Anda di halaman 1dari 8

RSU ANUTAPURA PALU

1. Identitas Pasien
Nama
: Ny.M
Umur
: 34 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Jl. Pesisalangsa, Poboya
Agama
: Islam
Status
: Menikah
Pekerjaan
: URT
Tanggal pemeriksaan : 20 Oktober 2014
Ruangan
: Poliklinik Kulit dan Kelamin RSU Anutapura
2. Anamnesis
Keluhan utama : Gatal dan agak nyeri di antara jari tangan
Riwayat penyakit sekarang :
Seorang wanita, umur 34 tahun datang ke poliklinik kesehatan kulit
dan kelamin RSU Anutapura dengan keluhan kulit kering, kemerahan,
kulit bersisik, gatal sepanjang hari dan terasa pedih di antara jari-jari kedua
tangannya dan kedua telapak tangan. Terlihat penebalan kulit pada bagian
sela jari. Keluhan dialami pasien berlangsung dalam waktu yang telah
lama. Awalnya hanya rasa gatal dan panas sepanjang hari dengan kulit
yang bersisik dan kemerahan yang disertai rasa pedih pada sela jari kedua
tangan pasien kemudian berpindah sampai ke telapak tangan pasien.
Pasien mengaku sering menggunakan beberapa produk detergen untuk
mencuci dan terasa panas saat menggunakannya. Riwayat pengobatan
sebelumnya dengan pemakaian salep yang diperoleh dari berobat di
Puskesmas. Pengobatan yang diberikan tidak memberikan perubahan pada
keluhan pasien.
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat hipertensi
: (-)
Riwayat alergi makanan : (-)
Riwayat alergi obat
: (-)
Riwayat keluarga
:
Tidak ada anggota keluarga penderita yang menderita penyakit yang sama.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Status Generalisata
Keadaan umum
: Sakit ringan
Kesadaran
: Kompos mentis
Status gizi
: Gizi baik
b. Vital sign

Tekanan darah
: tidak dilakukan
Nadi
: tidak dilakukan
Pernapasan
: tidak dilakukan
Suhu
: tidak dilakukan
c. Ujud kelainan kulit : eritema dan skuama
Lokalisasi :
i. Kepala
: Tidak terdapat ujud kelainan kulit
ii. Leher
: Tidak terdapat ujud kelainan kulit
iii. Dada
: Tidak terdapat ujud kelainan kulit
iv. Punggung
: Tidak terdapat ujud kelainan kulit
v. Perut
: Tidak terdapat ujud kelainan kulit
vi. Genitalia
: Tidak terdapat ujud kelainan kulit
vii. Selangkangan
: Tidak terdapat ujud kelainan kulit
viii. Bokong
: Tidak terdapat ujud kelainan kulit
ix. Ekstremitas atas
: terdapat eritema dan skuama tidak
berbatas tegas serta likenifikasi.
x. Ekstremitas bawah : Tidak terdapat ujud kelainan kulit

