Anda di halaman 1dari 12

STATUS PSIKIATRI

I.

IDENTITAS PASIEN
Nama
Jenis kelamin
Umur
Tempat, tanggal lahir
Agama
Suku / kewarganegaraan
Pendidikan
Pekerjaan
Status pernikahan
Alamat

: Ny. Hindun
: Perempuan
: 44 tahun
: Tangerang, 20 Juli 1970
: Islam
: Sunda / Indonesia
: Tamat SMP
: Tukang cuci
: Menikah
: Desa Jatimulya Buaranjati, Kabupaten Tangerang

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Autoanamnesis dilakukan di teras rumah kakak pasien pada pukul 16.30 WIB tanggal
20 Oktober 2014 dan allo anamnesis dengan kakak pasien dan istrinya dilakukan pada hari
yang sama pukul 13.30 WIB di ruang tamu rumah kakak pasien.
A. Keluhan utama
Pasien lebih sering berbicara sendiri sejak + 1 bulan terakhir.
B. Riwayat gangguan sekarang
Pasien lebih sering berbicara sendiri sejak + 1 bulan terakhir. Menurut keluarga
pasien, pasien sering terdengar berbicara sendiri seperti sedang berbicara dengan orang
lain padahal tidak ada orang bersamanya. Pasien sering menceritakan dirinya memiliki
banyak uang dan dirinya telah bersuami lagi dengan orang kaya. Pasien dapat berbicara
sendiri tersebut hingga larut malam, hanya tidur sekitar pukul 3 dini hari.
Di pagi harinya, pasien keluar rumah dan baru pulang setelah magrib. Pasien keluar
rumah dengan berjalan kaki, menggunakan pakaian rapih dan berdandan menor seperti
memakai bedak tebal dan memakai lipstick merah. Menurut pasien dirinya adalah orang
kaya dan pasien adalah orang yang sangat cantik.
Pasien mengaku ada banyak laki-laki yang menyukai dirinya, tidak hanya pacarnya
saat ini. Menurut keluarga pasien, Pasien juga terkadang tampak tertawa dan bernyanyinyanyi sendiri.
C. Riwayat penyakit sebelumnya
1. Riwayat gangguan psikiatrik
1

Sejak 35 tahun yang lalu, menurut keluarga, pasien mengalami kelainan jiwa
seperti sering berbicara sendiri, benyanyi-nyanyi, menangis-nangis dikamar. Em osi
pasien juga sering tidak stabil seperti sering marah-marah tanpa alasan yang jelas,
sering berbicara banyak, dan sering menangis. Pasien sudah pernah dibawa
keluarganya ke dukun dan dirawat inap di dukun tersebut, akan tetapi tidak ada
perbaikan. Ketika gejala pasien bertambah berat yaitu pasien sering marah-marah dan
teriak-teriak, keluarga pasien membawa pasien ke rumah sakit Jiwa Soeharto Herdjan
Grogol, di rawat jalan, diberi obat haloperidol, trihekxifenidil dan chlorpromazine.
Setelah itu, pasien tampak jauh lebih tenang.
PAsien rajin dibawa keluarganya control hanya sampai tahun 2003, setelah itu
keluarga pasien hanya meminta resep ke klinik dan ditebus di apotik. Setahun
terakhir, pasien susah disuruh minum obat, sering kali hanya ditahan di mulut
kemudian dimuntahkan ketika keluarga tidak melihat.
2. Riwayat penyakit medis lainnya
Sepengetahuan pasien dan kakaknya, pasien tidak memiliki riwayat cedera
kepala, kejang atu penyakkit berat lainnya. Sepengetahuan kakak pasien, pasien tidak
pernah dirawat karena penyakit medis lain.
3. Riwayat penggunaan zat psikoaktif dan alkohol
Pasien dan keluarga menyangkal penggunaan obat-obatan terlarang dan alkohol.
Pasien tidak pernah merokok. Pasien jarang minum kopi
D. Riwayat kehidupan pribadi
1. Riwayat prenatal dan perinatal
Riwayat prenatal dan perinatal tidak didapatkan data karena orang tua sudah
meninggal dan kakak pasien yang merawat saat ini tidak tahu.
2. Masa kanak awal (0-3 tahun)
Riwayat kanak awal tidak didapatkan karena data orang tua sudah meninggal dan
kakak pasien yang merawat saat ini tidak tahu.
3. Masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Menurut kakak pasien, sejak kecil pasien sering berbohong, pernah mengaku
naik kelas padahal pasien tidak naik kelas. Pasien sering marah-marah ketika bergaul
dengan teman-temannya.
4. Masa kanak akhir (pubertas dan remaja)
a. Hubungan sosial
2

