Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Pada abad ke- 9, Prosper Meniere menulis tentang sindrom penyakit yang dinamakan
menurut namanya. Penyebab penyakitnya masih tidak jelas. Diduga adanya hidrops dalam
system endolimfatik disebabkan oleh produksi endolimfa yang terlampau tinggi di dalam
striavaskular atau reasorbsi yang terlalu rendah di duktus dan sakus endolimfatikus. Stress
merupakan penyebab penting timbulnya penyakit serta mempunyai pengaruh yang penting
terhadap frekuensi dan beratnya serangan. Hydrops endolimfatik bias juga timbul karena trauma
atau peradangan.1
Endolimfatik hidrops sering disamakan dengan Meniere disease dan Meniere sindrom,
keduanya dipercayai sebagai hasil dari peningkatan tekanan didalam system endolimfatik.
Berdasarkan defenisinya Meniere disease merupakan penyakit idiopatik sedangkan Menier
sindrom bias timbul sekunder pada bebrapa proses yang mengganggu produksi normal atau
resorpsi dari endolimf seperti abnormal endokrin, trauma, elektrolit imbalance, difungsi
atauimun, medikasi, infeksi parasite, hyperlipidemia.2
Menier disease dapat di analogikan dengan Bell palsy. Ketika sumber dari paralisis
fascialis diketahui maka, Bell palsy bukan merupakan diagnosis. Sama halnya ketika peyebab
vertigo diketahui Meniere disease bukan merupakan diagnosis. Dengan kata lain Meniere
sindrom merupakan endolimfatik hidrops yang disebabkan oleh kondisi spesifik sedangkan
Meniere disease merupakan endolimfatik hidrops yang peyebabnya belum diketahui.2
Penyakit ini umumnya hanya mengenai satu telinga, pertama menimbulkan gejala pada
usia antara 30 dan 60 tahun. Cirri khasnya adalah serangan vertigo paroksimal berat, sering kali
bersifat rotatoar, disertai tuli dan tinnitus. Serangan muncul dalam bentuk klaster-klaster
diselingi periode remisi. Dalam saaat remisi, keseimbangan tubuh normal. Setiap serangan
berlangsung selama beberapa jam, jarang kurang dari 10 menit atau lebih dari 12 jam, dan
diiringi oleh rasa lemas, mual, muntah. Adanya sensasi tekanan di telinga, peningkatan atau
perubahan karakter tinnitus, nyeri leher atau tuli yang memburuk serng mengawali serangan.3

1
Setidaknya pada 20 - 30% penderita penyakit ini bersifat bilateral dan ketulian cenderung
lebih berat ketimbang vertigionya sendiri. Satu bentuk penyakit yang dikenal sebagai hidrops
vestibular menyebabkan serangan vertigo episodic tanpa gejala auditorik. Jenis lain penyakit
Meniere ialah hidrops koklear, yang merupakan penyebab tersering ketulian fluktuatif, disertai
tinnitus dan distorsi, tetapi tanpa vertigo.3

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Anatomi Telinga
2.1.1 Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membaran timpani. Daun
telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga (meatus akustikus eksternus)
berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga bagian luar, di sepertiga bagian
luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen (modifikasi kelenjar keringat = Kelenjar
serumen) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada dua
pertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen, dua pertiga bagian dalam
rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2,5 - 3 cm. 5
Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut, kelenjar sebasea, dan sejenis kelenjar
keringat yang telah mengalami modifikasi menjadi kelenjar seruminosa, yaitu kelenjar apokrin
tubuler yang berkelok-kelok yang menghasilkan zat lemak setengah padat berwarna kecoklat-
coklatan yang dinamakan serumen (minyak telinga). Serumen berfungsi menangkap debu dan
mencegah infeksi.5
Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen (kelenjar
keringat) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada dua
pertiga bagian dalam haya sedikit dijumpai kelenjar serumen.5

