Disusun Oleh
1.
2.
3.
4.
Afresa Amanda
NIM H1E114002
Lianatul Munjiah
NIM H1E114013
Maria Septia Memorini
NIM H1E114017
M. Rinaldy Kusuma SY
NIM H1E114018
Afresa Amanda
H1E114002
Lianatul Munjiah
H1E114013
H1E114017
M. Rinaldy Kusuma SY
H1E114018
HALAMAN PENGESAHAN
STUDI
KASUS
TENTANG
PENYAKIT
TYPOID
Afresa Amanda
Lianatul Munjiah
Maria Septia Memorini
M. Rinaldy Kusuma SY
H1E114002
H1E114013
H1E114917
H1E114018
Program Studi
:
Teknik Lingkungan
Peminatan
:
Epidemiologi
Disahkan Oleh
DosenPembimbing
DosenPembimbing
Hyp.,ST.,Mkes
Nip. 19780420 20050 1 00
DI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada umat-Nya.
Atas berkat-Nya pula penulis dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah yang berjudul Pengantar Epidemiologi ini tepat pada waktunya.
Adapun penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Epidemiologi.
Tersusunnya tugas ini, tidak terlepas dari dukungan dan bantuan
serta bimbingan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan terimakasih, kepada :
1. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa dan
dukungan dalam pengerjaan makalah ini.
2. Bapak Prof. Dr. H. Sutarto Hadi, M.Si., M.Sc selaku Rektor Universitas
Lambung Mangkurat.
3. Bapak Dr. Ing. Yulian Firmana Arifin, ST. MT selaku Dekan Fakultas
Teknik Universitas Lambung Mangkurat..
4. Bapak Dr. Rony Ridwan ST.MT selaku kepala prodi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat.
5. Ibu Dr. Hj. Endah Labati Silapurna, MH, Kes selaku direktur dan seluruh
staf Rumah Sakit Umum Daerah Banjarbaru.
6. Ibu Prof. Dr. Qomariyatus Sholihah,Amd.Hyp,ST,.M.Kes dan Nova Annisa,
S.Si.Ms selaku dosen mata kuliah epidemiologi
7. Semua Pihak yang telah membantu Penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai kekurangan.
Oleh karena itu, kami selaku tim penulis sekaligus penyusun
mengharapkan kritik, saran, bimbingan serta nasihat yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Besar harapan kami semoga makalah ini
bermanfaat bagi kami tersendiri serta bagi pembaca dalam meningkatkan
pengetahuan dan prestasi belajar.
Banjarbaru,
November 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL....................................................................................................... iv
DAFTAR BAGAN...................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR................................................................................................... vi
DAFTAR GRAFIK.................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................. viii
RINGKASAN........................................................................................................... ix
BAB I...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN....................................................................................................... 1
1.1Pendahuluan.................................................................................................. 1
1.2Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
1.3Tujuan............................................................................................................ 2
1.4Manfaat......................................................................................................... 2
1.5 Metode Penelitian......................................................................................... 3
BAB II..................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................ 4
2.1 Definisi dan Arti Epidemiologi.......................................................................4
2.2 Konsep Epidemiologi.................................................................................10
2.3Definisi Dari Penyakit Demam Typoid..........................................................17
2.4 Konsep Terjadinya Demam Typoid..............................................................19
BAB 3................................................................................................................... 31
HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................... 31
3.1Hasil............................................................................................................ 31
3.2 Pembahasan............................................................................................... 33
BAB IV.................................................................................................................. 35
PENUTUP.............................................................................................................. 35
4.1 Kesimpulan................................................................................................. 35
4.2 Saran.......................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 36
LAMPIRAN............................................................................................................ 39
DAFTAR TABEL
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.2Klasifikasi Penyakit............................................................................... 8
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Wawancara Dengan Keluarga Pasien
39
Gambar 2 Wawancara Dengan Pasien Penderita TypoidBapak Ariko
39
Gambar 3 Observasi Data Di RSUD Banjarbaru dengan Bapak Apid Widiarta,
Amd, Pk
40
DAFTAR GRAFIK
DAFTAR LAMPIRAN
RINGKASAN
Epidemiologi merupakan
ilmu yang mempelajari hal hal yang
berhubungan dengan masyarakat. Di dalam kesehatan ilmu Epidemiologi
sangatlah penting karena didalamnya terdapat peran dan tindakan yang harus
dilakukan untuk pencegahan masalah kesehatan tersebut. Evironmental
epidemiology atau epidemiologi lingkungan mempelajari dampak potensial dari
perubahan lingkungan secara global terhadap kesehatan masyarakat.