4. Gambar
Bagian tangan

Gambar 1 Skuama dan likenifikasi pada jari-jari tangan

Gambar 2 Skuama dan eritema pada sela jari tangan kanan

Gambar 3 eritema, skuama dan likenifikasi pada jari-jari tangan kiri

Gambar 4 skuama pada sela jari telapak tangan

Gambar 5 eritema dan skuama pada telapak tangan

5. Resume
Seorang wanita, umur 34 tahun datang ke poliklinik kesehatan kulit
dan kelamin RSU Anutapura dengan keluhan eritema, skuama dan
likenifikasi yang disertai pruritus sepanjang hari dan rasa pedih pada sela
jari-jari kedua tangan. Keluhan dialami pasien berlangsung dalam waktu
yang telah lama. Awalnya muncul pruritus sepanjang hari kemudian
eritema, skuama, dan likenifikasi yang disertai rasa nyeri. Ada riwayat
pengobatan sebelumnya dengan berobat ke Puskesmas dan diberikan obat
salep namun keluhan pasien tidak membaik. Pemeriksaan fisik hanya
dengan inspeksi tanpa melakukan pemeriksaan vital sign.
6. Diagnosis Banding
- Dermatitis kontak iritan
- Dermatitis kontak alergi
- Dermatitis atopik
- Tinea corporis
7. Anjuran Pemeriksaan
- Patch test/tes tempel
- Pemeriksaan KOH
- Histopatologi
8. Diagnosis Kerja
Dermatitis kontak iritan
9. Penatalaksanaan
a. Medikamentosa
- Topikal :
Salep hidrokortison 1% oleskan 2-3x/hari
Salep gentamicin 0,1% oleskan 3-4x/hari
- Sistemik
Cetirizine 10 mg 1x1
b. Non medikamentosa
- Hentikan pemakaian bahan iritan yang dicurigai sebagai penyebab
- Hindari garukan pada lesi
- Melakukan proteksi seperti penggunaan sarung tangan
- Mengganti bahan iritan yang digunakan dengan bahan lain.
10. Prognosis
- Qua ad vitam
: ad bonam
- Qua at fungtionam : ad bonam
- Qua at sanationam : ad bonam
- Qua at cosmetikam : ad bonam

PEMBAHASAN
Seorang wanita, umur 34 tahun datang ke poliklinik kesehatan kulit dan
kelamin RSUD Anutapura dengan keluhan kulit kering, kemerahan, kulit bersisik,
gatal sepanjang hari dan terasa pedih di antara jari-jari kedua tangannya dan kedua
telapak tangan. Terlihat penebalan kulit pada bagian sela jari. Keluhan dialami
pasien berlangsung dalam waktu yang telah lama. Awalnya hanya rasa gatal dan
panas sepanjang hari dengan kulit yang bersisik dan kemerahan yang disertai rasa
pedih pada sela jari kedua tangan pasien kemudian berpindah sampai ke telapak
tangan pasien. Pasien mengaku sering menggunakan beberapa produk detergen
untuk mencuci. Ada riwayat pengobatan sebelumnya dengan pemakaian salep
yang diperoleh dari berobat di Puskesmas. Pengobatan yang diberikan tidak
memberikan perubahan pada keluhan pasien. Pemeriksaan fisik hanya dengan
inspeksi yang menunjukan ujud kelainan kulit yaitu eritema, skuama dan
likenifikasi pada sela jari-jari tangan. Pemerikaan vital sign tidak dilakukan pada
pasien.
Dermatitis

kontak

iritan

(DKI)

merupakan

reaksi

peradangan

nonimunologik pada kulit yang disebabkan oleh kontak dengan faktor eksogen
maupun endogen. Faktor eksogen berupa bahan-bahan iritan (kimiawi, fisik
maupun biologik) dan faktor endogen memegang peranan penting pada penyakit
ini.1
Dermatitis kontak iritan lebih banyak tidak terdeteksi secara klinis
disebabkan karena penyebabnya yang bermacam-macam dan interval waktu