Gambar 2.1 Anatomi Telinga4

3
Gambar 2 : Membrane Timpani 5

Gambar 3 : Telinga Tengah 5

4
2.1.2 Telinga Tengah
Telinga tengah berbentuk kubus dengan:
 Batas lateral : membran timpani
 Batas anterior : tuba eustachius
 Batas inferior : bulbus jugularis
 Batas posterior : aditus ad antrum, kanalis fasialis pars verikalis
 Batas superior : lantai fossa kranii media
 Batas medial : kanalis semisirkularis horizontalis, kanalis fasialis, fenestra ovale,
fenestra rotundum dan promontorium.5
Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan
terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut pars flaksida (membrane
Sraphnell), sedangkan bagian bawah disebut pars tensa (membran propria).
- Pars flaksida berlapis dua yaitu bagian luar merupakan lanjutan epitel liang telinga
dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti mukosa saluran pernapasan.
- Pars tensa memiliki satu lapisan lagi di tengah yaitu lapisan yang terdiri dari serat
kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan secara radier di luar dan sirkuler di
dalam.5
Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membran timpani disebut umbo. Dari
umbo bermula suatu refleks cahaya (cone of light) ke arah bawah, yaitu ke arah pukul 7 untuk
membran timpani kiri dan pukul 5 untuk membran timpani kanan. Di membran timpani terdapat
2 macam serabut sirkuler dan radier pada membran timpani pars tensa inilah yang menyebabkan
refleks cahaya yang berupa kerucut ini yang kita nilai. Membran timpani dibagi menjadi 4
kuadran.
Di dalam telinga tengah terdapat tulang-tulang pendengaran yaitu maleus, inkus, dan
stapes. Tulang pendengaran dalam telinga tengah saling berhubungan. Prosesus longus maleus
melekat pada membran timpani, maleus melekat pada inkus dan inkus melekat pada stapes.
Stapes terletak pada fenestra ovale yang berhubungan dengan kokhlea. Hubungan antara tulang-
tulang pendengaran adalah persendian.5
Pada pars flaksida terdapat daerah yang disebut atik. Pada tempat ini terdapat aditus ad
antrum yang merupakan lubang yang menghubungkan telinga tengah dengan antrum mastoid.
Tuba eustachius berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara dalam cavum timpani.

5
Bagian lateral berupa dinding dari tulang dan selalu terbuka, sedangkan dinding medial tersusun
dari tulang rawan.5

2.1.3 Telinga dalam


Bentuk telinga dalam sedemikian kompleksnya sehingga disebut labirin. Telinga dalam
terdiri dari kokhlea yang berupa dua setengah lingkaran dan vestibuler yang dibentuk oleh
utrikulus, sakulus, dan kanalis semisirkularis. Labirin (telinga dalam) mengandung organ
pendengaran dan keseimbangan, terletak pada pars petrosus os temporal. Labirin terdiri dari :
- Labirin bagian tulang, terdiri dari : kanalis semisirkularis, vestibulum, dan kokhlea
- Labirin bagian membran, yang terletak di dalam labirin bagian tulang, terdiri dari :
kanalis semisirkularis, utrikulus, sakulus, sakus, dan duktus endolimfatikus serta
kokhlea. Antara labirin bagian tulang dan membran terdapat suatu ruangan yang
berisi cairan perilimfe yang berasal dari cairan serebrospinalis dan filtrasi dari darah.
Di dalam labirin bagian membran terdapat cairan endolimfe yang diproduksi oleh
stria vaskularis dan diresorbsi pada sakkus endolimfatikus. Ujung atau puncak
kokhlea disebut helikoterma yang menghubungkan perilimfa skala timpani dan skala
vestibuli.5
Pada irisan melintang di kokhlea tampak skala vestibuli di sebelah atas, skala timpani di
sebelah bawah dan skala media diantaranya. Skala vestibuli dan skala timpani berisi perilimfe
sedangkan skala media berisi endolimfe. Dasar skala vestibuli disebut membran reissner
sedangkan dasar skala media disebut membran basilaris yang terletak organ korti di dalamnya.
Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membran tektoria dan pada
membran basilaris melekat sel rambut dalam, sel rambut luar, dan kanalis korti.5
Membran basilaris sempit pada basisnya (nada tinggi) dan melebar pada apeksnya (nada
rendah). Terletak diatas membran basilaris dari basis ke apeks adalah organ korti yang
mengandung organel-organel penting untuk mekanisme saraf perifer pendengaran. Organ korti
terdiri dari satu baris sel rambut dalam (3.000) dan tiga baris sel rambut luar (12.000). Ujung
saraf aferen dan eferen menempel pada ujung bawah sel rambut.5

