BAB I
LANDASAN TEORI
A. MEDIS
1. Pengertian
Perkataan vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang
artinya memutar. Pengertian vertigo adalah : sensasi gerakan atau rasa
gerak dari tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain,
terutama dari jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan
tubuh Vertigo mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja,
melainkan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala
somatik (nistagmus, unstable), otonomik (pucat, peluh dingin, mual,
muntah) dan pusing. (http://www.kalbefarma.com).
Vertigo adalah penyakit dengan gangguan keseimbangan yang
ditandai dengan: perasaan berputar, dunia serasa gergoyang, benda
sekeliling berputar, rasa mau jatuh bahkan adakalanya jatuh beneran,
disertai dengan mual, muntah, keringat dingin.
Vertigo didefinisikan sebagai halusinasi atau ilusi gerakan
gerakan seseorang lingkungan seseorang yang dirasakan. Kebanyakan
orang yang menderita vertigo menggambarkan rasa berputar putar atau
merasa seolah-olah benda berputar mengitari. Vertigo adalah gejala
klasik yang dialami ketika te disfungsi yang cukup cepat dan asimetris
sistem vestibuler perifer (telinga dalam).
aktivitas
kehidupan
sehari-hari.
Sangat
penting
untuk
oval dan dinding medial telinga tengah, yang memisahkan telinga tengah
dengan telinga dalam. Bagian dataran kaki menjejak pada jendela oval, di
mana suara dihantar telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke
getaran suara. Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan
dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk
cincin. anulus jendela bulat maupun jendela oval mudah mengalami
robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke
telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe.
Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35
mm, menghubngkan telingah ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii
tertutup, namun dapat terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika
melakukan manuver Valsalva atau menguap atau menelan. Tuba berfungsi
sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam
telinga tengah dengan tekanan atmosfer.
c. Anatomi Telinga Dalam
Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal.
Organ
untuk
pendengaran
(koklea)
dan
keseimbangan
(kanalis
semisirkularis), begitu juga kranial VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus
koklea vestibularis) semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi.
Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun tulang labirint.
Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan lateral erletak membentuk
sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ yang berhubungan
dengan keseimbangan. Organ ahir reseptor ini distimulasi oleh perubahan
kecepatan dan arah gerakan seseorang.
Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5
cm dengan dua setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir
untuk pendengaran, dinamakan organ Corti. Di dalam lulang labirin,
namun tidak sem-purna mengisinya, Labirin membranosa terendam dalam
berperan
di
otak:
menghantarkan
saraf
impuls
vestibular,
ke
saraf
pusat-pusat
optic,
saraf
spinoserebelaris.
3) Pusat-pusat keseimbangan inti vestibulum, serebelum, korteks serebri,
hipotalamus, pusat saraf otonom di batang otak, inti okulomotorius,
formation retikularis.
3. Klasifikasi
Berdasarkan gejala klinisnya, vertigo dapat dibagi atas
beberapa kelompok :
a. Vertigo paroksismal
Yaitu vertigo yang serangannya datang mendadak,
berlangsung beberapa menit atau hari, kemudian menghilang
sempurna; tetapi suatu ketika serangan tersebut dapat muncul
lagi. Di antara serangan, penderita sama sekali bebas keluhan.
Vertigo jenis ini dibedakan menjadi :
1) Yang disertai keluhan telinga :
Termasuk kelompok ini adalah : Morbus Meniere,
Arakhnoiditis pontoserebelaris, Sindrom Lermoyes, Sindrom
Cogan, tumor fossa cranii posterior, kelainan gigi/ odontogen.
2) Yang tanpa disertai keluhan telinga :
Termasuk di sini adalah : Serangan iskemi sepintas
arteria vertebrobasilaris, Epilepsi, Migren ekuivalen, Vertigo
pada anak (Vertigo de Lenfance), Labirin picu (trigger
labyrinth).
3) Yang timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi :
Termasuk di sini adalah : Vertigo posisional
paroksismal laten, Vertigo posisional paroksismal benigna.
b. Vertigo kronis
Yaitu vertigo yang menetap, keluhannya konstan tanpa
serangan akut, dibedakan menjadi:
1) Yang disertai keluhan telinga : Otitis media kronika,
meningitis Tb, labirintitis kronis, Lues serebri, lesi labirin
akibat bahan ototoksik, tumor serebelopontin.
2) Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, ensefalitis pontis,
sindrom pasca komosio, pelagra, siringobulbi, hipoglikemi,
yang
serangannya
mendadak/akut,
kemudian
Vertigo
Non-Vestibuler
akibat
Fisiologik
Labirinitis
Menire
Obat ; misalnya quinine, salisilat.
Otitis media
Motion sickness
Benign post-traumatic positional vertigo
kelainan
sistem
Neuroma akustik
Obat ; misalnya streptomycin
Neuronitis
vestibular
Menurut (http://www.kalbefarma.com)
a. Penyakit Sistem Vestibuler Perifer :
1) Telinga bagian luar : serumen, benda asing.
2) Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis
media purulenta akuta, otitis media dengan efusi,
labirintitis, kolesteatoma, rudapaksa dengan perdarahan.
3) Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma,
serangan vaskular, alergi, hidrops labirin (morbus Meniere),
mabuk gerakan, vertigo postural.
4) Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor.
5) Inti
Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria
serebeli posterior inferior, tumor, sklerosis multipleks.
b. Penyakit SSP :
10
1) Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arteriosklerosis, anemia, hipertensi kardiovaskular, fibrilasi atrium
paroksismal, stenosis dan insufisiensi aorta, sindrom sinus
2)
3)
4)
5)
6)
Kelainan
psikiatrik:
depresi,
neurosa
cemas,
sindrom
hiperventilasi, fobia.
e. Kelainan mata: kelainan proprioseptik.
f. Intoksikasi.
5. Patofisiologi
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen
yang disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting
dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang
secara
terus
menerus
menyampaikan
impulsnya
ke
pusat
keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik dan proprioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan
nuklei N. III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan
vestibulospinalis.
Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan
ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor
vestibuler memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50 %
11
12
6. Pathway
Cochlea
Labirin
Vestibula
Serabut
aferent
Ganglion Vestibularis
(Scarpae)
Nervus
Vestibularis
Formatio
retikularis
FLM
Nuclei Vestibulares
(lat, med, sup, inf)
Korteks Cerebri
KANAN
Percepatan sirkuler
Percepatan Linier
Medula
spinalis
KIRI
3 Krista Ampularis
Stimulus Labirin
Kanan
Serebellum
3 Krista Ampularis
2 Organ Otolik Makula
Stimulus Labirin
Kiri
Tonic Rate
Firing
13
Resiko cedera
Gangguan pola
tidur
berputar
yang
kadang-kadang
disertai
gejala
sehubungan dengan reak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala
berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih
lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan
kabur, tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah,
lidah merah dengan selaput tipis.
(Brunner & Suddart, 2000)
8. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan fisik.
-
Pemeriksaan mata.
Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh.
Pemeriksaan neurologic.
Pemeriksaan otologik.
Pemeriksaan fisik umum.
b. Pemeriksaan khusus.
-
ENG (elektronistagmografi).
Audiometri dan BAEP.
Psikiatrik.
c. Pemeriksaan tambahan.
-
Laboratorium.
Radiologik dan Imaging.