antara kontak dengan bahan iritan serta munculnya ruam tidak dapat
diperkirakannya. Dermatitis muncul segera setelah pajanan dan tingkat
keparahannya ditentukan berdasarkan kuantitas, konsentrasi, dan lamanya terpajan
oleh bahan iritan tersebut.2
Penyakit ini merupakan penyakit multifaktor dimana faktro eksogen (iritan
dan lingkungan) dan endogen (host) sangat berperan. Faktor eksogen Selain
dengan asam dan basa kuat, tidak mungkin untuk memprediksi potensial iritan
sebuah bahan kimia berdasarkan struktur molekulnya. Potensial iritan bentuk
senyawa mungkin lebih sulit untuk diprediksi. Faktor-faktor yang dimaksudkan
termasuk : (1) Sifat kimia bahan iritan: pH, kondisi fisik, konsentrasi, ukuran
molekul, jumlah, polarisasi, ionisasi, bahan dasar, kelarutan ; (2) Sifat dari
pajanan: jumlah, konsentrasi, lamanya pajanan dan jenis kontak, pajanan serentak
dengan bahan iritan lain dan jaraknya setelah pajanan sebelumnya ; (3) Faktor
lingkungan: lokalisasi tubuh yang terpajan dan suhu, dan faktor mekanik seperti
tekanan, gesekan atau goresan. Kelembapan lingkungan yang rendah dan suhu
dingin menurunkan kadar air pada stratum korneum yang menyebabkan kulit lebih
rentan pada bahan iritan. Sedangkan faktor endogen yaitu faktor genetik, jenis
kelamin, umur, lokasi kulit dan riwayat atopi.1
Berdasarkan penyebab dan pengaruh faktor-faktor tersebut ada yang
mengklasifikasi DKI menjadi 10 macam yaitu dermatitis kontak iritan akut,
dermatitis kontak iritan akut lambat, dermatitis kumulatif, reaksi iritan, dermatitis
kontan iritan traumatik, dermatitis kontak iritan noreritematosa, dermatitis kontak
subyektif, reaksi pustular atau acneform, eksikasi ekzematik, dan dermatitis
friksional.3
Identifikasi dan eliminasi iritan dan perlindungan dari paparan lebih lanjut
sangat penting dalam manajemen dermatitis kontak iritan. Berkembangnya
dermatitis, dapat digunakan obat topikal. Penggunaan kortikosteroid topikal dalam
manajemen DKI masih kontroversial, tetapi mereka mungkin menggunakannya
karena memiliki efek anti-inflamasi.1
Ketika pertahanan kulit rusak,

hal

tersebut

berpotensial

untuk

terjadinyainfeksi sekunder oleh bakteri. Perubahan pH kulit dan mekanisme


antimikroba yang telah dimiliki kulit, mungkin memiliki peranan yang penting

dalam evolusi, persisten, dan resolusi dari dermatitis akibat iritan, tapihal ini
masih dipelajari. Secara klinis, infeksi diobati dengan menggunakan antibiotik
oral

untuk

mencegah

perkembangan

selulit

dan

untuk

mempercepat penyembuhan. Secara bersamaan, glukokortikoid topikal, emolien,


dan antiseptik juga digunakan. Sedangkan antihistamin mungkin dapat
mengurangi

pruritus

yang

disebabkan

oleh

dermatitis

akibat

iritan.

Terdapat percobaan klinis secara acak mengenai efisiensi antihistamin untuk


dermatitis kontak iritan, dan secara klinis antihistamin biasanya diresepkan
untuk mengobati beberapa gejala simptomatis.4
DAFTAR PUSTAKA
1. Wolff K, Lowel AG, Stephen IK, Barbara AG, Amy SP, David JL,
editors.Fitzpatricks Dermatology in general medicine. 7th ed. New York:
McGraw Hill; 2008.p.396-401.2.
2. Chew AL and Howard IM, editors. Ten Genotypes Of Irritant Contact
Dermatitis.

In:

Chew

AL

and

Howard

IM,

editors.

Irritant

Dermatitis.Germany: Springer-Verlag Berlin Heidelberg; 2006.p.5-8


3. Sularsito, S.A dan Suria Djuanda, editors. Dermatitis. In: Djuanda
A,Mochtar H, Aisah S, editors. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin.
Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2008.p.130-33
4. Levin C, Basihir SJ, and Maibach HI, editors. Treatment Of Irritant
Contact Dermatitis. In: : Chew AL and Howard IM, editors. Irritant
Dermatitis.Germany: Springer-Verlag Berlin Heidelberg; 2006.p.461-5
5. Katzung, B.G., Farmakologi Dasar dan Klinik.EGC.Jakarta.2011.p.784

Anda mungkin juga menyukai