6
Gambar 3 : Labirin Osesus6
Bagian vestibulum telinga dalam dibentuk oleh utrikulus, sakulus, dan kanalis
semisirkularis.Utrikulus dan sakulus mengandung makula yang diliputi oleh sel-sel rambut.
Menutupi sel-sel rambut adalah suatu lapisan gelatinosa yang ditembus oleh silia dan pada
lapisan ini terdapat pula otolit yang mengandung kalsium dan akanmenimbulkan rangsangan
pada reseptor. Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui suatu duktus sempit yang
merupakan saluran menuju sakus endolimfatikus. Makula utrikulus terletak pada bidang yang
tegak lurus dengan makula sakulus.5

2.2 Menière Disease


2.2.1 Definisi
Menière disease dalah kelainan telinga dalam yang juga dikenal sebagai endolimfatik
hidrops idiopatik.Endolimfatik hidrops mengacu pada kondisi dimana terjadi peningkatan
tekanan hidraulik didalam system endolimfatik pada telinga dalam. Tekanan yang berlebihan
menyebabkan akumulasi di dalam endolimfa dapat menyebabkan gejala gejala seperti: hilangnya
pendengaran yang berubah-ubah, vertigo episodic (biasanya sensasi berputar), tinnitus atau
telinga berdengung, dan rasa penuh pada telinga. 2

7
Menière disease adalah gangguan dengan suatu pembengkakan rongga endolimfatik.
Secara patologis, penyakit Menière disease disebakan oleh pembengkakan pada kompartemen
endolimfatik.12

2.2.2 Epidemiologi
Di US, prevalensi 1000 kasus endolimfatik hidrops per 100.000 populasi merupakan
perkiraan yang masuk akal. Predisposisi family mungkin merupakan suatu factor terjadinya
Menière disease, karena setengah dari pasien memiliki riwayat keluarga yang signifikan.
Prevalensi Menière disease yang dilaporkan (endolimfatik hidrops idiopatik) sangat
bervariasi, dari 15 per 100.000 di US sampai dengan 157 per 100.000 di UK. Perbedaan
prevalensi yang berdasarkan pada area geografis ini kemungkinan besar karena adanya laporan
bias dan bukan pola geografis penyakit. Bilateral disease ditemukan pada 10% pasien dengan
Menière disease pada awal diagnosa, seiring progresivitas penyakit kemungkinan daoat di
temukan pada lebih dari 40% pasien.2
Menière disease dapat dijumpai pada hampir seluruh usia. Penyakit ini dijumpai pada
anak-anak usia 4 tahun dan pada orang tua usia lebih dari 90 tahun. Tipikal onset muncul pada
awal sampai pertengahan dewasa. Puncak insiden Menière disease pada usia 40 sampai 60 tahun.
Umur rata-rata pada pengobatan grup di beberapa studi menyebutkan usia 49-67 tahun.2
Menière disease lebih sering ditemukan pada perempuan di bandingkan dengan laki-laki
dengan rasio 3:1 sampai dengan 8:1. Ratio ini kemungkinan dapat bersifat bias karena lebih
banyak perempuan yang mencari pengobatan. Penyakit ini menyerang orang-orang berkulit
putih, walaupun penemuan ini juga dapat bersifat bias. Predileksi perempuan yang menderita
Menière disease di hubungkan dengan migraine dan pada kenyataannya terdapat bukti yang
menyebutkan bahwa Menière disease dan migraine mungkin berhubungan dan atau spectrum
yang berbeda pada penyakit yang sama.2