EEG, EMG, dan EKG.
14
9. Penatalaksaan Medis
a. Terapi kausal.
Obati penyebab dasarnya
b. Terapi simptomatik (medikamentosa)
Karena penyebab vertigo beragam, sementara penderita
seringkali merasa sangat terganggu dengan keluhan vertigo tersebut,
seringkali
menggunakan
pengobatan
simptomatik.
Lamanya
mempunyai
anti
vertigo
juga
memiliki
aktivitas
2) BETAHISTIN
Senyawa Betahistin (suatu analog histamin) yang dapat
meningkatkan sirkulasi di telinga dalam, dapat diberikan untuk
15
16
efek
samping
ekstrapiramidal
lebih
sedikit
17
EFEDRIN
Lama aktivitas ialah 4 6 jam. Dosis dapat diberikan 10
-25 mg, 4 kali sehari. Khasiat obat ini dapat sinergistik bila
dikombinasi dengan obat anti vertigo lainnya. Efek samping
ialah insomnia, jantung berdebar (palpitasi) dan menjadi gelisah
dan gugup.
13) OBAT PENENANG MINOR
Dapat
diberikan
kepada
penderita
vertigo
untuk
LORAZEPAM
Dosis dapat diberikan 0,5-1 mg
DIAZEPAM
Dosis dapat diberikan 2-5 mg.
SKOPOLAMIN
18
blocker,
histamin
agonist,
steroid
(decadron),
saraf
pusat
mempunyai
kemampuan
untuk
Melatih
gerakan
kepala
yang
mencetuskan
vertigo
atau
19
b.
c.
20
d.
B. KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN VERTIGO
1. Pengkajian
a. Aktivitas / Istirahat
- Letih, lemah, malaise.
- Keterbatasan gerak.
- Ketegangan mata, kesulitan membaca.
- Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.
- Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas
(kerja) atau karena perubahan cuaca.
b. Sirkulasi
- Riwayat hypertensi.
- Denyutan vaskuler, misal daerah temporal.
- Pucat, wajah tampak kemerahan.
c. Integritas Ego
- Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu.
- Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan
depresi.
- Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala.
- Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik).
d. Makanan dan cairan
- Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang,
keju, alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus,
hotdog, MSG (pada migrain).
- Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri).
- Penurunan berat badan.
e. Neurosensoris
- Pening, disorientasi (selama sakit kepala).
- Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke.
- Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.
- Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras,
-
epitaksis.
Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore.
21
sensori
berhubungan
dengan
perubahan
22
DIAGNOSA
1.
2.
Nyeri (akut/kronis)
berhubungan
dengan stress dan
ketegangan, iritasi/
tekanan
syaraf,
inflamasi,
vasospasme,
peningkatan
intrakranial
ditandai
dengan
menyatakan nyeri
yang dipengaruhi
oleh faktor misal,
perubahan posisi,
perubahan
pola
tidur, gelisah.
Gangguan pola
tidur
berhubungan
dengan
ketidaknyaman
(nyeri).
TUJUAN DAN
KRITERIA HASIL
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
3x24
jam,
nyeri
hilang
atau
berkurang
dengan kriteria hasil:
-
Klien
mengungkapka
n rasa nyeri
berkurang.
Tanda-tanda
vital normal.
Pasien tampak
tenang
dan
rileks.
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
4x24
jam kebutuhan tidur
dan istirahat klien
terpenuhi,
dengan
kriteria hasil:
-
Klien
mampu
beristirahat
/
tidur
dalam
waktu
yang
cukup.
Klien
mengungkapan
INTERVENSI
1. Identifikasi
klien
dalam
membantu
menghilangkan rasa
nyerinya.
2. Anjurkan
klien
istirahat
ditempat
tidur.
3. Atur posisi pasien
senyaman mungkin.
4. Ajarkan
teknik
relaksasi dan napas
dalam.
5. Kolaborasi
untuk
pemberian
analgetik.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
23
sudah
bisa
tidur.
Klien
mampu
menjelaskan
faktor
penghambat
tidur.
Kurang
mandiri Setelah dilakukan tindakan
dalam merawat diri keperawatan 4 x 24 jam,
(mandi,
makan, klien mampu:
minum,
BAK,
- Merawat
dirinya
BAB
dan
sendiri.
Berpatisipasi
berpakaian)
dalam merawat diri
berhubungan
sebatas
dengan kelemahan
kemampuannya.
fisik ditandai oleh:
- Beraktivitas
DS:
merawat diri secara
- Klien
bertahap mandiri.
mengatakan
tidak dapat
beraktivitas
seperti
biasa
sebelum
sakit.
- Klien
mengatakan
tidak bisa
melakukan
tindakan
sendirian.
3.
DO:
-
Klien
tampak
tidak
bertenaga.
Mandi,
BAB, BAK
1.
2.
3.
4.
24
dan
berpakaian
dibantu
oleh
keluarga
terutama
istri klien.
4.
Koping
individual tidak
efektif
berhubungan
dengan
ketidakadekuatan
relaksasi,
metode koping
tidak adekuat,
kelebihan
beban kerja.
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
3x24
jam koping individu
menjadi
lebih
adekuat
dengan kriteria hasil:
-
Mengidentifikas
i prilaku yang
tidak efektif.
Mengungkapka
n
kesadaran
tentang
kemampuan
koping yang di
miliki.
Mengkaji
situasi saat ini
yang akurat.
Menunjukkan
perubahan
gaya
hidup
yang
diperlukan atau
situasi
yang
tepat.
5.
Kurang
pengetahuan
mengenai kondisi
dan
kebutuhan
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
3x24
pasien
dapat
1.
2.
3.
4.
1. Kaji
tingkat
pengetahuan klien
dan
keluarga
tentang
penyakitnya.
1.
2.
25
pengobatan
berhubungan
dengan
keterbatasan
kognitif,
tidak
mengenal
informasi
dan
kurang mengingat
ditandai
oleh
memintanya
informasi, ketidakadekuatannya
mengikuti
instruksi.
mengutarakan
pemahaman tentang
kondisi,
efek
prosedur dan proses
pengobatan dengan
kriteria hasil:
-
Melakukan
prosedur yang
diperlukan dan
menjelaskan
alasan
dari
suatu tindakan.
Memulai
perubahan
gaya
hidup
yang
diperlukan dan
ikut
serta
dalam regimen
perawatan.
2. Berikan penjelasan
pada klien tentang
penyakitnya
dan
kondisinya
sekarang.
3. Diskusikan
penyebab individual
dari sakit kepala
bila diketahui.
4. Minta
klien
dan
keluarga
mengulangi kembali
tentang
materi
yang
telah
diberikan.
5. Diskusikan
mengenai
pentingnya
posisi
atau letak tubuh
yang normal.
6. Anjurkan
pasien
untuk
selalu
memperhatikan
sakit kepala yang
dialaminya
dan
faktor-faktor
yang
berhubungan.
3.
4.
5.
6.
