponen-komponen utama
wilayah, pembagian gugus pulau, rencana pemanfaatan lahan di
tiap pulau, fungsi dan pusat pelayanan tiap pulau, kawasan
tertentu/khusus dan sebagainya;
(2). Rencana struktur termasuk di dalamnya sistem perkotaan dan
sistem jaringan prasarana;
(3). Rencana pola ruang yang meliputi kawasan lindung dan kawasan
budidaya :
(a). Penetapan kawasan strategis provinsi;
(b). Arahan pemanfaatan ruang provinsi;
(c).

Arahan pengendalian
provinsi.

pemanfaatan

ruang

wilayah

6. Tahapan Penyusunan Rencana


(1). Penyempurnaan dan Pengesahan Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Maluku;
(2). Pengenalan rencana tata ruang bagi seluruh instansi terkait dan
masyarakat.

1.4.2

Lingkup Wilayah

Lingkup wilayah pekerjaan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah


Provinsi Maluku meliputi seluruh wilayah administrasi Provinsi Maluku, yang
meliputi 2 wilayah kota, yaitu Kota Ambon dan Kota Tual serta 9 (sembilan)
wilayah administrasi kabupaten yang meliputi Kabupaten Maluku Tenggara,
Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Kabupaten Maluku Barat Daya
Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Seram Bagian Timur,
Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Buru, Kabupaten Buru Selatan dan
Kabupaten Kepulauan Aru, dengan luas keseluruhan daratan dan lautan
adalah 712.480 km2.

I - 25

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)


Provinsi m aluku

Gambar 1.3
PETA ADMINISTRASI WILAYAH PROVINSI MALUKU

I - 26

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)


Provinsi m aluku
1.5.

PRODUK PEKERJAAN

Hasil dari pekerjaan ini adalah Naskah Akademis Penyempurnaan


Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Maluku berupa Buku Data
dan Analisa beserta Buku Rencana berupa arahan dan prioritas
pembangunan, upaya mitigasi bencana alam serta mekanisme peran serta
masyarakat, dengan kedalaman peta-peta berskala 1 : 250.000. Hal ini
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah yaitu
dengan tingkat ketelitian minimal berskala 1 : 250.000.

1.6. SISTEMATIKA PEMBAHASAN


Sesuai dengan tujuan penyusunannya, ruang lingkup pembahasan
dokumen Laporan Antara (Fakta & Analisa) pekerjaan Penyempurnaan
Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Maluku ini dirinci
berdasarkan susunan sistematika sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan.
Bab ini berisi tentang latar belakang mengapa dibutuhkan
pekerjaan Penyempurnaan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Maluku, maksud dan tujuan pekerjaan, ruang lingkup pekerjaan
dan ruang lingkup wilayah perencanaan, pendekatan dan
metodologi yang berisi gambaran proses pekerjaan dalam rangka
penyusunan RTRW Provinsi Maluku dan model-model analisa yang
dapat digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Maluku.
Bab 2 Tinjauan Kebijakan Studi Pengembangan Wilayah.
Bab ini berisi tentang pemahaman awal terhadap wilayah
perencanaan yang meliputi pemahaman tentang tinjauan kebijakan
perencanaan Nasional , kebijakan pembangunan Kawasan Timur
Indonesia dan tinjauan kebijakan Pembangunan Provinsi Maluku.
Bab 3 Tinjauan Wilayah Provinsi Maluku.
Bab ini berisi tentang pemahaman awal terhadap wilayah
perencanaan yang meliputi pemahaman tentang kebijakan
pembangunan dan gambaran umum wilayah Provinsi Maluku, baik
kondisi fisik, sosial kependudukan, ketersediaan sarana dan
prasarana, kondisi sistem transportasi, dan lain sebagainya.
Bab 4 Penentuan Zona Risiko Bencana Alam Di Provinsi Maluku.
Pada bab ini dibahas hal hal yang berkaitan dengan bencana dan
pembagian wilayah zonasinya. Adapun isi dari bab kebencanaan
adalah penjelasan umum zonasi kawasan rawan bencana yang

I - 27

Rencana t ata r uang w ilayah (RTRW)


Provinsi m aluku
meliputi penentuan zonasi kawasan bencana gempa bumi, tsunami,
longsor dan banjir.
Bab 5 Analisis Pengembangan Wilayah Di Provinsi Maluku.
Bab ini berisikan analisis mengenai beberapa aspek non fisik,
antara lain aspek kependudukan, ekonomi regional, analisis sektorsektor
unggulan
serta
analisis
kemampuan
pembiayaan
pembangunan wilayah. Disamping itu, juga akan diberikan analisis
mengenai kondisi dan potensi investasi swasta dan masyarakat di
Provinsi Maluku.

I - 28

Anda mungkin juga menyukai