Pasien saat remaja sering berinteraksi sosial dengan orang lain tetapi banyak
orang menganggap aneh karena pasien sering berbohong dan marah-marah tanpa
alasan yang jelas.
b. Riwayat pendidikan
Pasien tidak naik kelas 2 kali ketika SD dan dapat menamatkan pendidikan
sampai MTs.
c. Problem emosi
Pasien mulai menyukai laki-laki. Menurut kakak pasien, pasien mulai sering
mendekati laki-laki terutama yang ia sukai dan mulai tampak tertawa-tertawa
sendiri. Pasien masih sering berbohong dan mudah tersinggung jika diingatkan
atau ditegur.
5. Masa dewasa
a. Riwayat pekerjaan
Pasien setelah tamat SMP, pasien bekerja di pabrik tekstil selama 1 tahun.
Pasien pernah dimarahinya oleh atasannnya karena pekerjaannya kurang benar dan
pasien tidak menerima kemudian pasien pulang dengan marah-marah dan teriakteriak. Pasien kemudian tidak mau bekerja lagi. Setaun terakhir, pasien menerima
pekerjaan sebagai buruh cuci di desanya.
b. Aktivitas sosial
Menurut kakak pasien, pasien sering pergi keluar rumah kemudian berinteraksi
dengan warga sekitar dan pasien sekarang ini sudah mendapatkan pacar baru
meskipun belum resmi bercerai. Pasien sering tampak mendekati laki-laki terutama
yang ia sukai.
c. Riwayat psikoseksual
Pasien pernah menikah dua kali. Pernikahan pertama hanya bertahan 1 bulan
pada tahun 1995 karena pasien berlaku buruk terhadap mertua pasien. Menurut
pasien, mertua tidak menghormati pasien padahal pasien telah banyak membantu
pekerjaan rumah tangga. Menurut keluarga, mertua pasien saat itu menceritakan
bahwa pasien tidak becus mengurusi pekerjaan rumah tangga dan tidak dapat diajari
sertai sering memberontak. Pernikahan kedua terjadi pada awal tahun 2014, dan
sekarang pasien sudah pisah rumah sejak 2 bulan yang lalu tetapi belum resmi
bercerai. Menurut kakak pasien, suami pasien tampak memiliki sakit kejiwaan juga.
Suami tesebut tidak pernah bekerja dan hanya mengandalkan pasien untuk
membelikan kebutuhan di warung. Kebutuhan tersebut dibeli secara berhutang yang
kemudian dibayar oleh kakak pasien. Sekarang pasien sudah memiliki pacar lagi

sejak + 1 bulan. Keluarga curiga bahwa pacar tersebut hanya ingin memanfaatkan
pasien dalam segi ekonomi karena sedang dibangunkan rumah baru.
d. Riwayat agama
Pasien dan keluarganya adalah pemeluk agama Islam. Sebelumnya di MTs,
pasien dapat melakukan ibadah salat, mengaji dan puasa. Menurut keluarga pasien,
pasien saat ini sangat jarang beribadah dan jika solat pun tidak benar jumlah
rokaatnya. Bulan puasa terakhir, pasien mengaku kepada keluarga bahwa dirinya
menjalani ibadah puasa tetapi keluarga mendapat berita dari tetangga bahwa pasien
makan di warung.
e. Riwayat pelanggaran hukum
Pasien sering meminta uang ke anak sekolah di sekitar desanya.
f. Riwayat kemiliteran
Menurut keluarga dan pasien, pasien tidak memiliki riwayat masuk militer.
E. Situasi hidup sekarang
Pasien adalah anak kelima dari 6 bersaudara. Orang tua pasien sudah meninggal.
Pasien saat ini tinggal dengan keluarga kakaknya yang nomer dua. Pasien tinggal di
ruangan kamar sendiri yang melekat dengan rumah utama kakak pasien (di bagian
belakang). Makanan pasien disediakan oleh kakak iparnya dan dipisahkan mengunakan
alat makan pasien sendiri dan di antarkan ke kamarnya (tidak dibiarkan mengambil sendiri
ke dapur karena kakak ipar tersebut takut pasien menggunakan peralatan dan
membahayakan keluarganya). Saat ini kakak pasien sedang membangunkan rumah kecil (1
kamar, satu ruang tamu, 1 dapur, dan 1 kamar mandi) untuk pasien yang terletak tepat di
belakang rumah keluarga. Menurut kakak pasien hal tersebut merupakan bagian hak
warisan pasien.
F. Persepsi tentang diri dan kehidupan
Pasien merasa bahwa dirinya tidak sakit dan meminum obat membuat dirinya
merasa lemas dan tidak bertenaga
.
G. Impian, fantasi, dan nilai-nilai
Pasien ingin mempunyai suami baru, ingin rumahnya yang sedang dibangun cepat
jadi. Pasien ingin mendapatkan uang banyak dan melanjutkan pekerjaan buruh cucinya.