26
BAB II
PENGELOLAAN KASUSKUM YOGYAKARTA
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN SISTEM NEUROBEHAVIOUR
Mahasiswa/NIM
Tanggal
: 15 Juni 2011
Jam
: 07.00 WIB
1. Identitas
a. Pasien
Nama
: Bpk. S
Umur
: 58 Tahun
Jenis kelamin
: Pria
Alamat
: Gunung Kidul
Status
: Kawin
Suku
: Jawa
Agama
: Islam
Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan
: Petani
Tgl. masuk RS
: 12 Juni 2011
No. RM
: 985
Ruang
: Galilea II 203B
27
b. Keluarga / Penanggungjawab
Nama
: Ny. S
Umur
: 56 Tahun
Hubungan
: Istri
Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan
Alamat
: Gunung Kidul
28
29
f. Kesehatan Keluarga
Keterangan :
: Pria
: Penderita
: Wanita
: Satu Rumah
: Keturunan
: Meninggal
: Menikah
3. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola Nutrisi-Metabolik
1) Sebelum sakit :
a)
b)
c)
d)
pedas-pedas.
e) Makanan yang tidak disukai : Klien menyukai semua
makanan.
f) Makanan pantang : Makanan yang menjadi pantangan
g)
h)
i)
j)
inginkan.
k) Banyaknya minum : (1700cc/24 jam).
30
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
porsi.
Banyaknya minum dalam sehari : 1700 cc.
Jenis minuman : Teh manis dan air putih
Keluhan :
Mual, muntah, tidak nafsu makan, perut terasa penuh, diare,
banyak keringat, rasa haus, rasa lapar terus.
Klien mengatakan tidak ada nafsu makan dan merasa mual.
Gangguan menelan : Tidak ada gangguan menelan.
Kesulitan menguyah :
Klien mengatakan gigi kiri atas terasa sakit saat
mengunyah.
Masalah gigi :
Gigi kiri atas klien terasa sakit dan gigi kanan bawah dan
atas klien bolong, karies dan berwarna hitam.
j)
a)
31
32
(6)
b)
1)
Sebelum sakit
a)
Mandi
Berpakaian/berdandan
Eliminasi
33
Pindah
Ambulasi
Naik tangga
Memasak
Belanja
Merapikan rumah
Ket.
0 = mandiri
1 = dibantu sebagian
2 = perlu bantuan orang lain
3 = perlu bantuan orang lain dan alat
4 = tergantung total
b)
Kebutuhan tidur
(1) Jumlah tidur dalam sehari : 1-2 x sehari (10 Jam).
(2) Tidur siang :
Klien mengatakan terkadang tidur siang, tetapi jika
berladang klien tidak tidur siang.
(3) Tidur malam: 1 kali (8 Jam)
Klien mengatakan lebih mengutamakan tidur malam
daripada tidur siang karena sangat jarang sekali klien
tidur siang karena bekerja di ladang. Klien mengatakan
saat tidur selalu tidur bersama istrinya. Jika dingin
pasien memakai sarung atau selimut dan klien
menggunakan bantal dan guling.
(4) Keluhan dalam hal tidur :
Tidak ada keluhan tetapi terkadang merasa sakit kepala.
c)
Kebutuhan istirahat
34
Klien mengatakan setelah berladang (menggarap sayursayuran di ladang milik klien sendiri) dan menggembala sapi,
klien beristirahat sebentar untuk makan siang.
Klien juga mengatakan waktu 2 jam digunakan untuk
beristirahat (makan dan minum) pada siang hari, setelah itu
melanjutkan berladang dan/atau menggembala sapi. Biasanya
jika klien ada waktu luang klien mengatakan klien
menggunakan waktu luangnya untuk memancing.
Klien mengatakan terkadang menyediakan waktu untuk
istirahat pada siang hari jika sudah terlalu lelah dan merasa
sakit
kepala
yang
berlebihan
saat
berladang
dan
menggembala sapi.
Klien mengatakan saat klien merasa sangat lelah dan merasa
sakit kepala klien dapat istirahat dan mengisi waktu luang
yang lainya seperti tidur siang.
2)
Selama sakit
a)
Keadaan aktifitas
Kemampuan Perawatan Diri
Makan/minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di TT
Berpindah
Ambulasi/ROM
Ket.
0 = mandiri
1 = alat bantu
2 = dibantu orang lain
35
Kebutuhan Tidur
(1)
(2)
(3)
(4)
penghantar tidur.
(5) Keluhan tidur : Jika sakit kepala memutar-mutar sulit
untuk tidur. Klien mengatakan masih merasa sakit
kepala dan nyeri kepala.
c)
Kebutuhan Istirahat
Klien mengungkapkan perasaan jenuh dan bosan berlamalama di rumah sakit.
Klien mengatakan tidak terlalu terganggu dengan suasana
lingkungan yang baru.
Klien mengatakan ada alat-alat medik yang dipakai klien
yang mengganggu istirahat klien yaitu infus yang terpasang
di tangan kanan klien yang mengganggu klien untuk istirahat
meskipun klien tahu bahwa infus sangat bermanfaat untuk
proses penyembuhan klien.
36
37
Keadaan mental
a)
2)
a)
Sadar
Berbicara
b) Gelisah
Jelas
5)
6)
7)
8)
9)
38
11) Vertigo
Klien merupakan penderita vertigo.
12) Tak nyaman/nyeri
Nyeri kepala sangat terasa jika sakit kepala.
13) Upaya yang dilakukan untuk mengatasi nyeri
Klien istirahat, menenangkan dirinya dan jika sakit kepala terasa
sangat sakit dan sangat nyeri pasien ke rumah sakit.
h. Pola Konsep Diri
1) Identitas diri
Pasien mampu menyebutkan identitas dirinya secara lengkap.
2) Ideal diri:
Dengan kondisi dan keadaannya yang terbatas sekarang, klien
masih memiliki keinginan dan semangat untuk sembuh dan ingin
segera pulang untuk berladang dan menggembalakan sapi seperti
dulu.
3) Harga diri
Klien mengatakan bahwa dirinya merasa masih dibutuhkan oleh
orang lain, walaupun kondisinya sekarang terbatas.
4) Gambaran diri
Klien merasa terganggu dengan keadaannya seperti sakit kepala
yang masih kumat-kumatan.
5) Peran diri
Klien
merasa
dengan
kondisinya
sekarang,
sudah
tidak
Pengambilan keputusan : dibantu orang lain, seperti : istri dan anakanak serta keluarga lainnya seperti : menantunya.
2)
39
40
Sebelum sakit
a)
Agama : Islam
b)
c)
Kegiatan keagamaan
(1) Macam :
Sholat berjemaah di mesjid pada setiap hari jumat dan
sholat bersama keluarga.
(2) Frekuensi : Setiap hari dan sholat 5 waktu.
2)
Selama sakit
Kegiatan keagamaan yang ingin dilakukan selama di Rumah Sakit:
Sholat 5 waktu.
Klien melakukan di atas tempat tidur dengan berbaring di atas
tempat tidur.
Klien membutuhkan kunjungan rohaniawan dan meminta kepada
para tim kesehatan juga untuk mendoakan agar cepat sembuh.
4. Pengkajian Fisik
a.
b.
Pengukuran BB : 46 kg.
c.
41
1) Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Diukur di
: Lengan kiri
Posisi pasien
2) Nadi
: 81 x/mnt.
Reguler/irregular
: Regular
Diukur di
: Arteri radialis
Kualitas
: Normal
: 37 0C
3) Suhu
Diukur di
4) Respirasi
: Aksila
: 21 x/mnt
Regular
Pernapasan perut
d.
e.
V:
M:
f.