Epidemiologi mempelajari tentang timbulnya suatu peyakit atau fenomena
kesehatan,penyebab timbulnya penyakit,faktor yang memengaruhi, bagaimana
penyebarannya dan penanggulangannya.
Epidemiologi demam typoid yang mencakup tentang frekuensi, distribusi
dan determinan penyakit berdasarkan atribut & variabel menurut segitiga
epidemiologi (orang, Tempat, danwaktu). Pasien penderita typoid yang menjalani
rawat inap di RSUD Banjarbaru selalu ada setiap bulan dan merupakan penyakit
dengan jumlah penderita terbanyak jika di jumlahkan dibandingkan dengan
penyakit lain yang berhubungan dengan lingkungan selang waktu januari sampai
dengan agustus 2015.
BAB I
PENDAHULUAN
1 Pendahuluan
Lingkungan yang bersih adalah lingkungan yang sehat, karena
lingkungan merupakan suatu tempat yang umumya terdapat berbagai
jenis populasi maka dengan berbagai perbedaan cara hidup akan
menjadi salah satu penyebab meningkatnya penyebaran penyakit.
Dengan menerapkan konsep epidemiologi yang merupakan salah satu
disiplin ilmu dalam ilmu kesehatan, maka suatu masalah kesehatan
dapat diketahui penyebab dan penanggulangannya. Epidemiologi
adalah ilmu yang mempelajari berbagai faktor dan kondisi yang
mempengaruhi suatu kejadian dan penyebaran keadaan sehat, sakit,
kerusakan jaringan, kelumpuhan, serta kematian pada masyarakat.
Dalam perkembangannya, epidemiologi telah banyak berkecimpung
dalam penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Epidemiologi
mempelajari determinan, distribusi dan frekuensi suatu penyakit dan
masalah-masalah kesehatan lainnya (Slamet, 2011).
menjadi
permasalahan
terbesar
yang
diderita
oleh
mengatasi
permasalahan
tersebut
secara
lebih
pendekatan
menggambarkan
epidemiologi
masalah
deskriptif
kesehatan
yang
yang
bertujuan
terdapat
di
untuk
dalam
1
2
3
4
5
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Untuk
Bagaimana terjadinya?
Bagaimana penyebarannya?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi dan Arti Epidemiologi
Penelitian - penelitian epidemiologiyang
Indonesia
menunjukkan
bahwa
penyakit
banyak
menular
dilakukan
di
masihmerupakan
gosok
gigi,
yang
juga
digunakan
sebagai
kakus),
dan
ini
disebabkan
oleh
Salmonella
typhosa
dan
hanya
Inggris
dan
sebagai
kecenderungan
analisis
yang
data
terjadi
kesehatan,
untuk
sosial
mengadakan
sebagaiilmu
yang
ditujukan
pada
upaya
pasti,
diutamakan
pada
cara
penularan,
infektivitas,
cara
fenomena
kesehatan
tersebut
dapat
menyebar
epidemiologi
modern.Perubahan
konsep
epidemiologi
perkembangan
konsep
sehat
dan
sakit
itu
sendiri.