III. STATUS MENTAL


4

Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2014 di rumah pasien.


A. Deskripsi umum
1. Kesadaran
Kompos mentis, perhatian, pemusatan dan pengalihan perhatian adekuat.
2. Penampilan umum
Seorang perempuan berusia 45 tahun, berpenampilan fisik terlihat sesuai usia,
tampak ideal, kulit sawo matang, rambut pendek lurus berwarna hitam tampak tersisir
rapih. Pada setiap pemeriksaan, pasien mengenakan kaos berwarna coklat, dan cukup
rapih. Terlihat gigi pasien lengkap. Pasien dapat berjalan normal.
3. Perilaku dan aktivitas motorik
Sebelum wawancara dimulai, pasien biasanya sedang duduk di kursi sambil
makan. pasien tenang, pasien bicara seperlunya, ada kontak mata dengan pemeriksa,
perhatian tidak mudah teralih. Selama wawancara pasien kooperatif dalam menjawab
pertanyaan, tidak terlihat kaku, dan tampak nyaman. Setelah wawancara pasien pergi ke
rumah saudaranya
4. Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan yang diajukan dengan artikulasi jelas, suara
sedang, lancar dan spontan dalam menjawab pertanyaan. Pasien cenderung banyak
berbicara dan tidak berhenti kecuali diarahkan pada pertanyaan lain atau teralih
perhatiannya oleh hal di luar wawancara (perseverasi). Meskipun banyak bicara, pasien
cenderung hanya mengulangi topik-topik yang sering dibicarakannya yaitu rumah,
rumah saudara, dan makanan (miskin isi pembicaraan). Pasien tetap berbicara meskipun
wawancara telah dihentikan (logorea)
5. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
B. Alam Perasaan
1. Mood
2. Afek
3. Ekspresi afektif
Kestabilan
Keserasian
Pengendalian
Empati

: Eutimia
: Menyempit
: Labil
: Serasi
: Cukup
: Tidak dapat diraba rasakan

C. Fungsi intelektual
1. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan
Taraf pendidikan
: sesuai dengan taraf pendidikan.
5

Pengetahuan umum : baik, pasien dapat menyebutkan nama presiden saat ini.
Kecerdasan
: baik, pasien dapat melakukan perhitungan sederhana berupa
penambahan dan pengurangan.
2. Daya konsetrasi
Baik, pasien dapat menghitung pengurangan 100 dikurangi 7 dan seterusnya.
3. Orientasi
Daya orientasi waktu

: baik, pasien mengetahui siang atau malam dan dapat

menentukan jam pemeriksaan.


Daya orientasi tempat : baik, pasien mengetahui dirinya berada di rumahnya di
Desa Buaran Jati
Daya orientasi personal : baik, pasien mengetahui siapa pemeriksa dan orang-orang
disekitarnya, pasien dapat menyebutkan keluarganya.
4. Daya ingat
Daya ingat jangka panjang : baik, pasien dapat menceritakan masa kecilnya.
Daya ingat jangka pendek : baik, pasien dapat menceritakan kegiatan pada pagi hari
Daya ingat segera

sebelum pemeriksaan.
: baik, pasien dapat menyebutkan kembali benda-benda
yang disebutkan pemeriksa.