Pemeriksaan Fisik:
1)
Kepala
a)
b)
c)
2)
Mata
a)
42
b)
c)
d)
e)
f)
g)
3)
Telinga
a)
b)
Bentuknya : Simetris.
c)
d)
4)
Hidung
a)
b)
c)
d)
5)
b)
c)
d)
Keadaan
palatum
sariawan.
e)
baik
tidak
ada
43
f)
g)
Tonsil: T1
6)
7)
8)
Dada
a) Inspeksi
(1) Bentuk dada semetris, kulit coklat, tidak
ada lesi.
(2) Tidak ada kelainan bentuk dada.
(3) Retraksi dada: tidak ada retraksi otot dada.
(4) Jenis pernafasan : dada.
(5) Ukuran
(konfigurasi)
dada
anterio-
(2)
(3)
(4)
(5)
(7)
(8)
c) Perkusi
(1) Suara sonor di lapang paru dan dulness pada
jantung.
(2) Batas-batas jantung :
44
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
9)
Payudara
a) Inspeksi
(1)
Bentuk : simetris.
(2)
b) Palpasi
(1)
10)
a)
Bentuk normal.
b)
11)
Abdomen
a) Inspeksi
(1)
(2)
Bentuk/kontur : flat
(3)
Simetris.
(4)
Scar (-).
(5)
Luka (-)
b) Auskultasi
(1)
(2)
45
(3)
(4)
c) Perkusi
(1)
d) Palpasi
(1)
Massa (-).
(2)
Hernia (-).
(3)
Hepar:
tidak
teraba
dan
tidak
ada
pembesaran hepar.
(4)
12)
13)
14)
Ekstermitas
a)
Atas
(1)
(2)
(3)
(4)
b)
Bawah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Varices : (-).
15)
Refleks
a)
Refleks fisiologis:
(1)
Biseps (+).
(2)
Triseps (+).
46
(3)
Lutut (+).
(4)
Achiles (+)
b) Refleks patologis:
(1)
Babinski (-).
(2)
Oppenheim (-).
(3)
Gonda (-)
c) Tanda rangsang meningeal
(1) Neck rigidity (-).
(2) Laseque (-).
(3) Kerning (-).
(4) Brudzinki neck sign (-).
(5) Brudzinski contra lateral leg sign (-)
5. Rencana Pulang
a.
b.
kesehatan
yang
digunakan
sebelumnya
Puskesmas.
d.
e.
f.
g.
47
6. Diagostik Test
1)
Pemeriksaan
Laboratorium
Hasil
Satuan
Nilai normal
48
Hemoglobin
13,7
gr/dL
13.50 - 17.50
Lekosit
9,12
L ribu/mmk
4.50 - 11.00
Eosinofil
0.4
0.0 - 5.0
Basofil
0,3
0.0 - 2.0
Segmen
H 80,7
47.0 80.0
Limfosit
14,0
13.0 40.0
Monosit
4,6
2.0 11.0
Hematokrit
L 40,3
41.0 53.0
Eritrosit
4,62
Juta/mmk
4.50-5.90
RDW
13,90
11.60 14.80
MCV
L 87,20
fL
92.00 121.00
MCH
L 29,70
pg
31.00 37.00
MCHC
34,00
g/dL
29.00 36.00
Trombosit
356
ribu/mmk
140.0 440.0
MPV
9,80
H fL
4.00 11.00
PDW
11,3
fL
Golongan Darah
AB
Hitung Jenis
Fungsi hati
SGOT (AST)
17,3
u/L
0.0 40.0
SGPT (ALT)
14,6
u/L
0.0 - 41.0
Kolesterol
H 213,3
mg/dL
<200,0
Trigliserid
79,9
mg/dL
<200,0
Asam Urat
3,6
mg/d
3.4 7.0
Lemak
Paket Lemak
49
Elektrolit
Natrium
145,0
mmol/L
130.0 150.0
Kalium
4,2
mmol/L
3.50 5.50
Ureum
31,2
mg/dL
10.0 50.0
Kreatinin
1,0
mg/dL
0.7 1.2
Uric Acid
3,6
mg/dL
3.4 7.0
Fungsi Ginjal
Paket Ginjal
2)
mm axial
Soft tissue extra cranial dalam batas normal, tabula dan petrosum
kontinyu.
50
3)
EKG.
51
8.
9. ANALISA OBAT
10.
N
11. NAM
A
OBAT
16.
1
22. Infus
RL
500cc
20
tpm
17.
18.
19.
12. INDIKASI
Pemberian
cairan
intravena (intravenous
fluids).
Pemberian
nutrisi
parenteral (langsung
masuk ke dalam darah)
dalam jumlah terbatas.
23.
Pemberian
darah dan
darah.
20.
21.
Inflamasi
(bengkak,
nyeri, demam) dan
infeksi
di
lokasi
pemasangan infus.
Obat-obatan
berpotensi
kantong
produk
yang
iritan
14. EFEK
SAMPING
24.
15. IMPLIKASI
KEP.
-
Observasi
tanda-tanda
inflamasi.
52
terhadap
pembuluh
vena kecil yang aliran
darahnya
lambat
(misalnya
pembuluh
vena di tungkai dan
kaki).
25.26.
O2=
2 2lt/menit
Pemberian pernapasan
buatan
hanya
memberikan oksigen
sekitar
18
%
sedangkan tubuh pada
saat
hipoksia
membutuhkan
kandungan
oksigen
27.
28.
29.
30.
53
Pemberian
oksigen
dengan alat tertentu
dianjurkan
untuk
diberikan
apabila
tersedia sarana yang
tepat dan pemberi
pertolongan tahu cara
pemakainya,
karena
bahaya
pemakaian
oksigen sangat fatal.
54
dibutuhkan:
Serangan jantung
Gagal jantung.
Gagal napas
Komplikasi
saat
persalinan.
Keracunan.
Umumnya
pada
keadaan
diatas
beberapa organ yang
berfungsi menyalurkan
oksigen
(seperti
jantung dan paru) tidak
dapat berfungsi dengan
baik sehingga oksigen
harus diberikan.
55
takikardia
atau
bradikardia
dengan
tekanan darah turun.
31.32.
Betars
3 erc 8 mg 3x1
Sgr pc
33.
Hipoksia ringan : Pa
O2 70 0 mmHg
(dengan nasal kanul 23 liter per menit,
oxihood 6 lt/mnt).
Hipoksia sedang : Pa
O2
5070
mmHg
(dengan masker 612
liter per menit, masker
venturi 5060 %).
Pengobatan
untuk
menghilangkan gejalagejala vertigo perifer,
penyakit Meniere &
sindroma
Meniere
34.
35. Keluhan
lambung
yang
ringan.
36.
37. Kemerahan
Observasi
tanda
kemerahan
pada kulit.
56
Sebelum
memulai
terapi
dengan
simvastatin, singkirkan
dulu
penyebab
hiperkolesterolemia
sekunder
(misal:
diabetes melitus tidak
terkontrol,
hipertiroidisme,
sindroma
nefrotik,
disproteinemia,
penyakit
hati
obstruktif, alkoholisme
serta terapi dengan
obat lain) dan lakukan
pada kulit.
41.
42. Sakit
kepala,
konstipasi,
nausea,
flatulen,
diare,
dispepsia,
sakit perut,
fatigue,
nyeri dada
dan angina.