Semua
Didasarkan
pada
pergeseran
pengertian
epidemiologi,
dapat
disiplin
menggunakan
comprehensive
approach,
baik
dan
dan
Analitik
tentang 1. Idem, meliputi keseluruhan data
morbalitas
data
karakteristik
kondisi
kesehatan lain.
menurut
seperti
statistis.
metode
kohort,
berbagai variabel:
case
control,
analisis
dan
uji
4. Mengadakan
epidemiologi
deskriptif,
analisis
analisis
untuk
tabulasi
prosedur
pengetahuan
penanganan
masalah
letupan
dan
endemisitas
penyakit
dengan
hubungan sebab-akibat.
tanpa
uji
operasional.
Sumber : Slamet, 2011. Dasar-Dasar Epidemiologi.
Bagan 2.2
Klasifikasi Penyakit
Klasifikasi Penyakit (P)
P. INFEKSI
P.I MENULAR
Contoh :
- Dipteri
- TBC
- Typhus
abdominalis
- Hepatitis
P.NON-INFEKSI (NI)
- Nutritional disease
-Nutritional related
- P. Metabolisme
- P. Geriatri
- P. Alkoholisme
- P. Karsinogenik
- Trauma accidental
- P. Kardiovaskular
- P. Kejiwaan (stres)
- P. Karena pecermaran
P.I NON
MENULAR
Contoh :
- Tetanus
- Streptococcen
- Stafilococcen
terkait
epidemiologi.Studi
epidemiologi
dapat
Non eksperimental:
-
b.
Studi kohort
Studi kasus kontrol/case control study/studi retrospektif.
Studi ekologik.
Eksperimental.
2.
dan
penyakit
untuk
tujuan
perbandingan
perbedaan-
11
12
tentang
penilaian
secara
keseluruhan
keberhasilan
suatu
13
sekelompok
populasi/manusia,
sehingga
terbagi
menjadi
karena
studi
epidemiologi
dapat
digunakan
untuk
mempengaruhinya,
meneliti
perjalanan
penyakit
alamiah,
variabel
epidemiologi
Person
meliputi
perbedaan
Sosial
Ekonomi
seperti
14
pekerjaan,
status
perkawinan,
tempat
diharapkan
setempat
dan
memperhatikan
sifat
bagaimana
karakteristiknya,
apakah
keadaan
penyakit
yang
kemudian
hipotesa
diuji
untuk
membuktikannya
15
Epidemiologi
diharapkan
berperan
dalam
bidang
kesehatan
lainnya
seperti
administrasi
kesehatan
masyarakat,
yang
meliputu
idetifikasi
masalah
memilih
prioritas,
pentingnya
menentukan
pengaruh
berbagai
faktor
17
mempelajari
luar
biasa
serangkaian
(KLB)
peristiwa
penyakit
yang
dikomunitas
menyebabkan
melibatkan
18
meningkatnya
penyakit
akibat
pola
perilaku gaya hidup yang tidak sehat instabilities lingkungan yang tidak
ramah, tuntutan masyarakat atas layanan kesehatan yang layak terus
meningkat. Hal ini berjalan seiring dengan berjalannya daya dukung,
kebijakan
dan
masyarakat.
Perubahan
penyangga
berkepihakan
lingkungan
kehidupan
yang
dan
terhadap
menyebabkan
juga
bersumber dari
Aktivitas manusia
Terutama pembangunan
pemerintah
kesehatan
industri,
kepentingan
perubahan
manusia
transportasi
sistem
diantaranya
dan
pemukiman
(Slamet, 2011)
Penyakit
dari
sudut
epidemiologi
digambarkan
sebagai
mal-
lingkungannya
dan
merupakan
19
fenomena
sosial
dimana
penyakit dapat timbul setiap saat pada seluruh bagian masyarakat di atas
permukaan bumi ini tanpa ada pengecualian.