5. Pikiran abstrak
Baik, pasien mengerti peribahasa ibarat kucing dengan anjing yang menurut
pasien berarti selalu bertengkar. Pasien juga mengerti istilah panjang tangan yang
menurut pasien berarti suka mencuri.
6. Kemampuan menolong diri
Baik, pasien mampu makan, mandi dan pergi ke kamar mandi secara mandiri.
D. Gangguan persepsi
1. Halusinasi
:
Pasien mengaku dapat melihat sesosok bayangan yang sering mengobrol dengan
dirinya (halusinasi visual), pasien juga mengaku ada suara yang mengajaknya
berbincang-bincang
2. Ilusi
3. Depersonalisasi
4. Derealisasi

:tidak ada
:tidak ada
:tidak ada

E. Proses pikir
1. Arus pikir
6

Produktivitas

: Pasien banyak berbicara dan tidak berhenti kecuali diarahkan


oleh pewawancara (perseverasi). Meskipun banyak bicara,
pasien cenderung hanya mengulangi topik-topik yang sering
dibicarakannya yaitu mengenai rumah, rumah saudara dan
makanan (miskin isi pembicaraan).

Kontinuitas pikiran : Selama wawancara, pasien sering berpindah topik yang tidak
berhubungan dengan topik sebelumnya. (asosiasi longgar)
Hendaya berbahasa : Tidak ada.
2. Isi pikir
Preokupasi:
Pasien sering menyatakan berulang-ulang cerita mengenai rumah, rumah
saudara serta makanan. Pasien juga sering menceritakan tentang suaminya yang
pertama dan kedua.
Waham:
o Pasien merasa bahwa dia seorang ratu dari kerajaan yang kaya raya (waham
kebesaran).
F. Pengendalian impuls
Baik, selama wawancara pasien tenang.
G. Daya nilai
1. Daya nilai sosial
Baik, pasien menjawab bahwa mencuri dan mengambil barang milik orang lain
merupakan hal yang tidak baik.
2. Uji daya nilai
Baik, pasien akan berusaha mengembalikan dompet milik orang lain yang ia temukan di
jalan dengan meminta tolong kepada saudaranya.
3. Penilaian realita
Terganggu karena pasien memiliki halusinasi visual, halusinasi auditorik, waham bizar,
H. Tilikan
Derajat I yaitu pasien menyatakan bahwa dirinya tidak sakit.
I. Taraf dapat dipercaya
Dapat dipercaya
IV. STATUS FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 22 Oktober 2014 pukul 15.00 WIB.
A. Status Internus
o Keadaan umum : Baik
o Kesadaran
: Kompos Mentis
7

Tekanan darah : 120/70 mmHg


Frekuensi nadi : 88 x/ menit
Frekuensi napas : 18 x/menit
Suhu
: Afebris
Status Gizi
: Kesan gizi baik
Kulit
: Sawo matang, kesan normal
Kepala
: Normosefal, tidak tampak deformitas
Rambut
: Hitam, persebaran merata tidak mudah dicabut
Mata
: Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
THT
: Kedua telinga normotia, tidak ada sekret
Bentuk hidung normal, tidak ada sekret
Faring tidak hiperemis
o Gigi dan Mulut : Kebersihan mulut kurang, seluruh gigi seri atas tanggal
o Leher
: Tidak ada pembesaran KGB dan kelenjar tiroid.
o Jantung
: Bunyi jantung I-II normal, tidak ada murmur maupun gallop
o Paru
: Suara napas vesikuler, tidak ada ronki maupun wheezing
o Abdomen
: Supel, tidak ada nyeri tekan, bising usus normal
o Ekstremitas
: Akral hangat, tidak ada edema
Tungkai bawah kiri: deformitas (-), nyeri tekan (-), peradangan

o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

(-)
B. Status neurologis
GCS
Kaku kuduk
Pupil

: 15 (E4,V5,M6)
: (-)
: Bulat, isokor, refleks cahaya langsung (+/+),

Kesan parese nervus kranialis


Motorik

refleks cahaya tidak langsung (+/+)


: (-)
: Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-), spasme

Sensorik
Refleks fisiologis
Refleks patologis
Gejala ekstrapiramidal
Gaya berjalan dan postur tubuh
Stabilitas postur tubuh