43. Astenia,
miopathy,
ruam kulit,
rhabdomyo
lisi,
51. Bila
simvastatin
dikombinasik
an
dengan
siklosporin,
eritromisin,
gemfibrozil
dan
niacin
dapat
menyebabkan
peningkatan
resiko terjadi
myopathy
dan
rhabdomyolis
57
Penurunan
kadar
kolesterol total dan
LDL pada penderita
hiperkolesterolemia
primer, bila respon
terhadap diet dan
penatalaksanaan non
farmakologik
saja
tidak memadai.
Simvastatin
meningkatkan kadar
kolesterol HDL dan
karenanya menurunkan
rasio LDL/HDL serta
rasio
kolesterol
total/LDL. Meskipun
mungkin bermanfaat
mengurangi kolesterol
LDL yang meninkat
is.
hepatitis,
angioneuro
tik edema
terisolasi.
44. Neurologik
: disfungsi
saraf
kranial,
tremor,
pusing,
gangguan
psikis,
anxiety,
insomnia,
depresi,
vertigo,
hilang
memori,
parestesia,
neuropati
perifer,
pheriphera
l
nerve
palsy.
45. Reaksi
hipersensiti
fitas:
52. Bila
simvastatin
dikombinasik
an
dengan
warfarin akan
meningkatka
n
aktivitas
warfarin
sebagai
antikoagulan.
53. Pemberian
simvastatin
bersamaan
waktu
dengan
digoksin
dapat
menyebabkan
aktivitas
jantung akan
meningkat.
54.
58
anaphylaxi
s,
angioedem
a, sindrom
menyerupai
lupus
erythemato
sus,
polymialgi
a
rheumatika
, vasculitis,
positive
ANA,
eosinophili
a, arthritis,
arthralgia,
urtikaria,
malaise,
dispepsia,
toksik
epidermal
necrolysis,
erythema
multiforme,
termasuk
syndrome
59
Stevens
Johnson
pernah
dilaporkan
(sangat
jarang).
46. Gastrointes
tinl:
anoreksia,
mual,
muntah,
diare,
pankreatitis
, dispepsia.
47. Kulit
:alopesia,
pruritus.
48. Organ
reproduksi
:
ginekomast
,
libido
berkurang,
disfungsi
erektil.
49. Mata:
oftalmoplei
60
,
progesifitas
katarak
50. Laboratori:
peningkata
n
serum
transamina
e,
serum
creatinine
phosphokin
ase
55.56.
Cetalg
5 in 3x1 Sgr pc
57.
61.62.
Cetina
6 l = cetirizine
1x1 ml
63.
64. CETINAL
diindikasikan
untuk
mengatasi
gejalagejala rinitis alergi
musiman, rinitis alergi
Sakit
kepala,
neuralgia,
sakit
pinggang,
rasa
sakit/nyeri
yang
berkaitan
dengan
penyakit lainnya.
58. Kelainan
porfiria.
perdarahan,
65. CETINAL
dikontraindikasikan
untuk:
Pasien
dengan
hipersensitivitas
59. Reaksi
alergi,
agranulosit
osis,
perdarahan
lambungusus.
66. Ada
beberapa
laporan
mengenai
efek
60. Perhatikan
efek samping
obat.
67. Perhatikan
efek samping
obat.
61
samping
ringan dan
bersifat
sementara
seperti
sakit
kepala,
pusing,
mengantuk,
agitasi,
mulut
kering dan
kelainan
pencernaan
.
pada
beberapa
orang,
reaksi
hipersensiti
vitas
termasuk
reaksi kulit
dan
angioedem
a
dapat
terjadi.
62
68.69.
Antal
7 gin 1 tb
70.
71. Analgetik-antipiretik.
Nyeri akut hebat,
sesudah
luka/
pembedahan, tumor /
kolik & jika analgesic
lain tdk menolong
(INJ).
72. Demam tinggi yang
tdk
dapat
diatasi
antipiretik lain.
74. Agranolosit
osis, reaksi
kulit, iritasi
lambung.
75. Perhatikan
kontraindikas
i dan efek
samping
obat.
63
64
77.
B. ANALISA DATA
78.
N
79. Data
80. Masalah
(Problem)
81. Penyebab
(Etiologi)
65
82.115.
1
-
DS:
Klien
mengatakan
nyeri.
- Klien
mengatakan
83.
sakit kepala
- Klien
mengatakan
kepala
seperti
84.
memutar-mutar.
116. DO:
85. - Tekanan darah 120/80
mmHg.
- Nadi 70x/menit.
86. - Respirasi 20x/menit.
- Suhu 36,5 C
- Posisi berhati-hati
87. - Raut wajah klien
kesakitan
Skala nyeri 6
88.
117.
89.
118.
-
90.
91.
DS:
Klien
mengatakan
susah tidur karena
sakit kepala.
119.
DO:
92.
93.
94.
95.
2
96.
97.
98.
Klien
terlihat
meringai
menahan
sakit kepala.
120.
121.
-
Klien
mengatakan
tidak
dapat
beraktivitas
seperti
biasa sebelum sakit.
Klien
mengatakan
tidak bisa melakukan
tindakan sendirian.
122.
-
DS:
DO:
126.
Ganggua
n
persepsi
sensori
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.
Ganggua
n pola tidur
berhubungan
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
Kurang
mandiri dalam
merawat
diri
(mandi, makan,
minum, BAK,
BAB
dan
berpakaian)
147.
157.
peruba
han
penerimaan
sensori
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
Ketida
knyaman
(nyeri)
171.
172.
173.
174.
175.
176.
Kelema
han fisik
177.
178.
179.
180.
66
190.
191.
192.
193.
194.
195.
196.
197.
198.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
199.
N
200.
Diagnosa Keperawatan
67
201. 226.
Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan
1
penerimaan sensori ditandai oleh :
227.
202. -
DS:
Klien mengatakan nyeri.
- Klien mengatakan sakit kepala
203. - Klien mengatakan seperti memutar-mutar.
228. DO:
204.
- Tekanan darah 120/80 mmHg.
205. - Nadi 70x/menit.
- Respirasi 20x/menit.
206. - Suhu 36,5 C
- Posisi berhati-hati
207. - Raut wajah klien kesakitan
208. - Skala nyeri 6
229.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyaman (nyeri)
209. 230.
ditandai oleh:
210.
231.
DS:
211.
- Klien mengatakan susah tidur karena sakit kepala.
2
232.
DO:
212.
DS:
Klien selalu bertanya mengapa sakit kepalanya tidak dapat hilang.
68
241.
242.
D. Rencana Keperawatan
243.
Nama Pasien
: Bpk. S
244.
Ruangan
: Galilea II
245.
Waktu/Tanggal
246.
Nama Mahasiswa
: Mahasiswa Marlini
248.
Diagnosa
247.
N
249.
Keperawatan & Data
Penunjung
250.
254.
Tindakan Keperawatan
Tujuan &
Kriteria
255.
Tindakan
251.
Rasional
257. 274.
Tgl / Jam: 15 Juni
1
2011/07.00 WIB
284.
Tgl / Jam: 15
Juni 2011/07.00 WIB
288.
Tgl / Jam: 15
Juni 2011/07.00 WIB
292.
Tgl / Jam: 15 Juni
2011/07.00 WIB
275.