Apabila Epidemiologi dapat dipahami dan diterapkan dengan baik,
akan diperoleh berbagai manfaat yang jika disederhanakan adalah
sebagai berikut :
1. Membantu Pekerjaan Administrasi Kesehatan.
Membantu pekerjaan dalam Perencanaan ( Planning ) dari pelayanan
kesehatan, Pemantauan ( Monitoring ) dan Penilaian ( Evaluation ) suatu
upaya kesehatan.
2. Dapat Menerangkan Penyebab Suatu Masalah Kesehatan.
Dengan diketahuinya penyebab suatu masalah kesehatan, maka
dapat disusun langkah langkah penaggulangan selanjutnya, baik yang
bersifat pencegahan ataupun yang bersifat pengobatan.
3. Dapat Menerangkan Perkembangan Alamiah Suatu Penyakit.
Pengetahuan tentang perkembangan alamiah ini amat penting dalam
menggambarkan
perjalanan
suatu
penyakit.
Dengan
pengetahuan
20
2.3
bahwa terdapat 800 penderita per 100.000 penduduk setiap tahun yang
ditemukan sepanjang tahun. Penyakit initersebar diseluruh wilayah
dengan insiden yang tidak terlalu berbeda jauh antar daerah. Serangan
penyakit lebih bersifat sporadis dan bukan endemik. Suatu daerah terjadi
kasus yang terpencar pencar dan tidak mengelompok. (Dr. Widoyono,
2011)
Menurut Simanjuntak (1990) Demam tifoid merupakan salah satu
masalah kesehatan yang sedang berkembang di Indonesia, karena
penyakit ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang merugikan
berupa perdarahan dan perforasi usus yang tidak jarang berakhir dengan
kematian dari penderita. Penyakit ini berkaitan erat dengan adanya
kepadatan penduduk, urbanisasi, sanitasi lingkungan dan sumber air
bersih serta standar kehidupan dan kebersihan yang rendah. Biasanya
angka kejadian tinggi pada daerah tropik dibandingkan dengan daerah
yang berhawa dingin (Rustam, 2012).
Demam
tifoid
merupakan
penyakit
infeksi
usus
halus
yang
21
dan
buahbuahan),
sayuran
yang
dipupuk
dengan
tinja
22
negara
tersembunyi,
maka
penemuan
kasus
sedini
mungkin
serta
23
berkembang
biak,
kemudian
kuman
masuk
mencapai
sel-sel
air
terkontaminasi
(seperti
sayur-sayuran
dan
buah-
24
kesadaran
pasien
menurun,
yaitu
apatis
sampai
demam.
Kadang-kadang
ditemukan
pula
bradikardia
dan
25
menurun
pencegahan
juga
dapat
dilakukan
dengan
menjaga
26
baik adalah toilet yang disiram serta ditutup sehingga tidak ada lalat serta
tidak membeli makanan yang tidak ditutup atau yang tidak bersih (Indah,
2015).
Pencegahan untuk memperkecil kemungkinan tercemar S.typhi, maka
setiap individu harus memperhatikan kualitas makanan dan minuman
yang mereka konsumsi. S.typhi akan mati dalam air yang dipanaskan
setinggi
57
iodinasi/klorinasi.
dalam
Vaksinasi
beberapa
atau
menit
imunisasi,
atau
dengan
memberikan
proses
pendidikan
baik
pada
industri
makanan
maupun
restoran
dapat
demam
tifoid
melalui
gerakan
nasional
sangat
27
menggunakan
cara-cara
yang
cermat
dan
bersih
dalam
28
29
tidak
terserang
demam
tifoid
karena
BAB
mereka
tidak
30
yang
kurang
menjaga
kebersihan
saat
memasak,
umum,
meliputi
usaha
memelihara
dan
mempertahankan
kebiasaan atau pola hidup yang sudah ada dalam masyarakat yang dapat
mencegah meningkatnya risiko terhadap penyakit dengan melestarikan
pola atau kebiasaan hidup sehat yang dapat mencegah atau mengurangi
tingkat risiko terhadap penyakit tertentu atau terhadap berbagai penyakit
secara
umum.