2.2.3 Etiologi
Berbagai proses dibahas sebagai penyebab penyakit Meniere disease, tetapi semua
akhirnya berujung pada hidrops endolimfe. Namun tidak jelas apakah hidrops tersebut
disebabkan oleh kelebihan produksi endolimfe, suatu hambatan aliran, atau gangguan resobrsi.
Hidrops tersebut tersebut menekan membrane Reissner, terutama ditempat yang lemah (ujung

8
koklea), yang dapat meyebabkan rupture. Pada keadaan ini endolimfe bercampuran dengan
perilimfe, akibatnya terjadi kerusakan organ pendengaran serta vertigo.8
Perubahan pada telinga dalam merujuk gejala-gejala yang meyebabkan perubahan
patologis seperti penyakit autoimun (Cogan’s Syndrome dan SLE), rubella congenital dan infeksi
virus lainnya pada telinga dalam (kemungkinan herpes simplek), sifilis, penyakit telinga kronis,
neuroma akustik, trauma, alergi dan perubahan hormonal pada siklus menstruasi. Pada
kebanyakan pasien penyebab tidak diketahui.9

Gambar 5 :Cause Meniere Disease 9

2.2.4 Patofisiologi
Patofisiologi pasti dari Meniere disease masih controversial. Mekanisme yang
mendasarinya adalah distorsi dari labirin membraneus yang disebabkan oleh akumulasi
endolimfa yang berlebih. Beberapa peneliti banyak mempertanyakan apakah endolimfatik
hidrops merupakan marker suatu penyakit ketimbang penyebab. Sebuah studi yang meliat tulang
temporal pada pasien Meniere disease memiliki hidrops setidaknya pada satu telinga tetapi
hidrops tersebut juga ditemukan pada pasien yang tidak memiliki gejala Meniere disease.2
Endolimfa dan perilimfe dipisahkan oleh membrane tipis terletak di apparatus neural
pendengaran dan keseimbangan. Saat terjadi peningkatan tekanan edolimfa dan perilimfe

9
dipisahkan oleh membrane tipis yang terletak di apparatus neural pendengaran dan
keseimbangan. Saat terjadi peningkatan tekanan endolinfatik menyebabkan banyak membrane
yang memisahkan perilimfa.2
Tercampurnya cairan ini meyebabkan terkenanya reseptor nervus vestibularis yang
meyebabkan tidak terjadinya depolarisasi sel rambut. Perubahan mendadak pada nervus
vestibularis ini meyebabkan timbulnya akut vestibular imbalance (vertigo). Fluktuasi yang
disebabkan karena tekanan stress pada membrane yang kaya akan nervus tersebut meyebabkan
gangguan pendengaran, tinnitus, vertigo, imbalance, dan adanya sensasi tekanan didalam
telinga.2
Gejala klinis penyakit Meniere disease disebabkan oleh adanya hidrops endolimfa pada
koklea dan vestibulum. Hidrops yang terjadi mendadak dan hilang timbul diduga disebabkan
oleh :
1. Meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri
2. Berkurangnya tekanan osmotic didalam kapiler
3. Meningkatnya tekanan osmotic ruang ekstrakapiler
4. Jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat sehingga terjadi penimbunan cairan
endolimfa.5
Serangan akut Meniere disease secara umum dipercayai sebagai hasil dari fluktuasi
tekanan cairan didalam telinga dalam. Ini disebut juga sebagai hidrops. System membrane, yang
disebut labirin membraneus, mengandung cairan yang disebut endolimfa. Membran ini dapat
berdilatasi seperti balon ketika tekanan meningkkat. Satu – satunya cara ini dapat terjadi ketika
system drainase yang disebut dengan ductus endolimfatik tersumbat. Pada beberapa kasus,
ductus endolimfatik bias tersumbat karena sikatrik jaringan, atau ductus sempit sejak lahir. Pada
beberapa kasus lain terdapat cairan yang terlalu banyak disekresikan oleh stria vascularis. Jalur
cairan yang lebar secara abnormal, seperti aqueduct vestibular atau aqueduct cochlear, mungkin
juga berhubungan dengan gejala seperti Meniere disease, tetapi pada bukti akhir-akhir ini
menolak hubungan antara aqueduct cochlear dengan Meniere disease.
Pada review literature, ciuman (2009) menyatakan bahwa sakus endolimfatiktipis pada
mereka yang memiliki aqueduct vestibular yang melebar, sedangkan pada Meniere disease sakus
tersebut fibrosa. Pada pemeriksaan histopatologi tulang temporal, ditemukan pelebaran dan
perubahan membrane Reisssner. Terdapat penonjolan kedalam skala vestibule, terutama di