(-), hipotoni (-), eutrofi


: Tidak ada gangguan sensibilitas
: Normal
: (-)
: (-)
: berjalan normal, postur tegak
: Normal, pasien masih dapat mempertahankan

kestabilan tubuh dengan baik


Tremor di kedua tangan
: (-)
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien perempuan berusia 52 tahun dibawa oleh keluarga karena banyak bicara
sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit dan keluarga tidak mampu merawat pasien
dirumah. Pasien sering mengajak saudaranya untuk berbincang. Pembicaraan umumnya
selalu mengenai kucing, anjing atau bu peri. Pasien juga berperilaku seperti anak-anak.
Pasien terkadang menyatakan dirinya cantik dan sering membicarakan laki-laki yang ia
8

sukai. Pasien tidak bekerja. Pasien jarang tidur, mandi, dan sehari-hari hanya menonton
televisi serta meminta makan. Pasien dirawat oleh seorang saudara jauh dan menurutnya
mereka kesulitan dalam biaya pengobatan dan akses ke pelayanan kesehatan.
Menurut pasien dan keluarga, pasien sudah mengalami gangguan jiwa sejak masa
kanak-kanak. Pasien bersekolah hingga tamat sekolah dasar. Sejak remaja, pasien hanya
tinggal bersama kakak kandung pasien dan keduanya tampak tidak mengurus diri serta
jarang berinteraksi dengan keluarga maupun masyarakat sekitar. Pasien tidak pernah
bekerja maupun menikah. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit fisik lain, riwayat
penggunaan narkoba maupun alkohol.
Pada pemeriksaan status mental, pasien kompos mentis, penampilan umum
tampak sesuai usia. Pasien bersikap tenang dan kooperatif. Pada pasien terdapat
distraktibilitas dan regresi. Pasien berbicara dengan artikulasi kurang jelas, suara sedang,
lancar dan spontan. Pada wawancara ditemukan logorea, perseverasi, miskin isi
pembicaraan dan asosiasi longgar. Mood eutimia, afek menyempit. Taraf pendidikan,
pengetahuan dan kecerdasan sesuai dengan tingkat pendidikan. Daya orientasi, daya
ingat, kemampuan berpikir abstrak dan kemampuan menolong diri baik. Pasien memiliki
halusinasi visual, waham kebesaran, waham bizar, thought broadcasting, thought
insertion dan preokupasi terutama terhadap anjing, kucing dan bu peri. Daya nilai sosial
dan uji daya nilai baik. Pasien dapat dipercaya. Tilikan pasien adalah derajat I.
Pemeriksaan fisik dan neurologis dalam batas normal.
VI. FORMULASI DIAGNOSTIK
Diagnosis aksis I : F25.0 Gangguan skizoafektif tipe manik
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan kondisi medik yang
mempengaruhi fungsi otak. Oleh karena itu gangguan mental organik (F00-09) dapat
disingkirkan. Pada pasien tidak ditemukan riwayat penggunaan alkohol ataupun zat-zat
psikoaktif sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat
psikoaktif (F10-19) dapat disingkirkan.
Pada pasien ini terdapat gejala-gejala psikotik yang sudah berlangsung lebih dari
satu bulan berupa halusinasi visual dan waham kebesaran. Gejala-gejala tersebut
merupakan gejala khas pada skizofrenia. Selain gejala psikotik, pasien menunjukkan
gejala manik berupa berkurangnya kebutuhan tidur, logorea dan distraktibilitas. Kedua
gejala skizofrenia dan gangguan afektif ini sama-sama menonjol pada saat yang
bersamaan dalam episode penyakit yang sama sehingga diagnosis lebih diberatkan pada
F25.0 yaitu gangguan skizoafektif tipe manik.
9

Diagnosis aksis II: Z 03.2 Tidak ada diagnosis aksis II


Tidak dapat ditegakkan diagnosis aksis II pada pasien ini karena pasien sudah
mengalami gangguan jiwa sejak masa kanak dimana pada usia ini kepribadian belum
terbentuk.
Diagnosis aksis III:Tidak ada diagnosis
Pada riwayat dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan medis yang berarti
secara klinis.
Diagnosis aksis IV
Masalah dengan keluarga

: pasien hanya menuruti perkataan kakak


kandungnya sedangkan anggota keluarga yang
lain tidak
: Pasien sering berpindah-pindah bekerja
: Pasien membutuhkan jaminan kesehatan yang

Masalah pekerjaan
Masalah ekonomi

dapat membantu membiayai pengobatan pasien.