Pencegahan
tingkat
pertama
(primery
prevention)
faktor-faktor
risiko,
pencegahan
31
tingkat
pertama
ini
dengan
memperhatikan
penyediaan
air
minum
yang
kedua
berbentuk
kapsul
yang
diminum
sekali
sehari.
32
demam
tifoid
di
negara-negara
berkembang
khususnya
Indonesia.
Apabila pasien sedang dalam masa pemulihan dari typoid, langkahlangkah berikut dapat membantu supaya pasien tidak menularkan
penyakit tersebut kelingkungan maupun
Langkah
dasar
alkohol
untuk
berjaga-jaga
33
jika
air
bersih
tidak
tersedia.Jangan
minum
air
yang
kelihatan
kotor.Air
minum
yang
.Usahakan
minum
air
dalam
kemasan
atau
air
minum
fisik
manusia
yang
mungkinmenimbulkan
atau
dapat
tidak
menimbulkan
penyakit
bagi
manusia
(Soekidjo
Notoatmodjo, 2003).
Dalam dunia kesehatan khususnya kesehatan lingkungan, perhatian
air dikaitkan sebagai faktor perpindahan atau penularan penyebab
penyakit. Air membawa penyebab penyakit dari kotoran (feces) penderita,
kemudian sampai ke tubuh orang lain melalui makanan, susu dan
minuman. Air juga berperan untuk membawa penyebab penyakit infeksi
yang biasanya ditularkan melalui air yaitu typus abdominalis. Manusia
menggunakan air untuk berbagai keperluan seperti mandi, cuci, kakus,
produksi pangan, papan, dan sandang. Mengingat bahwa berbagai
penyakit
dapat
dibawa
oleh
air
kepada
manusia
pada
saat
34
35
4) Perlindungan Mata Air(PMA) : sumber air harus pada mata air, lokasi
harus berjarak minimal 11 meter dari sumber pencemar, atap dan
bangunan rapat air serta di sekeliling bangunan dibuat saluarn air hujan
yang arahnya keluar bangunan.
5) Perpipaan : pipa yang digunakan harus kuat tidak mudah pecah,
jaringan pipa tidak boleh terendam air kotor, bak penampungan harus
rapat air dan tidak dapat dicemari oleh sumber pencemar, pengambilan
air harus memalui kran (Lud Waluyo, 2009).
Pembuatan jamban atau kakus merupakan usaha manusia untuk
memelihara kesehatan dengan membuat lingkungan tempat hidup yang
sehat.
36
perantara
penyakit
demam
tifoid
yaitu
pencegahan
pangan
pada
penduduk
kota
berpenghasilan
rendah
lebih
makanan
dalam
kelompok
ini
terutama
disebabkan
oleh
38
panjang kloramfenikol. Hal lain yang menguntungkan adalah efek samping dan angka
kekambuhan yang lebih rendah, serta lama demam turun yang lebih cepat. Pengetahuan dan
penilaian klinis yang baik diperlukan dalam memilih terapi empiris yang tepat terutama bila
fasilitas uji resistensi tidak memadai. (Sondang, 2010)