10
daerah apex koklea, Helikotrema. Sakulus juga mengalami pelebaran yang dapat menekan
utrikulus. 4,5

Gambar 5 : Perbandingan Labirin Membraneus pada Pasien Normal dengan


Pasien yang Menderita Menière Disease5

2.2.5 Manifestasi Klinik


Terdapat trias penyakit Menière yaitu vertigo, tinnitus, dan tuli sensorineural terutama nada
rendah.
a. Vertigo
Vertigo merupakan sensasi bergerak (berputar) ketika sedang tidak bergerak. Nistagmus
horizontal atau rotasional selalu ditemukan ketika serangan vertigo. Serangan vertigo
dapat bertahan dari beberapa menit sampai beberapa jam dan sering berhubungan dengan
rasa mual hebat dan muntah. Setidaknya 2 episode definitive vertigo yang berlangsung
selama kurang lebuh 20 menit harus terjadi untuk membuat diagnosis.
Pada 10% pasien dengan gejala vertigo, Menière disease merupakan
penyebabnya.Serangan akut vertigo bisa disertai dengan jatuh tiba-tiba dengan atau tanpa
hilangnya kesadaran. Setelah serangan akut, pasien umumnya merasa capek, tidak
seimbang dan mual untuk beberapa jam sampai beberapa hari. Waktu dan frekuensi
serangan bervariasi. Beberapa pasien dapat memprediksi serangan sedangkan yang lain

11
tidak dapat memprediksinya. Serangan bisa dihubungkan dengan pemicu diet, siklus
menstruasi, dan stress psikososial
b. Tinnitus
Tinnitus sering non pulsatile dan bisa dideskripsikan sebagai suara mendengung,
walaupun deskripsi kalsik adalah suara nada rendah. Tinnitus ini dapat kontinu atau
intermintten, biasanya berhubungan dengan hilangnya pendengaran saat serangan.
c. Tuli Sensorineural
Hilangnya pendengaran harus dibuktikan memakai audiometer yang mengenai telinga
setidaknya sekali saat serangan berlangsung.Tuli biasanya terutama pada nada rendah.5,10
Gejala lain yang menjadi tanda khusus adalah perasaan penuh di dalam telinga. Dari
keluhan vertigonya kita sudah dapat membedakan dengan penyakit yang lainnya yang juga
mempunyai gejala vertigo seperti penyakit Menière, tumor N. VIII, sclerosis multiple, neuritis
vestibuler atau vertigo posisi paroksimal jinak (VPPJ).Pada tumor N.VIII serangan vertigo
periodic, mula0mula lemah dan makin lama makin kuat.5,10
Pada skelrosis multiple, vertigo periodic, tetapi instensitas serangan sama pada tiap
serangan. Pada neuritis vestibular serangan vertigo tidak periodic dan makin lama makin
menghilang.Penyakit ini diduga disebabkan virus, biasanya penyakit ini timbul setelah menderita
influenza.Vertigo hanya didapatkan pada permulaan penyakit. Penyakit ini akan sembuh total
bila tidak disertai dengan komplikasi. Vertigo posisi paroksismla jinak (BPPV), keluhan vertigo
datang secara tiba-tiba terutama pada perubahan posisi kepala dan keluhan vertigonya terasa
sangat berat kadang-kadang disertai rasa mual sampai muntah, berlangsung tidak lama.5,10

2.2.6 Diagnosis
 Anamnesa
1. Vertigo yang hilang timbul disertai tinnitus dan rasa penuh pada telinga.
2. Fluktuasi gangguan pendengaran berupa tuli sensorineural
3. Menyingkirkan kemungkinan penyebab sentral, misalnya tumor n.VIII. Pada tumor n.VIII
serangan vertigo periodik, mula-mula lemah dan semakinlama makin kuat. Pada sklerosis
multipel vertigo periodik dengan intensitas sama pada tiap serangan. Pada neuritis
vestibuler serangan vertigo tidak periodik dan makin lama menghilang.5