Gangguan persepsi
258.
sensori berhubungan dengan
perubahan
penerimaan
259.
sensori ditandai oleh :
285.
Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan 4 x 24
jam, klien mengalami
peningkatan persepsi
sensori
dengan
kriteria hasil:
1. Untuk
menjaga
kebersihan
indera
pendengaran.
2. Dapat
mencegah
terjadinya ketulian lebih
jauh.
3. Agar mengetahui tandatanda awal kehilangan
pendengaran yang lanjut.
4. Menghambat
260.
276.
261.
262.
277.
DS:
Klien mengatakan nyeri.
Klien mengatakan sakit
kepala memutar-mutar.
DO:
286.
DS:
Tekanan
darah
120/80
mmHg.
- Nadi 70x/menit.
- Respirasi 20x/menit.
- Suhu 36,5 C
- Posisi berhati-hati
- Raut wajah klien kesakitan
- Skala nyeri 6
278.
279.
263. 264.
265.
266.
267.
268.
269.
270.
271.
272.
273.
280.
281.
282.
Klien
mengatakan
keadaannya
mulai
membaik
Klien
mengatakan
tidak merasa sakit
kepala
memutarmutar.
287.
DO:
Klien
mengalami
peningkatan
persepsi/sensoris
pendengaran sampai
pada
tingkat
fungsional.
3. Observasi tanda-tanda
awal
kehilangan
pendengaran
yang
lanjut.
4. Instruksikan klien untuk
menghabiskan seluruh
dosis antibiotik yang
diresepkan (baik itu
antibiotik
sistemik
maupun lokal).
pertumbuhan
atau
membasmi mikroba jenis
lain
293.
294.
295.
289.
290.
291.
283.
296. 297.
Tgl / Jam: 15 Juni
2
2011/07.00 WIB
305.
Tgl / Jam: 15
Juni 2011/07.00 WIB
308.
Tgl / Jam: 15
Juni 2011/07.00 WIB
309.
Tgl / Jam: 15 Juni
2011/07.00 WIB
298.
Gangguan pola tidur
berhubungan
dengan
ketidaknyaman (nyeri)
306.
Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan
4x24
jam kebutuhan tidur
dan istirahat klien
terpenuhi,
dengan
299.
-
Klien
DS:
mengatakan
susah
DO:
kriteria hasil:
-
301.
302.
303.
304.
Klien
mampu
beristirahat / tidur
dalam waktu yang
cukup.
Klien mengungkapan
sudah bisa tidur.
Klien
mampu
menjelaskan faktor
penghambat tidur.
dan
suasana
yang
mendukung
untuk
memenuhi
kebutuhan
tidur.
3. Beri kesempatan klien
untuk mengungkapkan
penyebab
gangguan
tidur.
4. Kolaborasi
dengan
dokter untuk pemberian
obat analgetik.
menghindari
gangguan tidur.
2. Lingkungan
dan
suasana
tenang
dengan mengurangi
kebisingan
dan
mengurangi rasa nyeri
(ketidaknyamanan).
3. Agar pasien merasa
puas
setelah
mengungkapkan apa
yang pasien rasakan.
4. Dapat
mengurangi
nyeri.
307.
310. 311.
Tgl / Jam: 15 Juni
3
2011/07.00 WIB
315.
Tgl / Jam: 15
Juni 2011/07.00 WIB
319.
Tgl / Jam: 15
Juni 2011/07.00 WIB
320.
Tgl / Jam: 15 Juni
2011/07.00 WIB
312.
Kurang
mandiri
dalam merawat diri (mandi,
makan, minum, BAK, BAB
dan
berpakaian)
berhubungan
dengan
kelemahan fisik ditandai
oleh:
316.
Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan 4 x 24
jam, klien mampu:
1. Kaji
tingkat
kemandirian klien dalam
merawat diri.
2. Libatkan klien dalam
beraktivitas memenuhi
kebutuhannya.
3. Berikan support pada
klien bila mempunyai
kemampuan
untuk
1. Untuk
mengetahui
kemampuan
pasien
dalam
perawatan
dirinya selama sakit.
2. Agar pasien dapat
merawat diri sendiri
(mandiri).
3. Agar klien merasa
senang karena sudah
313.
DS:
Merawat
dirinya
sendiri.
Berpatisipasi dalam
merawat diri sebatas
314.
-
kemampuannya.
Beraktivitas merawat
diri secara bertahap
mandiri.
317.
318.
DO:
Klien
tampak
bertenaga.
Mandi, BAB, BAK
berpakaian dibantu
keluarga terutama
klien.
melakukan perawatan
diri klien.
4. Kolaborasi
dengan
fisioterapis dalam terapi
fisik.
5. Kolaborasi dengan tim
medis pemberian obat
analgetik.
tidak
dan
oleh
istri
321. 322.
Tgl / Jam: 15 Juni
4
2011/07.00 WIB
333.
Tgl / Jam: 15
Juni 2011/07.00 WIB
337.
Tgl / Jam: 15
Juni 2011/07.00 WIB
340.
Tgl / Jam: 15 Juni
2011/07.00 WIB
323.
Kurang pengetahuan
mengenai
kondisi
dan
kebutuhan
pengobatan
berhubungan
dengan
kurangnya
informasi
mengenai kondisi ditandai
oleh:
334.
Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan
4x24
jam
klien
dapat
mengutarakan
pemahaman tentang
kondisi,
efek
prosedur dan proses
pengobatan dengan
1. Kaji
tingkat
pengetahuan klien dan
keluarga
tentang
penyakitnya.
2. Berikan penjelasan pada
klien
tentang
penyakitnya
dan
kondisinya sekarang.
3. Diskusikan
penyebab
individual dari sakit
324.
-
DS:
Klien
selalu
bertanya
325.
-
DO:
Klien dapat
mengikuti
instruksi.
Klien
terlihat
sedikit
gelisah.
kriteria hasil:
335.
-
326.
327.
328.
329.
336.
330.
331.
332.
DS:
DO:
Melakukan prosedur
yang diperlukan dan
menjelaskan alasan
dari suatu tindakan.
Klien terlihat lebih
tenang.
rasa cemas.
3. Untuk
mengurangi
kecemasan klien serta
menambah pengetahuan
klien tetang penyakitnya.
4. Mengetahui seberapa jauh
pemahaman klien dan
keluarga serta menilai
keberhasilan dari tindakan
yang dilakukan.
5. Agar
klien
mampu
melakukan dan merubah
posisi/letak tubuh yang
kurang baik.
6. Dengan memperhatikan
faktor yang berhubungan
klien dapat mengurangi
sakit
kepala
sendiri
dengan
tindakan
sederhana,
seperti
berbaring,
beristirahat
pada saat serangan.
341.
E. Catatan Perkembangan
342.
Nama Pasien
: Bpk. S
343.
Ruangan
: Galilea II
344.
Diagnosis Medis
: Vertigo
345.
N
346.
No. DK /
MK
350.
1
351.
DX. I
365.
15-0611/07.00 WIB
352.
366.
347.
Tgl /
Jam
367.
353.
368.
354.
369.
15-0611/09.00 WIB
355.
370.
356.
348.
371.
358.
359.
360.
361.
362.
I:
376.
1. Mengobservasi KU pasien
- KU
sedang,
kesadaran
composmentis, infus lancar.
2. Mengukur vital sign
- TD: 110/70 mmHg.