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil
Berdasarkan metode penelitian epidemiologi secara deskriptif yang
JANUAR
FEBRUA
MARE
APRI
ME
JUN
T
Typoid
DHF
Diare
I
72
52
30
RI
96
59
T
84
52
L
46
32
I
35
I
30
36
39
AGUSTU JUMLA
JULI
16
S
34
83
H
413
195
149
Demam
Dengue
32
45
52
129
ISPA
23
20
16
20
13
92
Sumber :Kasi Rekam Medik RSUD Banjarbaru, 16 November 2015
Penulis menyimpulkan bahwa penderita penyakit typoid pada rentan
waktu januari sampai dengan agustus 2015 adalah penyakit tertinggi
yang banyak diderita oleh masyarakat di wilayah sekitar kota Banjarbaru,
data diatas menunjukkan bahwa penyakit typoid lebih tinggi penderitanya
dengan
jumlah
413
orang
dibandingkan
dengan
penyakit
40
Jumlah Pasien
lingkungan
2015.Pengajuan
selang
pertanyaan
waktu
yang
januari
sampai
berkaitan
dengan
dengan
agustus
epidemiologi
bakteri
Salmonella
Thyphi
4. Asal pasien / tempat kejadian : Kel/Desa Kait-Kait, Kecamatan Batibati, Pelaihari Kalsel.
5.
Jumlah pederita yang diwawancarai : 1 orang
6. Penyebaran penyakit : Penyebaran peyakit dimulai dari pola makan
yang tidak sehat, lingkungan tempat pekerjaan yang kurang bersih
dan menderita peyakit maag.
7. Ciri ciri terkena penyakit : Naik turunnya suhu tubuh pasien, mual,
pusing, dan menurunnya hemoglobin pasien.
41
3.2 Pembahasan
Pada saat ini epidemiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok
manusia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Epidemiologi adalah
ilmu yang mempelajari hal hal yang berhubungan dengan masyarakat.
Di
dalam
kesehatan
ilmu
Epidemiologi
sangatlah
penting
karena
penyebab
Epidemiologi
atau
agen
lingkungan
dan
lingkungan
mempelajari
atau
dampak
environment.
potensial
dari
atau
ketidak
seimbangan
antara
host,
agent
dan
masyarakat
sendiri.
Masyarakat
belum
mengerti
akan
42
lingkungan
yang
tidak
bersih
maupun
perubahan
kondisi
43
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan mengenai pengantar epidemiologi adalah
sebagai berikut :
1. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari hal hal yang
berhubungan
dengan
masyarakat.
Di
dalam
kesehatan
ilmu
feomena
masyarakat,
kesehatan
selanjutnya
yang
terjadi
diperlukan
di
suatu
data-data
lingkungan
yang
menjadi
mendidih
dan
melakukan
44
vaksinasi
untuk
mencegah
4.2 Saran
Agar tidak terjadi ketidakseimbangan diantara enviromental, host
dan agent yang dapat menimbulkan terjadiya suatu peyakit maka
masyarakat diharapkan untuk selalu menjaga keseimbangan antara ketiga
unsur tersebut.
45
DAFTAR PUSTAKA
Umar.
2010.
Manajemen
Penyakit
Bebasis
Wilayah.
http://jurnalkesmas.ui.ac.id/index.php/kesmas/article/view/217/217
(Online) Diakses pada tanggal 24 Desember 2015
Dr. Widoyono.2011. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan
Dan Pemberantasan. Jakarta : Erlangga
Husada, Dian. 2015.Pengantar Kesehatan Masyarakat.
http://boyan.com/p/proses-terjadinya-penyakit.html?m
Diakses pada tanggal 1 November 2015
Husin,Muhammad.2013.Pengantar Epidemiologi.
46
(Online).
http://www.slideshare.net/sarianadowanx/pengantar-epidemiologi
(Online). Diakses pada 30 November 2015.
Indah, Ilfa Istya.2015. Asuhan Kebida Asuhan Kebidanan Pada Balita Sakit
Dengan Demam Tifoid Di RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota
Mojokerto.
Http://Repository.Poltekkesmajapahit.Ac.Id/Index.Php/Pubkeb/Article/V
iew/396/310(Online). Diakses 5 Desember 2015
Nugraheni, Sri Wahyuningsih, Diah Ariani Dan Yasinta Ruslinawati. 2013.