12
 Pemeriksaan fisik
Hasil pemeriksaan fisik telinga kemungkinan kelainan telinga luar dan tengah dapat
disingkirkan dan dipastikan kelainan berasal dari telinga dalam misalnya dari anamnesis
didapatkan kelainan tuli saraf fluktuatif dan ternyata dikuatkan dengan hasil pemeriksaan.Pada
pemeriksaan otoskop cenderung normal.Pemeriksaan fisik keseimbangan seperti tes Romberg
(berdiri dengan mata tertutup) dan tes Unterberger (berjalan dengan matat tertutup) hanya
menunjukam gangguan keseimbangan sedang. Pemeriksaan Fisik vertigo dapat dilakukan
dengan maneuver Dix-Hallpike. Pemeriksaan neurologis lengkap perlu dilakukan untuk
membedakan Menière disease dengan kondisi yang lain.11
 Pemeriksaan penunjang
a. Pure Tone Audiogram.Pemeriksaan ini sangat penting pada Menière disease karena dapat
menunjukan tuli sensorineural nada rendah.
b. Electrocholeografi
Untuk mengukur potensial listrik yang dibangkitkan suara dari telinga.
c. Electronystagmography
Dengan tes kalori ini untuk mengetahui ada atau tidaknya disfungsi vestibuler perifer.
d. Uji vestibulae-evoked myogenic potential (VEMP)
e. Untuk mengukur reflex vestibulokolik yang dapat berkurang atau hilang pada pasien
dengan penyakit meniere,
Magnetic Resonance Imaging (MRI) dengan kontras yang disebut gadolinium spesifik
menstimulasi n.VII. Bagian serabut saraf yang tidak terisi kontras menunjukkan adanya
neuroma akustik. Selain itu uga dapat memvisualisasikan kokhlea dan kanalis
semisirkularis.9
2.2.7 Diagnosa Banding
Table 1 Diagnosa diferensial vertigo vestibular akut 1
Subjektif Audiogram Pemeriksaan vestibular
Penyakit  Serangan akut  Gangguan  Selama
meniere vertigo pendengaran serangan
 Pendengaran sensorineural nistagmus
kurang nada rendah kemudian
 Telinga hilang

13
berdengung
Vertigo posisi  Serangan akut  Normal  Fungsi normal
proksimal pada gerakan tes Hallpike
jinak kepala positif
(hallpike)  Tidak ada gejala
gangguan
pendengaran
Neuronitis  Serangan akut  Normal  Serangan
vestibularis vertigo nistagmus
 Tidak ada gejala  Serangan fungsi
gangguan labirin
pendengaran
Schwannoma  Pendengaran  Gangguan  70% kasus
vestibularis kurang progresif berkurang
(Neuritis  Vertigo tinggi sensitivas
vestibularis)  Tidak spesifik  Kadang tuli rangsangan
mendadak

Beberapa diagnosa diferensial untuk gangguan keseimbangan 9 :


 Penyakit meniere
 BPPV
 Neuronitis vestibularis
 Cerebellar Stroke
 Migraine
 Viral Labirinitis

14
2.2.8 Penatalaksanaan
Pasien yang datang dengan keluhan khas penyakit Meniere awalnya hanya diberikan
pengobatan yagng bersifat simptomatik, seperti sedatif dan bila perlu bila perlu diberikan
antiemetik.Pengobatan paling baik adalah sesuai dengan penyebabnya.
Non Farmakologi
Diet merupakan salah satu pengobatan yang perlu dipertimbangkan. Peningkatan
komsumsi garam pada pasien dengan Meniere disease dapat meningkatkan serangan terjadinya
vertigo. Pengurangan komsumsi garam dapat mengurangi tekanan osmotic di endolimfa, dan
komsumsi garam garam kurang dari 2 gram per hari telah menunjukan dapat mencegah serangan.
Hindari komsumsi makanan dan minuman yang mengandung kafein karena kafein memiliki zat
stimulant yang membuat mankin parah. Kafein juga bias meyebabkan tinnitus makin besar.
Komsusi kafein dalam jumlah banyak dapat memicu terjadinya migraine.4,12