- Suhu : 37 C.
- Nadi : 81x/menit.
- Respirasi : 21x/menit.
372.
E:
373.
374.
357.
Perkembangan (SOAPIE)
375.
DS:
Klien
mengatakan
berkurang.
DO:
Skala nyeri 3.
Klien terpasang infus.
Klien terapsang O2.
349.
Tanda
Ta
ng
an
pusing
377.
363.
364.
378.
2
379.
DX. II
380.
15-0611/07.45 WIB
381.
382.
383.
15-0611/08.00 WIB
384.
I:
385.
1. Memberikan suasana
yang nyaman bagi pasien.
386.
2. Memposisikan klien semi
fowler menggunakan bantal kepala
dan meninggikan tempat tidur 30.
- Klien terlihat lebih nyaman.
387.
E:
388.
DS:
392.
DX. III
393.
15-0611/08.30 WIB
394.
395.
396.
397.
398.
15-0611/09.00 WIB
399.
400.
15-0611/09.30 WIB
390.
malam
410.
402.
408.
-
DS:
bisa
409.
DO:
411.
4
412.
DX. IV
413.
15-0611/10.45 WIB
414.
415.
15-0611/11.00 WIB
422.
417.
1. Memberikan penjelasan
tentang penyakit yang diderita
klien.
418.
2. Menjelaskan manfaat obat
yang diberikan sesuai program.
419.
E:
420.
DS:
424.
DX. I
425.
16-0611/ 07.00 WIB
426.
427.
439.
O: KU sedang, kesadaran :
composmentis, tetesan infus lancar,
pusing skala 3 dan imobilisasi.
428.
440.
429.
441.
430.
442.
I:
431.
443.
1. Mengobservasi status
neurologis
- KU sedang, kesadaran :
composmentis, tetesan infus
lancar,
dan
pusing
berkurang.
444.
2. Mengukur vital sign
- TD: 110/70mmHg.
- Suhu : 36,4C.
- Nadi : 70x/menit.
- Respirasi : 20x/menit.
445.
E:
432.
16-0611/07.15 WIB
433.
434.
435.
436.
16-0611/09.00 WIB
451.
437.
446.
S:
Klien
mengatakan
berkurang.
447.
O:
pusing
453.
DX. II
454.
16-0611/ 10.00 WIB
455.
456.
457.
458.
459.
460.
461.
462.
16-0611/11.00 WIB
463.
464.
S: Klien mengatakan sudah
bisa tidur tetapi belum terlalu
nyenyak.
465.
O: Klien
sedikit pucat.
466.
A:
sebagian.
masih
Masalah
476.
tampak
teratasi
467.
468.
I:
469.
1. Memberikan suasana
yang nyaman bagi pasien.
470.
2. Memposisikan klien semi
fowler menggunakan bantal kepala
dan meninggikan tempat tidur 30.
- Klien terlihat lebih nyaman.
471.
E:
472.
S:
477.
7
478.
DX. III
479.
16-0611/08.00 WIB
504.
480.
481.
492.
O: KU sedang, aktivitas
belum bisa mandiri dan imobilisasi.
493.
483.
494.
1,2,3
P:
484.
16-0611/08.00 WIB
495.
I:
482.
485.
486.
16-0611/08.30 WIB
487.
488.
489.
490.
16-0611/11.30 WIB
Lanjutkan
intervensi
496.
1. Memberikan diit NCVA
- Klien makan habis 1 porsi.
497.
2. Memberikan obat pagi
sesuai program : betaserc 1 tb dan
cetalgin 1 tb.
- Obat dapat diminum semua dan
masih dibantu sebagian oleh
keluarga.
498.
3. Melibatkan keluarga
dalam pemenuhan ADL klien.
499.
E:
500.
S:
506.
DX. IV
507.
16-0611/12.20 WIB
508.
Lanjutkan
intervensi
519.
S: Klien mengatakan masih
bingung dengan penyakit yang
dialami sekarang.
509.
520.
O: Klien
gelisah.
masih
tampak
510.
521.
511.
522.
512.
523.
I:
531.
513.
16-0611/12.20 WIB
514.
16-0611/13.00 WIB
524.
1. Memberikan penjelasan
tentang penyakit yang diderita
klien.
525.
2. Menjelaskan manfaat obat
yang diberikan sesuai program
515.
526.
E:
516.
527.
S:
517.
518.
532.
9
533.
DX. I
534.
17-0611/14.00 WIB
535.
536.
537.
538.
539.
540.
541.
17-0611/14.00 WIB
542.
543.
17-0611/15.00 WIB
544.
545.
546.
17-0611/16.00 WIB
529.
530.
547.
S: Klien mengatakan telinga
berdenggung tetapi sakit kepala
sudah berkurang.
548.
O: KU sedang, kesadaran :
composmentis dan skala nyeri 2.
549.
A
sebagian.
Masalah
teratasi
550.
551.
I:
552.
1. Mengobservasi status
neurologis
- KU sedang dan kesadaran :
composmentis.
553. 2. Mengukur vital sign
TD: 110/70mmHg.
Suhu : 36,1C.
Nadi : 80x/menit.
Respirasi : 22x/menit.
554.
3.
Melakukan
pemeriksaan fisik head to toe.
-
560.
555.
E:
556.
S:
Klien
mengatakan
pusing
berkurang.
- Klien mengatakan tidak ada rasa
sakit pada badannya, tetapi telinga
masih berdenggung dan gigi kiri
atas terasa sakit.
557.
O:
-
562.
DX. II
563.
17-0611/15.30 WIB
564.
565.
570.
S: Klien mengatakan sudah
bisa tidur dan badan sudah lebih
enak.
571.
566.
572.
A:
sebagian.
567.
573.
P: Lanjutkan intervensi 1
568.
574.
I:
569.
17-0611/15.45 WIB
575.
1. Memberikan suasana
yang nyaman bagi pasien.
- Klien tampak lebih nyaman dan
tenang.
576.
E:
577.
Masalah
teratasi
S:
581.
579.
A
sebagian.
580.
582.
1
583.
DX. III
Masalah
teratasi
P: Lanjutkan intervensi 1
584.
17-0611/14.00 WIB
596.
S:
Klien
mengatakan
badannya sudah lebih enak.
585.
597.
O: KU sedang, aktivitas
dibantu sebagian.
586.
587.
598.
A:
sebagian.
588.
599.
589.
600.
I:
590.
17-0611/14.00 WIB
593.
601.
1. Memberikan obat siang
sesuai program : betaserc 1 tb dan
cetalgin 1 tb.
- Obat dapat diminum semua.
602.
2. Memandikan klien di atas
tempat tidur.
- Klien tampak lebih segar.
603.
E:
594.
604.
595.
591.
592.
17-0611/14.20 WIB
Masalah
609.
teratasi
S:
611.
DX. IV
612.
17-0611/16.40 WIB
613.
619.
S: Klien mengatakan sudah
lebih paham tentang kondisinya
sekarang.
620.
O:
Klien
tampak
lebih
630.
614.
tenang.
615.
621.
A:
sebagian.
616.
617.
618.
17-0611/17.00 WIB
Masalah
teratasi
622.
P: Lanjutkan intervensi 1
623.
I:
624.
1. Memberi penjelasan
tentang pola hidup sehat.
- Klien dapat bekerja sama dengan
baik.