Tinjauan Kelengkapan Dokumen Rekam Medis Pasien Rawat Inap
Penyakit Typhoid Fever Di RSUD Banyudono Boyolali Tahun 2012. Vol.
III No. 3
Putra, Ade .2012. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Demam Tifoid Terhadap Kebiasaan Jajan Anak Sekolah Dasar.Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro.
Raflizar, Maria Holly Herawati. 2010. Hubungan Faktor Determinan
Dengan
Kejadian
Tifoid
Dipulau
Jawa.
Badan
Penelitian
Dan
Sidabutar, Sondang. 2010. Pilihan Terapi Empiris Demam Tifoid pada Anak :
Kloramfenikol atau Seftriakson?. Jakarta :Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia
Susilo.2013. Gambaran Sikap Ibu Dalam Pencegahan Demam Thyphoid
Pada Anak Usia 5-9 Tahun Di Desa Peterongan Kecamatan Peterongan
Kabupaten Jombang. Jombang : Stikes Pemkab Jombang.
Wahyudin
Rajab.2009.Buku
Ajar
Epidemiologi
Untuk
Mahasiswa
48
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. Dokumentasi Lapangan
50
51
52
1.
LAMPIRAN 2. Soal
2. Epidemiologi jika
ditinjau
dari
berbagai
aspek
berdasarkan
orang (person)
e. Aspergillus oryzae
12.
13.
54
14.
INDEKS
15.
16.
43.
17.
Administratif 5,41
44.
Edukasi 10
18.
Agen
45.
Endemisitas 7
46.
Epistaksis 19
5,12,13,20,23,31,33
19.
Akademik 5
47.
Etiologis 11
20.
Analitik 6,7,8,9,
48.
Environment 5
21.
auxilliary disciplines 6
49.
Evaluation 14
22.
50.
23.
51.
24.
Biostatistik 12
52.
Fisiologi 13
25.
bradikard relatif 18
53.
Fomite 13
26.
bronkopneumonia 19
54.
27.
55.
28.
56.
Geologi 41
29.
Cariier 13
57.
Geografi 11
30.
58.
Gordon 5,6
31.
Chotipa 24
59.
32.
Communicable
60.
61.
Hipertensi 11
62.
Hiperpireksia 19
Disease Cotrole 6
33.
34.
63.
Hemofilia 11
35.
Degenaratif 10
64.
Herediter 11
36.
Dehidrasi 19
65.
Higiene 16,18,21,28
37.
Demos 4
66.
Host 5,12,13,20,31
38.
Delirium 19
67.
39.
Deskriptif
68.
69.
Infeksi
1,2,3,6,7,8,9,10,29,30
40.
Disease 6,27
1,4,6,10,16,18,19,20,22,
41.
Determinan
31
1,8,10,35
42.
55
70.
Inferensial 7
71.
Insidensi 5,14
72.
Instabilities 14
97.
Place 7,11,12
73.
Intervensi 9,10
98.
Planning 14
74.
Industrialisasi 4
99.
prevalensi 5,9
100.
psikososial 14
Public Health 4
75.
76.
101.
77.
Karsinoma paru-paru
102.
11
103.
R
Retrospektif 9
78.
Klorinasi 20
104.
79.
Kohort 7,9
105.
80.
Kontinua 19
106.
81.
Korelasi 7
107.
Salmonella typhosa
82.
4,17
83.
108.
screening test 7
84.
Logos 4
109.
sickle cell 11
85.
86.
87.
major disciplies 6
88.
mal-adjusment 14
89.
Mobilitas11
90.
Monitoring 14
91.
monovalen salmonella
110.
Morbidilitas 6
93.
Mortalitas 6,7
P
96.
peritonitis19,41
112.
Time 7,11
113.
thypus abdominalis 4
114.
toksin 5,18
116.
117.
Urbanisasi 16
118.
94.
95.
115.
typhi 20
92.
111.
119.
120.
Vektor 13,14,27
121.
122.
56