Masalah akses pelayanan kesehatan: pasien tidak mau berobat dan keluarga pasien
malas membawanya ke rs jiwa karena dirasa jauh
Diagnosis aksis V (Skala GAF)

GAF HLPY

: : 60-51 (pasien memilki gejala sedang, terdapat kesulitan sedang

dalam fungsi sosial, memiliki konflik dengan orang lain)


o Fungsi Psikologi
o Fungsi Sosial

: Terdapat waham dan halusinasi


: Pasien dapat berinteraksi dengan

lingkungan sekitar. Sering marah-marah


o Fungsi Perawatan Diri
: Pasien dapat merawat dirinya sendiri

GAF Current : 70-61 (beberapa gejala ringan, namun secara umum dapat berfungsi
cukup baik, memiliki sejumlah hubungan interpersonal yang berarti)
o Fungsi Psikologi
: terdapat waham dan halusinasi tetapi
tidak sesering seperti dulu
o Fungsi Sosial
: Pasien dapat berinteraksi dengan
lingkungan sekitar dengan baik. Pasien juga sering menyapa
tetangganya dan sering mengikuti kegiatan di lingkungan
sekitarnya.
10

o Fungsi Perawatan Diri


: Pasien dapat merawat dirinya sendiri
VII.EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
: F25.0 Gangguan skizoafektif tipe manik
Diagnosis banding: F20.1 Skizofrenia hebefrenik
Aksis II
: Z 03.2 Tidak ada diagnosis aksis II
Aksis III
: Tidak ada diagnosis
Aksis IV
: Masalah dengan keluarga, masalah ekonomi, masalah pekerjaan,

Aksis V

masalah akses ke pelayanan kesahatan


: GAF current = 70

VIII. DAFTAR MASALAH


Organobiologis : Terdapat faktor herediter
Psikologis
: Halusinasi visual, waham kebesaran
Sosiobudaya
: Hendaya dalam fungsi sosial
IX. PROGNOSIS
Ad vitam
Ad functionam
Ad sanationam

: bonam
: dubia ad malam
: dubia ad malam

A. Faktor yang memperingan:


Kondisi pasien secara umum baik dan kemampuan merawat diri baik.
Masih terdapat saudara pasien yang menerima keadaan pasien dan berniat

menunjang kehidupan pasien


Pasien masih mau berinteraksi dengan orang lain.

B. Faktor yang memperberat:


Pasien mengalami gangguan kejiwaan sejak masa kanak-kanak.
Gangguan jiwa sudah berlangsung lebih dari 35 tahun.
Pasien memiliki faktor herediter untuk gangguan jiwa.
Pasien tidak merasa dirinya sakit.
Masalah dengan keluarga berupa hanya satu orang yang dituruti perinyahnya

oleh pasien.
Pasien bekerja tapi berpindah-pindah.
Pasien memiliki kesulitan ekonomi untuk membiayai pengobatan.
Akses ke pelayanan kesehatan sulit.

X. PENATALAKSANAAN
Farmakoterapi
o Haloperidol
: 3 x 5 mg
o Triheksifenidil : 3 x 2 mg
o Chlorpromazin : 1 x 100 mg

Psikoterapi
o Pasien
11

Memberi psikoterapi suportif dengan memotivasi pasien untuk meminum


obat, kontrol teratur dan memuji pasien terhadap hal positif yang telah

dilakukannya.
Memberi psikoterapi reedukatif mengenai penyakit yang dideritanya berupa
gejala dan rencana pengobatannya. Menjelaskan kepada pasien bahwa
pengobatan berlangsung lama dan perlu minum obat serta kontrol meskipun

pasien sudah merasa baik.


Memberi terapi okupasi pada pasien untuk menemukan kemampuan kerja

yang sesuai dengan minat dan bakatnya.


o Keluarga
Memberi edukasi kepada keluarga pasien mengenai penyakit pasien, gejala,

prognosis dan rencana pengobatan.


Memberi edukasi dan motivasi untuk keluarga agar memastikan pasien

meminum obat dan kontrol ke rumah sakit.


Memberi edukasi kepada keluarga agar pasien tetap melakukan aktivitas
sehari-hari seperti mandi, membantu membersihkan rumah dan lain
sebagainya.

12

Anda mungkin juga menyukai