625.
E:
626.
S:
628.
A:
sebagian.
629.
631.
1
632.
DX. I
633.
18-0611/14.00 WIB
634.
Masalah
teratasi
647.
S: Klien mengatakan pusing
sudah berkurang dan hari ini akan
pulang.
635.
648.
O: KU baik, kesadaran :
composmentis dan skala nyeri 1.
636.
649.
A : Masalah teratasi.
637.
650.
P: Intervensi stop.
638.
651.
I:
639.
652.
1. Mengobservasi status
neurologis
- KU baik dan kesadaran :
composmentis.
653. 2. Mengukur vital sign
640.
18-0611/14.00 WIB
641.
659.
642.
18-0611/15.00 WIB
654.
TD: 120/70mmHg.
Suhu : 36C.
Nadi : 80x/menit.
Respirasi : 21x/menit.
E:
655.
S:
643.
644.
645.
646.
661.
DX. II
662.
18-0611/14.10 WIB
663.
664.
665.
666.
667.
18-0611/14.20 WIB
P: Intervensi stop.
668.
S: Klien mengatakan sudah
bisa tidur dan badan sudah lebih
enak.
669.
670.
A: Masalah teratasi.
671.
P: Intervensi stop.
672.
I:
673.
1. Memberikan suasana
yang nyaman bagi pasien.
- Klien tampak lebih nyaman dan
tenang.
674.
E:
675.
S:
P: Intervensi stop.
679.
680.
1
681.
DX. III
682.
18-0611/14.05 WIB
695.
S:
Klien
mengatakan
badannya sudah lebih enak.
683.
696.
O: KU baik,
dilakukan sendiri.
684.
685.
686.
687.
688.
18-0611/14.05 WIB
689.
690.
18-0611/14.20 WIB
691.
aktivitas
697.
A: Masalah teratasi.
698.
P: Intervensi stop.
699.
I:
700.
1.
Mengobservasi
kemandirian.
- Klien
melakukan
aktivitasnya
sendiri
701.
2. Memandikan klien di atas
tempat tidur.
- Klien tampak lebih segar.
702.
E:
703.
692.
707.
S:
693.
694.
709.
DX. IV
710.
18-0611/16.00 WIB
711.
P: Intervensi stop.
717.
S: Klien mengatakan sudah
lebih paham tentang kondisinya
sekarang.
712.
718.
O:
tenang.
713.
719.
A: Masalah teratasi.
714.
720.
P: Intervensi stop.
715.
721.
I:
722.
1.
716.
18-06-
Klien
tampak
Memberi
lebih
penjelasan
728.
11/16.00 WIB
724.
S:
727.
729.
730.
731.
732.
733.
734.
735.
736.
737.
738.
739.
740.
P: Intervensi stop.
741.
742.
743.
744.
BAB III
PEMBAHASAN
kamar 203B dan pada tanggal 17 Juni 2011 pindah ke kamar 203A antara teori
dan praktek tidak terlalu jauh berbeda. Dari pengkajian hingga evaluasi dari teori
hampir semua sama dengan praktek yang dilakukan saat praktek.
745.
kamar 3B yang telah di lakukan selama empat hari hingga klien pulang, keadaan
klien menunjukkan perubahan klien seperti sakit kepala klien sudah berkurang,
telinga yang berdenggung sudah tidak sering terjadi, klien sudah dapat tidur
dengan nyenyak dan pasien sudah dapat makan dan minum obat sendiri (mandiri)
hingga melakukan aktivitas sendiri.
A. Pengkajian
746. Pengkajian
melakukan
tindakan keperawatan.
747. Dari data yang dikumpulkan selama pengkajian secara teori yang
diambil dari:
1.
2.
3.
4.
Pemeriksaan Fisik.
Observasi.
Wawancara.
Studi Rekam Medis.
748.
langsung ke klien dan keluarga klien vertigo dan menggunakan studi rekam
medis klien.
B. Diagnosa Keperawatan
749.
Diagnosa untuk pasien dengan vertigo secara teori adalah:
1. Nyeri akut atau kronis berhubungan dengan abnormalitas fungsi fisiologis
indera. Ditandai dengan pasien mengatakan pusing, rasa seperti diputar
atau dimiringkan, obyek disekitarnya bergerak ( subyektif ), wajah pucat,
berkeringat, gelisah, berfokus paddiri sendiri ( obyektif ).
2. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan perubahan penerimaan
sensori, transmisi dan intergrasi ditandai dengan rasa tidak stabil
750.
(subyektif), disorientasi ruangan/halusinasi gerakan (obyektif ).
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ketidaknyaman (nyeri).
4. Kurang mandiri dalam merawat diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
5. Koping individual tak efektif berhubungan dengan ketidak-adekuatan
relaksasi, metode koping tidak adekuat, kelebihan beban kerja.
6. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, tidak mengenal
informasi dan kurang mengingat ditandai oleh memintanya informasi,
ketidak-adekuatannya mengikuti instruksi.
751.
Diagnosa yang ditegakkan untuk klien dengan kasus vertigo secara
teori dan ditegakkan setelah praktek dan diambil dari data-data pengkajian
tidak berbeda teori dan prakteknya. Dari hasil pengkajian yang telah dilakukan
terhadap pasien dengan vertigo, maka diagnosa keperawatan
yang dapat
dengan yang telah penulis lakukan dan perawat lain lakukan pada pasien
dengan kasus vertigo.
753. Dalam memenuhi kebutuhan pasien dengan kasus vertigo
yang penulis dapatkan tidak terlepas dari semua data yang didapatkan pada
saat pengkajian yang telah dilakukan, serta rumusan diagnosa yang telah
di susun sehingga dapat memberikan acuan terhadap pemenuhan asuhan
keperawatan
pada
pasien,
tindakan
yang
dilakukan
agar
dapat
yang
mendukung
untuk
memenuhi
kebutuhan
tidur,
Dari
keempat
diagnosa
dibuat
intervensi
dan
diimplementasi, dan dari keempat diagnosa dapat teratasi dan klien dapat
pulang dalam keadaan sehat kembali seperti biasa.
762.
763.
764.
765.
766.
767.
768.
769.
770.
A. Kesimpulan
771.
BAB IV
PENUTUP
keempat
diagnosa
dibuat
intervensi
dan
diimplementasi, dan dari keempat diagnosa dapat teratasi dan klien dapat
pulang dalam keadaan sehat kembsli seperti biasa.
774.
775.
DAFTAR PUSTAKA
787.
Carpernito, J.L, (1999), Rencana Asuhan keperawatan dan
dokumentasi
788.
keperawatan, Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif,
ed. 2, EGC;
789.
Jakarta.
790.
Doenges, Marilyn E, (1999), Rencana Asuhan Keperawatan
Pedoman untuk
791.
3, Jakarta; EGC.
792.
http://hidayat2.wordpress.com/2009/04/23/askep-vertigo/
793.
http://www.scribd.com/doc/47163418/ASUHAN-
KEPERAWATAN-VERTIGO
794.
NANDA, (2009-2011), Nursing Diagnosis : Definition And
Clasification.
795.
796.
797.
Philadelphia
Price, S.A., & Wilson, L.M, (2006), Patifisiologi: Konsep klinis prosesproses
penyakit, Vol.2, Jakarta; EGC.
798.
Jakarta; EGC.
799.
800.