Farmakologi
1. Obat-obatan vasodiator perifer: antihistamin, antikolinergik, steroid, dan diuretik untuk
mengurangi tekanan pada endolimfe.
2. Obat-obatan antiiskemia dapat diberikan sebagai obat alternatif dan neurotik untuk
menguatkan sarafnya selain itu jika terdapat infeksi virus dapat diberikan antivirus seperti
asiklovir.
3. Transquilizer Diazepam (valium) digunakan pada kasus akut untuk membantu
mengontrol vertigo, karena sifat adiktifnya tidak digunakan sebagai pengobatan jangka
panjang.
4. Antiemetik; prometazin tidak hanya mengurangi mual dan muntah juga mengurangi
gejala vertigo.
5. Diuretik; tiazide dapat membantu mengurangi gejala penyakit Meniere dengan
menurunkan tekanan dalam sistem endolimfe. Pasien harus diingatkan untuk banyak
makan yang mengandung kalium seperti pisang, tomat, dan jeruk ketika menggunakan
diuretik yang menyebabkan kehilangan kalium.4,12

15
Penatalaksanaan Bedah 12
Operasi yang direkomendasikan bila serangan vertigo tidak terkontrol antara lain:
a. Dekompresi sakus endolimfatikus
Untuk mendekompresikan cairan berlebih di telinga dalam dan menyebabkan kembali
normalnya tekanan terhadap ujung saraf vestibulokokhlearis.Insisi dilakukan di belakang
telinga yang terinfeksi dan air cell mastoid diangkat agar dapat melihat telinga dalam.Insisi
kecil dilakukan pada sakus endolifatikus untuk mengalirkan cairan ke rongga
mastoid.Secara keseluruhan sekitar 60% pasien serangan vertigo menjadi terkontrol, 20%
mengalami serangan yang lebih buruk. Fungsi pendengaran tetap stabil namun jarang yang
membaik dan tinnitus tetap ada, 2% mengalami tuli total dan vertigo tetap ada.
b. Labirinektomi
Mengangkat kanalis semisirkularis dan saraf vestibulokokhlearis.Dilakukan dengan insisi
di telinga belakang dan air cell mastoid diangkat, bila telinga dalam sudah terlihat,
keseluruhan labirin tulang diangkat.Setelah satu atau dua hari paska operasi, tidak jarang
terjadi vertigo berat.Dapat diberi obat-obatan.Setelah seminggu, pasien mengalami periode
ketidakseimbangan tingkat sedang tanpa vertigo, sesudahnya telinga yang normal
mengambil alih seluruh fungsi keseimbangan.Operasi ini dapat menghilangkan fungsi
pendengaran telinga.
c. Neurektomi Vestibuler
Pilihan utama untuk menyembuhkan vertigo dan pendengaran yang tersisa.Dilakukan insisi
dibelakang telinga dan air cell mastoid diangkat, dilakukan pembukaan pada fossa
durameter dan n.VIII dan dilakukan pemotongan terhadap saraf keseimbangan.Pemilihan
operasi ini mirip labirinektomi.Operasi ini melibatkan daerah intrakranial, sehingga harus
dilakukan pengawasan ketat paska operasi.Indikasinya: pasien dibawah 60 tahun yang
sehat. Sekitar 5% mengalami tuli total pada telinga yang terinfeksi, paralisis wajah
sementara dapat terjadi selama beberapa hari hingga bulan, sekitar 85% vertigo dapat
terkontrol.
a. Labirinektomi dengan zat kimia
Operasi menggunakan antibiotik (streptomisin atau gentamisin dosis kecil) yang
dimasukkan ke telinga dalam. Bertujuan mengurangi proses penghancuran saraf
keseimbangan dan mempertahankan pendengaran yang masih ada. Dengan pemberian

16
streptomisin intramuskular dapat menyembuhkan serangan vertigo dan pendengaran dapat
dipertahankan.
b. Endolimfe shunt
Operasi ini masih kontroversi karena banyak peneliti yang menganggap operasi ini
merupakan plasebo. Ada dua tipe dari operasi ini yaitu :
1) Endolimfe subaraknoid shunt
Mempertahankan tuba diantara endolimfe dan kranium
2) Endolimfe mastoid shunt
Mempertahankan tuba antara sakus endolimfatikus dan rongga mastoid.11

2. 2. 9 Prognosa

Prognosa pasien dengan Meniere Disease bervariasi. Beberapa pasien memiliki gejala
yang minimal sedangkan pasien lain memiliki serangan berat. Episode serangan dapat terjadi 1
sampai 2 kali setahun atau dapat terjadi pada regular basis. Pola eksaserbasi dan remisi membuat
evaluasi pengobatan dan prognosis menjadi sulit. Secara umum, kondisi pasien stabil secara
spontan seiring dengan waktu. Remisi spontan penyakit ini tinggi yaitu diatas 50% dalam 2
tahun dan diatas 70% setelah 80 tahun.

Tetapi banyak juga pasien yang telah mengalami keadaan stabil yang spontan tetap
memiliki keseimbangan dan pendengaran yang buruk. Kebanyakan dari pasien yang tersisa
(mereka yang tidak sembuh spontan) dapat diatasi dengan obat- obatan. Pengobatan invasive
seperti operasi dibutuhkan pada 5-10%. Meniere disease tidak berhubungan dengan angka
kematian, tetapi berhubungan dengan jatuh secara tiba-tiba yang bidsa menimbulkan trauma.
Kegagalan dalam meningkatkan pasien adanya kemungkinan terjadinya jatuh secara tiba-tiba
dapat meyebabkan fatal.2

17
BAB III
KESIMPULAN

Menière disease merupakan suatu penyakit yang diakibatkan adanya kelainan pada telinga
dalam berupa hirops (pembengkakan) endolimfa pada kokhlea dan vestibulum.Gejala dari
penyakit meniere disebut trias meniere yang terdiri dari vertigo (sakit kepala berputar), tinnitus,
dan gangguan pendengaran berupa tuli sensori neural.Gangguan pendengaran ini bersifat
fluktuatif dimana gangguan pendengaran terjadi saat serangan dan dapat normal diluar serangan.
Menière disease adalah salah satu penyebab tersering vertigo pada telinga dalam.Sebagian
besar kasus timbul pada laki-laki atau perempuan dewasa. Paling banyak ditemukan pada usia
20-50 tahun. Pasien dengan resiko besar terkena penyakit Meniere adalah orang-orang yang
memiliki riwayat alergi, merokok, stres, kelelahan, alkoholisme, dan pasien yang rutin
mengonsumsi aspirin.Pada dasaarnya, etiologi pasti dari penyakit meniere ini belum diketahui.
Menière disease masa kini dianggap sebagai keadaan dimana terjadi ketidakseimbangan
cairan telinga yang abnormal dan diduga disebabkan oleh terjadinya malabsorbsi dalam sakus
endolimfatikus.
Untuk menegakkan diagnosis penyakit meniere dengan akurat, kondisi penyakit lain dapat
menghasilkan gejala yang serupa seperti penyakit Meniere harus disingkirkan. Evaluasi awal
didasarkan pada anamnesi yang sangat hati-hati. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk
menyingkirkan penyebab yang berasal dari telinga luar atau telinga dalam.Pemeriksaan
penunjang seperti audiometri, elektronistagmografi, elektrokokhleografi, BERA, dan MRI
terkadang diperlukan untuk menegakkan diagnosis penyakit meniere.
Pasien yang datang dengan keluhan khas penyakit Meniere awalnya hanya diberikan
pengobatan yang bersifat simptomatik, seperti sedatif dan bila perlu bila perlu diberikan
antiemetik. Pengobatan terbaik adalah dengan cara menangani penyebab dari penyakit tersebut.

18

Anda mungkin juga menyukai