Anda di halaman 1dari 2

Manifestasi klinis

Manifestasi klinis diabetes mellitus dikaitkan dengan konsekuensi metabolik difisiensi


insulin. Pasien-pasien dengan difisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa
plasma puasa yang normal, atau toleransi glukosa setelah makan karbohidrat. Jika
heperglikemianya berat dan melebihi ambang ginjal untuk zat ini, maka timbul glikosuria.
Glokosuria ini akan mengakibatkan diurosis osmotik yang meningkatkan pengeluaran urin
(poliuria) dan timbul rasa haus (polidipsia). Karena glukosa hilang bersama urin, maka pasien
mengalami keseimbangan kalori negatif dan berat badan berkurang. Rasa lapar yang semakin
besar (polifagia) mungkin akan timbul sebagai akibat kehilangan kalori. Selain itu pasien
juga mengeleh lelah dan mengantuk (prince and wilson, 2005)
Pada pasien diabetes tipe I, pasien dapat menjadi sakit berat dan timbul ketoasidosis,
serta dapat meninggal jika tidak dapatkan pengobatan dengan segera. Sedangkan pada
diabetes tipe II mungkin sama sekali tidak memperlihatkan gejala apapun, dan diagnosis
hanya dibuat berdasarkan pemeriksaan darah di laboratorium dan melakukan tes teloransi
glukosa. Biasanya pasien tidak mengalami ketoasidosis karena pasien ini tidak difisiensi
insulin secara absulut namun hanya relatif (prince and wilson, 2005)

Klasifikasi
1. Diabetes mellitus tipe I
Tipe I merupakan DM insulin-dependent (IDDM) atau (tergantung insulin)
secara klinis biasanya ditandai dengan insulinopenia (penurunan kadar insulin),
kemudian pemberian injeksi insulin berkepanjangan untuk mempertahankan hidup.
Dulunya sering di sebut sebagai diabetes anak-anak atau remaja karena diabetes ini
sering terjadi pada anak-anak.
Diabetes tipe I merupakan kondisi aoutoimun dimana ketika antibodi menurun, tubuh
melemah dan tubuh mulai menyerang pankreas sehingga pankreas rusak yang
menyebabkan pankreas tidak dapat memproduksi insulin.
2. Diabetes mellitus tipe II
Tipe II merupakan diabetes mellitus non insulin-dependent (NIDDM) atau (tidak
tergantung insulin)
Diabetes tipe II atau diabetes tidak tergantung insulin tidak diketahui, tetapi terdapat
komponen genetik yang kuat. Terdapat resistensi terhadap insulin dalam sirkulasi,
yang bagaimana pun juga melindungi pasien dari ketosis. Terdapat penurunan jumlah
reseptor insulin ini sering berhubungan dengan obesitas. Penurunan berat badan (diet
dan olahraga) mengurangi resistensi insulin dan mengendalikan kira-kira sepertiga
pasien diabetes tipe II. Sepertiga pasien diabetes tipe II lainnya dikendalikan oleh diet
bersama dengan obat antidiabetes oral.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2003. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Diabetes Mellitus.
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. Jakarta
Prince, SA dan LM Wilson. 2005. Patofisiologi: Konsep, Klinis, Proses-proses Penyakit.
Edisi 4. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai